Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 185440 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Audriella Ruth Jim
"Biofilm merupakan dugaan faktor penyebab hubungan korelasi positif antara makroplastik dan ikan red devil yang ditemukan di Situ Mahoni dan Situ Salam, Universitas Indonesia. Situ Rawa Besar merupakan salah satu situ yang tercemar sampah plastik akibat aktivitas manusia yang tinggi. Penelitian ini bertujuan mengetahui komponen dan struktur komunitas biofilm pada makroplastik jenis kresek dan kemasan di Situ Rawa Besar serta mengetahui parameter fisika-kimia yang memengaruhi kepadatan komponen biofilm pada makroplastik jenis kresek dan kemasan di Situ Rawa Besar pada bulan Februari 2023. Penelitian berlangsung pada bulan Februari—Juni 2023. Pengambilan sampel terbagi menjadi 9 substasiun untuk 3 stasiun Situ Rawa Besar. Parameter fisika-kimia yang diukur mencakup intensitas cahaya, kecerahan, suhu, DO, fosfat, nitrat, dan pH. Hubungan faktor lingkungan dan kepadatan komponen biofilm dianalisis menggunakan PCA. Secara keseluruhan, komponen biofilm yang ditemukan terdiri atas 27 marga dari 7 kelas. Planktothrix merupakan marga dengan tingkat kepadatan paling tinggi pada kedua jenis makroplastik, yaitu 79.244 ind/cm2 pada makroplastik jenis kresek dan 92.142 ind/cm2 pada makroplastik jenis kemasan. Parameter fisika-kimia yang berkorelasi positif paling kuat dengan kepadatan komponen biofilm pada jenis kresek adalah pH, sedangkan pada jenis kemasan adalah intensitas cahaya.

Biofilm is the suspected factor for the positive correlation between macroplastics and red devil fish found in Situ Mahoni and Situ Salam, University of Indonesia. Situ Rawa Besar is polluted with plastic waste due to high human activity. This research aims to determine the components and structure of the biofilm community on macroplastics type crackle and packaging in Situ Rawa Besar and to determine the physico-chemical parameters that affect the density of biofilm components on macroplastics type crackle and packaging in Situ Rawa Besar on February 2023. The research took place in February—June 2023. Sampling was conducted in 9 substations for each 3 stations of Situ Rawa Besar. The physico-chemical parameters measured included light intensity, water clarity, temperature, DO, phosphate, nitrate, and pH. The relationship between environmental factors and biofil component density was analyzed using PCA. Overall, the biofilm components found consisted of 27 genera from 7 classes. Planktothrix was the genus with the highest density in both types of macroplastics, with 79.244 ind/cm2 on cracke type and 92.142 ind/cm2 on packaging type. The physico-chemical parameter that had the strongest positive-correlation with biofilm component density in the crackle type was pH, while in in the packaging type was light intensity."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
hapus4
"Mikrobiota akuatik yang hidup menempel di berbagai substrat dan sangat sensitif terhadap pencemaran yang terjadi di perairan dapat menggambarkan kondisi perairan, yaitu perifiton. Penelitian bertujuan untuk menganalisis struktur komunitas perifiton dan parameter fisika-kimia air yang memengaruhi komponen perifiton. Penelitian berlokasi di Situ Rawa Besar, Depok, Jawa Barat yang dilakukan pada bulan Februari—Mei 2023. Parameter fisika-kimia yang diukur terdiri dari suhu, intensitas cahaya, kecerahan, derajat keasaman (pH), oksigen terlarut (DO), nitrat, dan fosfat. Sampel perifiton diambil dengan menyikat cangkang Pomacea canaliculata. Pencacahan perifiton menggunakan Sedgewick Rafter Counting Chamber di bawah mikroskop dengan pembesaran 100x dan diidentifikasi sampai tingkat marga. Data perifiton dihitung struktur komunitas dan dianalisis ada atau tidak ada perbedaan indeks keanekaragaman antarstasiun dengan uji T Independen menggunakan Microsoft Excel 365. Hasil penelitian ditemukan 26 marga perifiton dengan kepadatan perifiton tertinggi berasal dari kelas Cyanophyceae sebesar 103.752,5 plankter/cm2 dan terendah dari kelas Monogononta sebesar 32,50 plankter/cm2. Indeks keanekaragaman perifiton tergolong rendah (H’<1) dan menggambarkan kondisi perairan Situ Rawa Besar telah tercemar. Indeks kemerataan dan indeks dominansi perifiton menunjukkan penyebaran individu antar jenis tidak merata dan terdapat sekelompok jenis tertentu yang mendominasi di Situ Rawa Besar. Marga perifiton yang mendominansi Situ Rawa Besar adalah Planktothrix dan Arthrospira. Hasil analisis uji T Independen tidak terdapat perbedaan yang signifikan (thitung < ttabel dan p >0,05) terhadap nilai indeks keanekaragaman perifiton antarstasiun di Situ Rawa Besar, Depok, Jawa Barat.

