Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 162609 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Diva Erenst Nataprawira
"Biaya investasi industri panas bumi dan tarif listrik telah bersaing dengan pembangkit listrik berbiaya yang lebih rendah. Situasi ini menantang semua orang yang bekerja untuk industri untuk mengoptimalkan keandalan pabrik mereka, meningkatkan pendapatan, dan mengurangi biaya. Kegiatan pemeliharaan dapat dianggap sebagai proses penting yang bisa menyebabkan biaya tinggi jika kegiatan tersebut tidak dikelola dengan baik. Bagian dari manajemen pemeliharaan adalah menentukan interval pemeliharaan yang optimal dengan biaya pemeliharaan terendah. Penelitian ini menentukan interval pemeliharaan optimal dari subsistem paling kritis di fasilitas pembangkit panas bumi skala besar di Indonesia. Subsistem yang paling kritis dari fasilitas dipilih berdasarkan nilai keandalan. Salah satu metode yang dipilih dalam industri sebagai kerangka kerja untuk mengevaluasi keandalan sistem adalah Reliability Block Diagram (RBD). Berdasarkan RBD, sub-sistem yang paling kritis adalah Cooling Tower Structure System yang terdiri dari dua peralatan, yaitu Cooling Tower Fan dan Cooling Tower Structure. Interval pemeliharaan optimal dari Cooling Tower Fan dan Cooling Tower Structure dihitung menggunakan persamaan model biaya total. Analisis sensitivitas juga dilakukan dalam penelitian ini untuk menentukan rasio biaya di mana perhitungan biaya pemeliharaan dan biaya kegagalan harus dihitung secara rinci. Resampling data dengan metode bootstrap diterapkan pada data kegagalan peralatan karena jumlah data yang terbatas untuk mendapatkan interval pemeliharaan yang optimal dengan selang kepercayaan tertentu. Interval pemeliharaan optimal untuk Cooling Tower Fan adalah 412 hari dan untuk Cooling Tower Structure adalah 914 hari.

Geothermal industry unit capital cost and electricity tariff has been competing with lower-cost power generators. This situation has challenged all people that work for the industry to optimize their plant reliability, increase revenue, and reduce costs. Maintenance activities can be considered a critical process which can be very costly if those activities are not managed properly. Part of maintenance management is to determine the optimal maintenance interval with the lowest maintenance cost. This paper determines the optimal maintenance interval of the most critical subsystem in Indonesia's big-scale geothermal generation facility. The most critical subsystem of the facility is chosen based on reliability value. One of the tools chosen in the industry as a framework for evaluating system reliability is Reliability Block Diagram (RBD). Based on RBD, the most critical sub-system is the Cooling Tower Structure System which consists of two equipment, the Cooling Tower Fan, and the Cooling Tower Structure. The optimum maintenance interval of the Cooling Tower Fan and Cooling Tower Structure was calculated using the total cost model equation. Sensitivity analysis is also carried out in this paper to determine the cost ratio at which maintenance cost and failure cost calculations must be calculated in detail. The data resampling with the bootstrap method is applied to the equipment failure data due to the limited amount of data to obtain optimum maintenance intervals with a certain confidence interval value. The optimum maintenance interval for Cooling Tower Fan is 412 days and for Cooling Tower Structure is 914 days."
Jakarta: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nanang Tri Wahyuna
"Penelitian ini membahas tentang Strategi Pemeliharaan pada Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU). PLTU memiliki sistem dan subsistem peralatan yang komplek terdiri dari peralatan mekanik, listrik dan instrumen yang memiliki jenis dan karakteristik kerusakan yang berbeda-beda. Berdasarkan pembagian sistem menurut fungsinya, PLTU memiliki 8 sistem utama. Data riwayat kegagalan sistem dikelompokkan berdasarkan kerusakan dan diagram pareto memvisualisasikan 20% kegagalan utama yang terjadi pada seluruh sistem. Dengan melakukan Failure Modes and Effect Analysis (FMEA) diperoleh analisa modus kegagalan, penyebab kegagalan dan efek kegagalan pada peralatan untuk mengatasi risiko paling tinggi pada pembangkit listrik. Setelah menganalisa kegagalan paling tinggi berdasarkan evaluasi risiko, dilakukan penyelesaian masalah kegagalan dengan pendekatan Reliability Centered Maintenance (RCM).
