Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 159985 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Jafar Jaysyurrahman
"Para nelayan di Indonesia menghadapi tantangan utama dalam hal keselamatan ketika mereka pergi melaut. Untuk mengurangi risiko kecelakaan kapal, langkah yang dapat diambil adalah mendesain dan memperhitungkan stabilitas kapal dengan baik. Pada desain kapal ikan semi trimaran 5 GT, diperlukan kajian stabilitas untuk memastikan kestabilannya. Pengujian stabilitas dilakukan untuk mengevaluasi stabilitas kapal ikan semi trimaran 5 GT. Pada penelitian ini, fokusnya akan pada kajian stabilitas statis dari desain kapal ikan semi trimaran 5 GT. Dengan mengacu standar IMO MSC.267(85) IS Code 2008, semua kondisi pemuatan kapal ikan semi trimaran 5 GT model A telah lolos dan mematuhi semua kriteria IMO untuk stabilitas statis. Hasil uji ini menunjukkan kapal ikan semi trimaran 5 GT memiliki stabilitas yang baik dan dapat dilanjutkan untuk pengujian stabilitas lainnya.

Fishermen in Indonesia face significant safety challenges during their fishing expeditions, emphasizing the need to prioritize vessel stability to mitigate the risk of ship accidents. This scientific study focuses on the stability analysis of the semi trimaran 5 GT fishing vessel design. The objective is to assess the vessel's static stability through experimental and simulation methods. By adhering to the standards set by the International Maritime Organization (IMO) MSC.267(85) IS Code 2008, the intact stability criteria were used as a benchmark to evaluate the compliance of the semi trimaran 5 GT fishing vessel model A under various loading conditions. The findings of this study demonstrate that the vessel successfully meets all the IMO stability criteria, indicating its overall good stability. Consequently, the vessel can proceed with further stability testing to ensure safe and reliable operations."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhamad Aqshal Danoor Rahman
"Kapal ikan merupakan kapal yang umum digunakan masyrakat pesisir pantai di mana beberapa aktivitas dapat dilakukan di atasnya. Seperti misalnya sebagai alat transportasi saat membawa nelayan menuju ke dan kembali dari daerah penangkapan, sebagai alat pengangkut saat membawa nelayan, alat tangkap dan hasil tangkapan dan sebagai wahana saat kegiatan pengoperasian kapal. Dalam rangka pemanfaatan sumber daya ikan di laut, para nelayan menggunakan berbagai jenis kapal penangkap ikan yang berbeda baik ditinjau dari ukuran maupun dari bahan baku pembuatan kapal. Kapal-kapal tersebut kondisinya juga sangat beragam, dari yang bersifat tradisional sampai dengan yang memanfaatkan teknologi maju yang terus disesuaikan sejalan dengan kemajuan dan perkembangan teknologi itu sendiri. Demikian pula dengan alat tangkap yang digunakan kapal ikan itu terdiri dari yang sangat sederhana sampai dengan alat tangkap modern. Stabilitas kapal merupakan hal terpenting bagi pelayaran kapal sewaktu digunakan operasi penangkapan ikan pada berbagai kondisi cuaca dalam batas-batas kemampuannya. Stabilitas kapal dapat diartikan sebagai kemampuan kapal untuk kembali ke posisi semula setelah menjadi miring akibat moment temporal, moment temporal dapat disebabkan oleh angin, gelombang, distribusi muatan, berat muatan di dek, di kapal, dan lain-lain. Dalam melakukan kegiatan ekonomi di bidang perikanan, kapal sebagai sarana produksi harus memenuhi berbagai kondisi kelayakan yang diatur oleh perundang-undangan serta kode etik kegiatan perikanan. Dari segi pelayaran kapal harus layak melaut sehingga menjamin keamanan dari para awak kapal dan juga keselamatan kapal dalam pelayaran itu sendiri.