Aquatic microbiota that live attached to various substrates and are susceptible to pollution in the water can describe the condition of the water, namely periphyton. The study aimed to analyze the structure of the periphyton community and the physico-chemical parameters of water that affect the periphyton component. The research was done in Situ Rawa Besar, Depok, West Java, from February to May 2023. The physico-chemical parameters measured consisted of temperature, light intensity, brightness, acidity (pH), dissolved oxygen (DO), nitrate, and phosphate. Periphyton samples were taken by brushing the shell of Pomacea canaliculata. The counting of periphyton used Sedgewick Rafter Counting Chamber under a microscope with 100x magnification and identified to the genera level. Periphyton data calculated community structure and analyzed whether or not there is a difference in diversity index between stations with Independent T test using Microsoft Excel 365. The results of the study found 26 genera of periphyton with the highest periphyton density coming from the Cyanophyceae class of 103,752.5 plankter/cm2 and the lowest from the Monogononta class of 32.50 plankter/cm2. The periphyton diversity index is low (H'<1) and illustrates that the waters of Situ Rawa Besar were polluted. The evenness index and dominance index of periphyton show that the distribution of individuals between species is uneven and there is a certain group of species that dominate in Situ Rawa Besar. Periphyton genera that dominate Situ Rawa Besar are Planktothrix and Arthospira. The results of the Independent T test analysis showed no significant difference (tcount < ttable and p>0.05) in the value of the periphyton diversity index of inter-station in Situ Rawa Besar, Depok, West Java."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Alfade
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2000
S31177
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Junwinanto
"Untuk mengetahui perbandingan struktur komunitas fitoplankton di perairan Situ Rawa Besar (luas 17 ha) dan Situ Rawa Kaiong (luas 8,23 ha) Kabupaten Bogor, Jawa Barat, telah dilakukan penelitian bersifat deskriptif analitik pada buian Mei-Juni 1998. Pengambilan sampel di setiap stasiun dilakukan secara horizontal dan vertikai, diikuti pengukuran kuaiitas air yaitu: suhu, kecerahan, pH, DO, dan BOD5. Hasil penelitian diperoleh 73 marga fitoplankton di Situ Rawa Besar terdiri dari Cyanophyta (11 marga), Chrysophyta (19 marga), Chlorophyta (39 marga), Dinophyta (1 marga), dan Euglenophyta (3 marga). Di Situ Rawa Kaiong diperoleh 33 marga terdiri dari Cyanophyta (6 marga), Chrysophyta (13 marga), Chlorophyta (11 marga), Dinophyta (1 marga), #■ Charophyta (1 marga), dan Euglenophyta (1 marga). Jumlah individu fitoplankton di Situ Rawa Besar dan Situ Rawa Kaiong yaitu: 45.419 ind/l dan 187.916 ind/l, indeks keanekaragaman