Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 142703 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Kanita Klara
"Human immunodeficiency virus adalah virus yang menyerang sel darah putih yang menyebabkan turunnya kekebalan tubuh manusia. sedangkan Acquired Immune Deficiency Syndrom adalah sekumpulan gejala penyakit yang timbul karena turunnya kekebalan. Tuberkulosis (TB) adalah penyakit yang disebabkan bakteri Mycobacterium tuberculosis. Terapi pencegahan tuberkulosis (TPT) merupakan perencanaan terapi pencegahan TB yang tidak hanya dilakukan untuk  ODHA, tetapi juga untuk pasien imunokompromais lainnya serta orang-orang yang memiliki kontak serumah dengan pasien TB. Puskesmas Kecamatan Cengkareng menjalankan program pengobatan untuk pengidap HIV-AIDS, TB, dan TPT. Tujuan dilakukannya laporan ini adalah menganalisis data TPT untuk ODHA di Puskesmas selama periode tertentu. Teknik pengambilan data dengan purposive sampling dimana data populasi diperoleh dari pencatatan apoteker penanggung jawab program HIV dan TB. Jumlah pasien yang mengikuti program TPT adalah sebanyak 221. Data yang dianalisis adalah data yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi sehingga diperoleh jumlah sampel yang dapat diamati sebanyak 136. Pasien ODHA yang mengawali inisiasi TPT pada bulan Mei, Juni, Juli, Agustus, September, dan Oktober memiliki rata-rata persentase keberhasilan 91,785% dengan jumlah pasien yang berhasil adalah 122 dari 136 pasien. Persentase keberhasilan program TPT untuk pasien pengidap HIV-AIDS adalah sebesar 91,057% untuk pasien dengan terapi 3HP dan 76,923% untuk pasien dengan terapi 6H. Pasien dengan terapi 3HP memiliki tingkat keberhasilan yang lebih tinggi.

Human immunodeficiency virus (HIV) is a virus that attacks or infects white blood cells which causes a decrease in human immunity, while Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS) is a collection of disease symptoms that arise due to decreased immunity caused by infection by HIV. Tuberculosis (TB) is a disease caused by the bacterium Mycobacterium tuberculosis. As a form of prevention, people living with HIV who do not have TB disease are given tuberculosis prevention therapy (TPT). TPT is a TB prevention therapy plan that is not only carried out by PLWHA, but also for other immunocompromised patients and people who have household contacts with TB patients. The Cengkareng District Health Center runs a treatment program for people living with HIV-AIDS and tuberculosis treatment. In addition, the TPT program was also implemented. The purpose of this special assignment was to analyze TPT data for PLWHA at the Cengkareng District Health Center for a certain period. The data collection technique was purposive sampling in which population data were obtained from the registration of the pharmacist in charge of the HIV and TB program. The number of patients participating in the TPT program from May to October was 221. The data analyzed were those that met the inclusion and exclusion criteria so that a total of 136 observable samples were obtained. Overall, PLHIV patients who started TPT initiation in May, June, July, August, September, and October had an average success rate of 91.785% with 122 of 136 patients who were successful. The percentage of TPT program success for patients living with HIV-AIDS was 91.057% for patients with 3HP therapy and 76.923% for patients with 6H therapy. Patients on 3HP therapy have a higher success rate."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2022
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Alvian Nathanael
