Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 139441 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Amalia Kumala Dewi
"

Situasi Pandemi Covid-19 yang sudah mulai terkendali membuat banyak perkantoran mulai menerapkan sistem kerja Work From Office (WFO) kembali. Penerapan sistem kerja WFO tentu meningkatkan tingkat konsumsi energi listrik pada wilayah perkantoran. Tingkat konsumsi energi listrik di suatu gedung bergantung pada luas bangunan serta peralatan elektronik yang digunakan di gedung tersebut. Penggunaan energi listrik yang berlebihan mengakibatkan pemborosan energi listrik yang dapat berpotensi terjadinya pembengkakan tagihan listrik sehingga diperlukan metode konservasi energi yang salah satunya dapat dilakukan dengan melakukan analisis audit energi dengan Intensitas Konsumsi Energi (IKE) sebagai parameter untuk menentukan boros atau tidaknya konsumsi energi di sebuah bangunan. Kawasan Perkantoran INDY Bintaro Office Park tergolong gedung yang memiliki tingkat konsumsi energi efisien dilihat dari nilai IKE yang memenuhi standar yang berlaku. Namun, terdeteksi adanya pemborosan penggunaan energi listrik dan distorsi harmonik yang cukup menggangu dalam memenuhi kebutuhan penerangan pada Kawasan Perkantoran INDY Bintaro Office Park sehingga diperlukan upaya penghematan energi. Kawasan Perkantoran INDY Bintaro Office Park telah menerapkan peluang hemat energi dengan pemasangan panel surya untuk membantu memasok kebutuhan energi listrik, pemasangan kapasitor bank untuk memelihara kualitas daya, dan pemasangan sensor gerak yag terintegrasi dengan lampu pada beberapa ruangan.


The end of the pandemic of Covid-19 is in sight along with most companies in Indonesia started to adjust their work system to be fully WFO (Work From Office) which enables the raising of electricity bills in office area. Electricity consumption in a building depends on its area and various electronic appliance used. Excessive electricity consumption will cause a significant increase in electricity bills. Energy conservation is needed as an act of electricity saving and an energy audit is the first step to start a good energy management. Energy utilization index (EUI) is a parameter that specify whether a building is categorized as efficient or not in consuming the electricity. INDY Bintaro Office Park is categorized as an efficient building with an energy utilization index met the applicable standards. However, excessive electricity consumption and a significant harmonic distortion are detected on lighting substation. INDY Bintaro Office Park already implemented some energy conservation actions such as generating solar cells to fulfill its electricity needs, installing capacitor bank to maintain power quality, and integrating motion sensor on the lamp installed in several rooms.

"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Cetra Palupi Rengganis
"Energi listrik sangat penting dalam aktifitas di gedung perkantoran, hal ini sangat menunjang dalam operasional di gedung perkantoran. Peralatan seperti pengkondisian udara merupakan peralatan yang banyak mengkonsumsi energi listrik. Hampir sekitar 57% penggunaan energi listrik digunakan untuk sistem pengkondisian udara. Hal ini merupakan suatu pemborosan energi jika tidak mempergunakan sistem dengan baik dan efisien. Untuk menanggulangi masalah tersebut dilakukan efisiensi energi. Salah satu metode yang sekarang dipakai untuk mengefisienkan pemakaian energi adalah konservasi energi. Konservasi energi adalah peningkatan efisiensi energi yang digunakan atau proses penghematan energi. Dalam proses ini meliputi adanya audit energi yaitu suatu metode untuk menghitung intensitas konsumsi energi suatu gedung atau bangunan.
Berdasarkan audit awal terlihat bahwa pemakaian energi listrik lebih besar dipergunakan untuk sistem tata udara (57%) dan sistem pencahayaaan (13%). Berdasarkan hasil audit energi rinci, diperoleh harga IKE untuk system pencahayaan adalah masih lebih besar dari standard yaitu sebesar 15 Watt/m². Peluang Hemat Energi (PHE) pada audit energi di sistem tata udara yaitu dengan cara pembersihan pada unit AHU yaitu meliputi pembersihan saringan udara (filter), sudut kipas, sirip (fin) evaporator dan kisi keluaran (grill) pada unit-unit AHU. Peluang Hemat Energi (PHE) yang kedua adalah dengan Mengatur (setup) temperatur air keluar (Leaving Chilled Water Temperature = LCWT) pada chiller.

