Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 80734 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Aldam Naufal Fauzan
"Tanjung Lesung merupakan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 26 Tahun 2012 tentang Kawasan Ekonomi Khusus Tanjung Lesung. Pengamatan yang dilakukan pada area Tanjung Lesung Beach Hotel didapat bahwa telah terjadi abrasi pada garis pantai dengan rata-rata sekitar 40m sejak tahun 1985 sampai dengan 2022. Upaya pengembalian garis pantai di area Tanjung Lesung Beach Hotel dilakukan dengan mendesain bangunan breakwater dan Revetmen. Pembangunan bangunan tersebut diharapkan dapat menambah garis pantai pada area Tanjung Lesung Beach Hotel mengingat daerah tersebut termasuk kedalam Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) dimana salah satu tujuan pemerintah yaitu mendukung kemajuan ekonomi kawasan pariwisata dan perikanan.

Tanjung Lesung is a Special Economic Zone (SEZ) based on the Presidential Regulation No. 26 of 2012 on Tanjung Lesung Special Economic Zone. Observations in the Tanjung Lesung Beach Hotel area have shown that the coastline has been eroded by an average of approximately 40 metres from 1985 to 2022. Efforts to restore the coastline in the Tanjung Lesung Beach Hotel area will be carried out through the design of breakwater and Revetmen buildings. The construction of these structures is expected to increase the shoreline in the Tanjung Lesung Beach Hotel area, considering that the area is included in the Special Economic Zone (SEZ), where one of the government's goals is to support the economic progress of tourism and fishing areas.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Napitupulu, Reynaldo Vernandes Matheus
"Pantai Lalassa ditetapkan menjadi Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) yang diprioritaskan dalam pembangunan nasional berdasarkan Peraturan Presiden nomor 3 Tahun 2016 serta Peraturan Presiden Nomor 56 Tahun 2018 tentang Perubahan Kedua atas Perpres Nomor 3 Tahun 2016 dan Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2020. Abrasi dan erosi yang terjadi pada Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Tanjung Lesung telah terjadi dalam jangka waktu cukup lama termasuk salah satunya adalah Pantai Lalassa sehingga mengakibatkan kondisi pantai yang kritis. Pada Tahun 2021, PT. Banten West Java (BWJ) selaku pengelola kawasan KEK Tanjung Lesung mengusulkan infrastruktur dalam bentuk breakwater di Pantai Lalassa sebagai perlindungan pantai dan kawasan wisata.

Lalassa Beach is appointed as a Special Economic Zone (SEZ), prioritized in national development based on Presidential Regulations No. 3/2016 and Presidential Regulations No. 56/2018 concerning the Second Amendment to Presidential Regulations No. 3/2016 and Government Regulations No. 26/2020. Abrasion and erosion occurred in the Special Economic Zone (SEZ) of Tanjung Lesung, which has happened for quite a long time, including one of them is Lalassa Beach resulting in critical conditions. In 2021, PT. Banten West Java (BWJ), as the administrator of the Tanjung Lesung SEZ area, has proposed a coastal infrastructure in the form of a breakwater at Lalassa Beach as protection for coastal and tourist areas."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
"Bangunan sebagai tempat manusia melakukan aktifitasnya perlu dipertahankan keandalannya untuk dapat terus melayani aktifitas manusia sesuai dengan konsep desain perancangan. Dalam rangka meningkatkan keandalan bangunan, penulisan ini akan berusaha mengidentifikasi faktor-faklor keandalan bangunan sebagai permasalahan penelitian. Melalui metoda penulisan dengan menggunakan studi kasus dan studi lileratur, penulisan ini menjelaskan tentang faktor keselamatan, kemudahan, kenyamanan dan kesehatan sebagai faktor-faktor keandalan bangunan."
720 JIA 4:1 (2007)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Tambunan, Michael Loreantz Steven
"Sebuah struktur yang didesain dengan baik serta melewati tahap konstruksi yang tepat akan mengurangi terjadinya berbagai resiko kerugian yang mungkin ada pada sebuah pekerjaan konstruksi. Sebagai konsekuensinya, perkembangan teknologi BIM menjadi solusi dalam mewujudkan hal tersebut melalui kemampuan integrasi informasi yang ditawarkan. Dalam penelitian ini dilakukan analisis dan desain pada sebuah struktur multitower dengan penggunaan BIM selama proses desain. Penelitian dilakukan dengan melanjutkan proses desain dua buah struktur yang sudah didesain secara terpisah secara sekaligus saat dihubungkan skybridge. Penelitian dimulai dengan menghubungkan dua buah struktur tanpa adanya perubahan dimensi elemen untuk melihat perubahan perilaku struktur dengan konsisten. Penelitian dilanjutkan dengan melakukan evaluasi desain menggunakan analisis respon spektrum dan riwayat waktu pada struktur yang telah dihubungkan. Integrasi BIM kemudian dilakukan untuk memperoleh volume beton dan penulangan yang diperlukan dalam perhitungan biaya. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa dua buah struktur yang terpisah akan mengalami perilaku dinamik saat dihubungkan yang akan berpengaruh pada desain struktur, terutama dalam menahan gaya lateral seperti beban gempa. Lebih lanjut, hasil dari penelitian ini menunjukkan adanya potensi bagi BIM untuk membantu proses desain dan pengolahan hasil desain walau belum sempurna dan perlu dikembangkan lebih lanjut.

