Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 192881 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Niswatun Nafi'ah
"Perilaku sedentari merupakan faktor risiko gangguan metabolisme tubuh seperti: obesitas, kolesterol tinggi, hipertensi, diabetes melitus, serta berkaitan dengan gejala depresi dan kecemasan pada remaja. Tujuan penelitian untuk mengetahui gambaran perilaku sedentari siswa SLTA di Kecamatan Tajurhalang Kabupaten Bogor tahun 2023 dan determinannya. Penelitian dengan desain cross sectional. Sampel sebesar 240 siswa diambil secara proportional random sampling  pada 16 sekolah. Pengumpulan data dengan cara responden mengisi sendiri kuesioner yang diadaptasi dari The Adolescent Sedentary Activity Questionnaire. Analisis univariat, bivariat (Chi Square), dan multivariat (regresi logistik ganda) dilakukan pada penelitian ini. Hasil penelitian mendapatkan sebanyak 58,8% siswa berperilaku sedentari kategori tinggi (≥6 jam/hari). Faktor individu yang berhubungan dengan perilaku sedentari siswa adalah jenis kelamin dan status ekonomi keluarga. Faktor interpersonal yang berhubungan dengan perilaku sedentari adalah pola asuh orang tua dan dukungan teman sebaya, sedangkan peraturan sekolah merupakan variabel confounding. Jenis kelamin adalah faktor yang dominan berhubungan dengan perilaku sedentari siswa, siswa perempuan berpeluang hampir 12 kali untuk berperilaku sedentari tinggi dibanding siswa laki-laki (OR=11,8; 95% CI=5,829–23,934) setelah dikontrol oleh status ekonomi keluarga, pola asuh orang tua, dukungan teman sebaya dan peraturan sekolah. Untuk itu, Dinas kesehatan dan Puskesmas perlu mengoptimalkan peran dan fungsi edukasi pencegahan perilaku sedentari siswa serta menjalin kerjasama dengan Dinas Pendidikan dan Kementerian Agama agar upaya pencegahan perilaku sedentari dapat maksimal.

Sedentary behavior is a risk factor for metabolic disorders such as obesity, high cholesterol, hypertension, diabetes mellitus, and is associated with symptoms of depression and anxiety in adolescents. The research objective was to describe the sedentary behavior of high school students in Tajurhalang District, Bogor Regency in 2023 and its determinants. Research with cross sectional design. A sample of 240 students was taken by proportional random sampling in 16 schools. Data collection by means of respondents filling out a questionnaire adapted from The Adolescent Sedentary Activity Questionnaire. Univariate, bivariate (Chi Square), and multivariate (multiple logistic regression) analyzes were performed in this study. The results of the study found that 58.8% of students behaved sedentarily in the high category (≥6 hours/day). Individual factors related to students' sedentary behavior are gender and family economic status. Interpersonal factors related to sedentary behavior are parenting and peer support, while school regulations are confounding variables. Gender is the dominant factor related to students' sedentary behavior, female students are almost 12 times more likely to have high sedentary behavior than male students (OR=11.8; 95% CI=5.829–23.934) after being controlled by family economic status, pattern parenting, peer support and school rules. For this reason, the Health Service and Community Health Centers need to optimize the role and function of education to prevent sedentary behavior in students and collaborate with the Education Office and the Ministry of Religion so that efforts to prevent sedentary behavior can be maximized.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yunita Arihandayani
"Proporsi perilaku sedentari semakin meningkat pada semua kelompok umur baik pada orang dewasa dan anak-anak dari tahun ke tahun. Pada anak-anak dan remaja berbagai dampak kesehatan merugikan dapat terjadi akibat perilaku sedentari yang dilakukan secara terus menerus dalam jangka waktu lama. Beberapa faktor berhubungan dengan terjadinya perilaku sedentari pada anak-anak dan remaja.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan perilaku sedentari pada siswa SMP di kecamatan Cibinong, kabupaten Bogor, Jawa Barat. Penelitian menggunakan desain cross sectional dengan jumlah sampel sebanyak 312 siswa SMP kelas 7 dan kelas 8. Data dikumpulkan menggunakan kuesioner yang sudah di uji validitas dan reliabilitasnya serta dianalisis menggunakan regresi logistik ganda. Regresi logistik ganda menunjukkan 50,6 responden melakukan perilaku sedentari lebih dari 6 jam.