dan indeks kemerataan di Situ Rawa Besar dan Situ Rawa Kaiong yaitu: 1,60; 0,37 dan 0,55; 0,16 serta indeks kesamaan kedua situ sebesar 43,4%. Hasil pengukuran kuaiitas air di Situ Rawa Besar meliputi suhu, kecerahan, pH, DO, dan BOD5 masing-masing berkisar 29--33''C; 14-27 cm; 6-8; 1,3-6 ppm dan 2,6-4,47 ppm. Hasil pengukuran kuaiitas air di Situ Rawa Kaiong meliputi suhu, kecerahan, pH, DO, dan BOD5 masing-masing 29-34°C; 16,5-29 cm; 6-10; 1-8 ppm, 4,17-6,98 ppm. Hasil penelitian dapat disimpulkan jumlah marga di Situ Rawa Besar lebih besar dibandingkan Situ Rawa Kaiong, tetapi kepadatannya lebih kecil dibandingkan dengan Situ Rawa Kaiong. Marga yang mendominasi kedua situ dari Divisi cyanophyta yaliu Microcystis. Indaks kaanakaragaman tartinggi dan terandah tardapat di Situ Rawa Basar (1,60) dan Situ Rawa Kalong (0,55). Kaanakaragaman di kadua situ barbada nyata. Indaks kamarataan tartinggi dan tarandah tardapat di Situ Rawa Basar (0,37) dan Situ Rawa Kalong (0,16). Indaks kasamaan di kadua situ sadang (43,4%)."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Universitas Indonesia, 1998
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Wulandari Milennisa
"Fitoplankton memiliki peran penting sebagai produsen primer dalam ekosistem perairan, karena mengandung pigmen klorofil yang diperlukan untuk fotosintesis. Klorofil-a diketahui menjadi pigmen utama dalam kloroplas yang menentukan fotosintesis. Kelimpahan fitoplankton diduga memiliki keterkaitan yang kuat dengan konsentrasi klorofil-a di perairan. Penelitian bertujuan untuk mengetahui hubungan kelimpahan fitoplankton dan konsentrasi klorofil-a di Situ Rawa Besar serta mengetahui divisi fitoplankton yang paling berpengaruh terhadap konsentrasi klorofil-a di Situ Rawa Besar. Penelitian berlangsung pada bulan Mei—Juni 2022. Pengambilan sampel terbagi atas 18 substasiun yang ditentukan berdasarkan purposive sampling. Pencacahan fitoplankton dilakukan dengan sedgwick-rafter counting chamber dan pengukuran klorofil-a dengan metode spektrofotometri. Adapun parameter fisika-kimia yang diukur meliputi arus, intensitas cahaya, kecerahan, suhu, dissolved oxygen (DO), nitrat, fosfat, dan pH. Data kelimpahan fitoplankton dan konsentrasi klorofil-a dianalisis menggunakan regresi linear sederhana. Analisis data kelimpahan setiap divisi fitoplankton dan konsentrasi klorofil-a menggunakan regresi linear berganda. Berdasarkan hasil penelitian kelimpahan fitoplankton di Situ Rawa Besar berada pada kisaran 11.672—22.528 plankter/L. Konsentrasi klorofil-a di Situ Rawa Besar berada pada kisaran 0,20—0,74 mg/L. Analisis data menunjukkan terdapat korelasi positif sangat kuat antara kelimpahan fitoplankton dan konsentrasi klorofil-a dengan koefisien korelasi (R) sebesar 0,821. Cyanophyta dan Chlorophyta merupakan divisi yang memiliki pengaruh paling besar terhadap konsentrasi klorofil-a di Situ Rawa Besar.

