Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 32194 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Aziz Hanif Bagasaputra
"

Tahun 2022 membawa pertumbuhan dan inovasi yang signifikan bagi industri pangan karena pulih dari tantangan pandemi COVID-19. Dalam pulihnya industri pangan ini integrasi teknologi dalam pemesanan dan pengiriman, munculnya pilihan makanan nabati dan berkelanjutan, penekanan pada personalisasi dan kustomisasi adalah pendorong utama pertumbuhan ini. Seiring dengan perkembangan industri, industri ini siap untuk memenuhi permintaan konsumen yang terus berubah sambil mengikuti perkembangan teknologi dan kreativitas kuliner. Banyak perusahaan-perusahaan yang semakin besar karena bergerak di bidang pangan salah satu contoh perusahaan tersebut adalah PT. X berdiri sejak tahun 1998 dan saat ini terus berkembang menjadi pemimpin pasar produk bahan makanan mentah dan olahan. PT.X merupakan sebuah perusahaan yang bergerak di bidang pengadaan pangan yang core business nya berupa penyedia daging serta produk olahan daging. Namun pada saat tulisan ini dibuat, kinerja pengiriman PT.X dinilai masih belum memadai atau belum efisien. Kendala yang dialami PT.X seperti terbatasnya jumlah kendaraan , terbatasnya kapasitas kendaraan, dan juga lokasi antar pelanggan yang berjauhan. Mengoptimasi rute distribusi PT.X  merupakan salah satu cara untuk meningkatkan efisiensi rute distribusi PR.X. Penelitian ini direalisasikan optimalisasi dengan pendekatan metode penyelesaian CVRP (Capacitated Vehicle Routing Problem)  dengan . Hasil yang diperoleh adalah terjadi penurunan rata-rata jarak tempuh kendaraan sebesar 32 %dan menghasilkan  penghematan biaya hingga Rp. 2.169.184.


2022 brought significant growth and innovation for the food industry as it recovers from the challenges of the COVID-19 pandemic. In this food industry recovery the integration of technology in ordering and delivery, the emergence of plant-based and sustainable food options, emphasis on personalization and customization are the main drivers of this growth. Along with the development of the industry, this industry is ready to meet changing consumer demands while keeping abreast of technological developments and culinary creativity. Many companies are getting bigger because they are engaged in the food sector, one example of this company is PT. X was founded in 1998 and is currently growing to become a market leader in raw and processed food products. PT.X is a company engaged in the field of food procurement whose core business is providing meat and processed meat products. However, at the time of writing this paper, PT. X's delivery performance was considered inadequate or inefficient. Constraints experienced by PT.X such as the limited number of vehicles, limited vehicle capacity, and also locations between customers who are far apart. Optimizing the PT.X distribution route is one way to increase the efficiency of the PR.X distribution route. This research realized optimization with the CVRP (Capacitated Vehicle Routing Problem) solving method approach with . The results obtained were a decrease in the average vehicle mileage by 32 %and resulted in cost savings of up to Rp. 2.169.184.

 

"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sibarani, Stefanus Jacob
"

Biaya logistik memiliki dampak yang signifikan terhadap daya saing perusahaan. Bagi perusahaan, biaya logistik memiliki pengaruh langsung terhadap penetapan harga jual produk akhir. Semakin efisien biaya logistik dalam proses rantai pasok, maka harga produk akhir akan semakin kompetitif. Penentuan rute merupakan salah satu faktor penting yang dapat mempengaruhi biaya logistik. Pada industri makanan cepat saji, terdapat jumlah cabang restoran yang banyak, permintaan yang tinggi, serta dibutuhkan dalam waktu yang singkat sehingga diperlukan metode penentuan rute yang optimal.