Hasil analisis membuktikan faktor umur OR: 1,5, pola asuhorang tua OR: 3,0, dukungan teman sebaya OR: 1,5, fasilitas sekolah OR:0,4, dan peraturan sekolah OR: 5,0 berhubungan dengan perilaku sedentari. Pola asuh orang tua dan peraturan sekolah yang mendukung merupakan faktor paling dominan berhubungan dengan perilaku sedentari. Responden yang mendapat pola asuh tidak baik berpeluang untuk melakukan perilaku sedentari 3,0 kali dibanding yang mendapat pola asuh baik. Responden yang bersekolah di sekolah dengan peraturan yang tidak mencukupi berpeluang untuk melakukan perilaku sedentari 5,0 kali dibanding yang bersekolah di sekolah dengan peraturan yang sudah cukup.
Untuk itu dalam upaya pencegahan perilaku sedentari pada siswa perlu melibatkan peran orang tua siswa disamping juga perlu didukung oleh peraturan dan fasilitas sekolah yang mencukupi. Adanya dukungan teman sebaya diantara siswa juga diperlukan untuk mendukung pencegahan perilaku sedentari pada siswa.

The proportion of sedentary behavior is increasing in all age groups in both adults and children year to year. In children and adolescents a variety of adverse health effects can occur as a result of continual perpetual behavior. Several factors are associated with the occurrence of sedentary behavior in children and adolescents.
This study aims to determine the factors associate dwith sedentari behavior in junior high school students in sub district Cibinong, Bogor regency, West Java. The research used cross sectional design with 312 students of 7th and 8th grade. Data were collected using questionnaires that have been tested for validity and reliability and analyzed using multiple logistic regression. The results showed 50.6 of respondents performing behavior sedentari more than 6 hours.
The results of the analysis prove the agefactor OR 1.5, parenting patterns OR 3.0, peer support OR 1.5, school facilities OR 0.4, and school rules OR 5.0 is associated with sedentary behavior. Parenting parenting and supporting school rules are the most dominant factors associated with sedentary behavior. Respondents who received poor upbringing had the opportunity to conduct behavior as much as 3.0 times compared to those who received good parenting. Respondents who attend school with insufficient regulations have the opportunity to conduct behavior 5 times less than those who attend school with sufficient regulation.
Therefore, in the effort of prevention of student's sedentari behavior, it is necessary to involve the parent's role as well as to be supported by adequate school rules and facilities. The presence of peer support among students is also needed to support the prevention of sedentary behavior in students.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2018
T51350
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ria Roswita
"Sedentary behavior pada anak usia sekolah menunjukkan peningkatan di beberapa negara. Menghabiskan waktu dengan sedentary behavior yang dilakukan secara berlebihan dapat berdampak pada masalah kesehatan. Berbagai penelitian telah menunjukkan bahwa besarnya dampak sedentary behavior terhadap anak usia sekolah.
Tujuan penelitian ini adalah memberikan gambaran jumlah waktu yang dihabiskan untuk sedentary behavior yang digunakan anak usia sekolah dan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan sedentary behavior pada anak usia sekolah di SDN Ujung Menteng 01 Jakarta.
Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan menggunakan desain penelitian cross sectional. Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan proporsional random sampling dan sampel berjumlah 107 responden.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata lama sedentary behavior sebesar 4,03 jam dan adanya hubungan yang signifikan antara IMT, pekerjaan ibu, pembatasan screen time, ketersediaan media elektronik serta kebiasaan makan dengan sedentary behavior dengan nilai p < 0,05. Faktor yang paling dominan terhadap sedentary behavior adalah pembatasan screen time. Pembatasan screen time sebaiknya dapat diterapkan pada anak usia sekolah untuk menurunkan risiko sedentary behavior."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2017
T48253
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dendi Dharmawan
"Kondisi pandemi COVID-19 membuat seluruh kegiatan pembelajaran dilakukan secara daring dan memicu kurangnya aktivitas fisik yang nantinya dapat berpengaruh pada kualitas tidur. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan aktivitas fisik dan perilaku sedentari dengan kualitas tidur pada mahasiswa kesehatan selama pandemi COVID-19. Desain penelitian yang digunakan yaitu analitik deskriptif dengan pendekatan cross-sectional. Penelitian ini melibatkan 213 mahasiswa kesehatan di rumpun ilmu kesehatan dengan menggunakan teknik convenience sampling. Instrumen yang digunakan yaitu International Physical Activity Questionnaire Short Form (IPAQ-SF), Sedentary Behaviour Questionnaire (SBQ), dan Pittsburg Sleep Quality Index (PSQI). Hasil penelitian yang dilakukan menggunakan Chi-square menghasilkan tidak adanya hubungan antara aktivitas fisik dengan kualitas tidur (p=0,636; α=0,05) dan menggunakan uji Spearman antara perilaku sedentari dengan kualitas tidur (p=0,808; α=0,05). Berdasarkan hasil penelitian tersebut, pengajar/dosen dapat membuat sesi khusus untuk peregangan setelah beberapa jam selama mengajar agar dapat meningkatkan motivasi mahasiswa untuk melakukan aktivitas fisik dan menjaga tidur dikala pandemi.

