Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 174919 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Fatimah Shofa Ulhaq
"Terjadinya bencana alam berdampak pada semua orang. Perasaan kebersamaan dalam musibah membuat banyak orang berlomba untuk melakukan perilaku prososial untuk membantu sesama. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi apakah tingkat altruisme dan religiusitas berhubungan dengan kecenderungan untuk terlibat dalam bantuan bencana alam sebagai salah satu bentuk perilaku prososial. Data yang diperoleh dari 327 peserta mengungkapkan hubungan yang positif antara altruisme, religiusitas, dan perilaku prososial. Namun, korelasi yang lebih kuat dan lebih signifikan diamati untuk altruisme, tetapi korelasi antara religiusitas dan altruisme tetap lebih lemah dan tidak signifikan. Untuk memahami alasan fenomena ini dan untuk menentukan apakah ada hubungan kausal antara variabel, penyelidikan yang lebih mendalam mungkin diperlukan.

The presence of natural disasters impacts everyone. The sense of togetherness in times of adversity motivates many people to strive for prosocial behaviour to help others. This study intends to determine if the level of altruism and religiosity connects with the propensity to engage in natural disaster helping as a type of prosocial behaviour. The data obtained from 327 participants revealed a favourable link between altruism and religiosity and natural disaster helping. However, a stronger and more significant correlation was observed for altruism, but the correlation between religiosity and altruism remained weaker and insignificant. To understand the rationale for this phenomena and to determine whether there is a causal relationship between variables, a more in-depth investigation may be necessary."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2023
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Schroeder, David A.
New York: McGraw-Hill, 1995
158. 3 SCH p
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Rudy Aditya
"ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran pengalaman waskita
dan pengaruhnya terhadap altruisme individu yang mengalaminya. Pengalaman
waskita (clairvoyance) ini merupakan salah satu bidang kajian dari Psikologi
Transpersonal. Sampai saat ini, penelitian mengenai pengalaman-pengalaman
yang bersifat transpersonal, khususnya waskita, masih sangat kurang. Penelitianpenelitian
selama ini hanya berusaha untuk membuktikan kebenaran adanya
kemampuan waskita, tidak menyentuh aspek pengalaman dan pengaruh
pengalaman tersebut bagi individu yang mengalaminya.
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan
kualitatif yang menekankan pada interpretasi subyektif individu terhadap
pengalamannya tersebut. Untuk mengumpulkan data, dipilih wawancara sebagai
teknik utama dan observasi sebagai teknik penunjang. Subyek penelitian
berjumlah tiga orang. Mereka adalah para penyembuh prana yang mempunyai
kemampuan waskita.
Dari hasil penelitian didapatkan bahwa ketiga subyek dapat melihat dan
mendengar secara supernatural. Mereka mampu melihat obyek atau peristiwaperistiwa
yang tidak dapat dilihat dengan menggunakan mata biasa, misalnya
organ tubuh manusia dan penyakit yang menyerangnya, peristiwa-peritiwa di
masa lalu maupun di masa yang akan datang, makhluk-makhluk halus baik yang menyeramkan maupun yang bersifat suci. Mereka juga dapat melakukan
komunikasi dengan makhluk-makhluk tersebut.
Pengalaman waskita ini mengandung elemen dari suatu peak experience
(Maslow, 1970) atau suatu Exceplional Human Experience (White, 1999). Ketika
melihat melihat dan berkomunikasi dengan makhluk-makhluk yang suci, mereka
merasa nyaman, damai, dan bahagia. Sedangkan ketika mereka melihat hal-hal
yang bersifat negatif (penyakit atau makhluk yang menyeramkan), mereka merasa
tidak nyaman, cemas, dan agak takut. Ketiga subyek memaknai pengalaman
waskita ini sebagai suatu rahmat yang diberikan secara khusus oleh Tuhan kepada
mereka, dan harus digunakan untuk membantu sesama yang membutuhkan.
Dari hasil penelitian juga diketahui bahwa pengalaman ini dapat
meningkatkan altruisme. Selain terhadap altruisme subyek, ternyata pengalaman
ini juga berpengaruh dalam meningkatkan kesadaran diri yang menjadikan subyek
lebih sering melakukan introspeksi terhadap segala tindakannya. Untuk penelitian
lebih lanjut, peneliti menyarankan agar subyek penelitian diperluas, baik dari segi
jumlah maupun latar belakang kehidupannya. Diharapkan hasil penelitian yang
didapat lebih kaya sehingga dapat lebih mampu memahami pengalaman waskita
ini."
2001
S2955
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Azaria Zaneta
"Penelitian ini bertujuan untuk menentukan apakah empati dan rasa kebersamaan memiliki hubungan dengan perilaku membantu seseorang ketika terjadi bencana alam terkait dengan kejadian banjir yang baru menerjang Brisbane. Ada total 327 peserta untuk penelitian ini yang terdiri dari 222 perempuan, 91 laki-laki, 10 non-biner, dan 4 identitas lainnya. Studi korelasional diselesaikan dengan menggunakan survei online. Dalam lima belas hingga tiga puluh menit, peserta diminta mengisi survei tentang kecenderungan mereka untuk membantu saat terjadi bencana alam. Ditemukan bahwa peserta lebih cenderung terlibat dalam perilaku prososial selama bencana ketika tingkat empati dan rasa kebersamaan tinggi. Pemerintah harus memberikan gambaran yang realistis tentang daerah yang terkena bencana, dan menyampaikan pesan bahwa bencana dapat mengubah hampir segalanya, tetapi masyarakat harus tangguh dan saling mengandalkan untuk bangkit kembali sebagai komunitas yang lebih kuat dan memiliki rasa memiliki bersama. Selain itu, pemerintah harus membangun platform untuk relawan.

