Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 101129 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Romadhona
"Saat ini Indonesia masih menggunakan pembangkit listrik berbahan bakar fosil. Penggunaan bahan bakar fosil yang tinggi akan berdampak buruk bagi lingkungan, maka dari itu untuk mengurangi penggunaan bahan bakar fosil, dibutuhkan pengembangan pembangkit listrik energi terbarukan, salah satunya adalah Pembangkit listrik tenaga surya (PLTS). Penelitian ini membahas mengenai analisa ekonomi perencanaan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) pada Apartemen Taman Melati Depok yang terhubung jaringan PLN dengan software PVSyst. Rencana PLTS ini akan dibangun di atap Apartemen dengan menggunakan luas 437 m2 dengan daya yang dibangkitkan 90400 Wp. Menggunakan modul surya dengan kapasitas 565 wp sebanyak 160 modul. PLTS ini dapat menghasilkan listrik per tahun 116600 kWh/tahun. Cost Of Energy (COE) PLTS ini sebesar Rp. 828.07/kWh. Analisa Ekonomi menggunakan Net Present Value (NPV), Profitability Index (PI), dan Discounted Payback Period (DPP) untuk menentukan layak atau tidak pembangunan PLTS ini. Berdasarkan hasil perhitungan, nilai NPV sebesar Rp. 460,053,817.28, sedangkan nilai PI sebesar 1.394, dan nilai DPP sekitar 15 tahun 4 bulan lebih cepat dari umur proyek yaitu 30 tahun. Dengan demikian investasi Proyek PLTS Apartemen Taman Melati layak untuk dilanjutkan.

Currently, Indonesia is still using fossil fuel power plants. The high use of fossil fuels will harm the environment, therefore to reduce the use of fossil fuels, it is necessary to develop renewable energy power plants, one of which is a solar photovoltaic power plant. This study discusses the economic analysis of planning a soalr photovoltaic power plant at the Taman Melati Depok Apartment which is connected to the PLN network with the PVsyst software. This PLTS plan will be built on the roof of the apartment using an area of 437 m2 with generated power of 90,400 Wp. Using solar modules with a capacity of 565 Wp as many as 160 modules. This PLTS can generate electricity per year 116600 kWh/year. The Cost of Energy (COE) for this PLTS is Rp. 828.07/kWh. Economic analysis uses Net Present Value (NPV), Profitability Index (PI), and Discounted Payback Period (DPP) to determine whether this PLTS is feasible or not. Based on the calculation result, the NPV value is Rp. 460,053,817.28, while the PI value is 1.394 and the DPP value is around 15 years and 4 months, which is faster than the project age, which is 30 years. Thus the investment in the Taman Melati Apartment PLTS project is feasible to continue. "
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Siahaan, Ryan Hot Boy
"Studi ini mensimulasikan kelayakan pemasangan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) terhubung ke jaringan utilitas di rooftop apartemen terintegrasi moda transportasi di Prumjatimulya, Bekasi Timur. Simulasi sistem PLTS 154 kWp terhubung ke jaringan dilakukan dengan perangkat lunak PVsyst. Studi ini dilakukan untuk mengevaluasi aspek teknis, ekonomi dan lingkungan dari sistem PLTS. Hasil studi menunjukkan bahwa sistem memasok listrik ke apartemen sebesar 221,37 MWh/tahun selama masa umur pakai (25 tahun) dengan Performance ratio 81,23%. Levelized Cost of Electricity (LCOE) dari PLTS menjadi Rp 923 /kWh, Profitability Index sebesar 1,15, Net Present Value (NPV) sebesar Rp 318.441.255 dan Internal Rate of Return sebesar 7,60%. Dari aspek lingkungan, sistem ini akan menyimpan emisi karbon sebesar 3479,718 tCO2 selama umur pakai sistem, dimana per 1 kWp yang dibangkitkan oleh sistem akan menyimpan emisi karbon sebesar 22,61 tCO2/kWp. Dapat disimpulkan bahwa perencanaan PLTS on-grid 154 kWp layak untuk dilaksanakan

This study simulates the feasibility of installing a PV on-grid on the rooftop of an integrated transportation apartment in East Bekasi. Simulation of the 154 kWp PV Plant connected to the network was carried out using the PVsyst software. This study was conducted to evaluate the technical, economic, and environmental aspects of the PV Plant. The results show that the system supplies electricity to the apartment by 221.37 MWh/year during the service life (25 years) with a performance ratio of 81.23%. The Levelized Cost of Electricity (LCOE) of the solar PV is IDR 923 /kWh, Profitability Index (PI) is 1.15, Net Present Value (NPV) is IDR 318,441,255 and Internal Rate of Return is 7.60%. From the environmental aspect, this system will save carbon emissions of 3479,718 tCO2 during the life of the system. It can be concluded that the 154 kWp PV on-grid planning is feasible."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhamad Rinaldo
