Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 122262 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Nadya Myesha
"Di zaman modern ini, manusia telah mengembangkan kebutuhan mendasar akan listrik. Dalam Skenario Kebijakan yang Dinyatakan, permintaan listrik dunia meningkat dengan kecepatan 2,1% per tahun hingga tahun 2040, yang merupakan dua kali lipat tingkat permintaan energi primer. Hal ini meningkatkan persentase listrik dalam total konsumsi energi final dari 19% pada tahun 2018 menjadi 24% pada tahun 2040. Di negara-negara yang kuat secara ekonomi, konsumsi listrik diperkirakan akan meningkat dengan sangat cepat. Sayangnya, tantangan di Indonesia adalah permintaan listrik tumbuh lebih cepat daripada pasokannya. Kebijakan Energi Nasional (KEN) atau Kebijakan Energi Nasional memperkirakan tingkat elektrifikasi energi terbarukan sekitar 23% pada tahun 2025. Indonesia memiliki potensi besar untuk mengembangkan energi surya sebagai sumber tenaga listrik utama, karena letak geografisnya yang berada di garis khatulistiwa. . Namun, jumlah ruang yang dibutuhkan untuk pembangkit listrik tenaga surya ini harus dipertimbangkan. Di lingkungan perkotaan, dimungkinkan untuk memasang pembangkit listrik tenaga surya di atap bangunan untuk meningkatkan kuantitas energi yang dapat diakses. Kajian ini dilakukan untuk mensimulasikan kemungkinan sistem PLTS terkoneksi jaringan rooftop pada gedung perkantoran Graha PDSI.

In these modern times, humans have developed a fundamental need for electricity. In the Stated Policies Scenario, the worldwide demand for electricity rises at a pace of 2.1% per year until 2040, which is double the rate of the demand for primary energy. This increases the percentage of electricity in total final energy consumption from 19% in 2018 to 24% in 2040. In economically powerful countries, electricity consumption is expected to increase at an especially rapid rate. The challenge in Indonesia, unfortunately, is that the demand for electricity has grown faster than the supply. The Kebijakan Energi Nasional (KEN) or National Energy Policy forecasts a renewable energy electrification rate of about 23% by 2025. Indonesia has a high potential to develop solar energy as its primary source of electrical power, due to its geographical location seated on the equator. However, the amount of space required for these solar power plants must be taken into consideration. In urban settings, it is possible to install solar power plants on the roof of a structure in order to increase the quantity of accessible energy. This study was conducted to simulate the possibility of a rooftop grid-connected solar power system on the Graha PDSI office building."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sodi Zakiy Muwafiq
"Pulau Sebesi memiliki permasalahan dalam pemenuhuan kebutuhan listriknya. Saat ini Pulau Sebesi menggunakan Pembangkit Listrik Tenaga Diesel untuk mensuplai listrik yang hanya mengalir selama enam jam per hari. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengembangan sistem energi terbarukan yang layak di wilayah Pulau Sebesi, Provinsi Lampung. Untuk mendapatkan sistem energi yang optimal adalah dengan melakukan permodelan biaya ekonomi untuk konfigurasi sistem dan pemilihan lokasi yang tepat untuk penempatan sistem. Untuk mendapatkan konfigurasi sistem yang sesuai dengan biaya terendah simulasi dan optimasi dilakuakan menggunakan perangkat lunak HOMER untuk mendapatkan Nilai Biaya Saai Ini (Net Present cost) dan Biaya Energi Terukur (Levelized Cost of energy) sebagai parameter penentu untuk kelayakan ekonomi. Sedangkan untuk kelaykan teknis adalah melakukan analisis wilayah kesesuaian menggunakan metode Spatial Multicriteria Analysis (SMCA) dengan fuzzy logic. Hasil yang didapatkan dari simulasi dan optimasi HOMER adalah NPC sebesar Rp 62,189 Milyar dan LCoE sebesar Rp 3.909,00. Sedangkan hasil dari SMCA adalah wilayah potensial penempatan sistem dengan total luas 211 Ha. Selain itu didapatkan tiga lokasi optimal untuk masing-masing sistem photovoltaic dan turbin angin dengan melakukan survey lapang hasil validasi dari wilayah potensial yang telah ditentukan. 