This research aimed to determine if empathy and sense of community are linked to disasterrelated helping behaviour in response to the current Brisbane flood. There were a total of 327 participants for this study consisting of 222 female, 91 male, 10 non-binary, and 4 other-identifying. The correlational study was completed using an online survey. In fifteen to thirty minutes, participants were asked to fill the survey regarding their tendency to help during natural disasters. It was found that participants are more likely to engage in prosocial behaviour during disasters when the level of empathy and sense of community are high. The government should provide a realistic depiction of the affected area, and convey the message that disasters can change almost everything, but people must be resilient and rely on each other to bounce back stronger as a community and have a shared sense of belonging. Additionally, the government should establish platforms for volunteers."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2023
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Nadhira Putri
"Bencana alam didefinisikan sebagai sebuah peristiwa alam yang mengancam keselamatan baik individu maupun masyarakat yang ikut terkena dampak dari kejadian tersebut. Tindakan perilaku prososial biasa dikaitkan sebagai tindakan sukarela dalam bentuk pertolongan yang dapat memberi manfaat bagi orang lain dan diharapkan muncul ketika bencana alam terjadi. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa bagaimana rasa empati dan kolektivisme dapat berperan dalam menentukan keberadaan perilaku prososial dalam bencana alam. Studi ini memprediksikan bahwa rasa empati dan kolektivisme akan berkorelasi positif terhadap pertolongan bencana alam. Partisipan dalam penelitian ini adalah convenience sample yang direkrut secara online melalui platform media sosial, email, dan pesan pribadi. Hasil dari studi ini menemukan adanya korelasi positif antara rasa empati dan kolektivisme dengan perilaku prososial ketika bencana alam. Aktifitas berupa kampanye yang dilakukan melalui media sosial serta adanya peran edukasi dapat membantu dalam upaya membangun rasa kebersamaan di dalam komunitas serta meningkatkan rasa keinginan setiap individu dalam melakukan perilaku prososial.

Natural disaster is defined as an event of nature which threatens the safety of both individuals and the community affected by the occurrence. The action of prosocial behavior, a voluntary act of helping that benefit others is closely linked and expected to occur during the unfolding tragedy. The study aimed to examine how both empathy and collectivism play a role in determining the presence of prosocial behavior during natural disasters. The study hypothesised that both empathy and collectivism will be positively correlated during natural disaster helping. Participants in the study were convenience sample from the community that was recruited online through social media platforms, email, and personal messages. The study found prosocial behavior between natural disaster to be positively correlated with empathy and collectivism. In promoting prosocial behavior, campaigns supported by the media as well as education can help establish a sense of community and increase the likelihood of individuals to engage in prosocial behavior."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2023
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Kinanti Zuha Larasati
"Perilaku agresif kakak usia prasekolah kepada adik bayi baru lahir dapat dikurangi dengan meningkatkan perilaku prososial (Carlo dkk. 2014, dalam Beier dkk. 2019). Ibu berperan penting dalam perkembangan perilaku prososial anak dengan memberikan pengasuhan yang hangat dan kualitas hubungan yang baik (secure attachment) (Eisenberg, Spinrad, & Knafo-Noam, 2015). Partisipan penelitian adalah ibu yang memiliki 2 anak, anak pertama usia prasekolah, anak kedua berusia bayi. Attachment diukur menggunakan PCRI (Marcus, 2001 dalam Hapsari, 2009). PRF diukur menggunakan PRFQ (Luyten dkk. 2017). Perilaku prososial anak usia prasekolah diukur menggunakan alat ukur perilaku prososial anak prasekolah kepada adik bayi yang dibuat oleh Dwitya (2012). Hasilnya menunjukkan Attachment tidak berperan secara signifikan menjadi mediator antara Parental Reflective Functioning dan perilaku prososial kakak kepada adik bayi.

