Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 132534 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Raini Nur Aprijianti
"Forking-path adalah salah satu variasi alur cerita dalam genre film modular narrative yang menyajikan kompleksitas naratif. Percabangan alur yang menjadi beberapa realitas merupakan salah satu ciri struktur narasi forking-path. Salah satu film yang menampilkan variasi alur forking path adalah Sliding Doors (1998) karya Peter Howitt. Terdapat dua Realitas pada film tersebut yang menampilkan subjektivitas perempuan dengan kemunculan berdasarkan kompleksitas yang berbeda. Penelitian ini akan menunjukkan terbentuknya kesadaran subjektivitas perempuan yang muncul dalam dua realitas berdasarkan hubungan antartokoh dan tindakan tokoh utama. Metode yang digunakan dalam penelitian ini, yakni dengan analisis struktural menggunakan teori genre modular narrative Allan Cameron, dan selanjutnya analisis ideologi teks dengan menggunakan teori feminisme eksistensial Simone de Beauvoir. Temuan penelitian ini menunjukkan bahwa di dalam dua realitas, Helen, sebagai tokoh utama, memperlihatkan konsistensi dalam memperkuat subjektivitas diri pada tataran yang sama, yaitu dengan cara bekerja, membangun intersubjektivitas, dan berkontribusi dalam ranah sosial. Posisi film Sliding Doors (1998) menunjukkan keberpihakan kepada perempuan. Ketika perempuan banyak dihadapkan pada konstruksi sosial yang membatasi, film ini muncul sebagai upaya memberi pilihan dan memperkuat ruang perempuan dalam membentuk independensi diri.

Forking-path is a type of modular narrative genre film that presents narrative complexity. The branching of the plot into several realities is one of the characteristics of the forking-path narrative structure. One of the films that presents two different realities appears in the film Sliding Doors (1998) by Peter Howitt. Two Realities in the film displays the subjectivity of women that appears based on different complexities. This research will show the awareness of women's subjectivity that appears in two realities based on the relationship between characters and the actions of the main character. The method used in this study is structural analysis using Allan Cameron's modular narrative genre theory, and then ideological analysis of the text using Simone de Beauvoir's existentialist feminist theory. The findings of this study indicate that in the two realities, Helen, as the main character, shows consistency in strengthening self-subjectivity at the same level, namely by working, building intersubjectivity, and contributing in the social realm. The position of the film Sliding Doors (1998) shows partiality to women. When many women are faced with limiting social constructs, this film appears as an effort to strengthen women's space in forming self-independence."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2023
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Elisabeth Anita Dhewy
"Tesis ini bertujuan untuk menjelaskan subjektivitas perempuan dalam novel Tempurung karya Oka Rusmini dengan memaparkan tampilan subjektivitas perempuan dalam bentuk deskripsi fisik, perilaku dan pandangan tokoh-tokoh perempuan serta persepsi tokoh utama terhadap tubuh dan otonomi dalam pembentukan subjektivitasnya. Dalam bahasan saya menggunakan pendekatan kritik sastra dengan perspektif feminis.
Penelitian ini mengungkapkan bahwa tokoh-tokoh perempuan dalam Tempurung memersepsi tubuhnya sebagai bagian penting subjektivitasnya. Selain itu, subjektivitas perempuan bukanlah proyek perempuan itu sendiri melainkan suatu bentuk dialog dengan elemen-elemen lain, termasuk diantaranya adalah hubungannya dengan suaminya, anaknya, tubuhnya dan konstruk sosial budaya yang melingkupinya.
Kesimpulan dari penelitian ini adalah Oka Rusmini melakukan perlawanan terhadap gagasan subjektivitas dalam pemikiran konvensional/tradisional dengan merepresentasikan narasi tentang subjektivitas perempuan yang tidak mengabaikan tubuh, tidak individual, tidak selalu rasional, tidak tunduk pada gagasan `universal` tentang subjek dan tidak selesai.

This thesis aims to explain woman subjectivity reflected in Tempurung novel by Oka Rusmini by describing female subjectivity in the form of physical description, behavior and views of women characters as well as main character perception toward body and autonomy in the formation of female subjectivity. In discussion I use feminist literary criticism approach.
This study reveals that woman characters in Tempurung perceiving her body as a significant part of her subjectivity. Furthermore, woman subjectivity isn`t her own project but a form of dialogue with other elements including her relationship with husband, children, body and social culture construction which surrounding her.
