Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 144714 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Sekti Prameswari Susilo
"Obat maupun bahan obat yang disalurkan ke pelanggan harus dipastikan tidak berubah mutu atau rusak. Dalam pelaksanaannya, Pedagang Besar Farmasi (PBF) yang bertindak sebagai penyalur, harus mengacu pada pedoman Cara Distribusi Obat yang Baik (CDOB). CDOB diatur dalam Peraturan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Nomor 9 Tahun 2019 dan Peraturan BPOM Nomor 6 Tahun 2020 yang bertujuan untuk memastikan mutu sepanjang jalur distribusi atau penyaluran sesuai persyaratan dan tujuan penggunaannya. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui penerapan CDOB di KFTD Cabang Surakarta dalam aspek pengadaan, penyimpanan, dan penyaluran produk. Dalam penelitian ini, data yang telah diperoleh dilakukan proses pemilihan dan pemusatan perhatian pada topik atau penyederhanaan. Hasil pemusatan data kemudian dibandingkan dengan pedoman CDOB khusus aspek pengadaan, penyimpanan dan penyaluran, untuk mengetahui kesesuaian antara kegiatan rantai distribusi yang dilakukan oleh KFTD Cabang Surakarta dengan pedoman dalam CDOB. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, KFTD Cabang Surakarta telah menerapkan rantai distribusi yang sesuai dengan pedoman Cara Distribusi Obat yang Baik (CDOB) mulai dari proses pengadaan, penerimaan, penyimpanan dan penyaluran produk dari prinsipal kepada pelanggan atau konsumen.

Drugs and medicinal ingredients distributed to customers must be ensured that their quality has not changed or been damaged. In its implementation, Pharmaceutical Wholesalers (PBF) who act as distributors, must refer to the guidelines for Good Drug Distribution Methods (CDOB). CDOB is regulated by the Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Regulation Number 9 of 2019 and BPOM Regulation Number 6 of 2020 which aims to ensure quality along the distribution or distribution channel according to the requirements and intended use. The purpose of this study is to determine the application of CDOB in KFTD Surakarta Branch in the aspects of product procurement, storage, and distribution. In this study, the data that has been obtained is carried out by selecting and focusing on the topic or simplification. The results of data concentration were then compared with the CDOB guidelines specifically for aspects of procurement, storage, and distribution, to find out the suitability between the distribution chain activities carried out by the Surakarta Branch of KFTD and the guidelines in the CDOB. Based on the research that has been done, KFTD Surakarta Branch has implemented a distribution chain per the guidelines for Good Drug Distribution (CDOB) starting from the procurement, receipt, storage, and distribution of products from principals to customers or consumers."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2022
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Nisa Arifa Aldi
"Industri farmasi merupakan sebuah badan usaha yang mendapatkan izin dari menteri kesehatan untuk menjalankan kegiatan pembuatan bahan obat atau obat. Kegiatan pembuatan obat mencakup semua kegiatan yang menghasilkan obat, meliputi pengadaan bahan awal dan pengemas, proses produksi, proses pengemasan, proses pengawasan dan pemastian mutu dengan hasil akhir obat yang siap didistribusikan. CPOB bertujuan untuk memastikan mutu produk industri farmasi yang dihasilkan memenuhi syarat serta sesuai dengan tujuan penggunaannya. PT. Kalbe Farma merupakan perusahaan yang memproduksi produk kesehatan publik paling besar dalam lingkup Asia Tenggara yang telah memiliki sertifikasi CPOB. CPOB mencakup seluruh aspek produksi dan pengendalian mutu antara lain sistem mutu industri farmasi, personalia, bangunan dan fasilitas, peralatan, produksi, cara penyimpanan dan pengiriman obat yang baik, pengawasan mutu, inspeksi diri, keluhan dan penarikan produk, dokumentasi, kegiatan alih daya, kualifikasi dan validasi. Berdasarkan hasil pengamatan di PT. Kalbe Farma tanggal 8 Agustus - 30 September 2022, PT. Kalbe Farma telah menerapkan produksi obat sesuai dengan pedoman CPOB mulai dari proses sistem mutu industri farmasi, personalia, bangunan dan fasilitas, peralatan, produksi, cara penyimpanan dan pengiriman obat yang baik, pengawasan mutu, inspeksi diri, keluhan dan penarikan produk, dokumentasi, kegiatan alih daya, serta kualifikasi dan validasi. PT. Kalbe Farma perlu mempertahankan konsistensinya dalam upaya memenuhi kompetensi yang dipersyaratkan oleh CPOB serta terus mengikuti perkembangan mutu obat yang semakin dinamis.