"Penanganan tuberkulosis termasuk tuberkulosis resisten obat telah diatur oleh Kementerian Kesehatan Republik Indonesia melalui Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia no. 67 tahun 2016, yang dikembangkan lebih lanjut melalui Petunjuk Teknis Penatalaksanaan Tuberkulosis Resisten Obat di Indonesia oleh Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan Republik Indonesia tahun 2020. Dengan demikian, tugas khusus ini dilakukan untuk mengetahui peran apoteker dalam memantau dan mengawasi rejimen pengobatan tuberculosis resisten obat (TB-RO) yang diresepkan oleh dokter, serta memastikan bahwa rejimen pengobatan yang diberikan sesuai dengan tatalaksana yang ditetapkan Kementerian Kesehatan RI tentang penanganan pasien TB-RO. Pada tugas khusus ini, rejimen pengobatan 9 pasien tuberkulosis resisten obat dikumpulkan kemudian dianalisis kesesuaiannya dengan tata laksana penanganan pasien TB-RO yang termuat dalam Permenkes no. 67 tahun 2016 tentang Penanggulangan Tuberkulosis. Analisis dilakukan terhadap kesesuaian pemilihan rejimen obat, dosis, dan beberapa kasus pada pasien-pasien tertentu. Rejimen pengobatan tuberkulosis resisten obat yang diperoleh 9 pasien yang dianalisis didominasi oleh Bedaquiline, Clofazimin, Sikloserin, Levofloxacin, dan Linezolid, serta Piridoksin untuk mengurangi efek samping. Beberapa penyesuaian dilakukan terhadap pasien fase lanjutan yang sudah tidak menerima Bedaquiline, serta pasien yang tidak menerima Linezolid karena efek samping anemia. Berdasarkan tugas khusus ini, dapat disimpulkan bahwa salah satu peran apoteker di puskesmas adalah melakukan verifikasi, konfirmasi, dan pemantauan terhadap pengobatan pasien tuberkulosis resisten obat, khususnya resisten obat. Rejimen pengobatan sembilan pasien tuberkulosis resisten obat di Puskesmas Kecamatan Cengkareng telah relatif sesuai dengan tatalaksana penanganan tuberkulosis resisten obat Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, dengan mempertimbangkan kondisi yang dialami pasien.

The Ministry of Health in Indonesia, through Ministerial Regulation No. 67 of 2016 and subsequent Technical Guidelines, oversees the management of tuberculosis (TB) and drug-resistant tuberculosis (TB-DR). This study focuses on the pharmacist's role in monitoring and supervising TB-DR treatment regimens prescribed by doctors. The aim is to ensure alignment with the Ministry of Health's guidelines for TB-DR patient management. In this specific task, the treatment regimens of nine TB-DR patients were collected and analyzed. The assessment considered the appropriateness of drug selection, dosage, and adjustments for specific cases. The identified regimens primarily featured drugs like Bedaquiline, Clofazimine, Cycloserine, Levofloxacin, Linezolid, and Pyridoxine to mitigate side effects. Adjustments were made for patients in advanced stages, discontinuing Bedaquiline, and for those not receiving Linezolid due to anemia. The findings indicate that pharmacists in community health centers play a crucial role in verifying, confirming, and monitoring TB-DR treatment, ensuring adherence to prescribed regimens. The analyzed regimens generally aligned with the Ministry of Health's guidelines, taking into account individual patient conditions. This study underscores the pharmacist's pivotal role in the effective management of TB-DR, contributing to improved patient outcomes."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas ndonesia, 2023
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Melda Nesta Febrina
"Tuberkulosis (TB) merupakan salah satu jenis penyakit menular yang disebabkan oleh suatu bakteri, yakni Mycobacterium tuberculosis. Merujuk pada World Health Organization (WHO), TB berada pada urutan kedua infeksi yang paling mematikan setelah COVID-19 dan penyebab utama ke-13 kematian di seluruh dunia. Hingga saat ini, kepatuhan pasien terhadap pengobatan TB masih menjadi tantangan tersendiri dalam meningkatkan keberhasilan terapi. Penulisan ini bertujuan untuk memperoleh gambaran tingkat kepatuhan penggunaan obat Pasien Tuberkulosis Resistan Obat di Puskesmas Kecamatan Cengkareng Periode Maret 2022 hingga April 2023. Metode pelaksanaan dilakukan dengan mengolah data terkait pasien yang menerima pengobatan TB RO di Puskesmas Kecamatan Cengkareng Periode Maret 2022 hingga April 2023. Berdasarkan penelitian, sebanyak 70% termasuk dalam kategori patuh dikarenakan masih menjalani pengobatan secara aktif, 17% mengalami ketidakberhasilan terapi (7% meninggal dunia, 7% gagal pengobatan, dan 3% putus obat), 3% sembuh, 3% dirujuk ke fasilitas kesehatan lain, dan 3% masih menunggu hasil kultur bakteri.