The conclusion of this study is Oka Rusmini makes resistance to the notion of subjectivity on conventional/traditional thought by representing narrative of woman subjectivity which doesn`t neglect body, doesn`t individual, doesn`t always rational, doesn`t subject to `universal` notion of subject and doesn`t finish.
"
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2015
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tesa Annisa
"Sikap Ambivalen Tokoh Linda dalam Proses Pencapaian Subjektivitas Perempuannya pada Novel Adultery 2014 Karya Paulo Coelho Adultery 2014 merupakan novel karya Paulo Coelho, seorang novelis terkenal asal Portugis yang karyanya tersebar di berbagai belahan dunia.Tesis ini berusaha mengungkapkan sikap ambivalen tokoh utama dalam novel ini, yaitu Linda dalam proses pencapaian subjektivitas perempuannya. Landasan teori yang digunakan adalah pendekatan feminisme eksistensialis Simone de Beauvoir dan fokalisasi. Analisis fokalisasi dengan memasang konsep feminisme eksistensialis Beauvoir menunjukkan kecenderungan tokoh yang merepresentasikan nilai-nilai dari konsep tersebut. Analisis fokalisasi pada beberapa tokoh pada tataran narasi yang berbeda menunjukkan adanya sikap ambivalen Linda. Kesimpulan dari keseluruhan analisis memperlihatkan sikap ambivalen Linda dalam usaha mencapai subjektivitas dirinya yang pada akhirnya berhasil ia raih.

The Ambivalent Attitude of Linda in Attaining Her Female Subjectivity in Adultery 2014 by Paulo CoelhoAdultery 2014 is a novel by Paulo Coelho, a famous novelist from Portugal whose works are spread through parts of the world. This thesis tries to reveal the ambivalent attitude of the main character in this novel, Linda, in achieving her subjectivity. The theoretical frameworks used are feminist existentialism by Simone de Beauvoir and focalization technique. Focalization analysis by applying feminist existentialism concept by Beauvoir showed a trend figures that represent the values of the concept. Focalization analysis on some of the figures at different level of narration shows the ambivalent attitude of Linda. The conclusion of the overall analysis show the ambivalent attitude of Linda in achieving her subjectivity which in the end she managed to achieve.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2016
T46613
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dita Sabariah
"Dalam skripsi ini, penulis menganalisis tokoh dan penokohan Mata Hari dan Mata Hari sebagai perempuan intelijen. Analisis tokoh dan penokohan dilakukan untuk mengetahui penyebab Mata hari menjadi perempuan intelijen dan analisis dilakukan menggunakan perspektif gender. Dalam analisis tokoh dan penokohan, sifat-sifat Mata Hari dan gambaran kehidupan Mata Hari yang sesuai dengan konsep gender dan tidak sesuai akan dijelaskan. Hal itu merupakan jembatan untuk mengetahui apa penyebab Mata hari terjun dalam dunia intelijen. Setelah diketahui penyebabnya, dalam analisis Mata Hari sebagai perempuan intelijen akan dijelaskan bagaimana sikap Mata Hari dan cara kerja Mata Hari mengumpulkan informasi penting ketika menjadi seorang perempuan intelijen. Hal ini dilakukan untuk mengetahui bagaimana perempuaan bekerja dalam dunia intelijen.Teknik penulisan yang digunakan adalah deskriptif analitis. Hasil akhir dari penelitian menunjukan bahwa sebagai perempuan, Mata Hari mampu menjadi seorang intelijen yang berhasil.

In this scientific work, the writer analyzes character and characterization of Mata Hari and Mata Hari as an intelligent woman. Analysis of character and and characterization in this scientific work is done to know the reason why Mata Hari becomes an intelligent woman and use gender perspective. In character and characterization analysis, Mata hari characteristic and stereotype of Mata Hari?s life will be explained according to gender concept. This shows the reason why Mata hari goes to intelligent field. After knowing the reason, in analysis of Mata Hari as intelligent woman will be explained how Mata hari?s attitude and the way she collects the essential information when she is as an intelligent woman. It is done to know how woman works in intelligent field. The writing technique uses descriptive analysis. The result of this research shows that as a woman, Mata Hari is able to be a success intelligent."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2011
S7
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
"This research is aimed to see the social context of women which is involved in drug trafficking that is seen from criminology and gender overview. This study also describes the experience of violence by drug couriers women and their response to the violence. In analyzing the data, the researcher uses feminist perspective which have contribution to defend rights and justice for women. This research method appertain into field research with indepth interviews. While the research approach is qualitative which use criminology feminist perspective. Researcher have conducted interviews 2 women as the
core subjects. The result find that they get violent in layers like an unbroken vicious circle and continuity. It closely related between the violence they receive with the beginning of their implication in crimes, when they do crimes and when they are in the process of criminal justice."