Fishing boats are ships that are commonly used by coastal communities where several activities can be carried out on them. For example, as a means of transportation when carrying fishermen to and from the fishing area, as a means of transport when carrying fishermen, fishing gear and catch and as a vehicle for ship operations. In the context of exploiting fish resources in the sea, fishermen use various types of fishing vessels that are different both in terms of size and raw materials for shipbuilding. The conditions of these ships are also very diverse, from those that are traditional to those that utilize advanced technology which are continuously adjusted in line with the progress and development of the technology itself. Likewise with the fishing gear used by the fishing boat, which ranges from very simple to modern fishing gear. Ship stability is the most important thing for ship sailing when fishing operations are used in various weather conditions within the limits of its capabilities. Ship stability can be interpreted as the ability of the ship to return to its original position after being tilted due to a temporal moment, the temporal moment can be caused by wind, waves, cargo distribution, cargo weight on deck, on the ship, and others. In carrying out economic activities in the field of fisheries, ships as production facilities must meet various eligibility conditions regulated by legislation and the code of ethics for fishing activities. In terms of shipping, the ship must be seaworthy so as to guarantee the safety of the crew and also the safety of the ship during the voyage itself."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Junor Maulana Ahmad
"Potensi negara menjadi produsen ikan terbesar di dunia salah satu nya dimiliki Indonesia yang dimana memiliki industri perikanan yang cukup makmur dapat dilihat dengan jumlah populasi perikanan diindonesia mencapai 12.5 juta ton per tahun yang diambil para nelayan menggunakan kapal ikan. Pentingnya kapal untuk meningkatkan populasi perikanan, dibutuhkan pengembangan atau inovasi guna mendapatkan performa kapal yang lebih baik dalam segi hambatan, stabilitas ,olah gerak dan lain-lain. Dengan adanya inovasi kapal pelat datar jenis semi-trimaran banyak para nelayan yang terbantu dikarenakan manufaktur yang mudah dan murah dalam pemeliharaannya. Namun kapal pelat datar juga memiliki kekurangan yaitu hambatan yang harus diperhatikan. Maka dari itu diperlukan modifikasi pada desain pelat datar khususnya bagian haluan yang dibuat menjadi streamline atau dalam tugas akhir ini kapal ikan 5GT Model B. Pada desain tersebut dilakukan pengujian simulasi CFD dan eksperimen uji tarik untuk mengetahui nilai hambatan total dalam 3 kondisi yaitu ketinggian draft 50%,75% dan 100%. Pengujian dilakukan pada kecepatan 4 - 8 knot untuk kapal ukuran asli dan untuk ukuran model 1:10 mengikuti variasi indikator alat dimmer. Hasil pengujian simulasi CFD menggunakan Ansys Fluent pada kondisi 1 memiliki perbedaan paling besar 70.7% , pada kondisi 2 memiliki perbedaan 36.9% dan pada kondisi 3 memiliki perbedaan 10.5% dibandingkan dengan pengujian eksperimen uji tarik pada nilai hambatan total kapal ikan 5GT Model B.

The potential of a country to become the largest fish producer in the world is evident in Indonesia, which has a thriving fishing industry. Indonesia's fishing population reaches 12.5 million tons per year, with fishermen using fishing vessels to harvest the abundant marine resources. The importance of vessels in increasing fish populations necessitates development and innovation to achieve better vessel performance in terms of resistance, stability, maneuverability, and more. The innovation of semi-trimaran flat plate vessels has greatly assisted fishermen due to their ease of manufacturing and low maintenance costs. However, flat plate vessels also have drawbacks, particularly in terms of resistance, which needs to be addressed. Therefore, modifications are needed in the design of flat plate vessels, specifically in the bow section, which is streamlined in this final project, known as the 5GT Model B fishing vessel. In this design, CFD simulation testing and experimental towing tests were conducted to determine the total resistance values in three conditions: draft heights of 50%, 75%, and 100%. The testing was carried out at speeds ranging from 4 to 8 knots for the full-scale vessel, while for the 1:10 scale model, it followed variations in the dimmer indicator. The results of the CFD simulation using Ansys Fluent showed the largest difference in condition 1, with a difference of 70.7%, condition 2 had a difference of 36.9%, and condition 3 had a difference of 10.5% compared to the experimental towing test for the total resistance of the 5GT Model B fishing vessel."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dessi Arisandi
"ABSTRAK
Studi ini mengkaji tentang pertumbuhan produktivitas industri pengolahan
hasil perikanan yang dipengaruhi oleh lokasi industri, aglomerasi dan permintaan.
