Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 140075 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Cintya Tyas Pawitra
"Penelitian ini bertujuan untuk mengungkapkan penjelasan mengenai bentuk konflik dan kecemasan yang terjadi pada tokoh utama dalam novel Taklik: Nona Teh dan Tuan Kopi karya Crowdstroia. Psikoanalisis menjadi pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini karena persoalan yang dianalisis mencakup persoalan mengenai kondisi kejiwaan tokoh. Penelitian dilakukan dengan metode penelitian deskriptif kualitatif dan menghasilkan analisis berupa, penokohan tokoh Varsha yang perfeksionis, altruis, dan penuh kasih sayang. Sementara penokohan tokoh Regen mempunyai karakter yang simpati, protektif, dan teguh pendirian. Selain itu, ditemukan bahwa terdapat konflik internal dan eksternal yang terjadi pada tokoh utama. Penelitian ini juga menunjukkan kecemasan yang terjadi pada tokoh Regen, yaitu kecemasan neurotik, moral, dan realistis. Sementara tokoh Varsha mengalami kecemasan neurotik dan realistis. Relasi yang terbentuk dari konflik dan kecemasan adalah sebuah pertahanan diri.

This study aims to reveal an explanation of conflict and anxiety that occur in the main character in the novel Taklik: Nona Teh dan Tuan Kopi by Crowdstroia. Psychoanalysis approach is used in this study because the issues are regarding the psychological condition of the characters. The research was conducted using a qualitative descriptive method and the analysis resulted in the characterization of Varsha who is perfectionist, altruist, and full of compassion. While the characterization of Regen's character has a sympathetic, protective, and firm character. In addition, it was found that there are internal and external conflicts that occur in the main character. This study also shows the anxiety that occurs in Regen's character, namely neurotic, moral, and realistic anxiety. As long as Varsha's character experiences neurotic and realistic anxiety. Correlation between the existence of conflict and anxiety that occurs is a form of character self-defense."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2023
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Blowers, Andrew
Jakarta: UI-Press, 1983
301 BLO it
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Keron A. Petrus
"ABSTRAK
Konflik penguasaan dan pemanfaatan kawasan hutan antara masyarakat yang
bermukim di dalam dan sekitar hutan dengan berbagai pihak yang mempunyai
kepentingan baik langsung maupun tidak langsung terhadap keberadaan suatu
kawasan hutan masih terus berlangsung sebagai akibat dari implementasi berbagai
kebijakan pengelolaan hutan nasional yang cenderung meminggirkan keberadaan dan
peran masyarakat di dalam dan sekitar hutan.
Dalam tulisan ini konflik dapat diartikan sebagai suatu keadaan/sítuasi yang
dapat ditanggapi sebagai tidak adanya suatu kerja sama antara berbagai pihak untuk
mempertahankan suatu sumber daya tertentu. Pihak-pihak yang dimaksud adalah
masyarakat dan pemerintah (eq. aparat instansi kehutanan), sedangkan sumber daya
yang dimaksud adalab sumber daya hutan Gn. Betung. Ketidaksepakatan di antara
para pihak ini sebagai konsekuensi berbagai kebijakan pengelolaan hutan yang
berimplïkasi path ketidakpastian akses masyarakat ke dalam hutan. Mekanisme
penanggulanganlpenyelesaian konflik dapat ditanggapi sebagal prosedur-prosedur,
langkah-langkah, strategi-strategi yang dilakukanldikembangkan oleh berbagai pihak
yang terlibat konflik atau pihak-pihak atau lembaga/forum lain sebagal upaya
menyelesaikan sebuah konflik.
Secara keseluruhan kasus-kasus yang memicu terjadinya konflik dapat
dikategorikan ke dalam dua kelompok besar, yakni konflik penguasaan dan konflik
pemanfaatan kawasan hutan. Konflik penguasaan terdiri dari penyerobotan lahan,
pergeseran batas kebun/lahan paroh lahan, dan konflik warisan. Konflik
pemanfaatan kawasan hutan terdiri dari pembukaan hutan sekunder (primer),
perawatan bekas kebun/ladang (belukar), berladang, penebangan kayu, pengambilan
basil kebun, pencurian hasil kebun, pemungutan komisi penjualan basil kebun,
perantingan tanaman sonokeling, pencurian bibit/anakan dan konflik pakan temak
(ramban).