Hasil dari penelitian ini adalah Strategi Pemeliharaan dengan pendekatan RCM. Logic Tree Analysis (LTA) merupakan metode analisa deduktif yang digunakan sebagai Strategi Pemeliharaan untuk mengklasifikasikan beberapa mode kegagalan yang diperlukan dalam menentukan keputusan pemeliharaan (Maintenance Action).

This research discusses about Maintenance Strategy on Steam Power Plant. Thesteam power plant has Complex Systems and Equipment subsystems consists ofMechanical Equipment, Electrical equipment and Instrumentations equipment with types and characteristics of different damage. Based on the distribution system and according to the function, the power plant has 8 Main System. Failure History Data System grouped by damage and Pareto diagram visualize Top 20% Failure on whole system. By doing Failure Modes and Effects Analysis (FMEA) obtained by analysis of failure modes, failure causes and effects on the equipment failure to overcome the highest risk at a power plant. After analyzing the highest failure based on the evaluation the highest risk of failure, the failures eliminated by approach of Reliability Centered Maintenance (RCM).
As a result study is a Maintenance Strategy with approach based on RCM. Logic Tree Analysis (LTA) is a deductive method of analysis used as a Maintenance Strategy for classifying some failure modes required in determining maintenance decisions (Maintenance Action).
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2016
T48218
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mohammad Dicky Amrullah
"Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki jumlah gunung berapi terbanyak di dunia, bahkan potensi energi panas bumi Indonesia merupakan yang terbesar di dunia. Mengacu pada data dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral RI, kapasitas terpasang pembangkit listrik tenaga panas bumi (PLTP) belum maksimal yaitu sebesar 1.405,4 MW atau 1,1% dari bauran penggunaan energi nasional. Pada Program 35.000 MW yang dicanangkan oleh pemerintah pada tahun 2015, pembangkit listrik berbasis energi baru terbarukan (EBT) diberikan porsi sebesar 25%. Pembangkit listrik tenaga panas bumi (PLTP) yang merupakan pembangkit listrik berbasis energi baru dan terbarukan (EBT) mulai dianggap sebagai salah satu solusi ketenagalistrikan nasional. Namun, pembangkit listrik tenaga panas bumi (PLTP) dapat menyebabkan permasalahan lingkungan apabila tidak dioperasikan dengan benar. Untuk mencegah resiko seperti itu, manajemen aset yang baik menjadi suatu kebutuhan.
Metode penilaian reliability adalah salah satu metode manajemen aset yang umum digunakan pada industri pembangkit listrik. Dengan mengetahui nilai reliability suatu aset, strategi maintenance dapat disusun secara efektif. Objek perhitungan reliability pada penelitian ini adalah power generation system PLTP Unit 4 Kamojang. Untuk mengetahui nilai reliability dari plant, analisis reliability block diagram (RBD) perlu dilakukan. Setiap diagram blok pada RBD dibagi berdasarkan sistem maupun equipment yang terdapat pada PLTP yaitu steam supply system, main cooling water system, gas extraction system, auxiliary cooling water system, dan closed cooling system. Formula perhitungan dari RBD diterapkan pada tabel kalkulasi reliability, sehingga perhitungan dapat dilakukan dengan efisien dan gangguan yang terjadi pada sistem dapat dilihat pada tabel kalkulasi reliability. Performa reliability dan availability PLTP Unit 4 Kamojang pada tahun 2015 tergolong baik dimana masing-masing mencapai nilai 99% dan 91%.

Indonesia is considered as a world major volcanic country and was gifted with the great geothermal energy resources. Despite having a big potential, according to data from the Ministry of Energy and Mineral Resources, the installed capacity for geothermal power plant is just in the amount of 1405.4 MW, or just 1.1 % of national energy use. As the 35,000 MW Project which were announced by the government in 2015 goes on, the portion of renewable energy-based electricity generation amounted to 25%, geothermal power plant (PLTP), which is renewable energy ? based power plant is considered as a solution for the national electricity industry. However, geothermal power plant (PLTP) can also cause an environmental problem if it isn't operated properly. To prevent major risks like that, a good asset management is needed.
