Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 121833 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Rachel Bianca Takarianto
"Telah dilakukan penelitian mengenai perilaku harian siamang Symphalangus syndactylus (Raffles, 1821) jantan di Primate Center, Taman Safari Indonesia Bogor, Jawa Barat. Perilaku harian juga dilakukan individu jantan untuk melakukan perannya sebagai pemimpin dalam keluarga. Penelitian bertujuan untuk menganalisis perilaku harian siamang jantan. Subjek yang diteliti pada penelitian adalah dua individu siamang jantan. Individu siamang jantan 1 (J1) adalah individu yang pernah mengalami pemisahan dengan individu siamang betina pasangannya, sedangkan individu siamang jantan 2 (J2) adalah individu yang mengalami pemasangan dengan individu siamang betina baru. Penelitian dilakukan selama 6 minggu dari bulan Maret hingga April 2023 selama 5 hari dalam satu minggu. Penelitian dilakukan bergantian setiap minggu dengan 15 kali pengulangan untuk masing-masing individu. Metode penelitian yang digunakan adalah focal animal sampling dan ad libitum dengan interval waktu 10 menit tanpa jeda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa seluruh kategori perilaku harian dapat teramati pada kedua individu siamang jantan. Perilaku resting merupakan perilaku harian yang mendominasi pada kedua individu siamang jantan. Berdasarkan uji Mann-Whitney pada α = 0,05 menunjukkan bahwa terdapat perbedaan secara signifikan antara kedua individu siamang jantan pada hampir seluruh perilaku harian, kecuali vocalization, social female, serta social human. Terdapat perbedaan pada hampir seluruh perilaku harian kedua individu siamang jantan akibat adanya keberadaan individu betina pasangannya, kecuali perilaku social human. Pelaksanaan aspek kesejahteraan pada siamang dapat dikatakan sudah terpenuhi dengan baik terlihat dari pelaksanaan prinsip Five Freedoms of Animal Welfare yang telah dilakukan.

Research has been conducted on the daily behavior of male siamang Symphalangus syndactylus (Raffles, 1821) at Primate Center, Taman Safari Indonesia Bogor, West Java. Daily behavior is also carried out by male individuals to perform their role as leaders in the family.  This study aims to analyze the daily behavior of male siamang. The subjects studied were two individuals of male siamang. The first individual (J1) is an individual who has experienced separation with his partner, while the second individual (J2) is an individual who pairing with new partner. This study was conducted for 6 weeks from March to April 2023 for 5 days a week. This study alternately each week with 15 repetitions for each individual. The research methods used were focal animal sampling and ad libitum with 10 minutes intervals without pause. The results showed that all categories of daily behavior could be observed in both male siamang. Resting behavior is the dominating daily behavior in both male siamang. Based on the Mann-Whitney test at α = 0.05 showed that there are significant differences between the two individuals of male siamang in almost all daily behaviors, except vocalization, social female, and social human. There are differences in almost all daily behaviors of the two male siamang due to the presence of female individuals, except for social human behavior. The implementation of welfare aspects in siamang has been fulfilled properly can be seen from the implementation of the Five Freedoms of Animal Welfare principle that has been carried out."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Esther Lidya Yosinta
"Telah dilakukan penelitian mengenai aktivitas pair bonding pada siamang Symphalangus syndactylus (Raffles, 1821) di Primate Center, Taman Safari Indonesia Bogor, Jawa Barat. Tingkat kekuatan pair bonding dapat dipengaruhi oleh perilaku afiliatif, tingkat sinkronisasi, dan lama waktu berpasangan. Penelitian bertujuan untuk mengidentifikasi dan menganalisis aktivitas pair bonding kedua pasangan siamang. Subjek penelitian adalah dua pasangan siamang. Pasangan siamang 1 pernah menghasilkan keturunan dan mengalami pemisahan, sedangkan pasangan siamang 2 mengalami pemasangan dengan individu baru. Penelitian dilakukan selama 6 pekan terhitung dari Maret hingga April 2023 selama 5 hari dalam satu pekan. Penelitian dilakukan bergantian setiap pekan dengan 15 kali pengulangan untuk masing-masing pasangan. Metode penelitian yang digunakan adalah scan animal sampling dan ad libitum dengan interval waktu 10 menit tanpa jeda. Berdasarkan hasil penelitian, aktivitas pair bonding yang teridentifikasi adalah behavioral synchrony, close proximity, body contact, allogrooming, dan duet vocalization. Berdasarkan uji Mann-Whitney pada α = 0,05 menunjukkan bahwa terdapat perbedaan secara signifikan pada perilaku behavioral synchrony dan close proximity antara kedua pasangan siamang. Seluruh perilaku yang mengindikasikan pair bonding dapat teramati pada kedua pasangan siamang, perbedaannya adalah tidak teramati peristiwa kopulasi dan masih teramati perilaku agonistic gesture pada P2. Penerapan aspek kesejahteraan satwa melalui prinsip Five Freedoms of Animal Welfare pada siamang telah terpenuhi dengan baik melalui upaya pemeliharaan yang telah dilakukan.