Analisis stocastic frontier time invariant digunakan untuk mengestimasi fungsi
produksi frontier, dan kemudian dilakukan dekomposisi untuk memperoleh nilai
pertumbuhan produktivitas. Pertumbuhan produktivitas terdiri atas tiga komponen
dasar yaitu kemajuan teknologi, perubahan efisiensi teknis serta perubahan skala
ekonomi. Kami menemukan bahwa tingkat efisiensi dan produktivitas industri
pengolahan hasil perikanan masih tergolong rendah.
Model panel data digunakan untuk menganalisis pengaruh lokasi industri
dan permintaan terhadap pertumbuhan produktivitas, dengan 468 data sampel
perusahaan. Hasilnya menunjukkan bahwa jarak lokasi perusahaan ke pelabuhan
perikanan berpengaruh negatif terhadap pertumbuhan produktivitas. Manfaat
ekonomi lebih dirasakan karena terkonsentrasinya perusahaan-perusahaan sejenis
(industri pengolahan hasil perikanan), dibandingkan dengan terkonsentrasinya
industri dari berbagai jenis di suatu wilayah. Peningkatan permintaan terhadap
produk olahan hasil perikanan mampu meningkatkan produktivitas. Akan tetapi
peningkatan demand secara agregat menurunkan produktivitas. Karena supply
input bahan baku yang terbatas, maka peningkatan permintaan akan mendorong
terjadinya kenaikan harga bahan baku. Hal tersebut akan menyebabkan kenaikan
biaya produksi, dan selanjutnya akan menurunkan efisiensi dan produktivitas.

ABSTRACT
This study investigate the productivity growth of fisheries processing
industry and whether or not the productivity influenced by location,
agglomeration and demands of processed fishery products. Stochastic frontier
time invariant is use to estimate the production function and make calculate
decomposition of productivity growth into technical progress, changes of
technical efficiency and the changes in economies of scale. We find that technical
efficiency and productivity of fisheries processing industry is still relatively low.
A panel data model used to estimate the determinand productivity growth,
with 468 sample of firm.The results show that the distance of the fishing port
location to the company causes negative effects on productivity growth. A
company which is located in an industrial location has higher productivity
growth. Furthermore, firms with similar types of business in one location
(localization economics) benefit more from economic activities rather than ones
with different types of business in one location (urbanization economics).
Demands of processed fishery products have effect to productivity of fisheries
processing industry where an increase in demand for processed fishery products
would raise productivity of fisheries processing firms. However, due to limited
raw materials a rise in aggregate demand would boost the price of raw materials.
Therefore, it will lead to an increase in production cost, further would decrease
efficiency and productivity."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2014
T38614
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mirza Ardiansyah
"ABSTRAK Semakin gencarnya penegakan hukum pelaku illegal fishing menyisakan permasalahan tentang penanganan Anak Buah Kapal (ABK Non Yustisial) perikanan berbendera asing pelaku tindak pidana perikanan di Indonesia. Sistem penegakan hukum terhadap Illegal Fishing masih terfokus terhadap permasalahan pelaku dan barang bukti. Fakta di lapangan kondisi penanganan terhadap ABK non yustisial masih dipandang sebelah mata, padahal tidak dipungkiri hal ini menyangkut hak-hak warga asing di negara pantai dan menyangkut kewajiban negara pantai dalam konteks hukum Internasional dan Hukum nasional negara pantai. Sifat penanganan saat ini masih parsial dan belum terpadu dikarenakan regulasi pelaksana negara pantai belum mengatur secara lengkap baik tentang batasan tanggungjawab negara pantai khususnya aparat di lapangan maupun sistem koordinasi antar lembaga dalam penanganan ABK nonyustisial pelaku Illegal Fishing di Indonesia.
