Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 27977 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ima Magisma
"Coronavirus disease 2019 (COVID-19) yang disebabkan oleh infeksi virus SARS-CoV-2 yang menyerang saluran pernapasan, telah menjadi isu kesehatan publik. Vaksin COVID-19 platform mRNA beserta sistem penghantar LNP, menunjukkan kemampuan ekspresi protein yang baik, serta imunogenisitas yang tinggi. Meskipun demikian, biaya produksi LNP yang tinggi perlu dipertimbangkan apabila produksi skala besar dalam negeri ingin dilakukan. Oleh karena itu, pada penelitian ini dilakukan ekspresi protein cell-penetrating-peptide (CPP) ALM yang menunjukkan potensi dalam menghantarkan asam nukleat ke dalam sitosol. Pada penelitian ini dilakukan pengklonaan dan ekpresi CPP ALM dalam sistem prokariot. Adapun mRNA penyandi RBD Spike dan mRNA penyandi IRES eGFP ditranskripsi secara in vitro. Interpretasi hasil penelitian dilakukan secara deskriptif dan kualitatif. Protein ALM belum berhasil diekspresi. Analisa struktur sekunder mRNA perlu dilakukan pada penelitian-penelitian selanjutnya untuk memprediksi keberhasilan ekspresi protein. mRNA penyandi RBD Spike dan eGFP belum dapat mengekspresikan protein target. Modifikasi mRNA lebih lanjut perlu dilakukan untuk meningkatkan kemampuan translasi dan stabilitas mRNA.

Coronavirus disease 2019 (COVID-19) which is caused by SARS-CoV-2 virus infection, attacks the respiratory tract and has become a public health issue. The mRNA platform COVID-19 vaccine along with the LNP delivery system exhibits good protein expression capabilities, as well as high immunogenicity. Nevertheless, the high cost of LNP production needs to be considered if large-scale domestic production is to be carried out. Therefore, in this study, the expression of ALM cell-penetrating-peptide (CPP) protein was carried out which showed the potential to deliver nucleic acids into the cytosol. In this study, cloning and expression of CPP ALM were carried out in a prokaryotic system. The mRNA encoding RBD Spike and the mRNA encoding IRES eGFP were transcribed in vitro. Interpretation of research results is done descriptively and qualitatively. ALM protein has not been successfully expressed. Analysis of mRNA secondary structure needs to be carried out in future studies to predict the success of protein expression. mRNA encoding RBD Spike and eGFP cannot yet express the target protein. Further modification of the mRNA needs to be done to improve the translation ability and stability of the mRNA."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Silvia Tri Widyaningtyas
"Cell penetrating peptide (CPP) merupakan salah satu sistem penghantar DNA yang menarik untuk dikembangan. Dalam penelitian ini dilakukan pengembangan CPP secara in silico. Pengembangan dilakukan untuk mencari peptida-peptida yang memiliki kemampuan mengikat DNA, melewati membran sel, menginduksi edosomal escape serta melewati membran inti sel. Informasi tersebut diperoleh berdasarkan studi literatur. CPP yang dihasilkan akan dimanfaatkan sebagai sistem penghantar DNA. Dalam penelitian ini telah berhasil di peroleh 3 rancangan CPP. Ketiga CPP berhasil diekspresikan dan dimurnikan dengan NiNTA. Salah satu penentu keberhasilan CPP sebagai penghantar DNA adalah kemampuan CPP untuk mengikat dan melindungi DNA dari efek nuklease I. Hasil uji pengikatan dengan DNA menunjukkan ketiga CPP dapat berikatan dengan DNA serta dapat melindungi DNA dari efek nuklease serum. Ketiga kandidat CPP yang dirancang secara in silico dan disintesis dalam sistem prokariota tersebut layak untuk lebih lanjut diuji kemampuannya menghantarkan DNA secara in vitro dan in vivo."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2016
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Ihsanul Rajasa