One of asset management method is making a reliability assessment. By knowing the reliability value of asset, maintenance strategies can be programmed effectively. A reliability assessment is applicated on Unit 4 Kamojang Geothermal Power Plant. To determine the reliability value of plant, an analysis of reliability block diagram (RBD) is needed. Each block diagram, divided by the components of the systems in geothermal power plant. They are steam supply system, main cooling water system, gas extraction system, auxiliary cooling water system, and closed cooling system. RBD philosophy should be applied to the reliability calculation table, so that the calculation can be done efficiently and the disturbance on the system can be seen in reliability calculation table. Reliability and availability performance of geothermal power plants in 2015 can be said good. Each of them reach a value of 99% and 91%.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2016
S65806
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Butarbutar, Marathur
"Telah menjadi fenomena dewasa ini bahwa Pembangkit Listrik Tenaga Uap menghadapi tuntutan peningkatan ketersediaan jam kerja. Keputusan kegiatan pemeliharaan yang tepat mampu menghasilkan penjadwalan kegiatan pemeliharaan yang menjawab kebutuhan tersebut. Penelitian ini mengajukan model pengambilan keputusan pemeliharaan berbasis risiko dengan mempertimbangkan opsi-opsi kegiatan pemeliharaan sesuai dengan konsep Reliability Centered Maintenance (RCM). Dalam model ini, Failure Mode Effect Critical Analysis (FMECA) digunakan untuk identifikasi dan membuat prioritas risiko. Selanjutnya, Analytical Hierarchy Process (AHP) digunakan untuk menghimpun pilihan pakar atas opsi bagi tiap risiko. Model ini dituangkan dalam bentuk Logic Tree. Dalam sebuah studi kasus, melalui Criticality Analysis dibuktikan bahwa model ini dapat meningkatkan ketersediaan jam kerja dan menurunkan biaya pemeliharaan.

Nowadays, the demand for electricity is increasing and Steam Power Plant needs to increase its availability. A good maintenance decision will produce a good maintenance schedule that addresses the problem. This research proposes a model of risk-based maintenance decision making by considering options provided by the concept of Reliability Centered Maintenance (RCM). In this model, Failure Mode Effect Critical Analysis (FMECA) is used to identify and prioritize risks. Next, Analytical Hierarchy Process (AHP) is used to compute experts? choices on maintenance activity for each risk. This model is then translated into Logic Tree for user acceptance (friendlier use). In a case study, through Criticality Analysis, it is shown that the proposed model is able to increase availability and also decrease cost of maintenance."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
T41542
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Arief Surachman
"Dalam rangka upaya memenuhi target pemerintah yaitu pengembangan pembangkit listrik tenaga panas bumi PLTP pada tahun 2025 ditargetkan sebesar 7.242 MW, maka tentu saja akan diperlukan data tentang desain PLTP yang paling optimal yang dapat diterapkan pada seluruh kondisi sumber panas bumi. Dengan demikian, diperlukan panduan desain yang dibuktikan secara ilmiah untuk pembangunan PLTP. Dalam dekade terakhir ini, banyak peneliti yang menganalis atau merancang sistem energi dengan menggabungkan antara analisis energi, exergy dan thermoekonomik. Hal ini dimaksudkan dalam upaya peningkatan efisiensi serta mengurangi kerugian-kerugian yang ditimbulkan oleh ketidakefisienan sistem.
Melalui analisa yang komprehensif dengan menggabungkan analisa energi, exergy, exergoeconomics serta exergoenvironment, maka diharapkan dapat menjadi panduan desain yang paling optimum dengan mempertimbangkan segala aspek, baik aspek teknologi, ekonomi dan lingkungan yang dapat diaplikasikan untuk berbagai kondisi sumber panas bumi di Indonesia. Untuk itulah pada disertasi ini dilakukan analisa dan optimasi 3E exergy,economic,environment. Pemodelan dan optimasi sistem PLTP dilakukan menggunakan software EES dan diintegrasikan dengan MATLAB.
Dari hasil analisis 3E, dapat diketahui bahwa komponen seperti turbin dan cooling tower merupakan komponen yang menyumbang nilai exergy destruction, total cost dan exergoenvironment yang paling besar dibandingkan komponen lainnya.

