Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 166669 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Yulia Rahmah Kurniawati
"KRL Commuter Line merupakan angkutan umum massal khususnya angkutan kereta api yang beroperasi melalui jalur DKI Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi (Jabodetabek) merupakan moda transportasi yang banyak diminati oleh masyarakat. Meningkatkan pelayanan angkutan umum dan menyediakan rangkaian transportasi yang berkelanjutan merupakan langkah penting untuk mengurangi ketergantungan pemakaian kendaraan pribadi. Salah satu tantangan dalam mengingkatkan jumlah penumpang angkutan umum khususnya angkutan kereta api adalah mengatasi masalah first-mile dan last-mile dari perjalanan kereta api. Lokasi penelitian dilakukan di stasiun Bogor dimana stasiun tersebut merupakan stasiun dengan jumlah penumpang KRL Commuter Line terbanyak di area Jabodetabek. Metode pengumpulan data dari penelitian ini terbagi menjadi dua, yaitu studi literatur dan survey. Hasil analisis menunjukkan pada kondisi cuaca cerah, preferensi moda pengumpan didominasi oleh moda sepeda motor. Namun pada saat kondisi cuaca hujan gerimis maupun hujan deras, terjadi pergeseran preferensi pemilihan moda pengumpan menjadi memilih taksi online/taksi konvensional. Pada moda angkutan umum (bus BRT Transpakuan, angkot) menunjukkan bahwa ketika tersedia fasilitas halte beratap, maka probabilitas pemilihannya juga semakin meningkat dibandingkan dengan kondisi saat halte tanpa atap, baik dalam kondisi cuaca cerah, hujan gerimis, dan hujan deras.

KRL Commuter Line is a mass public transportation, especially rail transportation, that operates through DKI Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, and Bekasi (Jabodetabek) routes, which are modes of transportation that are in great demand by the public. Improving public transport services and providing a sustainable transport network are important steps to reduce dependency on private vehicle use. One of the challenges in increasing the number of passengers on public transport, especially rail transport, is overcoming the first-mile and last-mile problems of train travel. The research was conducted at the Bogor station, which is the station with the highest number of KRL commuter line passengers in the Jabodetabek area. Data collection methods from this study are divided into two categories: literature studies and surveys. According to the analysis's findings, the motorcycle mode predominates in the feeder mode preference when the weather is sunny. However, when the weather conditions are drizzling or heavy rain, there is a shift in preference from selecting the feeder mode to choosing online taxis or conventional taxis. The public transportation modes (BRT Transpakuan buses, angkots) show that when there are roofed bus stops, the probability of choosing them also increases compared to conditions without roof stops, both in sunny weather, drizzling, and heavy rain."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Anindya Apsari
"Skripsi ini mengkaji variasi reinterpretasi kosmologi yang tertuang dalam pranata mangsa yang merupakan acuan bercocok tanam yang dipakai oleh petani di pulau Jawa secara turun temurun. Selain itu, skripsi ini juga menjabarkan mengenai reinterpretasi pengetahuan lokal petani mengenai cuaca atau yang disebut sebagai weather lore, yaitu ujaran-ujaran mengenai tanda-tanda alam untuk membaca cuaca yang disampaikan secara lisan. Reinterpretasi yang dilakukan oleh petani yang tergabung dalam anggota kelompok Tani Mulya, Desa Segeran Kidul tersebut merupakan respon mereka dalam menghadapi kondisi perubahan cuaca yang ekstrem atau yang biasa dikenal sebagai fenomena El-Niño dan La-Niña yang menyebabkan kondisi alam menjadi tidak lazim. Keberagaman reinterpretasi tersebut secara individual, dituangkan dalam strategi bercocok tanam yang dilakukan oleh petani kelompok Tani Mulya.
Skripsi ini juga mendeskripsikan bagaimana kelompok Tani Mulya memperoleh sebuah introduksi pengetahuan baru berupa pengukuran curah hujan dan analisis agroekosistem. Meskipun program pengukuran curah hujan tersebut belum mampu membentuk sebuah skema baru berupa analisis mendalam mengenai curah hujan dan implikasinya pada lahan dan pertumbuhan tanaman, namun hal tersebut mampu membuat para petani termotivasi untuk menafsirkan ulang pengetahuan yang telah mereka miliki sebelumnya dan memunculkan minat mereka untuk mempertajam kemampuan pengamatan dan analisis mendalam terhadap lingkungan mereka. Dalam mendeskripsikan kisah para petani pengukur curah hujan itu, skripsi ini juga ditunjang oleh data sekunder melalui studi pustaka.