"Latar Belakang. Banyak faktor yang memengaruhi derajat berat infeksi dan mortalitas dari infeksi Corona Virus Disease 2019 (COVID-19). COVID-19 menyebabkan kerusakan sel beta pankreas, namun sampai saat ini mekanisme kerusakan ini belum banyak diketahui. Metode untuk menilai fungsi sekresi dari sel beta pankreas adalah Homeostatic Model Assessment- β (HOMA-β) dan C-peptide. Tujuan. Mengetahui hubungan antara HOMA-β dan C-peptide saat admisi dengan luaran buruk pada pasien terkonfirmasi COVID-19 yang dirawat inap. Metode. Penelitian ini merupakan studi kohort retrospektif yang dilakukan di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM). Pasien terkonfirmasi COVID-19 (derajat ringan/sedang) berusia > 18 tahun, yang dirawat inap di RSCM Kiara dalam periode waktu September 2020 – Maret 2021, dengan HbA1c <6,5% serta tanpa riwayat diabetes sebelumnya, menjalani pemeriksaan HOMA-β dan C-Peptide. Ditentukan nilai titik potong keduanya untuk kemudian dilihat hubungannya dengan luaran buruk selama perawatan tersebut. Hasil. Dari 232 subyek yang memenuhi kriteria, terdapat 10(4,3%) subyek dengan luaran buruk. Median HOMA-β pada luaran buruk adalah 70,28% (RIK 32,25 – 132,11), sementara itu pada luaran baik adalah 121,6% (RIK 82,39 – 174,23). Median C-peptide pada luaran buruk dan baik berturut-turut adalah 2059 (RIK 1508 – 2762) dan 1647 (RIK 1107 – 2461). Nilai titik potong HOMA-β 80%, dengan AUC 0,702 (IK 95% 0,526-0,879) menunjukkan sensitifitas 60% dan spesifisitas 71,4%. Nilai Hazard Ratio (HR) dari HOMA-β <80 adalah 4,660 (p=0,017). Nilai titik potong C-peptide tidak dapat ditentukan karena AUC 0,555. Kesimpulan. Terdapat hubungan antara nilai HOMA-β saat admisi dengan luaran buruk selama perawatan pada pasien terkonfirmasi COVID-19, namun hubungan C-Peptide tidak didapatkan kemaknaannya dengan luaran buruk selama perawatan. Kata Kunci. COVID-19, C-Peptide, HOMA-β, Luaran buruk.

Background. Many factors affect the severity of infection and mortality of Corona Virus Disease 2019 (COVID-19) infection. COVID-19 virus linked to pancreatic beta cells damage, yet the mechanism is still unclear. A method to assess the secretory function of pancreatic beta cells is based on Homeostatic Model Assessment- (HOMA-β) and C-peptide. Aim. Determine the relationship between HOMA-β and C-peptide values during admission in hospitalized confirmed COVID-19 patients with poor outcomes. Method. This is a retrospective cohort study conducted at Cipto Mangunkusumo Hospital (RSCM). Patients with confirmed COVID-19 (mild/moderate) who were hospitalized at the RSCM Kiara Hospital during the period September 2020 – March 2021, with HbA1c <6.5%, and without history of diabetes underwent HOMA-β and C-Peptide examination. The cut-off point for both was evaluated, furthermore the relationship with poor outcomes during hospitalization was assessed. Result. From 232 subjects met the inclusion and exclusion criteria, there were 10 (4.3%) subjects with poor outcomes. Median of HOMA-β in poor outcome group was 70.28% (IQR 32.25 – 132.11) while in good outcome group was 121.6% (IQR 82.39 – 174.23). The median of C-peptide on poor and good outcome were 2059 (IQR 1508 – 2762) vs. 1647 (IQR 1107 – 2461), respectively. The HOMA-β cut- off point was 80% showed AUC 0.702 (95% CI 0.526-0.879), with sensitivity 60% and specificity 71.4%. The Hazard Ratio (HR) of HOMA-β value <80% was 4.660 (p=0.017). The C-peptide cut-off point could not be determined because the AUC was 0.555. Conclusion. There is a significant relationship between the HOMA-β during admission and the poor outcome of hospitalized patients with confirmed COVID- 19 yet there is no significant relationship between C-Peptide and poor outcome."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2022
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Sinaga, Ernawati
"Banyak senyawa protein, peptida dan peptidomimetik yang ditemukan akhir-akhir ini memiliki potensi terapeutik yang besar, namun terhambat aplikasinya sebagai obat karena mengalami masalah penghantaran ke situs sasarannya (drug delivery).
