Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 205234 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Amrina Rasyada
"

Air tanah Kota Bekasi dan Metro mayoritas digunakan sebagai bahan baku air bersih dan minum. Terdapat beberapa permasalahan air tanah kota penelitian, yaitu kandungan bakteri, besi, dan asam organik tinggi. Penelitian WFW pada tahun 2020-2022 berupa data kualitas air tanah WFW berupa TDS, kekeruhan, TC, Escherichia Coli, pH, dan temperatur diuji dengan hasil kuesioner, yaitu faktor ekonomi (pengeluaran masyarakat per bulan dan kepemilikan hewan ternak), sosial (pendidikan, kepemilikan rumah, dan jumlah penghuni rumah), dan lingkungan (kepemilikan toilet, metode penyediaan air tanah, dan pengosongan tangki septik), dan persepsi dan tingkat kepuasan. Penelitian menggunakan analisis statistik (analisis deskriptif, t-test paired sample, crosstabs, Spearman Rank, dan regresi biner) dan studi literatur. Analisis deskriptif menghasilkan parameter di musim berbeda memiliki nilai berbeda. T-test paired sample Kota Bekasi (E. Coli, TC, dan pH) menghasilkan nilai Sig. (2 tailed) < 0,05 atau terdapat perbedaan parameter di beda musim. Uji crosstabs dilaksanakan untuk mengetahui variansi data faktor penelitian. Uji Spearman dan regresi biner menghasilkan hanya faktor metode pengambilan air tanah berkorelasi dengan parameter pH, temperatur, dan TC dengan nilai Sig. (2 tailed) < 0,05. Rekomendasi metode penyediaan air tanah berupa borehole dan protected well.


The majority of Bekasi City and Metro ground water is used as a raw material for clean and drinking water. There are several problems with the research city groundwater, namely the high content of bacteria, iron, and organic acids. WFW research in 2020-2022 in the form of WFW groundwater quality data in the form of TDS, turbidity, TC, Escherichia Coli, pH, and temperature were tested with the results of a questionnaire, namely economic factors (monthly community spending and livestock ownership), social (education, house ownership, and number of occupants), and environment (toilet ownership, methods of groundwater supply, and emptying of septic tanks), and perceptions and levels of satisfaction. The study used statistical analysis (descriptive analysis, paired sample t-test, crosstabs, Spearman Rank, and binary regression) and literature studies. Descriptive analysis produces parameters in different seasons have different values. T-test paired samples of Bekasi City (E. Coli, TC, and pH) yielded Sig. (2 tailed) < 0.05 or there are different parameters in different seasons. The crosstabs test was carried out to determine the variance of the research factor data. Spearman's test and binary regression yielded only groundwater abstraction method factors correlated with pH, temperature, and TC parameters with Sig values. (2 tailed) < 0.05. Recommendations for groundwater supply methods are in the form of boreholes and protected wells.

 

"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nadhifa Setya Mahafira
"Air bersih menjadi kebutuhan mendasar bagi seluruh manusia. Analisis kualitas air tanah khususnya di wilayah Kota Jakarta Timur dan sekitarnya dianggap penting mengingat wilayah ini di dominasi oleh pemukiman, industri, pergudangan dimana air tanah masih digunakan untuk keperluan sehari hari. Berdasarkan kondisi geologinya, wilayah penelitian tersusun atas sedimen klastik dan tuf yang dikelompokan menjadi dua tipe endapan, yaitu endapan aluvium dan endapan kipas aluvium. Akuifer berada di kedalaman 9-40 m dimana bagian selatan merupakan wilayah imbuhan, dan utara adalah wilayah luahan. Status mutu air pada pada akuifer bebas wilayah Jakarta Timur dan sekitarnya sekitar 4,5% kategori baik sekali-memenuhi baku mutu, 59% kategori baik-cemar ringan, dan 36,5% kategori sedang-cemar sedang. Nilai pH yang rendah di bagian selatan wilayah penelitian berasal dari limbah domestik yang mengandung konsentrasi ion H+ (hidrogen) lebih tinggi, sedangkan pada bagian utara, nilai pH yang tinggi menandakan pencemar berasal dari limbah industri/pergudangan yang mengandung kosentrasi ion OH- (hidroksil) lebih tinggi. Berdasarkan kandungan NO3- (nitrat), Kecamatan Ciracas bagian selatan menjadi titik dengan konsentrasi nitrat tertinggi yang disebabkan oleh penggunaan urea yang tinggi.