The COVID-19 pandemic condition makes all learning activities became online and triggers a lack of physical activity which can affect sleep quality. This study aims to determine the relationship between physical activity and sedentary behavior with sleep quality in health students during the COVID-19 pandemic. This research was used analytical descriptive with a cross-sectional approach. There were 213 health students in the health sciences group who participated by using convenience sampling technique. The instruments used are International Physical Activity Questionnaire Short Form (IPAQ-SF), Sedentary Behavior Questionnaire (SBQ), and Pittsburgh Sleep Quality Index (PSQI). The results of research analyzed by using Chi-square method and showed no relationship between physical activity and sleep quality (p = 0.636; = 0.05) and using Spearman test between sedentary behavior and sleep quality (p = 0.808; = 0.05). Based on the results of the study, teachers/lecturers can create special sessions for stretching after a few hours during teaching in order to increase students' motivation to do physical activity and maintain sleep during the pandemic."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Vivid Ivearni Patriana Leodewi Darwanto
"Prevalensi perilaku sedentari di Indonesia pada remaja lebih tinggi dibandingkan dengan kelompok umur lainnya. Perilaku sedentari merupakan perilaku berisiko menyebabkan penyakit diabetes tipe II, hipertensi, gangguan jantung, dan depresi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang berhubungan dengan lama waktu sedentari pada remaja di Indonesia dan mengetahui faktor apa yang paling dominan.
Desain studi potong lintang, dengan menggunakan data GSHS 2015. Sampel penelitian remaja (11-18 tahun) yang memiliki data variabel lengkap sebesar 9973 sampel. Analisis bivariat dilakukan menggunakan uji beda proporsi dan analisis multivariate dilakukan menggunakan uji regresi logistik.
Hasil penelitian menunjukkan prevalensi perilaku sedentari ≥ 3 jam per hari pada remaja sebesar 27,7% (95% CI = 24,6%-30,9%). Faktor-faktor yang berhubungan dengan perilaku sedentari adalah kelompok umur remaja (OR=3,344; 95% CI=2,410-4,642), indeks massa tubuh (OR=1,324; 95% CI=1,141-1,539), konsumsi makanan berisiko (OR=1,738; 95% CI=1,127-2,678), dan konsumsi alkohol (OR=1,643; 95% CI=1,294-2,088). Faktor paling dominan yang berhubungan dengan perilaku sedentari adalah kelompok umur remaja. Diperlukan penelitian lebih lanjut dengan memasukkan variabel dari faktor lingkungan.

The prevalence of sedentary behavior in Indonesia among adolescents is higher compared to other age groups. Sedentary behavior is a risky behavior that causes diabetes type II, hypertension, heart problems, and depression. This study aims to determine what factors are related to sedentary behavior among adolescents in Indonesia and to know what factors are the most dominant.
Cross-sectional study design, using data from GSHS 2015. The samples are adolescents (11-18 years) who have complete variable data. The total samples are 9973 samples. Bivariate analysis was performed using a different proportion test (Chi Square) and multivariate analysis was performed using logistic regression tests.