Konflik-konflik yang terjadi antar warga masyarakat setempat dengan
pemerintah (aparat instansi kehutanan) lebih disebabkan adanya pelarangan akses
dan tindakan represif aparat terhadap warga, sedangkan konflik antar sesama warga
masyarakat perkampungan Talang Mulya lebih dipicu oleh tindakan pelecehan
terhadap hak-hak penguasaan (lahan) dan pemanfaatan hasil kebun yang dilakukan
oleh warga setempat terhadap warga lain, demikian juga konflik warga masyarakat
perkampungan Talang Mulya dengan warga masyarakat yang berasal dari luar lebih
dipicu oleh tindakan pelecehan hak pemanfaatan hasil kebun milik warga masyarakat
Setempat oleh warga yang berasal dari luar (kampung/desa tetangga).
Kajian ini menunjukkan bahwa jumlah jenis konflik, frekwensi dan intensitas
konflik berbeda dari suatu periode ke periode lain Penode 1940-an s/d 1982, jumlah
jenis konflik, frekwensi dan intensitas konflik masih bertangsung dalam jumlab jenis
konflik, frekwensi dan intensitas yang relatif rendah karena ada beberapa kebijakan
pengelolaan hutan yang ditanggapi sebagai kebijakan yang memberikan akses
kepada masyarakat untuk memanfaatkan kawasan hutan. Penode 1983 s/d Juni 1998
jumlah jenis konflik, frewnesi dan intensitas konflik memngkat tajam sebab adanya
kebijakan-kebijakan pengelolaan hutan yang berimplikasi pada ketidakpastian akses.
Untuk periode JuIl 1998 s/d Mel 2000, jumlah jenis konflik, frekwensi dan intensitas
konflik mulai menurun. Mulai terlihat adanya ketaatan warga masyarakat setempat
terhadap aturan-aturan bersama yang membawa pengaruh pada ketenangan dan
kepastian akses terhadap lahan garapan masing-masing.
Dalam upaya penanganan/penyelesaian konflik yang melibatkan warga
masyarakat perkampungan Talang Mulya berkembang beberapa mekanisme
penanganan/penyelesaian antara lain dengan cara membiarkan saja dan mengelak,
cara paksaan, perundingan di antara para pihak yang berkonflik, dim dengan cara
mediasi melalui aparat pemerintahan kampung, instansi kehutanan, Kelompok
Pengelola dan Pelestarian Hutan (KPPH), Gabungan KPHH dan Forum Musyawarah
Kelompok (FMK). Secam keselurtthan dalam upaya penanggulangan/penyelesaian
konflik penguasaan dan pemanfaatan kawasan hutan masyarakat setempat tidak
mengacu pada aturan atau hukum nasional. Karena hukum nasional (terutama di
bidang kehutanan) sudah jelas melarang akses masyarakat untuk memanfaatkan
kawasan hutan Gn. Betting. Masyarakat cenderung meuggunakan aturan (hukum)
yang dibuat dan disepakati sendiri oleh masyarakat.
Hasil kajian ¡ni menunjukkan bahwa melalui organisasi dan pranata
pengelolaan hutan yang dibangun sendiri masyarakat berhasil menyelesaikan dan
sekaligus menekan tezjadinya konflik penguasaan dan pemanfaatan kawasan hutan di
tingkat masyarakat. Fenomena ini mengindikasikan bahwa penanganan konflik
konflik penguasaan cian pemanfaatan kawasan hutan diperlukan adanya kelembagaan
secara organisatoris yang dibangun oleh komunitas hutan yang bersangkutan. Sebab
dalam situasi sosial yang syarat dengan persaingan, tanpa kerjasama di antara semua
pihak pengelolaan huían secam bertanggung jawab mustahil dicapai, karena itu
situasi ¡ni perlu dipulihkan dengan memberi peluang agar dapat berkembangnya
suasana kebersamaan untuk melihat secam kolektif bahwa persoalan huían bukan
hanya menjadi persoalan pemerintah tetapi menjadi persoajan semua pihak
"
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2000
T5460
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Eisenstadt, Shmuel Noah
Jakarta: Rajawali , 1986
303.6 EIS r
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Rara Masrifah
"ABSTRAK
Fokus penelitian ini adalah analisis mengenai budaya Minangkabau dan konflik budaya di dalam novel Salah Pilih. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif analisis. Tujuan dari penulisan skripsi ini adalah untuk menjelaskan budaya Minangkabau dan konflik budaya yang terdapat dalam novel Salah Pilih karya Nur Sutan Iskandar. Kesimpulan dari penelitian ini adalah terdapat budaya Minangkabau, seperti kawin muda, perjodohan, tata cara perkawinan, pakaian adat, sistem kekerabatan matrilinel, merantau, harta pusaka, penghulu, adat sopan santun, rumah gadang, dan konflik budaya yang dilakukan tokoh lelaki di dalam novel ini.