Clean water is a basic need for all humans. Analysis of groundwater quality, especially in East Jakarta City and surrounding areas is considered important given the region is dominated by settlements, industry, warehousing where ground water is still used for daily needs. Based on geological conditions, the study area is composed of clastic and tuff sediments which are grouped into two types of deposits, namely alluvium deposits and alluvium fan deposits. The aquifer is at a depth of 9-40 m where the southern part is the recharge area, and the north is the discharge area. The status of water quality in the free aquifer of East Jakarta and surrounding areas is around 4.5% in the excellent category-fulfilling the quality standard, 59% in the good-light polluted category, and 36.5% in the medium-moderate polluted category. The low pH value in the southern part of the study area comes from domestic wastes containing higher concentrations of H+ (hydrogen) ions, whereas in the north, high pH values indicate pollutants originating from industrial/warehousing waste containing higher concentrations of OH- (hydroxyl) ions. Based on the NO3- content (nitrate), Ciracas Subdistrict in south became the point with the highest nitrate concentration caused by the high use of urea.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Albar Karismawan
"Kajian Air Tanah di Jakarta Barat untuk mengetahui kualitas air tanah yang biasa digunakan warga Jakarta Barat untuk kebutuhan sehari-hari seperti air minum, bersih-bersih dan lain-lain. Kajian ini penting dilakukan karena air yang dikonsumsi warga belum tentu memenuhi standar baku kualitas air minum yang ditetapkan oleh pemerintah melalui Permenkes No. 492 Tahun 2010, melalui parameter Fisik dan kimia. Penelitian ini berfokus pada pengukuran akuifer bebas di perumahan padat penduduk dengan menggunakan analisis hidrogeologi dan hidrokimia. Penelitian ini bertujuan untuk memetakan kualitas airtanah dengan metode hidrogeologi dan hidrokimia. Analisis hidrogeologi digunakan untuk memetakan muka air tanah berdasarkan pengukuran kedalaman air tanah yang diukur pada sumur masyarakat dengan satuan meter di bawah permukaan tanah (mbmt) dan meter di bawah permukaan laut (mdpl). Data hidrokimia menggunakan dua data, yaitu data primer dan data sekunder. Data primer adalah data yang diambil penulis di lapangan pada tahun 2021 dengan fokus pada sumur air tanah akuifer bebas yang diambil di perumahan padat penduduk. Data sekunder adalah data yang diambil oleh BKAT pada tahun 2018-2020 dengan fokus pada sumur air tanah untuk ruang publik seperti SPBU, taman, dan rumah ibadah. Sehingga analisis hidrokimia menghasilkan dua jenis peta yaitu peta kualitas airtanah akuifer bebas di ruang publik melalui data BKAT, dan peta kualitas airtanah di perumahan padat penduduk tahun 2021. Sedangkan analisis hidrokimia dilakukan untuk melihat kondisi salinitas, jenis air, serta tingkat intrusi air laut di daerah penelitian. Berdasarkan pengukuran yang dilakukan penulis pada bulan Maret 2021, kedalaman air tanah terdalam adalah di Kelurahan Semanam dengan kedalaman 9,3 mbmt, dan yang paling dangkal berada di Kelurahan Rawa Buaya dengan kedalaman 0,2 mbmt. Berdasarkan pengukuran penulis, kualitas airtanah di Jakarta Barat sangat memprihatinkan. Kelurahan Roa Melaka memiliki air yang bau, juga Klorida, Sodiun, dan Natrium, yang tinggi. Kelurahan Duri Kepa dan Jelambar memiliki pencemaran besi yang tinggi, melalui pengukuran memiliki kadar 0,4 mg/l dan 1,65 mg/l.