Phytoplankton has an essential role as a primary producer in aquatic ecosystems because it has chlorophyll pigment that needed for photosynthesis. Chlorophyll-a is the primary pigment in chloroplasts that determines photosynthesis. The abundance of phytoplankton is thought have a close relationship with chlorophyll-a concentration. The purpose of this reserch is to know the relationship between phytoplankton abundance with chlorophyll-a concentration in Situ Rawa Besar and to know the phytoplankton division that most influence on the concentration of chlorophyll-a in Situ Rawa Besar. This research started from Mei—June 2022. The sampling location divided into 18 substations based on purposive sampling. The counting of phytoplankton were carried out using Sedgwick rafter counting chamber and the measurement of chlorophyll-a use spectrophotometric method. The physic and chemical parameters were measure including current, light intensity, brightness, temperature, dissolved oxygen (DO), nitrate, phosphate, and pH. Phytoplankton abundance and chlorophyll-a concentration were analyzed using simple linear regression. The data of phytoplankton abundance from each division and chlorophyll-a concentration were analyzed using multiple linear regression. Based on the results, the phytoplankton abundance in Situ Rawa Besar ranges from 11.672—22.528 plankter/L. Chlorophyll-a concentration in Situ Rawa Besar ranges from 0,20—0,74 mg/L. Data analysis shows a very close positive correlation between the abundance of phytoplankton and chlorophyll-a concentration in Situ Rawa Besar with a correlation coefficient (R) of 0.821. Cyanophyta and Chlorophyta divisions are also known to affect the concentration of chlorophyll-a in Situ Rawa Besar significantly."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Galant Damar Aji
"Penelitian ini dilatarbelakangi oleh meningkatnya polusi plastik yang menyebabkan pencemaran mikroplastik di perairan air tawar. Situ Rawa Besar, Depok merupakan salah satu situ yang tercemar oleh mikroplastik akibat aktivitas manusia di sekitarnya. Mikroplastik dapat berdampak negatif bagi organisme akuatik seperti ikan sapu-sapu Pterygoplichthys pardalis yang merupakan spesies invasif dan bioindikator pencemaran mikroplastik di situ. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kelimpahan, bentuk dan warna mikroplastik pada air, sedimen, insang dan saluran pencernaan ikan sapu-sapu di Situ Rawa Besar serta menguji perbedaan kelimpahan mikroplastik pada tahun 2022 dengan 2023. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kuantitatif untuk menganalisis kelimpahan, bentuk dan warna mikroplastik pada air, sedimen, insang, dan saluran pencernaan sapu-sapu di Situ Rawa Besar. Pengambilan sampel dilakukan di tiga stasiun. Parameter fisika-kimia air seperti suhu, pH, oksigen terlarut, dan kecerahan air diukur secara in situ. Sampel air 20 L disaring menggunakan plankton net dan sampel sedimen diambil menggunakan Ekman grab dan dikeringkan dengan oven, lalu ditambahkan larutan NaCl jenuh. Sampel ikan sapu-sapu diambil sebanyak 15 ekor dengan menggunakan jaring ikan. Sampel insang dan saluran pencernaan ikan dipisahkan dengan menggunakan dissecting set dan dilarutkan dengan HNO3 kemudian ditambahkan larutan NaCl jenuh. Perhitungan partikel mikroplastik dilakukan di bawah mikroskop dan sampel diletakkan pada Sedgwick Rafter Chamber. Mikroplastik dianalisis kelimpahannya dan diklasifikasikan menurut bentuknya (pellet, fiber, film, dan fragmen) serta dihitung persentase komposisi mikroplastik dalam sampel. Hasil penelitian pada tahun 2022 menunjukkan bahwa kelimpahan mikroplastik berkisar antara 12,67 – 20,33 partikel L-1 pada air, 14.400,00-38.400,00 partikel kg-1 pada sedimen, 250,67-386,67 partikel ind-1 pada insang, dan 313,33-369,33 partikel ind-1 pada saluran pencernaan. Kelimpahan mikroplastik tersebut lebih rendah dari kelimpahannya pada tahun 2023, yaitu berkisar antara 14,67-32,00 partikel L-1 pada air, 16.533,33-41.600,00 partikel kg-1 pada sedimen, 333,33-446,67 partikel ind-1 pada insang, dan 429,33-502,67 partikel ind-1 pada saluran pencernaan. Bentuk mikroplastik yang paling dominan adalah fiber pada air dan ikan sapu-sapu, fragmen pada sedimen. Warna mikroplastik yang paling dominan adalah biru pada air dan sedimen, hitam pada insang dan saluran pencernaan ikan sapu-sapu. Kelimpahan mikroplastik pada tahun 2023 lebih tinggi dibandingkan tahun 2022, dengan peningkatan sebesar 15,24% pada insang, 24,25% pada saluran pencernaan, 27,91% pada air, dan 7,12% pada sedimen. Penelitian ini menunjukkan peningkatan jumlah mikroplastik di Situ Rawa Besar seiring berjalannya waktu yang didukung oleh beberapa faktor seperti peningkatan populasi, peningkatan sampah plastik, aktivitas antropogenik, dan curah hujan.

