Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 48080 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Belly Rendra Kurniawan
"Pembangunan hutan tanaman industri di lahan gambut diperlukan strategi pemanenan yang efektif dan produktif hal ini bertujuan untuk menghasilkan produksi yang optimal dan tidak menimbulkan kerusakan lingkungan. Setiap kegiatan pemanenan kayu diperlukan peralatan baik manual, semi mekanis maupun mekanis, yang pada intinya dapat meningkatkan pasokan kayu bundar dan bahan baku serpih. Melakukan kegiatan pemanenan kayu hasil hutan tanaman industri di area gambut memiliki tantangan yang besar dikarenakan daya dukung tanah gambut 0,26 kg/cm bila menggunakan unit alat berat excavator maka unit tersebut harus lebih ringan atau sama dengan daya dukung tanah gambut. PC135F-10M0 telah memenuhi syarat bekerja di area gambut karena memiliki daya tekan unit 0,26 kg/cm2 sama dengan daya dukung tanah gambut, yang disempurnakan dengan metode tarik panjang (B-tree length) memberikan hasil produksi tinggi yaitu meningkat menjadi 4,84 ton/jam dari 2,58 ton/jam bila dibandingkan menggunakan tarik pendek. Penggunaaan bahan bakar PC135F-10M0 menggunakan B-tree length sekitar 11,9 liter/jam bila dibandingkan dengan menggunakan tarik pendek 11,8 liter/jam.
Metode B-tree length menjadi soulsi mengurangi limbah, hal ini dapat terjadi dikarenakan kayu dengan diameter 5 cm sampai dengan 10 cm (banyak terbuang di area pemanenan saat menggunakan metode tarik pendek) masih dapat termanfaatkan, kuncinya saat mengeluarkan kayu dalam bentuk utuh ke TPn (tempat penumpukan sementara) dalam jumlah besar dalam satu waktu sehingga mampu mengurangi aktivitas travelling berulang yang akan mempengaruhi biaya produksi lebih efisien. Menggunakan metode B-tree length lebih produktif, jumlah unit yang digunakan untuk produksi 5 unit dan biaya proses pemanenan hasil hutan Rp. 72.952, 35/ton bila dibandingkan dengan biaya produksi menggunakan tarik pendek jumlah unit yang di perlukan untuk produksi 9 unit biaya operasional lebih mahal Rp. 97.067,84/ton. Dalam kajian metode B-tree length aspek-aspek keinsinyuran telah diterapkan sebaik mungkin baik dari sisi kompetensi professional, prinsip dasar kode etik serta keamanan, keselamatan, kesehatan, dan lingkungan Hidup (K3L).

The development of industrial plantation forests on peatlands requires an effective and productive harvesting strategy that aims to produce optimal production and not cause environmental damage. Each timber harvesting activity requires both manual and semi-mechanical equipment, which in essence can increase the supply of round wood and chip raw materials. Operational out timber harvesting activities from industrial forest plantations in peat areas is a big challenge because the bearing capacity of peat soil is 0.26 kg/cm. When using a heavy excavator unit, the unit must be lighter or equal to the bearing capacity of peat soil. PC135F-10M0 has fulfilled the requirements for working in peat areas because it has a unit ground pressure of 0.26 kg/cm2, which is the same as the bearing capacity of peat soil. This is enhanced by the long pull method (B-tree length), which gives high production yields, which increase to 4.84 ton/hour from 2.58 ton/hour when compared to using cut to length method. The use of PC135F-10M0 fuel uses a B-tree length of around 11.9 litres/hour when compared to using a short drag of 11.8 litres/hour.
The B-tree length method is the solution to reducing waste. This can happen because wood with a diameter of 5 cm to 10 cm (a lot of it is wasted in the harvesting area when using the cut to length method) can still be utilized. The key is removing the wood in its intact form to the TPn (temporary storage places) in large quantities at one time to reduce repeated travelling activities, which will affect production costs more efficiently. Using the B-tree length method is more productive, the number of units used for production is 5 units, and the cost of harvesting forest products is Rp. 72,952.35/ton. When compared to production costs using the cut to length method, the number of units needed to produce 9 units of operational costs is Rp. 97,067.84/ton. In the study of the B-tree length method, engineering aspects have been applied as well as possible in terms of professional competence, the basic principles of a code of ethics, security, safety, health, and the environment (K3L).
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Nike Dwi Wahyuningsih
"ABSTRAK
Pemanenan air hujan adalah kegiatan menampung air hujan secara lokal dan menyimpannya melalui berbagai teknologi yang bertujuan untuk pengunaan masa depan agar terpenuhi kebutuhan air manusia. Di negara maju seperti Korea Selatan, Texas (U.S), Australia, Jerman dan Singapura sudah menggunakan sistem panen air hujan untuk memenuhi kebutuhan air bersih. Faktor yang mempengaruhi kualitas limpasan air hujan dalam sistem pemanenan air hujan yaitu material komponen pemanenan air hujan dan faktor eksternal lainnya seperti kondisi klimatologi, intensitas curah hujan dan periode hari kering. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kualitas limpasan air hujan pada variasi jenis atap, faktor-faktor yang mempengaruhi dan potensi pemanfaatannya di pemukiman kawasan industri. Penelitian ini menggunakan 3 jenis atap full scale yaitu jenis atap asbes, genteng dan seng, dengan jumlah pengambilan sampel sebanyak 10 kali dengan metode komposit. Jenis atap genteng memiliki kualitas limpasan air hujan terbaik dibanding jenis atap asbes dan seng. Faktor internal seperti jenis material atap dan kemiringan atap memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kualitas limpasan air hujan. Intensitas curah hujan yang tinggi dan periode hari kering yang panjang menyebabkan semakin tinggi konsentrasi kontaminan dalam limpasan air hujan. Pemanfaatan limpasan air hujan menjadi air bersih untuk kebutuhan sanitasi perlu dilengkapi dengan unit pengolahan yang sederhana.