ABSTRACT
This research is focused in analyzing about culture of Minangkabau and culture conflict in novel Salah Pilih by Nur Sutan Iskandar. The method of this research is analysis descriptive. The purpose of this research is to explain culture of Minangkabau and culture conflict in novel Salah Pilih by Nur Sutan Iskandar. The conclusion of this research is there are Minangkabau cultures, such marriage procedure, culture fashion, matriarchy, merantau, treasures, penghulu, attitude culture, gadang house, and culture conflict by male characters."
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Wina Septiana
"Cerita atau novel merupakan satu bentuk rangkaian peristiwa yang disusun berdasarkan kronologi kejadian. Tentu saja kejadian tersebut merupakan kejadian imitasi yang terkadang diilhami dari kejadian yang sebenarnya atau benar-benar tidak ada dalam kehidupan nyata. Novel tidak hanya sebagai hiburan tetapi juga sebagai sarana pendidikan. Dalam penelitian ini masalah yang akan diangkat adalah permasalahan intrinsik dalam novel Pinesthi karya R.Ngt. Suisdiyati Sarmo (2013). Dalam novel ini terdapat peristiwa yang mendukung alur cerita dan respon tokoh dalam menghadapi peristiwa tersebut. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif, data yang dipergunakan adalah data dari dalam karya sastra tersebut. Data yang diperoleh dalam karya sastra tersebut menempuh prosedur pengolahan data dan dari hasil pengolahan data tersebut dibuat interpretasi terhadap tema, makna dan pesan yang ada dalam cerita. Tujuan penelitian untuk membongkar hal yang dipaparkan dalam novel tersebut. Dalam hasil penelitian terlihat bahwa tokoh utama kendati tokoh utama menunjukkan sikap narima tapi ternyata tokoh tersebut menyimpan banyak sekali konflik batin dalam cerita. Hal ini yang menunjukkan bahwa sikap narima ternyata dibaliknya memiliki konflik batin yang dalam.

Kata kunci : Batin; Konflik batin; Sikap narima

 


A story or novel is a series of events arranged in chronological order. The particular event is an imitation event that sometimes is inspired by an actual event and/or an event that does not exist in real life. Other than entertainment purpose, novel can also be a tool for education. In this research, the problem is focused on the intrinsic aspect in a novel called Pinesthi by R.Ngt. Suisdiyati Sarmo (2013). In this novel there are events that support the storyline and the response of characters in dealing with particular events. The method used in this study is a qualitative method, the data used are data from the novel itself. The data obtained in the literary work is processed through data processing procedure and the results are used for creating interpretations of the themes, meanings and messages in the story. The purpose of this research is to dig into the things described in the novel. The results of the study shows that even though the main character indicates the attitude of narima, turns out the character has a lot of inner conflicts in the story. This shows that the attitude of narima turns to have deep inner conflict.

Keyword: Inner; Inner conflict; Narima attitude

"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2020
TA-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Malta Zahrani
"Konflik sosial kerap kali terjadi dalam kehidupan masyarakat, terutama masyarakat Sakai yang hidup berdampingan dengan perusahaan besar. Konflik sosial itu dipicu salah satunya oleh pencemaran lingkungan yang berdampak buruk pada masyarakat tersebut. Hal ini tercermin dalam novel Tangisan Batang Pudu karya Musa Ismail. Oleh karena itu, novel tersebut sangat menarik untuk dikaji karena merupakan gejala umum yang banyak ditemukan di berbagai belahan dunia. Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan bentuk konflik sosial antara perusahaan dan masyarakat Sakai akibat pencemaran lingkungan dan pencemaran lingkungan akibat kapitalisme perusahaan yang menjadi faktor pemicu terjadinya konflik tersebut di masyarakat dalam novel Tangisan Batang Pudu karya Musa Ismail. Penelitian kesusasteraan ini menggunakan metode deskriptif kualitatif dengan teknik studi pustaka melalui pendekatan sosiologi sastra. Hasil penelitian ini adalah adanya konflik sosial laten dan konflik sosial terbuka serta pencemaran lingkungan yang disebabkan oleh kapitalisme perusahaan sehingga mengakibatkan adanya kelangkaan ikan dan hampir hilangnya sumber daya alam yang penting bagi masyarakat Sakai. Berdasarkan penelitian ini, dapat disimpulkan bahwa konflik sosial dapat terjadi apabila perusahaan yang beroperasi di suatu tempat tidak memperhatikan kondisi masyarakat dan budayanya.