"Penelitian ini mengeksplorasi hubungan antara ketinggian hunian vertikal dengan level intensitas kebisingan yang bersumber dari transportasi kereta pada hari libur dan kerja dengan skenario jendela tertutup dan terbuka di sekitar Stasiun Universitas Indonesia. Studi ini berfokus pada Apartemen Taman Melati Margonda, dengan pengukuran mengacu pada SNI 8427:2017. Dampak kebisingan pada kesehatan manusia, yang mencakup gangguan audiotori, non-audiotori, fisiologis, dan psikologis, serta masih terbatasnya penelitian mengenai kebisingan vertikal di hunian dekat transportasi, menjadi latar belakang penting penelitian ini. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 83,33% data melebihi baku mutu Keputusan Menteri Lingkungan Hidup No. 48 tahun 1996, dan semua pengukuran malam hari melebihi baku mutu WHO. Level intensitas kebisingan berbanding terbalik dengan ketinggian hunian, semakin tinggi hunian maka semakin kecil level intensitas kebisingan, dengan perbedaan hingga 7,41 dB. Skenario jendela tertutup mengurangi level intensitas kebisingan hingga 11,80 dB, sementara hari kerja dan libur tidak menunjukkan perbedaan signifikan. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan pemahaman mendalam mengenai pengaruh ketinggian hunian, waktu pengukuran, dan skenario jendela terhadap level intensitas kebisingan, yang selanjutnya dapat berkontribusi pada mitigasi kebisingan pada hunian vertikal.

This study explores the relationship between the height of vertical housing and the noise intensity levels from train transportation on weekdays and weekends, considering both closed and open window scenarios around the Universitas Indonesia Station. The study focuses on the Taman Melati Margonda Apartment, with measurements conducted according to SNI 8427:2017 standards. The impact of noise on human health, including auditory, non-auditory, physiological, and psychological disturbances, and the limited research on vertical noise in housing near transportation, are key backgrounds of this study. The results show that 83,33% of the data exceed the noise standards set by the Minister of Environment Decree No. 48 of 1996, and all nighttime measurements exceed the WHO standards. Noise intensity levels are inversely related to the height of the housing, the higher the location, the lower the noise intensity levels, with differences up to 7,41 dB. The closed window scenario reduces noise intensity levels by up to 11,80 dB, while weekdays and weekends show no significant differences in noise levels. This research is expected to provide in-depth understanding of the influence of housing height, measurement time, and window scenarios on noise intensity levels, which can further contribute to noise mitigation in vertical housing."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Daffa Aryo Utomo Sudranto
"Secara letak geografis, Indonesia terletak tepat pada garis ekuatorial sehingga paparan sinar mataharinya memiliki intensitas yang optimal selama 12 jam sepanjang tahunnya. Dengan memiliki letak geografis yang cukup strategis untuk menangkap paparan sinar matahari, Indonesia memiliki potensi energi surya sebesar 207.898 MW. Besarnya potensi tersebut, energi surya dapat dimanfaatkan dalam pemasangan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) untuk menghasilkan energi listrik Pada skripsi ini akan dibahas perancangan PLTS atap on-grid pada bangunan apartemen Ariama Service Residence yang memiliki kapasitas listrik sebesar 81,6 kVA. Salah satu metode untuk mengurangi biaya energi listrik pada apartemen tersebut adalah dengan melakukan pemasangan PLTS atap yang dapat berkontribusi untuk menyuplai energi listrik sehingga biaya listrik apartemen dapat berkurang. Perancangan PLTS atap dilakukan dengan dua perancangan, yaitu perancangan PLTS atap on-grid tanpa baterai dan PLTS atap on-grid dengan battery back-up. Hasil dari kedua rancangan tersebut akan dianalisis secara teknis dan ekonomi untuk dilihat kelayakan dari perancangan yang telah dilakukan. Dari hasil perancangan yang dilakukan, PLTS atap on-grid tanpa baterai dikatakan layak untuk dilakukan pemasangan. PLTS atap on-grid tanpa baterai dapat melakukan pembangkitan energi sebesar 54 kWh per hari dan berkontribusi sebesar 27,8% dari total rata-rata kebutuhan energi apartemen 81,6 kVA sebesar 194,16 kWh. Dari aspek ekonomi, PLTS atap on-grid tanpa baterai memiliki nilai LCOE sebesar Rp.880,266/ kWh di mana nilai tersebut di bawah nilai LCOE dari PT. PLN (Persero) sebesar Rp.1.119/kWh dan modal investasi yang diperlukan adalah sebesar Rp.309.099.000 yang dapat dikembalikan dalam waktu 11 tahun. Penghematan biaya energi listrik dari hasil pembangkitan dalam jangka waktu 20 tahun adalah sebesar Rp.926.119.656 dengan rata-rata penghematan biaya energi listrik per tahun sebesar Rp.46.309.982,8.