This research was motivated by the increasing plastic pollution that causes microplastic contamination in freshwater bodies. Situ Rawa Besar, Depok is one of the lakes that is polluted by microplastics due to human activities around it. Microplastics can have negative impacts on aquatic organisms such as Amazon Sailfin Catfish Pterygoplichthys pardalis which is an invasive species and a bioindicator of microplastic pollution in the lake. This research aims to analyze the abundance, shape and color of microplastics in water, sediment, gills and digestive tract of sailfin catfish in Situ Rawa Besar and to test the difference in microplastic abundance between 2022 and 2023. This research uses descriptive quantitative method to analyze the abundance, shape and color of microplastics in water, sediment, gills, and digestive tract of sailfin catfish in Situ Rawa Besar. Sampling was done at three stations. Physico-chemical parameters of water such as temperature, pH, dissolved oxygen, and water clarity were measured in situ. Water samples of 20 L were filtered using plankton net and sediment samples were taken using Ekman grab and dried with oven, then added with saturated NaCl solution. Sailfin catfish samples were taken as many as 15 individuals using fish net. Gill and digestive tract samples were separated using dissecting set and dissolved with HNO3 then added with saturated NaCl solution. Microplastic particle counting was done under microscope and samples were placed on Sedgwick Rafter Chamber. Microplastics were analyzed for their abundance and classified according to their shape (pellet, fiber, film, and fragment) and the percentage composition of microplastics in the sample was calculated. The results of the research in 2022 showed that the abundance of microplastics ranged from 12.67-20.33 particles L-1 in water, 14,400.00-38,400.00 particles kg-1 in sediment, 250.67-386.67 particles ind-1 in gills, and 313.33-369.33 particles ind-1 in digestive tract. The abundance of microplastics was lower than its abundance in 2023, which ranged from 14.67-32.00 particles L-1 in water, 16,533.33-41,600.00 particles kg-1 in sediment, 333.33-446.67 particles ind-1 in gills, and 429.33-502.67 particles ind-1 in digestive tract. The most dominant shape of microplastics was fiber in water and sailfin catfish, fragment in sediment and digestive tract of sailfin catfish. The most dominant color of microplastics was blue in water and sediment, black in gills and digestive tract of sailfin catfish. The abundance of microplastics increased from 2022 to 2023, with an increase of 15.24% in gills, 24.25% in digestive tract, 27.91% in water, and 7.12% in sediment. This research shows an increase in the number of microplastics in Situ Rawa Besar over time supported by several factors such as population growth, increased plastic waste, anthropogenic activities, and rainfall."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia;Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia;Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia;Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia;Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Salwa Allyah Zahrah
"Peningkatan jumlah limbah plastik yang dibuang ke Situ Rawa Besar mengancam habitat ikan cere. Limbah plastik akan terdegradasi menjadi partikel kecil yang disebut dengan mikroplastik. Mikroplastik dapat terkonsumsi oleh ikan cere karena ukurannya yang mirip dengan sumber makanannya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adanya keberadaan mikroplastik dan menganalisis berbagai macam bentuk mikroplastik pada air, sedimen dan ikan cere Gambusia affinis (Baird & Girard, 1853) di Situ Rawa Besar pada musim kemarau 2022 dan musim hujan 2023. Seluruh sampel diambil di 3 stasiun yaitu inlet, midlet, dan outlet. Sampel air 20 L disaring menggunakan plankton net 350 mesh, sampel sedimen diambil 250 mL menggunakan Ekman grab, ikan cere diambil secara acak menggunakan dip net sebanyak 15 individu. Sampel ikan diawetkan dengan alkohol 70% dan diekstraksi menggunakan 5mL HNO3 1 M. Sedimen dikeringkan pada oven 65C dan dihaluskan. Seluruh sampel dilarutkan dengan NaCl jenuh. Larutan dihomogenisasi sebanyak 20 mL dan 1 mL diteteskan pada Sedgewick Rafter Chamber untuk diamati di bawah mikroskop cahaya. Hasil pengamatan pada musim