Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 110619 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Afifah Rizki Zulbadri
"Pada penelitian ini telah berhasil disintesis nanokomposit berupa gabungan dari graphene oxide (GO)−Kitosan dan modifikasi dengan nanopartikel Fe3O4 menggunakan teknik kopresipitasi untuk aplikasi adsorpsi tetrasiklin, yang mana antibiotik ini dapat menyebabkan peningkatan resistensi antibiotik (ARG) pada lingkungan ekosistem perairan. Nanokomposit yang telah disintesis dikarakterisai dengan FTIR, XRD, SEM, BET, dan TEM dan diperoleh luas permukaan nanokomposit 76,644 m²/g (BET) dan ukuran partikel 12,112 nm (TEM). Nanokomposit yang berhasil diperoleh diaplikasikan sebagai adsorben dan dilakukan studi adsorpsi dan pengukuran absorbansi tetrasiklin dilakukan dengan spektrofotometer UV-Vis untuk mendapatkan nilai kapasitas adsorpsi dan persen adsorpsi. Kondisi optimum diperoleh pada pH 6, dengan variasi molar nanokomposit Fe3O4 NP 0,2 M : 0,1 M)/GO−Kitosan, massa 30 mg, waktu 90 menit, dan konsentrasi awal tetrasiklin 25 mg/L pada suhu 25 oC. Kapasitas adsorpsi dan persen adsorpsi yang terbaik masing-masing sebesar 38,1540 mg/g dan 91,57%. Hasil studi kinetika didapat bahwa proses adsorpsi ini mengikuti model kinetika pseudo orde dua, sedangkan untuk hasil studi isoterm adsorpsi didapat bahwa reaksi mengikuti model isoterm Langmuir. Usulan mekanisme adsorpsi tetrasiklin menggunakan nanokomposit Fe3O4/ GO−Kitosan adalah dengan interaksi elektrostatik, ikatan hidrogen, dan interaksi π-π. Oleh karena itu, pengembangan nanokomposit berbasis GO−Kitosan yang ramah lingkungan menjanjikan untuk adsorben dan fotokatalis di masa depan.

In this study, nanocomposites were successfully synthesized in the form of a combination of graphene oxide (GO)−Chitosan and modification with Fe3O4 nanoparticles using coprecipitation techniques for tetracycline adsorption applications, in which this antibiotic can cause an increase in antibiotic resistance genes (ARG) in aquatic ecosystems. The synthesized nanocomposites were characterized by FTIR, XRD, SEM, BET, and TEM and obtained a surface area of the nanocomposite of 76,644 m²/g (BET) and a particle size of 12,112 nm (TEM). The obtained nanocomposites were applied as adsorbents and adsorption studies were carried out and tetracycline absorbance measurements were carried out with a UV-Vis spectrophotometer to obtain adsorption capacity values and adsorption percentages. Optimum conditions were obtained at pH 6, with molar variation of Fe3O4 NP 0,2 M : 0,1 M)/GO−Chitosan, mass 30 mg, time 90 minutes, and initial concentration of tetracycline 25 mg/L at 25 oC. The best adsorption capacity and adsorption percentage were 38.1540 mg/g and 91.57%, respectively. The results of the kinetic study found that the adsorption process followed the pseudo second order kinetic model, while the results of the adsorption isotherm study found that the reaction followed the Langmuir isotherm model. The proposed tetracycline adsorption mechanism using the Fe3O4/GO−Chitosan nanocomposite is by electrostatic interactions, hydrogen bonds, and π-π interactions. Therefore, the development of environmentally friendly GO-Chitosan-based nanocomposites is promising for adsorbents and photocatalysts in the future."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nisrina Nurfaiza Anasih
"Limbah medis masih menjadi ancaman bagi manusia dan lingkungan, salah satunya adalah zat antibiotik tetrasiklin. Saat ini, penelitian terkait produksi hidrogen mulai meningkat di seluruh dunia. Namun, hidrogen yang ada di dunia diperoleh dari bahan baku gas alam yang menghasilkan emisi karbon yang tinggi. Untuk mengatasi masalah tersebut, digunakan kombinasi teknologi fotokatalisis dan elektrokoagulasi. Fotokatalis yang digunakan pada penelitian ini adalah g-C3N4/WO3 dengan variasi pengujian berupa metode sintesis fotokatalis, rasio komposisi massa fotokatalis, dan jenis proses untuk memperoleh persentase degradasi tetrasiklin dan akumulasi hidrogen. Pengujian performa fotokatalis dilakukan dalam sebuah