Penelitian ini dilakukan pada perusahaan logistik yang mendistribusikan produk bahan makanan restoran cepat saji di Indonesia. Perusahaan ini masih menggunakan sistem penentuan rute pengiriman secara manual atau belum menggunakan model optimasi. Selain itu, perusahaan juga mengalami kendala seperti waktu pendistribusian yang terbatas serta lokasi pelanggan yang banyak dan berjauhan sehingga terkadang menyebabkan kendaraan terlambat untuk melayani pelanggan maupun kembali ke pusat distribusi. Pada penelitian ini, peneliti menggunakan pendekatan Capacitated Vehicle Routing Problem with Time Windows (CVRPTW) dengan tujuan menghasilkan rute yang memiliki total jarak perjalanan terpendek dalam memenuhi permintaan pelanggan sesuai batasan waktu dan kapasitas kendaraan, sehingga dapat meminimalkan biaya distribusi dan meningkatkan kualitas pelayanan kepada pelanggan dari segi ketepatan waktu. Perubahan yang dihasilkan dari perhitungan optimasi dapat menurunkan jarak tempuh kendaraan hingga 12,16% dan menghasilkan total penghematan hingga Rp10,266,891 dalam 40 jadwal pengiriman.


Logistics costs are a crucial factor that significantly influences a company's competitiveness. For companies, logistics costs directly impact the selling price of the final product. Logistics costs include all components of expenses involved in the movement of goods throughout the supply chain process. The more efficient the logistics costs within the supply chain process, the more competitive the price of the final product becomes. Vehicle routing is one of the critical components that can affect logistics costs. In the fast-food industry, with numerous restaurant branches, high demand, and the need for prompt delivery, an optimal route determination method is essential.

This research was conducted at a logistic company that distributes products to fast-food restaurant in Indonesia. The company currently uses a manual vehicle routing system and has not yet implemented an optimization model. The company faces challenges such as limited distribution time and numerous distant customer locations, resulting in occasional delays in serving customers or returning to the distribution center. In this research, the researcher adopts the Capacitated Vehicle Routing Problem with Time Windows (CVRPTW) approach with the aim of generating routes with the shortest total travel distance while meeting customer demands within time constraints and vehicle capacity. This approach aims to minimize distribution costs and improve service quality to customers in terms of timeliness. The optimization calculations produced significant changes, reducing vehicle travel distances by up to 12,16% and resulting in total savings of up to Rp10,266,891 across the 40 delivery schedules."

Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Pradieqta Uli Paramesywarie
"Kenaikan permintaan produk tertentu, seperti produk pelumas menyebabkan kenaikan pada mobilitas kendaraan pengangkutnya. Semakin banyak permintaan maka semakin banyak juga kedatangan kendaraan pengangkut ke tempat penyimpanan atau warehouse. Kapasitas warehouse yang terbatas untuk melayani aktivitas bongkar muat kendaraan pengangkut membentuk sebuah antrian kendaraan di area warehouse. Penelitian ini memiliki tujuan untuk memperbaiki waktu antrian kendaraan pengangkut di dalam warehouse melalui rancangan model simulasi. Metode simulasi sistem diskrit digunakan dalam penelitian untuk menggambarkan kegiatan kendaraan di dalam warehouse saat sebelum dan sesudah melakukan bongkar muat. Dua skenario diuji untuk memperbaiki waktu antrian kendaraan pengangkut sehingga dapat membantu PT X untuk membuat keputusan dalam memilih solusi perbaikan. Dua skenario yang diuji untuk mengurangi waktu antrian kendaraan pengangkut antara lain simultaneous 5-gate service dan appointment scheduling.

The increase in demand for certain products, such as lubricants, has resulted an increase in the mobility of the transport vehicles. The more requests, the more the arrival of transport vehicles to the storage or warehouse. The limited capacity of the warehouse to serve loading and unloading activities for transport vehicles forms a queue of vehicles in the warehouse area. This study aims to improve the queuing time of transport vehicles in a warehouse through a simulation model design. The discrete event simulation method is used in this research to describe vehicle activities in the warehouse before and after loading and unloading. Two scenarios were tested to improve the queuing time of transport vehicles so that they can help PT X to make decisions in choosing repair solutions. Two scenarios were tested to reduce the queue time for transport vehicles, namely simultaneous 5-gate service, and appointment scheduling.