ABSTRACT The increasingly widespread law enforcement of illegal fishing perpetrators leaves problems regarding the handling of vessel crews (Non-Judicial crew) of foreign-flagged fisheries actors of illegal fishing in Indonesia. The law enforcement system against Illegal Fishing is still focused on the problems of actors and evidence. The facts in the field regarding the handling of non-judicial crews are still underestimated, even though it is undeniable that this concerns the rights of foreign citizens in coastal countries and concerns the obligations of coastal states in the context of international law and national coastal law. The nature of the current handling is still partial and not yet integrated because the coastal state implementing regulations have not yet fully regulated both the boundaries of the coastal state's responsibilities, especially the field apparatus and the inter-agency coordination system in handling non-judicial crew actors of Illegal Fishing in Indonesia."
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2019
T51727
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Purwaningsih
"ABSTRAK
Telah dilakukan penelitian mengenai struktur komunitas lamun, ikan dan plankton di perairan Kepuh, Teluk Banten. Penelitian ini dilakukan menggunakan transek site untuk lamun, pengambilan sampel ikan dengan jaring bondet, dan plankton dengan menggunakan plankton net (Kitahara dan Norpac) serta pengukuran kualitas air sebagai parameter lingkungan. Data yang dikumpulkan dipelajari struktur komunitasnya dengan menghitung komposisi jenis, kepadatan dan indeks ekologi (keanekaragaman dan dominansi).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa di perairan Kepuh, Banten, Ditemukan 4 spesies lamun dan yang dominan adalah E. acoroides dengan nilai indeks dominansi 0,6 dan nilai indeks keanekaragaman 0,7 serta kepadatannya 616 tunas/m2. Species ikan yang dominan adalah Siganus canaliculatus dengan nilai indeks dominansi 0,15 dan indeks keanekaragaman 2,4 serta kepadatannya 435 individu ikan. Plankton terdiri dari fitoplankton yang dominan adalah Nitzschia dengan nilai indeks dominansinya 0,137 dan indeks keanekaragaman 2,37 serta kepadatannya 4.500.608 sel/m3 dan zooplankton yang dominan adalah Calanus dengan nilai indeks dominansinya 0,16 dan nilai indeks keanekaragaman 2,18 serta kepadatannya 2.246 individu/m3.

ABSTRACT
research on community structure of seagrass, fish and plankton in Kepuh coastal, Banten Bay has been conducted. This research was conducted using the transect method for seagrass, sampling fish with nets Bondet , and plankton using plankton net ( Kitahara and Norpac) as well as the water quality measurements of environmental parameters . Data collected studied the community structure by counting the species composition , density and ecological indices ( diversity and dominance ).
The results showed 4 seagrass species found. The dominant speciesof seagrass was Enhalus acoroides, the dominance index was of 0.6 and diversity index was 0.7 and density was 616 shoots/m2 . The dominant fish species was Siganus canaliculatus, the dominance index values of 0.15 and 2.4 as well as the diversity index , and density was 435 fish specimens . Plankton consists of dominant phytoplankton was Nitzschia, dominance with an index was 0.137 and diversity index was 2.37 and density 4.500.608 cel/m3 and is the dominant zooplankton Calanus with dominance index was 0.16 and the value of diversity index 2.18 and density 2.246 individu/m3.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2014
T37663
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Thomas Hidayat
"Penelitian dilakukan dari bulan Januari sampai Desember 2012 di Tegal, Jawa Tengah. Tujuan penelitian ini untuk mengkaji aspek perikanan meliputi : armada dan teknik penangkapan, daerah penangkapan, komposisi hasil tangkapan dan CPUE ( Catch per unit effort ); aspek biologi yang meliputi sebaran frekuensi panjang, hubungan panjang berat, nisbah kelamin, tingkat kematangan gonad, ukuran pertama kali tertangkap, ukuran pertama kali matang gonad,fekunditas dan diameter telur, Indeks Kematangan Gonad, Musim memijah dan kebiasaan makan. Metode pengumpulan sampel yaitu diambil secara acak dari hasil tangkapan pukat cincin mini dan jaring insang.