reaktor terintegrasi untuk elektrokoagulasi-fotokatalisis dengan sumber foton berupa lampu merkuri 250 W dan anoda aluminium (Al) dan katoda stainless steel (SS-316) dengan tegangan 5 V digunakan pada proses elektrokoagulasi. Metode sintesis yang optimal adalah kalsinasi langsung (DC), yang menghasilkan persentase degradasi sebesar 49,57% dan produksi hidrogen sebesar 2,54  mmol/g, dibandingkan dengan sonikasi langsung (UA) dan sonikasi prekursor (UB). Rasio massa fotokatalis optimal ditemukan pada g-C3N4/WO3 dengan perbandingan 3:1, yang mampu mendegradasi tetrasiklin sebesar 57% dan menghasilkan hidrogen sebesar 2,64  mmol/g, dibandingkan dengan rasio 1:1 dan 1:3. Hasil karakterisasi SEM/EDX menunjukkan bahwa morfologi g-C3N4 berupa lembaran dan WO3 berbentuk agregat. Fasa kristal g-C3N4 adalah heksagonal, sedangkan fasa kristal WO3 didominasi oleh monoklinik dengan ukuran kristal fotokatalis berkisar antara 0,3 - 36 nm. Karakterisasi UV-Vis DRS menunjukkan nilai energi band gap setiap katalis dalam rentang 2,64 - 2,86 eV, yang memungkinkan absorbansi sinar tampak. Fotokatalis g-C3N4/WO3 dengan rasio 3:1 yang disintesis terbukti memiliki laju rekombinasi yang lebih rendah dibandingkan dengan g-C3N4, dengan dugaan mekanisme transfer muatan berupa Z-scheme heterojunction berdasarkan karakterisasi photoluminescence. Selain itu, proses kombinasi elektrokoagulasi-fotokatalisis memberikan persentase degradasi tetrasiklin sebesar 62,02% dan akumulasi hidrogen sebanyak 49.982,20  mmol/g.

Medical waste continues to pose a threat to humans and the environment, with one of the concerns being the antibiotic tetracycline. Currently, research on hydrogen production is increasing worldwide. However, existing hydrogen is predominantly derived from natural gas, which results in high carbon emissions. To address this issue, a combination of photocatalysis and electrocoagulation technologies is utilized. The photocatalyst used in this study is g-C3N4/WO3, with variations in the synthesis methods of the photocatalyst, the mass composition ratio of the photocatalyst, and the types of processes employed to achieve the degradation percentage of tetracycline and hydrogen accumulation. The photocatalyst performance tests were conducted in an integrated reactor for electrocoagulation-photocatalysis, with a 250 W mercury lamp as the photon source, an aluminum (Al) anode, and a stainless steel (SS-316) cathode used at a voltage of 5 V during the electrocoagulation process. The optimal synthesis method was direct calcination (DC), yielding a degradation percentage of 49.57% and hydrogen production of 2.54 mmol/g, compared to direct sonication (UA) and precursor sonication (UB). The optimal photocatalyst mass ratio was found to be g g-C3N4/WO3 at 3:1, which degraded tetracycline by 57% and produced 2.64 mmol/g of hydrogen, compared to the ratios of 1:1 and 1:3. SEM/EDX characterization showed that the morphology of g-C3N4 was nanosheets, while WO3 formed aggregates. The crystal phase of g-C3N4 was hexagonal, whereas the crystal phase of WO3 was predominantly monoclinic, with photocatalyst crystal sizes ranging from 0.3 to 36 nm. UV-Vis DRS characterization indicated that the band gap energy of each synthesized catalyst ranged from 2.64 to 2.86 eV, enabling visible light absorption. The synthesized g-C3N4/WO3 photocatalyst with a 3:1 ratio demonstrated a lower recombination rate compared to g-C3N4, with a proposed charge transfer mechanism involving a Z-scheme heterojunction based on photoluminescence characterization. Additionally, the electrocoagulation-photocatalysis combination process resulted in a tetracycline degradation percentage of 62.02% and hydrogen accumulation of 49,982.20 mmol/g."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fuaddilabib Muhammad
