Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 174692 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Nugrahayu Suryaningrum
"Penurunan AKB di Indonesia dihadapkan permasalahan kesenjangan AKB antarkabupaten/kota yang menunjukkan adanya keterkaitan antarwilayah yang berpengaruh. Sebagian besar kematian bayi disebabkan oleh faktor maternal yang dapat dicegah dan diperbaiki selama kehamilan. Usia ibu saat melahirkan merupakan salah satu prediktor terkuat dalam kematian bayi yang sangat erat berkaitan dengan perkawinan usia anak. Dengan mempertimbangkan efek spasial antarkabupaten/kota, penelitian ini bertujuan untuk mempelajari hubungan perkawinan usia anak dengan kematian bayi kabupaten/kota di Indonesia yang dikontrol oleh pengaruh faktor ibu, rumah tangga, dan kesehatan. Hasil analisis menunjukkan bahwa terdapat dependensi spatial pada AKB kabupaten/kota di Indonesia. Model Regresi Analisis Spatial Durbin menunjukkan bahwa perkawinan usia anak berhubungan positif dan signifikan dengan AKB kabupaten/kota. Selain itu, AKB tidak hanya dipengaruhi oleh variabel penjelas dalam kabupaten/kota tersebut melainkan juga dipengaruhi oleh AKB kabupaten/kota tetangga dan beberapa variabel penjelas kabupaten/kota tetangga. Oleh karena itu, untuk menurunkan AKB suatu wilayah, maka perlu membangun wilayah sekitarnya, membangun akses ke wilayah dengan fasilitas kesehatan yang baik agar pemanfaatan pelayanan kesehatan meningkat dan mengurangi AKB suatu wilayah. Pemanfaatan teknologi, informasi dan komunikasi juga sangat penting untuk melakukan sosialisasi dan edukasi pentingnya pendewasaan usia perkawinan. Dengan demikian remaja khususnya perempuan dapat merencanakan pendidikan, pekerjaan, dan pernikahan dengan matang serta mempunyai pengetahuan kesehatan reproduksi yang baik sehingga diharapkan AKB Indonesia semakin menurun.

The decline in IMR in Indonesia is faced with the problem of IMR gaps between districts/cities which indicate that there are interregional linkages that are influential. Most infant deaths are caused by maternal factors that can be prevented and corrected during pregnancy. Maternal age at delivery is one of the strongest predictors of infant mortality, which is closely related to child marriage. By considering the spatial effects between districts/cities, this study aims to study the relationship of child marriage to IMR in Indonesia which is controlled by the influence of maternal, household, and health factors. The results of the analysis show that there are spatial dependencies on IMR in Indonesia. The Analysis Regression Spatial Durbin Model shows that child marriage has a positive and significant relationship with IMR. In addition, IMR is not only influenced by the explanatory variables in the district, but also influenced by IMR in neighboring districts and several explanatory variables in neighboring districts. Therefore, to reduce the IMR in a region, it is necessary to develop the surrounding area, build access to areas with good health facilities so that the utilization of health services increases and reduces the IMR in an area. Utilization of technology, information and communication is also very important to socialize and educate the importance of maturing the age of marriage. In this way, adolescents, especially women, can plan their education, work and marriage carefully and have good reproductive health knowledge so that it is expected that the Indonesian IMR will decrease."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tyas Jualita Santy
"ABSTRAK
Kesehatan merupakan bagian penting dari pembangunan berkelanjutan. Salah satu indikator yang menggambarkan derajat kesehatan suatu wilayah adalah tingkat kematian bayi. Tingkat kematian bayi pada suatu wilayah terkait dengan banyak faktor seperti faktor kesehatan, maternal, demografi, dan sosioekonomi. Faktor sosioekonomi yang mempengaruhi tingkat kematian bayi di antaranya adalah ketimpangan pendapatan dan kemiskinan. Penelitian ini bertujuan untuk menguji hubungan antara ketimpangan pendapatan dan kemiskinan dengan tingkat kematian bayi pada kabupaten/kota di Indonesia 2016. Penelitian ini menggunakan indikator makro level kabupaten/kota dan rawdata Susenas 2016. Dengan menggunakan model regresi spasial Durbin diperoleh hasil bahwa ketimpangan pendapatan dan kemiskinan memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kematian bayi suatu kabupaten/kota di Indonesia setelah dikontrol terhadap pengaruh faktor pendidikan perempuan, imunisasi, dan anggaran kesehatan. Hasil regresi spasial Durbin juga menunjukkan bahwa kondisi tingkat kematian bayi pada suatu kabupaten/kota selain dipengaruhi oleh ketimpangan pendapatan dan kemiskinan dalam kabupaten/kota, juga terkait atau dapat dipicu dengan kondisi ketimpangan pendapatan dan kemiskinan kabupaten/kota tetangg.