Research has been conducted on pair bonding activities on siamang Symphalangus syndactylus (Raffles, 1821) at Primate Center, Taman Safari Indonesia Bogor, West Java. The level of pair bonding strength can be influenced by affiliative behavior, the degree of synchronization, and the length of time in pairs. This study aims to identify and analyze the pair bonding activities of both siamang pairs. The subjects studied were two pairs of siamang. The first pair has produced offspring and experienced separation, while the second pair is pairing with new partner. This study was conducted for 6 weeks from March to April 2023 for 5 days a week. This study was conducted alternately every week with 15 repetitions for each pair. The research method used were scan animal sampling and ad libitum with 10 minutes intervals without pause. Based on the results, pair bonding activities identified were behavioral synchrony, close proximity, body contact, allogrooming, and duet vocalization. Based on the Mann-Whitney test at α = 0.05 showed a significant difference in behavioral synchrony behavior and close proximity between both siamang pairs. All behaviors that indicate pair bonding can be observed in both siamang pairs, the difference is no copulation observed and agonistic gesture behavior still observed at P2. The implementation of animal welfare aspects through the principle of Five Freedoms of Animal Welfare in siamang has been well fulfilled through maintenance efforts that have been carried out."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nadya Salsabilla
"Siamang (Symphalangus syndactylus Raffles, 1821) merupakan spesies endemik asal Sumatera yang berstatus terancam/endangered akibat adanya degradasi habitat, fragmentasi, urbanisasi, hingga perburuan dan perdagangan hewan. Telah dilakukan penelitian mengenai interaksi siamang jantan dan betina serta pengaruh duet vokalisasi siamang di Zona Primata Gembira Loka Zoo Yogyakarta. Penelitian bertujuan untuk menganalisis perilaku interaksi jantan-betina pada siamang, menganalisis adanya kaitan interaksi jantan-betina siamang terhadap vokalisasinya, dan mengidentifikasi serta menganalisis keberadaan pengaruh yang diakibatkan duet vokalisasi siamang terhadap vokalisasi hewan lain dalam Zona Primata Gembira Loka Zoo Yogyakarta. Penelitian dilakukan terhadap sepasang individu siamang jantan dan betina menggunakan kombinasi metode scan sampling, ad-libitum sampling, dan all occurrence sampling dengan 30 pengulangan pada periode Januari sampai Maret 2024, pukul 09.00 – 15.00 WIB. Hasil penelitian menunjukkan bahwa jenis perilaku interaktif dengan total frekuensi tertinggi adalah approaching (436) dan terendah sharing food (0). Duet teramati pada 20 kali pengulangan dan selalu terjadi secara bersahutan dengan owa kalimantan (Hylobates albibarbis) yang letak kandangnya berdekatan. Adapun perilaku mating, berupa mounting hingga kopulasi, teramati pada sebagian besar pengulangan, dengan kopulasi yang berhasil teramati sebanyak sepuluh kali. Berdasarkan hasil tersebut, diketahui bahwa sebagian besar interaksi siamang jantan dan betina dilakukan dalam kondisi close proximity, termasuk dalam melakukan duet. Duet yang dilakukan siamang dapat terdengar oleh H. albibarbis dan memicu vokalisasi balasan dari H. albibarbis sehingga terjadi vokalisasi secara antiphonal.