The electricity is very important element to support all activities in office building. The equipments like air condition (AC) needs more electricity to be operated. There is almost 57% of elecricity is used to support this system (air condition). This percentage desribes that air condition system is an equipment that needs more electricity in the office and its become inefficiency in using electricity. To take an overcome for this problem, we need to do efficiency in using energy. One of the method that now used to efficient the energy is called 'energy conservation'. Generally, this method is used to saving the energy. There is one thing that must be done in this activity, which is 'energy audit'.
In this process, audit energy is one of method to calculate Intensity Consume Energy (IKE) at on particular building. The first preliminary audit shown that more energy, which is 57% is used to operate the air condition (AC) system and 13% is used to operate the lighting system. Based on details audit, IKE for lighting system is still higher/bigger from the maximum standard, which is 15 Watt/m². The opportunity of saving energy on audit energy in air condition system is done by cleaning up the AHU unit that consist of: cleaning up the filter, the propeller corner, fin, the evaporator and the grill in AHU units. The second Conservation Opportunity of Energy (COE) to saving the energy is done by set up the Leaving Chilled Water Temperature (LCWT).
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2009
S50957
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Harris, Douglas
"Inefficient energy use in buildings is both increasingly expensive and unsustainable. Indeed, the reduction of the energy consumption of existing buildings is as least as important as the design of new low-energy buildings. Controlling energy use is one thing, but it is important to assess or estimate it, and to understand the range of interventions for reducing its use and the methods for assessing the cost effectiveness of these measures. This comprehensive guide clearly and concisely covers the various issues from a theoretical standpoint and provides practical, worked examples where appropriate, along with examples of how the calculations are carried out. Topics covered include:where and how energy is used in buildings energy audits measuring and monitoring energy use techniques for reducing energy use in buildings legislative issues.It provides a template for instigating the energy management process within an organization, as well as guidance on management issues such as employee motivation, and gives practical details on how to carry it through. This book should appeal to building managers and facilities managers and also to students of energy management modules in FE and HE courses."
New York: Spon Press, 2012
658.26 HAR g
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Iwan Supiana
"Dalam manajemen energi, audit energi listrik adalah langkah awal dalam mengidentifikasi pemborosan penggunaan energi listrik. Hasil audit diperlukan untuk mengidentifikasi peluang penghematan sehingga dapat meningkatkan efisiensi pemakaian energi listrik. Pada akhirnya, penghematan energi listrik dapat menekan biaya produksi tanpa mengabaikan kualitas, misal kenyamanan pada bangunan. Dalam tugas akhir ini, audit energi listrik yang dilakukan pada gedung PT. Sweat Candy membedakan beban pada tiga sektor, yaitu; sektor penerangan, sektor Air Conditioning (AC), sektor non penerangan dan non AC. Suplai daya listrik dari PLN sebesar 1560 kVA, dari genset sebesar 1313 kVA (gas engine) dan 1910 kVA. Hasil audit energi pada bangunan ini menunjukkan bahwa suplai daya listrik dari PLN idle sebesar 47% (belum terpakai), in-efisiensi energi listrik di sektor Ac teridentifikasi dari kelebihan IKE listrik AC dari standar (184.38 kWh/m2.tahun), penurunan COP Chiller 1 (0,22) dan chiller 2 (0,15) dari batas minimum, yang mencerminkan kondisi alat yang sudah mengalami depriasi."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2005
S40184
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aisha Anastasia
"ABSTRAK
Pembangunan gedung tinggi di kota besar di dunia sedang melaju pesat, salah satunya adalah di kota Jakarta sebagai ibukota dari Indonesia. Pengurangan pemakaian energi listrik ataupun penggunaan berbagai macam cara optimasi menjadi faktor yang menjanjikan sebagai bagian solusi dari masalah pengurangan pemakaian energi. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui seberapa besar dalam mencapai penghematan melalui langkah Energy Efficiency dalam pengelolaan bangunan. Gedung sebagai model yang digunakan pada penelitian ini mempunyai spesifikasi Jumlah Lantai: 40 (ditambah dengan 2 Basemen), Luas: 70890 m2 , Tinggi: 160 m. Penggunaan software EnergyPlus dan digabungkan dengan Generic Optimation (GenOpt) yang bertujuan untuk melihat berbagai macam optimasi yang dapat dilakukan serta seberapa besar pengaruhnya dalam memberikan kontribusi untuk mencapai penghematan energy, selain itu juga dilakukan perhitungan untuk sistem air bersih pada gedung ini, yaitu menggunakan tangki atap dan jalur instalasi sistem gravitasi. Hasil simulasi dan optimasi menunjukkan bahwa, penggunaan shading blind secara optimal dapat menurunkan beban energi operasi sebesar 22.23 % sementara penggunaan kaca film secara optimal dapat menurunkan beban energi operasi sebesar 31.8 %. Maka, sangat penting melakukan optimasi dan simulasi konsumsi energi pada bangunan sebagai langkah penghematan energi yang cukup optimal, selain itu juga pemilihan sistem pendingin gedung yang tepat dapat membantu menurunkan beban energi gedung.