Sebesi Island has problems in meeting its electricity needs. At present Sebesi Island uses Diesel Power Plant to supply its electricity that only available for six hours per day. The purpose of this study was to find out the development of a feasible renewable energy system in the Sebesi Island region, Lampung Province. To get an optimal energy system is to do economic cost modelling for system configuration and the selection of the right location for system placement. To get a system configuration that corresponds to the lowest cost simulation and optimization, the HOMER software is used to obtain the Net Present Cost and Measured Cost of Energy as the determining parameters for economic feasibility. Whereas for technical feasibility is to conduct a suitability analysis using the Spatial Multicriteria Analysis method with fuzzy logic. The results obtained from the HOMER simulation and optimization are NPCs of Rp. 62,189,690,000.00 and LCoE of Rp. 3,909.00. While the results of the SMCA are potential areas of system placement with a total area of 211 Ha. In addition, three optimal locations for each PV system and wind turbine were obtained by conducting a field survey of validation results from a predetermined potential area.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bernadeta Giovana Nera De Marsela
"Manggarai Barat adalah kabupaten dengan bentuk kepulauan di Indonesia. Sistem kelistrikan yang ada pada Kabupaten tersebut masih didomunasi oleh pembangkit berbahan bakar fosil. Tujuan studi ini adalah melakukan desain sistem kelistrikan berbasis energi terbarukan hibrida yang terdiri atas Solar PV, angin, panas bumi, dan BESS. Kebutuhan energi listrik akan mencakup sektor residensial, komersial, desalinasi, dan kendaraan listrik. Optimisasi dilakukan dengan piranti lunak HOMER untuk memperoleh Net Present Cost paling rendah tanpa dan dengan adanya skenario interkoneksi untuk 3 pulau. Hasil untuk skenario non interkoneksi menghasilkan NPC sebesar 282,644,479.06 USD dengan sistem kelistrikan hibrida berupa 39.93 MW Solar PV, 56 MW turbin angin, 28.3 MWh BESS, dan impor listrik sebesar 29,194,37MWh panas bumi dari grid (per tahun). Skenario dengan interkoneksi mengasilkan NPC yang lebih tinggi dibandingkan skenario tanpa interkoneksi (299,770,404.04 USD) dengan bauran pembangkit 29.35 MW Solar PV, 59.2 MW turbin angin, 50 MWh BESS, dan impor listrik sebesar 26,566.59 MWh panas bumi dari grid (per tahun). Skenario non-interkoneksi menjadi opsi dengan biaya yang lebih rendah, namun masih relatif tinggi terhadap tarif tenaga listrik yang ada di Indonesia.