"Pencemaran lingkungan merupakan salah satu masalah yang di Indonesia, salah satunya ialah pencemaran lingkungan air oleh zat warna dari industri tekstil dan pakaian. Zat warna merupakan salah satu polutan organik yang keberadaannya sangat berbahaya bagi lingkungan dan ekosistem air karena dapat menyebabkan keracunan, perubahan mutagenik pada makhluk hidup bahkan kematian. Metode adsorpsi dinilai paling efektif untuk mengurangi pencemaran air dan memiliki berbagai macam adsorben dengan penggunaan dan bahan yang mudah serta memiliki nilai efesiensi tinggi. Pada penelitian ini disintesis karbon aktif berasal dari bahan alam, yaitu limbah tandan kosong kelapa sawit yang dimodifikasi ukuran porinya menggunakan silika gel bekas sebagai template dan menggunakan gugus sulfonat di permukaannya. Pada penelitian ini sintesis karbon aktif dengan metode hard template dan untuk pori diisi oleh ekstrak silika dari kaolin. Hasil sintesis diaplikasikan sebagai adsorben dengan methylene blue dan rhodamine B dalam air. Hasil sintesis dikarakterisasi menggunakan FTIR, XRD, BET, dan SEM-EDX untuk mengetahui ikatan kimia, morfologi, dan luas permukaan. Aplikasi adsorpsi zat warna methylene blue dan rhodamine B mencapai kapasitas adsorpsi maksimum pada pH 9 dan waktu kontak 60 menit pada adsorpsi karbon aktif dan karbon aktif tersulfonasi pada methylene blue dan pada pH 5 dan waktu kontak 60 menit pada adsorpsi karbon aktif dan karbon aktif tersulfonasi.

Environmental pollution is one of the problems in Indonesia, one of which is the pollution of the water environment by dyes from the textile and clothing industry. Dyes are one of the organic pollutants whose existence is very dangerous for the environment and aquatic ecosystems because they can cause poisoning, mutagenic changes in living things and even death. The adsorption method is considered the most effective for reducing water pollution and has various kinds of adsorbents with easy use and materials and has a high efficiency value. In this study, activated carbon was synthesized from natural materials, namely empty palm fruit bunches waste which modified its pore size using used silica gel as a template and using sulfonate groups on its surface. In this study, the synthesis of activated carbon was carried out using the hard template method and the pores were filled with silica extract from kaolin. The result of the synthesis was applied as an adsorbent with methylene blue and rhodamine B in water. Synthesis results were characterized using FTIR, XRD, BET, and SEM-EDX to determine chemical bonding, morphology, and surface area. The adsorption application of methylene blue and rhodamine B dyes achieved maximum adsorption capacity at pH 9 and a contact time of 60 minutes for the adsorption of activated carbon and sulfonated activated carbon on methylene blue and at pH 5 and a contact time of 60 minutes for the adsorption of activated carbon and sulfonated activated carbon.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Minhatul Maula
"Pencemaran air merupakan dampak negatif dari berkembangnya aktivitas perindustrian. Limbah dari proses industri dapat mengandung zat warna hingga mencapai 10 %. Oleh karena itu, penting untuk mengetahui metode penanganan limbah tersebut. Adsorpsi merupakan metode yang efektif dan efisien untuk menangani kontaminasi zat warna dalam lingkungan perairan. Kertas koran bekas berpotensi menjadi adsorben zat warna karena banyak mengandung selulosa. Pada penelitian ini, serat koran bekas (WNF) dimodifikasi dengan nanokitosan (NCH) untuk meningkatkan kemampuannya dalam mengadsorpsi zat warna congo red. WNF diperoleh setelah proses deinking menggunakan NaOH 4 %. NCH dengan ukuran partikel 123,8 nm dibuat dengan melarutkan kitosan dalam larutan asam asetat 1,67 x 10-2 M. Modifikasi WNF dengan NCH mencapai kondisi optimum pada rasio 0,01 g WNF/mL NCH. Proses adsorpsi congo red menggunakan WNF/NCH berlangsung baik pada pH 5,0. Kondisi kesetimbangan proses adsorpsi tercapai dalam waktu 10 menit. Kapasitas adsorpsi maksimum dari WNF/NCH sebesar 33,502 mg g-1 dengan menggunakan massa WNF/NCH 0,075 g dan konsentrasi awal congo red 400 mg L-1. Proses adsorpsi mengikuti model isoterm adsorpsi Langmuir dan kinetika adsorpsi orde dua semu. Hasil menunjukkan WNF/NCH dapat menjadi alternatif adsorben rendah biaya dalam penanganan limbah zat warna.