ABSTRACT
Rainwater harvesting is the activity of collecting rainwater locally and storing it through various technologies that aim to use in the future to meet water needs in various human activities. Developed countries such as South Korea, Texas (U.S), Australia, Germany and Singapore have used rainwater harvesting systems to meet clean water needs. Factors that affect the quality of rainwater runoff in the rainwater harvesting system are rainwater harvesting components and other external factors such as climatological conditions including the intensity of rainfall and dry days. This study aims to analyze the quality of rainwater runoff on the type of roof variation, the influenced factors and potential utilization of rainfall runoff in residential industrial estates. This study uses 3 types of full-scale roofs consisted of asbestos roofs, tile and zinc, with 10 times sampling using the composite method. The tile roof type has the best quality of rainwater runoff compared to the type of asbestos roof and zinc. Internal factors such as the type of roofing material and the slope of the roof have a significant influence on the quality of rainwater runoff. The high intensity of rainfall and long dry period causes higher concentrations of contaminants in rainwater runoff. The utilization of rainwater runoff into clean water for sanitation needs to be equipped with a simple processing unit."
2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Naufal Aulia Amanullah
"

Pertanian 4.0 yang merupakan masa depan teknologi pertanian melambangkan revolusi dalam sektor pertanian melalui integrasi teknologi canggih seperti Internet of Things (IoT), pertanian presisi, dan masih banyak lagi. Salah satu metode untuk melibatkan implementasi IoT generasi mendatang dalam pengisian energi proaktif dan jaringan nirkabel generasi mendatang adalah pemanenan energi Frekuensi Radio (RF). Ini adalah proses menyerap energi dari RF dan mengubahnya menjadi listrik. Sebagai alat pemanen energi, digunakan rectenna (penyearah + antena), yang terdiri dari antena penerima, matching network, penyearah RF ke DC, elemen penyimpanan, dan beban. Penelitian ini mengusulkan rangkaian penyearah RF ke DC dengan frekuensi operasi 920 MHz. Berdasarkan hasil simulasi, rangkaian yang dirancang memiliki tegangan keluaran sebesar 3.3 V, arus keluaran sebesar 2.2 mA, dan tingkat efisiensi sebesar 73.31%. Rangkaian ini dibuat dalam sebuah PCB dengan dimensi 4 x 2.4 cm


Agriculture 4.0, which is the future of agricultural technology, symbolizes a revolution in farming through the integration of advanced technologies such as the Internet of Things (IoT), precision agriculture, and many more. One method for involving the next-generation IoT implementation in proactive energy replenishment and next-generation wireless network is Radio Frequency (RF) energy harvesting. It is the process of absorbing energy from the RF and turns into electricity. As a tool for energy harvesting, a rectenna (rectifier + antenna) is used, which consists of a receiver antenna, matching network, RF-to-DC Rectifier, storage element, and a load. This research proposes an RF-to-DC Rectifier circuit with an operating frequency of 920 MHz. According to simulation results, the designed circuit has an output voltage of 3.3 V, an output current of 2.2 mA, and an efficiency level of 73.31%. This circuit was constructed in a PCB with a 4 x 2.4 cm dimension.