A well-designed structure that goes through proper construction stages will reduce the risk of losses that may be apparent in construction work. Consequently, the development of BIM technology becomes a solution for achieving it through the ability of information integration that it offers. In this study, analysis and design of a multitower structure are conducted with BIM usage during the design process. The study is carried out by designing two separately designed structures when a skybridge connects them. The study is started by joining both structures without any changes in element sizes to compare the changes in the structural behavior consistently. The study is then continued by doing design evaluations on the connected structure with response spectrum and time history analyses. BIM integration is then used to obtain concrete and bar volumes necessary for cost calculations. The results show that two separate structures will have changes in their dynamic behaviors when they are connected, which will affect their design, especially in resisting lateral forces like earthquake load. Further, this study shows the potential of BIM in helping structural designs process despite its imperfections and further developments needed.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Optimasi kinerja bangunan gedung melalui pendekatan pasif desain dapat meminimalkan konsumsi energl pada saat fase operasional (Arif Kamal, M. 2012), (Samanta, A. 2013 ). Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi kinerja bangunan melalui kajian simulasi Ecotect dan hasil pengukuran lapangan pada gedung convention center Grha Wiksa Praniti di Bandung. Metode yang digunakan adalah komparasi kualitatif dengan membandinqan antara hasil simulasi Ecotect dengan standar dan hasil penelitian lain yang sudah dilakukan. Analisis data pengukuran lapangan digunakan sebagai validasi hasil simulasi. Pengukuran lapangan menggunakan instrumen Questemp, Kanomax dan Lux meter selama pukul kerja; yaitu mulai 08.00 - 18.00. Parameter yang diukur adalah temperatur udara [Tdb, Tqlobe], kelembaban (RH), kecepatan angin (v) dan pencahayaan (Lux). Pengukuran temperatur juga dilakukan dengan menggunakan Data Logger selama 24 pukul pada ruang-ruang dengan fungsi utama yaitu ruang rapat timur, ruang rapat barat, ruang pameran, dan ruang konvensi. Analisis kinerja termal dilakukan dengan membandingkan suhu operatif (TO) dengan SNI (Standar Nasional Indonesia). Perbandingan suhu udara netral (Tn) dari perhitungan rumus ASHRAE dan suhu netral (Tn) rata-rata dari hasil penelitian kenyamanan adaptif dari beberapa penelitian juga dilakukan. Analisa pencahayaan mengacu pada standar besaran Lux yang sesuai dengan SNI 6197:2011. Hasil dari penelitian ini adalah rekomendasi untuk perbaikan sistem penghawaan dan pencahayaan alami pada ruang-ruang yang belum memenuhi standar termal dan standar intensitas cahaya pada saat pukul operasional bangunan."
728 JUPKIM 9:1 (2014)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Tri Mardjoko
Jakarta : Lembaga Teknologi Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1989,
R 624.1 Uni a
Buku Referensi  Universitas Indonesia Library
cover
Yoanna Ristya
"Wilayah Tanjung Lesung merupakan wilayah pesisir yang menjadi kawasan pariwisata prioritas Indonesia yang memiliki ancaman tsunami. Wilayah ini merupakan area terdampak tsunami selat sunda 2018 dan mengalami berbagai kerugian termasuk korban jiwa. Tujuan penelitian adalah melakukan analisis terhadap tingkat ketahanan bencana pada aspek fisik lingkungan, sosial dan ekonomi. Penelitian juga bertujuan untuk merekomendasikan konsep penataan ruang berbasis ketahanan bencana di wilayah Tanjung Lesung. Pengumpulan data dilakukan melalui wawancara kuesioner dengan Teknik Cluster random sampling sebagai teknik pemilihan responden. Metode analisis multi-dimensional scaling dan analisis spasial digunakan dalam menjawab tujuan penelitian. Hasil penelitian menunjukan wilayah penelitian masih didominasi dengan tingkat cukup pada aspek lingkungan dan sosial namun kurang pada aspek ekonomi. Selain itu, terdapat penggunaan lahan permukiman dan lokasi matapencaharian masyarakat yang berada pada wilayah sangat bahaya. Kesimpulan penelitian ini adalah masih terdapat aspek ketahanan bencana yang tidak terpenuhi dalam penataan ruang wilayah penelitian.