Water pollution is a negative effect emerged by industrial activities. These industries produce wastewater containing about 10 % dye stuffs. Adsorption has been considered to be the most effective and efficient process for treating dye contaminants in wastewater. Waste newspaper which is mainly consists of cellulose was found to be a potential adsorbent for dye removal. In this research, waste newspaper fiber (WNF) was modified by nanochitosan (NCH) to improve its ability for removal of congo red from aqueous medium. WNF was obtained after deinking treatment using 4 % NaOH. NCH with particle size of 123.8 nm was formed by dissolving chitosan particle in 1.67 x 10-2 M acetic acid solution. Modification of WNF using NCH reached optimum condition at ratio 0.01 g WNF/mL NCH. Adsorption study indicated that pH 5.0 favored the adsorption of congo red using WNF/NCH. The equilibrium condition was reached within 10 minutes. The maximum capacity of WNF/NCH for adsorption of congo red was 33.502 mg g-1 under dose of 0.075 g and initial concentration of 400 mg L-1. The adsorption process and equilibrium of congo red were well fitted by a pseudo-second order kinetic model and Langmuir isotherm, respectively. The results showed that nanochitosan-modified waste newspaper fiber may be utilized as a low cost adsorbent for dye-contaminated wastewater treatment."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2014
S57191
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Daniel
"Hidrogen adalah salah satu energi terbarukan yang menjanjikan dan berpotensi menjadi pengganti bahan bakar fosil. Namun, aplikasi hidrogen sebagai bahan bakar memiliki kekurangan, yaitu dalam hal penyimpanannya. Dalam suhu kamar dan tekanan atmosfir, hidrogen memiliki rasio energi yang sangat rendah terhadap volumenya jika disimpan dalam bentuk gas sehingga perlu dilakukan berbagai penelitian yang berkaitan dengan metode dan material untuk menyimpan hidrogen terus dilakukan. Sejauh ini metode penyimpanan hidrogen memakai prinsip adsorpsi dengan karbon aktif berbentuk granular sebagai adsorben sangat menjanjikan karena bisa menurunkan tekanan dalam tangki dengan kapasitas penyimpanan yang relatif sama. Pada penelitian ini, karbon aktif yang digunakan pada penelitian ini adalah karbon aktif berbahan dasar zeolite alam.
Proses pengambilan data dilakukan dengan metode volumetrik dan tipe adsorpsi yang digunakan adalah adsorpsi isotermal. Penyerapan dilakukan pada 3 temperatur berbeda, pertama pada temperatur 35°C dan tekanan mencapai 40 bar, yang kedua adalah pada temperatur 25°C dan tekanan mencapai 40 bar, dan yang ketiga pada temperatur 0°C dengan tekanan mencapai 40 bar. Pada temperatur 35°C, penyerapan hidrogen sebesar 0.01162kg/kg pada tekanan 39.3620 Bar. Pada temperatur 25°C, penyerapan hidrogen sebesar 0.01991kg/kg pada tekanan 40.2015 Bar. Pada temperatur 0°C, penyerapan hidrogen sebesar 0.03042kg/kg pada tekanan 39.6427 Bar. Data yang didapat selanjutnya dikorelasi dengan menggunakan persamaan model Langmuir, Toth, dan Langmuir-Freudlich.

