Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 111931 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Jelita Permatasari
"Dengan meningkatnya tuntutan untuk membuat sistem perkeretaapian yang lebih ramah lingkungan, gerbong diesel telah digantikan oleh kendaraan perkeretaapian listrik hibrida. Hibridisasi kendaraan kereta listrik diesel merupakan pendekatan yang efektif untuk mengurangi konsumsi bahan bakar, dan untuk mengidentifikasi solusi optimal dalam meningkatkan kinerja energi pada kereta listrik. Masalah signifikan dalam hibridisasi kendaraan adalah menentukan ukuran optimal untuk sistem penyimpanan energi, dan menggabungkan strategi manajemen energi serta persyaratan teknis dan operasional. Sistem Penyimpanan Energi (Energy Storage System) menggunakan baterai Lithium-ion sebagai tindakan penghematan energi. Hibridisasi kereta listrik tidak hanya memperoleh daya melalui mesin diesel tetapi juga dapat beroperasi tanpa mesin diesel, yaitu disuplai melalui ESS dari baterai Lithium-ion yang digunakan pada kereta listrik. Sehingga diperlukan kontrol pada hibridisasi kereta listrik agar tidak mengganggu kualitas energi sistem kereta listrik. Dalam penelitian ini, dilakukan simulasi sistem kereta listrik sumber energi hibrida berupa mini-model dengan sistem Hybrid Control Unit (HCU) sebagai Energy Management System (EMS) untuk menentukan dan menyesuaikan pendistribusian sumber energi pada kereta, penyimpanan energi pada baterai, kualitas energi dan juga kinerja kontrol yang baik pada pengaturan aliran energi atau sumber daya dalam sistem kereta.

With the increasing demands to make the train system more environmentally friendly, diesel coaches have been replaced by hybrid electric train vehicles. Hybridization of electric diesel train vehicles is an effective approach to reduce fuel consumption, and to identify optimal solutions to improve the energy performance of trains. A significant issue in vehicle hybridization is determining the optimal size for the energy storage system, and incorporating energy management strategies and technical and operational requirements. The Energy Storage System uses Lithium-ion batteries as an energy saving measure. Train hybridization not only obtains power through a diesel engine but can also operate without a diesel engine, i.e. supplied via ESS from the Lithium-ion battery used in the electric train. So that control is needed on train hybridization so as not to interfere with the energy quality of the electric train system. In this study, a simulation of a hybrid energy source electric train system was carried out in the form of a mini-model with the Hybrid Control Unit (HCU) system as an Energy Management Strategy (EMS) to determine and adjust the distribution of energy sources on trains, energy storage in batteries, energy quality and also performance, and controlling the flow of energy or resources in the train system.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nicholas Rogelio
"Transportasi umum kereta antar kota menjadi salah satu transportasi yang banyak diminati karena bisa mengurangi kemacetan dan jarak tempuh yang jauh serta bisa mengangkut orang dalam jumlah yang banyak. Pada kenyataannya, bahan bakar yang digunakan adalah diesel yang Smenghasilkan emisi gas karbon. Emisi gas karbon bisa meningkatkan pencemaran udara dan efek rumah kaca. Sebagai solusi, penggunaan kombinasi sumber energi pada sistem kereta hibrid sudah dilakukan dan dikembangkan dalam beberapa dekade ini. Sumber energi listrik dalam bentuk baterai atau sel bahan bakar hidrogen dalam bentuk fuel cell menjadi energi utama dalam penggerak kereta. Sebagai tambahan, untuk memenuhi kebutuhan daya kereta yang disesuaikan juga bisa ditambahkan sumber energi lain seperti ultra/super capacitor ataupun diesel. Oleh karena itu, pada sistem kereta hibrid ini diperlukan EMS (Energy Management System) untuk mengatur keluaran dan penggunaan energi yang dipakai secara optimal. Metode pengendalian yang digunakan adalah MPC (Model Predictive Control) yang memungkinkan strategi perencanaan dan pengoptimalan penggunaan energi dari berbagai sumber daya. Pada metode optimasi MPC terdapat cost function yang akan diminimalisir dan dioptimalkan dengan berbagai constraints.

