Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 81746 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Clarissa Dea Muliawan
"Permintaan yang semakin tinggi terhadap kelapa sawit sebagai tanaman industri di Indonesia telah mengakibatkan peningkatan volume limbah kelapa sawit. Limbah padat kelapa sawit, khususnya tempurung kelapa sawit, merupakan salah satu limbah dengan jumlah yang signifikan. Dalam penelitian ini mengedepankan green-recycle oleh karena itu dilakukan pengolahan limbah tempurung kelapa sawit untuk menguragi kadar limbah dengan cara memperoleh karbon aktif yang diaktivasi dengan menggunakan NaOH, yang dapat digunakan sebagai bahan baku untuk sintesis grafena oksida. Proses sintesis grafena oksida dilakukan melalui perlakuan oksidasi menggunakan metode Hummers Modifikasi. Selanjutnya, grafena oksida tereduksi (rGO) diperoleh melalui proses reduksi dengan menggunakan laser engraver. Dilakukan pengujian berupa SEM, FTIR, UV-Visible, dan XRD. Hasil karakterisasi SEM-EDS karbon aktif menunjukkan adanya pori yang besar dan tidak beraturan dengan kandungan karbon, oksigen, natrium, aluminium dan silikon, grafena oksida yang ditunjukkan dengan bentuk flakes yang cukup tebal dengan kandungan karbon dan oksigen, serta rGO terlihat berbentuk flakes seperti grafena oksida namun lebih tipis dan berkerut dan memiliki jarak interlayer. Hasil karakterisasi FTIR menunjukkan karbon aktif memiliki gugus fungsi di karbonil, hidroksil, dan alkana sedangkan grafena oksida memiliki pita serapan di karboksil, karbonil, dan hidroksil sedangkan spektrum yang dihasilkan oleh rGO menunjukkan hilangnya gugus fungsi oksigen yang menandakan proses reduksi telah berhasil. Pengujian UV-Visible menunjukkan waktu reduksi dengan durasi waktu 3 jam merupakan waktu paling efektif untuk mereduksi laser yang dilihat dengan munculnya puncak wavelength di 255 nm. Hasil pengujian XRD yang ditunjukkan dengan berubahnya puncak peak dari 2? = 26,53o (karbon aktif) menjadi 2? = 11,43 o (grafena oksida), dan diakhiri dengan 2? = 25,04o (rGO).

The growing demand for palm oil as an industrial crop in Indonesia has resulted into the increase in the volume of palm oil waste. Oil palm solid waste, especially oil palm kneel shell, is one of the significant amounts of waste. This study focuses on green recycling and aims to process palm kneel shell waste to reduce waste levels by obtaining activated carbon through NaOH activation, which can be used as raw material for graphene oxide synthesis. The graphene oxide synthesis process was carried out through oxidation treatment using the Modified Hummers method. Furthermore, reduced graphene oxide (rGO) was obtained through a reduction process using a laser engraver. SEM, FTIR, UV-Visible, and XRD tests were conducted. The results of SEM-EDS characterization of activated carbon show the presence of large and irregular pores with carbon, oxygen, natrium, aluminium, and silicon content, graphene oxide, which is indicated by the shape of flakes that are quite thick with carbon and oxygen content, and rGO looks like flakes like graphene oxide but thinner and wrinkled and has interlayer distance. FTIR characterization results show that activated carbon has functional groups in carbonyl, hydroxyl, and alkanes, while graphene oxide has absorption bands in carboxyl, carbonyl, and hydroxyl, while the spectrum produced by rGO shows the loss of oxygen functional groups indicating the reduction process has been successful. UV-Visible testing shows that the laser induced-reduction time of 3 hours is the most effective time to reduce graphene oxide, as seen by the appearance of the peak wavelength at 255 nm. It is strongly indicated by XRD results, 2? shifting from 26.53 ° (active carbon) to 11.43 ° (graphene oxide) and ends with 25.04 °(rGO)."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fauzan Nazif
"Tempurung kelapa dipilih menjadi bahan dasar adsorben pada masker dalam menyerap gas CO2 karen memiliki kandungan selulosa sebesar 26,60 , kandungan hemiselulosa 27,70 dan kandungan lignin sebesar 29,40 serta produksinya yang tinggi 61 juta ton atau 33,94 dari produksi dunia. Metode aktivasi tempurung kelapa dilakukan secara fisika menggunakan CO2 pada suhu 850 0C, dan secara kimia dengan ZnCl2 pada suhu 80 0C dilanjutkan dengan pirolisis menggunakan N2 pada suhu 650 0C. Karakterisasi yang digunakan adalah BET untuk mengetahui luas permukaan karbon aktif.