Hydrogen is one of promising and potential new energy sources as the substitute of fossil fuel.But, the application of hydrogen as fuel still has weakness in a storage system. Inroom temperature and atmosphere pressure, hydrogen has a very low energy/volume ratio if the hydrogen is stored in gas phase, so it's needed to do some research about the method and materials to adsorp hydrogen. Nowadays, hydrogen adsorption's method using granular activated carbon as the adsorbent is very promising since can reduce the pressure in cell with the adsorption capacity relatively same as other methods. In this research, the activated carbon which used is natural zeolite.
The method which used in this research is volumetric method and the type of adsorption in this research is isothermal adsorption. The adsorptions in this research are in 3 temperatures, first adsorption in 35oC and the pressure up to 40 bars. Then second adsorption in 25°C and the pressure up to 40 bars, and the third adsorption in 0oC. At temperature 35°C, the hydrogen adsorption is 0.01162kg/kg at 39.3620 Bars. At temperature 25°C, the hydrogen adsorption is 0.01991kg/kg at 40.2015 Bars. At temperature 0°C, the hydrogen adsorption is 0.03042kg/kg at 39.6427 Bars.The Data are corelated with some model equations Langmuir, Toth, and Langmuir-Freudlich.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
T35718
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Andi Reynold Aksa
"Limbah amonia yang keluar dari industri mengandung konsentrasi amonia yang cukup tinggi, diatas ambang batas baku mutu yang berlaku (50 mg/L). Hal ini akan menimbulkan masalah bila tidak dilakukan pengolahan terlebih dahulu. Salah satu cara untuk mengolah Iimbah yang mengandung amonia adalah dengan cara adsorpsi dengan menggunakan zeolit alam. Zeolit alam digunakan untuk mengurangi kadar amonia dalam larutan karena memiliki ukuran pori yang sesuai dengan diameter amonia sehingga proses adsorpsi dapat berlangsung.
Penelitian adsorpsi secara barch bertingkat ini mengikuti siklus pola adsorpsi berseri yang ditentukan pada penelitian sebelumnya, di uji cobakan dalam alat adsorpsi bertingkat menggunakan ZAL dengan ulcuran 0,8-1 cm dan dipakai larutan buatan dengan konsentrasi awal amonia semua larutan 1000 mg/L. Proses adsorpsi dilakukan secara seri sampai setiap larutan mencapai baku mutu. Zeolit yang telah jenuh diregenerasi secara kimia dengan Iarutan NaCl 5 gram/liter. Zeolit hasil regenerasi dipakai kembali untuk mengadsorpsi amonia sampai jenuh.
Dari hasil penelitian didapatkan untuk mereduksi konsentrasi larutan amonia 1000 mg/liter sampai mencapai baku mutu 50 mg/l diperlukan 3 batch berseri yang berisi ZAL baru (seri 1), kemudian seri 1 ini dipakai untuk mengadsorpsi larutan baru berikutnya yang berkonsentrasi 1000 mg/l dan untuk mencapai baku mutu dibutuhkan 4 barch yang terdiri dari batch seri 1 dan 1 batch baru yang ditempatkan di akhir proses(seri 2), larutan baru berikutnya membutuhkan 5 batch yang terdiri dari ZAL dari seri 2 ditambah 1 barch ZAL baru yang juga ditempatkan di akhir proses, demikian seterusnya Dan seri 1 sampai dengan sen 6 dapat digunakan sesuai dengan pola siklus adsorpsi yang telah direncanakan.