Dalam beberapa tahun belakangan ini telah dikembangkan satu metode baru dalam modulasi junction antar sel menggunakan senyawa-senyawa peptida kadherin, yaitu peptida yang sekuensnya diturunkan dari sekuens fragmen peptida yang terdapat pada situs pengikatan kadherin. Dalam penelitian ini telah dievaluasi aktivitas beberapa peptida kadherin dalam memodulasi junction antar sel. Hasilnya menunjukan bahwa peptida-peptida Ac-LFSHAVSSNG-NH2 (HAV-10), Ac-SHAVSS-NH2 (HAV-6), Ac-QGADTPPVGV-NH2 (ADT-10), dan Ac-ADTPPV-NH2 (ADT-6) memiliki aktivitas yang cukup tinggi dalam memodulasi junction antar sel-sel MDCK (Madin Darby Canine Kidney). Hasil penelitian ini telah memberikan sumbangan yang berarti dalam pemantapan suatu metoda baru dalam penghantaran obat melalui modulasi junction antar sel menggunakan senyawa-senyawa peptida kadherin.

Modulation of Intercellular Junction by Utilization of Cadherin Peptides as an Effort to Improve Drug Delivery. Rapid advances in combinatorial chemistry and molecular biology has influenced the discovery of many proteins, peptides and peptidomimetics as potential therapeutic agents. Unfortunately, the practical application of these potential drugs is often restricted by the difficulties of delivering them to target site(s) due to the presence of biological barriers.
Recently, a new method to improve the drug delivery, that is by modulating the intercellular junction, has been evaluated. Modulation of intercellular junction could be achieved by modulating the proteins which play important role in establishing the intercellular junction, one of which is cadherin. In the present work we have demonstrated the ability of several cadherin peptides, i.e. Ac-LFSHAVSSNG-NH2 (HAV-10), Ac-SHAVSS-NH2 (HAV-6), Ac-QGADTPPVGV-NH2 (ADT-10), and Ac-ADTPPV-NH2 (ADT-6) to modulate the intercellular junction of MDCK (Madin Darby Canine Kidney) cells, this finding is a contribution to the establishment of a new method to improve the drug delivery by utilization of cadherin peptides by modulating the intercellular junction.
"
Depok: Lembaga Penelitian Universitas Indonesia, 2004
AJ-Pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Irwansyah
"Tujuh peptida ampifil berhasil disintesis dengan metode sintesis peptida fasa padat. Karakterisasi peptida ampifil dilakukan dengan matrix assisted laser desorption/ionization Time-of-Flight Mass Spectrometer (MALDI-TOF MS). Studi dengan atomic force microscopy (AFM) menunjukkan bahwa peptida ampifil dengan linker glisin, valin dan prolin melakukan self-assembly dalam pelarut air membentuk struktur nanofiber berukuran 100-200 nm. Berdasarkan penelitian, peptida ampifil yang bermuatan positif atau negatif memiliki kemampuan self-assembly yang sama. Uji pembentukan hidrogel memperlihatkan peptida ampifil memiliki kemampuan sebagai material low molecular weight gelator (LMWG). Peptida ampifil yang memiliki alkil C-12 dan C-16 memiliki kemampuan hidrogelasi yang lebih baik dibandingkan C-8. Lima dari tujuh peptida ampifil memiliki nilai minimum gelation concentration (MGC) kurang dari 1% (w/v).

Seven peptide amphiphiles were successfully synthesized using solid phase peptide synthesis method. Peptide amphiphiles were characterized using Matrix-assisted Laser Desorption/Ionization Time-of-Flight Mass Spectrometer (MALDI-TOF MS). Atomic force microscopy (AFM) study showed that peptide amphiphiles having glycine, valine, or proline as linker, self-assembled into 100-200 nm nanofibers structure. According to our research, both peptide amphiphile with positive and negative charges bear similar self-assembly properties. Peptide amphiphile also showed its capability as low molecular weight gelator (LMWG). Peptide amphiphiles bearing C-16 and C-12 as alkyl showed better hydrogelation properties than C-8 alkyl. Five out of seven peptide amphiphiles have minimum gelation concentration (MGC) lower than 1% (w/v)."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2012
J-Pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Tambunan, Usman Sumo Friend
"Infeksi Human Papillomavirus (HPV) memiliki korelasi yang erat dengan insidensi kanker serviks. Pada penelitian ini dikembangkan chimeric virus like particles (cVLP) sebagai kandidat vaksin untuk mencegah kanker serviks. cVLP dikembangkan dengan mensubstitusi epitop dari protein HPV-18 L1 dan HPV-52 L1 dengan protein HPV-16 L1. Pada penelitian ini ditemukan empat desain vaksin kimerik, yaitu ANN1, ANN2, HMM1, dan HMM2. Kajian ini akan menentukan efek dari modifikasi pos translasi. Berdasarkan kajian in silico, modifikasi pos translasi yang dominan adalah glikosilasi.