The results of the study showed that the prevalence of sedentary behavior for a period ≥ 3 hours per day in adolescents was 27.7% (95% CI = 24.6% -30.9%). Factors related to sedentary behavior were adolescent age groups (OR = 3.344; 95% CI = 2,410-4,642), body mass index (OR = 1,324; 95% CI = 1,141-1,539), consumption of foods at risk (OR = 1,738 ; 95% CI = 1,127-2,678), and alcohol consumption (OR = 1,643; 95% CI = 1,294-2,088). The most dominant factor associated with sedentary behavior is the age group of adolescents. Further research is needed by including variables from environmental factors.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Naila Fairuz Adivarie
"Perilaku sedentari berhubungan dengan kebiasaan tidak banyak melakukan aktivitas fisik yang berdampak buruk pada kesehatan anak-anak dan remaja. Perilaku sedentari menyebabkan peningkatan lemak sehingga seseorang cenderung menjadi gemuk dan berujung pada obesitas. Individu dengan kondisi obesitas memiliki potensi lebih tinggi untuk terserang penyakit tidak menular. Lebih dari 80% populasi remaja dunia kurang melakukan aktivitas fisik. Secara global terdapat peningkatan perilaku sedentari pada anak-anak dan remaja. Proporsi aktivitas fisik kurang di Indonesia pada penduduk umur ≥10 tahun terdapat pada Provinsi Jawa barat sebesar 25,4% dan meningkat menjadi 37,5%. Prevalensi siswa SMP Daar el-Salam dengan obesitas tahun 2019 sebanyak 7,9%. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui determinan perilaku sedentari pada siswa SMP di SMP Daar el-Salam Kabupaten Bogor tahun 2023. Penelitian menggunakan desain cross sectional dengan jumlah sampel sebanyak 163 siswa SMP kelas VII, VIII dan IX. Data dikumpulkan menggunakan kuesioner yang sudah diuji validitas dan reabilitasnya serta dianalisis menggunakan uji chi square. Hasil analisis menunjukkan prevalensi perilaku sedentari ≥ 2 jam per hari pada siswa SMP sebesar 39,9%. Determinan perilaku sedentari dalam penelitian ini adalah quality of life (OR= 3,19), peer influence (OR= 2,83), sikap siswa (OR= 2,65), dan sleeping time (OR= 2,77). Pencegahan perilaku sedentari pada siswa diperlukan sarana dan prasarana sekolah yang memadai seperti peran UKS (Unit Kesehatan Siswa) dan SHC (School Health Care) SMP Daar el-Salam dalam kegiatan edukasi kepada siswa dan orang tua sebagai bentuk dukungan sosial dalam pencegahan perilaku sedentari dan aktif melakukan aktivitas fisik. Selain itu juga dibutuhkan kebijakan dari dinas pendidikan yang berkoordinasi dengan dinas kesehatan terkait pembuatan kurikulum sekolah mengenai aktivitas fisik dan perilaku sedentari.

Sedentary behavior is related to habit of not doing much physical activity which has a negative impact on the health of children and adolescents. Sedentary behavior has the risk of causing an increase in fat so that a person leads to obesity. Individuals with obesity have a higher potential for developing non-communicable diseases. More than 80% of the world's adolescent population lacks physical activity. Globally there is an increase in sedentary behavior in children and adolescents. The proportion of less physical activity in Indonesia for people aged ≥10 years was found in West Java Province at 25,4% and increased to 37,5%. The prevalence of obese Daar el-Salam Middle School students in 2019 was 7,9%. This study aims to determine the determinants of sedentary behavior in junior high school students at Daar el-Salam Middle School, Bogor Regency in 2023. The study used a cross-sectional design with a sample size of 163 junior high school students of 7th, 8th, and 9th grade. Data were collected using a questionnaires that have been tested for validity and reliability and analyzed using the chi square test. The results of the analysis showed that the prevalence of sedentary behavior ≥ 2 hours per day in junior high school students was 39,9%. The determinants of sedentary behavior in this study were quality of life (OR= 3,19), peer influence (OR= 2,83), student attitudes (OR= 2,65), and sleeping time (OR= 2,77). Prevention of sedentary behavior in students requires adequate school facilities and infrastructure such as the role of student health care and SHC (School Health Care) of Daar el-Salam Junior High School in educational activities for students and parents as a form of social support in preventing sedentary behavior and being active in physical activity. Apart from that, a policy is also needed from the education office which coordinates with the health office regarding the creation of a school curriculum regarding physical activity and sedentary behavior."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Alvin Prayuda Juniarta Dwiyantoro
"The routine daily activities that tend to be sedentary and repetitive may cause severe health problems. This issue has encouraged researchers to design a system to detect and record people activities in real time and thus encourage them to do more physical exercise. By utilizing sensors embedded in a smartphone, many research studies have been conducted to try to recognize user activity. The most common sensors used for this purpose are accelerometers and gyroscopes; however, we found out that a gravity sensor has significant potential to be utilized as well. In this paper, we propose a novel method to recognize activities using the combination of an accelerometer and gravity sensor. We design a simple hierarchical system with the purpose of developing a more energy efficient application to be implemented in smartphones. We achieved an average of 95% for the activity recognition accuracy, and we also succeed at proving that our work is more energy efficient compared to other works."
