Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 102039 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Prima Windiastuti
"Pedagang Besar Farmasi  (PBF) merupakan suatu perusahaan yang berbentuk badan hukum yang telah memiliki perizinan dalam melakukan pengadaan, penyimpanan, penyaluran obat atau bahan obat dalam jumlah yang besar sesuai dengan ketentuan dalam peraturan perundang-undangan. Dalam rangka menjamin keamanan, khasiat dan mutu obat selama beredar, PBF cabang wajib untuk menyampaikan laporan kepada Kepala Badan. Laporan tersebut berupa laporan pemasukan dan distribusi dari obat dan bahan aktif obat serta laporan realisasi ekspor impor obat dan bahan aktif obat yang dilakukan oleh apoteker penanggung jawab. Pengerjaan tugas khusus ini menggunakan metode kualitatif melalui studi literatur sebagai acuan pelaksaan pelaporan kegiatan pedagang besar farmasi serta pembekalan materi oleh preseptor lapangan di KFTD Pusat dan KFTD Cabang Jakarta 2. Hasil dari laporan praktik kerja ini menunjukkan bahwa KFTD melaporkan penerimaan dan distribusi obat kepada BPOM (ewas.pom.go.id) dan KemenKes (e-report PBF). Obat golongan narkotika, psikotropika, prekursor dan OOT (Obat Obat Tertentu) dilaporkan setiap 1 bulan sekali. Obat bebas, bebas terbatas dan obat keras dilaporkan setiap 3 bulan sekali. Obat EUA dilaporkan setiap hari kepada Kepala Badan.

Pharmaceutical Wholesalers is a company with legal entity that already have permits to procure, store, distribution of drugs or medicinal substances in large quantities in accordance to the laws and regulation. In order to ensure the safety, efficacy and quality of drugs while in circulation, PBF branches are required to submit reports to the Head of the Agency. The reports include the entry and distribution of drugs and active drug ingredients, reports on the realization of exports and imports of drugs and active drugs ingredients carried out by apothecary. The implementation of this assignment uses a qualitative method through literature study as a reference for reporting activities of pharmaceutical wholesalers and material briefing by preceptor at the Central KFTD and Jakarta 2 Branch KFTD. The results of this internship report show that KFTD reports the receipt and distribution of drugs to BPOM (ewas.pom.go.id) and the Ministry of Health (e-report PBF). Narcotic drugs, psychotropics, precursors and OOT are reported once a month. Free medicine, limited free medicine and prescription drugs are reported every 3 months. EUA medicine reported daily to the Head of Agency."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2023
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Dimas Sukma Sajati
"Cara Distribusi Obat yang Baik (CDOB) adalah cara pendistribusian atau penyaluran obat dan/atau bahan obat untuk menjamin mutu di sepanjang jalur distribusi atau penyaluran sesuai dengan persyaratan dan tujuan penggunaan (BPOM RI, 2015). Pedoman Teknis CDOB menyatakan bahwa setiap fasilitas distribusi harus memelihara sistem jaminan kualitas yang mencakup tanggung jawab, proses dan langkah-langkah manajemen risiko yang terkait dengan kegiatan yang dilakukan. PT Kimia Farma Trading and Distribution merupakan salah satu perusahaan di Indonesia yang bergerak dibidang pendistribusian obat dan alat kesehatan. Kegiatan yang dilakukan di PT Kimia Farma Trading and Distribution meliputi pengadaan, penyimpanan, serta pendistribusian obat dan alat kesehatan dalam jumlah besar sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan. Pada penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peran, fungsi, posisi dan tanggung jawab Apoteker dalam menjalankan pekerjaan kefarmasian di PBF dan melakukan evaluasi penerapan CDOB sebagai sistem penjaminan mutu dalam pelaksanaan kegiatan pengadaan, penyimpanan, serta pendistribusian obat sehingga dapat terlaksana dengan baik dan jaminan mutu obat tetap baik sampai diterima oleh pelanggan. Dalam studi ini, PT Kimia Farma Trading & Distribution menjadi subjek evaluasi. Penelitian ini dilakukan dengan desain observasional menggunakan analisis deskriptif. Kesimpulan dari penelitian ini adalah proses kegiatan baik pengadaan, penyimpanan, dan pendistribusian obat yang dilakukan oleh PBF Kimia Farma Trading and Distribution cabang Jakarta 2 telah memenuhi segala aspek berdasarkan CDOB yang dikeluarkan oleh BPOM RI.