Siamang (Symphalangus syndactylus Raffles, 1821) is an endemic species from Sumatera which has been classified as endangered species due to habitat degradation, fragmentation, urbanization, hunting, and animal trade. Research on the interaction of male and female siamang and the influence of its duet vocalizations has been conducted in the Primate Zone of Gembira Loka Zoo Yogyakarta. This research aims to analyze the behavior of male-female interactions in siamang, analyze the relationship between its male-female interactions and its vocalizations, and to identify and analyze the countercall responses on siamang’s vocalizations from other animals in the Primate Zone. The research was conducted on one pair of male and female siamang using a combination of scan sampling, ad-libitum sampling, and all occurrence sampling methods and was held on 30 repetitions for the period of January to March 2024 at 09.00—15.00 WIB. The research results show that the highest and lowest total frequency of interactive behavior is approaching (436) and sharing food (0), respectively. The duets were observed in 20 repetitions and were always been responded by their neighboring group of singing primates, the bornean gibbon (Hylobates albibarbis). Mating behaviors (mounting and copulation) were observed in most of the repetitions, with ten successful copulations observed. Based on these results, it is concluded that most of the male-female siamang interactions are carried out in close proximity, including duets. The duet performed by the siamangs were heard by H. albibarbis and triggers H. albibarbis to produce their countercalls, resulting in antiphonal vocalizations."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
cover
Ria Fitria
"Telah dilakukan penelitian pola perilaku harian lumba-lumba hidung botol Indo-Pasifik Tursiops aduncus (Ehrenberg, 1833) jantan di kolam pentas lumba-lumba Taman Safari Indonesia Bogor, Jawa Barat. Struktur kelompok sosial pada lumba-lumba jantan tanpa kehadiran individu betina serta kondisi kawasan penangkaran mampu menyebabkan keragaman perilaku pada hewan tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi dan menganalisis perilaku harian lumba-lumba jantan di kolam pentas lumba-lumba Taman Safari Indonesia Bogor tanpa kehadiran individu betina. Subjek yang digunakan pada penelitian ini yaitu lima individu lumba-lumba jantan. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah scan sampling dengan interval waktu 10 menit tanpa jeda dan ad libitum. Penelitian dilakukan pada periode Maret—April 2023 selama 6 pekan dengan total waktu pengamatan 10.800 menit. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perilaku harian untuk setiap individu teridentifikasi memiliki pola yang sama dengan rerata frekuensi perilaku harian tertinggi ke rendah adalah traveling > interaction > resting > feeding > playing with object. Selain itu, perilaku seksual yang teridentifikasi pada penelitian ini hanya perilaku homoseksual dengan frekuensi yang cukup tinggi pada kelima lumba-lumba jantan dikarenakan ketidakhadiran lumba-lumba betina. Penerapan prinsip Five Freedoms of Animal Welfare yang dilakukan oleh Taman Safari Indonesia Bogor pada lumba-lumba sebagian besar telah terpenuhi melalui upaya pemeliharaan yang dilakukan.

Research has been conducted daily behavior patterns of male Indo-Pacific bottlenose dolphins Tursiops aduncus (Ehrenberg, 1833) in dolphin show pool Taman Safari Indonesia Bogor, Jawa Barat. The social group structure of male dolphins without the presence of female individuals and the conditions of captive area is capable of causing behavioral diversity. The aim of this study were to identify and analyze daily behavior of male dolphins in dolphin show pool Taman Safari Indonesia Bogor without the presence of female individuals. The subjects in this study were five male dolphins. The methods that used in this study are scan sampling and ad libitum with an interval of 10 minutes without interruption. The study was conducted in the period March—April 2023 for 6 weeks with total observation time of 10.800 minutes. Based on the result of this study, daily behavior for each individual has the same patterns with the average frequency of highest to low daily behavior is traveling > interaction > resting > feeding > playing with object. In addition, sexual behavior identified in this research is only homosexual behavior with a fairly high frequency in five male dolphins due to the absence of female dolphins. The implementation Five Freedoms of Animal Welfare by Taman Safari Indonesia Bogor in dolphins has largely been fulfilled through maintenance efforts carried out."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rifa Deya Hasna
"