Inter-city train public transportation is one of the most popular transportations because it can reduce congestion and long distances and transport large numbers of people. In reality, the fuel used is diesel which produces carbon gas emissions. Carbon gas emissions can increase air pollution and the greenhouse effect. As a solution, the use of a combination of energy sources in hybrid train systems has been carried out and developed in recent decades. Electrical energy sources in the form of batteries or hydrogen in the form of fuel cells become the main energy in driving the train. In addition, other energy sources such as ultra/super capacitors or diesel can also be added to fulfill the power requirements of the train. Therefore, this hybrid train system requires an EMS (Energy Management System) to optimally manage the output and use of energy used. The control method used is MPC (Model Predictive Control) which enables strategic planning and optimization of energy use from various resources. In the MPC optimization method, there is a cost function that will be minimized and optimized with various constraints."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Zaidan Aris Athaillah
"Kereta hibrida merupakan kereta yang menggabungkan beberapa sumber energi dengan tujuan untuk meningkatkan efisiensi bahan bakar dan mengurangi emisi gas rumah kaca di kawasan minim infrastruktur jaringan distribusi listrik. Namun, jenis kereta ini memiliki tantangan dalam manajemen sumber energi agar biaya penggunaannya dapat diminimalkan. Maka dari itu, penelitian dilakukan untuk mengoptimalkan strategi manajemen energi atau yang biasa disebut dengan Energy Management System (EMS). Strategi manajemen energi pertama yang dikenalkan adalah Rule-Based dengan biaya komputasi yang kecil, namun belum optimal. Untuk mendapatkan hasil yang lebih optimal digunakan Model Predictive Control (MPC) yang terkenal sangat andal karena kemampuan prediksi, mampu menangani masalah yang kompleks, dan dapat disesuaikan secara real-time. Optimasi real-time dibatasi oleh waktu cuplik, sehingga optimasinya belum tentu sempurna. Maka, optimasi real-time dapat dikombinasikan dengan optimasi global yang dijalankan secara offline, salah satunya menggunakan strategi Pontryagin’s Minimum Principle (PMP) yang telah banyak digunakan oleh para peneliti karena waktu komputasinya yang cepat dan secara akurat dapat mempertimbangkan State of Charge (SOC) baterai agar tetap dalam range nominal. Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan strategi manajemen energi yang efisien untuk kereta hibrida, menggunakan Rule-Based Pontryagin’s Minimum Principle Model Predictive Control (RB-PMP-MPC). Pengujian dan evaluasi dilakukan dengan melakukan simulasi pada Matlab dan Simulink.

Hybrid trains combine multiple energy sources to improve fuel efficiency and reduce greenhouse gas emissions in areas with limited electrical distribution infrastructure. However, these trains face challenges in energy source management to minimize operational costs. Therefore, research is conducted to optimize energy management strategies, commonly known as the Energy Management System (EMS). The first introduced energy management strategy is Rule-Based, which has low computational costs but is not yet optimal. To achieve more optimal results, Model Predictive Control (MPC) is used, known for its high reliability due to its predictive capabilities, ability to handle complex problems, and real-time adaptability. Real-time optimization is limited by sampling time, so it may not be perfect. Therefore, real-time optimization can be combined with global optimization performed offline, one of which uses Pontryagin's Minimum Principle (PMP) strategy, widely used by researchers for its fast computation time and accurate consideration of the battery's State of Charge (SOC) to remain within the nominal range. This research aims to develop an efficient energy management strategy for hybrid trains using Rule-Based Pontryagin's Minimum Principle Model Predictive Control (RB-PMP-MPC). Testing and evaluation are conducted through simulations in Matlab and Simulink."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Zidney Rayhan Renaldhy