Hasil penelitian menunjukkan sebaran frekuensi panjang ikan tongkol batik hasil tangkapan pukat cincin mini 13-55 cm dengan modus 25 cm, hasil tangkapan jaring insang 22-49 cm dengan modus 37 cm. Pertumbuhan bersifat isometrik. Nisbah kelamin dalam kondisi seimbang. Ukuran pertama kali matang gonad = 33,7 cm. Ukuran pertama kali tertangkap (Lc) dengan pukat cincin = 31,75 cm, sedangkan Lc dengan jaring insang = 38,85 cm. Fekunditas ikan tongkol batik berkisar 225.760 ? 2.601.500 butir telur, diameter telur berkisar antara 0,11? 0,65 mm, paling banyak pada ukuran 0,44 mm. Pola pemijahannya adalah memijah beberapa kali (partial spawner). Musim memijah ikan tongkol batik di Laut Jawa pada bulan Juni sampai Agustus. Ikan tongkol batik tergolong ikan karnivora yang mangsanya meliputi berbagai jenis ikan dan moluska.

The study conducted from January to December 2012 in Tegal, Central Java. The purpose of this study to assess the fisheries aspects that include : fleet and fishing techniques, fishing ground, catch composition and CPUE ( Catch Per Unit Effort ); and aspects of biology that includes the length frequency distribution, length weight relationship, sex ratio, gonad maturity level, length at first capture, length at first maturity, gonad size, fecundity and egg diameter, Gonado Somatic Index, spawning season and food habits. Samples were collected random from the catches of mini purse seiner and gill nets.
The results showed that the distribution frequencies of kawakawa (tongkol batik, Euthynnus affinis) was caught by mini purse seine were 13-55 cm, with mode 25 cm, and those was caught by gill net were 22-49 cm, with mode 37 cm. Growth was isometric. Sex ratio was in equilibrium condition. The length at first capture of mini purse seine was = 31.75 cm, length at first capture of gill net was = 38.85 cm, length at first maturity = 33.7 cm. Fecundities of kawakawa were 225,760 - 2,601,500 eggs, egg diameter ranged from 0.11 - 0.65 mm, mode 0.44 mm. Spawning pattern was partial spawner. The spawning season of kawakawa in the Java Sea in June to August. kawakawa was classified as carnivores that the prey various types of fish and mollusks.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2013
T39013
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nasution, Azlaini Yus
"ABSTRAK Gelatin yang ada di pasaran mayoritas berasal dari babi dan sapi. Bahan baku pembuatan gelatin dari sumber lain terus diteliti karena erat kaitannya dengan kehalalan produk. Saat ini gelatin dari ikan merupakan salah satu alternatif pada pembuatan gelatin. Pangasius hypophthalmus adalah jenis ikan patin yang dikembangkan di Kabupaten Kampar Provinsi Riau dan kulit ikan patin ini dapat dijadikan sebagai sumber bahan baku pada pembuatan gelatin. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan gelatin hasil ekstraksi dari kulit ikan patin, memperoleh hasil karakterisasi gelatin tersebut, mengidentifikasi marker pada gelatin, dan membuat serta melakukan pengujian lapisan film dari gelatin ikan patin. Proses ekstraksi yang dilakukan adalah proses asam dan basa. Karakterisasi yang dilakukan meliputi perhitungan nilai rendemen, uji organoleptis, kadar air, pH, kadar abu, viskositas, kekuatan gel, dan analisis profil tekstur menggunakan texture analyzer. Kadar protein dilakukan dengan metode Kjeldahl dan kadar asam amino menggunakan Kromatografi Cair Kinerja Tinggi KCKT . Identifikasi marker menggunakan metode LC-QTOF-MS/MS dan pembuatan lapisan film dengan cara casting basah. Karakterisasi gelatin ikan patin dengan proses asam memberikan hasil sebagai berikut: rendemen 14,94 , kadar air 9,80 , pH 5,14 , kadar abu 0,19 , viskositas 3,12 cP , kadar protein 97,71 , dan kadar asam amino tertinggi yaitu glisin = 16,90 , prolin = 11,08 , asam glutamat = 9,10 . Hasil karakterisasi gelatin dengan proses basa: rendemen 14,30 , kadar air 7,25 , pH 5,35 , kadar abu 1,54 , viskositas 5,35 cP , kekuatan gel 141,5 g , kadar protein 91,92 , kadar asam amino paling banyak yaitu glisin = 18,15 , prolin = 12,30 , asam glutamat = 10,73 . Gelatin ikan patin melalui proses basa menunjukkan sifat yang lebih baik daripada proses asam, karena memiliki nilai kekuatan gel yang lebih besar dibandingkan proses asam. Marker gelatin ikan patin adalah fragmen dengan nilai m/z 494,5669, marker gelatin sapi yaitu fragmen dengan m/z 232,1410, dan marker gelatin babi adalah fragmen dengan m/z 244,1303. Gelatin dari kulit ikan patin dapat membentuk lapisan film.