The study of Groundwater in West Jakarta is to determine the quality of groundwater that is commonly used by residents for their daily needs such as drinking, clean up and etc. This study is important because the water consumed by residents does not necessarily meet standard of raw water quality for drinking set by the government through Permenkes No. 492 of 2010, through physical and chemical parameters. The research focuses on examining free aquifers in densely populated housing by using hydrogeological and hydrochemistry analysis. This research aims to condition groundwater by hydrogeology and hydrochemistry method and also mapping water quality. Hydrogeological analysis is used to map ground water level based on groundwater depth measurements measured in community wells with units of meters below ground level (mgmt) and meters below sea level (m.asl).Hydrochemical data uses two data, namely primary and secondary data. Primary data is data taken by the author in the field in 2021 by focusing on free aquifer groundwater wells taken in densely populated housing. Secondary data is data taken by BKAT in 2018-2020 by focusing on groundwater wells for public spaces such as gas stations, parks, and houses of worship. So that the hydro chemical analysis produces two types of maps, the first map is groundwater quality of free aquifers in public spaces through BKAT data, and a map of groundwater quality in densely populated housing in 2021. The results of the hydrogeological research are making a map of the free aquifer zone, and a map of the average change in groundwater level in West Jakarta. While the hydro chemical analysis was carried out to see the conditions of salinity, type of water, the level of seawater and intrusion.Based on measurements made by the author in March 2021, the deepest water depth is in Semanam Village with a depth of 9.3 mgmt., and the shallowest is in Rawa Buaya village with a depth of 0.2 mbmt. Meanwhile, based on the author’s measurements, groundwater quality are chagrin. Roa Melaka Village has smelly water, also high in Chloride, Sodium, and Natrium. Duri Kepa and Jelambar Village have high iron pollution, through measurement have 0,4 mg/l and 1,65 mg/l."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2021
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lorita
"Kasus kontaminasi air tanah di daerah pemakaman merupakan kasus yang belum banyak tersentuh namun memiliki potensi menjadi kasus yang mengkhawatirkan terutama dengan lokasinya yang berdekatan pemukiman. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat kontaminasi, persebaran kontaminasi, kesesuaian kontaminasi dengan baku mutu air yang ditetapkan pemerintah, dan kaitan secara geologi dengan kontaminasi di TPU Padurenan. Metode yang dilakukan adalah analisis terhadap sampel air tanah dari lokasi penelitian berdasarkan parameter yang ditentukan. Hasil penelitian menunjukkan tingkat kontaminasi dari 9 titik sampel untuk parameter pH dari 5.54 - 7.19, parameter suhu (oC) dari 28.4 - 29.6, parameter EC (mS/cm) dari 57 – 355, paameter TDS (ppm) dari 29 – 177, parameter warna menunjukkan indikator bening dan sedikit keruh, parameter rasa menunjukkan indikator berasa dan tidak berasa, parameter bau menunjukkan indikator tidak berbau, sedikit berbau, dan berbau, parameter Copper (mg/L) nilai <0.01, parameter Potassium (mg/L) dari 0.8 - 4.2, parameter Lead (mg/L) memiliki nilai <0.02, parameter Iron (mg/L) dari 0.04 - 3.7, parameter Zinc (mg/L) dari <0.01 - 0.06, parameter Nitrate (mg/L) dari 0.02 - 27.7, parameter BOD (mg/L) dari <2 - 8.1, parameter COD (mg/L) dari <6 - 19.2, dan parameter Total Coliform (koloni/100mL) dari 65 – 800. Parameter yang melewati batas kesesuaian dengan baku mutu air tanah yang ditentukan oleh pemerintah adalah parameter pH, EC, Iron, Zinc, BOD, COD, dan Nitrate. Persebaran kontaminasi didukung oleh stratigrafi kipas aluvium dengan pola dinamika air tanah berarah Utara-Barat Laut. Litologi tuf secara alamiah memberikan nilai konsentrasi pada parameter Potassium dan Iron. Parameter Nitrate, Potassium, dan Total Coliform menjadi pendukung kontaminasi yang berasal dari dekomposisi tubuh manusia.

The case of groundwater contamination in the burial area is a case that has not been touched upon but has the potential to become a worrying case, especially given its location close to housing. The purpose of this study was to determine the level of contamination, the distribution of contamination, the suitability of contamination with water quality standards set by the government, and the geological relationship with contamination at Padurenan Cemetery. The method used is the analysis of groundwater samples from the research location based on the specified parameters. The results showed the contamination level of 9 sample points for pH parameters from 5.54 - 7.19, temperature parameters (oC) from 28.4 - 29.6, EC parameters (mS/cm) from 57 - 355, TDS parameters (ppm) from 29 - 177, parameters color indicates clear and slightly cloudy indicators, the taste parameter shows taste and tasteless indicators, the odor parameter indicates an odorless, slightly odorous, and odorless indicator, Copper parameters (mg/L) has value <0.01, Potassium parameters (mg/L) is from 0.8 - 4.2, Lead parameters (mg/L) has a value <0.02, Iron parameters (mg/L) from 0.04 - 3.7, Zinc parameters (mg/L) from <0.01 - 0.06, Nitrate parameters (mg/L) from 0.02 - 27.7, BOD parameters (mg/L) from <2 - 8.1, COD parameters (mg/L) from <6 - 19.2, and Total Coliform parameters (colony/100mL) from 65 – 800. Parameters that exceed the conformity limits with groundwater quality standards determined by the government are pH, EC, Iron, Zinc, BOD, COD, and Nitrate parameters. The distribution of contamination is supported by the aluvium fan stratigraphy with the pattern of groundwater dynamics trending North-Northwest. The tuff lithology naturally gives concentration values ​​for Potassium and Iron parameters. Nitrate, Potassium and Total Coliform parameters support contamination originating from the decomposition of the human body."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Atika Widiastuti