"Untuk mendukung pendistribusian listrik keseluruh bagian Indonesia, termasuk daerah-daerah tertinggal, terdepan, dan terluar di Indonesia seperti pada Indonesia bagian Timur, maka diperlukan peningkatan kapasitas penyediaan energi listrik. Usaha pemerintah dalam meningkatkan kapasitas penyediaan energi listrik dibuktikan oleh rasio elektrifikasi yang sudah mencapai 98,3% pada Desember 2018. Pemanfaatan sumber energi baru terbarukan, seperti energi surya dapat menjadi salah satu solusi dari peningkatan penyediaan energi listrik. Untuk menjaga nilai tegangan dan frekuensi pada nilai nominal dalam sistem tenaga listrik dengan cara mengendalikan keseimbangan daya antara pembangkit dan beban pada sistem, penggunaan Battery Energy Storage System (BESS) dapat menjadi solusi, dikarenakan BESS memiliki kemampuan untuk mempercepat pemulihan sistem setelah terjadinya gangguan. Oleh karena itu, studi penambahan BESS dibutuhkan untuk mengetahui pengaruh penggunaan BESS pada sistem tenaga listrik. Pada studi ini, metode indeks sensitivitas digunakan untuk menentukan bus lemah sebagai lokasi penempatan BESS. Simulasi aliran daya dan stabilitas pada studi ini dilakukan dengan menggunakan perangkat lunak DIgSILENT PowerFactory. Hasil simulasi aliran daya menunjukkan bahwa kondisi tegangan bus pada sistem dalam kondisi aman. Berdasarkan hasil optimasi pada simulasi kestabilan menggunakan BESS 500 kVA, 1 MVA, dan 2 MVA hanya BESS dengan kapasitas 1 MVA dan 2 MVA yang layak karena pada skenario 3, BESS 500 KVA tidak mampu memulihkan kondisi sistem setelah terjadinya gangguan. Sehingga, dengan BESS kapasitas 1 MVA saja sudah cukup dalam menanggulangi studi kasus yang ada.

To support electricity distribution throughout Indonesia, including isolated regions such as in Eastern Indonesia, an increase in power generating capacity is required. The government’s effort in increasing power generating capacity has been proven by the electrification ratio, which has reached 98.3% on December 2018. The use of renewable energy sources, such as solar energy, can be a solution in providing electricity. The use of Battery Energy Storage System (BESS) can be a solution in keeping the value of tension and frequency on an electrical system by balancing power between the generators and load on the system. This is because BESS has the capacity to accelerate system recovery after a disturbance. Thus, a study of the addition of BESS is required to understand the impact of BESS usage on an electrical energy system. On this study, the sensitivity index method is used to determine a low bus as a location for BESS placement. A power flow simulation and stability simulation is conducted by using the DIgSILENT PowerFactory software. The result of this load flow simulation shows that the bus tension power on the system is on a safe condition. Based on the optimization results in the stability simulation using BESS 500 kVA, 1 MVA, and 2 MVA, only BESS with a capacity of 1 MVA and 2 MVA is feasible because, in scenario 3, BESS 500 KVA is not able to meet the system conditions after experiencing a disturbance. Thus, BESS with only 1 MVA capacity is sufficient to fulfill the existing case studies."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sabrina Karima Suhartono
"Untuk mendukung pertumbuhan ekonomi di kawasan Indonesia Timur, maka diperlukan peningkatan kapasitas penyediaan energi listrik. Salah satu solusi dari peningkatan energi listrik yaitu dengan memasang pembangkit yang memanfaatkan sumber energi baru terbarukan, seperti energi surya. Dalam sistem kelistrikan, nilai tegangan dijaga di nilai nominalnya dengan cara mengendalikan keseimbangan daya antara pembangkit dan beban sistem. Untuk memastikan sistem yang andal dan stabil, Battery Energy Storage System (BESS) dapat menjadi salah satu solusi sebagai penyedia dan penyerap energi pada sistem kelistrikan untuk mempercepat proses pemulihan tegangan pasca gangguan. Pemilihan peringkat dan penempatan BESS yang tepat merupakan hal yang penting untuk menjamin kelayakan teknis dan ekonomis dalam memberikan layanan pemulihan berupa dukungan tegangan yang lebih optimal. Pada pengujian ini, metode indeks sensitivitas tegangan digunakan untuk menentukan bus yang lemah dan kuat yang kemudian dijadikan sebagai lokasi penempatan dari BESS. Metode ini bersama dengan pengujian peringkat BESS, dilakukan untuk menentukan penempatan serta nilai kapasitas yang optimal dari BESS. Hasil pengujian menunjukkan bahwa dukungan daya dari BESS dengan kapasitas yang sesuai dapat mengembalikan tegangan ke nilai nominal 20 kV dengan batas kestabilan antara +5% dan -10%. Hasil simulasi juga menunjukkan bahwa penempatan BESS di bus yang lemah dengan peringkat BESS senilai 5 MVA, memberikan peluang untuk BESS memberikan dukungan tegangan secara maksimal pada sistem kelistrikan yang diuji, dengan menghasilkan pemulihan nilai tegangan yang lebih baik, serta waktu respons tegangan yang lebih cepat jika dibandingkan dengan BESS yang ditempatkan di bus yang lebih kuat.