ABSTRACT Gelatin in the majority market comes from pigs and cows. The raw material of gelatin manufacture from other sources continue to be studied because it closely related with halal product. Currently gelatin from fish is an alternative to gelatin production. Pangasius hypophthalmus is a catfish species developed in Kampar Regency of Riau Province and the skin can be used as raw material source in gelatin production. This study aims to obtain gelatin from catfish skin and characterized that gelatin, identification of marker of gelatin, casting and to evaluate film from catfish gelatin. Extraction using acid and alkaline pretreatment. Characterization includes calculation of rendement value, organoleptic test, moisture content, pH, ash content, viscosity, gel strength, and texture profile analysis using texture analyzer. Protein content with Kjeldahl method and analysis amino acid using High Performance Liquid Chromatography HPLC . Identification of marker using LC QTOF MS MS and film with wet casting. Characterization of catfish gelatin with acid process gives the following results rendement 14.94 , water content 9.80 , pH 5.14 , ash 0.19 , viscosity 3.12 cP , protein content 97.71 , and highest amino acids, glycine 16.90 , proline 11.08 , glutamic acid 9.10 . The result of gelatin characterization with alkaline process rendement 14.30 , water content 7.25 , pH 5.35 , ash content 1.54 , viscosity 5.35 cP , gel strength 141.5 g , protein content 91.92 , the highest amino acid content is glycine 18.15 , proline 12.30 , glutamic acid 10.73 . Catfish gelatin through alkaline pretreatment exhibits better properties than acid pretreatment, because it has a greater gel strength. Marker of catfish gelatin have m z 494.5669, marker of bovine gelatin have m z 232.1410, and marker of porcine gelatin have m z 244.1303. Catfish gelatin formed a film."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2018
T52051
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mahrus
"Tesis ini membahas beberapa aspek yang mendukung upaya pengelolaan sumber daya ikan tuna sirip biru selatan (Thunnus macoyii Castelnau, 1872) yang tertangkap dari perairan Samudera Hindia dan didaratkan oleh kapal tuna longline di Pelabuhan Benoa Bali yang mencakup : sebaran panjang, hubungan panjang dan berat, faktor kondisi, panjang ikan pertama tertangkap (Lc) dan hasil tangkapan per unit upaya (CPUE). Penelitian dilaksanakan selama 7 (tujuh) bulan dari Maret - September 2011.
Hasil penelitian menyimpulkan bahwa fishing ground ikan SBT di perairan selatan Jawa dan Bali Samudera Hindia terjadi pada akhir musim timur sampai awal musim barat. Distribusi frekuensi ukuran panjang ikan SBT terbanyak pada fork length (FL) antara 171 - 180 cm sebanyak 139 ekor. Hubungan panjang berat yang didapatkan adalah W=0,00002FL2,5925, R2=0,8172 sehingga pola pertumbuhan ikan SBT yang di daratkan di Pelabuhan Benoa bersifat alometrik negatif. Nilai faktor kondisi (K) diperoleh fluktuasi antara 2,29 - 3,37 yang diduga karena adanya perbedaan tingkat kematangan gonad. Panjang pertama kali tertangkap (length at first capture/Lc) ikan SBT selama masa penelitian adalah berukuran 158,2 cm yang diduga ukuran tersebut telah melewati masa ikan melakukan pemijahan/recruitment. Catch per unit effort (CPUE) selama masa penelitian didapatkan cenderung mengalami fluktuasi penurunan yang diindikasikan karena pada bulan masa penelitian telah melewati masa puncak musim penangkapan ikan SBT dari perairan Samudera Hindia.

