Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 86945 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Nathania Rismauli
"Dok apung merupakan sebuah struktur yang dibangun sebagai tempat dilakukannya reparasi kapal. Dok apung banyak diminati oleh pemilik kapal karena dapat mengerjakan reparasi dan pemeliharaan untuk bagian baik diatas maupun dibawah air. Sebagai salah satu alat niaga galangan, tingginya pekerjaan yang dilakukan oleh dok apung terlebih dalam proses docking- undocking tentu harus mengutamakan aspek keselamatannya karena memiliki banyak risiko besar yang dapat mempengaruhi dok apung secara operasional maupun teknis. Sebagai langkah untuk mencegah atau mengurangi posibilitas terjadinya patah pada dok apung akibat beban kerja yang besar, perlu dilakukan penilaian risiko keselamatan. Metode yang digunakan untuk menganalisa risiko keselamatan dari dok apung, penulis menggunakan Metode Formal Safety Assessment (FSA). Penelitian ini bertujuan melakukan penilaian risiko, memberikan pilihan pengendalian risiko, menghitung biaya dan memberikan rekomendasi pengendalian risiko. Sumber terbesar dari patahnya dok apung yaitu penipisan ketebalan pelat dan kelebihan beban dan diidentifikasi cara pengendalian risikonya dengan bantuan Fault Tree Analysis (FTA) yang menghasilkan 4 butir opsi pengendalian risiko beserta perhitungan biayanya. Dari setiap pengendalian risiko didapatkan total sembilan rekomendasi pengendalian risiko besera estimasi biayanya.

Floating dock is a structure built as a place for ship repairs to be carried out. Floating docks are in great demand by ship owners because they can carry out repairs and maintenance for parts both above and below water. As one of the shipyard's trading tools, the high work done by the floating dock, especially in the docking-undocking process, of course, must prioritize the safety aspect because it has many big risks that can affect the floating dock operationally and technically. In some cases, unfortunately, fractures occur in floating docks which are certainly dangerous like what happened in Jayakerta IV floating dock. So to reduce the risk of such event, a risk assessment is carried out and produce several recommendation to control the hazard. The method used to analyze safety risks from floating docks, the authors use the Formal Safety Assessment (FSA) method. The biggest sources of floating dock fractures are plate thickness thinning and overload and ways to control the risks are identified with the help of Fault Tree Analysis (FTA) which produces 4 risk control options along with cost calculations. From each risk control, a total of nine risk control recommendations along with estimated costs are obtained."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Suharyono
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keunggulan dan keterbatasan dalam menilai risiko yang ada di Floating Storage and Offloading Unit (FSO) X PT ABC dengan metode Bow-Tie Analysis yang bersumber dari data hasil analisis HAZOP, selanjutnya dilakukan analisis kajian terhadap metode HAZOP dan Bow-Tie sehingga diketahui keterbatasan dan keunggulan masing-masing metode.
Hasil yang diperoleh akan dijadikan rekomendasi dalam manajemen risiko di PT ABC. Penelitian dilakukan pada unit cargo oil loading system FSO X pada deviasi/top event yaitu no/less flow dan corrosion/erosion selama Januari?Juli 2015. Parameter yang digunakan adalah parameter yang ada pada metode HAZOP dan Metode Bow-Tie.
Hasil penilaian risiko pada cargo oil loading system disajikan dalam bentuk worksheet kerja HAZOP dan Bow-Tie diagram. Keunggulan HAZOP diantaranya adalah HAZOP memiliki kelebihan dalam penggunaan guide word untuk memandu evaluasi deviasi desain dan kecukupan safeguard; ruang lingkup spesifik dalam hal identifikasi risiko terkait desain proses dimana analisis dilakukan berdasarkan P&ID; tidak memerlukan software khusus dalam pengerjaanya.
Keterbatasan yang dimiliki HAZOP adalah penyajian data dalam bentuk worksheet sehingga membutuhkan pemahaman lanjutan; ketidakmampuan dalam menggambarkan skenario risiko maupun mitigasinya. Keunggulan bow-tie diantaranya kemudahan dalam memahami hasil analisis karena tergambarkan dalam visual diagram; kemampuan memprediksi tingkat preventive atas penyebab (proaktif) dan tingkat mitigasi dari konsekuensi risiko yang ditimbulkan (reaktif); kemampuan analisis hingga tingkat/level risiko; dan kemampuan dalam menggambarkan perkembangan dan mitigasi risiko.