[Departemen Kriminologi. FISIP UI, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia], 2012
pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Melfiana Puspita Sari
"[ ABSTRAK
Dewasa ini, film yang mempromosikan perempuan sebagai sosok yang kuat menjadi sebuah
trend. Ada banyak film populer yang menawarkan cerita di mana perempuan berperang di
dalam lingkungan patriarki. Genre film lainnya yang populer di masa kini adalah romansa
yang dikombinasikan dengan supranatural. Beautiful Creatures adalah sebuah film yang
menawarkan seorang karakter perempuan tangguh yang memiliki kekuatan supranatural.
Beberapa media juga mendukung status Lena Ducchanes sebagai seorang feminis. Makalah
ini berupaya untuk memperdebatkan pernyataan tersebut. Meskipun penulis Beautiful
Creatures bermaksud menjadikan Lena sebagai seorang feminis, ada beberapa sifat Lena serta
kondisi yang melemahkan posisi Lena sebagai seorang feminis. Melalui analisis film serta
penelitian, tercapai kesimpulan bahwa beberapa factor yang seharusnya mendukung Lena
sebagai feminis malah mendukung bagaimana lingkungan patriarki memposisikan perempuan.

ABSTRACT
Movies that promote woman as a strong figure seem to be a trend now. There are plenty of
popular films that offer a story where women fight within patriarchal society. Other popular
genres in this era are romance combined with supernatural. Beautiful Creatures is a movie
that offers a strong woman character with supernatural power. Some media also support the
character Lena Ducchanes as a feminist. This paper attempts to argue that notion. Although
Lena is intended to be a feminist by the authors, there are some traits of her and also some
conditions that weaken her position as a feminist. Through analysis of the movie and several
research studies, a conclusion is reached that some factors that are intended for promoting
Lena as a feminist actually reinforce how patriarchal society positions women., Movies that promote woman as a strong figure seem to be a trend now. There are plenty of
popular films that offer a story where women fight within patriarchal society. Other popular
genres in this era are romance combined with supernatural. Beautiful Creatures is a movie
that offers a strong woman character with supernatural power. Some media also support the
character Lena Ducchanes as a feminist. This paper attempts to argue that notion. Although
Lena is intended to be a feminist by the authors, there are some traits of her and also some
conditions that weaken her position as a feminist. Through analysis of the movie and several
research studies, a conclusion is reached that some factors that are intended for promoting
Lena as a feminist actually reinforce how patriarchal society positions women.]"
Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2015
MK-PDF
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
"The gender-based-violence is a nightmare and tragedy for women in transnational, cross cultural, geographical and civilizational boundaries. Moreover, prolonged human history has pervasively documented tragic, catastrophic facts recording women?s victimization. Culture, social system and structure, misogynic-religious interpretation, and especially patriarchal ideology have been stimulating, perpetuating and maintaining this women?s awful fate. Actually, several policies, political discretions and legal venues have been initiated and set up to be done in dealing with this issue. However, since law is just merely an epiphenomenon, a manifestation of cultural and social values, and a supra structure of economic power, the powerlessness and the paralyses of law were substantially and widely observed in this study. Hence, gender-based-victim have been dreadfully trapped within the dilemma of law."
[Departemen Kriminologi. FISIP UI, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah, Jakarta. Fakultas Syariah dan Hukum], 2011
pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Els Tieneke Rieke Katmo
"Fokus penelitian ini adalah menjelaskan bagaimana perempuan Kamoro beradaptasi terhadap perubahan lingkungan berdasarkan kajian terhadap pengalaman individu perempuan Kamoro dengan budayanya yang matriarkhal dalam interaksiya dengan kondisi ekologisnya yang rusak. Kerangka analisis yang dipakai adalah politik ekologi feminis. Metode penelitian ini adalah studi kasus feminis. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan wawancara mendalam, pengamatan terlibat, dan observasi.