Social conflicts often occur in people's lives, especially among the Sakai people who live alongside large companies. One triggering factor for social conflict is environmental pollution, which negatively impacts the community. This is reflected in the novel Tangisan Batang Pudu by Musa Ismail. Therefore, the novel is highly interesting to study as it represents a common phenomenon found in many parts of the world. This study aims to explain the forms of social conflict between companies and Sakai people resulting from environmental pollution and corporate capitalism, which serve as trigger factors for conflicts in society within the novel Tangisan Batang Pudu by Musa Ismail. This literary research employs a qualitative descriptive method, utilizing literature study techniques through a sociological approach. The research findings reveal latent and open social conflicts, as well as environmental pollution caused by corporate capitalism, leading to a scarcity of fish and the near depletion of crucial natural resources that are vital to the Sakai people. Based on this research, it can be concluded that social conflicts can arise when large companies fail to consider the societal conditions and cultural values."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2023
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Eka Anefia Safitri
"Novel Klelep Ing Samudra Rasa karya Tulus Setiyadi menceritakan tentang tokoh Dewi sebagai orang ketiga dalam pernikahan Panji dan Septi. Posisi tersebut menimbulkan konflik batin dalam diri Dewi. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis bentuk serta gelaja-gejala konflik batin, serta menguraikan faktor pemicu konflik batin yang dialami tokoh Dewi pada novel Klelep Ing Samudra Rasa karya Tulus Setyadi. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kualitatif dengan menggunakan teori Psikologi sastra, sedangkan pembahasan mengenai konflik batin mendasarkan pada pendapat Muis (2009). Data penelitian ini adalah satuan peristiwa berupa teks kalimat yang berhubungan dengan konflik batin tokoh Dewi. Hasil penelitian ini adalah (1) Bentuk-bentuk konflik batin tokoh berupa perasaan depresi, obsesi, cemas, perasaan bersalah, perasaan takut, serta frustasi. (2) Faktor pemicu terjadinya konflik batin tokoh Dewi di antaranya; faktor latar belakang hidup Dewi, faktor ketertarikan fisik kepada Panji, dan perhatian serta kasih sayang yang oleh Panji. (3) Adanya kontradiksi antara sikap batin tokoh Dewi dengan sikap batin yang tepat menurut kebudayaan Jawa. Kesimpulan pada penelitian ini adalah dalam berfikir, berperilaku, serta bersikap sepatutnya mengedepankan akal budi dan memperhatikan apa yang ada di luar diri, serta mengesampingkan hawa nafsu jahat dan egoisme pribadi dengan tujuan meminimalisir terjadinya konflik-konflik supaya mendapat kehidupan yang tentram dan slamet.

