Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 180673 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Mudhita Putri
"Pada penelitian ini Dry washing dengan metode adsorpsi kontinu digunakan untuk membersihkan kontaminan berupa gliserol menggunakan adsorben berupa silika dan resin anion untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi adsorpsi dari adsorben. Faktor yang mempengaruhi adsorbansi seperti komposisi adsorben telah diuji pada kondisi kontinu dari adsorpsi, suhu dan tekanan ruang, serta rasio antara adsorben dan minyak sebesar 1:3. Hasil pengurangan kadar gliserol terbesar terjadi pada adsorben silika dan rasio 2 : 1 (silika : anion), di mana ke-enam titik sampel berada di bawah batas maksimal kadar gliserol dalam biodiesel, yaitu >0.25%. Selanjutnya adsorben dengan rasio terbaik diregenerasi menggunakan regeneran berupa heksana, KOH-Metanol, dan aseton menghasilkan pengembalian kemampuan dari adsorben sebesar 30%. Kondisi yang mempengaruhi hasil ini adalah perbedaan titik awal dari kadar gliserol dalam biodiesel, kebasaan dari anion, dan juga konfigurasi dari adsorben.

In this study, dry washing with the continuous adsorption method was used to clean the contaminants-glycerol using adsorbents in silica and anion resins to increase the effectiveness and efficiency of the adsorption of the adsorbents. Factors affecting adsorption, such as the composition of the adsorbent, have been tested under continuous adsorption method, room temperature, and pressure, as well as the ratio between adsorbent and oil of 1:3. The most significant reduction in glycerol content occurred in the silica adsorbent with a ratio of 2: 1 (silica: anion), where the six sample points were below the maximum limit for glycerol content in biodiesel, namely > 0.25%. Furthermore, the adsorbent with the best ratio was regenerated using regenerants in the form of hexane, KOH-Methanol, and acetone resulting in a 30% return on the ability of the adsorbent. The conditions that affect these results are the difference in the starting point of the biodiesel’s glycerol content, the anions’ basicity, and the adsorbent’s configuration.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Azhari
"Transesterifikasi adalah reaksi kimia yang mengubah minyak hewani menjadi biodiesel yang berguna melalui proses kimia transesterifikasi. Pada penelitian ini, biodiesel diproduksi dengan cara mentransesterifikasi lemak sapi dalam reaktor dengan katalis CaO berbahan dasar cangkang telur puyuh. Enam sampel menjalani transesterifikasi pada suhu 55 OC dengan perbedaan jumlah katalis yang digunakan (1,5 wt%, 6,5 wt%, dan 10 wt%). Variasi jenis katalis, yang terdiri dari katalis komersial dan berbasis limbah, juga dipakai dalam penelitian ini. Katalis CaO berbasis limbah disintesis dari cangkang telur puyuh melalui proses kalsinasi pada suhu 900 OC dengan durasi 2 jam. Katalis berhasil disiapkan dengan persentase hasil 92,4% kalsium oksida. Hasil pengujian sampel terbaik ditunjukkan oleh biodiesel dengan penggunaan katalis berbasis limbah 6,5% dan katalis komersial 6,5%. Untuk biodiesel dengan katalis berbasis limbah 6,5%, diperoleh yield 91,747%, densitas 856 kg/m3, viskositas 5,2915 mm2/cst, angka keasaman 0,94 mg-KOH/g, dan angka iodin 33,96 g-I2/100g. Untuk biodiesel dengan katalis komersial 6,5% diperoleh yield 90,236%, densitas 861,1 kg/m3, viskositas 5,414 mm2/cst, angka keasaman 4,13 mg-KOH/g, dan angka iodin 29,37 g-I2/100g. Angka keasaman standar dengan maksimum 0,5 mg-KOH/g tidak dipenuhi oleh kedua sampel.