Melalui uji BET didapatkan luas permukaan karbon teraktivasi kimia sebesar 432,26 m2/g dan yang teraktivasi fisika sebesar 323,57 m2/g. Selanjutnya kapasitas adsorpsi masker karbon aktif diuji pada ruang kompartemen dengan mengalirkan campuran gas CO2 dan udara selama satu jam, lalu mengukur perbedaan konsentrasi CO2 masukan dan keluaran dengan CO2 detector.
Berdasarkan hasil uji adsorpsi polutan, didapatkan bahwa variasi terbaik adalah masker dengan massa karbon aktif 6 gram, teraktivasi kimia, dan dengan menggunakan perekat TEOS yang mampu mengadsorpsi polutan CO2 sebesar 76,52 . Masker yang dibuat pada penelitian ini memliki waktu jenuh selama empat jam pada kondisi konsentrasi CO2 yang tinggi.

Adsorbent in mask to absorb CO2 gas because it has cellulose content of 26.60 , hemicellulose content 27.70 and lignin content of 29.40 and its production is 61 million ton or 33.94 of world production. The method of coconut shell activation was done physically using CO2 at 850 0C, and chemically with ZnCl2 at 80 0C followed by pyrolysis using N2 at 650 0C. The characterization used is BET to measure surface area of activated carbon.
Through BET test, it was found that the chemical activated carbon surface area is 432.26 m2 g and the physical activation is 323.57 m2 g. Furthermore, the adsorption capacity of the activated carbon mask is tested in the compartment chamber by flowing a mixture of CO2 and air for an hour, then measuring the CO2 input and output CO2 difference using CO2 detector.
Based on the results of adsorption test, it was found that the best variation is a mask with 6 gram active carbon mass, chemical activated, and by using TEOS as adhesive capable of adsorbing CO2 pollutant by 76.52 . Mask made in this research has saturated time for four hours under high CO2 concentration conditions.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2017
S68634
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Randy Anggriany
"Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh karbon aktif berbahan dasar tempurung kelapa sawit dengan bahan pengaktif ZnCl2 terhadap penurunan konsentrasi gas CO serta penjernihan asap kebakaran. Proses aktivasi dilakukan secara kimia dan fisika. Karbonisasi dilakukan pada suhu 400oC selama 2 jam lalu dilanjutkan dengan aktivasi kimia dengan ZnCl2 dengan konsentrasi 25%. Aktivasi fisika dilakukan dengan mengalirkan gas N2 selama 1 jam pada suhu 850 ºC dan dilanjutkan dengan mengaliri gas CO2 selama 1 jam pada suhu 850 ºC.
Penelitian ini menghasilkan karbon aktif yang memenuhi Standar Industri Indonesia dengan luas permukaan sebesar 743 m2/gram, kadar air 14,5%, dan kadar abu total 9,0%. Selain itu karbon aktif yang dihasilkan juga dapat diaplikasikan untuk mengadsorpsi gas CO dari hasil kebakaran dengan persen adsorpsi gas CO sebesar 11,3% pada ukuran partikel 50-37 μm.

This research was conducted to determine the effect of activated carbon made from coconut palm with ZnCl2 as activating agent to decrease the concentration of CO gas and fire fumes purification. The activation process is done chemically and physically. Carbonization was carried out at 400oC for 2 hours and then followed by chemical activation with ZnCl2 at concentrations of 25%. Physical activation is done by flowing N2 gas for 1 hour at 850ºC and followed by flowing CO2 gas for 1 hour at 850ºC.