ABSTRACT
Health is an important aspect of sustainable development. One indicator that describes the health status of a region is the infant mortality rate. Infant mortality rates in an area are associated with many factors such as health, maternal, demographic, and socioeconomic factors. Socioeconomic factors that affect infant mortality rates include income inequality and poverty. This study aims to examine the relationship between income inequality and poverty with infant mortality rate in regencies in Indonesia 2016. This study uses regency-level macro indicators and raw data Susenas 2016. Using Durbin spatial regression model obtained results that income and poverty imbalance have a significant influence on infant mortality of regencies in Indonesia after being controlled for the influence of female education factors, immunization, and health budget. Durbin's spatial regression results also showed that infant mortality rates in a regency were in addition influenced by income and poverty inequality within regency, also related or may be triggered by conditions of income inequality and poverty of neighboring regencies."
2018
T51262
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nurul Azizah
"Kematian bayi merupakan hal yang penting. Meksi begitu, AKB di Indonesia belum turun sesuai potensi idealnya. Penelitian ini menggunakan data sekunder dari Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia tahun (SDKI) 2017 dengan populasi penelitian yaitu Wanita Usia Subur (WUS) 15 – 49 tahun. Variabel dependen dalam penelitian ini adalah kematian bayi dan variabel independent dalam penelitian ini yaitu pendidikan ibu, pekerjaan ibu, indeks kekayaan rumah tangga, karakteristik wilayah, kawasan daerah, inisiasi menyusui dini (IMD), layanan antenatal, layanan pos natal, tempat persalinan, penolong persalinan, usia ibu melahirkan, status kehamilan, paritas, interval kehamilan, jenis kelamin, berat lahir bayi, komplikasi kehamilan, dan komplikasi persalinan. Hasil analisis multivariat menunjukkan faktor risiko paling dominan adalah pekerjaan ibu. Ibu yang bekerja 2,2 kali lebih tinggi berisiko mengalami kejadian kematian bayi dibanding yang tidak bekerja. Untuk itu, ibu yang mengalami kehamilan wajib memperhatikan dan melakukan layanan antenatal. Jika terdapat penyulit kehamilan, sebisa mungkin tidak melakukan pekerjaan dengan aktifitas berat agar berat. Serta melakukan layanan pos natal jika bayi yang lahir <2500 gram atau >3500 gram.