This thesis discusses some aspects that support to management efforts for resource of southern bluefin tuna (Thunnus macoyii Castelnau, 1872) caught from the waters of the Indian Ocean and landed by tuna longline vessels in the port of Benoa Bali. The focus studies are: distribution of the length, length and weight relationship, condition factor, length at first fish capture (Lc) and the catch per unit effort (CPUE). Research carried out during 7 (seven) months from March to September 2011.
The study concluded that the SBT fishing ground in the waters south of Java and Bali Indian Ocean occurs in late winter to early summer east west. Size frequency distributions of SBT at most fork length (FL) 171-180 cm by 139 SBT. Length and weight relationship obtained is W = 0.00002 FL2,5925, R2=0.8172 so that the growth pattern of SBT is negative allometric. The value of condition factor (K) obtained fluctuation between 2.29 to 3.37 is expected because of differences in levels of gonadal maturity. The length at first capture (Lc) of SBT during the study period was 158.2 cm, this length has passed the fish to spawning/recruitment. Catch per unit effort (CPUE) obtained during the study period tended to decrease as indicated due to fluctuation in the study period has passed the peak of SBT fishing season of the Indian Ocean waters.
"
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2012
T30284
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Karsono Wagiyo
"ABSTRAK
Laut Banda merupakan daerah penangkapan ikan tuna madidihang yang
sangat intensif dan cenderung membahayakan kelestarian stok. Dalam rangka
menerapkan dasar pengelolaan yang efektif dan efisien, pada tahun 2011-2012
telah dilakukan penelitian mengenai sumberdaya ikan tuna madidihang di Laut
Banda. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui kelimpahan, pertumbuhan,
musim pemijahan dan daerah pemijahan. Metode pengumpulan data adalah
melalui observasi enumerasi harian terhadap aktivitas pancing ulur yang berbasis
di Banda Neira, survei eksploratori dan data sekunder dari instansi resmi.
Kelimpahan ikan tuna madidihang secara temporal tertinggi terjadi pada Musim
Peralihan II dan secara spasial tertinggi terjadi di Area Barat Laut dan Area
Tenggara. Rekrutmen ikan tuna madidihang di Laut Banda terjadi bulan Februari.
Pertumbuhan ikan tuna madidihang bersifat allometrik positif pada bulan Juni-
Oktober dan allometrik negatif pada November-Mei, kegemukan tertinggi pada
bulan Juni dan terkurus pada bulan Januari, faktor kondisi terbesar terjadi pada
Musim Barat dan terkecil pada Musim Peralihan II. Puncak musim pemijahan
ikan tuna madidihang di Laut Banda berlangsung bulan Oktober sampai dengan
Desember. Konsentrasi daerah pemijahan ikan tuna madidihang di Area Barat
Laut dan Tenggara.

ABSTRACT
Banda Sea is an area of yellowfin tuna fishing ground which is very
intense and likely to endanger the sustainability of the stock. In order to
implement the basic of management which effective and efficient, in 2011-2012
have done research on yellowfin tuna resources in the Banda Sea. The purpose of
the study is to determine the abundance, the growth, the spawning season and
spawning ground. The data collection methods is through; observation
enumeration stretching daily to fishing activities which based in Banda Neira,
exploratory survey and secondary data from official agencies. The highest
temporal abundance of yellowfin tuna occurs in Transitional Seasons II and the
highest spatial occurred in Northwest and Southeast Areas. Recruitment of
yellowfin tuna in the Banda Sea occurred in February. Growth of yellowfin tuna is
positively allometric in June to October and negatively allometric in November to
May, the highest obesity in June and the thinnest in January. the biggest conditon
factor occurs in the Western Season and the smallest in the Transitional Seasons
II. Peak spawning season of yellowfin tuna in the Banda Sea occurs in October
through December. The concentration of yellowfin tuna spawning ground was in
the Northwest and Southeast Areas."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2014
T39098
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>