To support economic growth in Eastern Indonesia, it is necessary to increase the capacity of electricity supply. One of the solution is to install plants that utilize renewable energi sources, such as solar energy. In electric power systems, the voltage is maintained on its nominal value by balancing the electric power generation and the load. To ensure the system is reliable and stable, the Battery Energy Storage System (BESS) can be one of the solutions as a provider and absorbent of energy in the electrical system to speed up the recovery process after electrical faults. Choosing the right BESS rating and placement is important to ensure technical and financial feasibility in providing better safety guarantees. In this research, the sensitivity index method is used to determine the weak and strong buses which are then used as the location of the BESS. This method, together with the BESS ranking test, is carried out to determine the optimal placement and capacity value of BESS. The test results show that the power support from BESS with compatible capacity can return a nominal voltage of 20 kV with a stability limit between + 5% and -10%. The simulation results also show that placing BESS on a weak bus with a BESS rating of 5 MVA, provides an opportunity for BESS to provide support to the tested electricity system, by producing an improved voltage value and a faster voltage response when compared to the BESS placed on a stronger bus."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Silitonga, Agatha Binka Nauli
"Pada daerah terpencil di Indonesia, generator diesel menjadi pasokan utama dalam memenuhi kebutuhan listrik. Masalah kenaikan biaya bahan bakar serta emisi gas karbon pada generator diesel ini membuat pasokan utama untuk listrik membutuhkan sumber lain yang lebih ramah lingkungan dan ekonomis. Potensi energi surya yang tinggi di Indonesia membuat pemanfaatan sel surya dapat menjadi solusi untuk hal tersebut. Namun, keluaran sel surya yang bersifat tidak stabil memerlukan sistem penyimpanan energi seperti baterai. Penggunaan sel surya dan baterai sebagai komponen dapat membutuhkan biaya investasi yang besar. Studi ini bertujuan untuk menentukan konfigurasi sistem pembangkit listrik hibrid surya/diesel/baterai di daerah Papua Barat yang optimal dengan biaya pembangkitan yang lebih kecil daripada sistem PLTD eksisting. Simulasi menggunakan perangkat lunak Homer menghasilkan COE yang lebih rendah yaitu $0,178/kWh dengan menambahkan sel surya berkapasitas 10.208 kWp dan baterai pada sistem eksisting. Konfigurasi ini menghasilkan penurunan emisi gas karbon monoksida sebesar 14.105 kg/tahun. Pada kondisi radiasi matahari puncak sebesar 1,20 kW/m2 rata-rata energi yang tersimpan selama 24 jam dalam baterai sebesar 6.232,48 kWh.

Remote areas in Indonesia depends on diesel generator as main supply to fill the electricity demands. Fluctuation of fuel’s price and carbon gas emission resulted from generator diesel need to be reduced by using more eco-friendly and economical sources. Indonesia’s high potential for solar radiation can be utilized through photovoltaics to overcome this matter. However, the intermittency of photovoltaics needed energy storage system such as battery to stabilize it. Addition of new components may increase investment costs. This study focuses on sizing optimization of hybrid power plant consisting of solar cell/diesel/battery to maximize economic profit by reducing COE compared to existing power plant in West Papua. By using Homer software as simulation tools, it shows that integrating 10,208 kWp photovoltaics and battery on existing power plant reduces COE to $0.178/kWh. The configuration proposed shows reduction of CO gas emission to 14,105 kg/year. On days when solar radiation’s peak reaches 1.20 kW/m2 average energy stored in battery is 6,232.48 kWh."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Didik Sukoco
"Sumber energi terbarukan yang sangat menjanjikan adalah solar cell dan kincir angin karena portabilitas, fleksibilitas yang tinggi dan nilai investasi relatif rendah. Sejauh ini teknologi solar cell memiliki keunggulan karena membutuhkan perawatan sangat minim dan memiliki umur sekitar 20 tahun[27]. Effisiensi diwujudkan dengan kemampuan solar cell mengubah energi matahari menjadi energi listrik. Pada saat ini solar cell mudah didapat dengan kisaran harga US $3/Watt per satuan luas.