Geographically, Indonesia is located right on the equatorial line so that the sun's exposure has an optimal intensity for 12 hours throughout the year. By having a strategic geographical location to capture sun exposure, Indonesia has a solar energy potential of 207,898 MW. Given the large potential, solar energy can be utilized in the installation of Solar Power Plants to generate electrical energy. This study will discuss on the design of on-grid rooftop solar power plants in the Ariama Service Residence apartment building which has an electrical capacity of 81.6 kVA. One method to reduce the cost of electrical energy in the apartment is to install rooftop solar power plants that can contribute to supplying electrical energy so that the apartment's electricity costs can be reduced. The design of the rooftop solar power is carried out with two designs, the on-grid rooftop solar power plants without a battery and the on-grid rooftop solar power plants with a battery back-up. The results of the two designs will be analyzed technically and economically to see the feasibility of the designs that have been carried out. From the results of the design, the on-grid rooftop solar power plants without batteries are said to be feasible for installation. The on-grid rooftop solar power plants without batteries can generate energy of 54 kWh per day and contribute 27.8% of the total average energy requirement of an 81.6 kVA apartment of 194.16 kWh. From the economic aspect, the on-grid rooftop solar power plants without batteries have a LCOE value of Rp.880,266/ kWh where the value is below the LCOE value from PT. PLN (Persero) of Rp.1,119/kWh and the required investment capital is Rp.309.099.000 which can be returned within 11 years. The savings in electrical energy costs from the generation of a 20-year period is Rp.926,119,656 with an average electricity cost savings of Rp.46,309,982.8 per year."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hero Gunawan
"Sebagai bentuk komitmen pemerintah dalam meningkatkan capaian bauran energi nasional dari sektor energi baru terbarukan khususnya dibidang energi surya, pada tahun 2020 pemerintah telah melakukan pembangunan PLTS rooftop di beberapa gedung usulan pemerintah daerah yang meliputi gedung perkantoran, rumah sakit, sekolah, tempat ibadah dan fasilitas umum lainnya yang tersebar di beberapa wilayah di Indonesia. Penelitian ini mengambil 12 gedung pada paket pekerjaan pertama yang beratapkan datar dengan kapasitas 25 kWp dan 50 kWp sebagai obyek penelitian untuk menganalisi dampak keteknikan dan ekonomi akibat pengunaan dan perubahan tilt modul PV. Nilai investasi Rp/kWp pada kapasitas terpasang 25 kWp nilai tertinggi dimiliki oleh Gedung Islamic Center sebesar Rp. 16.458.600 dan 50 kWp dimiliki gedung RSUD Ternate dengan nilai Rp. 15.275.750 dimana faktor lokasi menjadi salah satu penyebab tingginya nilai investasi tersebut. Dari penelitian ini didapatkan bahwa nilai PVout yang dihasilkan per tahun dengan penggunaan tilt optimum pada aplikasi GSA sebesar 647.830 kWh lebih tinggi jika dibandingkan dengan hasil simulasi PVSYST sebesar  630,342 kWh dan pada penggunaan tilt sebesar 150 didapatkan output total PLTS rooftop sebesar 615.039 kWh dengan nilai NPV terbesar terletak pada gedung Bupati Sumenep sebesar Rp. 634.312.639 dengan  PBP terkecil selama 6.7  tahun  dan ROI sebesar 250.1 %. Penurungan emisi CO2 (PEy) untuk simulasi dengan pada tilt 150 didapatkan nilai sebesar  477,94 tCO2 sedangkan pada tilt optimum sebesar 481,33 tCO2.

