Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 221703 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Intan Nurhayati
"Penelitian ini bertujuan untuk melakukan analisa hubungan penerapan operasi sesar metode ERACS (Enhanced Recovery After Sectio Surgery) dengan efisiensi biaya dan mutu layanan di RS Hermina Galaxy tahun 2022. Rancangan penelitian yang digunakan adalah kohort retrospektif dengan pendekatan kuantitatif dan kualitatif. Kesimpulan pada penelitian ini bahwa dengan menggunakan metode ERACS pada pasien tindakan operasi bedah sesar didapatkan efektivitas biaya dengan mutu layanan yang baik. Mutu layanan yang dinilai pada penelitian ini adalah mobilisasi yang lebih cepat, lama hari rawat yang lebih singkat, dan infeksi daerah operasi tidak ditemukan.
Disarankan pada RS Hermina Galaxy untuk menggunakan metode ERACS pada pasien tindakan operasi bedah sesar agar mutu layanan meningkat dan menyebabkan pasien menjadi lebih nyaman pasca operasi SC dan biaya layanan menjadi lebih rendah daripada SC metode konvensional

This study aims to analyze the relationship between the implementation of the ERACS (Enhanced Recovery After Sectio Surgery) method and the cost efficiency and quality of service at Hermina Galaxy Hospital in 2022. The research design used was a retrospective cohort with a quantitative and qualitative approach. The conclusion in this study is that by using the ERACS method in patients with cesarean section surgery, cost effectiveness with good service quality is obtained. The quality of service assessed in this study was faster mobilization, shorter length of stay, and no surgical site infections were found.
It is recommended for Hermina Galaxy Hospital to use the ERACS method for cesarean section patients so that the quality of service increases and causes patients to be more comfortable after SC surgery and service costs are lower than conventional SC methods.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Intan Nurhayati
"Penelitian ini bertujuan untuk melakukan analisa hubungan penerapan operasi sesar metode ERACS (Enhanced Recovery After Sectio Surgery) dengan efisiensi biaya dan mutu layanan di RS Hermina Galaxy tahun 2022. Rancangan penelitian yang digunakan adalah kohort retrospektif dengan pendekatan kuantitatif dan kualitatif. Kesimpulan pada penelitian ini bahwa dengan menggunakan metode ERACS pada pasien tindakan operasi bedah sesar didapatkan efektivitas biaya dengan mutu layanan yang baik. Mutu layanan yang dinilai pada penelitian ini adalah mobilisasi yang lebih cepat, lama hari rawat yang lebih singkat, dan infeksi daerah operasi tidak ditemukan. Disarankan pada RS Hermina Galaxy untuk menggunakan metode ERACS pada pasien tindakan operasi bedah sesar agar mutu layanan meningkat dan menyebabkan pasien menjadi lebih nyaman pasca operasi SC dan biaya layanan menjadi lebih rendah daripada SC metode konvensional.