Adapun keterbatasan bow-tie adalah tidak spesifik mengkaji hazard terkait operasional/desain proses; diperlukan software khusus yang relatif cukup mahal sehingga penggunaannya menjadi terbatas. Dalam hal pemilihan metode risk assessment, pemilihan metode risk assessment sebaiknya disesuaikan dengan tujuan utama dari fasilitas yang akan dinilai. Pada penelitian penilaian risiko di Floating Storage and Offloading Unit (FSO) X PT ABC dengan penggunaan metode HAZOP yang berfokus pada evaluasi kecukupan safety devices suatu instalasi, sehingga perlu dilengkapi dengaan Bow-Tie Analysis agar tingkat risiko dan mitigasi tergambarkan dan terprediksi.

The purpose of this study is to compare HAZOP and Bow-tie analysis method to determine the advantages and limitations of the method in assessing the risks that exist in the Floating Storage and Offloading unit (FSO) X PT ABC.
The results obtained will be recommended in risk management at PT ABC. The study was conducted on a unit of oil cargo loading system FSO X on deviation/top event no/less flow and corrosion/erosion during January to July 2015. The parameters used are the parameters that exist in the HAZOP and Bow-Tie method.
The results of the risk assessment on oil cargo loading system are presented in the form of HAZOP worksheet and Bow-Tie diagrams. The advantages of HAZOP including the use of guidance word; specific in terms of identification of risk associated design process based on P&ID; and it doesn?t require any special software.
The HAZOP limitations including the used of worksheet that requires an advanced understanding;and it can?t describing risk scenarios and mitigation. Bow-tie advantages including the results of the analysis as illustrated in the visual diagram so it?s easy to understand; the ability to predict the level of preventive action (proactive) and level of mitigation of the consequences (reactive); analytical skills up to the level of risk; and the ability to describe the development and mitigation of risk.
The limitations of bow-tie is not specifically assess the hazard related to operational/design process; and it required special software, so the use of the method is limited. When we want to conduct the risk assessment, it should be adjusted with the primary purpose of the facility is to be assessed. In the risk assessment study on the Floating Storage and Offloading unit (FSO) X PT ABC, the use of HAZOP method only focuses on the evaluation of the adequacy the installation of safety devices, to get more comprehensive result that can predict the risk level and risk mitigation we also need another method such as Bow-Tie Analysis.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2015
T43630
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Marpaung, Daniel Adieu Manuturi, author
"Salah satu transportasi laut yang dapat memasuki daerah pedalaman dan area terpencil ialah angkutan laut Ro-Ro Roll On-Roll Off. Sarana angkutan laut Ro-Ro dan sejenisnya memiliki teknologi yang mampu memfasilitasi kebutuhan masyarakat, dikarenakan mempunyai draft minimum serta multifungsi. Pola ini dapat dikembangkan dan bersaing dengan transportasi lain, yang dimana memiliki tarif relatif murah dan terjangkau. Adanya berbagai dasar penyebab kecelakaan pada kapal ro-ro ferry menjadikan peraturan terhadap kapal ro-ro ferry semakin diperketat. Jenis kecelakaan dengan frekuensi terbesar adalah tubrukan/kontak di Pelabuhan Penyeberangan Merak ndash; Bakauheni pada periode Januari 2017 ndash; April 2018.
Faktor utama penyebab kecelakaan kapal di Pelabuhan Penyeberangan Merak Bakauheni ialah pengaruh cuaca. Langkah yang bisa dilakukan untuk mengurangi kecelakaan kapal di Pelabuhan Penyeberangan Merak Bakauheni dengan menggunakan metode FSA Formal Safety Assesment terbagi menjadi tiga yakni peningkatan kualitas sumber daya manusia, pengawasan dalam pelaksanaan peraturan di Pelabuhan Penyeberangan Merak Bakauheni, dan penanganan kecelakaan kapal oleh instansi terkait di pelabuhan. Penilaian risiko ini diharapkan dapat menjadi solusi dalam mengurangi kecelakaan kapal ro-ro ferry dan mencegah konsekuensi yang lebih besar.