Infant mortality is important. However, IMR in Indonesia has not decreased according to its ideal potential. This study uses secondary data from the 2017 Indonesian Demographic and Health Survey (IDHS) with the study population, women of reproductive age (WUS) 15 - 49 years. The dependent variable in this study was infant mortality and the independent variables in this study were maternal education, maternal occupation, household wealth index, regional characteristics, regional area, early breastfeeding initiation, antenatal services, post-natal services, place of delivery, delivery helper, maternal age, pregnancy status, parity, pregnancy interval, gender, birth weight, pregnancy complications, and delivery complications. The result of multivariate analysis showed that the most dominant risk factors were maternal occupation. Working mothers are 2.2 times higher risk experiencing infant mortality than those who do not work. For this reason, mothers who are experiencing pregnancy are obliged looking for antenatal services. If there is pregnancy complication, better do not do heavy work. As well as carrying out a pos natal service if the baby is born <2500 grams or> 3500 grams."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fredy Tjekden
"Angka kematian bayi di Indonesia tergolong tinggi jika dibandingkan negara-negara anggota ASEAN. Untuk menurunkan angka kematian bayi diperlukan suatu pemahaman yang komprehensif tentang determinannya. Penelitian ini secara umum bertujuan untuk mempelajari kejadian kematian dan tingkat benahan hidup bayi berdasarkan faktor-faktor kesehatan dan demografi. Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif dan analisis inferensial yang terdiri dari analisis regresi logistik untuk mempelajari pengaruh faktor-faktor kesehatan dan demografi terhadap kejadian kematian bayi serta proporsional hazard model untuk mempelajari pengaruh faktor-faktor kesehatan dan demografi terhadap tingkat bertahan hidup bayi yang menggunakan data hasil SDKI 2007.
Temuan analisis deskriptif menunjukkan bahwa kejadian kematian bayi lebih banyak pada ibu yang berpendidikan dan kemampuan ekonomi rendah, tinggal di perdesaan, tidak melakukan pemeriksaan kehamilan memenuhi ST, penolong persalinan bukan tenaga kcsehatan, tidak melakukan pemeriksaan bayi setelah lahir, melahirkan pada umur yang berisiko, jumlah anak tiga ke atas, jarak kelahiran di bawah dua puluh empat bulan, serta jenis kelamin anaknya laki-laki.
Hasil analisis regresi logistik menunjukkan bahwa kematian neonatal dipengaruhi pemeriksaan bayi setelah lahir, umur ibu saat melahirkan, urutan ke1ahiran,jarak kelahiran, dan jenis kelamin anak. Untuk kematian postneonatal, faktor-faktor yang mempengaruhi adalah penolong persalinan, pemeriksaan bayi setelah lahir, umur ibu saat melahirkan, urutan kelahiran, jarak kelahiran, dan daerah tempat tinggal. Untuk kematian bayi, faktor-faktor yang mempengaruhi adalah pemeriksaan bayi setelah lahir, umur ibu saat melahirkan, urutan kelahizan, jarak kelahiran, indeks kekayaan kuantil dan daerah tempat tinggal.
Hasil analisis proporsional hazard model menunjukkan bahwa tingkat bertahan hidup postneonatal dipengaruhi oleh penolong persalinan, pemeriksaan bayi setelah lahir, umur ibu saat melahirkan, urutan kelahiran, jarak kelahiran, pcndidikan ibu dan daerah tempat tinggal. Untuk tingkat bertahan hidup bayi, faktor-faktor yang mempengaruhinya adalah pemeriksaan bayi setelah lahir, umur ibu saat melahirkan, urutan kelahiran, jarak kelahiran, jenis kelamin anak, pendidikan ibu dan daerah tempat tinggal.

Compared to other ASEAN countries, infant mortality in Indonesia is higher. To reduce infant mortality, we need comprehensive understanding about its determinants. Generally, this research’s aim is to study infant mortality and its survival rate based on health and demographic factors. In this research, method of analyses are descriptive analysis, logistic regression analysis and proportional hazard model analysis. Logistic regression analysis is used to examine influence of health and demographic factors on infant mortality. Proportional hazard model is used to investigate the impacts of health and demographic factors on survival rate of infant. This research uses the results of the 2007 Indonesia Demographic and Health Survey Data (IDI-IS).
The results of descriptive analysis show that the incidence of infant mortality is higher among infants from mothers with lower education and economic status. In addition, infant mortality is higher among babies from mother who lived in rural areas, had no antenatal care, were assisted non-professional health worker at delivery, had no postnatal check, gave births at high risk age, had more than three children, and had less than 24 months birth interval. Futhermore, baby boys had higher had higher mortality than baby girls.