Tuberculosis (TB) is a type of infectious disease caused by a bacteria, namely Mycobacterium tuberculosis. Referring to the World Health Organization (WHO), TB is the second most deadly infection after COVID-19 and the 13th leading cause of death worldwide. Until now, patient compliance with TB treatment is still a challenge in increasing the success of therapy. This writing aims to obtain an overview of the level of compliance with drug use in Drug-Resistant Tuberculosis Patients at Puskesmas Cengkareng for the period March 2022 to April 2023. The implementation method is carried out by processing data related to patients who received RO TB treatment at Puskesmas Cengkareng for the period March 2022 to April 2023. Based on research, as many as 70% were included in the compliant category because they were still undergoing active treatment, 17% experienced unsuccessful therapy (7% died, 7% failed treatment, and 3% dropped out of medication), 3% recovered, 3% were referred to other health facilities , and 3% are still waiting for bacterial culture results."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas ndonesia, 2023
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Dilfa Safnia Putri
"Tuberkulosis (TB) adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis, di mana bakteri ini menyerang paru-paru dan organ di luar paru-paru. Pengobatan TB, khususnya untuk pasien sensitif obat, terdiri dari fase intensif dan fase lanjutan yang berlangsung selama enam bulan. Pengobatan TB pada anak-anak menggunakan rejimen 2HRZ/4HR. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan dan mengidentifikasi kepatuhan pasien TB anak di Puskesmas Cengkareng pada periode April - Oktober 2023. Kepatuhan pasien dianggap berhasil apabila pasien meminum obat sesuai dengan tanggal kedatangan yang telah ditentukan dan mengonsumsi OAT secara teratur. Penelitian ini menggunakan desain analitik observasional dengan pendekatan potong lintang (cross-sectional study). Hasil penelitian menunjukkan bahwa seluruh pasien TB anak di Puskesmas Cengkareng pada periode pengobatan April-Oktober 2023 memiliki tingkat kepatuhan yang baik. Faktor-faktor yang dapat memengaruhi kepatuhan pasien TB atau PMO (Pengawas Minum Obat) dalam menjalani pengobatan TB selama kurang lebih enam bulan meliputi faktor predisposisi (sosioekonomi, pengetahuan, tekanan psikologis, dan ketersediaan akses ke layanan kesehatan), faktor penguat (dukungan keluarga dan stigma sosial), serta faktor pendukung (dukungan dari dokter dan perawat).

Tuberculosis (TB) is an infectious disease caused by Mycobacterium tuberculosis; the bacteria invade the lung and extra-lung organs. TB treatment, especially for drug-sensitive patients, consists of an intensive phase and a continuation phase lasting six months. TB treatment for children uses the 2HRZ/4HR regimen. This study aims to describe and identify the compliance of pediatric TB patients at the Cengkareng Health Center in the period April - October 2023. Patient compliance is said to be successful if the patient takes the drug according to the predetermined arrival date and takes OAT regularly. This study used an observational analytic design with a cross-sectional study. The results showed that all pediatric TB patients at the Cengkareng Health Center in the April-October 2023 treatment period had a good level of compliance. The factors that can affect the compliance of TB patients or PMOs in their participation in undergoing TB treatment for approximately six months are predisposing factors (socioeconomic, knowledge, psychological pressure and availability to access health services), reinforcing factors (family support and social stigma) and supporters (support from doctors and nurses). "
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2024
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Farhan Dwi Yulianto