"Keberadaan TPA sebagai tempat pemrosesan akhir sampah menjadi suatu kebutuhan bagi pengelolaan persampahan di Kota Depok, salah satunya adalah dengan keberadaan TPA Cipayung yang menerapkan sistem controlled landfill. Salah satu masalah yang timbul dari aktivitas TPA adalah kemungkiman terjadinya pencemaran air tanah dangkal akibat rembesan air lindi yang tidak sepenuhnya tersalurkan dengan baik ke kolam stabilitasi lindi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik air lindi dan pengaruhnya terhadap kualitas air tanah dangkal pemukiman warga di sekitar TPA. Metode yang digunakan adalah menggunakan pendekatan kuantitatif dengan parameter yang diuji berupa suhu, pH, Total Suspended Solids TSS , Biological Oxygen Demand BOD , Chemical Oxygen Demand COD , Total Nitrogen TN , Merkuri Hg , Kadmium Cd , dan fecal coliform. Dalam penelitian ini dilakukan pengukuran kualitas air dari 17 titik sampling yang diambil menggunakan teknik purposive sampling, dengan menarik 3 garis lurus yang berpusat pada kolam stabilitasi air lindi, variasi jarak setiap 100 meter pada radius jangkauan adalah 600 m. Hasil penelitian menunjukan bahwa kualitas air lindi masih berada di atas baku mutu pada parameter BOD, COD, dan Total Nitrogen, yaitu sebesar 4178.0 mg/L, 70556.0 mg/L dan 373.3 mg/L untuk titik influen, dan 3142.0 mg/L, 9055.2 mg/L, dan 350 mg/L untuk titik efluen. Selain dipengaruhi oleh jarak,kadar pencemaran di masing-masing titik uji juga disebabkan oleh perbedaan ketinggian muka air tanah antar radius jarak. Indeks Pencemaran pada air tanah dangkal warga tergolong cemar ringan dan cemar sedang.

The presence of TPA as a place of landfill becomes a necessity for waste management in Depok City, one of them is TPA Cipayung which applied controlled landfill in their system. One of the problems that arise from landfill activity is shallow ground water quality due to leachate water that is not well absorbed into leachate stabilization pond and be leaked. This study aims to determine the characteristics of leachate and their effect on shallow groundwater quality of residents around the landfill. The method is by using a quantitative approach with parameters tested for temperature, pH, Total Suspended Solids TSS , Biological Oxygen Demand BOD , Chemical Oxygen Demand COD , Total Nitrogen TN , Mercury Hg , Cadmium Cd , And fecal coliform. In this study, water quality measurements of 17 sampling points were taken using purposive sampling technique, by drawing 3 straight lines with leachate stability rsquo s pond as benchmark, the distance variation every 100 meters at a radius of 600 meters. The results showed that leachate quality was still above the standard of BOD, COD, and Total Nitrogen parameters 4178.0 mg L, 70556.0 mg L and 373.3 mg L for influent point, and 3142.0 mg L, 9055.2 mg L, and 350 mg L for the effluent point. In addition of effect by distance, the pollution levels at each test point are also caused by height differences in water surface between every distance in sampling radius. Pollution Index in shallow groundwater of shallow groundwater is as lightly contaminated and moderately contaminated."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2017
S67475
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Endira Sekar Safitri
"ABSTRAK
Beberapa tahun terakhir Depok mengalami perkembangan yang sangat pesat dibidang pembangunan, salah satunya pembangunan apartemen. Hal tersebut tidak terlepas dari wilayah Depok yang berdekatan dengan Jakarta sebagai Ibukota Negara Indonesia. Keberadaan sejumlah apartemen menimbulkan pertanyaan bagi khalayak ramai mengenai pemenuhan sumber air bersih bagi penghuni. Skripsi ini membahas tentang pemanfaatan sumber daya air tanah oleh apartemen di Kota Depok guna memenuhi kebutuhan penghuni apartemen, serta pengaturan terkait sumber daya air tanah yang mengalami perkembangan dari era kemerdekaan hingga era pasca reformasi dan implementasinya. Lebih daripada itu skripsi ini juga membahas mengenai isu air sebagai hak asasi manusia, sehingga pemenuhan terhadapnya perlu dilindungi. Penelitian ini menggunakan bentuk penelitian yuridis normatif yang juga dikenal sebagai penelitian kepustakaan dengan tipologi yang dipergunakan adalah deskriptif. Penelitian ini menghasilkan temuan-temuan terkait ketidak sesuaian implementasi pemanfaatan sumber daya air tanah terhadap regulasi yang ada. Dengan demikian penulis memberikan saran berupa perbaikan pengelolaan sumber daya air yang terintegrasi dengan berbagai aspek, seperti ekonomi, sosial dan lingkungan, serta perbaikan dalam sistem internal pemerintah.

