Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 153642 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Sekar Ayu Kinasih
"Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) merupakan Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama yang menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan perseorangan dengan mengutamakan upaya promotif dan preventif bertujuan untuk mencapai derajat kesehatan masyarakat setinggi-tingginya. Pada tanggal 19 Oktober 2022, Kemenkes RI mengeluarkan pengumuman yang menyatakan bahwa seluruh fasilitas pelayanan kesehatan dilarang menjual obat dalam bentuk sirup atau sediaan cair baik obat anak maupun obat dewasa. Hal tersebut disebabkan oleh kasus Gagal Ginjal Akut Atipikal yang menjangkit anak-anak diduga dipicu oleh cemaran pada obat sirup, yaitu etilen glikol. Oleh karena itu, perlu dilakukan analisis terkait perubahan persentase penggunaan obat sediaan cair di Puskesmas Kecamatan Duren Sawit dan perlu dilakukan pengkajian mengenai dosis obat untuk pasien anak. Metode penelitian yang digunakan yaitu dengan mengumpulkan data jumlah pemakaian obat sediaan cair pada bulan Januari hingga Oktober 2022 di Puskesmas Kecamatan Duren Sawit dan Puskesmas Kelurahan yang termasuk ke dalam Kecamatan Duren Sawit. Setelah itu dilakukan perhitungan persentase pemakaian obat sediaan cair pada bulan Januari hingga Oktober 2022. Kemudian data persentase tersebut dibuat dalam bentuk grafik dan dianalisis. Setelah itu, dilakukan studi literatur untuk pencarian dosis obat untuk anak. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, penurunan jumlah penggunaan obat sediaan cair pada bulan Oktober 2022 disebabkan oleh temuan dugaan cemaran etilen glikol pada obat sediaan cair yang mengakibatkan timbulnya penyakit gagal ginjal misterius pada anak, sehingga seluruh obat sediaan cair harus dikarantina sementara.

The Community Health Center (Puskesmas) is a First Level Health Facility that organizes community health efforts and individual health efforts by prioritizing promotive and preventive efforts aimed at achieving the highest degree of public health. On October 19, 2022, the Indonesian Ministry of Health issued an announcement stating that all health care facilities are prohibited from selling drugs in the form of syrup or liquid preparations, both children's and adult medicines. This is caused by cases of atypical acute kidney failure which infect children allegedly triggered by contamination of the drug syrup, namely ethylene glycol. Therefore, it is necessary to carry out an analysis related to changes in the percentage of liquid drug use at the Duren Sawit District Health Center and to conduct an assessment regarding drug dosages for pediatric patients. The research method used was to collect data on the amount of liquid drug use from January to October 2022 at the Duren Sawit District Health Center and Village Health Center which are included in the Duren Sawit District. After that, a calculation of the percentage of liquid drug use was carried out from January to October 2022. Then the percentage data was made in graphical form and analyzed. After that, a literature study was conducted to search for drug doses for children. Based on research that has been done, the decrease in the number of liquid drug use in October 2022 was due to the finding of suspected ethylene glycol contamination in liquid dosage forms which resulted in mysterious kidney failure in children, so all liquid dosage forms had to be temporarily quarantined."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2022
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Fadhil Randika Caesario