This research produces activated carbon which follows Indonesian Industry Standard with surface area 743 m2/gram, water content 14.5%, and total ash content 9.0%. The activated carbon produced can also be applied to adsorb CO gas from the fire with the percent adsorption of CO gas by 11.3% in the particle size of 50-37 μm.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
S46908
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nadira Raihannisa Aurora
"Optimasi adalah disiplin ilmu yang digunakan untuk mencari nilai optimal dalam suatu fungsi. Ilmu ini banyak digunakan untuk mengurangi biaya dan waktu dalam meneliti suatu eksperimen agar diperoleh hasil yang terbaik. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh kondisi proses optimal untuk memaksimalkan luas permukaan dan yield. Bahan baku yang digunakan adalah ampas kopi, tempurung kelapa, dan polyethylene terephthalate (PET). Metode aktivasi yang digunakan adalah aktivasi fisika-kimia dengan senyawa aktivasi KOH, NaOH, H3PO4, dan K2CO3. Penentuan kondisi optimal dilakukan dengan metode respons permukaan (RSM) tipe Box-Behnken Design (BBD). Model yang diperoleh dianalisis menggunakan uji ANOVA dan uji residual. Hasil RSM berupa plot kontur dan permukaan yang digunakan untuk megetahui wilayah kondisi optimum serta analisa pengaruh faktor terhadap respons. Nilai kondisi optimum ditentukan menggunakan Response Optimizer dan diperoleh hasil bahwa sintesis karbon aktif dari ampas kopi dengan senyawa KOH, NaOH, H3PO4, dan K2CO3 terjadi ketika rasio impregnasi 1,00-1,37, suhu aktivasi 600-800°C, dan waktu aktivasi 60-120 menit. Sintesis optimal dari tempurung kelapa terjadi ketika rasio impregnasi 1,00-3,00, suhu aktivasi 647-808°C, dan waktu aktivasi 70-120 menit. Sintesis optimal dari PET terjadi ketika rasio impregnasi 1,00-2,80, suhu aktivasi 700-800°C, dan waktu aktivasi 109-120 menit.

Optimization is a discipline to obtain the best value of a function. This study is used to minimize research cost and time. This research is done to achieve the optimum condition of process conditions for maximum surface area and yield of activated carbon. The precursors used in this research are waste coffee, coconut shell, and polyethylene terephthalate (PET). The type of activation method used is physical-chemical activation with KOH, NaOH, H3PO4, and K2CO3 as activating agents. To determine the optimum condition, this research use Response Surface Method (RSM) with Box-Behnken Design (BBD). The resulting model is tested using ANOVA analysis and the residual test. When the model passes the test, plot contours and surfaces achieved can be analyzed to determine the optimum area and the behavior of factors and responses. Response Optimizer option is used to determine the optimum value. Results show that synthesis of activated carbon using waste coffee and activating agents KOH, NaOH, H3PO4, and K2CO3 are optimized when impregnation ratio is 1.00-1.37, temperature is 600-800°C, and activation time 60-120 minutes. Synthesis from coconut shell is optimized when impregnation ratio is 1.00-3.00, temperature is 647-808°C, and activation time 70-120 minutes. Synthesis from PET is optimized when impregnation ratio is 1.00-2.80, temperature is 700-800°C, and activation time 109-120 minutes."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Puspa Sari Pratiwi
"Arang aktif dari kulit buah pisang merupakan salah satu sumber karbon yang dapat dimanfaatkan untuk sintesis CNT. Kulit buah pisang dapat dijadikan sebagai sumber karbon karena mengandung karbon sekitar 41,37%, hemiselulosa 12,04%, dan lignin 33,79%. Arang aktif kulit buah pisang dicampurkan dengan minyak mineral 2% (1:10) untuk sintesis CNT pada suhu 1000, 1100, dan 1200 °C selama 60 menit menggunakan metode pirolisis. CNT dikarakterisasi dengan beberapa instrumen, yaitu: Transmission Electron Microscopy (TEM), X-Ray Diffraction (XRD), dan Fourier Transform Infra Red (FTIR). Hasil sintesis CNT ditunjukkan oleh terbentuknya CNT yang masih terdapat katalis logam Fe di dalam badan CNT pada suhu 1000°C, bamboo shaped like CNT pada suhu 1100°C, dan CNT yang lebih dominan oleh agregat minyak mineral pada suhu 1200°C.