Telah dilakukan penelitian mengenai perilaku pengasuhan induk betina dan jantan terhadap anak bekantan (Nasalis larvatus) di Taman Safari Bogor, Jawa Barat. Penelitian bertujuan untuk mengevaluasi kemunculan perilaku pengasuhan oleh induk betina dan jantan bekantan (Nasalis larvatus) terhadap anak di kawasan konservasi ex situ Taman Safari Bogor. Subjek pengamatan yang diamati berjumlah tiga individu bekantan yaitu, B1, B2, dan J1 yang memiliki anak berumur 8 bulan dan 20 bulan masing-masingnya. Pengamatan perilaku pengasuhan menggunakan focal animal sampling dan ad libitum dengan interval waktu 10 menit tanpa jeda. Pengamatan dilakukan selama satu bulan dengan pengulangan sebanyak 10 kali untuk masing-masing individu. Hasil penelitian yang didapatkan data yang setara dengan 11.100 menit waktu pengamatan di Pusat Primata. Perilaku pengasuhan didominasi oleh induk betina bekantan B1 73,4%. Perilaku pengasuhan induk betina bekantan B1 didominasi oleh aktivitas menggendong yaitu sebesar 47,1%, sedangkan induk betina bekantan B2 dan induk jantan J1 didominasi oleh aktivitas kontak tubuh dengan masing-masing 43,3% dan 41,2%. Hal tersebut disebabkan oleh adanya perbedaan usia bekantan anak yang lebih besar pada bekantan anak A2 dibandingkan A1. Keterbatasan ukuran kandang yang terdapat di Pusat Primata juga dapat mempengaruhi aktivitas kontak tubuh yang terjadi pada induk jantan.


Research has been conducted about the parenting behavior of female and male proboscis monkey (Nasalis larvatus) parents toward child in Taman Safari Bogor, West Java. The study aims to evaluate the emergence of parenting behavior of female and male proboscis monkey (Nasalis larvatus) parents to their child in Taman Safari Bogor as an ex situ conservation. Subjects observed were three individuals, B1, B2, and J1 which had children aged 8 month dan 20 month old. Observation of parenting behavior is using focal animal sampling and ad libitum method at interval 10 minutes without a break. Observations were carried out for one month with repetition 10 times for each individual. The results of the study obtained is equivalent to 11,100 minutes of observation time at the Primate Center. Parenting behavior is dominated by female parent B1 73.4%. Parenting behavior of female parent B1 is dominated by cradling activities as much as 47.1%, whereas female parent B2 and male parent J1 are dominated by body contact activities with 43.3% and 41.2%. This is due to the greater age difference in child proboscis monkey in A2 compared to A1. Limitation of the cage size located in Primate Center area can affect the body contact that occurs in the male parent.

"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Marsya Christyanti
"Siamang hidup berdampingan dengan berbagai spesies mamalia arboreal yang berpotensi sebagai kompetitor di Taman Nasional Bukit Barisan Selatan (TNBBS). Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah terjadi kompetisi antara siamang dan mamalia arboreal lainnya serta mengetahui tumpang-tindih relung berdasarkan penggunaan habitat dan pemilihan pakan di antara komunitas mamalia arboreal di Stasiun Penelitian Way Canguk, TNBBS. Pengambilan data dilakukan pada bulan Februari hingga April 2014 dengan dua metode, yaitu metode focal instantaneous sampling untuk pengamatan perilaku siamang dan metode transek garis untuk survei mamalia arboreal.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa siamang berkompetisi dengan simpai, bajing kelapa, dan jelarang hitam. Tumpang-tindih relung terbesar terjadi antara siamang dengan jelarang hitam berdasarkan pemilihan pakan (Ro = 0,418) dan penggunaan habitat (Uji Wilcoxon, p-value > 0,05). Dari 57 interaksi interspesifik antara siamang dan mamalia arboreal lainnya, terdapat 61,40% interaksi netral, 19,30% agresi, dan 19,30% dominansi. Kesimpulan penelitian ini adalah kompetisi interferensi dan eksploitatif terjadi antara siamang dan ketiga spesies mamalia arboreal serta terdapat tumpang-tindih relung antara siamang dan ketiga spesies mamalia arboreal.