Pada kincir angin sumber energi mekanik dari putaran blade akan di konversi ke sumber energi listrik. Meskipun sederhana dalam konsep, tetapi desain turbin dalam perhitungan blade sangat komplek untuk menghasilkan energi yang optimal. Namun kelemahan dari kedua sumber energi terbarukan tersebut adalah tidak menentu ketersediaannya, sedangkan konsumen membutuhkan penyediaan energi yang stabil dengan sustainability 100%. Untuk itu agar sistem energi terbarukan lebih bermanfaat, sistem harus dilengkapi dengan kendali dan management energi listrik yang akan menstabilkan output energi listrik yang dihasilkan.
Diperlukan suatu bank baterai dalam kelangsungan sustainable suplai energi listrik yang dihasilkan. Dalam riset ini, telah merancang bangun suatu kendali energi dengan mengintegrasikan pemodelan matematik sistem baterai. Sistem kendali didukung oleh bank baterai, mikrokontroller dan rangkaian elektronik.
Selanjutnya unjuk kerja sistem dapat ditingkatkan dengan melakukan karakteristik energi yang tersimpan dalam baterai, sehingga energi baterai selalu dapat di monitor. Hal ini memungkinkan sistem selalu dapat mengendalikan energi listrik yang tersedia dalam sistem tersebut.

Renewable energy sources is a very promising that is solar cell and windmill because of it portability, flexibility and value of investment is relative low. Now solar cell technology have an advantage because it require for little maintenance and have lifetime of about 20 years [27]. Efficiency solar cell is realized with it ability to convert solar energy into electrical energy. At currently this solar cell is easy to get with range of price arround U.S. $ 3/Watt per unit area.
At the windmill source of mechanical energy from the blade rotation will be converted into electrical energy source. Although simple in concept, but the design of turbine blade is so complex calculation to generate the optimal energy. But the weakness of both renewable energy sources is uncertain availability, while the consumer requires a stable supply of energy with 100% sustainability. In order to a renewable energy system more useful, the system must be equipped with control and management of electrical energy that will stabilize the output of electrical energy that produced.
It needs a battery bank to keep the sustainable of electrical energy that produced. In this research, has been designing up a control energy by integrating the mathematical modeling of battery systems. Control system supported by battery bank, microcontrollers and electronic circuits.
Furthermore, system performance can be enhanced by the characteristics of the energy stored in batteries, hence the energy of battery always be monitored. It enable the system is always able to control the electrical energy that available in that system.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2012
T31086
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Karkati Mustika Andary
"Untuk mendorong pertumbuhan ekonomi masyarakat, pada daerah terisolir seperti daerah kepulauan Nusa Tenggara Timur, saat ini terjadi peningkatan kebutuhan energi listrik. Menurut RUPTL 2021-2030, di beberapa kabupaten Nusa Tenggara Timur memiliki rasio elektrifikasi dibawah 90%, dan pembangkitan listriknya masih mengandalkan energi fosil (crude oil) dengan penggunaan pembangkit diesel. Potensi energi baru terbarukan dapat dimanfaatkan di wilayah tersebut, khususnya energi surya dikarenakan cukup tingginya iradiasi matahari. Dari potensi tersebut dapat dimanfaatkan dengan pembangunan PLTS dan BESS yang terinterkoneksi dengan sistem tenaga listrik eksisting di pulau tersebut sehingga terjadinya sistem hibrida. Dalam pembangunan dan penerapaannya, perlu dilakukan optimasi untuk penentuan lokasinya interkoneksi. Nilai kestabilan tegangan dan frekuensi dari sistem hibrida sebelum dan sesudah terjadinya gangguan perlu ditinjau agar sistem tenaga listrik dapat beroperasi dengan stabil. Berdasarkan studi dan simulasi yang dilakukan, didapatkan kondisi optimum interkoneksi pada skenario alternatif 1, dimana interkoneksi PLTS dan BESS terhubung melalui saluran dengan Bus PLTD X / 20 kV. Hal ini mempertimbangkan operasi PLTD lebih dari 30% daya terpasang generator dengan PLTD beroperasi pada 0,772 MW saat beban pucak siang hari dan 0,658 MW saat beban puncak malam hari. Hasil dengan tegangan pada setiap bus setelah mengalami gangguan di atas nilai rata-rata 0,90 p.u. mengacu pada grid code wilayah NTMP pada variasi tegangan ± 10 %.