This study aims to analyze the relationship between the implementation of the ERACS (Enhanced Recovery After Sectio Surgery) method and the cost efficiency and quality of service at Hermina Galaxy Hospital in 2022. The research design used was a retrospective cohort with a quantitative and qualitative approach. The conclusion in this study is that by using the ERACS method in patients with cesarean section surgery, cost effectiveness with good service quality is obtained. The quality of service assessed in this study was faster mobilization, shorter length of stay, and no surgical site infections were found. It is recommended for Hermina Galaxy Hospital to use the ERACS method for cesarean section patients so that the quality of service increases and causes patients to be more comfortable after SC surgery and service costs are lower than conventional SC methods."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ummu Hani
"Besaran biaya satuan tindakan Bedah Sesar merupakan komponen penting bagi manajemen sebagai salah satu upaya efisiensi strategis ke depan, terutama dalam upaya keberlangsungan rumah sakit Prima yang melayani 90% pasien Jaminan Kesehatan Nasional (JKN). Secara geografis, rumah sakit ini merupakan salah satu andalan untuk layanan persalinan di pulau Ternate yang menampung rujukan dari beberapa pulau kecil di sekitarnya. Hal ini menyebabkan tingkat Bedah Sesar relatif tinggi, yaitu 55% dari total tindakan persalinan. Rendahnya tarif JKN menjadi pemicu bagi manajemen untuk mengetahui komponen biaya rinci atas tindakan Bedah Sesar, agar upaya efisiensi dan strategi keberlangsungan usaha dapat terus ditingkatkan. Penelitian melalui pendekatan kualitatif, mengolah data sekunder pasien Bedah Sesar dengan wawancara dan melihat laporan keuangan rumah sakit. Analisis biaya dilakukan berdasarkan aktivitas pada seluruh tindakan Bedah Sesar pada tahun 2022. Hasil penelitian menunjukkan bahwa biaya total tindakan Bedah Sesar sebesar Rp 6.659.302,- Kesenjangan paket biaya satuan Bedah Sesar dengan tarif INA CBGs kelas 3 sebesar Rp (1.723.102), kelas 2 sebesar Rp (859.302), dan kelas 1 sebesar Rp (59.302). Tindakan efisiensi yang telah dilakukan oleh RS Prima adalah dengan mengurangi lama rawat, serta penyediaan BMHP dengan harga lebih rendah. Disarankan juga untuk melakukan ekspansi layanan dengan menjalin kerjasama dengan layananan primer agar angka rujukan ke rumah sakit dapat terkendali. 

The unit cost of Cesarean Section (C-section) is a crucial factor in the strategic management of hospitals, particularly for Rumah Sakit Prima where 90% of patients are Jaminan Kesehatan Nasional’s participants. Geographically, Rumah Sakit Prima serves as a pivotal healthcare facility for delivery and labor services not only for Ternate Island, but also as a referral center for nearby islands. Consequently, the hospital experienced a relatively high C-section rate, accounting for 55% of total deliveries. The existing challenge is in the discrepancy between the low tariff provided by JKN for C-section and the actual costs incurred. To address this issue and support operational efficiency, the hospital’s management seeks to understand the detailed cost component of C-sections. A qualitative research approach was employed, utilizing caesarean section patients’ secondary data, conducting staff interviews, and analyzing hospital’s financial statements. An in-depth analysis was peformed for all C-section procedures performed in 2022. The findings revealed that the total cost for C-section in 2022 is Rp 6.659.302,-, significantly surpassing reimbursement rates provided by JKN. The difference in tariff per class from INA-CBGs and the actual costs has led to financial defisits of Rp 1.723.102 for 3rd class, Rp 859.302 for 2nd class, and Rp 59.302 for 1st class procedures. Many efficiency measures, such as reducing the length of stay, using consumables with lower price, etc have been done. Expansion of C-section services, potentially through collaboration with local midwives and front line healthcare providers, can help minimize hospital references and minimize the strain on hospital resources. "
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Felicitas Nia Aryani