The results of regression analysis on the factors of infant mortality show some interesting results. Neonatal mortality is influenced by the existence of postnatal check, mother‘s age at delivery, birth order, birth interval, and the sex of the baby. In posmeonatal case, the mortality is affected by the type of assistance at delivery, the existence of postnatal check, mother’s age at delivery, birth order, birth interval, and mother’s place of residence. In infant case, the mortality is influenced by the existence of postnatal check, mother’s age at delivery, birth order, birth interval, quintile index of welfare and mother’s place of residence.
The results of proportional hazard model show that survival rate of postneonatal is influenced by the type of assistance at delivery, the existence of postnatal check, birth order, birth interval, mother’s education level, and mother’s place of residence. Survival rate of infant is affected by the existence of postnatal check, mother’s age at delivery, birth order, birth interval, sex of infant, mother’s education level, and mother’s place of residence.
"
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2009
T34008
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Nursania
"Berdasarkan Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2012 diketahui AKB di Indonesia adalah 32 kematian per 1000 kelahiran hidup. Angka ini masih jauh dari target Renstra Kementerian Kesehatan RI Tahun 2010-2014 yang menargetkan AKB tahun 2014 sebesar 24/1000 kelahiran hidup, dan target Millenium Development Goals (MDGs) yang menargetkan AKB tahun 2015 sebesar 23/1000 kelahiran hidup. AKB tersebut menunjukan peningkatan derajat kesehatan anak di Indonesia belum sesuai dengan yang diharapkan, dan dapat mengancam kelangsungan hidup anak di Indonesia.
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui determinan kematian bayi di Indonesia dengan menganalisis lebih lanjut data SDKI Tahun 2012. Determinan kematian bayi pada peneilitian ini dapat dilihat dari faktor ibu (umur ibu saat melahirkan, pendidikan ibu, status pekerjaan ibu, paritas, perdarahan saat melahirkan, merokok), faktor lingkungan (keadaan rumah, wilayah tempat tinggal, status ekonomi), faktor bayi (jenis kelamin, berat bayi lahir, mendapatkan ASI), faktor upaya kesehatan (pemberian imunisasi tetanus pada saat ibu hamil, mendapat pil/sirup zat besi pada saat ibu hamil, tempat persalinan, penolong persalinan, kepemilikan jaminan kesehatan).
Unit analisis adalah bayi yang lahir dalam rentang waktu setahun sebelum survei SDKI 2012. Desain penelitian adalah cross sectional dengan menggunakan analisis regresi logistik. Hasil penelitian diketahui dari 2965 bayi yang lahir dalam rentang waktu setahun sebelum survei, 1,9% meninggal dunia, dan 98,1% bayi masih hidup. Diketahui faktor status ibu bekerja, berat bayi lahir, dan mendapatkan air susu ibu merupakan faktor yang signifikan terhadap kematian bayi, dengan faktor dominan adalah faktor mendapatkan air susu ibu (ASI).
Penelitian ini menyarankan agar memasyarakatkan pentingnya ASI, pentingnya nutrisi ibu hamil, meningkatkan kualitas penatalaksanaan bayi berat lahir rendah (BBLR), serta meningkatkan akses, kuantitas dan kualitas pelayanan kesehatan ibu dan anak dengan memperhatikan aspek teknis dan manajerial.

Based on Indonesian Demographic and Health Survey (IDHS) 2012 IMR in Indonesia known is 32 deaths per 1000 live births. This figure is still far from the target of the Ministry of Health Strategic Plan, 2010-2014 targeting 2014 IMR of 24/1000 live births, and the millennium Development Goals (MDGs) that targets IMR 2015 at 23/1000 live births. The IMR showed an increase in the degree of child health in Indonesia is not as expected, and could threaten the survival of children in Indonesia.
This study was conducted to determine the determinants of infant mortality in Indonesia to further analyze the data IDHS 2012. Determinants of infant mortality in this study can be seen from maternal factors (maternal age, maternal education, maternal employment status, parity, bleeding during childbirth, smoking), environmental factors (home state, region of residence, economic status), infant factors (gender, birth weight, breast fed), and factors of health efforts (tetanus immunization of pregnant women at the time, got pills/syrup iron, place of delivery, birth attendents, health insurance ownership).