Depok: Faculty of Engineering, Universitas Indonesia, 2016
UI-IJTECH 7:5 (2016)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Rininta
"ABSTRAK
Latar belakang: Lansia sedenter memiliki konsentrasi ROS yang lebih tinggi dan aktivitas antioksidan yang lebih rendah dibanding lansia yang aktif. ROS telah banyak dikaitkan dengan peningkatan ekspresi MMP-9 melalui aktivasi faktor transkripsi seperti AP-1 dan NF?B. Konsentrasi MMP-9 yang meningkat akibat peningkatan ekspresi gen, memiliki korelasi erat dengan berbagai penyakit degeneratif pada lansia. Olahraga rutin dapat meningkatkan aktivitas antioksidan, sehingga akhirnya diharapkan konsentrasi MMP-9 akan menurun. Penelitian ini bertujuan untuk menilai efek olahraga aerobik intensitas sedang selama 12 minggu terhadap aktivitas glutation peroksidase GPX dan konsentrasi MMP-9 lansia.Metode: Sampel penelitian bahan biologis tersimpan berupa plasma darah. Subjek perempuan lansia sedenter yang dibagi ke dalam kelompok kontrol n=22 dan kelompok perlakuan n=22 . Olahraga aerobik berjalan kaki selama 30 menit tiap sesi, tiga kali seminggu, selama 12 minggu. Aktivitas GPX diperiksa dengan metode spektrofotometri dan konsentrasi MMP-9 dengan ELISA dari plasma minggu 0 dan minggu 12.Hasil: Pada minggu 12 terdapat penurunan aktivitas GPX tidak signifikan pada kelompok kontrol p=0,285 dan peningkatan signifikan pada kelompok perlakuan p=0,00 . Konsentrasi MMP-9 minggu 12 menurun pada kelompok perlakuan p=0,024 dan meningkat pada kelompok kontrol p=0,08 .Kesimpulan: Olahraga aerobik intensitas sedang selama 12 minggu dapat meningkatkan aktivitas GPX dan menurunkan konsentrasi MMP-9 pada lansia sedenter.Kata kunci: perempuan lansia sedenter, aktivitas GPX, konsentrasi MMP-9, olahraga intensitas sedang

ABSTRACT
Background and Aims Sedentary elder have higher level of ROS and lower antioxidant activity. ROS is implicated in the increase of MMP 9 gene expression by activating several transcription factor, namely AP 1 and NF B. Higher concentration of MMP 9 is positively correlated with many degenerative diseases seen in elderly. Routine exercise can increase antioxidant activity. This study aims to analyse the effects of 12 week moderate intensity aerobic exercise on sedentary elderly women rsquo s glutathione peroxidase GPX activity and MMP 9 plasma level.Methods Samples were plasma from subject rsquo s peripheral blood which was obtained from the previous study and have been stored in 80 oC freezer. Subjects were sedentary elder women control group n 22, exercise group n 22 with no prior comorbidities. Exercise group performed a 12 week walking program, 30 minutes session, 3x week. GPX activity was measured by spectrophotometry and MMP 9 plasma level by ELISA. Parameters measurement was performed to week 0 dan week 12 plasma.Results Control group GPX activity in week 12 was non significantly lower p 0,285 . Meanwhile exercise group GPX activity in week 12 was significantly elevated in exercise group p 0,00 . MMP 9 plasma level in week 12 was lower for exercise group p 0,024 , but higher for control group p 0,08 .Conclusions Moderate intensity aerobic exercise elevates GPX activity and lowers MMP 9 plasma level in previously sedentary elder women. This changings could be important to attenuate the progressive nature of various organes fibrosis due to ageing process.Keywords sedentery elder women, GPX activity, MMP 9 concentration, moderate exercise"
2017
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dwi Rahma Firdhania
"Perkembangan teknologi yang sangat pesat di Indonesia khususnya kota DKI Jakarta telah memengaruhi berbagai aspek kehidupan, salah satunya adalah gaya hidup dengan peningkatan aktivitas sedentari yang dilakukan oleh anak-anak usia sekolah dan remaja, seperti bermain gadget dan menonton televisi.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara aktivitas sedentari dengan kecerdasan emosional pada anak usia sekolah dan remaja di wilayah Jakarta Barat.