Transesterification is a chemical reaction that transforms animal oils into useful biodiesel by the chemical process of transesterification. In this study, the biodiesel is produced by transesterifying beef tallow in a reactor with a CaO catalyst made from quail eggshell. Six samples are subjected to transesterification at a temperature of of 55 OC with different amounts of catalyst being used (1.5 wt%, 6.5 wt%, and 10 wt%). A variation of catalyst type, that consists of the commercial and waste-based catalyst, is also integrated to this study. Waste-based CaO catalyst is synthesized from quail eggshells through a calcination process at 900 OC with the duration of 2 hours. The catalyst was successfully prepared with the yield percentage of 92.4% calcium oxide. The best sample test results were exhibited by the biodiesel with the usage of 6.5% waste-based catalyst and 6.5% commercial catalyst. For biodiesel with 6.5% waste-based catalyst, 91.747% yield, 856 kg/m3 density, 5.2915 mm2/cst viscosity, 0.94 mg-KOH/g acidity number, and 33.96 g-I2/100g iodine number were obtained. For biodiesel with 6,5% commercial catalyst, 90.236% yield, 861.1 kg/m3 density, 5.414 mm2/cst viscosity, 4.13 mg-KOH/g acidity number, and 29.37 g-I2/100g iodine number were obtained. The standard acidity number with the maximum of 0.5 mg-KOH/g is not satisfied by both samples.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Afrah alatas
"Biodiesel merupakan salah satu energi alternatif yang cukup menjanjikan untuk menggantikan bahan bakar berbasis minyak bumi karena biodegradabilitas dan tingkat yang kurang beracun. Biodiesel adalah disintesis melalui reaksi interesterifikasi yang mengubah tanaman atau minyak hewani menjadi metil ester asam lemak (FAME). Reaksi yang digunakan adalah dikatalisis baik dengan katalis asam/basa atau biokatalis, yang paling umum, lipase enzim. Menggunakan enzim lipase untuk mengkatalisis produksi biodiesel dapat memberikan dampak untuk menghasilkan lebih sedikit kontaminasi selama reaksi. Untuk menghasilkan
biodiesel, rute alkohol adalah yang paling umum digunakan. Namun, itu bisa memberi beberapa keterbatasan, seperti denaturasi biokatalis karena adanya alkohol. Kemudian, rute non-alkohol dapat dipilih, menggunakan metil asetat untuk menggantikan alkohol. Dalam penelitian ini, lipase dari Bacillus subtilis diproduksi dan disiapkan dalam bentuk mentah, kering dan amobil. Lipase yang diperoleh digunakan sebagai biokatalis untuk menghasilkan biodiesel. Hasil sintesis biodiesel dari Bacillus subtilis akan dibandingkan dengan lipase komersial Candida rugosa. Untuk mendapatkan kondisi optimum untuk memproduksi biodiesel, maka beberapa variabelnya adalah: diselidiki. Pertama, bentuk enzim lipase, kedua, variasi rasio molar, dan ketiga konsentrasi enzim. Menurut hasil percobaan, lipase amobil dengan 1:12 minyak menjadi metil asetat, dan konsentrasi enzim
2% memberikan yield biodiesel tertinggi di antara yang lainnya, yaitu 53,99%. Hasil ini lebih tinggi dibandingkan dengan lipase Candida rugosa. Sebagai kesimpulan, yang tidak bisa bergerak lipase dari Bacillus subtilis merupakan biokatalis yang menjanjikan untuk menghasilkan biodiesel.