West Manggarai is a multi-island regency in east Indonesia. The existing electricity system is still dominated by fossil based-power systems. The aim of the study is to design 100% Hybrid Renewable Energy System of Solar PV, wind, geothermal, and BESS. The electricity demand covers residential, commercial, desalination, and electric vehicle. Optimization is conducted by using HOMER software with the objective function to obtain the lowest Net Present Cost (NPC) in 2025 with and without an interconnection scenario among the three main islands. The result of hybrid system for the nointerconnection scenario has the lowest NPC of 282,644,479.06 USD with 39.93 MW Solar PV, 56 MW Wind power, 28.3 MWh BESS, 29,194,37MWh of of net import from geothermal grid and also 14.02 MW inverter. The interconnection scenario has a higher NPC of 299,770,404 USD with 29.35 MW Solar PV, 59.2 MW Wind power, 50 MWh BESS, 26,566.59 MWh geothermal grid net (yearly), and also 35 MW inverter. No Interconnection scenario prived lower cost, but the tariff is still higher than the existing regulated electricity tariff in Indonesia."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Reyhan Novyandi
"Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara Renewable Energy Consumption (REC), Financial Development (FD), dan Economic Growth (EG) dengan menggunakan Indonesia, Filipina, dan Malaysia sebagai negara yang akan diteliti. Energi terbarukan telah dianggap sebagai cara yang efektif untuk mengatasi pencemaran lingkungan di negara-negara tersebut. Studi sebelumnya menunjukkan kemajuan pengembangan sektor energi terbarukan tergantung pada pertumbuhan ekonomi dan pasar keuangan. Model Autoregressive Distributed Lag (ARDL) digunakan untuk menganalisis data panel antara tahun 1990-2020. Studi menunjukkan bahwa ada korelasi negatif antara EG dan REC dalam jangka pendek, tetapi positif dalam jangka panjang. Ada interaksi yang ditemukan antara FD dan REC. Hasil studi ini dapat memberikan insight untuk pemerintah agar mengembangkan kebijakan yang meningkatkan investasi di sektor energi terbarukan dengan memberikan keringanan pajak dan insentif keuangan. Pemerintah juga harus menetapkan dan menerapkan teknologi yang lebih hijau untuk perusahaan yang terdaftar dan fokus untuk meningkatkan penggunaan sumber energi terbarukan. Sektor keuangan dapat memfasilitasi perusahaan dan pelanggannya melalui penyediaan dana tingkat rendah untuk teknologi energi terbarukan.

The purpose of this study is to determine the relationship between Renewable Energy Consumption (REC), Financial Development (FD), and Economic Growth (EG) by using Indonesia, the Philippines, and Malaysia as case studies. Renewable energy has been considered as an effective way to solve environmental pollution in those countries. Previous studies has shown the progress of renewable energy sector development depends on economic and financial market growth. Autoregressive Distributed Lag (ARDL) model was used to analyze the panel data between 1990-2020. The study shows that there is a negative correlation between EG and REC on short-run, but positive in the long-run. However, there is interactions between FD and REC. That governments should develop policies which increase the investment in the renewable energy sector by giving the tax relief and financial incentive. Governments should also establish and implement greener technologies for listed firms and focus to increase the use of renewable energy sources. The financial sector may facilitate firms and customers through the provision of low rate funds for the latest energy efficient technologies."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisinis Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Donny Triana
"Kebutuhan energi meningkat seiring pertumbuhan penduduk dan aktivitas ekonomi. Energi fosil masih mendominasi, menyebabkan peningkatan polusi udara. Kontribusi energi terbarukan yang ramah lingkungan masih minim dalam bauran energi nasional. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji potensi Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) atap ditinjau dari aspek tekno-ekonomi, sosial-ekonomi dan lingkungan, dengan contoh kasus di Jakarta. Pertama, estimasi luas atap potensial yang tersedia untuk memasang sistem PLTS atap PV dihitung dengan menganalisis data spasial penggunaan lahan dan tapak bangunan menggunakan Sistem Informasi Geografis dan menghitung potensi daya listrik yang dapat dibangkitkan dari luas atap potensial. Kedua, menghitung faktor reduksi emisi CO2 dengan memanfaatan listrik PLTS atap PV serta mengkaji kelayakan ekonomi skala rumah tangga. Terakhir, mengevaluasi difusi PLTS atap PV melalui simulasi model system dynamics untuk menghasilkan rekomendasi kebijakan. Berdasarkan hasil analisis diketahui, potensi listrik PLTS atap di Jakarta dapat memenuhi 69-135% dari kebutuhan listrik saat ini, menurunkan emisi CO2 per tahun 24,43-33,58 juta ton CO2-eq. Sistem PLTS atap PV skala rumah tangga di Jakarta dengan kapasitas 2 kW ke atas telah mencapai nilai keekonomian.