A Good Drug Distribution Method (CDOB) is a method of distributing or distributing drugs and/or medicinal ingredients to ensure quality along the distribution or distribution channels following the requirements and intended use (BPOM RI, 2015). The CDOB Technical Manual states that each distribution facility must maintain a quality assurance system that includes responsibilities, processes and risk management measures related to the activities carried out. PT Kimia Farma Trading and Distribution is a company in Indonesia engaged in the distribution of drugs and medical devices. Activities carried out at PT Kimia Farma Trading and Distribution include the procurement, storage and distribution of drugs and medical devices in large quantities following statutory provisions. This study aims to determine the roles, functions, positions and responsibilities of pharmacists in carrying out pharmaceutical work at PBF and to evaluate the implementation of CDOB as a quality assurance system in carrying out the procurement, storage and distribution of drugs so that they can be carried out properly and guarantee the quality of drugs. well received by the customer. In this study, PT Kimia Farma Trading & Distribution is the subject of evaluation. This research was conducted with an observational design using descriptive analysis. This study concludes that the process of procurement, storage and distribution of drugs carried out by PBF Kimia Farma Trading and Distribution Jakarta 2 branch has fulfilled all aspects based on the CDOB issued by BPOM RI."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas ndonesia, 2022
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Susan Brades, supervisor
"Pedagang Besar Farmasi (PBF) sebagai sarana distribusi obat bertanggung jawab terhadap aktivitas pengadaan, penyimpanan dan pendistribusian obat-obatan dari industri farmasi ke fasilitas penyedia pelayanan kesehatan. PBF harus dapat menjamin mutu obat selama proses distribusi untuk melindungi masyarakat dari peredaran obat yang tidak memenuhi persyaratan mutu, khasiat dan keamanan. Bentuk pengawasan yang dapat dilakukan oleh PBF yaitu dengan melakukan dokumentasi kegiatan berupa pembuatan laporan pemasukan maupun penyaluran obat-obatan sebagaimana diatur dalam PerBPOM Nomor 2 Tahun 2022. Pelaporan dilakukan melalui sistem elektronik yaitu e-Report PBF (pbf.binfar.kemkes.go.id) dan e-Was BPOM (e-was.pom.go.id) yang ditujukan kepada Kementerian Kesehatan dan BPOM. Melalui pelaporan ini, baik Kementerian Kesehatan maupun BPOM dapat mengakses dan melakukan pemantauan data pemasukan maupun penyaluran obat jadi seperti yang dilaporkan oleh PBF serta memastikan mutu, khasiat dan keamanan obat yang beredar di masyarakat.