Biodiesel is a promising alternative energy to replace petroleum-based fuels because of its biodegradability and less toxic levels. Biodiesel is synthesized through interesterification reactions that convert plants or
animal oils into fatty acid methyl esters (FAME). The reactions used are catalyzed either with acid/base catalysts or biocatalysts, most commonly, enzyme lipases. Using lipase enzymes to catalyze biodiesel production can result in less contamination during the reaction. To produce biodiesel, the alcohol route is the most commonly used. However, it can present some limitations, such as denaturation of the biocatalyst due to the presence of
alcohol. Then, a non-alcoholic route can be chosen, using methyl acetate to replace alcohol. In this study, lipase from Bacillus subtilis was produced and prepared in crude, dry and immobilized form. The lipase obtained was used as a biocatalyst to produce biodiesel. The biodiesel synthesized from Bacillus subtilis will be compared with commercial Candida rugosa lipase. To get the optimum conditions for producing biodiesel, some of the variables are: investigated. First, the form of the lipase enzyme, second, the variation of the molar ratio, and the third enzyme concentration. According to the experimental results, the lipase immobilized with 1:12 oil became methyl acetate, and the enzyme concentration 2% gives the highest biodiesel yield among others, which is 53.99%. This result was higher than that of Candida rugosa lipase. In conclusion, the immobilized lipase of Bacillus subtilis is a promising biocatalyst to produce biodiesel.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Irfan Nafis
"Ketergantungan yang tinggi pada sumber energi fossil, masih menjadi permasalahan utama penyediaan energi nasional. Penyediaan energi primer nasional dipenuhi dari batubara, minyak bumi dan gas bumi, dan sektor transportasi merupakan pengguna energi energi bahan bakar minyak (BBM) terbesar di Indonesia. Guna mengatasi permasalahan tersebut, pemerintah mendorong diversifikasi bahan bakar di sektor transportasi, antara lain dengan penggunaan bahan bakar nabati (BBN). Salah satu bahan bakar alternatif yang dapat digunakan untuk mengurangi dan menggantikan penggunaan bahan bakar fosil adalah biodiesel. Sebagai bahan bakar alternatif, biodiesel masih memiliki kendala dalam pemanfaatannya. Biodiesel sangat rentan terhadap oksidasi dan juga memiliki ikatan asam lemak jenuh yang sangat rentan terhadap pembekuan kristal dalam suhu kamar. Oksidasi ini akan menyebabkan terjadinya pembentukan gum, deposit, dan sedimen yang dapat meningkatkan viskositas dan menyebabkan penurunan kualitas bahan bakar. Biodiesel lebih sensitif dibandingkan dengan minyak solar terhadap temperatur rendah yang dimana lebih mudah membeku atau pembentukan kristal yang dapat membuat filter tersumbat. Kegagalan fungsi utama filter tersebut merupakan suatu akibat dari adanya kontaminan dan komponen penyumbat filter seperti kelompok glycerin (monoglycerin, diglycerin, trigliceryn), air, sodium/soap, polimer, dan mikroba. Oleh karena itu, diperlukan studi untuk mengetahui pertumbuhan kontaminan dan pengaruhnya terhadap karakterisktik campuran biodiesel di dalam tangki. Uji presipitasi dilakukan pada campuran biodiesel B30 pada tangki kapal selama 30 hari dengan pengambilan sampel tiap dua hari sekali. Densitas, viskositas kinematik, cleanliness, dan water content juga diujikan dalam penelitian ini. Berdasarkan hasil uji presipitasi, didapatkan adanya peningkatan kontaminan sebesar 382% selama 30 hari penyimpanan. Hasil uji cleanliness menunjukan bahwa bahan bakar tersebut tidak memenuhi standar Worldwide Fuels Charter. Hasil pengujian densitas cenderung konstan pada angka 835 gr/cm3 dan viskositas kinematik pada angka 3,35 mm2/s. Nilai water content juga masih berada di bawah ambang batas. Pengujian menunjukan bahwa waktu penyimpanan tidak berpengaruh pada karaktersitik bahan bakar seperti denistas, viskositas kinematik, dan water content.