"Proporsi keberhasilan pengobatan pada pasien TBC yang diobati di Jakarta Barat trend-nya mengalami penurunan sebesar 83,40% (tahun 2020), 79,36% (2021), dan 77,18% (tahun 2022) (ketidakberhasilannya 22,82%). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan kepatuhan pengobatan, co-infeksi HIV, dan riwayat pengobatan sebelumnya dengan dengan kesintasan pasien TBC SO terhadap ketidakberhasilan pengobatan di Kota Jakarta Barat tahun 2022. Desain studi penelitian ini yaitu kohort retrospektif dengan data bersumber dari laporan TB03.SO Sistem Informasi Tuberkulosis (TBC SO) Kota Jakarta Barat periode Januari-Desember 2022. Analisis yang digunakan dalam penelitian ini yaitu analisis deskriptif, survival dengan menggunakan Kaplan Meier, dan multivariat dengan menggunakan cox regression. Dari 2116 pasien yang eligible pada penelitian ini terdapat 1846 pasien yang menjadi sampel penelitian. Hasil penelitian menunjukkan bahwa insiden rate kumulatif sebesar 4,9/1000 orang-minggu dengan probabilitas survival kumulatif 70,5%. pada kelompok negatif DM, pada saat pasien TBC SO tidak patuh minum obat HR: 47,78 kali (95% CI: 32,59-70,03; p-value: <0,001) setelah dikontrol variabel jenis kelamin. Hasil analisis multivariat menunjukkan pada kelompok tidak ada riwayat pengobatan, pada saat pasien TBC SO tidak patuh minum obat memiliki HR: 65,65 kali (95% CI: 43,09-100,03; p-value: <0,001) setelah dikontrol variabel jenis kelamin. Pada kelompok ada riwayat pengobatan, pada saat pasien TBC SO tidak patuh minum obat memiliki HR: 26,28 kali (95% CI: 12,54-55,03; p-value: <0,001) setelah dikontrol variabel jenis kelamin. pada kelompok patuh pengobatan, pada saat pasien TBC SO memiliki riwayat pengobatan sebelumnya memiliki HR: 2,3 kali (95% CI: 1,06-5,01; p-value: 0,035). Diharapkan menguatkan koordinasi dengan poli lainnya (Poli HIV/PDP atau Poli Penyakit Dalam) untuk memantau keteraturan minum OAT dan juga obat untuk penyakit penyerta lainnya untuk kasus TBC dengan komorbid misalnya ARV pada pasien HIV dan terapi DM bagi pasien DM. Perlu dilakukan pemantauan efek samping, konsultasi, tatalaksana efek samping sesuai standar, dan juga follow up pengobatan pasien sehingga dapat meningkatkan kepatuhan pengobatan dan mengurangi angka ketidakberhasilan pengobatan.

The proportion of successful treatment for TB patients treated in West Jakarta has decreased by 83.40% (2020), 79.36% (2021), and 77.18% (2022) (22.82% failure) . This study aims to determine the relationship between treatment adherence, HIV co-infection, and previous treatment history with TB SO patient survival and treatment failure in West Jakarta City in 2022. The study design of this research is a retrospective cohort with data sourced from the TB03.SO System report. Information on Tuberculosis (TBC SO) for West Jakarta City for the period January-December 2022. The analysis used in this research is descriptive analysis, survival using Kaplan Meier, and multivariate using cox regression. Of the 2116 eligible patients in this study, 1846 patients were included in the research sample. The results showed that the cumulative incidence rate was 4.9/1000 person-weeks with a cumulative survival probability of 70.5%. in the DM negative group, when TB SO patients were non-compliant with taking medication HR: 47.78 times (95% CI: 32.59-70.03; p-value: <0.001) after controlling for the gender variable. The results of the multivariate analysis showed that in the group with no history of treatment, when TB patients did not adhere to taking medication, the HR was: 65.65 times (95% CI: 43.09- 100.03; p-value: <0.001) after controlling for variables gender. In the group with a history of treatment, when TB patients did not comply with taking medication, the HR was 26.28 times (95% CI: 12.54-55.03; p-value: <0.001) after controlling for the gender variable. in the treatment adherent group, when TB SO patients had a history of previous treatment, the HR was: 2.3 times (95% CI: 1.06-5.01; p-value: 0.035). It is hoped that coordination with other polyclinics (HIV/PDP Polyclinic or Internal Medicine Polyclinic) will be strengthened to monitor the regularity of taking OAT and also medication for other comorbidities for TB cases with comorbidities, for example ARVs for HIV patients and DM therapy for DM patients. It is necessary to monitor side effects, consult, manage side effects according to standards, and also follow up on patient treatment so as to increase treatment compliance and reduce the rate of treatment failure."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fiona Natania Kurniadi