kemarau 2022 menunjukkan total rata-rata kelimpahan mikroplastik pada air sejumlah 46,33 ± 4,67 partikel L-1, pada sedimen sejumlah 31.777,78 ± 16.344,67 partikel kg-1, pada ikan cere sejumlah 291,11 ± 73,10 partikel ind-1 atau 93,52 ± 14,33 partikel cm-1. Sementara itu, pada musim hujan 2023 menunjukkan total rata-rata kelimpahan mikroplastik pada air sejumlah 64,67 ± 8,70 partikel L-1 , pada sedimen sejumlah 34.222,22 ± 17.493,91 partikel kg-1, dan pada ikan cere sejumlah 254,00 ± 40,28 partikel ind-1 atau 89,71 ± 12,15 partikel cm-1. Hasil Uji Korelasi Spearman menunjukkan terdapat korelasi positif sangat kuat antara kelimpahan mikroplastik pada air dengan sedimen, serta antara panjang ikan cere dengan kelimpahan mikroplastik pada ikan cere. Hasil analisis Uji T Dua Sampel menunjukkan tidak terdapat perbedaan nyata pada seluruh sampel.

The increasing amount of plastic waste dumped into Situ Rawa Besar threatens the mosquitofish habitat. Plastic waste degrades into small particles called microplastics. Microplastics can be consumed by mosquitofish because their size is similar to that of their food source. This research aims to determine the presence of microplastics and analyze various forms of microplastics in water, sediment, and the mosquitofish Gambusia affinis (Baird & Girard, 1853) in Situ Rawa Besar during the 2022 dry season and the 2023 wet season. All samples were taken at three stations, namely inlet, midlet, and outlet. A 20 L water sample was filtered using a 350 mesh plankton net, 250 mL sediment samples were taken using an Ekman grab, and 15 mosquitofish were randomly captured using a dip net. Fish samples were preserved with 70% alcohol and extracted using 5 mL of 1 M HNO3. The sediment was dried in an oven at 65°C and ground. All samples were dissolved with saturated NaCl. The solution was homogenized to 20 mL, and 1 mL was dropped into the Sedgewick Rafter Chamber to be observed under a light microscope. The results of observations in the 2022 dry season showed that the total average abundance of microplastics in the water was 46.33 ± 4.67 particles L-1, in sediment was 31,777.78 ± 16,344.67 particles kg-1, and in mosquitofish was 291.11 ± 73.10 particles ind-1 or 93.52 ± 14.33 particles cm-1. Meanwhile, in the 2023 wet season, the total average abundance of microplastics in the water was 64.67 ± 8.70 particles L-1, in the sediment was 34,222.22 ± 17,493.91 particles kg-1, and in mosquitofish was 254.00 ± 40.28 particles ind-1 or 89.71 ± 12.15 particles cm-1. The results of the Spearman Correlation Test showed that there was a very strong positive correlation between the abundance of microplastics in water and sediment, as well as between the length of mosquitofish and the abundance of microplastics in mosquitofish. The results of the Two Sample T Test analysis show that there are no significant differences in all samples."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan ALam Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rahadianti Cahyani Putri Widadi
"Fitoplankton sebagai organisme fotosintetik berperan penting sebagai produsen primer. Fitoplankton menghasilkan oksigen serta bahan organik dalam perairan yang berfungsi sebagai pilar utama dalam jaring-jaring makanan. Kelimpahan fitoplankton dalam perairan diketahui dipengaruhi oleh berbagai faktor lingkungan fisika-kimia seperti intensitas cahaya, suhu, kecerahan, oksigen terlarut (dissolved oxygen), nitrat, fosfat, dan pH. Parameter fisika-kimia perairan diduga memiliki keterkaitan kuat dengan kelimpahan fitoplankton. Penelitian yang dilakukan bertujuan untuk mengetahui jenis serta kelimpahan fitoplankton dan mengetahui hubungan parameter fisika-kimia perairan terhadap kelimpahan fitoplankton di Situ Rawa Besar, Depok, Jawa Barat. Penelitian dilakukan pada bulan Februari—Maret 2023. Metode purposive sampling digunakan dalam pengambilan sampel dari 9 stasiun dengan 3x pengulangan. Sedgewick-rafter counting cell digunakan untuk pencacahan fitoplankton. Parameter fisika-kimia yang diukur di antaranya, intensitas cahaya, suhu, kecerahan, oksigen terlarut (dissolved oxygen), nitrat, fosfat, dan pH. Data parameter fisika-kimia dan kelimpahan fitoplankton dianalisis menggunakan metode PCA (Principal Component Analysis) dengan software R (R Studio). Rata-rata hasil parameter fisika-kimia menunjukkan konsentrasi DO sebesar 6,36 ppm, nitrat sebesar 6,77 mg/L, fosfat 0,02 mg/L, pH 9,54, kecerahan sebesar 13,30 cm, suhu sebesar 27,41°C, dan intensitas cahaya sebesar 8.201,3 lux. Hasil penelitian menunjukkan kelimpahan fitoplankton berada di rentang 27,8─518.945 individu/L. Planktothrix merupakan genus dengan kelimpahan tertinggi yaitu 518.945 individu/L dan kelimpahan terendah ada pada genus Actinastrum dengan nilai 27,8 individu/L. Analisis data dengan PCA menunjukkan korelasi positif antara kelimpahan fitoplankton dengan parameter fosfat, suhu, pH, dan intensitas cahaya.