"Permasalahan yang belum tuntas dalam upaya MDGs salah satunya adalah penurunan Angka Kematian Ibu (AKI) dan penurunan Angka Kematian Bayi (AKB). Sejak terbitnya Peraturan Menteri Kesehatan no 26 tahun 2021 pada bulan Agustus tahun 2021 maka klaim INACBGs untuk bayi sehat dibayarkan dalam 1 (satu) paket persalinan ibunya. Di Rumah Sakit Kartika Kasih tindakan Sectio Caesaria merupakan tindakan bedah bidang kandungan yang paling banyak dilakukan setiap bulannya. Dengan adanya PMK tersebut maka Rumah Sakit mengalami selisih negatif. Persalinan SC dengan metode terbaru yaitu ERACS diharapkan dapat mendukung efisiensi biaya dan peningkatan mutu. Metode ERACS sudah dilakukan sejak Desember 2021 terhadap seluruh pasien SC yang tidak memiliki kontraindikasi. Berdasarkan penelitian di atas maka  peneliti ingin melakukan analisis hubungan penerapan SC Metode ERACS terhadap peningkatan mutu dan menurunkan selisih tarif rumah sakit dengan tarif INACBGs. di RS Kartika Kasih, Sukabumi. Tujuan penelitian adalah untuk menganalisis perbedaan tagihan setiap komponen layanan dan mutu layanan operasi SC metode ERACS dan non ERACS. Metode penelitian adalah penelitian non eksperimental dengan cara pengumpulan data secara cross sectional yang diolah dengan pendekatan kuantitatif. Penelitian dilakukan di Rumah Sakit Kartika Kasih sukabumi sejak Januari 2022 sampai Juni 2022. Hasil penelitian : terdapat hubungan antara penerapan SC metode ERACS dengan mutu layanan berupa lama hari rawat, waktu mobilisasi, diet pasca operasi dan kejadian infeksi pasca operasi dan tagihan layanan berupa komponen akomodasi, komponen obat, komponen bahan medis habis pakai, komponen pemeriksaan penunjang, komponen jasa medis dokter dan yotal seluruh taghan komponen di RS Kartika Kasih . Kesimpulan : terdapat hubungan antara penerapan SC dengan mutu layanan dan tagihan layanan di RS Kartika Kasih, Sukabumi.

Problems that have not been resolved in the MDGs efforts, one of which is the decrease in the Maternal Mortality Rate and the decrease in the Infant Mortality Rate. Since the issuance of the Minister of Health Regulation no. 26 of 2021 in August 2021, INACBGs claims for healthy babies are paid in 1 (one) package of their mother's delivery. At Kartika Kasih Hospital, Sectio Caesaria is the most widely performed obstetrical surgery every month. With the regulation, the hospital experienced a negative difference. Sc delivery with the latest method, namely ERACS, is expected to quality improvement and reduce sales package negative. The ERACS method has been carried out since December 2021 on all SC patients who have no contraindications. Based on the research above, the researcher wants to analyze the relationship between the application of the SC ERACS Method to service quality and to reduce sales negative at Kartika Kasih Hospital, Sukabumi. The purpose of the study was to analyze the differences in the bills of each component of the service and the quality of service of the OPERATION SC of the ERACS and non-ERACS methods. The research method is non-experimental research by means of cross-sectional data collection processed with a quantitative approach. The study was conducted at Kartika Kasih Hospital in Sukabumi from January 2022 to June 2022. Research results: there is a relationship between the application of the SC ERACS method and the quality of services in the form of length of treatment days, mobilization time, postoperative diet and postoperative infection events and service bills in the form of accommodation components, drug components, consumable medical material components, supporting examination components, doctor medical service components and yotal all component tags at Kartika Kasih Hospital. Conclusion: there is a relationship between the application of SC and the quality of service and service bills at Kartika Kasih Hospital, Sukabumi."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tetriadi
"Latar Belakang Studi ini membahas selisih pendapatan BPJS dengan tarif pelayanan sectio caesaria sebesar Rp508.932.651. Hal ini terjadi karena Perda tarif yang sudah lama tidak direvisi (tahun 2011) dan perhitungannya belum menggunakan unit cost. RSD Kol. Abundjani Bangko berdiri sejak tahun 1982 sampai sekarang belum menghitung biaya pelayanan sesuai standar keuangan. BPJS sesuai undang-undang nomor 24 tahun 2011 ditunjuk pemerintah untuk menjalankan pelayanan kesehatan bagi seluruh Indonesia. Agar rumah sakit dapat berjalan normal maka perlu dihitung biaya per layanan unit cost dan efisiensi yang bisa dilakukan berdasarkan standar clinical pathway yang dijalankan di rumah sakit Kol. Abundjani Bangko.