The Tanjung Lesung area is a coastal area that is a priority tourism area for Indonesia that has a tsunami threat. This area is an area affected by the 2018 Sunda Strait tsunami and suffered various losses including casualties. This study aims to analyze the level of disaster resilience in the physical, environmental, social and economic aspects. The research also aims to recommend the concept of spatial planning based on disaster resilience in the Tanjung Lesung area. Data was collected through questionnaire interviews with cluster random sampling technique as a respondent selection technique. Multi-dimensional scaling analysis methods and spatial analysis are used to answer the research objectives. The results showed that the research area was still dominated by a sufficient level in environmental and social aspects but lacking in economic aspects. In addition, there are residential land uses and community livelihood locations located in very dangerous areas. The conclusion of this study is that there are still aspects of disaster resilience that are not fulfilled in the spatial planning of the research area."
Jakarta: Sekolah Ilmu Lingkungan Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Usep Hasan Sadikin
"Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan tipologi fisik pantai yang
digunakan sebagai kegiatan wisata dan menentukan di mana pantai wisata yang
ideal bagi kegiatan rekreasi dan pengembangan wisata pantai di Anyer-Tanjung
Lesung, Provinsi Banten. Pantai wisata tipe ideal mempunyai, atau mendekati
pada, tipologi fisik pantai yang lebar, tidak berkarang, air tanah tawar dan jauh
dari jalan raya. Sedangkan pantai wisata kurang ideal mendekati pada tipologi
fisik pantai yang sempit, berkarang, air tanah payau dan dekat dari jalan raya. Dari
tipologi fisik tersebut, pantai wisata yang memiliki tipologi fisik yang ideal adalah
Pantai Bandulu, Pantai Teluk Lada, dan Tanjung Lesung. Sedangkan pantai wisata
yang kurang ideal adalah Pantai Anyer, Pantai Carita dan Pantai Labuan"
Depok: [Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, ], 2008
S34087
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Willyam
"Gabungan sektor bangunan dan konstruksi menyumbang lebih dari sepertiga konsumsi
energi final global dan hampir 40% dari total emisi CO2 langsung dan tidak langsung.
Di antara semua jenis bangunan komersial, intensitas penggunaan energi bangunan
hotel adalah yang paling tinggi di antara jenis bangunan komersial lainnya. Dan di
antara berbagai tahapan siklus hidup bangunan, tahapan operasi menyumbang sebagian
besar konsumsi energi. Sayangnya, seringkali sebagian besar energi yang digunakan
disebabkan oleh pemborosan yang tidak perlu dan penggunaan yang tidak terkontrol.
Pendekatan bisnis-seperti-biasa dalam melacak penggunaan energi melalui tagihan
bulanan biasanya terlambat (post-facto) dan terlalu kasar (berada di tingkat bangunan
secara keseluruhan) untuk mengidentifikasi penyebab pemborosan. Dan jika masalah
tetap tidak terdeteksi untuk waktu yang lama, dapat menyebabkan sekitar 15 hingga 30
persen energi terbuang percuma di gedung komersial. Hal ini akan berdampak pada
pengeluaran rutin hotel yang pada akhirnya akan mengurangi keuntungan bulanan. Oleh
karena itu, perlu dicari cara atau sistem untuk meningkatkan kinerja operasional agar
lebih efisien dalam penggunaan energi tanpa mempengaruhi kesehatan dan kenyamanan
pengguna bangunan, khususnya tamu hotel. Dalam upaya mencari jawabannya
dilakukan studi pustaka, kuesioner dan wawancara terstruktur terhadap objek studi PT.
Archipelago International Indonesia (PT. AII). Perusahaan ini merupakan operator hotel
swasta dan independen terbesar di Indonesia, namun sayangnya implementasi efisiensi
energi dalam kegiatan operasional masih dilakukan secara manual dan dalam skala kecil.
PT. AII memiliki banyak portofolio sehingga cocok untuk dijadikan objek penelitian.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang berpotensi dalam
penghematan energi, dan seberapa besar peningkatan efisiensi energi yang dapat dicapai
dalam kegiatan operasional hotel PT. AII, sehingga dapat mengurangi biaya rutin
bulanan hotel dan pada akhirnya meningkatkan keuntungan. Untuk menguji pengaruh
variabel-variabel independen tersebut terhadap variabel dependen, dilakukan survey
kuantitatif kepada profesional operasional hotel, yang kemudian akan diolah dan
dianalisis dengan metode Structural Equation Modeling Partial Least Square (SEMPLS).
Hasil studi menunjukkan bahwa di antara keempat variabel, tantangan dalam
penerapan efisiensi energi adalah faktor yang paling berpengaruh terhadap peningkatan
efisiensi energi pada kegiatan operasional hotel PT. AII.