Pharmaceutical Distributor (PBF) as drug distribution facilities is responsible for the procurement, storage and distribution of medicines from the pharmaceutical industry to health service provider facilities. PBF must be able to guarantee the quality of drugs during the distribution process to protect the public from the circulation of drugs that do not meet quality, efficacy and safety requirements. The form of supervision that can be carried out by PBF is by documenting activities in the form of making reports on the entry and distribution of medicines as regulated in PerBPOM Number 2 of 2022. Reporting is carried out through an electronic system, in the form of PBF e-Report (pbf.binfar.kemkes.go.id) and BPOM e-Was (e-was.pom.go.id) addressed to the Ministry of Health and BPOM. Through this reporting, both the Ministry of Health and BPOM can access and monitor data on the entry and distribution of finished medicines as reported by PBF and ensure the quality, efficacy and safety of drugs circulating in the society."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2023
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Catur Putri Miftahul Jannah
"Pedagang Besar Farmasi (PBF) memiliki peran dalam melakukan pengadaan, penyimpanan, penyaluran obat dan/atau bahan obat dalam jumlah besar sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan. Sebagai tempat pelayanan apoteker, PBF merupakan salah satu bagian terpenting dari proses dispensing ini sehingga PBF harus mengikuti kaidah Cara Distribusi Obat yang Baik (CDOB) untuk dapat memenuhi kriteria di atas. CDOB adalah cara distribusi/penyaluran obat dan/atau bahan obat yang bertujuan memastikan mutu sepanjang jalur distribusi/ penyaluran sesuai persyaratan dan tujuan penggunaannya. CDOB merupakan standar yang sangat penting dalam upaya menjaga mutu dan keutuhan pemberian obat di setiap mata rantai distribusi. Salah satu dalam menjaga mutu obat adalah dengan melihat bagaimana sistem transportasi atau pengiriman terutama cold chain produk yang membutuhkan cara khusus agar produk tetap dapat digunakan ketika sampai tujuan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana proses pengirimanan atau transportasi cold chain product sesuai standar CDOB. Penelitian ini dilaksanakan dengan studi observasional atau pengamatan langsung pada PT. Kimia Farma Perdagangan & Distribusi Cabang 2. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sistem pengiriman Cold Chain Product telah sesuai dengan standar CDOB namun masih terdapat 2 temuan oleh BPOM mengenai waktu penerimaan Cold Chain Product dan belum dilakukan validasi pengiriman untuk kemasan Sterofom.

Pharmaceutical Wholesalers (PBF) have a role in procuring, storing, and distributing drugs and/or medicinal ingredients in large quantities by the provisions of statutory regulations. As a pharmacist service location, PBF is one of the most important parts of the dispensing process so PBF must follow the rules of Good Medicine Distribution Methods (CDOB) to be able to meet the above criteria. CDOB is a method of distributing/distributing drugs and/or medicinal substances that aims to ensure quality along the distribution/distribution route according to the requirements and intended use. CDOB is a very important standard in efforts to maintain the quality and integrity of drug administration at every link of the distribution chain. One way to maintain the quality of medicines is to look at the transportation or delivery system, especially the product cold chain, which requires special methods so that the product can still be used when it reaches its destination. This research aims to find out how the cold chain product delivery or transportation process is according to CDOB standards. This research was carried out using an observational study or direct observation at PT. Kimia Farma Trading & Distribution Branch 2. The research results show that the Cold Chain Product delivery system is by CDOB standards but there are still 2 findings by BPOM regarding the time of receiving the Cold Chain Product and delivery validation has not been carried out for Styrofoam packaging.
"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2023
PR-PDF
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Andreas
"ABSTRAK
Latar belakang/ Tujuan Pedagang Besar Farmasi sebagai penyimpan dan penyalur sediaan farmasi adalah layaknya sebuah perusahaan yang wajib memiliki tenaga penjualan dengan kemampuan dan sumber daya yang unggul sehingga performa perusahaan dapat berjalan dengan baik dalam menghadapi persaingan ketat dan dinamika pasar. Efisiensi dan efektivitas dari proses penjualan yang terorganisir dapat membantu meningkatkan kepuasan pelanggan dan efisiensi operasional dalam rantai pasok produk sediaan farmasi. Dalam rangka menjalankan kegiatan usahanya, sebuah pedagang besar farmasi juga harus menerapkan Cara Distribusi Obat yang Baik (CDOB). Metoda Penelusuran berbagai literatur dari berbagai jurnal, website, dan Prosedur Operasional Standar (SOP) perusahaan, serta wawancara dengan beberapa staf divisi penjualan KFTD Bogor. Hasil Proses usaha di KFTD Bogor ditopang oleh 3 pilar, yaitu: penjualan, logistik, dan keuangan; yang mana divisi penjualan di KFTD Bogor dibagi menjadi divisi penjualan institusi dan reguler. Kesimpulan Divisi penjualan di KFTD Bogor dengan struktur organisasi yang jelas telah memenuhi standar CDOB serta dapat bekerja secara efektif dan efisien.