ABSTRACT
Construction of high rise buildings in big cities in the world are growth and moving fastly, for example is in Jakarta, the capital of Indonesia. Reduction of electrical energy consumption or the use of a variety of ways on optimization become the part of the solution to reduce energy consumption on buildings. The purpose of this study is to determine how much energy savings through Energy Efficiency measures in the management of a building. A Model Building we use in this study has a specification Number of floors: 40 (plus 2 basement), Area: 70 890 m2, Height: 160 m. EnergyPlus software is used and combined with Generic Optimation (GenOpt) which aims to look at a variety of optimizations that can be done and how much influence in contributing to achieve energy savings. And also we calculate water system design for clean water systems in the building, which is using a roof tank and gravity systems installation path. Simulation and optimization results show that, in an optimal use of shading blinds can reduce the operating energy use by 22:23%, while the optimal window film can reduce operating energy to 31.8% of energy. So, it is very important to optimize the energy consumption and simulation in buildings as an energy saving measure is optimal, but it is also important to select the appropriate building cooling systems which can help reduce the building energy loads."
2013
T35818
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sidabutar, Bob Alvin
"Indonesia memiliki target pengurangan emisi sebesar 29% atau 835 juta ton CO2 pada tahun 2030, yang ditingkatkan menjadi 32% atau 912 juta ton CO2 pada tahun 2023. Sektor bangunan gedung merupakan salah satu penghasil emisi terbesar di Indonesia. Untuk mengurangi emisi tersebut, pemerintah Indonesia telah mengeluarkan regulasi konservasi energi yang mengharuskan setiap sektor untuk mengurangi penggunaan energi. Menurut Peraturan Pemerintah nomor 33 tahun 2023, konservasi energi wajib dilakukan oleh pengguna energi di sektor bangunan gedung yang menggunakan sumber energi setara atau lebih dari 500 Ton Oil Equivalent. Di sisi lain, kenyamanan pengguna gedung harus diperhatikan dalam konservasi energi gedung. Kenyamanan pengguna memengaruhi produktivitas dan efisiensi kerja mereka di dalam gedung. Oleh karena itu, optimalisasi sangat penting untuk menemukan nilai optimal bagi penggunaan energi listrik dan kenyamanan pengguna. Dalam penelitian ini, kami menggunakan evolution mating algorithm (EMA) untuk menemukan nilai optimal bagi penggunaan energi listrik dan kenyamanan pengguna di gedung perkantoran di negara beriklim tropis. Model matematika dari penelitian sebelumnya telah diperbarui untuk melakukan optimalisasi di negara beriklim tropis. Variabel suhu dan pencahayaan yang memengaruhi kenyamanan termal dan visual pengguna di dalam bangunan digunakan untuk mengoptimalkan penggunaan energi. Tujuan penelitian ini adalah untuk menentukan dan menganalisis nilai optimal suhu dan pencahayaan untuk menghasilkan nilai optimal penggunaan energi listrik dan kenyamanan pengguna di negara beriklim tropis. Penelitian ini membandingkan kondisi gedung perkantoran sebelum dan sesudah optimalisasi. Hasil penelitian membuktikan bahwa kondisi setelah optimalisasi menggunakan EMA berhasil mengurangi konsumsi energi dan meningkatkan kenyamanan pengguna di dalam gedung perkantoran di negara beriklim tropis. Variabel suhu dan pencahayaan setelah optimalisasi berada pada titik optimal yaitu 23°C dan 358,6 lux, yang sesuai dengan Peraturan Pemerintah Indonesia.