High dependence on fossil energy sources is still a major problem in national energy supply. National primary energy supply is met from coal, oil and natural gas, and the transportation sector is the largest user of energy from fuel oil (BBM) in Indonesia. In order to overcome these problems, the government is encouraging diversification of fuels in the transportation sector, including the use of biofuels (BBN). One alternative fuel that can be used to reduce and replace the use of fossil fuels is biodiesel. As an alternative fuel, biodiesel still has problems in its utilization. Biodiesel is very susceptible to oxidation and also has saturated fatty acid bonds which are very susceptible to freezing crystals at room temperature. This oxidation will cause the formation of gums, deposits, and sediments which can increase the viscosity and cause a decrease in fuel quality. Biodiesel is more sensitive than diesel oil to low temperatures where it freezes more easily or crystals form which can clog filters. The main function failure of the filter is a result of the presence of contaminants and filter plug components such as glycerin groups (monoglycerin, diglycerin, triglyceryn), water, sodium/soap, polymers, and microbes. Therefore, a study is needed to determine the growth of contaminants and their effect on the characteristics of the biodiesel mixture in the tank. The precipitation test was carried out on the B30 biodiesel mixture in the ship's tank for 30 days with sampling every other day. Density, kinematic viscosity, cleanliness, and water content were also tested in this study. Based on the results of the precipitation test, it was found that there was an increase in contaminants of 382% during 30 days of storage. The cleanliness test results show that the fuel does not meet the Worldwide Fuels Charter standards. Density test results tend to be constant at 835 gr/cm3 and kinematic viscosity at 3.35 mm2/s. The water content value is still below the threshold. Tests show that storage time has no effect on fuel characteristics such as density, kinematic viscosity, and water content.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rafdiaufar Hazman Hakim
"Penelitian ini bertujuan untuk menghilangkan air, gliserol, dan asam lemak yang terdapat pada biodiesel menggunakan biodiesel dari minyak kelapa sawit yang diadsorpsi silica gel dengan variasi waktu 1 jam, 2 jam, dan 3 jam, kemudian variasi suhu 30°C, 50°C, dan 70°C,.serta variasi konsentrasi adsorben 5% dan 10% berat sampel. Hasil pengurangan kadar air cukup besar terjadi pada kondisi operasi 30°C, konsentrasi adsorben 5%, pada waktu 3 jam sebesar 473,7 ppm dengan kadar air yang memenuhi standar pada 491,5 ppm dibanding kadar maksimal standar SNI yaitu 500 ppm. Pengurangan asam lemak dalam bilangan asam berhasil dilakukan dan memenuhi standar SNI yaitu berada dibawah 0,5 mg-KOH/g dari 1 jam pertama adsorpsi dengan pengurangan terbesar pada kondisi operasi 30°C dan konsentrasi adsorben 10% pada 0,281 mg-KOH/g. Pengujian gliserol pada karakterisasi awal berada 0,018%-massa dan berada dibawah batas standar SNI yaitu 0,02%-massa. Hasil pengujian densitas dan viskositas mengalami peningkatan dari sebelum adsorpsi namun masih pada batas standar SNI secara berturut-turut yaitu pada rentang 0,85-0,89 g/cm3 dan 2,3-6,0 cSt. Peningkatan nilai tersebut diakibatkan adanya methanol sisa yang teradsorpsi oleh silica gel.

This study was aimed to remove water, glycerol, and fatty acid in biodiesel from palm oil that was treated using adsorption with a varying time 1 hour, 2 hours and 3 hours, then varying temperature of 30°C, 50°C, and 70°C, and varying adsorbent concentration 5% and 10% sample weight. The results showed a considerable reduction in water content under operating conditions of 30°C, 5% adsorbent concentration, at 3 hours by 473.7 ppm with water content meeting SNI standards with maximum of 500 ppm at 491.5 ppm. The reduction of fatty acids in total acid numbers on biodiesel was successfully carried out and fulfilled the SNI standard at below 0,5 mg-KOH/g during the first 1 hour of adsorption with the greatest reduction in total acid number by reducing until 0,281 mg-KOH/g at operating conditions of 30°C and 10% adsorbent concentration. Glycerol test on initial characterization held an amount at 0,018%-mass and therefore below SNI standard at maximum 0,02%-mass. The results of density and viscosity test shows an increased of value in both after adsorption process although still within the SNI standard limits. The increase in value is due to presence of residual methanol in biodiesel adsorbed by silica gel."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Raden Muhammad Feryanda