"Tuberkulosis (TB) hingga saat ini menjadi salah satu masalah kesehatan masyarakat dunia. Di Indonesia, prevalensi infeksi TB mencapai 8,5% dan merupakan angka prevalensi TB terbesar kedua di dunia pada tahun 2019. Dalam rangka mendukung keberhasilan program penanggulangan TB nasional, dilaksanakan upaya pemantauan dan evaluasi keberhasilan program penanggulangan TB di Indonesia. Sejak bulan Maret 2022 – Mei 2023, puskesmas kecamatan cengkareng telah melayani 166 pasien dewasa TB Sensitif Obat (TB-SO) dosis intermiten. Dalam rangka menilai keberhasilan program tersebut, dilakukan evaluasi hasil pengobatan periode Maret 2022 – April 2023 serta dilakukan penyusun leaflet sebagai sarana edukasi pengobatan TB-SO dosis intermiten. Evaluasi pengobatan dilaksanakan melalui pengelolahan data retrospektif menggunakan perangkat lunak Microsoft excel dari data sekunder hasil rekapitulasi pengobatan OAT 2HRZE/4H3R3 sejak bulan Maret 2022 – Mei 2023. Sedangkan, pembuatan leaflet dilakukan berdasarkan studi literatur dari pustaka tahun 2009 – 2021 dan ditulis secara ringkas dan menarik. Berdasarkan hasil evaluasi, dari 166 pasien dewasa TB-SO dosis intermiten; 48,80% pasien sembuh; 13,25% pasien dirujuk ke fasilitas kesehatan lain; 9,64% pasien Loss to Follow Up; 0,6% pasien meninggal; 21,08% pasien menjalankan terapi fase awal; dan 6,63% pasien menjalankan terapi fase lanjutan. Selain itu, telah dibuat leaflet pengobatan TB dosis 4HRZE/2H3R3 sebagai media edukasi bagi pasien TB.

Tuberculosis (TB) has become one of the world's public health problems. In Indonesia, the prevalence of TB infection reached 8.5% and was the second highest TB prevalence in the world in 2019. To support the success of the national TB program, evaluation, and monitoring of TB programs in Indonesia were carried out. From March 2022 – May 2023, Puskesmas kecamatan cengkareng has treated 166 adult patients with drug-sensitive TB (SO-TB). To assess the success of the program, an evaluation of the treatment was carried out and the leaflet was compiled as an educational media. The evaluation was carried out retrospectively using secondary data from the recapitulation of OAT 2HRZE/4H3R3 treatment from March 2022 – May 2023, all the data were processed using Microsoft Excel software. Meanwhile, the leaflet was created based on literature studies from the 2009 – 2021 literature. Based on the evaluation results, from 166 adult patients with intermittent dose TB-SO; 48.80% of the patients recovered; 13.25% of patients were referred to other health facilities; 9.64% of patients were Loss to Follow Up; 0.6% of patients died; 21.08% of patients underwent intensive phase therapy; and 6.63% of patients underwent continuous phase therapy. In addition, the leaflet for drug-sensitive TB has been made as educational media for TB patients."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2023
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Vika Endria
"Penyakit tuberkulosis paru dapat menimbulkan penurunan terhadap aspek kualitas hidup pasien TB Paru. Beberapa faktor yang mempengaruhi kondisi tersebut adanya depresi dan stigma negatif terhadap penyakit. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan depresi dan stigma dengan kualitas hidup pasien tuberkulosis paru yang menjalani pengobatan OAT.
Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan menggunakan desain cross sectional dan teknik yang digunakan adalah concecutive sampling. Populasi target dalam penelitian ini adalah pasien tuberkulosis paru yang menjalani pengobatan OAT di poli paru RSUP Persahabatan yang berjumlah 96 responden. Data dianalisis dengan uji analisa univariat dan bivariat, hasil uji bivariat menggunakan pearson menunjukan hasil p = 0,000 p < 0,05. Berdasarkan hasil tersebut menunjukan adanya hubungan antara depresi dan kualitas hidup serta stigma dan kualitas hidup pasien tuberkulosis paru. Diharapkan hasil penelitian ini dapat menunjukan perlunya deteksi dini depresi dan stigma dilakukan oleh perawat pada saat merawat pasien TB paru.

Treatment pulmonary tuberculosis disease may lead to a decrease in the quality of life of patients with pulmonary tuberculosis. Several factors that affect the existence of depression and negative stigma against the disease.The study aimed to identify relation of depression and stigma and quality of life of patients with tuberculosis who were undergoing anti tuberculosis regimen.