ABSTRACT
Background/ Aims Pharmaceutical Wholesalers, as the custodians and distributors of pharmaceutical products, operate much like a company that must have a proficient sales force with exceptional abilities and resources to ensure the company’s performance thrives in the face of intense competition and market dynamics. The efficiency and effectiveness of an organized sales process can contribute to increased customer satisfaction and operational efficiency in the pharmaceutical supply chain. To carry out their business activities, a pharmaceutical wholesaler must also adhere to Good Distribution Practice (GDP) guidelines Methods The research methodology involved exploring various literature from journals, websites, and the company’s Standard Operating Procedures (SOPs), as well as conducting interviews with several staff members from the sales division of KFTD Bogor. Results The business process at KFTD Bogor is supported by three pillars: sales, logistics, and finance. The sales division of KFTD Bogor is further divided into institutional and regular sales divisions. Conclusion The sales division at KFTD Bogor, with a clear organizational structure, has met GDP standards and can operate effectively and efficiently."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2022
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Indah Dewi Lestari
"Dokumentasi di Pedagang Besar Farmasi (PBF) merupakan salah satu bagian penting dari sistem manajemen mutu yang diatur dalam Cara Distribusi Obat yang Baik (CDOB). Kegiatan dokumentasi bertujuan untuk menjamin pelaksanaan distribusi berjalan sesuai dengan panduan mutu serta peraturan perundang-undangan yang berlaku. PT Kimia Farma Trading & Distribution (KFTD) merupakan anak perusahaan dari PT Kimia Farma Tbk. yang bergerak di bidang pelayanan distribusi dan perdagangan produk-produk farmasi, Cold Chain Product (CCPs), alat kesehatan, hingga kosmetik. Penelitian ini bertujuan untuk menilai kesesuaian surat pesanan dan faktur sebagai bentuk dokumentasi kegiatan yang berjalan di Kimia Farma Trading and Distribution Cabang Jakarta 2 berdasarkan CDOB. Kelengkapan yang dinilai mencakup aspek identitas penanggung jawab sarana pemesan, identitas dan legalitas sarana pemesan, identitas PBF, identitas surat pesanan dan faktur, serta identitas produk pesanan. Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa dari 20 surat pesanan yang dievaluasi belum ada yang memenuhi syarat kelengkapan secara sempurna, sementara untuk evaluasi faktur terdapat 14 faktur yang memenuhi kelengkapan dari 20 faktur yang dievaluasi.

