Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 192189 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Raden Andhika Ajiesastra
"Teknologi Long Range Wide Area Network (LoRaWAN) yang sangat pesat untuk sistem Internet of Things (IoT) tidak dapat disangkal karena komunikasi nirkabel Low Power Wide Area Network (LPWAN) memimpin dalam skalabilitas, masa pakai, kapasitas, biaya, dan jarak transmisi. Salah satu potensi implementasi adalah pengamatan pada patok perbatasan darat Indonesia dengan negara tetangga, pada pengamatan saat ini dilakukan dengan secara patroli dan tidak diperbarui secara real-time. Penggunaan teknologi LoRaWAN dapat memberikan peningkatan efisiensi dan efektivitas dibandingkan dengan metode yang digunakan sebelumnya, terutama karena karakteristik LoRaWAN yang memungkinkan transmisi data dalam jarak yang jauh dengan konsumsi energi yang rendah. Namun, penting untuk melakukan konfigurasi jaringan yang tepat agar proses pertukaran paket data dapat berlangsung dengan semua node terhubung dengan konsumsi energi yang rendah. Menemukan konfigurasi yang optimal untuk mencapai hasil maksimal dari protokol transmisi LoRa merupakan langkah yang tidak terpisahkan sebelum penerapan dilakukan. Dari hasil simulasi diperoleh efisien energi distribusi yang berifat random uniform centered kombinasi optimal antara jumlah virtual ring dan kluster adalah 3 ring dan 6 ring, nilai bebas atau merata dari Circular arc 2 sampai dengan Circular arc 8 dan memiliki konsumsi energi terendah sebesar 0,56 mJ menggunakan skema routing Next Ring Hop (NRH) dengan critical ring 1.

The fast-paced Long Range Wide Area Network (LoRaWAN) technology for Internet of Things (IoT) systems is undeniable as Low Power Wide Area Network (LPWAN) wireless communications leads the way in scalability, lifetime, capacity, cost, and transmission distance. One of the potential applications is observation at Indonesia's land border with neighboring countries, currently observations are carried out by patrol and are not updated in real-time. The use of LoRaWAN technology can provide increased efficiency and effectiveness compared to the methods previously used, mainly due to the characteristics of LoRaWAN which enable data transmission over long distances with low energy consumption. However, it is important to do the right network configuration so that the process of exchanging data packets can take place with all connected nodes with low energy consumption. Finding the optimal configuration to get the most out of the LoRa transmission protocol is an integral step prior to implementation. From the simulation results obtained efficient energy distribution which is random uniform centered the optimal combination between the number of virtual rings and clusters is 3 rings and 6 rings, the value is free or evenly distributed from Circular arc 2 to Circular arc 8 and has the lowest energy consumption of 0.56 mJ using the Next Ring Hop (NRH) routing scheme with critical ring 1."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tantristanya Maharani C.
"Kemudahan manusia dalam mengakses informasi kapan dan dimana saja adalah tujuan diciptakannya Internet of Things (IoT). Banyak teknologi yang dapat menyokong implementasi IoT berjalan mulus, salah satunya Low Power Wide Area Network (LPWAN). Bertujuan mengirim informasi dalam jarak jauh dan konsumsi energi rendah, LPWAN didukung oleh teknologi physical layer sebagai platform modulasi radio untuk Internet of Things contohnya seperti LoRa. Berbagai data yang diterima oleh sensor node, maka diperlukan sebuah protokol penjadwalan sebelum melakukan transmisi ke base station atau sink node. Dalam riset ini, model penjadwalan yang akan digunakan adalah First Come First Served pada Cluster Head (CH-FCFS) dengan desain topologi jaringan star of stars. Model diimplementasikan ke dalam dua jaringan dengan 25 sensor nodes dan 1 cluster head; 50 sensor nodes dan 2 cluster head. Pengujian sistem model ini menggunakan simulator CupCarbon U-One 4.2. Hasil analisa jaringan pertama dan kedua memiliki keberhasilan pengiriman data sebesar 100% hingga ke sink node. Konsumsi energi 5 tahun untuk sensor node, cluster head S100, dan cluster head S200 adalah 22.732,2 Joule, 1.121.280 Joule, dan 1.121.280 Joule. Konsumsi energi 10 tahun untuk sensor node, cluster head S100, dan cluster head S200 adalah 45.464,4 Joule, 2.242.560 Joule, dan 2.242.560 Joule. Pengaruh dari penggunaan model scheduling dan penyesuaian penggunaan sensor berbasis baterai dijelaskan lebih rinci sesuai komunikasi model konsumsi energi pada simulasi.