The novel Klelep Ing Samudra Rasa by Tulus Setiyadi tells the story of Dewi as the third person in Panji and Septi's marriage. This position causes inner conflict in Dewi's self. The purpose of this study is to analyze the forms and symptoms of inner conflict, and to describe the factors that trigger inner conflict in Dewi's character in the novel Klelep Ing Samudra Rasa by Tulus Setyadi. The method used in this study is a qualitative descriptive method using literary psychology theory, while the discussion of inner conflict is based on the opinion of Muis (2009). The data of this research is the unit of events in the form of text sentences related to the inner conflict of the character Dewi. The results of this study are (1) The forms of inner conflict of the characters in the form of feelings of depression, obsession, anxiety, guilt, feelings of fear, and frustration. (2) The triggering factors for the inner conflict of Dewi's character include; Dewi's background, physical attraction to Panji, and Panji's attention and affection. (3) There is a contradiction between the inner attitude of the Dewi character and the appropriate inner attitude according to Javanese culture. The conclusion of this study is that in thinking, behaving, and acting, it is appropriate to prioritize reason and pay attention to what is outside of oneself, and to put aside evil desires and personal egoism with the aim of minimizing conflicts in order to have a peaceful and slamet."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2022
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Atik Kurniawati
"Tulisan ini berangkat dari issue mengenai guru penggerak yang diinstruksikan oleh Mentri Pendidikan dan Kebudayaan, namun praktiknya kurikulum sangat menekan. Sehingga muncul guru transformatif dalam praktik hidden curriculum yang memberikan kontribusi terhadap pendidikan. Studi-studi sebelumnya membahas stakeholders dalam praktik hidden curriculum sekolah secara terpisah. Sedangkan dalam tulisan ini, peneliti ingin menunjukkan praktik hidden curriculum dan menunjukkan peran seluruh stakeholders sekolah menggunakan kerangka pemikiran Henry Armand Giroux. Penelitian ini merupakan penelitian studi kasus dengan pendekatan kualitatif.
Temuan dalam penelitian ini ialah (1) kurikulum yang berlaku di sekolah Avicenna ialah kurikulum 2013 dengan pengembangan sesuai visi sekolah yaitu berkarakter kepemimpinan, berbasis sains dan teknologi, peduli pada lingkungan dan berprestasi (2) Praktik hidden curriculum dilakukan oleh pengurus yayasan dengan mengubah identitas, dan dilakukan oleh guru untuk mempertahankan identitas lama, terdapat relasi kekuasaan dan ideologi antar stakeholders sekolah (3) Dinamika muncul akibat kontestasi nilai antar stakeholders, karena guru menjalankan perannya sebagai intelektual transformatif dengan melakukan perjuangan untuk mempertahankan nilai (4) Dampaknya, siswa menjadi korban atas kontestasi nilai yang terjadi di sekolah. Penelitian ini memberikan saran bahwa perlunya kepercayaan, pemberdayaan dan public spehere untuk seluruh stakeholders sekolah dalam mendapat pencapaian yang maksimal.

This paper departs from the issue of the teacher instructor instructed by the Minister of Education and Culture, but in practice the curriculum is very pressing. So that transformative teachers emerge in the practice of hidden curriculum which contributes to education. Previous studies discussed stakeholders in the practice of hidden school curriculum separately. Whereas in this paper, researchers want to show the practice of hidden curriculum and show the role of all school stakeholders using the framework of Henry Armand Giroux. This research is a case study research with a qualitative approach.
The findings in this study are (1) the curriculum applicable at Avicenna school is the 2013 curriculum with development in accordance with the school's vision of leadership, science and technology-based, environmental care and achievement (2) The hidden curriculum practice is carried out by the foundation management by changing identity, and is done by teachers to maintain old identities, there are power relations and ideologies between school stakeholders value contestation that occurs in schools. This research suggests that the need for trust, empowerment and public spehere for all school stakeholders to get the maximum achievement.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2019
T55078
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rizky Indah Maysari
"Novel mampu menampilkan potret sosial di dalam masyarakat pada suatu masa tertentu. Canting karya Arswendo Atmowiloto merepresentasikan potret sosial kehidupan masyarakat Jawa pada tahun 1960-an. Potret sosial yang digambarkan ialah mengenai konflik antarkelas di antara golongan priyayi dan bukan priyayi serta masalah kedudukan dan peranan di antara keduanya. Masalah kedudukan dan peranan sangat jelas tergambar dari penggambaran dua tokoh utama, yaitu Pak Bei dan Bu Bei, serta beberapa tokoh turunan lainnya. Penulis melihat bahwa kedudukan priyayi yang disandang Pak Bei tidak lebih dari sistem strata sosial. Sementara, kedudukan priyayi yang disandang Bu Bei merupakan peranan yang seharusnya dilakukan oleh golongan priyayi.

Novels can display social portraits in society at a certain time. Arswendo Atmowiloto's Canting represents the social portrait of Javanese society in the 1960s. The social portrait is about class conflicts between priyayi's and non-priyayi groups and their respective positions and roles. The issue of position and role is illustrated by two main figures, namely Mr. Bei and Mrs. Bei, and also several other subordinate figures. The author sees that Pak Bei's priyayi position is part of the social strata system. In fact, Mrs. Bei shows the position of a priyayi through
her roles. "
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2016
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>