ABSTRAK
In the last few years Depok has become a city with rapid growth in construction sector with the high amount of apartements. It?s because the location of Depok near Jakarta as capital city of Indonesia. This situation make people curious about the fulfilment of clean water resource for the apartment?s resident. This thesis discussing about the utilization of groundwater resources by apartments in Depok to fulfill the resident?s need, and the regulations related to groundwater resources that have evolved from the independence era to the post-reform era and its implementation. Moreover, this study also discussing about the issue of the right of water, so that the fulfilment of water must be protected. This study is using a form of normative research, or also known as legal research with a descriptive typology. This Study discovered incompatibility implementation of utilization of groundwater resources to the existing regulations. Therefore it is necessary to improve the management of water resource that integrate with other aspects, such as economic, social and environment, as well as improvements in internal goverment system.
"
2016
S64986
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Galang Rambu Mustaqim
"Latar belakang. Cijantung merupakan Kelurahan dengan kepadatan penduduk yang tinggi sehingga berisiko mencemari air tanah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui besar risiko penggunaan air tanah sebagai sumber air bersih bersama dengan faktor risiko lainnya terhadap kejadian diare pada balita di Kelurahan Cijantung, Jakarta Timur.
Metode. Penelitian dilakukan pada bulan Mei sampai dengan Juni 2018 menggunakan desain studi cross sectional pada 124 sampel rumah tangga Kelurahan Cijantung.
Hasil. Terdapat hubungan yang bermakna pada variabel kondisi sarana pembuangan tinja p=0,019; OR=3,487 dan kondisi sarana pembuangan sampah p=0,037; OR=3,346 terhadap kejadian diare pada balita. Tidak terdapat hubungan yang bermakna pada variabel jenis sumber air bersih p=0,084 dan perilaku mencuci tangan orang tua/pengasuh p=0,191 terhadap kejadian diare pada balita. Sebanyak 90 sampel air tanah dan 40 sampel air perpipaan/PAM tidak memenuhi syarat bakteriologis Permenkes No.32 Tahun 2017.
Kesimpulan. Penggunaan air tanah sebagai sumber air bersih tidak memiliki pengaruh yang bermakna terhadap kejadian diare pada balita di Kelurahan Cijantung tahun 2018.

Background. Kelurahan Cijantung has a high population density, making it's at risk for having polluted groundwater. This study aims to know the risk of diarrhoea among toddler by the use of groundwater and other related risk factors in Kelurahan Cijantung, East Jakarta.
Method. Study was conducted from May until June 2018 using cross sectional study design of 124 household samples of Kelurahan Cijantung.
Results. Fecal disposal facilities condition p 0,019 OR 3,487 and waste disposal facilities condition p 0,037, OR 3,346 variables have a significant correlation with the incidence of diarrhea among toddler. Meanwhile types of water sources p 0,084 and parent's handwashing behavior p 0,191 has no significant correlation with the incidence of diarrhea among toddler. As much as 90 of all groundwater samples and 40 of all piped water PAM samples do not qualify the bacteriological standard stated on Permenkes No.32 Tahun 2017.
Conclusion. The use of groundwater as the household's main source of water has no significant risk effect on diarrhea among toddler in Kelurahan Cijantung 2018.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kintari Faza
"Kota Bekasi memiliki cakupan pelayanan PDAM hanya sebanyak 40% pelanggan. Pelayanan air bersih yang belum menyeluruh menyebabkan masyarakat di Kota Bekasi menggunakan air tanah sebagai sumber air bersih dan air minum. Pembangunan maupun pengelolaan sumur yang tidak tepat dapat menyebabkan air tanah rentan terkontaminasi E. coli. Penelitian ini dilakukan, untuk mengetahui kualitas air tanah dan air minum di musim kemarau, pada parameter pH, TDS, Total Coliform, dan E. coli. Pengujian konsentrasi Total Coliform dan E. coli menggunakan metode Most Probable Number (MPN), dengan menggunakan IDEXX Colilert-18. Tujuan kedua, yaitu melakukan analisis faktor yang mempengaruhi E. coli, seperti jenis sumur, jarak sumur dan tangki septik, dan kejadian hujan 1 - 7 hari sebelum pengambilan sampel. Selain itu, perbandingan konsentrasi E. coli dilakukan pada air tanah dan air minum di musim kemarau dan musim hujan dengan metode Wilcoxon. Berdasarkan hasil pengecekan, didapatkan rata-rata kualitas air bersih dan air minum secara berurutan sebagai berikut: (1) rata-rata pH sebesar 5,9 dan 7; (2) konsentrasi Total Coliform memiliki rata-rata sebesar 775,9 MPN/100 mL, dan 805,4 MPN/100 