The ease with which humans access information anytime and anywhere is the purpose of the creation of the Internet of Things (IoT). Many technologies can support the implementation of IoT running smoothly, one of which is the Low Power Wide Area Network (LPWAN). Aiming at sending information over long distances and low energy consumption, LPWAN is supported by physical layer technology as a radio modulation platform for the Internet of Things for example like LoRa. Various data received by the sensor node, it requires a scheduling protocol before transmitting to the base station or sink node. In this research, the scheduling model that will be used is First Come First Served on Cluster Head (CH-FCFS) with a star of stars network topology design. The model is implemented in two networks with 25 sensor nodes and 1 cluster head; 50 sensor nodes and 2 cluster heads. The system testing of this model uses the CupCarbon U-One 4.2 simulator. The results of the first and second network analysis have the success of sending data by 100% to the sink node. The 5 year energy consumption for sensor nodes, S100 cluster head, and S200 cluster head are 22,732.2 Joules, 1,121,280 Joules, and 1,121,280 Joules. The 10 year energy consumption for sensor nodes, S100 cluster head, and S200 cluster head is 45,464.4 Joules, 2,242,560 Joules, and 2,242,560 Joules. The impact of the use of a scheduling model and adjustments to the use of battery based sensors are explained in more detail according to the communication model of energy consumption in simulations."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Arum Bulan Wijayanti Gunawan
"Sistem pembacaan kWh meter konvesional yang telah dipraktikan beberapa dekade ini sangat bergantung pada tenaga manusia untuk membaca kWh-meter yang dianggap terlalu membutuhkan tenaga kerja serta biaya operasional yang besar terlebih jika lokasi kWh meter sulit untuk dijangkau. Kelemahan sistem tersebut dapat diatasi dengan teknologi yang memungkinkan untuk pembacaan kWh-meter secara real-time dan dapat dilakukan dari jauh namun berdaya rendah yang kemudian dijawab oleh teknologi LoRa. Penelitian ini membahas tentang LoRa, mulai dari teori hingga penerapannya dalam pembacaan kWh-meter berbasis teknologi LoRa. Sebuah percobaan berbasis LoRa diterapkan untuk membaca besaran kWh-meter seperti: energi yang dikonsumsi, tegangan, dan faktor daya. Pada percobaan diterapkan LoRaWAN yang bekerja pada frekuensi 923.2MHz, sesuai dengan alokasi frekuensi untuk Indonesia, yang terhubung dengan server TTN menggunakan gateway multi-channel dan gateway single-channel dan menggunakan sistem keamanan ABP. Monitoring kWh-meter berjalan secara real-time dan baik, dengan jangkauan area yang dapat dicakup sejauh 928 meter dengan RSSI berkisar -115 dBm. Penelitian ini juga menunjukkan bahwa LoRa tidak mampu berkomunikasi ketika terdapat hambatan tanah diantara keduanya. Performa jangkauan yang dihasilkan oleh kedua gateway pun tidak berbeda namun terdapat delay yang lebih besar pada gateway multichannel.