"HIV adalah virus yang menginfeksi sel darah putih dan melemahkan sistem kekebalan tubuh manusia. faktanya ODHIV 30 kali lebih mungkin terjangkit TB dibandingkan orang tanpa HIV. Tahun 2021 jumlah ODHIV di Indonesia 540.000. Sedangkan Kabupaten Bogor dan RSUD Cibinong menempati posisi 3 besar dengan kunjungan HIV tertinggi. oleh karena itu terapi TLD dan TLE adalah terapi terbanyak yang digunakan di wilayah tersebut. Desain penelitian menggunakan survei dengan pendekatan kuantitatif deskriptif. Pengambilan data melalui retrospektif dengan studi crossectional. Sampel dalam penelitian ini menggunakan total sampling dengan jumlah pasien rawat inap sebanyak 45 pasien. Analisis data melalui univariat untuk melihat sebarapa besar persentase dan rata-rata perhitungan biaya rumah sakit, serta analisis bivariat menggunakan uji T-Independent Test untuk membuktikan bahwa terdapat perbedaan rata-rata yang signifikan biaya yang digunakan kasus TB HIV dengan terapi TLD dan TLEHasil penelitian membuktikan bahwa dengan banyaknya pasien TLD dari pada TLE menyebabkan biaya yang dikeluarkan rumah sakit juga lebih besar. Tarif klaim INACBGs pada terapi TLD juga mempunyai tarif yang lebih tinggi dari pada TLE. Selisih yang dihasilkan dari kedua obat tersebut adalah Rp. 543.286. Lama rawat inap terapi TLD juga lebih rendah dari pada TLE yaitu selesih 0,2 hariBiaya yang dikeluarkan pasien yang menggunakan terapi TLD lebih besar, namun profit yang dihasilkan lebih besar pula dari pada terapi TLE. Analisis statistik membuktikan bahwa tidak terdapat perbedaan rata-rata yang signifikan dari biaya rumah sakit dan lama rawat. Saran dalam penelitian ini pihak rumah sakit dapat mensosilisasikan kembali terkait kebermanfaat terapi tersebut menimbang dari segi efek samping dan profit yang dihasilkan.

HIV is a virus that infects white blood cells and overcomes the human immune system. in fact people living with HIV are 30 times more likely to contract TB than people without HIV. In 2021 the number of PLHIV in Indonesia will be 540,000. Meanwhile, Bogor District and Cibinong Hospital occupy the top 3 positions with the most HIV visits. therefore TLD and TLE therapy is the most used therapy in the region. The research design uses a survey with a descriptive quantitative approach. Retrieval of data through retrospective with cross-sectional studies. The sample in this study used total sampling with a total of 45 inpatients. Data analysis was done using univariate to see how big the proportion and average hospital costs were, as well as bivariate analysis using the T-Independent Test to prove that there was a significant average difference in the costs used for TB HIV cases with TLD and TLE therapy. The results of the study proved that with the large number of TLD patients compared to TLE, the costs incurred by the hospital are also greater. INACBGs claim rates for TLD therapy also have higher rates than TLE. The resulting difference from the two drugs is Rp. 543,286. The length of stay for TLD therapy is also lower than TLE, which is 0.2 days difference. The costs incurred by patients using TLD therapy are greater, but the profit generated is also greater than TLE therapy. Statistical analysis proves that there is no significant average difference in hospital costs and length of stay. Suggestions in this study the hospital can re-socialize regarding the benefits of this therapy considering the side effects and the resulting of the profit."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Gita Rustifar Rustana
"Skripsi ini membahas tentang perancangan sistem informasi surveilans HIV/AIDS dalam upaya percepatan distribusi data dan kelancaran arus informasi sehingga dapat menghasilkan gambaran situasi kasus HIV/AIDS dan IMS di Kabupaten Cirebon. Rancangan sistem informasi surveilans HIV/AIDS ini dapat mengolah laporan bulanan kegiatan penanggulangan HIV/AIDS, dengan menggunakan program aplikasi Microsoft Access, yang akan menghasilkan keluaran berupa informasi sebaran kasus, informasi indikator-indikator dalam kegiatan penanggulangan HIV/AIDS, yang kemudian disajikan dalam bentuk tabel dan grafik secara rinci. Dengan demikian cakupan kegiatan yang masih rendah atau terjadinya kasus yang perlu penanganan khusus dapat dilakukan penanggulangan secara efektif dan efisien. Hasil akhir dari penelitian ini adalah prototipe perangkat lunak komputer dari rancangan sistem informasi surveilans HIV/AIDS di Dinas Kesehatan Kabupaten Cirebon.