Indonesia has set a target to reduce emissions by 29% or 835 million tons of CO2 by 2030, which was increased to 32% or 912 million tons of CO2 in 2023. The building sector is one of the largest contributors to emissions in Indonesia. To reduce these emissions, the Indonesian government has issued energy conservation regulations requiring each sector to reduce energy consumption. According to Government Regulation No. 33 of 2023, energy conservation is mandatory for energy users in the building sector who use energy sources equivalent to or greater than 500 tons of oil equivalent. On the other hand, the comfort of the building's users must be considered in the energy conservation of a building. User comfort impacts their productivity and efficiency inside the building. Therefore, optimization is essential in order to find optimal values for energy use and user comfort. In this study, we used the evolution mating algorithm (EMA) to find optimal values for energy use and user comfort in office buildings in a tropical-climate country. The mathematical model from the previous research has been updated to perform optimization in tropical-climate countries. The temperature and lighting variables that will affect the thermal and visual comfort of the user inside the building are used to optimize the use of energy. The aim of this research is to determine and analyze the optimal values of temperature and lighting to generate the optimal value of energy use and user comfort in a tropical-climate country. This study compares the state of an office building before and after optimization. The results prove that conditions after optimization using EMA succeeded in reducing energy consumption and increasing user comfort inside office buildings in tropical-climate countries. The temperature and lighting variables after optimization are at the optimal point of 23 oC and 358.6 lux, which are in line with Indonesia Government Regulations."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Flavin, Christopher
Washington, DC: Worldwatch Institute, 1988
333.79 FLA b
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Herfira Triana
"Secara global, konsumsi energi pada bangunan didominasi sebesar 55% oleh penggunaan energi listrik selama bangunan beroperasi. Sementara di Jakarta, sebesar 15 – 25% dari keseluruhan konsumsi energi digunakan untuk sistem pencahayaan buatan, berdasarkan riset tahun 2009. Untuk menurunkan konsumsi energi, serta mengurangi dampak negatif emisi pada lingkungan, diterapkan upaya peningkatan efisiensi energi. ASHRAE 189.1 merupakan standar yang disusun oleh sebuah asosiasi profesional Amerika, yang menjadi acuan teknis dunia untuk mendesain bangunan dengan penggunaan energi yang efisien. Melihat pencahayaan buatan pada bangunan seni multifungsi memegang peran yang penting, konsumsi energi pada tipe bangunan ini berpotensi didominasi oleh sistem pencahayaannya.
Penulisan ini mengkaji sistem pencahayaan buatan pada salah satu bangunan seni multifungsi, yaitu Makara Art Center Universitas Indonesia, untuk mengetahui apakah konsumsi energi sistem pencahayaan buatan pada bangunan telah efisien menurut standar ASHRAE 189.1. Kajian ini diawali dengan meninjau literatur yang berkaitan dengan bahasan, dilanjutkan dengan mengukur dan mengevaluasi iluminasi sistem pencahayaan bangunan studi kasus secara manual berdasarkan standar SNI 7062: 2019 serta dengan simulasi menggunakan perangkat lunak DIALux evo 10.1, yang kemudian disetarakan dengan standar ASHRAE 189.1. Hasil pengukuran 36 ruangan pada bangunan ini menunjukkan konsumsi energi untuk sistem pencahayaannya berlebih sebesar 0.17%. Berdasarkan 6 ruangan yang mengkonsumsi energi berlebih, terdapat 5 ruang yang lebih dominan menggunakan pencahayaan alami. Maka secara keseluruhan, konsumsi energi untuk sistem pencahayaan buatan Makara Art Center telah mendekati efisien, namun tetap dapat ditingkatkan kembali.

Globally, energy consumption in buildings is dominated by 55% use of electrical energy during building operations. Meanwhile in Jakarta, 15 – 25% of the total energy consumption is used for artificial lighting systems, based on research in 2009. To reduce energy consumption, and reduce the negative impact of emissions on the environment, efforts to improve energy efficiency are implemented. ASHRAE 189.1 is a standard compiled by an American professional association, which is a world’s technical reference for designing buildings with energy efficient use. Seeing that artificial lighting in multifunctional art buildings plays an important role, energy consumption in this building type has the potential to be dominated by the lighting system.