Energy demand increase along with population growth and economic activity. Fossil energy still dominates, causing an increase in air pollution. The contribution of environmentally friendly renewable energy is still minimal in the national energy mix. This study aims to examine the potential of rooftop photovoltaics solar power generation in terms of techno-economic, socio-economic, and environmental aspects, with case study of Jakarta. First, an estimate of the potential available roof area for installing a rooftop PV system is calculated by analyzing the spatial data of land use and building footprint using a Geographic Information System and calculating the potential electrical power can be generated from the potential roof area. Second, calculating the CO2 emission reduction factor by utilizing PV rooftop PLTS electricity and assessing the economic feasibility of household scale. Finally, evaluating the diffusion of PV rooftop solar through system dynamics model simulations to generate recommendations. Based on the analysis, it is known that the electricity potential of rooftop PLTS in Jakarta able to fulfil 69-135% of the current electricity demand, reducing CO2 emissions per year by 24.43-33.58 million tonnes of CO2-eq. The household-scale PV rooftop solar system in Jakarta with a capacity of 2 kW and above has achieved economic value."
Jakarta: Sekolah Ilmu Lingkungan Universitas Indonesia, 2023
D-pdf
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mochammad Rivaldi Roby Madiatama
"Pembangkit listrik di Indonesia saat ini berasal dari beberapa sumber, seperti uap, air, gas, nuklir, panas bumi, biomassa, dan terakhir adalah tenaga surya. Pembangkit listrik tenaga surya merupakan salah satu sumber energi terbarukan yang paling populer di Indonesia. Cara kerja PLTS adalah dengan mengubah sel surya kemudian mengubahnya menjadi energi listrik dengan menggunakan proses efek fotovoltaik. Hal ini menyebabkan banyak gedung/gedung saat ini yang menggunakan Panel Surya untuk menggantikan sumber energi listriknya atau sebagai cadangan listrik jika listrik PLN mati terutama di daerah terpencil seperti pulau atau daerah terpencil yang tidak terjangkau listrik belum. Masih ada 433 desa yang belum teraliri listrik di Indonesia menurut Presiden Joko Widodo dalam rapat video conference pada 3 April 2020, sehingga topik ini lebih relevan dengan situasi saat ini. Di Indonesia, energi terbarukan saat ini dan potensial adalah energi surya, dan energi angin karena negara ini memiliki sumber daya yang melimpah, bersama dengan beberapa potensi panas bumi dan tenaga air terbesar di dunia.
Photovoltaic sendiri tentunya memiliki perhitungan tersendiri untuk menentukan keberlangsungan suatu energi yang akan digunakan pada suatu bangunan agar hemat namun tetap efisien. Eksperimen dalam skripsi ini dilakukan dengan panel surya 670WP untuk mendapatkan kurva karakteristik I-V, yang kemudian diamati dan diproses ke tahap selanjutnya yaitu bagian simulasi. Namun pertama-tama, diperlukan sumber beban yang lebih andal untuk menyelesaikan simulasi yang akan penulis lakukan melalui studi banding. Dengan menggunakan studi banding, data dan informasi yang diambil dari sumber yang terpercaya dan kredibel dapat membantu. Kebutuhan listrik dan karakteristik yang akan disimulasikan dalam naskah ini akan datang dari Mochtar Riady Plaza Quantum. Nantinya, kebutuhan listrik dan karakteristik dari gedung digunakan untuk mengatur beban harian dan per jam dari simulator sistem terbarukan, PVSyst dan HOMER Pro, untuk mengoptimalkan dari aspek ekonomi dan untuk mengetahui biaya energi dan payback period dari sistem. Oleh karena itu, dalam naskah ini penulis akan membahas keekonomian teknis dari desain PV pada bangunan untuk menentukan keberlanjutannya dan juga aspek ekonominya.