In order to reach the government 39;s target of building geothermal power plant PLTP in 2025 of 7,242 MW, then it will need data about the most optimal PLTP design that can be applied to all geothermal conditions. Thus, the design required for the construction of PLTP. In the last decade, many researchers have analyzed and discussed energy systems with energy, exergy and thermoeconomic analyzes. This is necessary in an effort to increase and reduce the losses caused by system inefficiencies.
Through a comprehensive analysis with energy analysis, exergy, exergoeconomics and exergoenvironment, it is expected to be the most optimal design with good aspects, economics and environment that can be used for various geothermal conditions in Indonesia. For analysis, it was conducted 3E exergy, economy, environment analysis on this dissertation. By using EES software and integrated with MATLAB, the PLTP system can be modeled and optimized.
From the results of 3E analysis, it can be seen that components such as turbines and cooling towers are the components that contribute the largest value of total exergy destruction, total cost and exergoenvironment compared to other components.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2018
D2483
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sherly
"Merangking peralatan kritis di Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi PLTP merupakan hal terpenting sebelum menentukan metode pemeliharaan yang digunakan untuk setiap masing ndash; masing peralatan. Pada penelitian ini, penulis memperkenalkan metode terbarukan dalam menentukan dan merangking peralatan kritis di PLTP dengan metode Fuzzy Borda Count FBC. Proses perhitungan dengan metode FBC menggabungkan antara analisis kualitatif dengan analisis kuantitatif. Langkah pertama pada proses ini adalah menyaring terlebih dahulu sistem dengan menggunakan matriks risiko orde 2 x 2. Setelah itu menyaring peralatan dengan menggunakan matriks risiko orde 5 x 5. Dalam tahapan perhitungan terdapat 8 faktor yang berpengaruh terhadap sistem dan peralatan. Faktor tersebut di bobotkan serta di normalisasikan dengan menggunakan metode Analytic Hierarchy Process AHP . Dengan adanya nilai bobot setiap faktor maka dapat menghitung indeks dari setiap peralatan. Serta tahapan terakhir dalam merangking dengan menggunakan metode Fuzzy Borda Count FBC.

Ranking of critical equipment in Geothermal Power Plants GPPs is the most important thing before determining maintenance method used for each equipment. In this research, the author introduces a new method in determining and ranking of critical equipment in GPPs with Fuzzy Borda Count method. The calculation process by FBC method through combination of qualitative analysis with quantitative analysis. The first step in this process is to filter the system using Risk Analysis RA of a 2th order risk matrix. After that, we must filter the equipment from system in GPPs using Risk Analysis RA of a 5th order risk matrix. In this calculation, we use 8 factors that affect the system and equipment in GPPs. These factors are weighted and normalized using the Analytic Hierarchy Process AHP method. Given the weight value of each factor then it can calculate the index of each equipment. And the last step is ranking critical equipment by using Fuzzy Borda Count method FBC."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2017
S67427
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mohamad Ilman Hasya
"Seperti yang diketahui pemerintah Indonesia saat ini sedang menjalankan program 35000 watt, dimana dalam hal ini untuk memenuhi banyak permintaaan akan ketersediaan listrik yang ada di seluruh Indonesia. Karena sampai dengan saat ini berrdasarkan data yang ada jumlah perrmintaan akan listrik yang dibutuhkan masih melebihi jumlah pembangkit yang ada di seluruh Indonesia. Oleh karena itu pemerintah menjalankan program 35000 watt dengan harapan dapat memenuhi kebutuhan listrik yang diminta.
Dalam hal ini diperlukannya peran manajemen risiko dalam mengontrol pembangunan proyek EPC pembangkit tersebut. Dalam penelitian ini akan melihat risiko yang berpengaruh dalam pembangunan EPC pembangkit tersebut. Metode yang digunakan adalah deskriptif, kuisioner, serta validasi pakar yang kemudian data dari kuisioner akan diolah dengan perangkat lunak SPSS. Variabel yang digunakan dalam penelitian sebanyak 54 variabel risiko yang terjadi pada proses EPC.