Activated charcoal from banana peel is a source of carbon that can be used for synthesis of CNT. Banana peel can be used as a carbon source for CNT because it contains carbon approximately 41.37%, 12.04% hemicellulose, and lignin 33.79%. Banana peel activated charcoal and 2% mineral oil (1:10) mixture was used as a precursor for synthesis CNT at temperatures of 1000, 1100, and 1200°C for 60 minutes by pyrolysis method. CNT were characterized by several instruments: Transmission Electron Microscopy (TEM), X-Ray Diffraction (XRD) and Fourier Transform Infra Red (FTIR). The results of the synthesis and characterization of CNT is Fe (metal) inside the hollow of the CNT at 1000°C, bamboo shaped like CNT at 1100°C, and CNT is dominated by oil mineral aggregates at 1200°C."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
S54590
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Pembuatan arang aktif secara fisika-kimia dari tempurung nyamplung telah dilaksanakan dengan menggunakan 0%, 5% dan 10% H3PO4 selama 60 dan 120 menit. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui karakteristik permukaan arang aktif tempurung biji nyamplung. Tempurung nyamplung diarangkan, kemudian direndam dalam larutan H3PO4 pada konsentrasi 0%, 5%, dan 10% selama 24 jam. Selanjutnya diaktivasi dalam retort pada suhu 700 oC dan 800 oC selama 60 dan 120 menit. Karakteristik arang aktif tempurung nyamplung diuji menggunakan fourier transform infrared (FTIR), scaning electron microscope (SEM), and X-ray diffraction (XRD). Spektrum FTIR menunjukkan arang aktif yang dihasilkan memiliki pola serapan dengan jenis ikatan OH, C-H, C-O, dan C=C. Adanya ikatan OH dan C-O
menunjukkan bahwa arang aktif yang dihasilkan cenderung bersifat lebih polar. Konsentrasi H3PO4 berpengaruh terhadap tekstur pori yang terbentuk. Pada konsentrasi H3PO4 rendah (5% atau 0%) akan dihasilkan lebih banyak pori yang berukuran kecil, <5 μ, sedangkan pada konsentrasi H3PO4 10% dihasilkan pori yang lebih besar, >5 μ.

Abstract
Chemical and physical activation of nyamplung shell with 0%, 5%, and 10% H3PO4 for 60 and 120 minutes has been carried out to prepare activated charcoal. The purpose of this experiment was to look into the characteristic of nyamplung shell activated charcoal surface. Nyamplung shell was carbonized into charcoal, then activated by immersion in H3PO4 solution using 0%, 5% and 10%, for 24 hours, and heated in retort at two temperatures (700 and 800 oC) and two
duration (60 and 120 minutes). The material were characterized by fourier transform infra red (FTIR), scaning electron microscope (SEM) and X-ray diffraction (XRD). The FTIR spectrum show that activated charcoal has OH, C-H, C-O and C=C bonds. The bonds of OH and C-O indicated that the treatment was produced polar activated charcoal. The porous texture was influenced by H3PO4 concentration. The porous with dimension <5 μ being predominant at low concentration of H3PO4 (0% and 5%) but larger amount of H3PO4 (10%) produced wide pore with dimension >5 μ."
[Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat Universitas Indonesia, Balai Penelitian Kehutanan Aek Nauli, Sumatera Utara], 2011
pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Anton Helmawan
"Karbon berukumn antara 0,063 mm dan 0,125 mm terbuat dari tempurung kelapa, diaktifkarn dengan Iarutan aktivator MgCl2 dan NaCl dengan variasi waktu 1,2,3,4,5,6,9, 12,24 dan 43 jam, dan diperoleh waktu perendaman terbaik selama 5-6 jam.
Karbon aktif dengan aktivator MgCl2 merupakan adsorben terbaik untuk memucatkan dan meningkatkan kualitas minyak goreng curah (Crude Palm Oil-CPO, tradisional).
Hasil-hasil yang diperoleh adalah:
1. Kejernihan minyak sebesar 3 NTU (sebelumnya 10 NTU), dengan pembanding minyak Delima (DEPKES No : 231309026037) sebesar 2 NTU menjadikan minyak lebih jernih.
2. Kandungan asam Iemak bebas adalah 0,17 % (sebelumnya 0,474 %), pembanding 0,125 %. Batas rnaksimum untuk kandungan asam lemak bebas menurut Badan Standarisasi Nasional (BSN) adalah 5 %.
3. Berkurangnya kandungan asam lemak bebas dalam minyak menyebabkan berkurangnya gejala batuk, dan tidak terdapatnya lapisan tipis pada lidah sewaktu dikonsumsi.
4. Bilangan Peroksida yang menurun, dari sebesar 2,41 % menjadi 0,97 %, pembanding 0,68% dengan batas maksimal yang keluarkan oleh BSN sebesar 6 %, menyebabkan minyak tidak mudah rusak walaupun mengalami kontak Iangsung dengan oksigen di udara.
5. Bilangan asam dan derajat asam yang semula sebesar 0,223 dan 0,398 berkurang menjadi 0,05 dan 0,09, dengan besar pembanding yaitu 0,045 dan 0,079.