This thesis describes the process of developing an information system for HIV/AIDS surveillance in Cirebon Health District. The work starts out with a study of the existing system, based on two study methods: observation and in depth-interviews at Cirebon Health District Office. The primary goal of this thesis is to design a prototype of HIV/AIDS surveillance information system that can accelerate the distribution of data and ensure the smooth running of information that is most useful in reducing the spread of HIV/AIDS and in providing care for those affected in Cirebon district. This prototype, developed using database management system in Microsoft Access 2007, can process the HIV/AIDS and STI reporting which will produce the information about distribution of HIV infections, AIDS and STI cases, and also some indicators of HIV/AIDS programme that displayed in more detail in tables or graphs. The result of this study is a prototype of information system for HIV/AIDS surveillance design in Cirebon Health District."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Simarmata, Veronika Jenny
"Kasus AIDS semakin banyak terjadi di Indonesia dan diperburuk dengan berbagai macam penyakit infeksi komorbidnya. Hasil penelitian 108 pasien diperoleh 50,9% memiliki infeksi komorbid hepar. Penelitian ini menggunakan metode cross-sectional analitik dengan data sekunder rekam medik pasien rawat inap RSCM pada tahun 2010. Hasil beberapa faktor yang diteliti adalah responden laki-laki terbanyak (51 orang), rentang usia terbanyak 25-49 tahun (52 orang), dan faktor resiko penularan pada penggunaan jarum suntik (22 orang). Dengan chi-square diperoleh hubungan bermakna pada jenis kelamin (p<0,05). Ditinjau dari nilai index massa tubuh diperoleh rerata nilainya adalah 18,6 kg/m2, dan nilai rerata hitung CD4+ absolute sebesar 46 sel/dL, namun hanya nilai CD4+ absolute memiliki hubungan bermakna pada uji mann-whitney (p<0,05).

AIDS cases are increasing in Indonesia and this infections are so bad with comorbid infections. From the result of this study, there are 50.9% in 108 patients that have comorbid hepar infection. This study was designed by cross-sectional analytic metode by using medical records of patients hospitalized in RSCM in 2010. From the factors that studied, the results are respondents with hepar infection, most are male sex (51 people), in the range 25-49 years (52 people), and the risk factor in intravena drug using (22 people). With chi-square, sex is related with hepar infection in respondents (p<0,05). In Body Mass Index of the respondents, the mean of the value is 18,6 kg/m2, and the mean of CD4+ absolute value is 46 cells/dL, but only the value of CD4+ absolute has related with hepar infection in mann-whitney test (p<0,05)."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Sri Wahyuni
"ABSTRAK
HIV/AIDS adalah masalah kesehatan masyarakat yang memerlukan perhatianyang sangat serius. Hal ini terlihat dari jumlah kasus HIV/AIDS yang setiap tahunnya meningkat secara signifikan. Di Cilegon pada awal tahun 2005 diketahui hanya terdapat 5 orang penderita, namun hingga tahun 2015 terdapat 460 penderita Kasus HIV 316 orang, dan AIDS 144 orang . Tujuan penelitian untuk mengetahui determinan status HIV/AIDS di fasilitas kesehatan Kota Cilegon. Populasi penelitian adalah seluruh pasien yang mengunjungi klinik IMS di fasilitas kesehatan Cilegon, sedangkan sampel adalah pasien yang mengunjungiklinik IMS di fasilitas kesehatan Cilegon pada periode penelitian dan bersedia diwawancara. Desain case control dengan sampel sebanyak 88 responden terdiri dari 44 kasus, dan 44 kontrol. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara dan melihat medical record di 10 fasilitas kesehatan Cilegon. Analisis dilakukan untuk melihat hubungan dan faktor yang paling dominan terhadap statusHIV/AIDS. Variabel dependent adalah status HIV/AIDS, sedangkan yang diduga sebagai determinan status HIV/AIDS adalah umur, status pernikahan, pekerjaan,pendidikan, riwayat IMS, perilaku seksual, penggunaan narkotika suntik danakses ke pelayanan kesehatan. Hasil analisis menunjukkan status pernikahanmemiliki nilai p 0,001. Sedangkan pengguna narkotika suntik memiliki nilai p0,008 dengan nilai OR 11,733. Pada uji interaksi semua variabel memiliki nilai p>0,05. Variabel yang berhubungan dengan status HIV/AIDS yaitu status pernikahan dan pengguna narkotika suntik, sedangkan variabel pendidikan,riwayat IMS, perilaku seksual dan akses ke pelayanan kesehatan adalah variabel confounding terhadap status HIV/AIDS. Pengguna narkotika suntik memiliki risiko 11 kali untuk terinfeksi HIV/AIDS. Dinas Kesehatan Cilegon dapat memberikan edukasi bagi penasun untuk tidak menggunakan jarum suntik secara bersama dan Komisi Penanggulangan AIDS dapat memfasilitasi penasun dengan menyediakan jarum suntik gratis yang disediakan di fasilitas kesehatan yang ditunjuk.