Dalam penelitian ini didapatkan 9 variabel dominan yang berpengaruh pada pembangunan proyek EPC pembangkit yaitu 3 variabel dari tahap rekayasa, 2 variabel dari tahap pengadaan, dan 4 variabel pada tahap konstruksi serta mitigasi dalam mengatasi setiap risiko tersebut. Risiko yang didapat ternyata yang terbanyak masih berada pada tahap rekayasa dan konstruksi sehingga dibutuhkan pengontrolan yang lebih terhadap tahap tersebut untuk mencegah keterlambatan.

As of now Indonesia government are focusing on building on electricity program 35.000 MW, to provide and enlight across the country. Because as per current data Indonesia still have low supply to support all society with existing power plant. That is why this ongoing program which run by the goernment can fulfill needs of required electricity. In this case risk management have role to control EPC project of all power plant which currently being build.
In this research, it will elaborate the risk impact to the EPC power plant construction. Research method use are descriptive, qusionaire, and expert validation which align with questionaire that being processed used SPSS software. Variabel used in this research are 54 risk variabel that happen during EPC process.
Result by doing this action acquaire 9 dominant variabel impact to EPC project power plant which consist 3 on engineering process, 2 variabel in procurement level, and 4 in cosntruction level, include also mitigation action to comprehend those risk. Result showed that risk mostly occurs during engineering and contruction process which explain that needs more control on those process to avoid any delay.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2017
T47963
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Luky
"Indonesia memiliki sumber daya dan potensi panas bumi terbesar kedua di dunia dengan total kapasitas sekitar 29.000 MW 40 potensi panas bumi dunia . Total kapasitas terpasang Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi adalah sebesar 1.643,5 MW dan menempati peringkat ketiga terbesar di dunia hingga akhir tahun 2016. Namun, Indonesia belum memanfaatkan potensi sumber daya panas bumi secara optimal jika dibandingkan dengan besarnya potensi yang dimiliki.Potensi panas bumi yang besar belum dimanfaatkan secara maksimal karena terdapat hambatan terutama terkait dengan investasi awal, risiko sumber daya panas bumi, dan pendanaan proyek. Pihak pengembang memasukkan seluruh risiko awal proyek sebagai biaya investasi sehingga menyebabkan harga pembelian tenaga listrik PLTP menjadi tinggi dan negosiasi dengan PT PLN Persero menjadi berlarut-larut.
Dalam tesis ini disusun tiga skema berbeda yang diaplikasikan secara internasional dalam pengembangan PLTP yang melibatkan BUMN dan IPP. Untuk pengembangan PLTP oleh BUMN Model 1 diperoleh harga pembelian tenaga listrik PLTP berkisar 6,33 sen USD/kWh 110 MW s.d. 14,15 sen USD/kWh 10 MW , pengembangan PLTP oleh BUMN IPP Model 2 diperoleh harga pembelian tenaga listrik PLTP berkisar 6,99 sen USD/kWh 110 MW s.d. 15,63 sen USD/kWh 10 MW, pengembangan PLTP oleh IPP Model 3 diperoleh harga pembelian tenaga listrik PLTP berkisar 7,92 sen USD/kWh 110 MW s.d. 17,7 sen USD/kWh 10 MW , dan pengembangan PLTP oleh IPP dengan bantuan grant Model 3 Grant diperoleh harga pembelian tenaga listrik PLTP berkisar 7,05 sen USD/kWh 110 MW s.d. 15,76 sen USD/kWh 10 MW.
Pengembangan PLTP di Jawa Bali, Sumbar, Sumsel, Jambi, Bengkulu, Lampung, Sulselrabar hanya layak dikembangkan oleh pihak BUMN Model 1 melalui proses negosiasi B to B dengan PT PLN Persero dan untuk sistem-sistem kecil dapat dikembangkan oleh pihak IPP dengan bantuan grant dari Pemerintah mengingat kapasitas PLTP yang dapat dikembangkan hanya kelas kapasitas kecil 10 MW dan 20 MW yang kurang ekonomis secara unit cost dibandingkan dengan kelas kapasitas medium dan besar 55 MW dan 110 MW.

