Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 195613 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Mukhlizar Nirwan Samsuri
"Kesalahan ejaan dapat dibagi menjadi dua jenis, non-word errors dan real-word errors. Non-word errors adalah kesalahan eja yang tidak terdapat dalam kamus, sedangkan real-word errors adalah kata yang terdapat pada kamus tetapi berada pada tempat yang tidak tepat pada kalimat. penelitian ini berfokus pada koreksi ejaan untuk non-word errors pada teks formal Bahasa Indonesia. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk membandingkan efektivitas tiga jenis struktur kamus untuk koreksi ejaan, antara lain kamus terdistribusi, kamus PAM (Partition Around Medoids), dan kamus menggunakan struktur data trie. Ketiga jenis kamus juga akan dibandingkan dengan kamus sederhana yang dijadikan sebagai baseline. Tahap pengurutan kandidat (ranking correction candidates) dilakukan dengan menggunakan dua variasi dari edit distance, yaitu Levenshtein dan Damerau-Levenshtein dan n-gram. Guna mendukung penelitian ini, dibangun dataset gold standard dari 200 kalimat yang terdiri dari 4.323 token dengan 288 di antaranya adalah non-word errors. Berdasarkan kombinasi tipe kamus dan edit distance, didapatkan hasil bahwa struktur data trie dengan Damerau-Levenshtein distance memperoleh accuracy terbaik untuk menghasilkan kandidat koreksi, yaitu 95,89% dalam 45,31 detik. Selanjutnya, kombinasi struktur data trie dengan Damerau-Levenshtein distance juga mendapatkan accuracy terbaik dalam memilih kandidat terbaik, yaitu 73,15%.

Spelling errors can be divided into two groups: non-word and real-word. A non-word error is a spelling error that does not exist in the dictionary, while a real-word error is a real word but not on the right place. In this work, we address the non-word errors in spelling correction for Indonesian formal text. The objective of our work is to compare the effectiveness of three kinds of dictionary structure for spelling correction, distributed dictionary, PAM (Partition Around Medoids) dictionary, and dictionary using trie data structure, with the baseline of a simple flat dictionary. We conducted experiments with two variations of edit distances, i.e. Levenshtein and Damerau-Levenshtein, and utilized n-grams for ranking correction candidates. We also build a gold standard of 200 sentences that consists of 4,323 tokens with 288 of them are non-word errors. Among the various combinations of dictionary type and edit distance, the trie data structure with Damerau-Levenshtein distance gets the best accuracy to produce candidate correction, i.e. 95.89% in 45.31 seconds. Furthermore, the combination of trie data structure with Damerau-Levenshtein distance also gets the best accuracy in choosing the best candidate, i.e. 73.15%."
Depok: Fakultas Ilmu Komputer, 2023
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Kristianetta Poetri
"Dalam menulis bahasa Korea, kesalahan ejaan bahasa Korea yang dilakukan oleh penutur jati masih sering ditemukan. Penelitian ini berfokus pada analisis kesalahan ejaan bahasa Korea yang dilakukan oleh anggota grup NCT DREAM yang merupakan penutur jati bahasa Korea. Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan kesalahan ejaan bahasa Korea yang dilakukan oleh penutur jati bahasa Korea dalam grup NCT DREAM. Pertanyaan penelitian yang diangkat adalah bagaimana kesalahan ejaan dalam penulisan bahasa Korea yang dilakukan oleh anggota grup NCT DREAM pada postingan di X. Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian analisis deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Sumber data yang digunakan berupa postingan anggota grup NCT DREAM di X pada Januari 2022 hingga Desember 2022. Hasil analisis menyatakan bahwa kesalahan tertinggi yang ditemukan pada postingan anggota grup NCT DREAM adalah kesalahan penggunaan spasi (51.75%) yang diikuti dengan kesalahan ejaan pada tingkat bunyi (28.95%), kesalahan ejaan pada tingkat suku kata (14.04%), dan kesalahan penggunaan tanda baca (5.26%).

In writing Korean, Korean spelling mistakes made by native speakers are still often found. This study focuses on analyzing Korean spelling errors made by members of the group NCT DREAM who are native speakers of Korean. This study aims to explain the Korean spelling mistakes made by Korean native speakers in the NCT DREAM group. The research question raised is how spelling mistakes in Korean writing are made by members of the NCT DREAM group in X posts. The research method used is descriptive analysis research method with qualitative approach. The data source used is the posts of NCT DREAM group members on X from January 2022 to December 2022. The results of the analysis state that the highest error found in the posts of NCT DREAM group members is spacing errors (51.75%) followed by spelling errors at the sound level (28.95%), spelling errors at the syllable level (14.04%), and punctuation errors (5.26%)."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2024
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Vikor, Lars S.