"Biodiesel sebagai bahan bakar alternatif yang melalui proses transesterifikasi sehingga dihasilkan bahan bakar terbarukan yang serupa dengan bahan bakar minyak fosil. Sintesis biodiesel yang dilakukan merupakan hasil dari proses pembuatan biodiesel konvensional dan masih mengandung kontaminan yang memiliki efek terhadap mesin pada kendaraan seperti gliserol yang menyebabkan deposit pada pembakaran, kadar air menyebabkan pertumbuhan bakteri dan asam lemak bebas bersifat korosif. Kontaminan tersebut berupa air, gliserol dan asam lemak bebas harus dihilangkan. Penggunaan metode pencucian air sebagai metode konvesional dinilai kurang efisien dan menghasilkan banyak limbah. Metode penghilangan kontaminan biodiesel berupa proses adsorpsi dilakukan untuk mengambil kontaminan tersebut dengan adsorben sehingga kontaminan dapat terjerap dan menghasilkan kualitas dari biodiesel yang memenuhi standar SNI. Dilakukan perlakuan adsorpsi terhadap biodiesel dengan variasi komposisi penggunaan adsorben karbon aktif 5% dan 10%, lama waktu selama 3 jam dan variasi suhu 30℃, 50℃ dan 70℃ untuk mengetahui kondisi optimal dari proses adsorpsi menggunakan adsorben karbon aktif. Biodiesel hasil adsorpsi disaring dan dilakukan pengujian terhadap karakterisasi biodiesel dengan pengukuran viskositas, densitas, uji FTIR sebagai sifat fisik dan kandungan air, kadar gliserol serta pengujian bilangan asam. Hasil penelitian menunjukan bahwa pada konsentrasi adsorben 10% dengan suhu 70℃ selama 1 jam pada penghilangan kontaminan air memiliki slope penurunan tertinggi. Kandungan gliserol mengalami penurunan dan bilangan asam pada adsorben 10% menurun 95,65%. Pada penelitian ini dihasilkan sintesis biodiesel dengan karakteristik kontaminan air, asam lemak bebas dan gliserol serta densitas dan viskositas yang memenuhi standar SNI 7182:2015.

Biodiesel as an alternative fuel through the transesterification process so that renewable fuels are produced that are similar to fossil fuel fuels. The biodiesel synthesis carried out is the result of the conventional biodiesel manufacturing process and still contains contaminants that have an effect on the engine in vehicles such as glycerol which causes deposits on combustion, water content causes the growth of bacteria and free fatty acids are corrosive. These contaminants in the form of water, glycerol and free fatty acids must be removed. The use of the water washing method as a conventional method is considered inefficient and produces a lot of waste. The method of removing biodiesel contaminants in the form of an adsorption process is carried out to take the contaminants with adsorbents so that the contaminants can be absorbed and produce quality from biodiesel that meets SNI standards. The adsorption treatment of biodiesel was carried out by varying the composition of the use of activated carbon adsorbents 5% and 10%, length of time for 3 hours and temperature variations of 30 ℃, 50 ℃ and 70 ℃ to determine the optimal conditions of the adsorption process using activated carbon adsorbents. The biodiesel adsorption results are filtered and tested for the characterization of biodiesel by measuring viscosity, density, FTIR test as physical properties and water content, glycerol content and acid number testing. The results showed that the concentration of 10% adsorbent with a temperature of 70 ℃ for 1 hour at the removal of water contaminants has the highest slope decline. The glycerol content has decreased and the acid number in the adsorbent 10% has decreased by 95.65%. In this research, the synthesis of biodiesel with the characteristics of water contaminants, free fatty acids and glycerol as well as the density and viscosity that meets SNI 7182: 2015 standards is produced."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Agustinus Yanuar Mahendratama
"Studi Kelayakan Pemanfaatan BBM Sintetik Dari Batubara dan Biomassa Untuk Memenuhi Kebutuhan BBM Dalam Negeri? dilakukan untuk mengatasi kelangkaan bahan bakar di Indonesia karena potensinya sangat besar sedangkan biomassa dipilih dengan alasan dapat diperbaharui. BBM sintetik ini diperoleh melalui beberapa tahapan proses yaitu: gasifikasi, sintesis Fischer-Tropsch dan upgrading produk. Metode yang digunakan adalah metode tekno ekonomi menurut Leland Blank dan Anthony Tarquin dengan pertimbangan kajian teknis dari Borreighter dan Kreutz. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kilang BBM sintetik direkomendasikan untuk didirikan di Sumatera dan Kalimantan dengan kapasitas 1 kilang sebesar 104.415 bbl/day dengan harga produk gasoline dan diesel minimal sebesar Rp. 7.500 sehingga modal dapat kembali dalam waktu 6-7 tahun. Dari telaah ini maka dapat disimpulkan bahwa kilang BBM sintetik ini layak untuk segera dibangun di Indonesia.