Aggressive behavior of firstborn preschooler toward newborn sibling can be reduced by increasing prosocial behavior (Carlo dkk. 2014, dalam Beier dkk. 2019). Mothers play an important role in the development of childrens prosocial behavior by providing warmth parenting and good quality relationships (secure attachment) (Eisenberg, Spinrad, & Knafo-Noam, 2015). The research participants were mothers who had 2 children, the firstborn was preschoolers, the second child was a baby. Attachments were measured using PCRI (Marcus, 2001 in Hapsari, 2009). PRF is measured using the PRFQ (Luyten et al. 2017). Prosocial behavior of preschoolers was measured using preschool children's prosocial behavior measurement tools for younger siblings made by Dwitya (2012). The results study shows that attachment did not play a significant role as a mediator between Parental Reflective Functioning and firstborn prosocial behavior toward newborn baby.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fahmi Ratna Juwita
"Penelitian ini akan fokus pada hubungan antara nilai individual kebajikan dan tingkah laku menolong dimediasi oleh komitmen organisasi afektif. Sampel penelitian adalah karyawan salah satu perusahaan BUMN di jakarta (N = 84). Tingkah laku menolong diukur oleh atasan karyawan dengan mengunakan alat ukur dari Van Dyne dan Lepine (1998). Nilai individual diukur mengunakan Schwartz Value Survey (Schwartz, 1992) dan diberikan kepada karyawan untuk mengukur dirinya sendiri. Begitupula komitmen organisasi afektif mengunakan alat ukur dari Meyer, Allen, dan Smith (1993). Hasil memperlihatkan bahwa nilai kebajikan signifikan berhubungan positif dengan tingkah laku menolong (p > .05, SE = .828 CI [-.2290 to 3.066]). Selain itu mediasi komitmen organisasi afektif dalam hubungan antara nilai individual kebajikan dan tingkah laku menolong tidak ditemukan signifikan (point estimates = 0.26, 95% percentile CI = -07 to.86). Hasil penelitian memperlihatkan bahwa nilai individual kebajikan secara langsung memprediksi tingkah laku menolong lebih baik daripada melalui mediasi komitmen organisasi afektif.

This study will focus on individual value benevolence as a predictor of helping behavior mediated by affective organizational commitment. Sample are employees of BUMN company in Jakarta (N = 84). Helping behavior measured by supervisor with instrument adapted from Van Dyne and Lepine (1998). Individual values obtained from self-report measured with Schwartz Value Survey (Schwartz, 1992). Likewise affective organizational commitment obtained from self-report with instrument adapted from Meyer, Allen, dan Smith (1993). Result shows that value benevolence is found as significant positive predictors of helping behavior (p > .05, SE = .803 CI [.0859 to 3.281]). Futhermore mediating effect of affective organizational commitment in the relationship between the individual values benevolence and helping behavior was not found significant (point estimates = 0.26, 95% percentile CI = -07 to .86).The results shows that individual values benevolence predict helping behavior directly better than through the mediation of affective organizational commitment."
Depok: Universitas Indonesia, 2016
T46412
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Azmi Nisrina Umayah
"Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh empati emosional terhadap perilaku prososial yang dimoderasi oleh jenis kelamin pada mahasiswa. Empati emosional diartikan sebagai dorongan secara otomatis dan tanpa disadari untuk merespon keadaan emosi orang lain Rogers, Dziobek, Hassenstab, Wolf, Convit, 2007 dan perilaku prososial diartikan sebagai tindakan yang dilakukan individu untuk membantu orang lain Baron, Branscombe, Byrne, 2008 . Instrumen yang digunakan untuk mengukur empati emosional dengan menggunakan Positive Affect and Negative Affect Scale PANAS yang dikembangkan oleh Watson, Clark, Tellegen 1988 dan dilakukan induksi empati menggunakan tayangan video. Pengukuran perilaku prososial dilakukan dari jumlah donasi yang diberikan oleh partisipan. Responden penelitian ini merupakan 126 individu laki-laki dan perempuan yang berusia 18-25 tahun. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara empati emosional terhadap perilaku prososial, namun pengaruh jenis kelamin terhadap perilaku prososial memiliki hasil yang tidak signifikan.