"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Siahaan, Harris Michael
"

Dengan berkembangnya industri jasa pelayaran dan bongkar muat kapal yang dikarenakan semakin banyaknya kebutuhan kegiatan pengiriman kargo/hasil tambang antar pulau melalui transportasi laut pastinya akan bertambah juga jumlah Perusahan kompetitor penyedia jasa angkutan laut. Oleh karena itu agar usaha tetap bisa berkembang suatu Perusahaan perlu merencanakan strategi-strategi yang dapat membantu Perusahaan dalam bersaing dan mengembangkan bisnisnya Dalam mengembangkan bisnisnya, Perusahaan perlu memutuskan langkah strategis, tentunya pengambilan keputusan strategi tersebut dipengaruhi oleh banyak faktor, baik secara internal maupun eksternal. Penelitian ini bertujuan untuk merancang strategi alternatif yang dapat membantu Perusahaan penyedia jasa pelayaran angkutan laut kargo/hasil tambang dalam mengembangankan bisnisnya dan cocok untuk diterapkan pada kondisi lingkungan internal dan eksternal Perusahaan saat ini. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah kombinasi dari analisis SWOT, Analytic Hierarchy Process (AHP), dan Quantitative Strategic Planning Matrix (QSPM). Metode analisis SWOT digunakan untuk mengidentifikasi faktor internal dan eksternal Perusahaan, yang kemudian dapat dikelompokkan menjadi faktor kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman Perusahaan. Kemudian, sub-faktor dari faktor SWOT tersebut digunakan untuk Menyusun strategi alternatif pengembangan bisnis menggunakan analisis matriks TOWS. Pendekatan AHP digunakan untuk mendapatkan bobot faktor dan sub-faktor SWOT perusahaan dan QSPM dilakukan untuk memperoleh total nilai ketertarikan strategi berdasarkan faktor dan subfaktor SWOT terbobot. Dari penelitian ini menunjukkan bahwa, strategi ST1 (Memenuhi permintaan kebutuhan jasa angkutan kargo dan hasil tambang dari perusahaan holding dan BUMN) memiliki nilai Total TAS (Total Attractivenes Score) yang paling besar dengan nilai 3,14. Hal ini juga menunjukkan bahwa strategi ST1 dapat mencapai sasaran faktor yang paling mempengaruhi perusahaan dan terdapat hubungan yang kuat antara kepentingan key factor Perusahaan dengan karakteristik strategi ST1.


With the development of the shipping and loading and unloading service industry due to the increasing need for inter-island cargo/mine product shipping activities via sea transportation, the number of competing companies providing sea transportation services will certainly increase. Therefore, in order for a business to continue to grow, a company needs to plan strategies that can help the company compete and develop its business. This study aims to design alternative strategies that can help companies providing sea freight shipping services for cargo/mining products in developing their business and are suitable for application to the Company's current internal and external environmental conditions. The method used in this study is a combination of SWOT analysis, Analytic Hierarchy Process (AHP), and Quantitative Strategic Planning Matrix (QSPM). The SWOT analysis method is used to identify the Company's internal and external factors, which can then be grouped into the Company's strengths, weaknesses, opportunities and threats. Then, the sub-factors of the SWOT factors are used to develop alternative business development strategies using the TOWS matrix analysis. The AHP approach is used to obtain the weight of the company's SWOT factors and sub-factors and QSPM is carried out to obtain the total value of strategic interest based on the weighted SWOT factors and sub-factors. From this study it shows that the ST1 strategy (fulfilling the demand for cargo and mining product transportation services from holding companies and BUMN) has the highest Total Attractiveness Score (TAS) with a value of 3.14. This also shows that the ST1 strategy can achieve the target factors that most influence the company and there is a strong relationship between the interests of the company's key factors and the characteristics of the ST1 strategy.

"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Yazid Yogawinata
"Vehicle Routing Problem (VRP) merupakan salah satu model yang dapat mengatasi permasalahan rute distribusi. Salah satu permasalahan yang ada di dunia nyata adalah rute distribusi kantong darah di UDD PMI DKI Jakarta. UDD PMI DKI Jakarta harus mengirim kantong darah setiap harinya menuju lima UDD PMI masing-masing kota di Provinsi DKI Jakarta. Adanya durasi shelf life darah dan kapasitas mobil yang terbatas membuat permasalahan ini berkembang menjadi Capacitated Vehicle Routing Problem with Time Windows (CVRPTW). Dengan menggunakan software Gurobi, terbukti bahwa rute distribusi masih bisa dioptimasi. Di mana rute awal memerlukan waktu selama 1.034 menit, dan rute hasil optimasi memerlukan waktu selama 707 menit. Pengurangan waktu yang didapat adalah 31,6%, dengan tetap memenuhi kendala lainnya, seperti kapasitas kendaraan dan durasi shelf life kantong darah. Analisis sensitivitas juga dilakukan untuk mengetahui apakah model dapat dipakai dengan fluktuasi permintaan kantong darah yang merepresentasikan kondisi sebenarnya. Dari hasil optimasi menggunakan tiga skenario, didapat bahwa terdapat perubahan durasi perjalanan dan penambahan jumlah kendaraan yang dipakai, serta perubahan rute yang dipilih oleh setiap kendaraan.