The pharmaceutical industry is a business entity that obtains permission from the Minister of Health to carry out activities in the manufacture of medicinal substances or medicines. Drug manufacturing activities include all activities that produce drugs, including procurement of starting materials and packaging, production processes, packaging processes, control processes and quality assurance with the final result being drugs that are ready to be distributed. CPOB aims to ensure that the quality of the pharmaceutical industry products produced meets the requirements and is in accordance with their intended use. PT. Kalbe Farma is a company that produces the largest public health products in Southeast Asia and has CPOB certification. CPOB covers all aspects of production and quality control, including the pharmaceutical industry quality system, personnel, buildings and facilities, equipment, production, proper storage and delivery of medicines, quality control, self-inspection, product complaints and releases, documentation, outsourcing activities, qualification and validation. Based on observations at PT. Kalbe Farma 8 August - 30 September 2022, PT. Kalbe Farma has implemented drug production in accordance with CPOB guidelines starting from the pharmaceutical industry quality system process, personnel, buildings and facilities, equipment, production, good drug storage and delivery methods, supervision, selfinspection, complaints and product recalls, documentation, transfer activities - outsourcing, as well as qualification and validation. PT. Kalbe Farma needs to maintain its consistency in efforts to fulfill the competencies required by CPOB and continue to follow increasingly dynamic developments in drug quality."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas ndonesia, 2022
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Insanul Sabri
"Setiap PBF harus menerapkan prinsip Cara Distribusi Obat yang Baik (CDOB). Tujuannya yaitu untuk memastikan bahwa segala bentuk kegiatan yang dilakukan sudah sesuai dengan peraturan dan menjamin kualitas serta mutu obat maupun bahan obat. Seluruh kegiatan yang dilakukan oleh PBF dalam segala hal haruslah disetujui oleh seorang penanggung jawab yaitu Apoteker yang memenuhi kompetensi serta kualifikasi sehingga seluruh kegiatan dapat berjalan dengan optimal dan sesuai peraturan. Penanggung jawab haruslah bekerja dengan baik dan teliti agar tidak terjadi kesalahan dalam proses pendistribusian obat maupun bahan obat.

Every drug distributot must apply the principles of Good Drug Distribution Methods (CDOB). The aim is to ensure that all form of activities carried out comply with regulation and guarantee quality of drugs. All activities carried out by drug distributor must be approved by leader as a pharmacist. Who meets the competence and qualification so that all activities can run optimally and according to regulations. The leader in charge must work properly and carefully so that there are no errors in the process of distributing drugs."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2023
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Ridha Darmawan
"Tesis ini mengkaji permasalahan layout produksi tabung 3 kg dengan mengambil studi kasus di PT. Wijaya Karya Intrade. Pendekatan yang digunakan dalam studi kasus ini adalah konsep lean manufacturing dimana fokus utamanya adalah pada minimalisasi pemborosan dalam kegiatan produksi dan sistem produksi One piece flow. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa dengan pendekatan lean manufacturing, telah mampu menghasilkan layout produksi yang lebih baik dan peningkatan effisiensi pada beberapa aspek.

The focus of this case study is on production layout of gas cylinder tank 3kg at PT. Wijaya Karya Intrade. The approach applied in this study is lean manufacturing concept which primarily emphasize on minimizing waste in a production activity and one piece flow production system. The study shows that lean manufacturing approach has produced better production layout and improving efficiency on several aspects."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2010
T28178
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Zhang, Hong-Chao
London : Chapman and Hall, c1994
670.427 Zha c
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Zhang, Hong-Chao
London : Chapman and Hall, c1994
670.427 Zha c
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Eary, Donald F.
Englewood Cliffs, N.J: Prentice-Hall, 1962
671 EAR p (1)
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Harlow, UK : Pearson Education Limited, 2006
658.5 SLA o
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Schonberger, Richard John
Jakarta: Prenhallindo, 1997
658.5 SCH w
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Komang Tattya Lokhita Adnyaswari Kartika
"Sustainability pada industri manufaktur sedang menjadi pusat perhatian. Diperlukan usaha untuk mengukur sustainability sehingga perlu adanya penilaian untuk pengembangan yang berkelanjutan di suatu Negara, khusunya Negara berkembang. Indonesia memiliki dua program penilaian yaitu PROPER dan Industri Hijau. Bockstaller (2009) menjelaskan apabila terdapat penilaian indikator keberlanjutan antara dua atau lebih, yang memiliki tujuan serta lingkup yang sama atau tidak jauh berbeda, namun memiliki hasil penilaian yang berbeda, maka validitas dari penilaian tersebut dapat diragukan, diperlukan penelitian yang dapat menggabungkan kriteria penilaian yang direkomendasikan.
Penelitian ini bertujuan membandingkan dan mengevaluasi hasil yang didapat dari penilaian PROPER dan Industri Hiijau dengan menggunakan metode Coverage Analysis serta merancang program penilaian yang direkomendasikan dengan mendapatkan kriteria dan subkriteria berbobot dengan metode AHP yang dapat digunakan sebagai dasar program penilaian yang direkomendasikan dengan memasukan aspek ekonomi secara lebih jelas.
Berdasarkan hasil penelitian, PROPER dan Industri Hijau memiliki kesamaan pada ruang lingkup. Telah diambil studi kasus terhadap tiga perusahaan manufaktur yang melaksanakan PROPER dan Industri Hijau namun memiliki hasil yang berbeda. Terdapat delapan kriteria dan 15 subkriteria yang dapat digunakan sebagai program penilaian keberlanjutan yang direkomendasikan.

Business sustainability is one of the most critical issues facing manufacturers today. It is necessary to have sustainability assessment in a country. especially developing countries. Indonesia has two sustainability assessment namely PROPER and Industri Hijau. Bockstaller (2009) explains that if there is an assessment of sustainability indicators between two or more, which have the same objectives and scope, but have different results, then the validity of the assessment may be in doubt, research is needed that may incorporate the assessment.
This study aims to compare and evaluate the results obtained from the assessment of PROPER and Indstri Hijau by using the Coverage Analysis method and proposing a new sustainability assessment tools by obtaining weighted criteria and subcriteria that can be used as the basis of the recommended sustainability assessment by incorporating the economic aspects more clearly.
Based on the results of the research, PROPER and Green Industry have similarity in scope. There have been case studies of three manufacturing companies implementing PROPER and the Green Industry but have different results. There are eight criteria and 15 subcriteria that can be used as the recommended sustainability assessment program.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2017
T48900
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>