One of the sea transportation that can enter the inland and remote areas is the Ro Ro sea transport Roll On Roll Off. Ro Ro sea transport facilities and the like have technology that is able to facilitate the needs of the community, due to having minimum and multifunctional drafts. This pattern can be developed and compete with other transportation, which has relatively cheap and affordable tariff. The existence of various causes of accidents on board Ro Ro Ferry makes the regulation of the Ro Ro Ferry ship increasingly tightened. Type of accident with the largest frequency is the impact contact at the Port Crossing Merak Bakauheni in the period January 2017 April 2018.
The main factor causing ship accidents at Merak Crosswalk Bakauheni is the influence of weather. The steps that can be taken to reduce the ship accident at Merak Bakauheni Crossing by using FSA Formal Safety Assesment method is divided into three namely human resource quality improvement, supervision in the implementation of the regulations at the Merak Bakauheni Crossing Port, and the handling of ship accident by the institution related at the port. This risk assessment is expected to be a solution in reducing Ro Ro Ferry ship accidents and preventing greater consequences.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rizky Hidayat Putra
"Meningkatnya jumlah armada kapal nasional tentunya mempengaruhi peningkatan kebutuhan akan pengedokkan kapal, namun hal ini belum diimbangi dengan pengembangan sarana fasilitas dok kapal di dalam negeri untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Untuk itu perlunya pengembangan sarana fasilitas dok yang efisien dan handal diperlukan untuk mengatasi permasalahan tersebut. Pada skripsi ini penulis menganalisa kecepatan operasional floating dock atau dok apung kapasitas 13.000 TLC.
Tujuannya untuk membuktikan keunggulan jenis dok ini sebagai jalan keluar pengembangan fasilitas dok untuk galangan kapal di Indonesia. Untuk membandingkan kecepatan operasional dari dok apung dengan jenis dok lain maka dalam dalam penulisan tugas akhir ini, dok kolam dipilih sebagai dok pembanding untuk kemudian dianalisa waktu operasionalnya dan kapal berkapasitas 17.500 DWT diasumsikan sebagai kapal yang melakukan pengedokkan.

The increasing number of national ships fleet will certainly affect the increasing needs of docking ship, but this has not been matched by the development of ships docking facility in the country to meet those needs. For that reason, the need for the development of reliable docking facilities is needed to overcome those problems. In this project, the authors analyze the operational speed of a floating dry dock with 13.000 TLC.
The goal is to prove the superiority of this kind of docking facility as a way out development dock to shipyards in Indonesia. To compare the operational speed of the floating dock with other types of docking facility in the writing of this final essay, graving dock is chosen as a comparison for later the operational time is to be analyzed and vessel with a capacity of 17.500 DWT is assumed as a vessel which do a periodical docking.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2015
S59064
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anak Agung Gede Putra Surya Widana
"Dock kolam merupakan salah satu fasilitas pengedokan kapal. Kondisi dok harus dalam keadaan baik dan aman ketika beroperasi. Masalah yang dikaji dalam penelitian ini adalah mengenai perancangan pintu graving dock. Pintu graving dock yang ada pada saat ini di Indonesia adalah pintu dock yang sudah tua sehingga kondisi pintu dock tersebut tidak berada dalam kondisi optimal untuk dilakukan operasional. Oleh karena itu, diperlukan perancangan pintu graving dock untuk mengganti pintu dock yang sudah ada. Bentuk dan implementasi hasil dari perancangan adalah pergerakan pintu dok yang optimal, sesuai dengaan fungsi nya dan kemudahan untuk melakukan perawatan dan perbaiakan pintu dock akibat dari genangan air laut.