This article probes cosmological reinterpretation variation that occurred in pranata mangsa. Those cosmological reinterpretation becomes a guide to farming. which used by Javanese farmers hereditarily. Moreover, this thesis explains the reinterpretation of farmer’s local knowledge about the weather or commonly referred to as weather lore that is the knowledge of natural sign for predicting the weather that delivered orally. The reinterpretation which done by the farmers in the group Tani Mulya, Segeran Kidul Village is their response to face the changes of weather condition which causes the unstability of natural conditions. The variety of reinterpretation applied individually with on the farming strategy of the group Tani Mulya.
This thesis also describes how the Tani Mulya group get the introduction for new knowledge such as measuring the rainfall. Even though that rainfall measurement program could not form the new schema like deep-analysis of rainfall, it motivates the farmers to reinterprate their knowledge and raises their interest to improve their observation and deep-analytical skill on their environment. In describing the story of those rainfall measuring farmers, this thesis also supported by secondary data which obtained from literature.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2013
S44435
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Siti Shafa Adilah
"Moda transportasi udara sangat bergantung pada keadaan dan perubahan cuaca, baik saat lepas landas, mengudara, maupun saat pendaratan, dengan lebih dari 50% kecelakaan pesawat diakibatkan oleh cuaca. Curah hujan yang tinggi dapat mengganggu aktivitas penerbangan dengan menurunkan visibilitas, meningkatkan massa pesawat, mengurangi akurasi instrumen pengukuran, serta menyebabkan turbulensi. Oleh karena itu, penting bagi manajemen bandara untuk memastikan kondisi cuaca aman bagi operasi pesawat. Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan model prediksi kategori hujan berdasarkan curah hujan untuk 1 jam, 3 jam, dan 9 jam ke depan, menggunakan data dari AWOS di Bandara Jenderal Ahmad Yani, Semarang. Algoritma yang digunakan adalah Random Forest dengan 100 pohon dan K-Nearest Neighbor (KNN) dengan k sebesar 5. Hasil analisis menunjukkan bahwa model KNN dan Random Forest memiliki performa yang cukup baik, dengan prediksi terbaik untuk periode 1 jam ke depan. Model KNN memiliki performa terbaik dengan akurasi 0,86, presisi 086, recall 0,86, F1-score 0,85, dan MCC 0,83.

Air transportation is highly dependent on weather conditions and changes, both during takeoff, flight, and landing, with more than 50% of aircraft accidents caused by weather. Heavy rainfall can disrupt flight activities by reducing visibility, increasing aircraft mass, decreasing the accuracy of onboard measurement instruments, and causing turbulence. Therefore, it is crucial for airport management to ensure that weather conditions are safe for aircraft operations. This study aims to develop a model to predict rain categories based on rainfall for 1 hour, 3 hours, and 9 hours ahead, using data from AWOS at Jenderal Ahmad Yani Airport, Semarang. The algorithms used are Random Forest with 100 trees and K-Nearest Neighbor (KNN) with k set to 5. The analysis results show that the KNN and Random Forest models perform reasonably well, with the best predictions made for the 1-hour ahead period. The KNN model demonstrated the best performance with an accuracy of 0.86, precision of 0.86, recall of 0.86, F1-score of 0.86, and MCC of 0.86."
Depok: Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fransiscus Asisi Nova Kurniawan
"ABSTRAK
Perkembangan infrastruktur di daerah yang dilalui oleh jaringan pipa sering kali berdampak pada jalur jaringan pipa yang lebih dulu dibangun. Penurunan pipa yang sedang beroperasi merupakan pekerjaan yang memiliki dampak keuntungan dalam hal biaya. Jaringan pipa bisa ditambah kedalaman di dalam tanah ketika dalam kondisi operasional sehingga produksi tidak berhenti denga biaya relatif murah bila dibandingkan dengan mengubah rute jaringan pipa atau relokasi akibat perkembangan infrastuktur. Dengan menggunakan API 1117 dan metode elemen hingga, desain profil yang optimum dan transisinya halus dapat diperoleh dan verifikasi kondisi pipa setelah Penurunan dilaksanakan dapat diketahui memanfaatkan elemen PSI pada perangkat lunak Abaqus.