The unit of analysis is the baby born in the span of a year prior to the survey IDHS 2012. Study design was cross-sectional by using logistic regression analysis. The results of the 2965 research showed the babies born in the span of a year before the survey, 1,9% died, and 98,1% of babies are still alive. Known factors working mother status, birth weight, and get breast milk is a significant to infant mortality, the dominant factor is the factor of getting breast milk.
This study suggests that promote the importance of breastfeeding, the importance of maternal nutrition, improve the quality of management of low birth weight (LBW), as wel as improving access, quantity and quality of maternal and child health services by taking into account the technical and managerial aspects.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2014
T41898
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nur Sadji
"Angka kematian bayi (AKB) merupakan salah satu indikator yang dapat digunakan unutk mengukur kesejahteraan suatu bangsa. AKB di Indonesia masih tinggi dan menempati urutan ke enam tertinggi di ASEAN. Banyak faktor yang menyebabkan masih tingginya AKB di Indonesia baik langsung maupun tidak langsung, diantaranya adalah masalah neonatal (asfiksia, BBLR), penyakit infeksi, sosial ekonomi, tingkat pendidikan dan program kesehatan, khususnya kesehatan anak dan bayi baru lahir. Salah satu upaya untuk menekan laju kematian bayi adalah dengan mengetahui faktor-faktor penyebabnya.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor program kelangsungan hidup anak terhadap kematian bayi dengan menggunakan data sekunder berupa register kohort bayi dan data pendukung lain yang tersedia di puskesmas.
Desain yang digunakan dalam penelitian inii adalah kohort retrospektif dengan 1.693 sampel, adapun hasil yang didapat dalam penelitian dengan cox regresi adalah adanya hubungan yang bermakna pada pelayanan kesehatan neonatal dengan nilai p=0,000 (95%CI;10,142-33,974 dan RR=18,563. Pelayanan kesehatan pada bayi baru lahir (neonatal) sesuai standar diharapkan menjadi prioritas dalam upaya untuk menekan kematian pada bayi, khususnya pada bayi baru lahir.

Infant mortality rate (IMR) is one of indicators that can be used to measure a nation's welfare. IMR in Indonesia is still high and constitutes the 6th highest rate in ASEAN. There are many direct and indirect factors causing the high IMR in Indonesia, among others are neonatal problem (asphyxia, low birth weight infant), infection disease, social economy, education level and health program, in particular child and newborn infant's health. One of efforts to suppress the infant mortality rate is finding out the causing factors.
This study is aiming at finding factors of child survival program towards infant mortality by using secondary data: infant cohort register and other supporting data that are available at primary health centre (Puskesmas).
The design used in this study is retrospective cohort of 1,693 samples, and the result found in the study using regression Cox is that there is a significant relation in neonatal health care with p=0,000 (95%CI;2,529-5,606) and RR=3,765. Health care for newborn infant (neonatal) according to the standard is expected to be a priority to suppress infant mortality, in particularly newborn infant.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2013
T35365
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dhea Karina Yuffty
"Anak-anak cenderung mengalami risiko kematian tertinggi pada bulan pertama kehidupan. Provinsi Jawa Tengah menempati posisi pertama sebagai penyumbang kematian neonatal tertinggi secara nasional tahun 2021. Pemanfaatan sistem informasi geografis dapat digunakan untuk mengetahui hubungan faktor yang berpengaruh terhadap kematian neonatal sehingga dapat menjadi bahan pertimbangan dalam proses perencanaan kesehatan selanjutnya melalui aspek spasial. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui keterkaitan antara kematian neonatal dan determinan yang mempengaruhinya secara spasial pada tiap kabupaten/kota di Provinsi Jawa Tengah tahun 2021. Penelitian ini menggunakan desain studi ekologi dengan pendekatan spasial. Analisis spasial pada penelitian ini menggunakan teknik autokorelasi spasial menggunakan indeks moran. Hasil penelitian menunjukkan terdapat autokorelasi spasial positif antar kabupaten/kota berdasarkan angka kematian neonatal di Provinsi Jawa Tengah. Pola persebaran mengelompok terbentuk pada Variabel BBLR, cakupan komplikasi kebidanan tangani, cakupan komplikasi neonatal ditangani, cakupan kunjungan antenatal (K4), puskesmas, ketinggian wilayah, dan kerapatan jalan terhadap kematian neonatal. Variabel komplikasi neonatal ditangani dan variabel ketinggian wilayah secara signifikansi menunjukkan ada interaksi spasial terhadap kematian neonatal. Wilayah yang berisiko tinggi antara lain Kabupaten Purbalingga, Kabupaten Banjarnegara, dan Kabupaten Wonosobo. Kesimpulan yang dapat ditarik adalah perlu meningkatkan pemantauan pada wilayah berisiko tinggi, peningkatan sumber daya manusia kesehatan dan sarana prasarana di dataran tinggi, serta penguatan pelaksanaan program P4K untuk memperkecil risiko komplikasi yang dapat berdampak pada kematian bayi baru lahir.