6. Perbandingan luas permukaan, volume, pori dan ukuran pori karbon sebelum/karbon sesudah aktivasi adalah 9.39/256.6 m2/gram, 0.003239/0.1225 cc/gram dan 6.581/10.12 A."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2000
S49179
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Luthfi Rais
"Karbon aktif pada masker yang digunakan untuk mencegah berbagai penyakit dari gas polutan berasal dari bahan tak terbaharukan dan juga mudah jenuh. Penelitian ini dilakukan untuk membuat filter masker yang karbon aktif nya berasal dari cangkang sawit dan diimpregnasi dengan TiO2 agar tidak cepat jenuh. Uji adsorbsi fotokatalitik gas CO dari knalpot motor dilakukan untuk mengetahui kinerja masker dengan berbagai variasi kondisi dan komposisi TiO2. Karakterisasi BET dan FESEM-EDX dilakukan juga untuk mengetahui sifat dari komposit dan masker. Hasil luas permukaan dari karbon aktif yang dibuat yaitu 214.451 m2/g.
Hasil terbaik diperoleh pada masker dengan komposisi 5g KA-5% TiO2 yang mana dapat mengeliminasi asap CO dari knalpot motor sebesar 33.87%. Filter masker bekerja lebih baik jika terkena sinar UV. Semakin banyak komposit pada masker, semakin baik mengeliminasi gas CO. Uji kelayakan dengan gas CO 12 ppm membuktikan bahwa masker layak diaplikasikan.

Activated Carbon for Mask that used to protect from various diseases from air pollution is from non-renewable materials and easy to saturated. This research is done to make Activated carbon of mask filter that derived from palm shell and impregnated with TiO2 to prevent rapid saturation. Adsorption photocatalytic test were done with various condition and TiO2 composition. BET and FESEM-EDX characterization were also done to determine the properties of composite and mask. The Surface area of activated carbon that have made is 214.451 m2/g.
The best result is obtained in a mask with the composition 5g KA-5% TiO2 that can eliminate 33.87% of CO gas from Motorcycle Exhaust gas. The feasibility test with 12 ppm of CO gas show that mask filter is feasible to be applied. Mask filter work better if exposed to the UV light. The more composite on filter mask, the better of mask to eliminate CO gas.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
S54871
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tiara Amelia Valency
"Pemanfaatan karbon aktif dari cangkang sawit sebagai bahan penyerap logam berat pada limbah cair telah dilakukan. Pembuatan karbon aktif disiapkan melalui proses dehidrasi, karbonisasi, dan aktivasi. Proses dehidrasi dilakukan dengan pemanasan pada temperatur 120 ℃, proses karbonisasi dilakukan selama 1 jam melalui pemanasan dengan variasi temperatur 400, 600, and 800 ℃ dengan rendemen arang yang diperoleh pada setiap temperatur yaitu 50.13, 45.66, dan 32.82%. Proses aktivasi dilakukan selama 2 jam pengadukan dan didiamkan selama 24 jam. Proses ini menggunakan aktivator KOH 10%. Distribusi ukuran partikel rata-rata untuk setiap variasi temperatur diperoleh ~39.78, 30.07, dan 12.99 μm. Pola difraksi XRD menunjukkan karbon aktif cangkang sawit memiliki stuktur amorf, dan pada pola XRD dapat dilihat terbentuknya kristal pada sudut 2θ sebesar 22.37%, 22.78%, dan 22.84%. Berdasarkan spektrum FTIR menunjukkan adanya pola serapan karbon aktif spesifik untuk gugus fungsi O-H, C-H, C=C, C-O dan C=O yang masing-masing menunjukkan puncak pada 3.691; 3.620; 2.920; 2.842; 2.382; 2.358; 2.355; 2.052; 1.534; 1.453; 1.052; dan 1.032 cm-1 yang menjadi sidik jari gugus fungsi untuk karbon aktif. Analisa stabilitas termal menunjukkan proses pengurangan massa seiring meningkatnya temperatur. Proses pengujian efektifitas penyerapan dilakukan menggunakan limbah sintesis yang mengandung PbCl2 1% dengan variasi waktu kontak karbon aktif ke dalam limbah cair terdiri dari 1 jam, 2 jam, dan 3 jam untuk setiap sampel. Konsentrasi limbah cair PbCl2 yang diperoleh setelah pengujian penyerapan oleh karbon aktif yang di cek menggunakan Atomic Absorption Spectroscopy (AAS) untuk setiap variasi temperatur dan waktu kontak yaitu pada suhu 400 ℃ diperoleh persentase penyisihan 1.2%, 2.5%, 4.4%, pada suhu 600 ℃ diperoleh persentase penyisihan 7.5%, 12%, 14.4%, pada suhu 800 ℃ diperoleh persentase penyisihan 15%, 22.15%, dan 27.5%. Hasil Scanning Electron Microscpy (SEM) menunjukkan sifat morfologi permukaan karbon aktif untuk setiap sampel, terbentuknya pori-pori yang semakin besar seiring meningkatnya temperatur dan setelah diaktivasi.