Documentation at Pharmaceutical Wholesalers is an important part of the quality management system regulated in Good Distribution Practice (GDP). Documentation activities aim to ensure that the implementation of the distribution goes according to the quality guidelines and applicable laws and regulations. PT Kimia Farma Trading & Distribution (KFTD) is a subsidiary of PT Kimia Farma Tbk. which is engaged in the distribution and trading services of pharmaceutical products, Cold Chain Products (CCPs), medical devices, and cosmetics. This study aims to assess the suitability of orders and invoices as a form of reporting on ongoing activities at Kimia Farma Trading and Distribution Branch Jakarta 2 based on GDP. Completeness assessed includes aspects of the identity of the person in charge of the health facility, identity and legality of the health facility, Pharmaceutical Wholesaler identity, identity of order letters and invoices, and identity of ordered products. Based on the research results, it is known that of the 20 evaluated order letters, none of them fulfilled the completeness requirements perfectly, while for invoice evaluation, there were 14 invoices that fulfilled the completeness of the 20 evaluated invoices."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2022
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Sinaga, Angelia Yohana Ulina
"Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis penyimpanan narkotika di PT. Kimia Farma Trading & Distribution (KFTD) Jakarta 3 serta melaksanakan pelaporan kegiatan penerimaan narkotika pada bulan Desember 2022 kepada Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM). Pedagang Besar Farmasi (PBF) memiliki peran krusial dalam menjaga keamanan, khasiat, dan mutu obat, termasuk narkotika, yang dijalankan sesuai dengan Cara Distribusi Obat yang Baik (CDOB) dan Standar Operasional Prosedur (SOP). Metode penelitian melibatkan studi literatur terkait peraturan yang berlaku, pengumpulan informasi, observasi langsung terhadap kegiatan penyimpanan narkotika di KFTD Jakarta 3, dan diskusi dengan apoteker penanggung jawab. Analisis dilakukan dengan membandingkan kegiatan penerimaan narkotika dengan peraturan, SOP, dan praktik di lapangan. Pelaporan kegiatan penerimaan narkotika dilakukan dengan mengolah data bulanan menggunakan template BPOM dan mengunggahnya ke sistem e-pengawasan obat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa proses penyimpanan narkotika di KFTD Jakarta 3 telah sesuai dengan CDOB dan peraturan yang berlaku. SOP penyimpanan narkotika di KFTD juga mematuhi ketentuan yang berlaku. Pelaporan kegiatan penerimaan narkotika dilakukan secara tepat waktu dan daring melalui laman resmi BPOM. Temuan ini mengindikasikan bahwa KFTD Jakarta 3 telah menjalankan proses penyimpanan narkotika dan pelaporan kegiatan penerimaan narkotika secara sesuai dengan regulasi dan standar yang berlaku. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi kontribusi dalam meningkatkan kualitas pengawasan narkotika di PBF serta memberikan panduan bagi PBF lainnya dalam mematuhi peraturan yang berlaku.

This research aims to analyze the storage of narcotics at PT. Kimia Farma Trading & Distribution (KFTD) Jakarta 3 and to implement the reporting of narcotics receiving activities in December 2022 to the National Agency of Drug and Food Control (BPOM). Pharmaceutical Wholesalers (PWFs) play a crucial role in ensuring the safety, efficacy, and quality of drugs, including narcotics, adhering to Good Distribution Practice (GDP) and Standard Operating Procedures (SOP). The research methodology involves a literature review of relevant regulations, data collection, direct observation of narcotics storage activities at KFTD Jakarta 3, and discussions with the responsible pharmacist. The analysis compares narcotics receiving activities with regulations, SOPs, and field practices. Reporting of narcotics receiving activities is conducted by processing monthly data using the BPOM template and uploading it to the electronic drug supervision system. The results indicate that the narcotics storage process at KFTD Jakarta 3 complies with GDP and applicable regulations. The SOP for narcotics storage at KFTD also adheres to relevant standards. Reporting of narcotics receiving activities is timely and conducted online through the official BPOM reporting portal. These findings suggest that KFTD Jakarta 3 has effectively implemented narcotics storage and reporting activities in accordance with prevailing regulations and standards. This research is expected to contribute to enhancing the quality of narcotics supervision in PWFs and provide guidance for other PWFs in compliance with applicable regulations."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas ndonesia, 2023
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Nur Firdiena Titian Ratu
"Pedagang Besar Farmasi merupakan perusahaan berbentuk badan hukum yang memiliki izin untuk melakukan pengadaan, penyimpanan, penyaluran obat dan/ atau bahan obat dalam jumlah besar sesuai ketentuan peraturan perundangundangan. Pedoman cara distribusi obat yang baik dalam setiap aspek CDOB (Cara Distribusi Obat yang Baik) perlu diterapkan untuk memenuhi persyaratan mutu, keamanan, serta khasiat obat dan/ atau bahan obat yang didistribusikan. Tugas khusus ini dilakukan menggunakan metode kualitatif dengan studi literatur untuk mengevaluasi pelaksanaan CDOB terhadap proses distribusi di KFTD cabang Jakarta 2. Hasil yang didapat menunjukkan bahwa kegiatan distribusi di KFTD cabang Jakarta 2 sudah sesuai dengan peraturan CDOB. Ketidakefektifan yang ditemukan dalam proses distribusi di KFTD cabang Jakarta 2 berupa proses mengangkut barang yang masih dilakukan dalam posisi tubuh yang salah sehingga dapat menimbulkan bahaya ergonomis berupa sakit pada anggota tubuh personil yang bertugas, juga higiene di KFTD cabang Jakarta 2 yang belum sepenuhnya dilakukan sehingga dapat menimbulkan bahaya biologi di sekitar lingkungan gudang. Evaluasi yang memadai perlu dilakukan terhadap proses pengangkutan barang serta pelatihan terkait posisi tubuh yang benar saat mengangkut barang bagi personil yang bertugas, juga perlu dilakukan permbersihan yang menyeluruh pada gudang untuk menghindari bahaya biologi dari debu berlebih dan/ atau sumber hama lainnya.