Children tend to experience the highest risk of death in the first month of life. Central Java Province occupies the first position as the highest contributor to neonatal mortality nationally in 2021. Utilization of geographic information systems can be used to determine the relationship of factors that influence neonatal mortality so that it can be taken into consideration in the next health planning process through spatial aspects. The purpose of this study was to determine the relationship between neonatal mortality and the determinants that affect it spatially in each district/city in Central Java Province in 2021. This study used an ecological study design with a spatial approach. Spatial analysis in this study uses spatial autocorrelation techniques using the Moran index. The results showed that there was a positive spatial autocorrelation between districts/cities based on neonatal mortality in Central Java Province. The clustered distribution pattern is formed on the LBW Variable, coverage of obstetric complications handled, coverage of neonatal complications treated, coverage of antenatal visits (K4), health center, area altitude, and road density on neonatal deaths. The neonatal complications variable was treated and the regional altitude variable significantly showed that there was a spatial interaction with neonatal death. Areas that are at high risk include Purbalingga Regency, Banjarnegara Regency, and Wonosobo Regency. The conclusion that can be drawn is that it is necessary to increase monitoring in high-risk areas, increase health human resources and infrastructure in the highlands, and strengthen the implementation of the P4K program to minimize the risk of complications that can impact on newborn mortality."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Feny Nur Anggraeni
"Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari pengaruh otonomi ibu terhadap praktik pemberian makan bayi dan anak usia 6-23 bulan menggunakan data 4.687 wanita usia subur berusia 15-49 tahun dari data SDKI 2012. Hasil regresi logistik biner menunjukkan bahwa otonomi ibu signifikan mempengaruhi praktik pemberian makan bayi dan anak. Faktor lainnya yang berpengaruh terhadap praktik pemberian makan bayi dan anak adalah umur anak, pendidikan, status kerja, akses ke media, antenatal care, status ekonomi rumah tangga, tempat tinggal, dan paritas. Faktor yang paling kuat berpengaruh terhadap praktik pemberian makan bayi dan anak adalah status ekonomi rumah tangga.

This research aims to study the effect of mother?s autonomy on feeding practice of infant and young child aged 6-23 months using the data of 4.687 married/cohabiting women from Indonesia DHS 2012. The results of binary logistic regression show that mother?s autonomy has a significant effect on infant and young child feeding practice. Other factors affecting child feeding practice are child age, education, working status, access to media, antenatal care, household economic status, residence, and parity. The strongest factor affecting child feeding practice is the household economic status."