To encourage community economic growth, in isolated areas such as the islands of East Nusa Tenggara, currently there is an increase in the need for electrical energy. According to the 2021-2030 RUPTL, several districts of East Nusa Tenggara have electrification ratios below 90%, and electricity generation still relies on fossil energy (crude oil) with the use of diesel generators. The potential for new and renewable energy can be utilized in the area, especially solar energy due to the high solar irradiation. From this potential, it can be utilized by the construction of PLTS and BESS which are interconnected with the existing electric power system on the island so that a hybrid system occurs. In its development and implementation, it is necessary to optimize the location for interconnection. The value of voltage and frequency stability of the hybrid system before and after the disturbance needs to be reviewed so that the electric power system can operate stably. Based on the studies and simulations carried out, the optimum interconnection conditions were obtained in alternative scenario 1, where the PLTS and BESS interconnections are connected through a channel with the PLTD X / 20 kV Bus. This takes into account the PLTD operation of more than 30% of the installed power of the generator with the PLTD operating at 0.772 MW at peak load during the day and 0.658 MW at peak load at night. The results with the voltage on each bus after experiencing a disturbance above the average value of 0.90 p.u. refers to the grid code of the NTMP region at a voltage variation of ± 10%."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Faqih Ilmi
"Penggunaan bahan bakar minyak pada kereta diesel menghasilkan emisi gas rumah kaca yang berkontribusi terhadap pemanasan global. Kereta lintas provinsi adalah salah satu moda transportasi umum di Indonesia yang masih menggunakan mesin diesel sebagai sumber tenaga utamanya yang menghasilkan emisi yang cukup signifikan. Untuk mengurangi emisi dari kereta diesel, dikembangkan kereta dengan tenaga hibrid, yaitu menggabungkan sumber tenaga diesel dan listrik. Sistem tenaga hibrid ini memerlukan strategi manajemen energi untuk mengatur distribusi suplai daya dari masing-masing sumber sehingga dapat meminimalkan penggunaan tenaga diesel serta tetap dapat memenuhi kebutuhan beban agar tercapai efisiensi optimal dan mengurangi emisi. Besar keperluan daya diestimasi dengan metode kendali rule-based terhadap kondisi kereta secara real time dengan mensimulasikannya dalam driving cycle perjalanan kereta nyata. Selain itu, penerapan regenerative braking juga digunakan yang merupakan metode yang cukup baik dalam meningkatkan efisiensi sistem. Pada studi ini, dilakukan simulasi kendali kereta hibrid diesel-listrik menggunakan strategi manajemen energi berbasis state machine dan logika fuzzy serta memanfaatkan regenerative braking pada driving cycle perjalanan kereta serta mengevaluasi besar efisiensi dari pengendalian tersebut. Tingkat penggunaan bahan bakar diesel berhasil dikurangi sebesar 0.65% pada strategi state machine dan sebesar 46.64% pada strategi fuzzy logic dengan tetap memenuhi kebutuhan daya perjalanan kereta.