As a form of government commitment in increasing the achievement of the national energy mix from the renewable energy sector, especially in the field of solar energy, in 2020 the government has carried out the construction of PLTS Rooftop in several local government buildings which include office buildings, hospitals, schools, places of worship and other public facilities. spread over several regions in Indonesia. This research sampled 12 buildings in the first work package with a flat roof with a capacity of 25 kWp and 50 kWp as research objects to analyze the technical and economic impacts of using and changing the tilt of the PV module. The investment value of Rp/kWp at an installed capacity of 25 kWp, the highest value was obtained at the Islamic Center Building of Rp. 16,458,600 and 50 kWp in the Ternate Hospital building with a value of Rp. 15,275,750 where the location distance is one of the causes of the high investment value. From this study it was found that the PVout value generated per year with the use of optimum tilt in the GSA application of 647,830 kWh is higher than the PVSYST simulation results of 630,342 kWh and on the use of tilt of 150 the total output of  PLTS Rooftop is 615,039 kWh with the largest NPV value located in the Sumenep Regent Building  for Rp. 634,312,639 with the smallest PBP for 6.7 years and an ROI of 250.1%. The CO2 emissions reduction (PEy) in the simulation with tilt 150 is 477.94 tCO2, while at tilt the optimum is 481.33 tCO2."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rendra Aulia Hustamely
"Penelitian ini membahas mengenai timbulan dan komposisi limbah padat yang dihasilkan pada apartemen berkonsep Student Centre dengan studi kasus pada Tower A pada Apartemen Taman Melati Margonda. Penelitian bertujuan untuk mengetahui besaran timbulan limbah padat dan persentase komposisi limbah padat pada dua periode yang berbeda, yaitu pada masa aktif perkuliahan dan masa libur perkuliahan. Metode pengambilan data menggunakan metode SNI 19-3964-1994 mengenai Metode Pengambilan dan Pengukuran Contoh Timbulan dan Komposisi Sampah Perkotaan. Hasil penelitian adalah alternatif sistem teknis operasional, antara lain pewadahan hingga pengangkutan limbah padat yang dapat diterapkan pada Apartemen Taman Melati Margonda. Timbulan limbah padat yang dihasilkan pada masa perkuliahan yaitu sebesar 0.235 kg/orang/hari, atau 2.49 liter/orang/hari. Sedangkan timbulan limbah padat pada masa libur perkuliahan yaitu sebesar 0.108 kg/orang/hari atau 1.31 liter/orang/hari Terjadi penurunan berat timbulan limbah padat sebesar 45.65% dan penurunan volume sebesar 52.89% pada masa libur perkuliahan. Komposisi limbah padat pada masa perkuliahan terdiri dari 53.39% sampah organik, 20.39% sampah plastik, 12.80% kertas, 4.64% kaca, 2.48% logam, 6.31%dan lain-lain. Sedangkan pada masa libur perkuliahan terdiri dari 30.68% sampah organik, 26.55% sampah plastik, 29.11% kertas, 4.28% kaca, 2.50% logam, 7.08% dan lain-lain. Untuk potensi sampah layak kompos sebesar 38.66% dan sampah layak jual 22.42% . Nilai jual dari potensi sampah layak jual berkisar Rp 33,092.56/hari, dan satu tahun mencapai Rp. 11,913,322.60/tahun. Perencanaan pemanfaatan pada limbah padat organik dengan melakukan pengomposan dan sampah anorganik dengan menerapkan sistem bank sampah.