Graving Dock is one of the ship docking facility. The Condition of Graving Dock should be in good condition and safety when in operation. The Issues which examined in this research are about Dock Gate Design for Graving Dock. Gate Graving Dock tat exist in Indoenesia is the gate graving docks are old so that the condition of the Gate graving dock are not in optimal condition to do operations. Therfore, it is necessary to design Gate Graving Dock are durable and do not require great attention from the owner of the shipyard to perform repairs or improvements to the Dock Gate. The form and implementation of the result of the design is the optimal movement of the dock gate, according its functionality and ease of performing maintenance and repair dock gate due to stagnat sweater.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2016
S62684
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Athira Nisrina Fiska
"Tank cleaning merupakan serangkaian langkah dan tindakan yang dirancang untuk memastikan kebersihan tangki dengan aman dan efektif atau dapat dikatakan proses penghilangan uap hidrokarbon, cairan, atau residu dari tangki. Tank cleaning ini langkah preventif untuk mencegah terjadinya kontaminasi atau pencemaran minyak yang ada di dalam tangki. Selain itu, tank cleaning merupakan salah satu syarat agar dilakukannya inspeksi tangki muatan atau dapat dikatakan sebagai langkah yang mutlak sebelum inspeksi tangki muatan untuk memastikan kebersihan, keamanan, dan kepatuhan terhadap standar keselamatan dan regulasi industri maritim. Pada pelaksanaannya, masih banyak terdapat aspek-aspek keselamatan yang tidak dihiraukan. Penelitian ini dilakukan untuk meninjau lebih jauh terkait faktor-faktor di balik sumber bahaya berisiko tinggi bagi para pekerja yang terlibat dalam proses pembersihan tangki muatan pada kapal oil tanker. Sebagai langkah untuk mencegah atau mengurangi potensial terjadinya kecelakaan kerja pada saat tank cleaning, perlu dilakukan penilaian risiko keselamatan. Metode yang paling tepat dalam menganalisa risiko keselamatan pada pekerjaan tank cleaning ini yaitu metode Formal Safety Assessment (FSA) untuk penemuan sumber bahaya dengan memberikan pilihan pengendalian risiko yang output akhirnya akan memberikan rekomendasi pengendalian risiko. Dan tentunya dibantu juga dengan metode Fault Tree Analysis (FTA) berupa penarikan akar masalah.

Tank cleaning is a series of steps and actions designed to ensure safe and effective tank cleanliness or it can be said to be the process of removing hydrocarbon vapours, liquids, or residues from the tank. Tank cleaning is a preventive measure to prevent contamination or pollution of the oil in the tank. In addition, tank cleaning is one of the requirements for cargo tank inspection or can be said to be an absolute step before cargo tank inspection to ensure cleanliness, safety, and compliance with safety standards and maritime industry regulations. In practice, there are still many aspects of safety that are ignored. This study was conducted to further review the factors behind the sources of high-risk hazards for workers involved in the process of cleaning cargo tanks on oil tankers. As a step to prevent or reduce the potential occurrence of work accidents during tank cleaning, it is necessary to assess safety risks. The most appropriate method in analysing safety risks in tank cleaning work is the Formal Safety Assessment (FSA) method for finding hazard sources by providing risk control options whose final output will provide risk control recommendations. And of course, it is also assisted by the Fault Tree Analysis (FTA) method in the form of pulling the root of the problem."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bram Sebastian Dethan
"ABSTRAK
Menyadari dengan bertambahnya kapal tanker 17500 DWT di Indonesia maka dibutuhkan fasilitas pengedokan yang mudah dan aman. Dok Apung merupakan salah satu proses pengedokan mudah dan secara kontruksi tidak memakan waktu dan lahan. Perancangan Dok Apung dengan 13000 TLC dibuat dengan tujuan membantu proses pengedokan yang ada di negara ini. Dok Apung tidak lepas dari kata stabilitas karena gaya apung pada dok membutuhkan tingkat stabilitas yang baik untuk tetap menjaga dok dan kapal yang sedang dok didalamnya mutlak aman dari segala kondisi trim dan oleng. Proses pengedokan kapal pada dok apung dioperasikan menggunakan sistem ballast. Ballast yang dipompa masuk kedalam tangki ballast akan menenggelamkan dok dan sebaliknya ballast yang dikeluarkan dari tangki ballast akan mengangkat dok untuk mengapung. Kapal dalam dok dengan kondisi trim dan oleng dapat diatur stabilitasnya dengan sistem ballast.