Tujuan Penelitian ini adalah terciptanya unit cost pelayanan sectio caesaria (SC) dan efisiensi yang bisa dilakukan di RSD Kol Abundjani Bangko.
Metode Penelitian merupakan penelitian deskriptif kuantitatif dengan metode cros sectional, menggunakan data retrospektif tahun 2017. Pengolahan data menggunakan metode double distribution dilanjutkan RVU untuk perhitungan unit cost. Efisiensi dapat diketahui dengan menggunakan alat bantu clinical pathway beserta tool-nya.
Hasil Penelitian diperolehnya biaya layanan section caesaria di RSD Kol. Abundjani Bangko, Ruang rawat VIP Rp6.704.891, Kelas I Rp6.491.721, Kelas II Rp6.320.449 dan Kelas III Rp6.503.920, serta inefisiensi kapasitas ruang VIP dan OK/OKE ditambah terjadi penambahan layanan pada laboratorium, obat dan BHP.
Kesimpulan diperolehnya biaya satuan pelayanan kasus sectio caesaria dan upaya efisiensi yang dapat dilakukan di RSD Kol, Abundjani Bangko.

Background This study discusses the difference in BPJS income with the rate of caesaria section services amounting to Rp508,932,651. This happened because the old tariff regulation was not revised (in 2011) and the calculation had not used unit cost. RSD Col. Abundjani Bangko was established in 1982 until now and has not calculated the cost of services according to financial standards. BPJS according to law number 24 of 2011 was appointed by the government to carry out health services for all of Indonesia. In order for a hospital to run normally it is necessary to calculate the cost per service unit cost and efficiency that can be done based on the standard clinical pathway that is run in the hospital Kol. Abundjani Bangko.
The purpose of this study is to create a unit cost of sectio caesarean (SC) services and efficiency that can be done at Kol Abundjani Bangko Hospital.
Research Method is a quantitative descriptive study with cros sectional method, using retrospective data in 2017. Data processing uses a double distribution method followed by RVU for unit cost calculations. Efficiency can be known by using clinical pathway tools and tools.
The results of the research obtained the service fee for the caesaria section at RSD Kol. Abundjani Bangko. VIP care rooms Rp.6,704,891, Class I Rp.6,491,721, Class II Rp.6,320,449 and Class III Rp6,503,920, and not yet the capacity efficiency of VIP and OK / OKE rooms plus additional services in the laboratory, medicine and BHP.
Conclusion Obtained service unit costs of sectio caesarean cases and efficient efforts that can be done at RSD Kol. Abundjani Hospital Bangko.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2019
T52698
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Andi Nurmala Sari
"Pemberian ASI eksklusif dipengaruhi oleh banyak faktor, antara lain dukungan sosial dan metode persalinan Penelitian bertujuan untuk menganalisis hubungan dukungan sosial dengan praktik pemberian ASI eksklusif di Rumah Sakit. Desain penelitian adalah cross sectional, teknik pengambilan sampel menggunakan convenient sampling yang melibatkan 217 responden dengan pengambilan data secara online. Analisis data menggunakan analisis univariat dan analisis bivariat (uji Kruskal- Wallis). Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak ada hubungan yang bermakna antara dukungan informasional, instrumental, dan emosional terhadap praktik pemberian ASI eksklusif pada ibu dengan riwayat SC di Rumah Sakit Umum Pusat Fatmawati Jakarta Selatan (p > 0,05). Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara dukungan penilaian terhadap praktik pemberian ASI eksklusif pada ibu dengan riwayat SC di Rumah Sakit Umum Pusat Fatmawati Jakarta Selatan (p <0,05). Kesiapan diri ibu menyusui dengan riwayat SC dan dukungan penilaian memiliki peranan penting dalam praktik pemberian ASI eksklusif.