The use of diesel fuel in diesel trains produces greenhouse gas emissions that contribute to global warming. Cross-province trains are one of the common modes of transportation in Indonesia that still use diesel engines as their main power source, resulting in significant emissions. To reduce emissions from diesel trains, hybrid trains have been developed, combining diesel and electric power sources. This hybrid power system requires energy management strategies to regulate the distribution of power supply from each source, minimizing the use of diesel power while meeting the load requirements for optimal efficiency and emission reduction. The power demand is estimated using a rule-based control method based on real-time train conditions, simulated in the driving cycle of actual train journeys. Additionally, the application of regenerative braking is utilized as a method to improve system efficiency. In this study, a simulation of diesel-electric hybrid train control is conducted using a state machine-based energy management strategy and fuzzy logic, while also utilizing regenerative braking in the train's driving cycle. The efficiency of these control methods is evaluated. The level of diesel fuel usage was successfully reduced by 0.65% with the state machine strategy and by 46.64% with the fuzzy logic strategy, while still meeting the power requirements for the train journey."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Andi Iriyanto
"Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD) memiliki waktu starting yang cepat dan
memiliki efisiensi tinggi namun biaya operasional dan bahan bakar generator diesel
sangat tinggi. Perangkat lunak HOMER digunakan dalam penelitian ini untuk
menentukan sistem pembangkit hybrid mana yang paling optimal. Parameter yang
dipakai adalah nilai ekonomis yaitu net present costs (NPC) dan cost of energy (COE)
dan dilakukan perhitungan terhadap penggunaan dan produksi energi. Skenario yang
digunakan yaitu skenario 1 sistem berasal dari generator yang beroperasi di PLTD Nusa
Penida, sedangkan skenario 2 adalah PLTD, panel surya, turbin angin dan penyimpanan
Enegri Flywheel (FESS). Sistem Penyimpanan Energi Flywheel dipakai untuk
meningkatkan penetrasi energi terbarukan ke jaringan listrik dan mendorong permintaan
akan kapasitas yang lebih besar di bidang penyimpanan energi. Teknologi Flywheel
dipakai pada beberapa aplikasi penyimpanan energi dalam penyimpanan energi kinetik
pada inersia yang berputar. Teknologi FESS mempunyai efisiensi tinggi yaitu 90-95 %.
Karakteristik FESS yang kuat sesuai untuk aplikasi yang memerlukan respons cepat
serta siklus harian yang tinggi juga memiliki daya tinggi. Saat ini permintaan teknologi
FESS berkembang memiliki potensi yang cukup baik disaat biaya produksi baterai Liion
dan teknologi baterai kimia lainnya terus berkurang dikarenakan baterai memiliki
lifetime yang lebih rendah dan memiliki isu lingkungan. Hasil dari penelitan ini adalah
sistem hybrid mampu menghasilkan daya sebesar 11.147.011 kWh/tahun dan memiliki
persentasi menghasilkan sebesar 32% sumber energi listrik terbarukan dari total energi
yang dihasilkan. Dari nilai ekonomis, yang paling optimal adalah skenario ke 2 dengan
nilai sebesar COE 6,93 Cent US$ per kWh serta NPC sebesar 37,7 Mill US$
dibandingkan skenario 1

Diesel Power Plants (PLTD) have a fast starting time and have high efficiency, but the
operational costs and fuel for diesel generators are very high. HOMER software is used
in this study to determine which hybrid power system is the most optimal. The parameters
used are economic values, namely net present costs (NPC) and cost of energy (COE) and
are calculated on the use and production of energy. The scenario used is scenario 1, the
system comes from a generator operating at PLTD Nusa Penida, while scenario 2 is
PLTD, solar panels, wind turbines and Flywheel Energy storage (FESS). The Flywheel
Energy Storage System is used to increase the penetration of renewable energy into the
power grid and drive the demand for greater capacity in the energy storage area. Flywheel
technology is used in several energy storage applications in the storage of kinetic energy
in rotating inertia. FESS technology has a high efficiency of 90-95%. The strong FESS
characteristics are suitable for applications that require fast response and high daily cycles
as well as high power. Currently, the growing demand for FESS technology has good
potential when the cost of producing Li-ion batteries and other chemical battery
technologies continues to decrease because batteries have a lower lifetime and have
environmental issues. The result of this research is that the hybrid system is able to
generate power of 11,147,011 kWh/year and has a percentage of generating 32% of
renewable electrical energy sources of the total energy produced. From the economic
value, the most optimal is scenario 2 with a value of COE 6.93 Cent US$ per kWh and
an NPC of 37.7 Mill US$ compared to scenario 1.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>