ABSTRACT
The increasing use of 17500 DWT tankers has led to the need of convenient and apt docking facility. Dry dock is an alternative for the need because its ease of use and efficiency both in time and land consumption. 13000 TLC dry dock planning is established to help improving docking process in Indonesia. It is crucial to pay attention to stability in dry dock planning because it requires a good level of stability to maintain the dock and the vessel involved in the docking process from trim. Docking process with dry dock operates with ballast system. Ballast pumped into the ballast tank causes the dock to descend and vice versa. Ballast pumped out of the tank raises the dock to float. The stability of a vessel in trim condition can be easily adjusted and maintained with ballast system. "
2015
S60101
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Riara Novita
"Sebagai negara kepulauan terbesar di dunia, galangan kapal menjadi salah satu industri yang sangat strategis dan potensial untuk dikembangkan di Indonesia. Hal inilah yang menjadikan persaingan antar galangan kapal di Indonesia semakin meningkat. Untuk dapat bersaing, setiap galangan harus meningkatkan kualitas pelayanannya, yang salah satunya dapat dilakukan dengan menghasilkan estimasi durasi pemeliharaan yang lebih akurat. Pada penelitian sebelumnya, telah dihasilkan model estimasi dengan menggunakan CART (Classification And Regression Tree). Akan tetapi, estimasi yang dihasilkan tidak begitu akurat. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan model estimasi tersebut dengan menggunakan nACDT (Numerical Ant Colony Decision Tree), yaitu suatu metode induksi decision tree dengan algoritma ant colony, untuk menghasilkan estimasi yang lebih akurat. Berdasarkan hasil estimasi yang didapatkan, diketahui bahwa estimasi yang dihasilkan nACDT lebih akurat dibandingkan CART.

As the largest archipelago in the world, shipyards became one of the most strategic and potential industries to be developed in Indonesia. It makes the competition among shipyards in Indonesia has increased. To compete with the others, each shipyard must improve its service quality, one of which can be done by generating an estimated duration of maintenance with higher accuracy. In the previous study, estimation model have been produced by using CART (Classification And Regression Tree). However, its estimates are not very accurate. Therefore, this study aims to develop the previous estimation model by using nACDT (Numerical Ant Colony Decision Tree), a method where decision tree is induced by ant colony algorithm, in order to produce estimates with higher accuracy. Based on the results obtained, it is known that the estimates resulted by nACDT are more accurate than CART
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
T35237
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Russinoff, David M.
"This is the first book to focus on the problem of ensuring the correctness of floating-point hardware designs through mathematical methods. Formal Verification of Floating-Point Hardware Design advances a verification methodology based on a unified theory of register-transfer logic and floating-point arithmetic that has been developed and applied to the formal verification of commercial floating-point units over the course of more than two decades, during which the author was employed by several major microprocessor design companies.
The book consists of five parts, the first two of which present a rigorous exposition of the general theory based on the first principles of arithmetic. Part I covers bit vectors and the bit manipulation primitives, integer and fixed-point encodings, and bit-wise logical operations. Part II addresses the properties of floating-point numbers, the formats in which they are encoded as bit vectors, and the various modes of floating-point rounding. In Part III, the theory is extended to the analysis of several algorithms and optimization techniques that are commonly used in commercial implementations of elementary arithmetic operations. As a basis for the formal verification of such implementations, Part IV contains high-level specifications of correctness of the basic arithmetic instructions of several major industry-standard floating-point architectures, including all details pertaining to the handling of exceptional conditions. Part V illustrates the methodology, applying the preceding theory to the comprehensive verification of a state-of-the-art commercial floating-point unit.
All of these results have been formalized in the logic of the ACL2 theorem prover and mechanically checked to ensure their correctness. They are presented here, however, in simple conventional mathematical notation. The book presupposes no familiarity with ACL2, logic design, or any mathematics beyond basic high school algebra. It will be of interest to verification engineers as well as arithmetic circuit designers who appreciate the value of a rigorous approach to their art, and is suitable as a graduate text in computer arithmetic."
Switzerland: Springer Cham, 2019
e20502864
eBooks  Universitas Indonesia Library
cover
Timotius
"Metode penjumlahan rekursif biasa (Original) umumnya dipakai untuk menjumlahkan n bilangan floating-point. Metode ini memiliki variasi: Increasing dan Decreasing. Pada tugas akhir ini akan dibahas cara memperbaiki ketelitian penjumlahan rekursif floating-point dengan metode compensated. Untuk membandingkan ketelitian metode-metode tersebut digunakan analisa kesalahan pembulatan dan percobaan-percobaan numerik. Metode Compensated sangat efektif untuk memperbaiki ketelitian penjumlahan rekursif floating-point, dengan batas atas kesalahan
|En| < (2u + 0(nu2)) Σ|Xi|
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1995
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>