The Vehicle Routing Problem (VRP) is a model that addresses distribution route issues. One real-world problem is the distribution of blood bags at UDD PMI DKI Jakarta. UDD PMI DKI Jakarta needs to deliver blood bags daily to five UDD PMI located in each city in DKI Jakarta. The presence of limited blood shelf life duration and vehicle capacity has led to the development of the Capacitated Vehicle Routing Problem with Time Windows (CVRPTW) for this problem. By using Gurobi software, it has been proven that the distribution routes can be optimized. The initial route took 1.034 minutes, while the optimized route took 707 minutes. This resulted in a time reduction of 31,6%, while still meeting other constraints such as vehicle capacity and blood bag shelf life duration. Sensitivity analysis was also conducted to assess whether the model can be used with blood bag demand fluctuations that represent real-world conditions. From the optimization results using three scenarios, it was found that there were changes in travel duration, an increase in the number of vehicles used, and changes in the selected routes for each vehicle."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Triani Aulya Fitri
"Pada masa sekarang permasalah penentuan rute kendaraan merupakan keadaan yang harus diperhitungkan dalam bisnis pengiriman. Dalam logistic permasalah penentuan rute kendaraan memiliki peranan kunci bagi perusahaan guna meminimalisir biaya transportasi, biaya penalti atas keterlambatan, dan meningkatkan kualitas layanan pada pengiriman. Permasalahan ketepatan waktu dalam proses pengiriman pada saat sekarang ini. Penelitian ini berpusat pada pengoptimalan biaya bahan bakar dan pinalti. Dalam makalah ini nantinya penulis memakai Vehicle Routing Problem with Time Windows (VRPTW). Dimana VRPTW sendiri merupakan masalah penentuan rute kendaraan yang paling banyak dibahas dalam  dunia nyata. Algoritma Artificial Bee Colony (ABC) dan Algoritma Camel (CA) akan diterapkan dalam penelitian ini. Selanjutnya kedua algoritma akan dilihat mana dari kedua algoritma yang paling ideal untuk penyelesaian permasalahan penentuan rute dalam VRPTW.

At present The problem of determining vehicle routes is a condition that must be taken into account in the shipping business. In logistics, the problem of determining vehicle routes has a key role for companies to minimize transportation costs, penalty fees for delays, and improve service quality on delivery. The problem of timeliness in the delivery process at this time. This research focuses on optimizing fuel costs and penalties. In this paper, the author will use the Vehicle Routing Problem with Time Windows (VRPTW). Where VRPTW itself is the problem of determining vehicle routes that are most widely discussed in the real world. Artificial Bee Colony Algorithm (ABC) and Camel Algorithm (CA) will be applied in this research. Furthermore, the two algorithms will determine which of the two algorithms is the most ideal for solving the problem of determining routes in VRPTW."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Gita Permatasari Sujatmiko
"Penggunaan container pada arsitektur microservice merupakan sebuah pendekatan yang dapat digunakan untuk mempermudah proses delivery sistem. Container dalam sistem pun lebih mudah diatur dengan Kubernetes sehingga sistem dapat berjalan secara seamless. Hal tersebut memungkinkan deployment sistem yang cepat dan portable. Salah satu strategi deployment yang dapat digunakan untuk men-deploy sistem yang menggunakan container pada arsitektur microservice adalah canary deployment, dimana sebagian traffic diarahkan ke sekelompok kecil pengguna terlebih dahulu untuk menguji aplikasi di production. Pada dasarnya, canary deployment dapat dilakukan secara native dengan Kubernetes, namun cara ini masih memiliki masalah, yaitu traffic distribution dan replica deployment yang tidak independen. Salah satu solusi yang dapat dilakukan untuk memecahkan masalah tersebut adalah dengan menggunakan service mesh. Hal ini dikarenakan service mesh memiliki fitur traffic management yang dapat melakukan intelligent routing untuk melakukan canary deployment. Isu independensi ini memengaruhi proses deployment dan kebutuhan bisnis, dimana dengan menggunakan service mesh, jumlah replika pods yang digunakan untuk men-deploy aplikasi tidak berubah bagaimanapun aturan traffic routing-nya. Hal ini berbeda dengan sistem yang tidak menggunakan service mesh, dimana jumlah replika pods-nya berubah-ubah menyesuaikan aturan traffic routing yang telah ditentukan. Tanpa service mesh, rasio replika pods perlu diatur secara manual dengan konfigurasi yang redundan. Di sisi lain, konfigurasi sistem dengan service mesh mudah diatur dengan memanfaatkan fitur-fitur yang disediakan oleh service mesh itu sendiri, khususnya fitur traffic management. Selain itu, penggunaan service mesh dalam proses canary deployment pada aplikasi berbasis Kubernetes juga dapat membuat proses deployment menjadi lebih efisien dalam jumlah resource (pods).