This quantitative study used cross sectional approach and used consecutive sampling technic. Target population of this study was patients with tuberculosis who have undertaking anti tuberculosis medication in polyclinic of pulmonary of RSUP Persahabatan with total sample of 96 respondents.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2017
S69265
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Zahidah Raihanah
"Penyakit tuberkulosis (TB) disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis dan dapat menular melalui udara. Di Indonesia, TB memiliki dampak serius dengan 824.000 kasus dan 93.000 kematian per tahun. Pengobatan TB menggunakan obat anti-tuberkulosis (OAT) selama enam bulan tanpa putus untuk membasmi bakteri. Kepatuhan minum obat sangat penting untuk mencegah resistansi obat. Puskesmas memainkan peran kunci dalam edukasi pasien dan keluarga mengenai penggunaan obat. Edukasi dapat dilakukan dengan pemberian media informasi leaflet. Upaya ini diharapkan dapat meningkatkan kepatuhan minum obat dan efektivitas terapi, serta mengurangi resistansi antibiotik. Leaflet berisi informasi mengenai tujuan pengobatan, prinsip pengobatan, dampak putus obat dan cara minum obat. Leaflet dicetak pada kertas brosur glossy ukuran A5, dilipat dua sehingga terdiri dari 4 halaman. Halaman pertama sebagai cover dengan judul "Patuhi Minum Obat, Hindari TB-RO" menjelaskan tentang Tuberkulosis Resisten Obat (TB-RO). Halaman kedua berisi Tujuan Minum Obat dan Prinsip Pengobatan. Halaman ketiga memuat informasi mengenai Dampak Putus Obat. Halaman terakhir berisi Cara Minum Obat dan informasi kontak puskesmas.

Tuberculosis (TB) is caused by Mycobacterium tuberculosis and can be transmitted through the air. In Indonesia, TB has a serious impact with 824,000 cases and 93,000 deaths per year. TB treatment uses anti-tuberculosis drugs (OAT) for six months without stopping to eradicate the bacteria. Compliance with taking medication is very important to prevent drug resistance. Community health centers play a key role in educating patients and families regarding medication use. Education can be done by providing information leaflets as a medium. This effort is expected to increase medication adherence and therapeutic effectiveness, as well as reduce antibiotic resistance. The leaflet contains information about the goals of treatment, principles of treatment, the effects of drug withdrawal and how to take medication. The leaflet is printed on A5 size glossy brochure paper, folded in half so that it consists of 4 pages. The first page as the cover with the title "Adhere to Taking Medicine, Avoid TB-RO" explains about Drug-Resistant Tuberculosis (TB-RO). The second page contains the Purpose of Taking Medicine and Principles of Treatment. The third page contains information regarding the Impact of Drug Withdrawal. The last page contains How to Take Medicine and contact information for the health center.
"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2023
PR-PDF
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Fatiya Nur Afida
"Penyakit tuberkulosis merupakan salah satu infeksi penyebab kematian tertinggi di dunia. Pada tahun 2022, Tuberkulosis anak di Indonesia ini mengalami peningkatan hingga 58% dari tahun sebelumnya. Tuberkulosis pada anak merupakan masalah kesehatan yang sangat penting karena bayi dan anak di bawah 2 tahun memiliki risiko morbiditas dan mortalitas tertinggi karena lebih sering mengembangkan penyakit tuberkulosis yang mengancam jiwa. Tujuan dari tugas khusus ini yaitu mengetahui gambaran pengobatan dan memberikan edukasi melalui leaflet mengenai tuberkulosis pada anak. Metode yang dilakukan yaitu menganalisis data kunjungan pengobatan pasien Tuberkulosis anak di Puskesmas Kecamatan Cengkareng dan kemudian mengklasifikasikan berdasarkan statusnya. Berdasarkan hasil analisa data kunjungan pengobatan pasien TB-SO anak dari Maret 2022 hingga Mei 2023 dengan total 37 pasien, didapatkan jumlah pasien sembuh 35,14%; pasien rujuk 2,70%; pasien lost to follow up 2,70%; dan pasien yang masih aktif pengobatan 59,46%.