mL; (3) rata-rata konsentrasi E. coli adalah sebesar 158,1 MPN/100 mL dan 10,56 MPN/100 mL; (4) dan rata-rata TDS sebesar 155 Mg/l dan 112 Mg/l. Ketiga lokasi studi memiliki 52% E. coli >100 MPN/100 mL di musim kemarau. Pengolahan data menggunakan Generalized Linear Model memiliki hasil, bahwa sumur gali berpotensi meningkatkan E. coli ≥1 MPN/100 mL sebanyak 0,309 kali lebih besar dibandingkan sumur bor. Kejadian hujan 3 hari sebelum pengambilan data terbukti berpengaruh secara signifikan terhadap E. coli >10 MPN/100 mL, yaitu sebanyak 3,480 kali lebih besar saat tidak terjadinya hujan. Pengolahan data menggunakan Wilcoxon menghasilkan adanya hubungan variasi musim terhadap tingkat E. coli di Kelurahan Jatirangga pada sumber air bersih. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa, TDS dan pH pada sumber air bersih dan air minum memenuhi standar baku mutu. Variabel sumur gali dan tidak terjadinya hujan saat 3 hari sebelum pengambilan data, memiliki potensi peningkatan konsentrasi E. coli di musim kemarau. Adapun strategi dalam pengelolaan sumber air bersih dan air minum dapat dilakukan dengan menjaga kebersihan daerah sekitar sumur, kebersihan wadah, dan pembangunan infrastruktur sanitasi yang baik. Selain itu, untuk mengoptimalkan pengurangan E. coli dapat menggunakan ozone generator pada kedua sumber.

Bekasi City only has covered 40% of PDAM service. Clean water services that have not been comprehensive have caused people in Bekasi City to use groundwater as a source of clean water and drinking water. Construction or proper management of wells can make the soil vulnerable to E. coli contamination. This research was conducted to determine the quality of groundwater and drinking water in the dry season, on the parameters of pH, TDS, Total Coliform, and E. coli. Testing the concentration of Total Coliform and E. coli using the Most Probable Number (MPN) method, using IDEXX Colilert-18. The second objective was to analyze the factors that influence E. coli, such as the type of well, the distance between the well and the tangki septik, and the event of rain 1-7 days before sampling. In addition, comparisons of E. coli concentrations were carried out in groundwater and drinking water in the dry and rainy seasons using the Wilcoxon method. Based on the inspection, the average quality of clean water and drinking water is obtained sequentially as follows: (1) average pH of 5.9 and 7; (2) the concentration of Total Coliform has an average of 775.9 MPN/100 mL, and 805.4 MPN/100 mL; (3) the average concentration of E. coli was 158.1 MPN/100 mL and 10.56 MPN/100 mL; (4) and the average TDS of 155 Mg/l and 112 Mg/l. The third study site had 52% E. coli >100 MPN/100 mL in the dry season. Data processing using the Generalized Linear Model has the result that dug wells can increase E. coli 1 MPN/100 mL 0.309 times greater than drilled wells. The incidence of rain 3 days before data collection proved to have a significant effect on E. coli >10 MPN/100 mL, which was 3,480 times greater when there was no rain. Data processing using Wilcoxon resulted in a relationship between seasonal variations and the level of E. coli in Jatirangga Village on clean water sources. Thus, it can be said that TDS and pH in clean water sources and drinking water meet quality standards. Variable dug wells and the absence of rain during 3 days before data collection, have the potential to increase the concentration of E. coli in the dry season. The strategy for managing clean water and drinking water sources can be done by maintaining the cleanliness of the area around the well, the cleanliness of the container, and the development of good sanitation infrastructure. In addition, to optimize the reduction of E. coli can use an ozone generator in the second source."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Cindy Yurika
"Diestimasikan bahwa sekitar 42,3% rumah tangga dari banyak negara di Asia dan Afrika menggunakan lebih dari satu sumber air. Jumlah pengguna multiple water source yang membedakan antara sumber air minum dan air domestik berjumlah 42,2%-52,7% di Kota Bekasi dan 29,1%-39,7% di Kota Metro dari jumlah responden per bulan. Hal ini dapat disebabkan oleh persepsi rumah tangga yang tidak baik sehingga memutuskan untuk menggunakan sumber air alternatif untuk air minum. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh dari persepsi kualitas air minum Kota Metro dan Bekasi dalam pengambilan keputusan penggunaan multiple water source dan mengetahui biaya per tahun yang dibutuhkan untuk keperluan air bersih dengan menggunakan data sekunder dan primer. Perolehan data ini dilakukan dengan survei kuesioner secara berkala selama 12 bulan oleh enumerator dan dibagi menjadi 2 jenis, yaitu monthly survey melalui telepon dan field survey atau melakukan survei secara langsung ke rumah tangga. Terdapat beberapa permasalahan yang dihadapi sehingga responden memutuskan untuk menggunakan multiple water source, di antaranya adalah persepsi kualitas air minum yang buruk. Oleh karena itu dilakukan uji regresi logistik untuk mengetahui pengaruh persepsi kualitas air minum dalam penggunaan multiple water source. Diperoleh nilai signifikansi sebesar 0,007 yaitu > 0,05 dan OR sebesar 0,381 yaitu < 1 pada penampilan air yang bermasalah di Kota Bekasi yang menandakan adanya pengaruh signifikan sebanyak 0,381 kali dan penampilan air yang tidak bermasalah sebesar 3,14 kali. Hal ini menandakan bahwa responden yang menggunakan multiple water source cenderung tidak mengalami permasalahan pada persepsi penampilan air.  Kemudian dilakukan juga uji crosstabs atau tabulasi silang 2x2 sebagai pembanding hasil uji regresi logistik. Pengeluaran biaya paling banyak yang diperlukan adalah biaya untuk perbaikan yang mencapai Rp3.980.000 di Kota Bekasi dan Rp5.065.000 di Kota Metro. Pengeluaran yang tinggi digunakan untuk keperluan pembuatan sumur gali atau sumur bor baru di rumah tangga. Air isi ulang dinilai lebih diminati daripada air galon bermerek karena faktor harga yang lebih terjangkau dengan pengeluaran per bulan mencapai Rp468.000 di Kota Bekasi dan Rp593.000 di Kota Metro. Sedangkan untuk air galon bermerek mencapai Rp794.000 di Kota Bekasi dan Rp294.000 di Kota Metro per bulannya. Adapun rekomendasi yang perlu dilakukan adalah pemasangan filter di rumah tangga untuk mengurangi persepsi yang kurang baik terhadap penampilan air. Hal ini dapat didukung oleh pemerintah dengan memberikan anggaran dan melakukan sosialisasi agar rumah tangga dapat dengan mudah memperoleh fasilitas ini. Pelaksanaan inspeksi kualitas air secara berkala ke rumah tangga juga dapat diwujudkan untuk memastikan kualitas air bersih yang baik.

It is estimated that about 42,3% of households from many countries in Asia and Africa use more than one water source. The number of multiple water source users who differentiate between drinking water and domestic water sources is 42,2%-52,7% in Bekasi City and 29,1%-39,7% in Metro City from the number of respondents per month. This can be caused by the perception of households that are not good so they decide to use alternative water sources for drinking water. The purpose of this study was to determine the effect of perceived quality of drinking water in Metro and Bekasi in making decisions on the use of multiple water sources and to determine the annual cost required for clean water by using secondary and primary data. This data was obtained by means of regular questionnaire surveys for 12 months by enumerators and divided into 2 types, namely monthly surveys by telephone and field surveys or conducting surveys directly to households. There were several problems faced so that respondents decided to use multiple water sources, one of which was the perception of poor drinking water quality. Therefore, a logistic regression test was conducted to determine the effect of perceived quality of drinking water in the use of multiple water sources. Obtained a significance value of 0,007, which is > 0,05 and an OR of 0,381, which is < 1 for the appearance of problematic water in Bekasi City which indicates a significant effect of 0,381 times and the appearance of water that is not problematic is 3,14 times. This indicates that respondents who use multiple water sources tend not to experience problems with the perception of water appearance. Then the crosstabs test or 2x2 cross tabulation was also carried out as a comparison of the results of the logistic regression test. The most expensive expenses required were repair costs which reached Rp3.980.000 in Bekasi City and Rp5.065.000 in Metro City. The high expenditure is used for the purpose of making dug wells or new boreholes in the household. Refill water is considered more desirable than branded gallon water because of the more affordable price factor with monthly expenses reaching Rp468.000 in Bekasi City and Rp593.000 in Metro City. Meanwhile, branded gallons of water reach Rp794.000 in Bekasi City and Rp294.000 in Metro City per month. The recommendation that needs to be done is the installation of filters in households to reduce unfavorable perceptions of the appearance of water. This can be supported by the government by providing a budget and conducting socialization so that households can easily obtain this facility. It is also possible to carry out regular water quality inspections to households to ensure good quality of clean water."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mega Maharani