Phytoplankton as photosynthetic organisms play an important role as primary producers. Phytoplankton produce oxygen and organic matter in the waters which serve as the main pillars of food webs. The abundance of phytoplankton in waters is known to be influenced by various physico-chemical environmental factors such as light intensity, temperature, brightness, dissolved oxygen, nitrate, phosphate, and pH. The physico-chemical parameters of the waters are thought to have a strong relationship with the abundance of phytoplankton. The aim of the research was to determine the types and abundance of phytoplankton and to determine the relationship between the physico-chemical parameters of the waters and the abundance of phytoplankton in Lake Rawa Besar, Depok, West Java. The research was conducted in February-March 2023. The purposive sampling method was used in taking samples from 9 stations with 3 repetitions. Sedgewick-rafter counting cell is used for counting phytoplankton. The physico-chemical parameters measured included light intensity, temperature, brightness, dissolved oxygen, nitrate, phosphate, and pH. Physico-chemical parameter data and phytoplankton abundance were analyzed using the PCA (Principal Component Analysis) method with R software (R Studio). The average results of the physico-chemical parameters showed DO concentrations of 6.36 ppm, nitrates of 6.77 mg/L, phosphates of 0.02 mg/L, pH 9.54, brightness of 13.30 cm, temperature of 27.41°C, and a light intensity of 8,201.3 lux. The results showed that the abundance of phytoplankton was in the range of 27.8-518,945 individuals/L. Planktothrix is the genus with the highest abundance of 518,945 individuals/L and the lowest abundance is in the Actinastrum genus with a value of 27.8 individuals/L. Data analysis using PCA showed a positive correlation between the abundance of phytoplankton and the parameters of phosphate, temperature, pH, and light intensity."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dian Indrianti
"Keong Mas (Pomacea canaliculata) di Situ Rawa Besar, Depok, Jawa Barat ditemukan melimpah dibandingkan dengan keong lainnya, telur keong mas ditemukan berada hampir di sepanjang dinding pembatas situ. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh fekunditas terhadap melimpahnya keong mas, mengetahui hubungan berat clutch telur dengan jumlah telur, berat clutch dengan diamter telur, dan ukuran cangkang dengan jumlah telur. Sampel keong mas diambil secara acak dengan metode hand picking selanjutnya diukur tinggi cangkang dan lebar cangkang menggunakan jangka sorong, sampel clutch telur keong mas diambil pada vegetasi dan dinding pembatas menggunakan cutter, selanjutnya telur per clutch (EPC) dipisahkan menggunakan larutan NaOH 10% selanjutnya dihitung secara manual. Diameter telur diamati menggunakan mikroskop lalu dikonversi pada satuan milimiter. Analsis data yang digunakan untuk mengetahui hubungan berat clutch dengan jumlah telur yaitu regresi linier dan uji korelasi Pearson, sedangkan berat clutch dengan diameter telur dan ukuran cangkang dengan jumlah telur digunakan uji korelasi Rank Spearman. Hasil penelitian menunjukkan fekunditas memiliki pengaruh penting terhadap melimpahnya keong mas di Situ Rawa Besar, Depok, Jawa Barat, rata-rata jumlah telur 291 butir, berat clutch telur memiliki rata-rata sebesar 2,72 gram, diameter telur memiliki rata-rata 2,20 mm. Strategi penyimpanan telur dapat mempercepat penetasan. Jumlah telur mempengaruhi berat clutch dengan nilai korelasi (r) 0, 784. Berat clutch dengan diameter telur dan ukuran cangkang memiliki nilai korelasi 0,321 ukuran TC dan LC dengan jumlah telur berurutan memiliki nilai korelasi (r) 0, 117 dan 0,020 menunjukkan hubungan yang lemah.