The electricity generator in Indonesia currently comes from several sources, such as steam, water, gas, nuclear, geothermal, biomass, and the last is solar. PV or solar power plants are one of the most popular renewable energy sources in Indonesia. The way PV works is by converting solar cells and then converting them into electrical energy using the photovoltaic effect process. This causes many buildings / buildings at this time to use Solar Panels to replace their electrical energy sources or as a backup electricity if the electricity supplied by PLN fails especially in a remote area such as an island or an isolated area in which electricity is not covered yet. There are still 433 villages that still are not covered by electricity in Indonesia according to President Joko Widodo in his video conference meeting on 3rd of April 2020, thus making this topic more relatable to current situation. In Indonesia, the current and potential renewable energy are solar, and wind energy as the country has abundant resources of it, along with some of the world’s greatest geothermal and hydropower potential.
Solar panels or Photovoltaic itself must have its own calculations to determine the sustainability of an energy that will be used in a building so that it is economical yet efficient. The experiment in this manuscript were done practically with 670WP solar panel to obtain a I-V characteristic curve, which then be observed and processed to the next step which is the simulation part. But first, a more reliable load source are needed to complete the simulation which the author will be doing by a comparative study. By using a comparative study, the data and information taken from a reliable and credible source can be helpful. The electrical needs and characteristic that will be simulated in this manuscript will come from Mochtar Riady Plaza Quantum. Later, the electrical needs and characteristic from the building are used to set the daily and hourly load from a renewable system simulator,PVSyst and HOMER Pro, to optimize from the economic aspects and to know the cost of energy and payback period of the system. Therefore, in this manuscript the author will discuss the technical economics of a PV design in a building to determine its sustainability and also the economic aspects.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Dincer, Ibrahim
"This is a research-based textbook, in the area of sustainable energy systems and aimed to address some key pillars, better efficiency, better cost effectiveness, better use of energy resources, better environment, better energy security, and better sustainable development. It also includes some cutting-edge topics, such hydrogen and fuel cells, renewable, clean combustion technologies, CO2 abatement technologies, and some potential tools (exergy, constructal theory, etc.) for design, analysis and performance improvement."
New York: Springer, 2011
e20418588
eBooks  Universitas Indonesia Library
cover
M. Aldrin Julianto
"Energi listrik yang memiliki kualitas daya yang baik dan andal menjadi faktor yang sangat vital untuk mendukung iklim dunia industri yang kompetitif. Pada sektor industri yang memiliki sistem tenaga listrik off grid, sangat penting untuk mengetahui seberapa optimal dan andal sistem tenaga listrik untuk mengantisipasi penambahan beban di masa mendatang. Selain itu dengan memperhatikan perkembangan penetrasi penggunaan energi terbarukan seperti Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) yang semakin meluas dapat mempengaruhi stabilitas sistem tenaga listrik karena sifat intermitensi dan ketersediaannya yang tidak bisa diperkirakan. Hilangnya daya PLTS secara mendadak dapat mengakibatkan permasalahan stabilitas karena penurunan frekuensi pada sistem dan dibutuhkan respon yang cepat dari pembangkit listrik yang ada pada sistem untuk menghindari pemadaman total. Metode yang dilakukan pada penelitian ini dengan membuat pemodelan sistem tenaga listrik menggunakan perangkat lunak Electrical Transient Analyzer Program (ETAP) lalu melakukan simulasi untuk mengetahui mode operasi optimal, dilanjutkan dengan memproyeksikan penambahan beban di masa mendatang yang masih dapat disuplai oleh sistem, serta menghitung berapa penetrasi optimal dari PLTS yang dapat diintegrasikan pada sistem tenaga listrik di industri. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sistem tenaga listrik di industri masih dapat mengantisipasi penambahan beban sampai dengan 80% dari cadangan putarnya dan stabilitas pada sistem masih terjaga dengan baik saat integrasi PLTS dilakukan sebesar 16% dari total beban sehingga sistem tenaga listrik offgrid pada industri tetap terjaga keandalan dan stabilitasnya saat diintegrasikan dengan PLTS.