Utilization of activated carbon from palm kernel shells as a heavy metal adsorbent in liquid waste has been carried out. Activated carbon was prepared through a process of dehydration, carbonization, and activation. The dehydration process was carried out by heating at 120 ℃, the carbonization process was carried out for 1 hour through heating with temperature variations of 400, 600, and 800 ℃ with the yield of charcoal obtained at each temperature, namely 50.13, 45.66, and 32.82%. The activation process was carried out for 2 hours of stirring and allowed to stand for 24 hours. This activation process uses 10% KOH activator. The mean particle size distribution for each temperature variation was obtained at ~39.78, 30.07, and 12.99 m. The XRD diffraction pattern showed that the palm kernel shells activated carbon had an amorphous structure, and the XRD pattern showed the formation of crystals at 2θ angles at 22.37%, 22.78%, and 22.84%. Based on the FTIR spectrum, there is a specific active carbon adsorption pattern for the O-H, C-H, C=C, C-O and C=O functional groups, each of which showed a peak at 3,691; 3,620; 2,920; 2,842; 2,382; 2,358; 2,355; 2,052; 1534; 1,453; 1,052; and 1,032 cm-1 which is the fingerprint of the functional group for activated carbon. Thermal stability analysis showed the process of mass reduction with increasing temperature. The process of testing the effectiveness of adsorption was carried out using synthetic waste containing 1% PbCl2 with variations in the contact time of activated carbon into liquid waste consisting of 1 hour, 2 hours, and 3 hours for each sample. The concentration of PbCl2 wastewater obtained after the adsorption test by activated carbon was checked using Atomic Absorption Spectroscopy (AAS) for each variation of temperature and contact time, namely at a temperature of 400 ℃, the percentage removal was 1.2%, 2.5%, 4.4%, at a temperature of 600 ℃. the percentages of removal were 7.5%, 12%, 14.4%, at a temperature of 800 ℃ the percentages of removal were 15%, 22.15%, and 27.5%. Scanning Electron Microscopy (SEM) results showed the morphological properties of the activated carbon surface for each sample, the formation of larger pores with increasing temperature, and after activation."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Adi Prasetyo
"Penelitian ini membuat karbon aktif dari limbah kulit kopi karena sampai saat ini pemanfaatan limbah kulit kopi belum maksimum. Aktivasi yang digunakan adalah aktivasi kimia menggunakan Kalium Karbonat karena berdasarkan penelitian-penelitian sebelumnya, luas permukaan yang dihasilkan dapat bersaing dengan activating agent lain. Variasi yang dilakukan adalah variasi rasio massa activating agent/massa bahan baku 1/1, 3/2, dan 2/1 dan variasi suhu 600°C, 700°C, dan 800°C. Luas permukaan diperoleh dari konversi bilangan iod dengan hasil tertinggi adalah 891 m2/gram yang didapatkan dari suhu aktivasi 800°C dan rasio impregnasi 3/2. Sebagai pembanding, luas permukaan yang diperoleh dari aktivasi fisika menggunakan CO2 adalah 176 m2/gram.

This research aims to produce activated carbon from coffee shell waste due to utilization of coffee shell waste that far from maximum. Activation that will be used in this research is chemical activation using Potassium Carbonate because in previous researches show that surface area obtained by this activating agent can compete with other activating agent. The variation in this research is impregnation ratio and temperature. The impregnation ratio is 1/1, 3/2, and 2/1 while the temperature variation is 600°C, 700°C, and 800°C. The surface area is obtained by conversion of iod number with the highest result is 891 m2/gram which produced at temperature 800°C and impregnation ratio 3/2. Physical activation using CO2 is done for comparison and obtains surface area 176 m2/gram."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
S54822
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>