ABSTRACT
The development of infrastructure in the regions through the pipeline route often affected the pipeline which built previously. Lowering pipe in operation is a job that has an impact in terms of cost advantage. The depth of pipeline can be expanded to the ground during the operating conditions so that production does not shutting down so relatively inexpensive when compared to reroute the pipeline or relocation due to the development of infrastructure. By using API 1117 and the finite element method, the optimum profile design and a smooth transition can be obtained and verification of pipeline conditions after lowering can be done by implementing PSI element in Abaqus software."
2017
T48471
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sihombing, Lise Maitner
"Ketahanan pipeline steel API 5L X70 MO/MS dan X65 MO terhadap serangan hidrogen yang diaplikasikan dalam lingkungan yang bersifat sour service dengan dilakukannya pengujian Hydrogen Induced Cracking (HIC) dianalisa dengan melihat perubahan yang terjadi pada nilai mekanikal dan perubahan mikro struktur yang dihasilkan setelah hasil uji HIC. Pengujian HIC dilakukan dengan mengikutis spesifikasi uji dari NACE TM0284. Perubahan nilai mekanikal diinvestigasi dengan melihat nilai uji tarik dan nilai kekerasaan dan perubahan struktur mikro diinvestigasi dengan menggunakan Scanning Electron Microscope (SEM) dan Energy Dispersive Spectrocopy (EDS). Dari data nilai pengujian tarik tanpa HIC dan sesudah HIC, nilai kuat luluh dan elongasi pipa setelah uji HIC mengalami penurunan dan nilai kuat tarik pipa mengalami kenaikan. Kenaikan nilai kuat tarik menjadi acuan bahwa pengujian HIC dengan waktu uji selama 96 jam telah cukup menunjukkan adanya difusi hidrogen pada permukaan sampel pipa. Pada pengukuran nilai kekerasaan terdapat kecenderungan kenaikan nilai kekerasaan pada daerah lasan dan daerah terkena panas sebagian baik pada pipa X 70 dan X 65, untuk area logam induk pada pipa X 70 terjadi penurunan nilai kekerasaan setelah uji HIC. Penurunan nilai kekerasaan pada logam induk pipa X 70 lebih diakibatkan karena terdapatnya kumpulan unsur paduan metalik yang terjadi pada permukaan pipa X 70. Dari hasil pengamatan dengan menggunakan EDS terdapat area terindikasi yang disebabkan karena terbentuknya kumpulan unsur paduan metalik pada permukaan pipa sampel yang mengakibatkan perubahan topografi permukaan pipeline steel.

The resistance of the pipeline steel API 5L X70 MO / MS and X65 MO from hydrogen attacks applied in a sour service environment by Hydrogen Induced Cracking (HIC) testing is analyzed by looking at the changes of the mechanical properties and microstructure changes produced after the HIC test results. HIC test is done by specification from NACE TM0284. Changes in mechanical properties were investigated by looking at the value of tensile test and the hardness, the microstructure changes were investigated using Scanning Electron Microscope (SEM) and Energy Dispersive Spectrocopy (EDS). From the tensile test without HIC and after HIC, the yield strength and pipe elongation after the HIC test decreased and the tensile strength of the pipe increased. The increase in tensile strength is a reference that HIC testing with a test time of 96 hours has sufficiently shown the presence of hydrogen diffusion on the surface of the pipe sample. On the measurement of the hardness there is a tendency to increase the hardness in the welded area and heat affected areas in both the X 70 and X 65 pipes, for the base metal in the X 70 pipeline there is a decrease the hardness after the HIC test. Decrease in the hardness value on the base metal of pipe X 70 more due to the presence of metallic alloy elements that occur on the surface of pipe X 70. From the observation by using EDS there is an indicated area caused by the formation of metallic alloy elements on the surface of the sample pipe, resulting topographic Surface changes in pipeline steel."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2017
T52615
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sihombing, Lise Maitner
"Ketahanan pipeline steel API 5L X70 MO/MS dan X65 MO terhadap serangan hidrogen yang diaplikasikan dalam lingkungan yang bersifat sour service dengan dilakukannya pengujian Hydrogen Induced Cracking HIC dianalisa dengan melihat perubahan yang terjadi pada nilai mekanikal dan perubahan mikro struktur yang dihasilkan setelah hasil uji HIC. Pengujian HIC dilakukan dengan mengikutis spesifikasi uji dari NACE TM0284. Perubahan nilai mekanikal diinvestigasi dengan melihat nilai uji tarik dan nilai kekerasaan dan perubahan struktur mikro diinvestigasi dengan menggunakan Scanning Electron Microscope SEM dan Energy Dispersive Spectrocopy EDS . Dari data nilai pengujian tarik tanpa HIC dan sesudah HIC, nilai kuat luluh dan elongasi pipa setelah uji HIC mengalami penurunan dan nilai kuat tarik pipa mengalami kenaikan. Kenaikan nilai kuat tarik menjadi acuan bahwa pengujian HIC dengan waktu uji selama 96 jam telah cukup menunjukkan adanya difusi hidrogen pada permukaan sampel pipa. Pada pengukuran nilai kekerasaan terdapat kecenderungan kenaikan nilai kekerasaan pada daerah lasan dan daerah terkena panas sebagian baik pada pipa X 70 dan X 65, untuk area logam induk pada pipa X 70 terjadi penurunan nilai kekerasaan setelah uji HIC. Penurunan nilai kekerasaan pada logam induk pipa X 70 lebih diakibatkan karena terdapatnya kumpulan unsur paduan metalik yang terjadi pada permukaan pipa X 70. Dari hasil pengamatan dengan menggunakan EDS terdapat area terindikasi yang disebabkan karena terbentuknya kumpulan unsur paduan metalik pada permukaan pipa sampel yang mengakibatkan perubahan topografi permukaan pipeline steel.