"Keberadaan Antimicrobial Resistance (AMR) di lingkungan mengalami peningkatan seiring berjalannya waktu. AMR mulai ditemukan terkandung pada air tanah sebagai salah satu pencemar mikrobiologis. Kota Metro sebagai mayoritas pengguna air tanah dari sumur bor dan gali, yakni mencapai 90% perlu waspada terhadap keberadaan AMR. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis konsentrasi E. coli dan E. coli resistan terhadap cefotaxime serta rasio perbandingannya, menganalisis pengaruh faktor curah hujan, suhu, kelembaban, pH, total padatan terlarut, dan kekeruhan terhadap kadar konsentrasi, serta memberikan rekomendasi tindakan pengelolaan air tanah berdasarkan prevalensi bakteri E. coli dan E. coli resistan di Kota Metro. Penelitian ini dilakukan di 11 lokasi selama bulan November – Februari menggunakan IDEXX Colilert-18 dan Quanti-Tray/2000 untuk mendeteksi konsentrasi E. coli dan E. coli resistan melalui penggunaan antibiotik cefotaxime. Hasil penelitian menunjukkan sebanyak 67% air tanah mengandung E. coli dan sebanyak 27% di antaranya bersifat resistan terhadap cefotaxime. Persentase keberadaan (1) E. coli dan (2) E. coli resistan dengan kategori risiko sangat tinggi (>100 MPN/100 ml) mencapai (1) 24% dan (2) 0%; risiko tinggi (>10 – 100 MPN/100 ml) (1) 13% dan (2) 2%; risiko menengah (1 – 10 MPN/100 ml) (1) 31% dan (2) 16%; dan risiko rendah (<1 MPN/100 ml) (1) 33% dan (2) 82%. Peningkatan konsentrasi E. coli berkorelasi dengan faktor curah hujan, suhu, dan kekeruhan sedangkan peningkatan konsentrasi E. coli resistan berkorelasi dengan faktor curah hujan. Hubungan korelasi didapatkan melalui uji peringkat Spearman berdasarkan signifikansi (p-value) < 0,05. Berdasarkan hasil prevalensi, masyarakat dapat meminimalisasi konsentrasi dengan cara memodifikasi kondisi fisik sumur agar sesuai dengan standar yang telah ditetapkan oleh Kementerian PUPR dan SNI. Masyarakat juga dapat menggunakan filter sederhana, misalnya filter granular untuk memfiltrasi air sebelum digunakan. Walaupun langkah tersebut dilakukan, perlu diingat bahwa terdapat faktor pengaruh lain yang dapat memengaruhi konsentrasi E. coli dan E. coli resistan, salah satunya adalah kontaminan di sekitar sumur, seperti feses manusia, feses hewan ternak, dan sisa air buangan rumah tangga. Maka, peran pemerintah dalam penyediaan layanan fasilitas air bersih menjadi salah satu langkah untuk mengurangi penggunaan air tanah yang terkontaminasi.

The prevalence of Antimicrobial Resistance (AMR) in the environment has been increasing over time. AMR has been detected in groundwater as one of the microbiological pollutants. Metro City, where the majority relies on groundwater from boreholes and wells, accounting for 90%, must be vigilant against AMR. This study aims to analyze the concentration of E. coli and cefotaxime-resistant E. coli, along with their ratio, to analyze the influence of rainfall, temperature, humidity, pH, total dissolved solids, and turbidity on concentration levels, and to provide recommendations for groundwater management based on the prevalence of E. coli and cefotaxime-resistant E. coli in Metro City. The research was conducted at 11 locations from November to February using the IDEXX Colilert-18 and Quanti-Tray/2000 to detect the concentration of E. coli and cefotaxime-resistant E. coli through the use of antibiotics. The results showed that 67% of the groundwater contained E. coli, with 27% being resistant to cefotaxime. The percentage of presence of (1) E. coli and (2) cefotaxime-resistant E. coli with very high-risk categories (>100 MPN/100 ml) reached (1) 24% and (2) 0%; high risk (>10 – 100 MPN/100 ml) (1) 13% and (2) 2%; moderate risk (1 – 10 MPN/100 ml) (1) 31% and (2) 16%; and low risk (<1 MPN/100 ml) (1) 33% and (2) 82%. The increase in E. coli concentration correlated with rainfall, temperature, and turbidity, while the increase in cefotaxime-resistant E. coli concentration correlated with rainfall. Correlation relationships were determined through Spearman rank tests based on significance (p- value) < 0.05. Based on the prevalence, the community can minimize concentrations by modifying the physical conditions of wells to meet the standards set by the Ministry of Public Works and SNI. The community can also use simple filters, such as granular filters, to filter water before use. Despite these measures, it should be noted that there are other influencing factors that can affect the concentration of E. coli and cefotaxime-resistant E. coli, such as contaminants around the well, such as human feces, livestock feces and household wastewater. Therefore, the government's role in providing clean water facilities becomes one of the steps to reduce the use of contaminated groundwater."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>