This paper examines the artificial lighting system in one of the multifunctional art buildings, namely Makara Art Center Universitas Indonesia, to find out whether the energy consumption of the artificial lighting system in the building is efficient according to ASHRAE 189.1 standards. This study begins by reviewing the literature related to the discussion, followed by measuring and evaluating the lighting system’s illumination of the case study building manually based on the SNI 7062: 2019 standard and by simulating it using the DIALux evo 10.1 software, which is then compared to the ASHRAE 189.1 standard. The measurement results of 36 rooms in this building show that the energy consumption for the lighting system is 0.17% excessive. Based on 6 rooms that consume excess energy, there are 5 rooms that use natural lighting more dominantly. So overall, the energy consumption of Makara Art Center's artificial lighting system is nearly efficient, but still can be increased.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aditya Dhanist Pratama
"Keandalan sistem kelistrikan dan efisiensi energi pusat data merupakan dua hal terpenting dalam keberhasilan operasional pusat data. Analisis keandalan sistem kelistrikan dan efisiensi energi pusat data eksisting menjadi sangat penting untuk menghasilkan operasi yang handal dan efektif serta perencanaan pengembangan sistem yang tepat. Tesis ini bertujuan untuk meningkatkan keandalan sistem kelistrikan dan efisiensi energi dengan metode asesmen dalam upaya meningkatkan margin profit perusahaan PT. X. Berdasarkan analisis kondisi eksisting didapatkan bahwa masih terdapat titik kegagalan (single point of failure) pada sistem kelistrikan pusat data dan konsumsi energi yang belum efisien. Perbaikan keandalan dilakukan dengan mengeliminasi sistem titik kegagalan (penambahan trafo dan ATS) dan perbaikan efisiensi energi dilakukan dengan mengimplementasikan cold aisle containment. Implementasi cold aisle containment pada pusat data lantai 1 dapat menghemat energi 407.290 kWh/tahun atau senilai Rp. 427.397.839 per tahun. Investasi yang dibutuhkan senilai Rp. 518.442.247, dengan asumsi biaya pemeliharaan 10% dari investasi dan depresiasi 5 tahun, maka akan didapatkan nilai kini netto (NPV) sebesar Rp. 588.687.006 dengan tingkat pengembalian internal (IRR) sebesar 52%. Adapun periode pengembalian investasi (payback periode) akan kembali dalam jangka waktu 2 tahun.

The reliability of the electrical system and data center energy efficiency are the two most important things in the successful operation of the data center. Analysis of the reliability of the electrical system and the existing data center energy efficiency to be very important for generating reliable operation and effective and proper planning of system development. This thesis aims to improve the reliability of electrical systems and energy efficiency assessment methods in an effort to increase the profit margins of companies PT. X. Based on an analysis of existing conditions shows that there is still a single point of failure in the electrical system and the data center energy consumption has not been efficient. Repairs carried reliability by eliminating single point of failure system (additional transformer and ATS) and energy efficiency improvements made by implementing cold aisle containment. Implementation of cold aisle containment on data center floor one can save energy 407.290 kWh / year or Rp. 427.397.839 per year. The investment needed Rp. 518.442.247, assuming a 10% maintenance cost of investment and depreciation of 5 years, it will get the net present value (NPV) of Rp. 588.687.006 with an internal rate of return (IRR) of 52%. As for the period of return on investment (payback period) will be back within a period of 2 year."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2016
T45772
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mahpudi Baisir
"Proses throttling adalah proses entalpi tetap. Pada proses ini, fliuda berekspansi dari tekanan tinggi ke tekanan yang bertemperatur jenuh lebih rendah sehingga terjadi perubahan fasa dan penurunan temperatur. Selain itu, kerja yang dilakukan, energi kinetik serta perpindahan kalor yang melalui lubang katup throttling juga sangat kecil sehingga dapat diabaikan.
Penelitian ini bertujuan untuk konservasi energi dengan melakukan simulasi perhitungan efisiensi thermal PLTU melalui penambahan alat Throttling Process ke dalam siklus PLTU yang sudah ada. Berdasarkan simulasi didapat bahwa efisiensi thermal PLTU meningkat sampai 4 % dari PLTU konvensional-nya. Bahkan bukan hanya itu, dari modifikasi ini juga dihasilkan produk air destilat sampai 117 ton/jam melebihi kebutuhan air penambah siklus PLTU berdaya 50 MW yang hanya sebesar 7 ton/jam.
Perancangan miniatur alat uji Throttling Process dimaksudkan untuk meneliti lebih lanjut proses termodinamika ini. Berdasarkan hasil penelitian terhadap alat tersebut diperoleh kesimpulan bahwa uap serta temperatur air yang lebih rendah dari sebelum proses penceratan sudah berhasil ditunjukan walaupun masih terdapat beberapa kendala selama penelitian berlangsung.

A Throttling Process is defined as a isenthalpy process. In this process, it occur expansion that cause a significant pressure drop and it is often accompanied saturated temperature in the fluid. There is no work that is done, mass transfer and kinetic energy through out are neglectable.
In this simulation, the goal is for energy conservation with increasing thermal efficiency of PLTU with addition of Throttling Process equipment in it. According the simulation, thermal efficiency of PLTU increased up to 4 % compare with the convensional PLTU. Eventhough, another gained profit is 117 ton/hour destilate water whereas it is exeed necessary make up water for the PLTU 50 MW vapor cycle about 7 ton/hour.
To research detailed for this termodinamic process, it is created a little equipment of Throttling Process trial. According the experiments that already have done, it was got the conclusion that the vapour and the temperature of water have success taken in it?s product, but there was some problem that occur while testing process.
"
2008
S37322
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>