It is said that Indonesia has the world 2nd biggest class geothermal energy resources and its potential is about 29,000 MW which corresponds to about 40 of all potential of the world. The current total capacity of geothermal power generation in Indonesia is 1,438.5 MW and occupies the 3rd position in the world ranking as of 2015. However, Indonesia has not exploited the geothermal resource potential enough yet, when its huge potential is considered.The large potential of geothermal have not been maximally utilized because of the obstacles associated primarily with initial investment, geothermal resource risks, and project funding. The developer calculates all the initial risks of the project as an investment cost causing the purchase price of geothermal power to be high and become protracted negotiation with PT PLN Persero.
In this thesis, there are three different schemes that are applied internationally in the development of geothermal power plant involving BUMN and IPP. For the development by SOE Model 1 obtained the purchase price of 6.33 cents USD kWh 110 MW up to 14.15 cents USD kWh 10 MW , the development by SOE IPP Model 2 obtained the purchase price of 6.99 cents USD kWh 110 MW up to 15.63 cents USD kWh 10 MW , by IPP Model 3 obtained the purchase price 7.92 cents USD kWh 110 MW up to 17.7 cents USD kWh 10 MW , and the development by IPP with grant assistance Model 3 Grant obtained the purchase price of 7.05 cents USD kWh 110 MW up to 15.76 cents USD kWh 10 MW.
The development of geothermal power plant in Java Bali, West Sumatera, South Sumatera, Jambi, Bengkuliu, Lampung, Sulselrabar is only feasible to be developed by SoE Model 1 through B to B negotiation with PT PLN Persero and for small systems can be developed by IPP with grant assistance from the Government, consider geothermal power plant capacity that can be developed only small capacity classes 10 MW and 20 MW which is less cost effective in terms of unit cost compared to medium and large capacity classes 55 MW and 110 MW .
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2017
T47890
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Raity Arief Hidajat
"Kebutuhan energi listrik di Indonesia terus meningkat pesat seiring dengan pertumbuhan ekonomi, perkembangan teknologi, dan juga bertambahnya jumlah penduduk di Indonesia. Salah satu sumber energi listrik yang potensial berasal dari energi panas bumi, dimana Indonesia memiliki potensi yang sangat besar di 331 lokasi dengan potensi sebesar 28.579 MW. Namun potensi panas bumi sebagian besar berada di kawasan konservasi seperti di kawasan Taman Nasional. Pengembangan dan operasional Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) menurut Word Wildlife Fund (WWF), menyebabkan pembukaan lahan yang merusak struktur vegetasi dan mempengaruhi habitat satwa liar. Data dari Taman Nasional Gunung Halimun Salak menunjukan adanya penuruan jumlah populasi macan tutul jawa dari 50 ekor pada tahun 2013 menjadi 40 ekor pada tahun 2018. Pengembangan PLTP banyak mendapat tantangan dari masyarakat sekitar mengenai kesempatan kerja dan berusaha yang belum mendapatkan perhatian. Untuk itu perlu dilakukan kajian mengenai keberlanjutan PLTP dari aspek lingkungan, ekonomi dan sosial, dan menilai indeks keberlanjutannya. Lokasi penelitian adalah di PLTP Gunung Salak yang berada di dalam Taman Nasional Gunung Halimun Salak (TNGHS) dengan pendekatan kuantitatif dan metode penelitian mixed method. Variabel penelitian ditetapkan melalui wawancara kepada para nara sumber ahli yang diolah dengan Analytical Hierarchy Process (AHP). Ada 7 variabel penelitian yang dijabarkan dari hasil pengolahan data dan analisa, yaitu: Kondisi tutupan lahan dalam kondisi yang baik dan tidak ada penurunan tutupan lahan sejak tahun 2003-2018, konservasi hutan dengan metode indeks Shannon Wiener berada dalam keanekaragaman sedang, konservasi satwa dengan metode camera trap menunjukan macan tutul jawa masih ada dan hidup di sekitar area PLTP dengan jumlah sekitar 10 ekor dengan indeks kelimpahan relatih 1,55% dan digolongkan dalam kategori rendah, pendapatan pekerja lokal melebihi dari survei Kebutuhan Hidup Layak (KHL) sehingga layak memenuhi kebutuhan hidup, serapan tenaga kerja lokal telah mencapai 72% dari kapasitas tenaga kerja di PLTP dan berada dalam komposisi tenaga kerja lokal dan non lokal di beberapa daerah yang berkisar antara 60-75%, penyerapan produk masyarakat lokal oleh PLTP masih kurang, hal ini tidak sesuai dengan harapan masyarakat karena persyaratan higienitas dan keamanan pangan. Secara keseluruhan indeks keberlanjutan PLTP Gunung Salak mencapai 55% yang berarti berada pada kondisi cukup berkelanjutan.