ABSTRACT
HIV/AIDS is public health problems that require very serious attention. This is visible from cases of HIV AIDS which increase significantly every years. In Cilegon early 2005 is known only 5 patient, but up to 2015 there are 460 patients HIV are 316 patients, and AIDS are 144 patients . This Study is knowing to determinant status of HIV AIDS in Cilegon health facilities. Population this study are all the patients who visiting sexually transmittes infection clinic, while thesampel are patients who visiting sexually transmitted infection clinik at the study periode and welcome to interviewed. Desain study case control with 88respondents, consist of 44 cases, and 44 control. Data collection with interview and saw the medical record in 10 health facilities at Cilegon. Analysis to see the relationship and dominant factor HIV AIDS status. Dependent variable is status of HIV AIDS, and variables which is to be expected determinan status ofHIV AIDS are age, marital status, work, education, history of sexually transmitted infections, sexual behavior, injection drug users, and acces to health services. The result is marital status has a p value 0,001. While injection drug users has a p value 0,008 with OR 11,733. On the interaction test, all of variable have p value 0,05. Variables associated with HIV AIDS are marital status and injection drug user rsquo s. And injection drug user rsquo s have a risk of 11 time to get HIV AIDS infected. Suggestion from this study is public health office can be educated for injection drug users do not use syringes in turn AIDS commission can be facilitate injection drug users to get a free syringe at a designated health facilities.
"
2017
T47733
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Erika Wati Murliani
"Human Immunodeficiency Virus/Acquired Immune Deficiency Syndrome (HIV/AIDS) telah menjadi masalah kesehatan internasional karena telah terjadi peningkatan jumlah pasien di beberapa negara di dunia. Kawasan Asia Selatan dan Asia Tenggara, merupakan kawasan dengan jumlah kasus HIV/AIDS tertinggi kedua yaitu sebanyak 7,8 juta atau 5,2-12 juta. Prevalensi HIV pada kelompok waria di Indonesia tahun 2003 sebesar 22% lebih tinggi dibandingkan dengan negara Bangkok (16,8%) dan Kamboja (9,8%). Sekitar 59,3% waria tidak menggunakan kondom saat melakukan seks anal lebih tinggi dibandingkan pada gay (53,1%). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan konsistensi penggunaan kondom dengan HIV(+) pada waria. Desain penelitian yang digunakan adalah cross sectional. Responden berasal dari Jakarta, Bandung, Semarang, Malang dan Surabaya pada tahun 2011, dengan metode pengambilan sampel Two-stage Proportionate Probability Sampling. Dari 1089 sampel yang ada, sampel yang eligible dan masuk dalam analisis sebanyak 1070 sampel. Prevalensi kasus HIV(+) pada waria sebesar 21,9%, dengan analisis bivariat yang menunjukkan hasil yang bermakna secara statistik adalah konsistensi penggunaan kondom, umur, pendidikan, lama melakukan seks komersil, jumlah pelanggan seks anal, negosiasi kondom, kontak dengan petugas, dan kunjungan klinik IMS. Setelah dilakukan uji stratifikasi, didapatkan ada interaksi variabel pendidikan dan konsistensi penggunaan kondom terhadap hubungan konsistensi penggunaan kondom dengan HIV(+). Analisis multivariat yang digunakan adalah regresi logistik. Hasil akhir hubungan konsistensi penggunaan kondom dengan HIV(+) yang didapatkan setelah mengontrol pengetahuan komprehensif HIV/AIDS, negosiasi kondom, jumlah pelanggan seks anal, kunjungan klinik IMS, pendidikan, lama melakukan seks komersil, dan interaksi konsistensi penggunaan kondom dan pendidikan dengan OR sebesar 0,037 (95% CI: 0,004-0,349). Terdapat hubungan risiko yang tidak logis dalam penelitian ini, menyebabkan hasil penelitian ini tidak dapat digeneralisasikan untuk 5 kota besar di Indonesia. Pada waria yang tidak konsisten dalam menggunakan kondom baik yang berpendidikan rendah maupun tinggi, perlu dilakukan upaya peningkatan kegiatan komunikasi, informasi, dan edukasi. Monitoring dan evaluasi juga sangat diperlukan untuk memantau prevalensi HIV(+) pada waria dan mengumpulkan data/ informasi yang berhubungan dengan meningkatnya kasus HIV(+) pada beberapa propinsi dengan jumlah waria terbanyak berdasarkan estimasi populasi rawan tertular HIV di Indonesia.