The building and construction sectors combined account for more than a third of global
final energy consumption and nearly 40% of total direct and indirect CO2 emissions.
Among all types of commercial buildings, the energy use intensity of hotel buildings is
the highest among other types of commercial buildings. And between the various stages
of the building's life cycle, the operation stages account for the majority of energy
consumption. Unfortunately, often most of the energy used is caused by unnecessary
waste and uncontrolled use. The business-as-usual approach of tracking energy use
through monthly bills is usually late (post-facto) and too abrasive (at the level of the
building as a whole) to identify the causes of waste. And if the problem remains
undetected for a long time, it can cause about 15 to 30 percent of energy wasted in a
commercial building. This will have an impact on routine hotel expenses which in turn
will reduce monthly profits. Therefore, it is necessary to look for ways or systems to
improve operational performance in order to be more efficient in energy use without
affecting the health and comfort of building users, especially hotel guests. In an effort to
find the answers, literature studies, questionnaires and structured interviews were
carried out on the study object of PT. Archipelago International Indonesia (PT. AII).
This company is the largest private and independent hotel operator in Indonesia, but
unfortunately the implementation of energy efficiency in operational activities is still
done manually and on a small scale. PT. AII has many portfolios so that they are
suitable as objects of research. The purpose of this study was to determine the factors
that have the potential to save energy, and how much energy efficiency improvements
can be achieved in the operational activities of PT. AII, so as to reduce the routine
monthly hotel costs and ultimately increase profits. To test the effect of these
independent variables on the dependent variable, a quantitative survey was conducted to
hotel operational professionals, which would then be processed and analyzed using the
Structural Equation Modeling Partial Least Square (SEM-PLS) method. The results of
the study show that among the four variables, challenges in the application of energy
efficiency are the most influential factors in increasing energy efficiency in the
operational activities of PT. AII.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia , 2021
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Reza Edriawan
"Sektor rumah tangga adalah konsumen energi terbesar di Indonesia. Instrumen yang menggunakan energi paling besar pada sektor ini adalah sistem penyejuk udara sebagai akibat dari iklim tropis Indonesia yang membuat temperatur udara lebih tinggi daripada temperatur standar kenyamanan termal. Phase change material (PCM) berpotensi mengurangi konsumsi energi dengan menurunkan besar envelope heat transfer rate yang masuk ke dalam bangunan. Pemilihan PCM serta konfigurasi integrasinya dengan material bangunan krusial dalam menentukan performanya. Pemilihan didasarkan pada kondisi iklim tempat pengaplikasian PCM. Penelitian ini akan menguji performa termal beberapa PCM yang diintegrasikan dengan material bangunan bata beton ringan memanfaatkan simulasi numerikal pada peranti lunak EnergyPlus. Integrasi material bangunan bata beton ringan dengan satu jenis PCM bernama RT 35 yang diproduksi oleh Rubitherm Technologies GmbH, menghasilkan reduksi envelope heat gain transfer rate paling baik. Konfigurasi integrasi yang menempatkan PCM pada lapisan tengah material bangunan memiliki performa yang lebih baik jika dibandingkan konfigurasi yang menempatkan PCM pada lapisan luar serta dalam tembok bangunan. Hal tersebut terjadi karena penempatan PCM pada lapisan tengah memberikan perbedaan temperatur PCM yang lebih rendah dengan sekitarnya. Analisis sifat termal terhadap PCM RT 35 dengan ketebalan 20 mm yang ditempatkan pada lapisan tengah menghasilkan peningkatan hambatan termal tembok sebesar 0,141 m2-K/W.

Household sector consumes the largest amount of energy compared to other sectors in Indonesia. The most consuming instrument is the air conditioning (AC) system as the tropical climate of Indonesia yields outdoor temperature that is higher than the standardized temperature for thermal comfort. Phase change material (PCM) possesses potential to reduce the employment of energy for the AC system by reducing the total envelope heat transfer rate incorporated into a building through the walls. However, the selection of PCM and its configuration of integration with the building materials are subjected to the climate environment. This study conducted examination of the thermal performance of some PCMs that are integrated with lightweight concrete through numerical simulation using EnergyPlus software. The integration of lightweight concrete with a PCM titled RT 35 manufactured by Rubitherm Technologies GmbH company yield the highest envelope heat gain transfer rate reduction. Meanwhile, the configuration that placed the PCM in the middle layer of the building material performs better than the configurations that placed the PCM on the outer and the inner surface of the wall. This is due to the PCM being imposed to a smaller temperature difference with its surroundings. Analysis of the thermal properties of the 20 mm thick PCM RT 35 that is placed on the middle layer of the walls also yields thermal resistance value of the wall which is 0.141 m2-K/W.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>