This study discusses the generation and composition of solid waste generated in the Student Center concept apartment with a case study in Tower A at Taman Melati Margonda Apartments. The study aims to determine the amount of solid waste generation and the percentage of the composition of solid waste in two different periods, while on active period of lectures and period of holiday. The method of data collection uses the method of SNI 19-3964-1994 on Method of Sample Collection and Measurmenet of The Composition of Urban Waste. The results of the study are alternative operational technical systems, including storage to transport of solid waste that can be applied to Taman Melati Margonda Apartments. Solid waste generated during the lecture period is 0.235 kg/person/day, or 2.49 liters/person/day. While solid waste generation during holiday period is equal to 0.108 kg/person/day or 1.31 liters/person/day There was a decrease in solid waste generation weight of 45.65% and a decrease in volume of 52.89% during the holiday period. The solid waste composition during the lecture consisted of 53.39% organic waste, 20.39% plastic waste, 12.80% paper, 4.64% glass, 2.48% metal, 6.31% and others. Whereas in the lecture holiday period it consisted of 30.68% organic waste, 26.55% plastic waste, 29.11% paper, 4.28% glass, 2.50% metal, 7.08% and others. The potential reduction of compostable waste is equal to 38.66% and recyclable waste is about 22.42% .The selling value of the potential for sellable waste is Rp 33,092.56/day, and one year reaches Rp. 11,913,322.60/year. Planning the use of organic solid waste by composting and inorganic waste by implementing a waste bank system."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Shafa Tasya Aulia Putri
"Perkembangan teknologi yang terus-menerus membuat penggunaan energi listrik menjadi hal krusial dalam menjalani kehidupan sehari-hari. Penggunaan energi listrik yang tiada hentinya membuat sumber energi fosil yang terbatas semakin sedikit. Oleh sebab itu, transisi energi berkelanjutan menjadi isu penting untuk menjaga ketersediaan energi di masa mendatang. Pemerintah Indonesia telah menetapkan taget pencapaian bauran energi nasional sebesar 23% pada tahun 2025 dengan tujuan dapat mempercepat transisi energi berkelanjutan. Bentuk upaya untuk mencapai target bauran nasional adalah dengan membangun Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS). Penelitian ini membahas mengenai penerapan sistem PLTS atap on-grid tanpa baterai pada gedung pabrik PT. CT untuk mengetahui sistem PLTS atap yang optimal dan potensi penggunaan listrik PLN yang lebih efisien. Sistem PLTS atap dengan sudut kemiringan 11°mampu memproduksi energi sebesar 1969890 kWh/tahun, sedangkan sudut kemiringan 15°hanya dapat memproduksi sebesar 1949709 kWh/tahun. Dalam 25 tahun, sistem PLTS atap dengan sudut kemiringan 11° memiliki potensi penghematan sebesar 34,29%, sedangkan sistem PLTS atap dengan sudut kemiringan 15° memiliki potensi penghematan sebesar 33,94%. Dengan perbedaan modal awal sebesar Rp436.792.000,00 diperoleh payback period dari kedua sistem PLTS atap selama 9 tahun. Berdasarkan beberapa faktor tersebut, sistem PLTS atap on-grid tanpa baterai pada PT.CT yang lebih optimal untuk digunakan adalah sistem PLTS atap dengan sudut kemiringan 11°.

The continuous development of technology makes the use of electricity a crucial part of our daily life. The endless consumption of electricity leads to a decrease in limited fossil energy sources. Therefore, sustainable energy transition becomes an important issue to ensure energy availability in the future. The Indonesian government has set a national energy mix target of 23% by 2025 to accelerate the transition to sustainable energy. One effort to achieve this target is by building a Solar Power Plant. This research discusses the implementation of an on-grid rooftop solar power plant system without batteries in the factory building of PT. CT to determine the optimal rooftop solar power plant system and potential for more efficient use of PLN electricity. The rooftop rooftop solar power plant system with an 11° tilt angle can produce energy of 1969890 kWh per year, while the 15° tilt angle can only produce 1949709 kWh per year. In 25 years, the rooftop solar power plant system with an 11° tilt angle has a potential cost savings of 34.29%, while the system with a 15° tilt angle has a potential cost savings of 33.94%. With a difference in initial capital of IDR436,792,000.00, the payback period for both rooftop solar power plant systems is 9 years. Based on these factors, the more optimal on-grid rooftop solar power plant system without batteries to be used in PT.CT is the system with an 11° tilt angle."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Zahwan Arfellino Lutnan Azis