Pharmaceutical Wholesalers is a company in the form of a legal entity that has a permit to procure, store, distribute drugs and/or medicinal substances in large quantities in accordance with statutory provisions. Guidelines for good drug distribution methods in every aspect of CDOB/GDP (Good Distribution Practice) need to be implemented to meet the requirements for quality, safety and efficacy of drugs and/or medicinal substances being distributed. This special assignment was carried out using a qualitative method with literature studies for evaluating the implementation of CDOB for the distribution process at KFTD Jakarta branch 2. The results obtained indicated that the distribution activities at KFTD Jakarta branch 2 complied with CDOB regulations. The ineffectiveness found in the distribution process at KFTD Jakarta branch 2 was in the form of the process of transporting goods which was still carried out in the wrong body position so that it could cause ergonomic hazards in the form of pain in the limbs of the personnel on duty, also hygiene at KFTD Jakarta branch 2 which has not been fully implemented so that it can cause biological hazards around the warehouse environment. Adequate evaluation needs to be carried out on the process of transporting goods as well as training regarding the correct body position when transporting goods for the personnel on duty, it is also necessary to carry out a thorough cleaning of the warehouse to avoid biological hazards from excess dust and/or other sources of pests."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2022
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Juise Fennia Putri
"Penyimpanan termasuk ke dalam salah satu dari sembilan aspek CDOB yaitu operasional. Penyimpanan yang tidak tepat atau tidak efektif membuat obat kedaluwarsa tidak terdeteksi dan dapat merugikan rumah sakit, apotek, dan perusahaan besar farmasi. Salah satu obat yang membutuhkan kondisi penyimpanan khusus adalah produk rantai dingin. Suhu penyimpanan merupakan salah satu parameter kritis pada penyimpanan sediaan CCP (Cold Chain Product), hal ini merupakan faktor yang sangat berpengaruh pada kestabilan obat untuk mempertahankan atau menjaga khasiat, mutu dan efikasi. Data yang digunakan diperoleh dari penelusuran pustaka, wawancara, dan observasi terhadap kondisi gudang PT. Kimia Farma Trading & Distribution cabang Jakarta 2. Penelusuran pustaka diperoleh dari peraturan perundang-undangan yang berlaku tentang cara distribusi obat yang baik dan pedagang besar farmasi. Sistem penyimpanan cold chain produk di PT Kimia Farma Trading & Distribution cabang Jakarta 2 mayoritas telah sesuai dengan CDOB. Kata Kunci : Penyimpanan, Produk Rantai Dingin, Cara Distribusi Obat yang Baik dan Benar.