Dordrecht-Holland: Foris Publications, 1988
499.22 VIK p
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Mudd, Norma
London: Hodder & Stoughton Educational , 1998
372.63 MUD e
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Tarigan, Henry Guntur
Bandung : Angkasa, 1985
499.211 TAR p
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Bernard Amadeus Jaya
"Pelajar Indonesia menghadapi banyak kesulitan dalam pelafalan bunyibunyi bahasa Inggris. Akan tetapi, dua segmen khususnya, memiliki tingkat kesilapan yang sangat tinggi. Beberapa studi oleh peneliti Indonesia telah memperlihatkan bahwa dental frikatif dalam bahasa Inggris /θ/ dan /ð/ adalah bunyi yang paling sulit dilafalkan oleh penutur asli bahasa Indonesia speakers (lihat Pardede 2007, Tiono & Yostanto 2008). Hal yang menarik adalah bahwa fenomenon yang sama terjadi untuk penutur asli bahasa lainnya (penutur bahasa Belanda, contohnya, lihat Wester, et al. 2007). Cara untuk mengatasi kesulitan ini salah satunya adalah untuk menggantikan segmen tersebut.
Penelitian ini menelusuri bagaimana pelajar Indonesia menggantikan dental frikatif bahasa Inggris dengan fonem lain, apa yang digunakan untuk menggantikannya, dan mengapa digantikan. Berbeda dengan publikasi lainnya yang menggunakan mahasiswa sebagai subyek, participan penelitian ini tidak memiliki kompetensi bahasa inggris yang tinggi dan berusaha untuk merepresentasi populasi Indonesia secara akurat. Ada limabelas (15) orang subyek yang diambil dari sebuah kelas General English. Participan memiliki perbedaan dalam umur, jenis kelamin, dan pekerjaan.
Eksperimen ini menggunakan tiga macam ujian untuk mengumpulkan data-mendeskripsikan gambar, membaca kalimat, dan membaca daftar kata. Tuturan direkam lalu dianalisis secara manual sebelum dikonfirmasi hasil transkripnya dengan sebuah program data analisis fonetik yang bernama PRAAT. Lalu hasil transkrip dianalisis dengan Optimality Theory untuk menjelaskan latar belakang penggunaan substitusi yang optimal.
Hasil penelitian memperlihatkan bahwa orang Indonesia secara umum menggunakan dua fonem yang berbeda untuk mensubstitusikan dental frikatif dalam bahasa Inggris, tetapi yang menarik adalah bahwa posisi segmen dental frikatif (voiced) dalam kata menentukan substitusinya.

While Indonesian students encounter plenty of difficulties in pronouncing English sounds, two segments, in particular, are notorious for its rate of error. Recent studies by Indonesian scholars have shown that the dental fricatives of English /θ/ and /ð/ have been rated as some of the most difficult segments to be pronounced by Indonesian speakers (see Pardede 2007, Tiono & Yostanto 2008). This is surprisingly true for speakers of several other languages as well (Dutch, for example, see Wester, et al. 2007). One of the ways to deal with a difficult segment is to replace them.
This research looks at how Indonesian learners of English replace dental fricatives with other phonemes, what they use to replace those segments, and why. Contrary to related publications on error analysis that utilizes university students as their subjects, the subjects here are not advanced in English and strive to represent the Indonesian population more accurately. The participants are fifteen (15) students in a General English class. Theyvary in age, gender, and occupation.
The experiment uses three tests to gather data to ensure maximum validity- describing pictures, reading sentences, and reading from a word list. The speech data is recorded and then analyzed manually before it is confirmed using a computer phonetic data analysis program called PRAAT prior to an Optimality Theory to investigate the background of the optimal substitute.