Human Immunodeficiency Virus/Acquired Immune Deficiency Syndrome (HIV/AIDS) has been a health international problem due to the increasing of patient in several countries in the world. South and South-East Asia is the second region of the biggest number of HIV/AIDS, that is around 7,8 million or 5,2-12 million. The prevalence of HIV among transgender in Indonesia in 2003 is 22% higher than Bangkok (16,8%) and Cambodia (9,8%). Around of 59,3% transgender were not using condom during anal intercourse which was higher than among men who have sex with men (53,1%). The aim of this study is to estimate the correlation of consistent condom use and HIV (+) among transgender. The study design is cross-sectional. The respondents were taken from Jakarta, Bandung, Semarang, Malang and Surabaya in 2011, by Two-stage Proportionate Probability Sampling method. Total of available sample were 1089 sample, but only 1070 sample were eligible and continued to analysis. The prevalence of HIV(+) among transgender is 21,9%. The result of bivariat analysis showed that several covariat variables had a statistically significant: consistent of condom use, age, education, time of commersial sex practice, anal-sex partner number, condom negotiation, contact with health worker, and visit to sexually transmitted infection (STI)`s clinic. There is an interaction variable of education and consistent condom use to the correlation of consistent condom use and HIV (+). Logistic regression was used for multivatiate analysis. The end of the result in this study is odds ratio (OR) of the correlation of consistent condom use and HIV (+) after controlling some confounders: a HIV/AIDS comprehensive knowledge, condom negotiation, anal-sex partner number, visit to STI`s clinic, education, time of commersial sex practice, and interaction of education and consistent condom use, is 0,037 (95% CI: 0,004-0,349). There are unlogically risk correlation in this study, which can cause the end of this result could not be generalized for the transgender`s population in 5 bis cities in Indonesia. An unconsistent condom use among high and low education among transgender, should be intervented by strenghtening of communication, information, and education programme. Monitoring and evaluation is more important to be implemented for monitoring the number of prevalence of HIV(+) among transgender and compiling data/informations of the correlation increased number of HIV(+) in several provinces which have a biggest number of transgender based on the estimation of population at risk of infected HIV in Indonesia."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2014
T36865
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sofina Izzah