Storage is included in one of the nine aspects of CDOB, namely operations. Improper or ineffective storage allows expired medications to go undetected and can be detrimental to hospitals, pharmacies, and large pharmaceutical companies. One drug that requires special storage conditions is cold chain products. Storage temperature is one of the critical parameters in storing CCP (Cold Chain Product) preparations, this is a factor that greatly influences the stability of the drug to maintain or maintain efficacy, quality and efficacy. The data used was obtained from literature searches, interviews, and observations of PT warehouse conditions. Kimia Farma Trading & Distribution Jakarta branch 2. The literature search was obtained from applicable laws and regulations regarding proper distribution of medicines and pharmaceutical wholesalers. The majority of product cold chain storage systems at PT Kimia Farma Trading & Distribution, Jakarta 2 branch are in accordance with CDOB.
"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2023
PR-PDF
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Ghea Shafa Aldora
"Kejahatan terkait narkotika telah menjadi salah satu masalah yang cukup serius dan kompleks dalam beberapa tahun terakhir. Terjadinya penyalahgunaan ataupun pelanggaran dalam penyimpanan dan penyaluran narkotika dapat meningkatkan terjadinya risiko kesehatan dan masalah hukum. Berdasarkan hal tersebut, dilakukanlah analisis serta pengkajian terhadap kepatuhan dan kesesuaian penyimpanan dan pengawasan pelaporan penyaluran narkotika di KFTD Cabang Jakarta 3. Penyusunan laporan ini dilakukan berdasarkan peraturan yang berlaku, laporan tugas terdahulu, serta literatur sebagai referensi. Observasi secara langsung dilakukan terhadap penyimpanan narkotika dan dibandingkan terhadap CDOB, perundang-undangan, dan SOP KFTD yang berlaku. Selain itu, dilakukan praktik pelaporan penyaluran obat narkotika melalui situs e-was. Narkotika disimpan dalam ruangan khusus yang memiliki pintu jeruji besi dengan dinding yang kokoh, dan terdapat dua buah kunci berbeda pada tiap pintu yang dipegang oleh APJ dan pegawai lain yang dikuasakan. Selain itu, terdapat CCTV untuk mengawasi penyimpanan narkotika dan lemari khusus untuk barang narkotika yang dikarantina. Rak ataupun palet penyimpanan narkotika disertai dengan label dan kartu stok. Berdasarkan hasil pengamatan dan analisis yang telah dilakukan, penyimpanan narkotika di KFTD Cabang Jakarta 3 telah dilaksanakan sesuai dengan persyaratan CDOB, perundang-undangan, serta SOP yang berlaku. Kegiatan pelaporan pengawasan penyaluran narkotika periode Januari 2023 telah dilakukan dan dilaksanakan tiap satu bulan sekali maksimal tanggal 10 bulan berikutnya kepada BPOM melalui situs e-was.

Narcotics-related crime has become a serious and complex problem in recent years. The occurrence of abuse or violations in the storage and distribution of narcotics can increase health risks and legal problems. Therefore, analysis and study were carried out on the compliance and suitability of the storage and reporting supervision of the distribution of narcotics at the KFTD Jakarta Branch 3. This report was carried out based on applicable regulations, previous task reports, and literature as references. Direct observations were made of the storage condition of narcotics and compared to the applicable GDP, legislation, and KFTD SOPs. Furthermore, the practice of reporting the distribution of narcotic drugs through the e-was site was carried out. Narcotics are stored in a special room that has an iron bars door with a solid wall, and there are two different locks on each door which are held by the responsible pharmacist and other authorized employees. In addition, there is CCTV to monitor narcotics storage and a special cabinet for quarantined narcotics. Narcotics storage racks or pallets are accompanied by labels and stock cards. Based on the results of observations and analyses, the storage of narcotics at the KFTD Jakarta Branch 3 has implemented CDOB principles and requirements, laws, and applicable SOPs. Narcotics distribution monitoring reports for January 2023 have been carried out and usually carried out once a month at the maximum on the 10th of the following month to BPOM via the e-was website."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas ndonesia, 2023
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>