Desain penelitian menggunakan studi cross sectional dengan jumlah sampel 107 responden, yang diambil dengan teknik consecutive sampling. Instrumen penelitian menggunakan kuesioner Adolescent Sedentary Activity Questionnaire ASAQ dan kuesioner kecerdasan emosional EQ.
Hasil penelitian menunjukkan mayoritas anak-anak memiliki tingkat aktivitas sedentari yang tinggi > 5 jam/hari. Aktivitas bermain handphone atau gadget merupakan aktivitas dengan rata-rata terbanyak yakni 152 menit/hari. Hasil uji statistik membuktikkan bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara aktivitas sedentari dengan kecerdasan emosional pada anak usia sekolah dan remaja di wilayah Jakarta Barat, dimana p value 0,000.

Technological developments nowadays have increased in Indonesia, especially the city of DKI Jakarta has influenced various aspects of life, one of which is the lifestyle with the increase in sedentary activity conducted by school age children and adolescents, such as playing gadgets and watching television.
This study aims to determine the relation between sedentary activity with emotional intelligence in school age children and adolescents in the area of West Jakarta. This research used cross sectional study with a sample 107 respondents.
The method used in research is consecutive technique. The research instrument used 2 questionnaires namely Adolescent Sedentary Activity Questionnaire ASAQ questionnaire and emotional intelligence questionnaire EQ. The majority of children have high sedentary activity levels 5 hours day. Activity playing mobile or gadget is the activity with the highest average that is 152 minutes day.
The results of this research proved that there is a relationship between the sedentary activity with emotional intelligence in school age children and adolescents in West Jakarta, where p value 0,000.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2017
S68862
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Marti Rahayu Diah Kusumawati
"Konsumsi buah dan sayur pada siswa masih belum memenuhi rekomendasi yang dianjurkan. Kurangnya konsumsi buah dan sayur mengakibatkan peningkatan risiko penyakit tidak menular dan menyebabkan kematian. Kelompok usia sekolah menengah atas merupakan kelompok usia remaja yang berada dalam masa yang tepat untuk pertumbuhan dan perkembangannya dalam menanamkan kebiasaaan makan yang sehat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui determinan konsumsi buah dan sayur pada siswa SMA Negeri di Kecamatan Jatinegara Jakarta Timur. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan desain studi cross-sectional. Sebanyak 326 siswa dari 4 SMA Negeri berpartisipasi dalam penelitian ini. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sikap, preferensi, dan ketersediaan buah dan sayur di rumah merupakan determinan dari konsumsi buah dan sayur dengan faktor dominan yang ditemukan adalah preferensi (OR=7,87; CI=1,8-34,1). Peningkatan pemahaman akan manfaat dan pentingnya kecukupan konsumsi buah dan sayur bagi kesehatan serta upaya pemberdayaan masyarakat sekolah dapat membentuk persepsi yang baik bahwa buah dan sayur adalah makanan sehat dengan rasa yang enak dan dapat dikonsumsi dalam berbagai jenis pengolahan yang menarik.

Consumption of fruits and vegetables in students still not meet the recommended recommendations. Lack of fruit and vegetable consumption leads to an increased risk of non-communicable diseases and causing death. The high school age group is a group of teenagers who are in the right age for their growth and development in instilling healthy eating habits. This study aims to determine the determinants of fruit and vegetable consumption in high school students in East Jakarta Jatinegara Subdistrict. This research is a quantitative research with cross-sectional study design. A total of 326 students from 4 public senior high school participated in this study. The results showed that the attitudes, preferences, and availability of fruits and vegetables at home were the determinants of fruit and vegetable consumption with the dominant factor found in preference (OR = 7,87, CI = 1,8-34,1). Increased understanding of the benefits and importance of the adequacy of fruit and vegetable consumption for health and efforts to empower the school community can form a good perception that fruits and vegetables are healthy foods with good taste and can be consumed in various types of attractive processing."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2018
T50051
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>