The conventional kWh meter reading system that has been practiced over the past few decades has been very reliant on the ability of humans to read kWh-meters that has involves too much unnecessary labor with higher operational costs when the location of these kWh meters is difficult to access. The weakness of this system can be overcome by technology that allows real- time kWh-meter reading remotely but operates at low-power, hence, LoRa technology. This study discusses LoRa, starting from its theory to its application in reading kWh-meters based on LoRa technology. LoRa-based experiments are applied to read kWh-meter quantities such as energy consumed, voltage, and power factor. In the experiment, LoRaWAN implemented with frequency at 923.2MHz, according to the Indonesia LoRa frequency regulation, which connected to the TTN network server using the multi-channel gateway and the single-channel gateway and uses the security system ABP. KWh-meter monitoring runs in real-time with the coverage area is 928 meters with the value of RSSI -115 dBm. The study also shows LoRa technology is impossible to communicate where there is earth as an obstacle between them. The coverage performances shown by both of the gateways are also not much different, but there is more delay in the multichannel gateway."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aan Rully Sanjaya
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1999
S39011
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Wiwi Pratiwi
"Bagi perusahaan besar dengan kantor cabang yang tersebar di berbagai wilayah, tidak cukup hanya mengandalkan teknologi jaringan area luas (WAN) tradisional untuk menghubungkan jaringan antara pusat data, kantor pusat, dan kantor cabang yang berjauhan. Ini karena operasi WAN tradisional memerlukan banyak perangkat dengan kerumitannya sendiri. Selain itu, komunikasi antara kantor pusat dengan banyak kantor cabang membutuhkan manajemen jaringan yang baik untuk memantau kinerja perangkat cabang agar kegiatan operasional dapat berjalan dengan lancar. SDN adalah metode yang memisahkan Control plane dan Forwarding Plane. Dalam jaringan tradisional, kedua fungsi di atas ada di perangkat yang sama. Salah satu teknologi SDN pada jaringan tersebut adalah SD-WAN. Masalah lain dalam jaringan tradisional adalah infrastruktur WAN terutama menggunakan MPLS, yang bisa sangat mahal dan memiliki bandwidth terbatas. Dengan bertambahnya volume data, kebutuhan MPLS bisa menjadi cukup tinggi dengan biaya mahal. PT. XYZ sebagai perusahaan perbankan yang memiliki cabang yang tersebar dimana-mana harus memperhatikan hal tersebut. Penelitian ini mengusulkan desain dan skenario implementasi yang sesuai dari teknologi SD-WAN yang akan diterapkan pada PT. XYZ agar jaringan eksisting dapat terintegrasi. Dari desain pada DC, DRC, dan Kantor Cabang yang menggabungkan antara teknologi SD-WAN dengan WAN eksisting, serta strategi implementasi yang diusulkan, dapat ditunjukkan bahwa teknologi SD-WAN mampu menjawab kelemahan WAN tradisional dalam hal kemudahan monitoring, peningkatan keandalan jaringan, efisiensi biaya yang diperoleh sebesar 48%, dan fleksibilitas dari sisi implementasi. Selain itu, teknologi SD-WAN ini juga terbukti layak diimplementasikan pada PT. XYZ dengan NPV sebesar Rp. 620.549.485,73 dan IRR sebesar 18.57%.

For large companies with branch offices spread across various r.egions, it is not enough to rely solely on traditional wide area network (WAN) technology to connect networks between remote data centers, head offices, and branch offices. This is because traditional WAN operation requires multiple devices of their own complexity. In addition, communication between the head office and many branch offices requires good network management to monitor the performance of branch equipment so that operational activities can run smoothly. SDN is a method that separates Control plane and Forwarding Plane. In a traditional network, both of the above functions are on the same device. One of the SDN technologies in the network is SD-WAN. Another problem in traditional networks is that WAN infrastructure primarily uses MPLS, which can be very expensive and have limited bandwidth. With the increase in data volume, the need for MPLS can be quite high at a high cost. PT. XYZ as a banking company that has branches spread everywhere, must pay attention to this. This paper proposes a suitable design and implementation scenario of the SD-WAN technology at PT. XYZ with existing network conditions can be integrated. From the proposed design in DC, DRC, and Branch Office that combined SD-WAN technology and existing WAN, and also implementation strategy, it can be shown that SD-WAN technology is able to answer the weaknesses of traditional WANs in terms of ease of monitoring, cost efficiency of 48%, and flexibility in terms of implementation. In addition, the SD-WAN technology has also proven feasible to be implemented at PT. XYZ with NPV of Rp. 620.549.485,73 and an IRR of 18.57%. "
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Arisakti Pribadi
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1992
S38322
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nji Raden Poespawati
"ABSTRAK
Metoda pengukuran dan penilaian unjuk kerja suatu jaringan lokal merupakan bidang yang sangat penting. Dengan mengukur dan menilai suatu jaringan, akan didapat beban kerja dari sistem yang akan dikembangkan, sehingga penggunaan LAN menjadi lebih optimal. Dalam penelitian ini akan dibahas metoda pengukuran dan penilaian unjuk kerja jaringan lokal dengan menggunakan hardware monitor (HP4972A LAN Protocol Analyzer) pada LAN "LORD" di Pusat Riset Informatik (FZI) Karlshue, Jerman."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1998
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Hammond, Joseph L.