Siamang coexists with various arboreal mammal species which are potential competitors to siamang in Bukit Barisan Selatan National Park (BBSNP). The aims of this study are to determine whether interspecific competition occurs between siamang and other arboreal mammals and to determine niche overlap in terms of habitat use and food selection among mammals community in Way Canguk Research Station, BBSNP. Data collection was conducted on February until April 2014 using two methods: focal instantaneous sampling to measure siamang behavior and line transect method to survey coexisting mammals.
The result of this research suggests that siamang competes with banded langur, plaintain squirrel, and black giant squirrel. Niche overlap is the highest between siamang and black giant squirrel based on food preference (Ro = 0,418) and habitat use (Uji Wilcoxon, p-value > 0,05). Among 57 interspecific interactions between siamang and other arboreal mammals, 61,40% are netral interactions, 19,30% are agressions, and 19,30% are dominance interactions. This research concludes that interference and exploitative competition occur between siamang and three other arboreal mammals and there is niche overlap among them.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2014
S57085
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rachmita Chaerunisa
"Lutung perak (Trachypithecus cristatus) tergolong ke dalam status vulnerable berdasarkan IUCN yang menyebabkan salah satu lembaga konservasi ex-situ yakni Taman Margasatwa Ragunan berperan dalam melestarikannya. Perubahan kondisi lingkungan yang signifikan dapat memunculkan gejala stres sehingga mereka harus menyesuaikan diri di lingkungan yang baru. Dalam proses tersebut, penting untuk melihat perilaku yang dapat terdampak salah satunya perilaku pengasuhan anak (parental care). Terdapat tipe pengasuhan berupa alloparental care pada lutung perak. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis perilaku pengasuhan anak pada lutung perak di luar habitat aslinya yang berada di Pusat Primata Schmutzer, Taman Margasatwa Ragunan. Terdapat 7 individu yang menjadi subjek penelitian, yaitu dua jantan dewasa, tiga betina dewasa, satu betina remaja dan satu anak lutung perak. Metode dalam penelitian ini berupa scan sampling dan ad-libitum sampling. Berdasarkan hasil, terdapat 9 perilaku dengan nilai rata-rata tertinggi berupa feeding sebesar 15,6 kali saat hari libur satwa dan breastfeeding sebesar 14,3 kali saat akhir pekan. Secara keseluruhan pengasuhan anak lutung perak di Taman Margasatwa Ragunan tergolong baik karena tidak memunculkan perilaku agonistik.

The silver langur (Trachypithecus cristatus) is classified as vulnerable according to the IUCN, which causes one of the ex-situ conservation institutions, Ragunan Wildlife Park, to play a role in preserving it. Significant changes in environmental conditions can lead to symptoms of stress so that they must adjust to the new environment. In this process, it is important to look at behaviors that can be affected, one of which is parental care behavior. There is a type of alloparental care in silver langurs. This study aims to analyze parenting behavior in silver langurs outside their natural habitat at the Schmutzer Primate Center, Ragunan Zoo. There were 7 individuals that became the subject of the study, namely two adult males, three adult females, one juvenile female and one infant silver langur. The methods in this study were scan sampling and ad-libitum sampling. Based on the results, there were 9 behaviors with the highest average value of feeding 15,6 times during animal holidays and breastfeeding 14,3 times on weekends. Overall, the parenting of silver langur children in Ragunan Wildlife Park is classified as good because it does not cause agonistic behavior."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Syahira Farid
"Telah dilakukan penelitian interaksi reproduksi orangutan sumatra jantan terhadap betina pasangannya dalam exhibit di Taman Safari Bogor, Jawa Barat. Metode yang digunakan yaitu focal animal sampling dan ad libitum sampling. Pengamatan dilakukan selama 24 hari dengan total waktu 7.920 menit, dilakukan selama enam hari dalam sepekan. Pengamatan perilaku dimulai pada pukul 09.30--16.00 WIB. Aktivitas interaksi yang diamati berupa perilaku sosial yang bersifat afiliatif dan agonistik, serta perilaku reproduksi meliputi atraktivitas, proseptivitas, dan reseptivitas. Subjek pengamatan yaitu dua individu orangutan sumatra yang berada di dua kawasan berbeda. Kawasan pertama terdapat individu jantan (J1) bersama betina pasangannya dan orangutan anak di Baby Zoo, kawasan kedua terdapat individu jantan (J2) bersama dua betina bunting di Primata Center. Hasil menunjukan proporsi yang berbeda pada perilaku sosial dan perilaku reproduksi pada kedua subjek yang diamati. Pola perilaku sosial pada J1 menunjukan social afiliatif (grooming) menjadi aktivitas tertinggi (40%) sedangkan J2 social afiliatif (approaching) menjadi aktivitas tertinggi (33%). Selama periode pengamatan, perilaku agonistik tidak ditemukan. Individu J1 dan J2 memiliki perilaku reproduksi terbesar adalah atraktivitas, dengan J1 atraktivitas (3%) lebih rendah dibandingkan J2 (14%). Perilaku sosial afiliatif pada individu J1 lebih besar dibanding J2 karena aktivitas grooming yang juga dilakukan kepada anak. Interaksi reproduksi pada J2 lebih besar dibanding J1, karena individu J2 ditempatkan dalam exhibit bersama dua betina pasangannya. Oleh karena itu, interaksi sosial yang dilakukan lebih intensif."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>