This study was conducted to examine whether emotional empathy could predict prosocial behavior if it rsquo s moderated by gender among college students. Emotional empathy defined as automatically and unconsciously impulse that responds to the emotions of others Rogers, Dziobek, Hassenstab, Wolf, Convit, 2007 . Prosocial behavior defined as an action that individuals do to help others Baron, Branscombe, Byrne, 2008 . Emotional empathy measured by Positive Affect and Negative Affect Scale PANAS which was developed by Watson, Clark, and Tellegen 1988 and empathy induction was conducted by showing a video to participants. Measurement of prosocial behavior is based on the amount of donation given by each participant. Participants of this study consist of 126 college students and aged 18 ndash 25 years old. The result of this study pointed out that emotional empathy could predict prosocial behavior. However, there is no gender effect on prosocial behavior.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2017
S68997
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anastasia Gabrielle
"Penelitian eksperimen ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana efektivitas pemberian media pembelajaran terhadap perilaku prososial yaitu perilaku yang dilakukan untuk memberikan keuntungan kepada orang lain, dengan menerapkan proses belajar social learning theory. Penelitian diberikan kepada tiga kelompok berbeda, dengan melibatkan 51 partisipan yang berusia 9 hingga 11 tahun dengan latar belakang status ekonomi sosial yang rendah. Tiga kelompok perlakuan, yaitu 1 kelompok tayangan media audiovisual , 2 kelompok buku media visual , serta 3 kelompok kontrol. Perubahan perilaku prososial diukur dua kali pre-test,post-test menggunakan alat ukur Skala Perilaku Prososial. Dengan menggunakan teknik ANOVA dalam membandingkan skor rata-rata, didapatkan hasil bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara kelompok yang diberikan media audiovisual, kelompok yang diberikan media visual dan kelompok kontrol F = 0.492, p >0.05, p = 0.614.

This experimental study aimed to recognize the effectiveness of giving media on prosocial behavior, an act that benefit other people, by applying social learning theory. This study were given to three different groups that involved fifty one participants from nine to eleven years old with low socioeconomic status. The three treatment groups are 1 shows group audiovisual media , 2 book group visual media , and 3 control group. The change of prosocial behavior was measured twice pre test,posttest with ldquo Skala Perilaku Prososial instrument. With ANOVA in comparing the mean score, the result showed that there was no difference significantly affect prosocial behavior between watching shows group audiovisual media, reading books group and control group F 0.492, p 0.05, p 0.614."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2017
S69105
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ginting, Nanetya Belissa
"Tidak dapat dipungkiri bahwa bencana alam dan gangguan sumber daya alam sangat mempengaruhi kecenderungan perilaku prososial manusia. Dimensi ini termasuk termasuk perilaku empatik dan agreeableness terhadap orang lain. Empati dan agreeablenes ditunjukkan menjadi salah satu ciri nyata masyarakat dalam berkontribusi membantu masyarakat yang terkena dampak bencana alam. Dalam penelitian ini peneliti ingin menyelidiki empati dan agreeableness serta hubungannya dengan membantu korban bencana alam. Penelitian ini dilakukan dengan menyebarkan kuesioner. Penelitian ini bertujuan untuk menyelidiki sifat kepribadian manusia dan mengukur perilaku prosocial yang mendorong individu untuk membantu orang yang terlibat bencana alam. Hasil dari investigasi ini menunjukkan bahwa masyarakat cenderung membantu orang yang terkena bencana alam karena mereka empati dan rasa agreeableness yang tinggi. Hal ini mengimplikasikan bahwa empati dan rasa agreeableness memiliki pengaruh yang signifikan terhadap perilaku masyarakat dalam membantu saat adanya bencana alam.

It is undeniable that natural disasters and disruption of natural resources greatly influence the tendencies of human pro-social behaviour,. This includes empathetic behaviour, and agreeableness toward others. Empathy and sense of agreeableness is shown to be one of the evident trait of people in contributing to helping people who impacted by natural disaster. In this study researcherwanted to investigate empathy and agreeableness and their relationship with helping victims of natural disasters. This research was conducted by distributing questionnaires. This research aims to investigate prosocial traits in humans and measure which pro social traits are the strongest and encourage individuals to help people involved in natural disasters. The results of this investigation indicate that people tend to help people affected by natural disasters because they have trait that has strong association with empathy and a sense of agreeableness. This implies that empathy and a sense of agreeableness have a significant influence on people's behaviour, in helping natural disasters."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2023
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>