"Berkembangnya teknologi di era digitalisasi membuat permintaan atas penggunaan energi listrik semakin meningkat setiap tahunnya. Berdasarkan data Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) permintaan energi listrik pada tahun 2023 mencapai 1.285 kWh/kapita. Hal tersebut dapat memungkinkan permintaan energi listrik yang semakin meningkat setiap tahunnya yang dibarengi dengan penggunaan energi fosil yang semakin meningkat. Maka dari itu, dalam upaya mengurangi penggunaan energi fosil dengan mengganti menjadi penggunaan energi terbarukan seperti pemanfaatan penggunaan Pembangkit Tenaga Surya (PLTS) Atap pada lingkungan kampus diharapkan dapat menjadi contoh untuk masyarakat dalam penggunaan energi terbarukan seiring berjalannya target pencapaian pemerintah akan bauran energi nasional sebesar 23% pada tahun 2025. Dalam penelitian ini membahas terkait perancangan sistem PLTS Atap On-Grid pada Gedung Departemen Teknik Elektro FTUI dengan membandingkan dua sudut kemiringan atap untuk mengetahui sistem PLTS yang optimal dan potensi penggunaan listrik yang lebih efisien dengan ditinjau dari aspek teknis dan ekonomi melalui simulasi pada perangkat lunak PVsyst. Perancangan sistem PLTS pada penelitian ini berkapasitas 22.1 kWp dengan luas atap optimal sebesar 108 m2 . Dari hasil simulasi diperoleh sistem PLTS dengan sudut kemiringan 10° dapat memproduksi energi sebesar 31.4 mWh/tahun dan sistem PLTS dengan sudut kemiringan 45° dapat memproduksi energi sebesar 27.4 mWh/tahun. Proyek ditargetkan dengan jangka waktu investasi selama 25 tahun, dilihat dari sisi ekonomi modal awal biaya investasi memiliki selisih sebesar Rp16.200.000,00 karena sudut kemiringan 10° membutuhkan biaya kerangka tambahan, dengan jangka waktu pengembalian modal (payback period) orientasi 1 pada tahun ke-15 dan orientasi 2 pada tahun ke-16. Selain itu, perancangan kedua orientasi sistem tersebut mampu mengurangi penghematan biaya tagihan energi listrik sebesar 24.91% pada sudut kemiringan 10° dan 22.02% pada sudut kemiringan 45° selama 25 tahun.

The development of technology in the digitalization era has made the demand for electrical energy use increase every year. Based on data from the Ministry of Energy and Mineral Resources (ESDM), the demand for electrical energy in 2023 reached 1,285 kWh/capita. This can allow the demand for electrical energy to increase every year coupled with the increasing use of fossil energy. Therefore, to reduce the use of fossil energy by replacing it with the use of renewable energy such as the use of rooftop solar power plants (PLTS) in the campus environment is expected to be an example for the community in the use of renewable energy along with the government's target of achieving a national energy mix of 23% by 2025. This study discusses the design of an On-Grid rooftop PLTS system in the FTUI Electrical Engineering Department Building by comparing two roof tilt angles to determine the optimal PLTS system and the potential for more efficient electricity use in terms of technical and economic aspects through simulations on PVsyst software. The design of the PLTS system in this study has a capacity of 22.1 kWp with an optimal roof area of 108 m2 . From the simulation results, the PLTS system with a tilt angle of 10° can produce energy of 31.4 mWh/year and the PLTS system with a tilt angle of 45° can produce energy of 27.4 mWh/year. The project is targeted with an investment period of 25 years, seen from the economic side of the initial capital investment cost has a difference of Rp16,200,000.00 because the tilt angle of 10° requires additional frame costs, with a payback period orientation 1 in year 15 and orientation 2 in year 16. In addition, the design of the two system orientations was able to reduce the cost savings of electric energy bills by 24.91% at a tilt angle of 10° and 22.02% at a tilt angle of 45° for 25 years."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Marini Altyra Fakhri
"Indonesia dikenal dengan negara yang berada pada garis khatulistiwa yang memiliki potensi sinar matahari yang besar sehingga bisa di manfaatkan sebagai salah satu sumber energi baru terbarukan di Indonesia, yaitu PLTS Pembangkit Listrik Tenaga Surya. Guna meningkatkan perkembangan energi baru dan terbarukan, maka diperlukan pihak swasta untuk dapat menjalin kerjsama dan bersedia menanamkan modalnya atau investasi dalam pengembangan energi baru dan terbarukan. Penelitian ini secara umum secara analisis keekonomian menggunakan metode NPV, IRR, Payback Periode, dan WACC terhadap tiga skenario yang berbeda, skenario pertama sesuai dengan harga yang sesuai power purchase agreement PPA pada tahun 2014, skenario kedua melakukan financing scheme dengan diberikannya isentif terhadap perubahan harga beli listrik oleh pemerintah pada tahun 2017, dan skenario ketiga melakukan penyesuain terhadap teknologi solar panel terhadap fluktuatif itensitas radiasi matahari.