Electrical energy needs in Indonesia continues to increase rapidly along with economic growth, technological improvement, and also the increasing of population. One of the potential sources of electrical energy comes from geothermal, where Indonesia has a huge potential in 331 locations throughout Indonesia with a potential of 28,579 MW. However, most of the geothermal source location is in conservation areas such as in National Park areas. Development and operation of Geothermal Power Plants according to the Word Wildlife Fund (WWF), causing land clearing that resulting in damage of vegetation structures and affects wildlife habitats. Data from the Mount Halimun Salak National Park shows a decline in the population of Java leopard from 50 in 2013 to 40 in 2018. The development of Geothermal Power Plants has received many challenges from the surrounding community regarding employment and business opportunities that have yet to receive attention. And it is necessary to research the sustainability of geothermal power plants from environmental, economic and social aspects, and assessing the sustainability index. The research location is Gunung Salak Geothermal Power Plant which is located inside the Mount Halimun Salak National Park (TNGHS) with a quantitative approach and mixed method research. Research variable is determined through interviews to expert resource persons which are processed by Analytical Hierarchy Process (AHP). There are 7 research variables which is described from the results of data processing and analysis, namely: Land cover conditions are in good condition and there has been no decrease in land cover since 2003-2018, forest conservation using the Shannon Wiener index method are in moderate diversity, animal conservation using the camera trap method shows that Javan leopards still exist and live around the area of ​​the Power Plant with around 10 heads and classified in the low category with a relative abundance index of 1.55%, the income of local workers exceeds the survey of the Need for Decent Living (KHL) so that it is feasible to meet the needs of life, the absorption of local labor has achieved 72% of the workforce capacity at the Power Plant and are in the composition of the local and non-local workforce in several regions ranging from 60-75%, the absorption of local community products by the Power Plant is still lacking, this not according to community's expectations because of the hygiene and food safety requirements. Overall the sustainability index of the Gunung Salak Geothermal Power Plant reaches 55% which means it is in a fairly sustainable condition."
Depok: Sekolah Ilmu Lingkungan Universitas Indonesia, 2020
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Wahyu Hanaldi
"Keandalan dan efisiensi pada suatu pembangkit listrik menjadi suatu indikator penting dalam system tenaga listrik. Pembangkit yang mengalami derating atau gangguan akan berdampak signifikan terhadap system kelistrikan. Sedangkan pembangkit yang tidak efisien akan menjadi pilihan terakhir dalam pembangkitan tenaga listrik. Peralatan yang mengalami kerusakan dapat berdampak jangka panjang berupa penurunan umur dan turunnya efisiensi.Sehingga hal ini diperlukan suatu perawatan yang optimal sehingga meningkatkan keandalan pembangkit dan menurunkan biaya operasional. Paper ini bertujuan untuk optimisasi pemeliharaan prediktif berbasis resiko untuk mencegah dampak ganda pada pembangkit.Penelitian ini dilakukan dengan metode pemetaan resiko dan menghitung waktu pelaksanaan maintenance dan dapat menurunkan biaya operasi dan pemeliharaan.

The reliability and efficiency of power plants become an important indicator in electrical power system. Generators and other supporting equipment that experience derating or disturbance will deteriorate on the electrical power supply. Thus, predictive maintenance becomes essential effort to improve the efficiency and reliability of the plant. In this study, we investigate the risk based predictive maintenance on 740 MW MuaraKarang Combined Cycle Power Plant CCPP, Indonesia through the risk mapping methods. The steps in risk assessment including risk identification, risk analysis, risk evaluation and risk treatment were employed to analyze the MuaraKarang CCPP. We found that the optimized maintenance schedule played significant influence to the reliability and efficiency and have direct consequences to the operation and maintenance cost."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2018
T50623
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>