Exclusive breastfeeding is influenced by many factors, including social support and delivery methods. The study aimed to analyze the relationship between social support and the practice of exclusive breastfeeding in hospitals. The research design is cross sectional, the sampling technique uses convenient sampling involving 217 respondents with online data collection. Data analysis used univariate analysis and bivariate analysis (Kruskal-Wallis test). The results showed that there was no significant relationship between informational, instrumental, and emotional support on the practice of exclusive breastfeeding for mothers with a history of CS at Fatmawati Central General Hospital, South Jakarta (p > 0.05). The results showed that there was a significant relationship between assessment support for the practice of exclusive breastfeeding for mothers and a history of CS at Fatmawati Central General Hospital, South Jakarta (p <0.05). Self-readiness of breastfeeding mothers with a history of CS and assessment support has an important role in the practice of exclusive breastfeeding."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Oktaviana Muharromah
"Penelitian ini bertujuan untuk melihat perbandingan antara metode pembayaran INA-DRG dengan FFS terhadap efisiensi dan mutu layanan pada kasus Sectio Caesaria di RSUD Kota Bandung. Desain penelitian adalah penelitian dengan pendekatan kuantitatif dan kualitatif. pengumpulan data dilakukan dengan penelaahan terhadap Rekam Medis rawat inap, Rekam Medis rawat jalan, nota perincian perawatan dan laporan farmasi.Selain itu dengan wawancara medalam kepada pihak yang terkait.
Metode pembayaran INA-DRG mempunyai tujuan untuk mendorong efisiensi dan mutu layanan, dari hasil penelitian di RSUD Kota Bandung pada kasus Sectio Caesaria, metode pembayaran INA-DRG gagal mendorong efisiensi untuk kasus tersebut. Namun, untuk kasus Sectio Caesaria pihak Rumah Sakit memberikan pelayanan yang sama dengan metode pembayaran FFS sehingga tidak terjadi penurunan pada mutu layanan di RSUD Kota Bandung.
Hal ini dikarenakan konsep INA-DRG yang kurang dipahami dan tidak terimplementasi pada kasus Sectio Caesaria oleh pihak RSUD Kota Bandung. Terlihat pada utilisasi visit dokter, laboratorium, obat dan bhp yang diberikan sama seperti metode pembayaran FFS.
Disarankan bagi RSUD Kota Bandung agar mengevaluasi manajemen INA-DRG yang sedang berjalan di Rumah Sakit. Sehingga Rumah Sakit dapat mengetahui bagian-bagian yang harus diperbaiki terutama pada sosialisasi INA-DRG dan mengaplikasikan konsep INA-DRG agar tujuan implemetasi INA-DRG tercapai dan Rumah Sakit dapat merasakan pengaruh metode pembayaran INA-DRG di semua kasus.

This study aimed to evaluate the difference between INA-DRG payment method with FFS on the efficiency and quality of service in case Sectio Caesaria in Bandung Hospital. Design research is research with quantitative and qualitative approaches. Data collection is done by a review of Medical Records Inpatient, Outpatient Medical Record, note the details of care and pharmacy reports. In addition to in-depth interview to the parties concerned.
INA-DRG payment method has the objective to promote efficiency and quality of service, the result in hospitals on the upcoming Caesaria Sectio case, INA-DRG payment method fail to encourage efficiency to the case. However, for cases Sectio Caesaria party's Hospital providing services similar to the FFS payment method so that no decrease in quality of care in hospitals in Bandung.
This is because the concept of INA-DRG are poorly understood and not implemented in the case Sectio Caesaria by the hospital in Bandung. Seen on the utilization of physician visits, laboratory, medication and given the same bhp as the FFS payment method.