Amsterdam: Addison-Wesley, 1986
004.6 HAM p
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Nurachman
"Dalam penggunaan jaringan komputer lokal, prinsip Klien-Pelayan adalah salah satu cara yang umum digunakan dalam menerapkan sistem atau aplikasi yang berdasarkan pada penggunaan bersama (resource sharing) fasilitas-fasilitas jaringan. Salah satu contoh yang telah banyak digunakan adalah sistem pencetakan berkas (print server). Pembuatan tugas akhir ini adalah salah satu contoh lain penerapan prinsip Klien-Pelayan, yaitu membuat suatu fasilitas sistem pelayan job (FASTJOB) pada jaringan computer lokal. FASTJOB memberikan layanan berupa kemampuan untuk mengeksekusi perintah (job) dari suatu workstation ke workstation lain yang bertindak sebagai pelayan job (job server)."
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 1992
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nidar Nadrotan Naim Sujana
"ABSTRAK
Penggunaan teknologi informasi dan komunikasi untuk pemerintah dalam rangka
meningkatkan kualitas layanan publik secara efektif dan efisien dikenal dengan
sebutan e-Government. Implementasi e-government sendiri memerlukan
infrastruktur jaringan intranet dan internet berupa Metropolitan Area Network (
MAN) sebagai urat nadi atau jalan yang disediakan untuk pertukan data antar
Satuan Kerja Perangkat Dinas (SKPD) dan menjalankan berbagai aplikasi sistem
informasi lainnya yang meliputi 25 Satuan Kerja Perangkat Dinas (SKPD)
SKPDdan 39 Kecamatan di Pemerintah Daerah Kabupaten Tasikmalaya.
Setelah menganalisa kondisi eksisting dan permasalahan yang ada menggunakan
(Strength, Weakness, Opportunity, Threats) SWOT dan Matrik Internal Eksternal
maka langkah strategis yang dapat dilaksanakan untuk mengoptimalkan
kapabilitas internal dan memanfaatkan daya tarik industri telekomunikasi dalam
perencanaan Pembangunan Infrastruktur Metropolitan Area Network (MAN) pada
Pemerintah Kabupaten Tasikmalaya ada 4 strategi utama antara lain lain
Menggunakan sistem cluster dan Teknologi Fibre optic ,Membangun data centre
serta Network Operation Centre (NOC) sebagai prioritas utama.Menggunakan
Teknologi VPN untuk akses ke 39 Kecamatan serta menunjuk salah satu SKPD
untuk menjadi leading sektor pembangunan Metropolitan Area Network (MAN)
pada Pemerintah Kabupaten Tasikmalaya.
Pembangunan Metropolitan Area Network ( MAN) di lingkungan Pusat
Pemerintahan Kabupaten Tasikmalaya termasuk Data Center dan akses ke 25
SKPD menggunakan Fiber optic dibutuhkan biaya sebesar Rp1.598.916.000
sedangkan untuk biaya akses internet 8MB dedicated dan sewa VPN akses
mencapai Rp. 861.168.000 pertahun, Implementasi Metropolitan Area Network (
MAN) pada Pemerintah Daerah Kabupaten Tasikmalaya diharapkan dapat selesai
pada tahun 2014

Abstract
Using information communications and technology (ICT) at the government for
improving the quality of public services known as the e-Government.
Implementation of e-government network infrastructure i requires intranet and
internet network in the form of Metropolitan Area Network (MAN) as a way to
serve data exchanged between government working units its also to run the
various many applications which covered 25 working units and small district
offices at Government of Tasikmalaya.
After analyzing the existing condition using (Strength, Weakness, Opportunity,
Threats) SWOT Internal and External Metrics we have strategic step that can be
implemented to optimize internal capabilities of telecommunications industry in
the planning of Infrastructure Metropolitan Area Network (MAN) at the
Government Tasikmalaya district with four main strategies as follows; Using the
cluster system and fibreoptic technology, Building the Network Operation centre
and datacentre as first priority. Using Virtual Private Network (VPN) Techonolgy
for the accsess to 39 small district offices and the las giving the responsibilty to
one office work to lead the development of Metropolitan Area Network (MAN) at
Tasikmalaya Government
The capital expenditure for building Metropolitan Area Network ( MAN) at
Tasikmalaya Government includes the Data Center and acces to 25 SKPD by
Fiber optic need Rp 1.598.916.000 and for the internet access with 8 MB plus
VPN cost need Rp. 861.168.000 peryears. The implementation of Metropolitan
Area Network ( MAN) at Tasikmalaya Government shpuld be done at 2014."
2012
T30772
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>