Hasil analisis memberikan kesimpulan tiga hal yakni: pertama, perempuan Kamoro memiliki cara beradaptasi tertentu terhadap perubahan ekosistimnya. Cara beradaptasi itu mengacu pada gendered knowledge, gendered environmental rigths and responsibilities dan gendered environmental grass roots political activism. Kedua, cara pandang tentang dan memperlakukan alam dan perempuan sebagai objek telah mengganggu relasi dan peran laki-laki, perempuan, dan alam. Akibatnya adalah kerusakan ekologi dan ketidakberdayaan perempuan. Ketiga, relasi perempuan dan alam adalah sebuah relasi yang penting.
Penelitian ini menyarankan: pertama, pemerintah perlu kaji kembali paradigma pembangunan, pemerintahan yang demokratis dan transparansi sehingga memungkinkan kontrol masyarakat, dalam era otonomi ada bagi kearifan lokal dalam pengelolaan lingkungan. Kedua, PTFI perlu mempertimbangkan prinsip keadilan gender yang proposional dan berperspektif gender dalam program pemberdayaan masyarakat dan mengacu pada cara perempuan Kamoro melakukan adaptasi atas perubahan ekosistimnya. Ketiga, perempuan Kamoro berhenti melakukan internalisasi nilai sebagai pencari nafkah, mengkaji kembali bentuk-bentuk penindasan bagi perempuan Kamoro dalam budaya, untuk melahirkan kembali cara pandang baru tentang relasi perempuan, alam, dan laki-laki yang lebih harmonis, serta perempuan Kamoro membangun kekuatan kolektif yang independen dan mengembangkan jaringan dengan berbagai pihak.

The focus of the research is to explain how Kamoro women adapt to the environmental changes based on a study on the individual daily life experiences of Kamoro women with their matriarchal culture in interaction with the damaged ecological condition. The research method used is a Feminist Political Ecology. The data are collected by conducting in-depth interview, involved supervision, and observation.
The result of the analysis suggests three conclusions. First, Kamoro women possess a certain method of condition to face the changes in the ecosystem. This method of adaptation refers to the gender knowledge, gendered environmental rights and responsibilities as well as gendered environmental grassroots political activism. Second, the view point on and the treatment toward nature and women as the subject have disrupted the relation and the role of men, women, and nature. It results in the damaged ecology and powerlessness in women. Third, relation between women and nature is an important relation.
The research proposes a number of suggestions: First, the government needs to review the paradigm of development, the democratic and transparent government, so that the community control can be carried out, and in the area of regional autonomy the local wisdom is considered in the management of environment. Second, PTFI needs to consider the principle of gender justice which is proportional and has gender perspective in the community development program and which refers to the method used by Kamoro women to adapt to the changes in the ecosystem. Third, Kamoro women cease to do the value internalization as a financial provider, review the kinds of oppression against Kamoro women in the area of culture, in order to relive a new viewpoint on a more harmonious relation among women, nature, and men, and Kamoro women should build an independent, collective power and develop their network with various parties.
"
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2008
T24305
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Lianawati
"UU PKDRT adalah wujud nyata perjuangan kaum feminis untuk mengangkat KDRT ke ranah publik dengan menjadikannya sebagai kejahatan di mata hukum. Sayangnya keberfungsian UU ini menjadi diragukan ketika dalam pelaksanaannya terjadi sejumlah persoalan. Oleh karena itu evaluasi dan pemantauan terhadap kinerja aparat penegak hukum selaku pelaksana utama dari UU PKDRT perlu terus dilakukan agar tercipta perbaikan hukum. Dari pemantauan peradilan yang telah dilakukan sejauh ini oleh sejumlah lembaga terlihat bahwa tidak cukup untuk melihat pelaksanaan hukum hanya dari perspektif hukum itu sendiri. Sepertinya ada aspek-aspek psikologis yang kuat mewarnai sebuah proses hukum. Hal ini mendorong saya menggunakan metode grounded theory untuk melihat penanganan hukum kasus KDRT yang dialami oleh para perempuan korban. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Pengolahan data melibatkan 6 korban, 2 pengacara, 7 pendamping hukum, dan sejumlah aparat penegak hukum.