Depok: Universitas Indonesia, 2015
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rise Nurhasanah
"Tesis ini membahas pengaruh kehamilan tidak diinginkan terhadap kejadian kematian bayi di Indonesia dengan menggunakan data sekunder hasil SDKI tahun 2012 yang mencakup 33 provinsi. Analisis dilakukan pada wanita usia subur yang melahirkan anak dalam 5 tahun terakhir sebelum survei. Variabel dalam analisis akan dibatasi pada wanita usia subur, anak terakhir dan tidak kembar. serta beberapa variabel kovariat seperti faktor maternal (wilayah tempat tinggal, pendidikan terakhir ibu, umur pada saat melahirkan, status ekonomi, jarak lahir, paritas dan komplikasi kehamilan), faktor gizi (ASI Segera), dan faktor pelayanan kesehatan (Imunisasi Tetanus Toxoid, pemeriksaan kehamilan sesuai standar, penolong persalinan dan kunjungan neonatal pertama (KN-1)).
Hasil penelitian menyarankan bahwa kehamilan tidak diinginkan dapat dicegah dengan melakukan sosialisasi menyeluruh meliputi Komunikasi, Informasi, dan Edukasi (KIE) terhadap program Keluarga Berencana (KB); membuat kelompok pemberdayaan wanita; melakukan intervensi pra-konsepsi berupa pendidikan kesehatan reproduksi untuk siswa tingkat pendidikan menengah; mengarahkan ibu yang sudah melahirkan untuk menggunakan KB pasca-persalinan dengan MKJP (Metode Kontrasepsi Jangka Panjang); dan meningkatkan peran posyandu.

This thesis studies the influence of an unintended pregnancy on infant mortality in Indonesia by using secondary data from the Demographic and Health Survey in 2012 that covers 33 provinces. The analysis was performed in women of childbearing age who gave birth in the last 5 years prior to the survey. Variables in the analysis will be restricted to women of childbearing age, the last child and not twins. as well as variables covariates such as maternal factors (region of residence, last education of mothers, age of childbirth, economic status, birth interval, parity and pregnancy complications), nutritional factors (breast milk immediately), and Health Services factors (Tetanus Toxoid Immunization, antenatal care, give birth care, and first neo natal visit (KN-1)).
Results of the study suggest that unintended pregnancies can be prevented by socialization includes Communications, Information and Education for the Family Planning Program; create a group of women's empowerment; Pre-conception intervention in the form of reproductive health education for secondary level students; Directing mothers who had given birth to use post-natal Contraception with LTCM (Long-Term Contraceptive Methods); and enhance the role of Posyandu.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2015
T44932
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sri Isnawati
"Penelitian ini bertujuan mempelajari pengaruh berat lahir terhadap kematian neonatal, kematian postneonatal, dan kematian bayi di Indonesia menggunakan data SDKI tahun 2012. Berdasarkan hasil analisis regresi logistik biner diketahui bahwa berat lahir berpengaruh terhadap kematian neonatal, kematian postneonatal, maupun kematian bayi. Variabel lain yang berpengaruh signifikan terhadap kematian neonatal adalah umur ibu, komplikasi kehamilan, dan waktu disusui pertama (IMD), sedangkan pada kematian bayi adalah umur ibu, paritas, komplikasi kehamilan, frekuensi kunjungan antenatal care (ANC), dan waktu disusui pertama (IMD). Faktor sosial ekonomi; pendidikan ibu dan tingkat ekonomi rumah tangga tidak berpengaruh signifikan terhadap baik pada kematian neonatal, kematian postneonatal, maupun kematian bayi.

This research aims to study the effect of birth weight on neonatal mortality, postneonatal mortality, and infant mortality in Indonesia using data IDHS 2012. Based on the results of the binary logistic regression analysis known that the birth weight effect on neonatal mortality, postneonatal mortality, and infant mortality. Other variables that significantly influence neonatal mortality are maternal age, pregnancy complications, and the first time feedings (early initiation of breastfeeding), while the infant mortality are maternal age, parity, pregnancy complications, frequency of antenatal care visits (ANC), and the first time feedings (early initiation of breastfeeding). Socioeconomic factors; maternal education and household economic level does not significantly influence either on neonatal mortality, postneonatal mortality, and infant mortality."
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2014
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>