"Lelaki seks dengan lelaki (LSL) adalah populasi kunci terinfeksi HIV tertinggi di Indonesia terutama di DKI Jakarta pada tahun 2018. Namun, hingga tahun 2018, prevalensi HIV dari departemen kesehatan hanya mencapai 47% dari prediksi. Hal tersebut kemungkinan terjadi karena terdapat beberapa hambatan untuk mengakses VCT seperti tingkat pengetahuan dan stigma terkait HIV/AIDS. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi hubungan antara pengetahuan dan stigma terkait HIV/AIDS terhadap perilaku periksa VCT pada LSL di DKI Jakarta. Metode penelitian ini adalah kuantitatif dengan desain deskriptif analitik korelasi secara cross sectional. Sampel yang diteliti berjumlah 86 orang dengan metode convenience sampling. Instrumen yang dipakai adalah instrumen pengetahuan terkait HIV/AIDS dan VCT, Stigma terkait HIV yang dimodifikasi, dan Perilaku periksa VCT. Hasil analisis Chi-square menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara pengetahuan terkait HIV/AIDS dan VCT dengan perilaku periksa VCT (p= 0,000; α= 0,05). Selain itu, juga terdapat hubungan antara stigma terkait HIV/AIDS dengan perilaku periksa VCT (p= 0,000; α= 0,05). Dukungan dan edukasi terkait HIV/AIDS dan VCT dapat menjadi rekomendasi bagi perawat dan mahasiswa keperawatan sebagai upaya promotif dan preventif untuk meningkatkan pengetahuan, mengurangi stigma yang ada, dan membangun kesadaran LSL untuk memanfaatkan VCT dengan baik.

Men who have sex with men (MSM) are the highest key populations infected with HIV in Indonesia, especially in DKI Jakarta in 2018. However, until 2018, the prevalence of HIV from Indonesian’s health department only reached 47% of predictions. That is probably due to several obstacles to accessing VCT such as the level of knowledge and stigma related with HIV/AIDS. This study aims to identify the relationship between knowledge and stigma related HIV/AIDS towards VCT behavior among MSM in DKI Jakarta. The method of this research is quantitative with descriptive analytic correlation design through cross sectional. The samples studied were 86 people with the convenience sampling method. The instruments used were knowledge instruments related to HIV/AIDS and VCT, HIV-related stigma which has been modified, and VCT check behavior. The results of Chi-square analysis showed that there was a relationship between knowledge related to HIV/AIDS and VCT towards VCT check behavior (p = 0,000; α = 0.05). In addition, there is also a relationship between the HIV/AIDS-related stigma towards VCT check behavior (p = 0,000; α = 0.05). HIV / AIDS and VCT support and education can be a recommendation for nurses and nursing students as promotive and preventive efforts to increase knowledge, reduce existing stigma, and build awareness of MSM to utilize VCT properly."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Cambridge Independence Educational Publishers 1994,
362.19 Hiv
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Siahaan, Richard Hudson
"Keluarga inti merupakan sistem pendukung utama dalam perawatan kesehatan terhadap anggotanya. Dukungan keluarga sangat berpengaruh terhadap kepatuhan minum obat pada pasien pengidap HIV/AIDS yang memiliki durasi pengobatan seumur hidup. Tujuan penelitian ini adalah mengidentifikasi hubungan dukungan keluarga inti dengan kepatuhan minum obat ARV pada pasien HIV/AIDS di RS Penyakit Infeksi Sulianti Saroso.
Penelitian ini menggunakan studi kuantitatif, dan pendekatan cross sectional. Teknik pengambilan sampel menggunakan total sampling dengan jumlah sampel 337 responden. Variabel independen menggunakan kuesioner dukungan keluarga yang meliputi 4 aspek yaitu dukungan emosional, dukungan instrumen, dukungan informasi, dukungan penghargaan. Variabel dependen menggunakan instrumen Morisky Scale. Uji data menggunakan Chi Square.
Hasil penelitian terdapat hubungan yang signifikan pada dukungan emosional (p=0,032; OR=3,427) dan dukungan informasi (p=0,048; OR=3,365) dengan kepatuhan minum obat ARV. Responden yang mendapatkan dukungan emosional memiliki peluang 3,427 kali lebih besar untuk patuh mengkonsumsi ARV dibandingkan responden yang tidak mendapatkan dukungan emosional keluarga inti. Dukungan penghargaan (p=0,227) dan dukungan instrumental (p=0,243) tidak menunjukkan hubungan dengan kepatuhan minum obat ARV.