Suggested for hospitals to evaluate the management of Bandung INA-DRG ongoing at the hospital. So that's Hospital to find out the parts that should be improved especially in the socialization of INA-DRG and apply the concept of INA-DRG for implementation of INA-DRG goal is reached and the Hospital can feel effect of INA - DRG payment method in all cases.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2011
T31358
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Bambang Wibowo
"Terdapat selisih antara klaim INA-CBG dengan pendapatan Rumah Sakit di 4 Rumah Sakit kelas A yaitu RSUP Fatmawati, RSUP Dr. Kariadi, RSUP Dr. Sarjito dan RSUP Dr. Hasan Sadikin. Dalam 6 bulan terdapat selisih terkecil Rp 1.091.205.671 di RSUP Dr. Kariadi dan terbesar Rp 10.142.004.398 di RSUP Fatmawati. Perbedaan selisih terutama dipengaruhi perbedaan pada komponen biaya untuk jasa medis dan farmasi pada seluruh kasus yang dilayani maupun kasus sectio cesarea tingkat keparahan 3. RSUP Dr. Kariadi dan RSUP Dr. Hasan Sadikin adalah Rumah Sakit yang efisien, sedangan RSUP Fatmawati dan RSUP Sarjito adalah Rumah Sakit yang inefisien.
Metode pembayaran INA-CBG meningkatkan upaya pengendalian biaya Rumah Sakit melalui pembayaran jasa medis yang lebih kecil, penggunaan obat generik serta pengendalian pemeriksaan penunjang laboratorium dan radiologi. Setiap Rumah Sakit mempunyai karakteristik dalam melakukan pengendalian biaya untuk meningkatkan efisiensi dan dapat menjadi model pembelajaran bagi Rumah Sakit lain. RSUP Fatmawati dalam menerapkan clinical pathway, RSUP Dr. Kariadi dalam pengendalian alat medik habis pakai, RSUP Dr. Sarjito dalam menerapkan jasa pelayanan yang sama untuk semua kelas perawatan dan RSUP Dr. Hasan Sadikin dalam hal kebijakan mewajibkan penggunaan obat generik.

There is a difference between the claims of INA - CBG with hospital revenue in the fourth class A hospitals; Fatmawati, Dr. Kariadi, Dr . Sarjito and Dr. Hasan Sadikin . Within 6 months, difference range between Rp 1,091,205,671 in Dr. Kariadi Hospital and Rp 10,142,004,398 in Fatmawati Hospital . The difference is mainly influenced by the difference of cost component for medical service payment and pharmacy cost in all cases and cesarean section severity level 3. Dr. Kariadi and Dr. Hasan Sadikin Hospital are an efficient hospitals, on the other hand Fatmawati and Sarjito Hosital are an inefficient hospitals.
INA-CBG payment method enhance the cost containment efforts through smaller medical service payment, the use of generic drugs, control of laboratory and radiological investigations. Each hospital has the characteristics in costs containment to enhance hospital efficiency and can be a learning model for other hospitals. Fatmawati hospital in implementing clinical pathways, Dr. Kariadi hospital in the control of medical equipment consumables, Dr. Sarjito hospital in implementing the same payment services to all class care and Dr. Hasan Sadikin hospital in policies require the use of generic drugs.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2014
T39320
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fakhrunnisa Ahmad
"Inisiasi menyusu dini (IMD) adalah meletakkan bayi di dada ibu segera setelah bayi lahir dan dibersihkan untuk melakukan kontak kulit antara dada ibu dan bayi, membiarkan bayi menemukan puting ibu untuk menyusu. Proporsi IMD di Dunia sebesar 42% ; ASIA Timur 32% ; ASIA Selatan 40%; dan di Indonesia 56,5%. Penundaan IMD biasanya disebabkan karena bayi lahir dengan dengan sectio cesarea (SC) karena perawatan pasca operasi yang lama sehingga menunda kontak ibu-bayi dan kemungkinan dilakukannya IMD menjadi kecil. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh persalinan Caesar terhadap upaya pelaksanaan IMD, menggunakan data individu Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) Tahun 2017 dengan desain cross-sectional. Sampel dibagi menjadi dua kelompok yaitu ibu dengan bayi yang melakukan IMD (n=8418) dan ibu dengan bayi yang tidak melakukan IMD (n=4238). Data bersifat kategorik dan dianalisis dengan uji regresi logistik ganda. Persalinan dengan SC berisiko 2,7 kali untuk tidak melakukan IMD setelah dikontrol oleh variabel paritas; kunjungan ANC; berat lahir; interaksi antara persalinan Caesar dengan pekerjaan suami; interaksi antara persalinan Caesar dengan pendidikan ibu; dan interaksi antara persalinan Caesar dengan kunjungan ANC. Diharapkan agar dilakukan penapisan secara ketat agar persalinan tanpa indikasi tidak dilakukan tindakan SC, sehingga menurukan angka persalinan SC. Dibuatnya undang-undang mengenai upaya pelaksanaan IMD segera setelah bayi lahir baik bayi yang lahir dengan pervaginam maupun SC.