Golden apple snail (Pomacea canaliculata) in Situ Rawa Besar, Depok, Jawa Barat is found in abundance than other snails, golden apple snail eggs are found almost along the boundary wall of the situ. This study aims to determine the effect of fecundity on the abundance of golden apple snails, determine the relationship of egg clucth mass with the number of eggs, clutch mass with egg diamter, and shell size with the number of eggs. Samples of golden apple snails were taken randomly by hand picking method and then measured shell height and shell width using a caliper, samples of golden apple egg clutches were taken on vegetation and border walls using a cutter, then eggs per clutch (EPC) were separated using 10% NaOH solution and then counted manually. Egg diameter was observed using a microscope and then converted to millimeters. Data analysis used to determine the relationship of clutch mass with the number of eggs is linear regression and Pearson correlation test, while clutch mass with egg diameter and shell size with the number of eggs used Spearman Rank correlation test. The results showed that fecundity has an important influence on the abundance of carp snails in Situ Rawa Besar, Depok, Jawa Barat, the average number of eggs is 291 eggs, the mass of the egg clutch has an average of 2.72 grams, the diameter of the egg has an average of 2.20 mm. Egg saving strategies can accelerate hatching. The number of eggs affects the clutch mass with a correlation value (r) of 0, 784. clutch mass with egg diameter and shell size has a correlation value of 0.321 TC and LC size with the number of eggs sequentially has a correlation value (r) 0, 117 and 0.020 indicates a weak relationship."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Iwan Abdurrahman
"ABSTRAK
Telah dilakukan penelitian di Situ Rawa Besar Depok, Jawa Barat untuk mengetahui beberapa aspek biologi reproduksi ikan sapu-sapu Hyposarcus pardalis Castelnau, meliputi Tingkat Kematangan Gonad (TKG), Indeks Kematangan Gonad (I KG), fekunditas, dan sebaran diameter telur yang dilakukan pada bulan Desember 1996. Hasil penelitian menunjukkan bahwa jumlah ikan sapu-sapu yang tertangkap sebanyak 88 ekor, dengan panjang total berkisar antara 258-465 mm dan berat antara 1 76,1-676,4 g. Perbandingan jenis kelamin jantan dan betina 1:1. Persentase Tingkat Kematangan Gonad (TKG) I, II, Ill, IV, dan V masing-masing 5,68%; 7,95%; 26,14%; 53,41%; dan 6,82%. Indeks Kematangan Gonad (1KG) berkisar antara 0,39--21,78% dengan rata-rata 8,18%. Fekunditas berkisar antara 1.388--9.037 butir dengan rata-rata 3.947 butir. Diameter telur berkisar antara 0,540--3,887 mm dengan rata-rata 2,513 mm. Meningkatnya Tingkat Kematangan Gonad (TKG) seiring dengan meningkatnya Indeks Kematangan Gonad (1KG) dan diameter telur."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1997
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>