Daya serap ZAL, terhadap larutan amonia baru 1000 mg/l di batch l untuk 1 kali, 2 kali, 3 kali dan 4 kali adsorpsi berturut-turut adalahh 1,817 meq/g, 1,091 meq/g, 0,93 meq/g, 0,535 meq/g atau 51,8 %, 30,8 %, 26,5 %, dan 14,4 %. ZAL setelah digunakan untuk mengadsorpsi larutan amonia 1000 mg/l sebanyak 4 kali, kemampuan adsorpsi turun dari 51,8 % menjadi 14,4 % dan meningkat menjadi 28,5 % setelah diregenerasi dengan NaCl. Estimasi operasi 1 kali siklus sesuai dengan pola siklus yang direncanakan dengan 6 batch ZAL berisi masing-masing 1,67 ton, membutuhkan waktu 44 jam mampu mengolah limbah amonia seban 50.000 L dengan biaya yang dibutuhkan 6.376.840 rupiah."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2001
S49159
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Manurung, Ridho Leon Ferediko
"Pada penelitian ini, sintesis nanopartikel ZnO, nanopartikel ZnV2O6, dan nanokomposit ZnO/ZnV2O6 berhasil dilakukan dengan metode green synthesis menggunakan ekstrak daun jambu biji (Psidium Guajava L.) dalam sistem dua fasa. Ekstrak n-heksana daun jambu biji memilki kandungan metabolit sekunder berupa alkaloid, saponin, dan steroid yang berperan sebagai basa lemah dan capping agent dalam proses sintesis nanopartikel. Karakterisasi FTIR, XRD, dan UV-Vis DRS dilakukan untuk mengetahui sifat struktural dan optik dari nanopartikel dan nanokomposit yang dihasilkan. Berdasarkan karakterisasi UV-Vis DRS, diperoleh nilai energi band gap dari nanopartikel ZnO, nanopartikel ZnV2O6, dan nanokomposit ZnO/ZnV2O6 masing-masing sebesar 3,25 eV; 2,28 eV; dan 2,95 eV. Selain itu, hasil uji fotokatalitik menunjukkan bahwa nanokomposit ZnO/ZnV2O6 memiliki aktivitas fotokatalitik yang paling baik dibandingkan nanopartikel ZnO dan ZnV2O6 dalam mendegradasi tetracycline di bawah sinar tampak selama 120 menit. Persen fotodegradasi tetracycline oleh ZnO/ZnV2O6, ZnV2O6, dan ZnO berturut-turut sebesar 96,77%; 82,69%; dan 29,82%. Lebih lanjut, reaksi fotodegradasi tetracycline menggunakan ZnO/ZnV2O6 mengikuti model kinetika laju orde satu semu dengan konstanta laju sebesar 2,92 × 10-2 min-1.

In this research, synthesis of ZnO nanoparticles, ZnV2O6 nanoparticles, and ZnO/ZnV2O6 nanocomposites were successfully carried out by means of green synthesis method using guava (Psidium Guajava L.) leaf extract in a Two-Phase System. Guava leaf n-hexane extract contains secondary metabolites such as alkaloids, saponins, and steroids were used as weak bases source and capping agents in the synthesis process of nanoparticles. FTIR, XRD, and UV-Vis DRS measurements were conducted to elucidate the structural and optical properties of nanoparticles and nanocomposites. Based on the results of characterization using UV-Vis DRS, the band gap energy values of ZnO nanoparticles, ZnV2O6 nanoparticles, and ZnO/ZnV2O6 nanocomposites were 3,25 eV; 2,28 eV; and 2,95 eV. In addition, the photocatalytic test results showed that ZnO/ZnV2O6 nanocomposites had the best photocatalytic activity compared to ZnO and ZnV2O6 nanoparticles tetracycline degradation under visible light for 120 minutes. Tetracycline photodegradation percentage by ZnO/ZnV2O6, ZnV2O6, and ZnO obtained were 96,77%; 82,69%; and 29,82%, respectively. Additionally, the reaction kinetics of tetracycline photodegradation using ZnO/ZnV2O6 was found to be a pseudo-first-order rate with a rate constant of 2.92 × 10-2 min-1."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Imam Taufani
"Global warming yang disebabkan oleh meningkatnya kadar CO2 di dalam udara mengakibatkan suhu permukaan bumi memanas. Hal tersebut mempunyai dampak yang sangat berbahaya bagi kehidupan di bumi. Untuk itu perlu suatu cara agar gas CO2 yang akan dilepaskan ke udara dapat ditangkap/disaring. Adsorpsi adalah salah satu cara atau metode yang efektif untuk mengurangi CO2 yang dikeluarkan. Adsorpsi adalah fenomena fisik yang terjadi antara molekul-molekul gas atau cair dikontakkan dengan suatu permukaan padatan. Penelitian ini membahas tentang kapasitas adsorpsi CO2 pada karbon aktif.