Computational Study of Post Translation Modification in Chimeric Virus Like Particles Vaccine of Human Papilloma Virus with Virion Capsid L1. The Human Papillomavirus (HPV) infection has a tight correlation with the incidence of cervical cancer. Chimeric virus like particles (cVLP) has been developed as vaccine candidate for preventing cervical cancer. cVLPs are improvement of Virus Like Particles (VLP) by substituting the epitope of L1 HPV -18 and -52 protein to L1 HPV -16 protein. They are ANN1, ANN2, HMM1, and HMM2. The impact of post translation modification will be determined. Based on In Silico study, the dominant post translation modification is glycosylation."
Lembaga Penelitian Universitas Indonesia, 2007
AJ-Pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Najmi Komariyah
"Jumlah jamaah umrah setiap tahun meningkat. Berdasarkan data Pusat KesehatanHaji, jamaah umrah sakit yang terlaporkan sampai bulan Mei tahun 2015sebanyak 11 orang dan kematian 1 orang. Sebelum berangkat ke Arab Saudijamaah diwajibkan untuk melakukan vaksinasi Meningitis Meningokokus.Pelayanan vaksinasi ini dapat dimanfaatkan sebagai pencatatan data kesehatanjamaah umrah. Sistem informasi yang ada saat ini belum dapat digunakan sesuaikebutuhan pelayanan vaksinasi umrah, pencatatan dan pelaporan masih manual.Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan sistem informasi pelayanan vaksinumrah yang mampu mendukung pelayanan dan pengelolaan vaksin sertamemberikan informasi kesehatan jamaah umrah sebelum diberangkatkan ke ArabSaudi. Peneliti menggunakan pendekatan SDLC dengan mengidentifikasi sistemyang berjalan dan kebutuhan pengembangan sistem. Pengumpulan datamenggunakan metode wawancara, observasi dan telaah dokumen di KantorKesehatan Pelabuhan Banten. Masalah pada sistem informasi yang teridentifikasipada komponen input, proses, output dan basis data. Dengan dikembangkannyaaplikasi sistem informasi ini data tersimpan kedalam database sehingga lebihaman dan dapat memudahkan dalam pengolahan data. Aplikasi menghasilkaninformasi kesehatan jamaah umrah dan laporan pelaksanaan pelayanan vaksinumrah. Rekomendasi dimasa yang akan datang Pusat Kesehatan Haji perlumembuat peraturan penyelenggaraan kesehatan umrah dan aplikasi yangdikembangkan disosialisasikan melalui pertemuan maupun video yang diunggahkedalam website aplikasi.

The number of Umrah pilgrims every year is increasing. Base on data from theCenter for Health Hajj, The Umrah pilgrims reported sick until May 2015 was 11people and the death was 1 person. Before leaving to Saudi Arabia, all pilgrimsare required to Meningococcal Meningitis vaccination. This vaccination servicescan be use for information of health Umrah pilgrims. Existing informationsystems can not be used as needed, recording and reporting are still manually.This research aims to develop a vaccine Umrah service information system whocan supporting of services and management of vaccines at KKP and can providesinformation of health Umrah pilgrims before departure to Saudi Arabia.Researcher using SDLC approach to identify on an existing system anddevelopment needs. Collecting data using interviews, observation and review ofdocuments at KKP Banten. The problems is identified on input, process, outputand databases. This development of information system can stored data intodatabase so it more secure and easy to processing data. It can provide informationof umrah health and reports vaccination services. Recommendation in the futureCenter of Health Hajj have to provide regulation of enforcement umrah rsquo s healthand socialize this application through meetings or video uploaded on website."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2017
T47271
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Arief Fitriansyah
"Peran seorang apoteker sangat dibutuhkan dalam memastikan setiap kegiatan sesuai dengan pedoman CDOB dan ketentuan perundang-undangan pada pelakasanaan pelayanan kefarmasian di bidang distribusi. Cold Chain Product (CCP) merupakan produk yang membutuhkan perhatian khusus terhadap kondisi suhu selama proses pendistribusian. Kondisi suhu pada proses pendistribusian produk vaksin (CCP) harus terjaga pada rentang antaran 2-8o C. Pentingnya kondisi suhu selama proses pendistribusian dari produk CCP menyebabkab sarana yang digunakan pada proses pendistribusian produk CCP harus dilakukan validasi terlebih dahulu. Validasi suhu cool box dilakukan untuk memastikan proses pendistribusian vaksin sesuai dengan persyaratan sehingga kualitas produk vaksin (CCP) dapat tetap terjaga.