The need of power system quality and stability is one of the most important thing to increase productivity and competitiveness in industrial process. Some industries have off grid electrical power systems, therefore it is important to know how optimal and reliable the electrical power system to supply load requirements in the future. Since power generation connected to system is limited, so the flexibility of power system in industry is low. In addition, rapid development of penetration of renewable energy source such as solar photovoltaic has an impact of power system stability and quality because of its intermittent, availability, and grid related problems. So when the electrical power from solar photovoltaic is suddenly lost, a frequency instability phenomenon will occur and it will be needed fast response of conventional synchronous generator to prevent power system blackout. The objective of this research was to study power system optimization in industry in terms of quality and stability by considering future load demand and penetration rate of solar photovoltaic by modeling and simulation using Electrical Transient Analyzer Program (ETAP) software then perform a simulation to find out the optimal operating mode, projecting additional future loads that can still be supplied by the system, and calculating the optimum penetration of PV can be integrated into power system. The results showed the power system can still anticipate additional loads of up to 80% of its spinning reserve and power system quality and stability is still well maintained when the PV integration is carried out at 16% of the total load."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Siahaan, Bonardo Jonathan
"EBT di Indonesia merupakan sumber daya yang menjanjikan karena terletak di sekitar garis khatulistiwa dan iklim tropis.Potensi yang tinggi dan juga ambisi yang tinggi dari pemerintah terhadap EBT tidak sebanding dengan pelaksanaan RUEN sejak pertama kali dikeluarkan yaitu mengenai bauran energi 23 pada tahun 2025. Kurangnya minat investor dan banyaknya proyek yang mangkrak merupakan gambaran pelaksanaan yang tidak sesuai. Feed-in Tariff FiT seharusnya menjadi perangsang masyarakat dan investor untuk berinvestasi, tetapi malah sebaliknya, investor ditekan untuk menjual dengan harga murah.
Penilaian FiT PLTS Fotovoltaik ini mencakup wilayah yang dikeluarkan kementrian ESDM, sehingga pemerintah dapat sadar bahwa nilai FiT yang lebih baik perlu untuk menaikkan investasi EBT, khususnya PLTS Fotovoltaik. Perhitungan FiT menggunakan metode LCOE, berdasarkan penelitian terkait dan spesifikasi peralatan dengan kondisi sekarang dan juga kondisi penurunan efisiensi kapasitas dan harga pv modul. Nilai discount rate dan Energi yang dihasilkan merupakan parameter sensitivitas karena berpengaruh terhadap kebijakan.
Berdasarkan perhitungan FiT, daerah terluar Indonesia, bukan ibukota provinsi atau wilayah Jawa-Bali merupakan daerah dengan sarana dan situasi yang menarik untuk melakukan investasi PLTS Fotovoltaik.Pentingnya penentuan asumsi keekonomian, teknologi yang digunakan dan tata cara instalasi / maintenance PLTS supaya kebijakan yang selanjutnya dapat dikeluarkan dapat tepat sasaran.

RE in Indonesia is a promising power resource because it lies around the equator and tropical climate. The high potential and high ambition of the government against RE is not comparable with the implementation of RUEN since first issued regarding the energy mix is 23 in 2025. The lack of investor interest and the number of projects that faded is a description of implementation that is not appropriate. Feed in Tariff FiT should be a stimulant for investors to invest, but instead, investors are pressed to sell at a bargain price. The Photovoltaic FiT location assessment is issued by the ESDM ministry, so the government can be aware that better FiT values are necessary to raise EBT investments.
FiT calculation use LCOE method, based on related research and equipment specification with current condition and also condition of decreasing efficiency of capacity and price of pv module. The value of the discount rate and the energy generated are sensitivity parameters, because it affects the policy.
Based on the calculation of FiT, the outer regions of Indonesia, not the provincial capital or the region of Java Bali is an area with interesting facilities and situations to invest in Solar PV Power. The importance of the determination of economic assumptions, technology used and procedures PLTS installation maintenance so that the policy can be issued can be on target.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2018
T49197
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>