The use of containers in the microservice architecture is an approach that can be used to simplify the system delivery process. Containers in the system are also easier to manage with Kubernetes so that the system can run seamlessly. This allows for fast and portable system deployment. One deployment strategy that can be used to deploy systems that use containers on a microservices architecture is canary deployment, where some traffic is directed to a small group of users first to test the application in production. Basically, canary deployment can be done with Kubernetes natively, but this method still has problems, namely traffic distribution and replica deployment which are not independent. One solution that can be done to solve this problem is to use a service mesh. This is because the service mesh has a traffic management feature that can perform intelligent routing to perform canary deployments. This independence issue affects the deployment process and business needs, where by using a service mesh, the number of replica pods used to deploy applications does not change regardless of the traffic routing rules. This is different from a system that does not use a service mesh, where the number of replica pods varies according to predetermined traffic routing rules. Without a service mesh, the ratio of pod replicas needs to be set manually with redundant configurations. On the other hand, system configuration with service mesh is easy to manage by utilizing the features provided by the service mesh itself, especially the traffic management feature. In addition, the use of service mesh in the canary deployment process for Kubernetes-based applications can also make the deployment process more efficient in terms of the number of resources (pods)."
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Filemon Calvin Sucandra
"Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan perhitungan biaya per pelanggan dengan sistem ABC konvensional dan TDABC, membandingkan perhitungan profitabilitas per pelanggan dengan sistem ABC konvensional dan sistem TDABC, dan menyarankan tindakan apa yang dapat dilakukan PT XYZ setelah mengetahui besarnya biaya per pelanggan. Penelitian merupakan studi kasus dengan metode penelitian berupa studi literatur, wawancara, dan dokumentasi.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa PT XYZ memiliki pelanggan yang menguntungkan dan tidak menguntungkan. PT XYZ juga dapat mengklasifikasikan pelanggan berdasarkan jenisnya: passive, yaitu rumah sakit, pelanggan high cost-to-serve, yaitu apotik, pelanggan price-sensitive, yaitu institusi/tender, PBF, dan toko obat, dan pelanggan aggresive, yaitu supermarket.