The role of a pharmacist is very much needed in ensuring that every activity is in accordance with CDOB guidelines and statutory provisions on the implementation of pharmaceutical services in the field of distribution. Cold Chain Product (CCP) is a product that requires special attention to temperature conditions during the distribution process. Temperature conditions in the process of distributing vaccine products (CCP) must be maintained in the range of 2-8o C. The importance of temperature conditions during the distribution process of CCP products causes the facilities used in the distribution process of CCP products to be validated first. Cool box temperature validation is carried out to ensure the vaccine distribution process meets the requirements so that the quality of the vaccine product (CCP) can be maintained.
"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2021
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Adzhani Tharifah
"Vaksin Covid-19 diharapkan dapat menjadi solusi untuk kembali hidup normal. Namun, kebutuhan vaksin yang bersifat global menimbulkan beberapa pertanyaan di masyarakat, khususnya terkait eksistensi perlindungan paten. Untuk itu, penulisan ini akan menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut dengan membahas patentabilitas vaksin Covid-19 serta bagaimana cara pelaksanaan perlindungan paten di tengah pandemi dan kekhawatiran masyarakat akan keterbatasan akses terhadap vaksin. Metode penelitian yang digunakan dalam penulisan skripsi ini adalah yuridis normatif dengan pendekatan kualitatif di mana data-data berasal dari studi pustaka dan wawancara. Berdasarkan penelitian Penulis, Penulis sampai pada simpulan bahwa vaksin Covid-19 dapat memperoleh perlindungan paten selama permohonan akan paten telah diajukan kepada kantor paten di mana vaksin telah memenuhi seluruh persyaratan patentabilitas. Dikarenakan tidak adanya mekanisme perlindungan paten secara internasional, permohonan paten harus diajukan di banyak negara untuk memaksimalkan cakupan wilayah perlindungan paten. Untuk itu, pemohon dapat mengajukan permohonan dengan sistem Patent Cooperation Treaty (PCT) di negara-negara anggota PCT dan dengan sistem country-by-country basis di negaranegara non anggota PCT. Adapun adanya perlindungan paten tidak akan menghalangi akses masyarakat terhadap vaksin Covid-19. Hal ini dapat diwujudkan melalui mekanisme non-voluntary license berbentuk compulsory license atau government use. Sementara untuk voluntary license, pelaksanaannya dapat melalui Medicine Patent Pool.

The Covid-19 vaccine is expected to be a solution to return to normal life. However, the need for vaccines that are global in nature raises several questions in the community, especially regarding the existence of patent protection. For this reason, this paper will answer these questions by discussing the patentability of the Covid-19 vaccine as well as how to implement patent protection in the midst of a pandemic and public concerns about limited access to vaccines. The research method used in the writing of this thesis is normative juridical with a qualitative approach where the data comes from literature studies and interviews. Based on the author's research, the author came to the conclusion that the Covid-19 vaccine can obtain patent protection as long as a patent application has been submitted to the patent office in which the vaccine meets all the patentability requirements. Due to the absence of an international patent protection mechanism, patent applications must be filed in many countries to maximize the scope of patent protection areas. For this reason, applicants can apply using the Patent Cooperation Treaty (PCT) system in PCT member countries and using the country-by-country basis system in non- PCT member countries. The existence of patent protection will not prevent public access to the Covid-19 vaccine. This can be realized through a non-voluntary license mechanism in the form of a compulsory license or government use. Meanwhile, for voluntary licenses, the implementation can be done through the Medicine Patent Pool.
"
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
London: Royal Society of Chemistry, 2017
615.19 PEP
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>