Early initiation of breastfeeding (EIBF) is placing the baby on the mother's chest as soon as the baby is born and clean to make sure skin-to-skin contact between the mother's chest and the baby, letting the baby find the mother's nipple. The proportion of EIBF in the world was 42%; East ASIA 32%; South ASIA 40%; and in Indonesia 56.5%. Delayed of initiation of breastfeeding was usually caused by the baby was born by cesarean section (CS) because prolonged postoperative care, delaying mother-infant contact, making EIBF less likely. This study was conducted to determine the effect of the CS delivery on the implementation of early initiation of breastfeeding using the 2017 Indonesian Demographic and Health Survey (IDHS) data with a cross-sectional design. The sample of this study were grouped into two groups, baby-mothers who did EIBF (n=8418) and baby-mothers who did not EIBF (n=4238). Data were categorical and analyzed by multiple logistic regression tests. Delivery with c-section had a 2.7 times risk of not getting EIBF after being controlled by the parity variable; ANC visit; birth weight; the interaction between the type of delivery and the work of the husband; the interaction between the type of delivery and the mother's education; and the interaction between the type of delivery and the ANC visit. It is hoped that a strict screening will be carried out so that deliveries without indications will not be performed by c-section, thereby reducing the number of CS deliveries. The drafting of a law regarding the implementation of EIBF immediately after the baby is born, either babies born with vaginal or CS."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2021
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Riska Amalia Putri Hutami
"Indonesia telah mengimplementasikan Universal Health Coverage sejak 1 Januari 2014, ini merupakan suatu prestasi sekaligus tantangan. Maka dari itu, strategi rumah sakit dalam meningkatkan mutu dan mengendalikan biaya adalah dengan membuat clinical Pathway, salah satu perangkat yang digunakan untuk memperbaiki proses pelayanan. Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kuantitatif bersifat cross sectional, mengambil data sekunder dari rekam medik dan berkas billing pasien yang dirawat 1 januari ? 31 Desember 2014 di Rumah Sakit Hermina Depok, populasi 1107 pasien dan sampel dipilih berdasarkan variasi terbanyak yaitu pasien dengan riwayat Sectio caesaria sebanyak 265 pasien. Diolah menggunakan software ?Tools Pengembangan Pra Clinical Pathway dan Evaluasi Clinical Pathway? serta pengolahan data univariat.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pasien yang memiliki resiko tinggi persalinan operasi 26.4%, lebih rendah daripada pasien yang tidak memiliki resiko persalinan operasi yaitu sebesar 73,6%. Pasien dengan jenis pembayaran pribadi lebih banyak yaitu 53.6% daripada pasien asuransi 45.3% dan JKN BPJS hanya 1.1%. Kamar perawatan kelas II lebih banyak dipilih oleh pasien yaitu 33%, VIP 29%, kelas III 23%, dan paling sedikit adalah kelas I yaitu 15%. ALOS sebesar 3.16 dan 99.6% hari perawatan sudah sesuai. Tidak semua pasien dilakukan visite berturut-turut selama masa perawatan. Terdapat 11 parameter pemeriksaan laboratorium, pemeriksaan paket ibu 94.3% lebih banyak dilakukan dibandingkan dengan pemeriksaan paket persiapan operasi 25.7% dan hematologi rutin 8.7%, terdapat 8 parameter lain yang dilakukan terpisah dari paket dan tidak ada dalam clinical pathway. Pemeriksaan CTG 40% ini lebih banyak dilakukan dibandingkan pemeriksaan USG 0.8%.