"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
"Amerika Seriitat telah menjadi pemeran utama dalam
industri kayu. Kondisi tersebut telah menjadi beban bagi
pemerintah Amerika Serikat oleh karena meningkatanya
tekanan dari para ahii di bidang lingkungan, yang lebih
mendukung dilaksanakannya reboisasi dibandingkan
deboisasi. Pergeseran peran dari pengekspor kayu
utama menjadi pengimpor kayu, telah menyebabkan
pasar nasional Amerika Serikat mengalami kerugian,
seperti meningkatnya harga produk kayu. Konflik antara
Amerika Serikat dengan Kanada berkaitan dengan
praduk kayu telah menarik banyak perhatian dari para
stakeholder, dan telah membuat Pemerintahan Bush
meresmikan saatu kebijakan perkayuan yang di
dalamnya diatur mengenai pembaukaan hutan kembaii
dan program hutan sehat. Artikel ini mencoba menbahas
mengenai situasi seputar kebijakan Amerika Serikat
mengenai praduksi kayu.
"
Jurnal Hukum Internasional: Indonesian Journal of International Law, Vol. 4 No. 4 Juli 2007 : 763-781, 2007
JHII-4-4-Jul2007-763
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
"Indonesia terdiri atas pulau-pulau yang membentang dari Sabang sampai Merauke . Indonesia memiliki berpuluh ribu kilometer panjang pantai di mana di sepanjang pantai inilah dan di muara sungai yang melengkapinya....."
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
"Mangroves are halophyte plants, they exist in conditions of high salinity,extreme tides, strong winds, high temperature, muddy and anaerobic soils. This extreme conditions enable mangroves to yield secondary metabolites as chemical defense for their lives..."
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
"Konsepsi pendidikan nasional yang berakar dari kebudayaan bangsa Indonesia, seperti tertuang dalam UUD'45, diarahkan untuk meningkatkan kecerdasan serta harkat dan martabat bangsa, mewujudkan masyarakat yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan YME, berkualitas, serta mampu membangun dirinya sendiri dan masyarakat sekelilingnya. Untuk itu penyelenggaraan pendidikan nasional harus mampu meningkatkan pengetahuan siswa didik berdasarkan kaidah dan rambu-rambu seperti tertuang dalam undang-undang."
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Arina Qonitah
"Terjadinya penurunan kualitas dan kuantitas pada air tanah menyebabkan perlunya penggunaan sumber air alternatif. Air hujan dapat menjadi sumber alternatif air. Kondisi perkotaan yang banyak pencemar menyebabkan perlunya pengolahan lebih lanjut sebelum air hujan digunakan. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan menganalisis pengaruh konsentrasi aktivator terhadap penyisihan polutan, menganalisis pengaruh durasi paparan terhadap penyisihan polutan, dan menganalisis kombinasi pengolahan yang efektif menyisihkan polutan. Penelitian ini dilaksanakan dengan menggunakan unit karbon aktif dengan aktivator H3PO4 10%, 20%, 30%, serta unit Solar Disinfection dengan durasi paparan 6 jam, 8 jam, dan 12 jam. Parameter yang digunakan dalam penelitian adalah logam berat seng (Zn), nitrat, kekeruhan, pH, dan total coliform. Didapatkan bahwa karbon aktif dengan aktivator H3PO4 20% dapat menyisihkan parameter Zn sebesar 83,6% dan total coliform sebesar 91,73%, aktivator H3PO4 30% menyisihkan kekeruhan sebesar 89,59%. Solar Disinfection (Sodis) dengan durasi 12 jam dapat menyisihkan parameter Zn sebesar 89,8% dan kekeruhan sebesar 63,82%, durasi 8 jam menyisihkan total coliform sebesar 91,95%. Sementara parameter nitrat relatif meningkat dan nilai pH menurun menjadi asam. Dengan melihat hasil penyisihan yang paling optimal maka didapatkan kombinasi pengolahan yang efektif adalah karbon aktif dengan aktivator H3PO4 20% dan Sodis dengan durasi paparan 12 jam. Menggunakan uji korelasi metode Pearson dan Spearman didapatkan bahwa variasi aktivator karbon aktif memiliki pengaruh yang signifikan (sig. <0,05) terhadap kekeruhan dan durasi Sodis memiliki pengaruh yang signifikan (sig. <0,05) terhadap pH pada penelitian ini.

The decrease in quality and quantity of groundwater causes the need for the use of alternative water sources. Rainwater can be an alternative source of water. Urban conditions that are a lot of pollutants cause the need for further treatment before rainwater is used. This research was conducted with the aim of analyzing the effect of activator concentration on the removal of pollutants, analyzing the effect of duration of exposure on the removal of pollutants, and analyzing the combination of treatments that were effective in removing pollutants. This research was carried out using an activated carbon unit with H3PO4 activator 10%, 20%, 30%, and a Solar Disinfection unit with an exposure duration of 6 hours, 8 hours, and 12 hours. Parameters used in this study were heavy metal zinc (Zn), nitrate, turbidity, pH, and total coliform. It was found that activated carbon with 20% H3PO4 activator could set aside 83.6% of Zn parameter and 91.73% of total coliform, 30% H3PO4 activator set aside 89.59% turbidity. Solar Disinfection (Sodis) with a duration of 12 hours can remove Zn parameters by 89.8% and turbidity by 63.82%, with a duration of 8 hours removing total coliforms by 91.95%. Meanwhile, the nitrate parameter was relatively increased and the pH value decreased to acid. By looking at the results of the most optimal removal, the combination of effective treatment obtained is activated carbon with 20% H3PO4 activator and Sodis with an exposure duration of 12 hours. Using the Pearson and Spearman correlation test, it was found that the variation of activated carbon activator had a significant effect (sig. <0.05) on turbidity and the duration of Sodis had a significant effect (sig. <0.05) on pH in this study."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>