Results show that Indonesians generally use two different phonemes to replace the English dental fricatives, but the interesting finding is that the position for the voiced dental fricative determines its substitute.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2012
S1837
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Ariq Salsabil
"Dalam penelitian ini dianalisis proses fonetis tiga lagu berbahasa Jerman yang merupakan soundtrack video game ‘Wolfenstein: The New Order’, yaitu Weltraum Surfen, Mein Kleiner VW, dan Berlin Boys & Stuttgart Girls. Ketiga lagu tersebut masing-masing memiliki sudut pandang yang berbeda dan dianalisis berdasarkan teori proses fonetis Altmann & Ziegenhain (2007) dan Muslich (2008) yang hanya berfokus pada proses asimilasi yang terdiri dari asimilasi progresif dan regresif, serta zeroisasi yang terdiri dari aferesis, sinkop, apokop, dan metatesis. Penulis mentranskripsikan lirik lagu secara fonetis dan menggunakan metode kualitatif dalam menganalisis proses fonetis yang muncul. Metode kuantitatif digunakan dalam menghitung frekuensi proses fonetis yang muncul digolongkan berdasarkan jenisnya. Berdasarkan hasil penelitian, jenis proses fonetis yang muncul berkaitan dengan sudut pandang lagu, kecuali pada proses metatesis. Dalam bahasa Jerman, pemilihan sudut pandang lagu mempengaruhi tata bahasa kalimat pada lirik yang mempengaruhi bunyi yang dilafalkan, sehingga terdapat perbedaan frekuensi data asimilasi dan zeroisasi pada ketiga lagu tersebut. Pada asimilasi progresif dan zeroisasi jenis sinkop, prosesnya kerap ditemukan pada lagu Weltraum Surfen dan Berlin Boys & Stuttgart Girls yang memiliki sudut pandang orang pertama dan ketiga jamak, namun pada jenis apokop dan asimilasi regresif hanya dapat ditemukan pada lagu Mein Kleiner VW yang memiliki sudut pandang orang pertama tunggal. Selain itu, dalam penelitian ini ditemukan juga beberapa kata yang memenuhi kaidah asimilasi tetapi tidak diasimilasikan oleh penyanyi.

This study analyzes the phonetic process of three German songs which are the soundtrack of the video game 'Wolfenstein: The New Order', namely Weltraum Surfen, Mein Kleiner VW, and Berlin Boys & Stuttgart Girls. Each song has a different point of view and is analyzed using phonetical process theories by Altmann & Ziegenhain (2007) and Muslich (2008), which only focused on assimilation, deletion, and metathesis process. The lyrics are transcribed phonetically while using the qualitative method to analyze the phonetical process that appears. A quantitative method was used to find out the frequency of the data of each song. According to the results, the types of the phonetical process were related to the song’s point of view, except for the metathesis process. The song’s point of view affects the grammatical aspects of the lyrics, thus also affecting the pronunciation of each word. Progressive assimilation and syncope types is the most common process found in Weltraum Surfen and Berlin Boys & Stuttgart Girls which have plural first- and third-person point of view. On the other hand, apocope and regressive assimilation can only be found in Mein Kleiner VW which has a singular first-person point of view. Furthermore, few words meet the requirements of certain phonetic processes such as assimilation but weren’t assimilated by the singer."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2021
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Putu Mas Dewi Pratiwi
"Latar Belakang. Menurut The Institute of Medicine sekitar 7.000 orang Amerika tewas setiap tahun akibat kesalahan pengobatan. Kesalahan pengobatan terdairi dari kesalahan diagnosis, resep, dosis, pemberian obat, dan ketidakterbacaan tulisan dokter. Rumah Sakit Karya Bhakti sudah memiliki sistem yang terkomputerisasi untuk pengelolaan farmasi namun ada sejumlah resep tidak tertebus dari 233 lembar resep dan 577 resep pada setiap harinya.
Tujuan. Menganalisa kesiapan pelayanan farmasi rawat jalan dalam penerapan sistem e-resep.
Metode Penelitian. Jenis penelitian adalah kualitatif analitik yang dilakukan pada bulan Mei tahun 2013 di Rumah Sakit Karya Bhakti, Bogor, Jawa Barat. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah Systematic Literature Review dan wawancara mendalam.
Hasil Penelitian. Model sistem e-resep yang paling cocok diterapkan di Rumah Sakit Karya Bhakti adalah kombinasi EPPAMS dan ETP. Sistem kombinasi ini bertujuan agar sistem e-resep memiliki pengaman dalam bentuk barcode dan memiliki sistem pengingat untuk pasien-pasien dengan pengobatan berkala. Kesiapan faktor sistem adalah 83% (sudah siap). Kesiapan faktor sumber daya manusia adalah 59% (kurang siap). Kesiapan faktor lingkungan pekerjaan adalah 72% (cukup siap). Kesiapan faktor pendukung adalah 83% (sudah siap).