Tuberculosis is one of the highest causes of death in the world. In 2022, pediatric tuberculosis in Indonesia increased by 58% from the previous year. Tuberculosis in children is a very important health problem because infants and children under 2 years have the highest risk of morbidity and mortality because they more often develop life-threatening tuberculosis. The aim of this special assignment is to understand the description of treatment and provide education through leaflets regarding tuberculosis in children. The method used was analyzing data on treatment visits for pediatric tuberculosis patients at the Cengkareng District Health Center and then classifying them based on their status. Based on the results of data analysis of treatment visits for pediatric tuberculosis patients from March 2022 to May 2023 with a total of 37 patients, it was found that the number of patients recovered was 35.14%; referred patients 2.70%; patients lost to follow up 2.70%; and patients who were still on active treatment were 59.46%."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2023
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Mahathir
"ABSTRAK
Tuberkulosis (TB) memberikan konsekuensi fisik, psikologis dan sosial yang buruk
bagi penderitanya selama menjalani perawatan dan pengobatan penyakit. Perawatan
bagi penderita TB bersifat komprehensif dan berkesinambungan untuk memelihara
kualitas hidup dan pencapaian kesembuhan penyakit TB. Pengembangan intervensi
HALAU TB dalam pelayanan TB merupakan salah satu upaya yang dapat dilakukan
dalam peningkatan kualitas hidup penderita TB. HALAU TB merupakan serangkaian
intervensi berbasis bukti yang mencoba untuk memenuhi pencapaian penanganan
komprehensif bagi penderita TB. HALAU TB mewakili aspek-aspek penting dalam
upaya penanggulangan TB berupa Hentikan penularan penyakit, Atasi efek samping
tanpa obat, Lakukan perawatan holistik, Aktivasi partnership, dan Utamakan
pengobatan tuntas. HALAU TB terdiri dari strategi intervensi berbasis bukti yang
dipilih dan dianggap dapat memenuhi kebutuhan penderita TB. Intervensi berbasis
bukti tersebut terdiri dari pengembangan program manajemen lingkungan melalui
program ?grebek jendela?, mobilisasi sosial, pengembangan program Provider
Initiated Tuberculosis Symptom (PITS), Small Group Intervention (SGI), terapi
nutrisi intensif, konseling dan terapi komplementer. Penerapan intervensi ini
dilakukan dengan menggunakan perhitungangan sampel tekhnik total sampling
terhadap 23 orang penderita TB yang sedang menjalani pengobatan. Kualitas hidup
pasien TB setelah mendapatkan intervensi meningkat dari 52,038 menjadi rata-rata
65,83. Uji statistik lanjut menunjukkan perbedaan kualitas sebelum dan sesudah
intervensi pada kualitas hidup pasien TB dengan peningkatan mean 13,79 dan p value
0,00 (p< 0,05). Diperlukan penanganan komprehensif yang kontinu dalam
penanganan TB di komunitas dalam pencapaian hasil yang memuaskan.

ABSTRACT
Tuberculosis impacted physical, social and phsycolgical aspect of a patient during the
treatment of the disease. Treatment for TB is comprehensive and continuous to
maintain the quality of life and achieving TB disease to cure. The development of
interventions in eradicating TB is one of the efforts that have to be made to improve
the quality of life patient with TB. HALAU TB is a series of evidence-based
interventions that try to meet the achievement of a comprehensive treatment for TB
patient. HALAU TB represents important aspects which consist of elements stop TB
transmission, managing side effects of the drugs, holistic treatments, partnership, and
ensuring complete treatment. HALAU TB consists of evidence-based intervention
strategies that are selected and considered to meet the needs of people with TB. The
evidence-based interventions consist of the development of environmental
management program through "grebek jendela", social mobilization, program
development of Provider Initiated Symptom Tuberculosis (PITS), Small Group
Intervention (SGI), intensive nutritional therapy, counseling and complementary
therapies. This case study was conducted using total sampling technique of 23 TB
patients who are undergoing treatment. TB patient quality of life after receiving the
intervention increased from 52.038 to 65.83. Further statistical analysis showed the
difference in quality of life before and after intervention on TB patients with mean
increase of 13.79 and p value 0.00 (p <0.05). The continuing comprehensive care that
is required to treatment of TB in the community in order to achieve satisfactory
results"
2016
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>