Berdasarkan hasil perhitungan keekonomian diperoleh untuk skenario pertama didaptakan IRR sebesar 14,47 dan NPV sejumlah 2.821.177 dengan masa pengembalian selama 6,37 tahun, skenario kedua IRR sebesar 12,27 dan NPV sejumlah 1.304.373 dengan masa pengembalian selama 7,65 tahun, dan skema ketiga dengan IRR sebesar 14,89 dan NPV sejumlah 3.056.457 dengan masa pengembalian selama 6,23 tahun. Untuk Analisis risiko menggunakan metode analisis sensitivitas dan teridentifikasi risiko yang berpotensi dapat menggangu parameter resiko investasi IRR, NPV, dan Payback Periode adalah political risk dan natural and climate risk.

Indonesia is known as a country that is on the equator which has great sunlight potential so that it can be utilized as one of renewable energy source in Indonesia, that is Solar Power Plant. This study is generally analyzed economically using the NPV, IRR, Payback Period, and WACC methods against three different scenarios, the first scenario corresponds to the appropriate power purchase agreement PPA price in 2014, the second scenario financing scheme with the incentive Changes in electricity purchase price by the government in 2017, and the third scenario is adjusting the solar panel technology to fluctuating solar radiation itensity.
Based on the economic calculations obtain for the first scenario is obtain IRR of 14.47 and NPV of 2,821,177 with a payback period of 6.37 years, the second scenario is obtain IRR of 12.27 and NPV of 1,304,373 with a payback period of 7.65 years and the third scenario is obtain IRR of 14.89 and NPV of 3,056,457 with a payback period of 6.23 years.For risk analysis using sensitivity analysis methods and identified risks that could potentially disrupt investment risk parameters IRR, NPV, and Payback Period are political risk and natural and climate risk."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2017
S66805
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jovanka Pingky Agriani
"

Kebutuhan akan energi listrik sudah dan akan terus menjadi kebutuhan primer bagi masyarakat Indonesia. Seiring berjalannya waktu, energi konvensional seperti bahan bakar fosil akan semakin langka. Oleh karena itu, perlu mengganti penggunaan energi konvensional dan memanfaatkan energi alternatif seperti energi matahari. Indonesia sebagai negara tropis memiliki keuntungan dimana sinar matahari yang terus bersinar sepanjang tahun sehingga potensi pemanfaatan energi surya sangat besar. Salah satu bentuk pemanfaatannya adalah dengan cara pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS). Pada penelitian ini akan dibahas perancangan sistem PLTS atap on-grid tanpa baterai pada sebuah bangunan pabrik PT. KBI berkapasitas langganan 630 kVA yang berlokasi di Cilegon, Banten. Rancangan sistem tersebut mampu berkontribusi sebesar 53,1% dari total rata-rata kebutuhan energi harian pabrik. Kemudian secara ekonomi, rancangan ini memiliki nilai LCOE sebesar Rp. 636,3/kWh yang merupakan nilai yang lebih rendah dari nilai LCOE wilayah Banten dengan modal investasi sebesar Rp. 8.492.988.548 dan waktu pengembalian modal adalah 13 tahun dari jangka waktu investasi 20 tahun. Perancangan ini mampu menghemat rata-rata biaya energi listrik satu tahun sebesar Rp. 883.615.241.


The need for electrical energy has been and will continue to be a primary need for the people of Indonesia. Over time, conventional energy such as fossil fuels will become scarcer. Therefore, it is necessary to replace the use of conventional energy and utilize alternative energy such as solar energy. Indonesia as a tropical country has the advantage that sunlight continues to shine throughout the year so that the potential for the use of solar energy is very large. One form of utilization is by means of the construction of Solar Power Plants (PLTS). In this study, the design of an on-grid roof PLTS system without batteries will be discussed in PT. KBI’s factory building that has a subscription capacity of 630 kVA and located in Cilegon, Banten. The design of the system is able to contribute 53.1% of the total average daily energy needs of the plant. Then economically, this design has an LCOE value of Rp. 636.3 / kWh which is a value lower than the value of LCOE Province Banten with an investment capital of Rp. 8.492.988.548 and a return on capital is 13 years from the investment period of 20 years. This design was able to save the average cost of electrical energy one year of Rp. 883.615.241.

"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>