Kesimpulan. Rumah Sakit Karya Bhakti cukup siap menerapkan sistem e-resep (kesiapan 69%).

Background. According to The Institute of Medicine, 7,000 Americans die each year due to treatment errors. Those errors include inaccuracy in diagnosis, prescription, dosage, drug delivery, and unreadable handwriting from physicians. Karya Bhakti Hospital already has a computerized system to manage the pharmacy sector but there still happens a condition that numbers of prescriptions has not been filled from 233 sheets and 577 prescriptions each day.
Objective. Analyzing the readiness of outpatient pharmacy services in eprescribing implementation.
Method. This study used analytical qualitative method which had been conducted in May 2013 at Karya Bhakti Hospital, Bogor, West Java. The data was collected using Systematic Literature Review and in-depth interview.
Result. The model of e-prescribing system, which is most suitable for Karya Bhakti Hospital, is a combination of EPPAMS and ETP. The system aims to build safe e-prescribing in the system with barcode as a tool and to make a reminder system for the patient with regular treatments. The result of the study shows that system factors 83% (already ready), human resources factors 59% (less ready), environment factors 72% (quite ready), and supporting factors 83% (already ready).
Conclusion. Karya Bhakti Hospital is ready enough to carry out the e-prescribing system (69% of readiness)."
Depok: Universitas Indonesia, 2013
T35934
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Zahra Putri Zharfani Miftah
"Berdasarkan data Global Burden of Disease (GBD) tahun 1990 sampai 2017, diketahui terjadi peningkatan insiden keselamatan pasien sebesar 42% khususnya pada efek samping pengobatan. Perhimpunan Rumah Sakit Seluruh Indonesia (PERSI) menyatakan persentase KNC dan KTC di Indonesia pada tahun 2015-2019 meningkat, masing-masing meningkat sebanyak 5%. Berdasarkan PMK 72 tahun 2016 penyelenggaraan pelayanan kefarmasian harus mengutamakan keselamatan pasien. Kejadian medication error merupakan salah satu insiden keselamatan pasien yang dapat berdampak pada kondisi pasien, kondisi tenaga kesehatan yang terlibat, dan ekonomi pada fasilitas kesehatan. Untuk menghindari kejadian medication error maka pelayanan kefarmasian perlu melakukan manajemen risiko. Tujuan dari penelitian ini yaitu memperoleh pencegahan medication error menggunakan desain Healthcare Failure Mode and Effect Analysis (HFMEA) pada Unit Farmasi Rumah Sakit X tahun 2024. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah pendekatan kualitatif dengan jenis penelitian operational research Hasil dari penelitian ini yaitu mengetahui faktor organisasi dan faktor tenaga kesehatan yang dapat menyebabkan medication error. Desain HFMEA dari penelitian ini menyimpulkan terdapat 7 penyebab kegagalan pelayanan kefarmasian dan 9 rencana aksi yang dapat diimplementasikan pada Unit Farmasi RS X untuk mencegah insiden medication error. 

Based on Global Burden of Disease (GBD) data from 1990 to 2017, patient safety incidents increased 42%, especially in treatment side effects. Perhimpunan Rumah Sakit Seluruh Indonesia (PERSI) states that the percentage of KNC and KTC in Indonesia in 2015-2019 increased 5%. Minister of Health regulations of 2016 Standards pharmaceutical services must prioritize patient safety. Medication errors are one of the patient safety incidents that can have an impact on the patient's condition, the condition of the health workers involved, and the economy of the health facility. To prevent medication errors, pharmacy services need to manage the risk. The objective of this research is to conclude prevention of medication errors using the Healthcare Failure Mode and Effect Analysis (HFMEA) design at the Pharmacy Unit of Hospital X in 2024. This study employs a qualitative approach within the operational research framework. The findings reveal organizational dan healthcare staff factors that contribute to medication errors. The HFMEA design from this study concludes with identifying 7 failure causes in pharmacy services dan recommend 9 action plans that can be implemented in the Pharmacy Unit of Hospital X to prevent medication error incidents."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mustakim
Jakarta : Gramedia Pustaka, 1996
499.221 MUS t
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>