Nuclear Family is one of the esssential support in health caring for family member. Family support influence the level of adherence to antiretroviral (ARV) medication consumption in people living with HIV/AIDS who have a duration treatment for a lifetime. The aim of this research was to identify the relationship between family support and adherence to ARV people living with HIV/AIDS at Sulianti Saroso Hospital.
This study used the quantitative study, and cross sectional design. The sampling was 337 total respondents. The independent variable uses a questionnaire support family that includes four aspects: emotional support, information support, award support, and instrumental support. The Morisky Scale instrument was used to assess level of adherence. The data test used Chi Square.
There is a significant results in the emotional support (p=0,032; OR=3,427) and information support (p=0,048; OR=3,365) with the adherence in taking to ARV. The respondents who received the support of emotional were 3,427 more likely to adherence than those who did not receive emotional support from nuclear family. The awards support (p=0,227) and instrumental support (p=0,243) did not show significant relationship with adherence in taking to ARV.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2015
S61218
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Amelia Tri Monica
"Infeksi HIV/AIDS masih menjadi masalah kesehatan yang besar di Indonesia. Hingga maret 2021 terdapat sebanyak 427.201 orang yang terinfeksi HIV di Indonesia, sedangkan kasus AIDS dilaporkan sebanyak 131.417. Di Bengkulu pada Januari 2021 hingga April 2022 terdapat 199 kasus HIV/AIDS, 108 diantaranya berasal dari Kota Bengkulu. Secara konsisten jumlah kasus HIV pada remaja dengan kelompok usia 15-24 tahun di Indonesia cenderung meningkat setiap tahunnya sejak 2012 hingga saat ini. Oleh karena itu, pencegahan HIV pada remaja perlu menjadi perhatian khusus karena diyakini dapat menjadi kunci penting dalam pengendalian penularan infeksi HIV/AIDS. Pentingnya mengetahui pengetahuan, sikap, dan perilaku remaja tentang HIV/AIDS agar dapat meminimalisir resiko terjadinya infeksi HIV sehingga dapat menurunkan jumlah kasus dan tingkat penyebarannya. Penelitian ini menggunakan desain kuantitatif-deskriptif dengan pendekatan cross-sectional melalui survei. Sampel penelitian diambil dari 2 SMA Negeri Kota Bengkulu yang berusia 15-18 tahun dengan jumlah sebanyak 100 sampel. Data dikumpulkan dengan metode cluster sampling melalui pengisian kuesioner. Sehingga telah diketahuinya pengetahuan, sikap, dan perilaku Remaja Kota Bengkulu tentang HIV/AIDS di Era Pandemi Covid-19.

HIV/AIDS infection is still a major health problem in Indonesia. Until March 2021, there were 427,201 people infected with HIV in Indonesia, while AIDS cases were reported as many as 131,417. In Bengkulu from January 2021 to April 2022 there were 199 cases of HIV/AIDS, 108 of them came from Bengkulu City. Consistently the number of HIV cases in adolescents in the 15-24 years age group in Indonesia tends to increase every year since 2012 until now. Therefore, HIV prevention in adolescents needs special attention because it is believed to be an important key in controlling the transmission of HIV/AIDS infection. The importance of knowing the knowledge, attitudes, and behavior of adolescents about HIV/AIDS in order to minimize the risk of HIV infection so as to reduce the number of cases and the rate of spread. This study uses a quantitative-descriptive design with a cross-sectional approach through a survey. The research sample was taken from 2 Bengkulu City Senior High Schools aged 15-18 years with a total of 100 samples. Data were collected by cluster sampling method through filling out a questionnaire. So, the knowledge, attitudes, and behavior of Bengkulu City Adolecents about HIV/AIDS in the Covid-19 Pandemic Era are known"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>