Penggunaan kelas terapi obat telah sesuai dengan clinical pathway yaitu; ringer laktat, RL/D5, obat-obatan anestetik, analgesik, antibiotik, uterotonika, roborantia, dan lactagogue. Kelas terapi yang tidak terdapat dalam clinical pathway adalah antiemetik. Tindakan operasi Sectio caesaria dan pemasangan infus adalah 100%, pemasangan oksigen 93.2%, sedangkan pemasangan kateter 75%. Kesesuaian utilisasi layanan di hari pertama, seluruh variabel menunjukkan adanya perbedaan dengan rencana perawatan dalam clinical pathway. Hari kedua, masih ada tindakan operasi sebesar 15.5%, konsultasi 5%, pemeriksaan laboratorium 78.5% dan pemeriksaan radiologi 4.2%. Hari ketiga, masih ada tindakan operasi sebesar 1.5%, konsultasi 8%, dan pemeriksaan laboratorium 0.04%. Utilisasi layanan di hari keempat dan kelima, utilisasi sudah sesuai dengan clinical pathway.

Indonesia has implemented a Universal Health Coverage since January 1, 2014, this is an achievement and a challenge. Therefore, the strategy of hospitals in improving quality and controlling costs is to make a clinical pathway, one of the devices that are used to improve the service process. This research uses descriptive quantitative approach is cross sectional, taking secondary data from medical records and billing files hospitalized patients from January 1 - December 31, 2014 at the Hermina Depok Hospital, a population of 1107 patients and samples selected based on variations of the most is patients with a Sectio Caesaria history as 265 patients. Processed using software 'Tools Pre-Clinical Development and Evaluation of Clinical Pathway' as well as data processing univariate too.
Results showed that patients who are at high risk 26.4% is lower than patients who do not have the risk of delivery operations in the amount of 73.6%. Patients with the type of personal payment is 53.6% more than insured patients of 45.3% and JKN BPJS only 1.1%. Treatment rooms class II preferred by patients is 33%, 29% VIP, 23% Class III, and the least is the Class I is 15%. ALOS at 3,16 and 99.6% of treatment days was appropriate. Not all patients got visited row during treatment. There are 11 parameters of laboratory tests, examination of 94.3% mothers pack a lot more done than the preparation packet inspection operation of 25.7% and 8.7% routine hematology, there are 8 other parameters are done separately from the package and not in clinical pathways. CTG examination is 40% more than an ultrasound examination carried 0.8%.
The use of therapeutic classes of drugs are in compliance with clinical pathways, namely; Ringer's lactate, RL/D5, anesthetic drugs, analgesics, antibiotics, uterotonic, roborantia, and lactagogue. Therapeutic classes that are not included in the clinical pathway is an antiemetic. Surgery and the infusion was 100%, 93.2% oxygen installation, while the catheter 75%. Suitability utilization of services in the first day, all the variables showed a difference in treatment planning in clinical pathways. The second day, there is still a surgery operation 15.5%, 5% consultations, 78.5% laboratory tests and radiological examinations 4.2%. The third day, there is still an operation of 1.5%, 8% consultations, and 12.04% laboratory tests. Utilization of services in the fourth and fifth days, the utilization is in accordance with clinical pathways.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2016
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>