Dalam penelitian ini karbon aktif yang digunakan adalah karbon aktif komersial (Carbotech). Pengukuran adsorpsi menggunakan metode volumetrik (isotermal) pada temperatur 30ºC dengan tekanan 5 bar dan 7 bar. Variasi tekanan CO2 yang dialirkan akan mempengaruhi kapasitas dan laju penyerapan CO2 pada karbon aktif tersebut. Semakin tinggi tekanan maka kapasitas dan laju penyerapan CO2 juga semakin meningkat. Pada tekanan 5 bar karbon aktif komersial memiliki kapasitas sebesar 23,58 mg/gadsorben, sedangkan pada tekanan 7 bar sebesar 33,64 mg/gadsorben, dengan temperatur isotermal 30ºC.

Global warming caused by increase value of carbon dioxide in the air that contribute heat up temperature of earth. These situations have a dangerous impact to life in the earth. For that, we need some processes in order to carbon dioxide catch before release to the air, adsorption is effective way to reduce carbon dioxide which released. Adsorption is phenomena physics which happen between molecule-molecule gas or liquid to contact with a solid surface. This study discusses the capacity adsorption CO2 at activated carbon.
In this research the activated carbon used is a commercial active carbon (Carbotech). Adsorption measurement use volumetric method (isothermal) at temperatures 30ºC with 5 bar pressure and 7 bar. Variations in pressure CO2 will affect the capacity and the rate of adsorption of CO2 at activated carbon. The higher the pressure, capacity and the rate of adsorption of CO2 are also increasing. Commercial activated carbon has adsorption capacity of CO2 25,82 mg/gadsorbent at 5 bar pressure and 31,28 mg/gadsorbent at 7 bar pressure and 30ºC isothermal temperature.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2009
S50990
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Achmad Wibowo
"Penelitian adsorpsi amonia fasa cair pada kolom adsorpsi unggun tetap zeolit dilakukan deugan menggunakan adsorben zeolit alam Lampung jenis Klinoptilolit yang mengalami perlakuan pemanasan pada 150º C. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kemampuan adsorpsi amonia oleh zeolit alam Lampung berbentuk granular dengan melihat pengaruh waktu adsorpsi, ukuran butiran zeolit, perbandingan berat unggun terhadap laju alir (W/F), pengaruh regenerasi serta jatuh tekanan (pressure drop) yang ditimbulkan.
Adsorpsi amonia dilakukan dengan menggunakan partikel zeolit berukuran 20-10 mesh dan 10-8 mesh serta laju alir fluida sebesar 0,3 ml/detik. Konsentrasi amonia yang digunakan sekitar 1 gr/L dengan kondisi operasi adsorpsi pada suhu dan tekanan ruang. Konsentrasi amonia keluaran reaktor dianalisa dengan metode distilasi-titrasi, sedangkan zeolitaya dikarakterisasi dengan metode spektroskopi sinar tampak.
Dari hasil penelitian didapatkan untuk proses adsorpsi selama 240 menit, ukuran partikel 20-10 mesh memiliki kemampuan adsorpsi yang lebih baik dibandingkan dengan 10-8 mesh. Untuk W/F 1347 g.detik/mL, 20-10 mesh, waktu pencapaian melampaui baku mutu berlangsung selama 50 menit dengan kapasitas adsorpsi sebesar 0,2902 meqNH3/grZAL dengan breakpoint sekitar menit ke-60. Sedangkan W/F 1347 g.detik/mL, 10-8 mesh, waktu pencapaian sekitar 10 menit dengan kapasitas adsorpsi sebesar 0,2198 meqNH3/gZAL.
Regenerasi kimiawi dengan larutan NaCl 5 g/L dapat meningkatkan umur pakai adsorben ZAL, tetapi terjadi penurunan kemampuan adsorpsi tahap 2 dan 3 terhadap tahap I. Untuk ZAL 10-8 mesh dengan W/F1397 g.dtk/mL (tinggi 22 cm) perbandingannya 87,00% dan 74,81%.
Pada pengukuran jauh tekanan, perbedaan ukuran partikel tersebut tidak memberikan pengaruh yang signifikan. Jatuh tekanan hasil pengukuran pada kolom adsorpsi untuk tinggi unggun 22 cm dengan ukuran partikel 20-10 mesh dan 10-8 mesh adalah sekitar 2548 N/m²."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1999
S49221
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>