This study aimed to compare the calculation of cost per customer with conventional ABC and TDABC system, calculation of profitability per customer compared with the conventional ABC system and TDABC system, and suggest what actions to do for XYZ after finding out the cost per customer. The research is a case study with research methods such as literature studies, interviews, and documentation.
The results showed that XYZ has customers which are profitable and unprofitable. XYZ also can classify customers by type: passive, ie hospitals, high customer cost-toserve, namely pharmacies, price-sensitive customers, namely institutional / tender, PBF, and drug stores, and customers aggresive, namely supermarkets.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2015
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anita Setia Winartati
"Perusahaan membutuhkan suatu penghubung antara konsumen dan produk yang ditawarkan melalui saluran distribusi, yang mana hal tersebut menjadi jembatan penting dalam memastikan barang atau jasa tersampaikan dengan baik ke konsumen. PT XYZ setidaknya memiliki 8 saluran distribusi dengan beban usaha yang memiliki tren meningkat pada tahun 2017 dan 2018. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi penggunaan saluran distribusi dan memberikan rekomendasi optimalisasi strategi saluran distribusi PT XYZ dengan desain yang memperhatikan kebutuhan dan keinginan konsumen, tujuan dan kendala saluran distribusi, alternatif utama yang digunakan, dan evaluasi alternatif utama saluran distribusi melalui pendekatan Activity Based Costing (ABC). ABC yang diharapkan mampu memberikan perhitungan biaya saluran distribusi PT XYZ dengan lebih akurat serta tambahan wawasan dari konsumen atas saluran distribusi yang diharapkan, akan menguatkan proses evaluasi atas saluran distribusi agar dapat optimal dalam penentuan struktur saluran dan kebijakan yang seharusnya diperlukan. Penelitian ini menggunakan pendekatan studi kasus dengan didukung pengumpulan data kuisioner, wawancara mendalam di internal perusahaan, serta studi pustaka. Hasil analisis menunjukkan bahwa atas evaluasi biaya yang timbul pada saluran distribusi dengan pendekatan ABC menunjukkan secara umum saluran distribusi yang dikelola pihak ketiga menyumbang biaya yang lebih besar dibandingkan dengan saluran distribusi yang dikelola sendiri oleh PT XYZ. Rekomendasi yang tepat dalam optimalisasi strategi saluran distribusi yang dapat dilakukan PT XYZ adalah dengan memilih saluran distribusi yang memenuhi kriteria ekonomi, kriteria kontrol, dan kriteria adaptif melalaui pembentukan channel structure dan kebijakan yang baik oleh PT XYZ.

Companies need an intermediary between consumers and the products offered through distribution channels, where these become an important bridge to ensuring that goods or services are properly delivered to consumers. PT XYZ have 8 distribution channels with operating expenses showing an increasing trend in 2017 and 2018. This study aims to evaluate the choice of distribution channels used and provide recommendations for optimizing PT XYZ's distribution channel strategy by a design that considers consumers needs/desires, objectives and constraints of distribution channels, main alternatives used, and also its evaluation of the main alternative distribution channels through Activity Based Costing (ABC) approach. ABC is expected to provide a more accurate calculation of PT XYZ's distribution channel costs. ABC approach and additional insight from consumers on the expected distribution channel, will strengthen the evaluation process of the distribution channel, so that it could be optimum in determining the channel structure and policies that should be required. This study uses a case study approach in which data collection is done through a questionnaire to consumers in knowing the needs and desires as well as evaluating service outputs of PT XYZ distribution channels. Data collection was also carried out through in-depth interviews and literature study. The results of the analysis show that the evaluation of the costs incurred on distribution channel using the ABC approach shows that in general, the distribution channels managed by third parties contribute more costs, than the distribution channels managed by PT XYZ itself. Then, the recommendation in optimizing the distribution channel strategy that could be carried out by PT XYZ is to choose distribution channels that meet economic criteria, control criteria, and adaptive criteria through the establishment of channel structures and policies that are processed by PT XYZ."
Jakarta: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2019
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rahadian
"ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk memberikan usulan dalam rangka meningkatkan profitabilitas dengan jalan memberikan alternatif yang dapat dipilih. Penelitian ini merupakan studi kasus pada sebuah perusahaan distribusi farmasi, dengan menggunakan activity based budgeting, yang digunakan sebagai gambaran untuk perkiraan jumlah biaya serta arus kas yang akan dikeluarkan di masa mendatang. Karena alternatif yang dihadapi bersifat jangka panjang maka pemilihan alternatif akan dilakukan dengan metode NPV, IRR, dan BEP. Hasil penelitian menunjukkan NPV, IRR yang lebih baik dan BEP yang lebih tinggi jika PT X memilih persentase pendapatan sebesar 3,5 dan biaya pengiriman ditanggung oleh PT X.

ABSTRACT
The aim of this research is to give a proposal on how to increase profitability by giving several alternatives that can be chosen. This research is a case study on a pharmaceutical distribution company, that uses activity based budgeting, that is used to give an estimation of the total cost and cash flow in the future. Since the alternatives are long term in nature, the choice of the alternatives will be done with the NPV, IRR and BEP methods. The results of the research shows that better NPV and IRR, and also higher BEP are achieved if PT X chooses income percentages in the amount of 3,5 and pays the delivery cost."
2016
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>