The study Feasibility The Use Of Synthetic Fuel From Coal And Biomass In Order To Meet The Need Of Domestic Fuel? was done to overcome the scarcity of fuel in Indonesia because the potential is huge while biomass is selected because it is renewable. Synthetic fuel can be obtained through several stages : gasification, Fischer-Tropsch synthesis and product upgrading. The Method used is Techno Economic method according Leland Blank and Anthony Tarquin using consideration technical review from Borreighter and Kreutz. The result show that synthetic fuel refineries recommended to set up in Sumatera and Kalimantan at capacity 104.415 bbl/day with the gasoline and diesel price at least Rp. 7.500 so that capital can be back at 6-7 years. From this study can be concluded that the synthetic fuel refinery is feasible to be built in Indonesia."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2012
T30577
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Zulkarnain
"Biodiesel merupakan salah satu energi alternatif yang dapat diperbaharui dan ramah terhadap lingkungan. Potensi sumber bahan bakar nabati di Indonesia yang cukup besar, memungkinkan pengembangan dan penggunaan biodiesel yang diolah dari sumber tersebut. Pengolahan biodiesel dilakukan dengan proses transesterifikasi.
Biodiesel yang ditinjau diolah dari minyak goreng curah (sawit) dan minyak jagung. Pengujian prestasi dan emisi gas buang dilakukan pada Diesel Engine Research and Test Bed dengan mesin uji Nissan tipe SD 22 dan tidak dilakukan modifikasi (standar). Campuran bahan bakar antara solar dan biodiesel divariasikan pada kandungan masing-masing biodiesel 10 %, 20 %, dan 30 %.
Perubahan putaran poros dari 1300, 1500, 1700 dan 1900 rpm. Pembebanan dikondisikan pada bukaan throttle 30%, 40%, 50% dan 60%. Hasil pengujian menunjukkan penambahan kandungan biodiesel dalam campuran bahan bakar dapat mengurangi emisi (opasitas) yang dihasilkan. Dan pada biodiesel minyak goreng curah dapat meningkatkan effisiensi thermal, Brake Horse Power dan menurunkan konsumsi bahan bakar spesifiknya pada pengujian dengan variasi putaran mesin. Secara umum diantara kedua jenis biodiesel tersebut yang memiliki hasil paling baik yaitu biodiesel minyak goreng curah dengan kandungan campuran bahan bakar sebesar 10 %.

Biodiesel is the one of the alternative energy which can be renewed and environmental friendly. Indonesia has a big potency to develop and use biodiesel as a diesel fuel because there are many kind of plantation resources in it. The Process of biodiesel can be conducted with process of transesterification.
Biodiesel which was evaluated, was processed from corn oil and cooking oil. The performance test was conducted on Diesel Engine Research and Test Bed with Nissan tipe SD 22 engine without any modification. The fuel mixing between diesel fuel and biodiesel was variated at biodiesel contain 10%, 20% and 30%.
The speed engine changing are 1300, 1500, 1700 and 1900 rpm while the throttle valve open in 30%, 40%, 50% and 60%. The testing result showed that the opacity value decrease when using these biodiesels. The result also showed that biodiesel from cooking oil can increase the thermal efficiency, brake horse power and decrease specific fuel consumption of diesel engine test especially in variaton of speed engine charge. Generally, from two kinds of biodiesel, cooking oil with contain 10% mix with diesel fuel has the best result."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2007
T23305
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bogor: Kementerian Riset dan Teknologi, RI, 2005
623.253 KAJ
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Serpong: Kementerian Riset dan Teknologi RI, 2004
629.253 BIO (1)
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>