Hasilnya menunjukkan betapa sulit proses hukum yang dijalani perempuan korban. UU PKDRT sendiri masih terhambat pelaksanaannya di samping perlunya revisi dalam beberapa pasal. Pendamping hukum dibatasi oleh aspek personal dan lembaga. Aparat penegak hukum kaku dalam menjalankan prinsip hukum objektif namun tanpa sadar dipengaruhi oleh bias-bias pribadi. Hukum pun menjadi tidak se-objektif, se-netral, dan se-rasional seperti yang mereka inginkan. Subjektivitas dan keberpihakan pada dasarnya perlu untuk mencapai objektivitas asalkan disertai kepekaan psikologis yang mengandung kepedulian. Tanpa kepedulian, keadilan hanya impian yang sulit digapai perempuan korban. Untuk dapat mewujudkannya, saya menawarkan sebuah proses hukum berperspektif psikologi hukum feminis yang menekankan etika kepedulian.

The Law of the Elimination of Violence in the Family/Household is the manifestation of feminists? struggle to take domestic violence into the public sphere by making it as a crime before law. Unfortunately, the functionality of this ordinance is doubted when its implementation meets several problems. Therefore evaluation and monitoring towards the performance of law upholder as the main implementer of this law is continually needed in order to bring the law improvement into reality. The court monitoring has been done by some organizations show that it?s not sufficient to see the law implementation by the legal perspective itself. It seems there are psychological aspects that coloring the legal process strongly. It urges me to apply grounded theory method to look closer the legal intervention of domestic violence cases. This research was based on qualitative approach. Data processing involves 6 victims, 2 lawye officials.
The results reveal how difficult the process has been through by victims to get justice. The Law of the Elimination of Violence in the Family/Household is impeded on its implementation despite of the revision needed on several chapters. The legal counselors are restricted by institutional and personal limitations. The judicial personnel carry out the principle of objective law rigidly. However they are influenced by personal biases unconsciously. The law becomes less objective,neutral, and rational than they expect. Actually, subjectivity and impartiality are needed to reach objectivity. But they ought to be accompanied by psychological sensitivity with care within. Without care, justice is only a wish that?s difficult to reach by the female victims. To bring it into reality, I propose the legal process that has perspective of feminist legal psychology emphasizes the ethics of care."
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2008
T25117
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Faradisa Azharini
"Struktur organisasi pada newsroom tradisional bersifat hierarkis dengan arus informasi dan komunikasi satu arah, dari atas ke bawah. Ini berubah seiring diterapkannya sistem konvergensi di perusahaan media sehingga struktur menjadi lebih fleksibel. Namun adopsi nilai-nilai struktur tradisional masih bisa dirasakan. Struktur hierarkis tersebut berpotensi membatasi keberagaman suara dan timbulnya kesenjangan antara jurnalis laki-laki dan jurnalis perempuan, baik pekerjaan maupun kesejahteraan. Berlandaskan gagasan-gagasan dari teori feminisme, ada alternatif-alternatif lain yang dapat diterapkan pada struktur newsroom. Melalui studi literatur, ditemukan bahwa di beberapa negara banyak perempuan yang belum mendapatkan kesempatan yang sama dengan laki-laki, sementara di beberapa negara lainnya perempuan sudah mendapatkan hak yang sama. Dilihat dari pemanfaatan teknologinya, pelaksanaan sistem konvergensi sudah dilakukan oleh beberapa perusahaan media di Indonesia, termasuk media bidang jurnalistik. Newsroom sudah dalam format yang lebih fleksibel dan terkonvergensi. Namun solusi yang berdasarkan teori-teori feminis belum bisa diaplikasikan sepenuhnya di Indonesia. Dilihat dari struktur organisasi dan peran yang diemban masing-masing aktor dalam newsroom, belum terbentuk struktur yang bersifat egaliter antara laki-laki dan perempuan.

Traditional newsroom have a hierarchical structure with one-way communication; top to down. The structure then became more flexible as media industries applied the convergence system on their newsroom. However, those traditional values can still be seen. Hierarchical structure can make limitation of diversity of voices also a gap between men and women journalists, both on works and prosperity. Based on feminist theories, there are alternative structures that can support women in media industries. In some countries, women journalists have got the same rights as men journalists but not in some other countries. From the usage of technology, media industries in Indonesia have changed their system into convergence system. Literature study on this paper found that the solutions given by the feminist theories can not be applied yet in Indonesia. Egalitarian structure between men and women journalists has not been established."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2014
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>