The resistance of the pipeline steel API 5L X70 MO MS and X65 MO from hydrogen attacks applied in a sour service environment by Hydrogen Induced Cracking HIC testing is analyzed by looking at the changes of the mechanical properties and microstructure changes produced after the HIC test results. HIC test is done by specification from NACE TM0284. Changes in mechanical properties were investigated by looking at the value of tensile test and the hardness, the microstructure changes were investigated using Scanning Electron Microscope SEM and Energy Dispersive Spectrocopy EDS. From the tensile test without HIC and after HIC, the yield strength and pipe elongation after the HIC test decreased and the tensile strength of the pipe increased. The increase in tensile strength is a reference that HIC testing with a test time of 96 hours has sufficiently shown the presence of hydrogen diffusion on the surface of the pipe sample. On the measurement of the hardness there is a tendency to increase the hardness in the welded area and heat affected areas in both the X 70 and X 65 pipes, for the base metal in the X 70 pipeline there is a decrease the hardness after the HIC test. Decrease in the hardness value on the base metal of pipe X 70 more due to the presence of metallic alloy elements that occur on the surface of pipe X 70. From the observation by using EDS there is an indicated area caused by the formation of metallic alloy elements on the surface of the sample pipe, resulting topographic Surface changes in pipeline steel."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2017
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Gunawan Wibisono
"Hujan ekstrim merupakan salah satu fenomena cuaca ekstrim yang kejadiannya sering memicu bencana alam seperti tanah longsor, banjir bandang, dan erosi tanah. Di Wilayah Jabodetabek khususnya Kota Jakarta sering dilanda banjir akibat adanya curah hujan yang berlebih. Melalui perhitungan stastistik dan analisis spasial serta temporal, penelitian ini mengungkapkan bahwa terjadi kecenderungan kejadian hujan ekstrim di Jabodetabek dari tahun 1980 - 2011. Dengan menggunakan metode site specific threshold dan analisis spasial, ditemukan bahwa kejadian hujan ekstrim cenderung terjadi di wilayah dataran rendah dan dekat jaraknya dari garis pantai. Kejadian hujan ekstrim di Jabodetabek tahun 1980 - 2011 akan lebih sering terjadi dalam siklus 5 tahunan, dan cenderung meningkat kejadiannya meskipun tidak selalu fluktuatif dan tidak terlalu signifikan.

Extreme rainfall is one of the occurrence of extreme weather phenomena are often triggered by natural disasters such as landslides, floods, and erosion. In Jabodetabek region especially the city of Jakarta is often flooded due to excessive rainfall. Through a statistical calculation and analysis of spatial and temporal, this study reveals that there is a trend of extreme rainfall events in Jabodetabek from 1980 - 2011. By using site specific threshold method and spatial analysis, it was found that the incidence of extreme rainfall tends to occur in low lying areas and near distance from the sea. Extreme rainfall events in Jabodetabek from 1980 - 2011 will be more likely to occur in cycles of 5 years, and is likely to increase occurrence though not always fluctuate and are not too significant."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2015
S59469
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Erlita Yulianti
"Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memperkirakan tarif kereta KRL yang sesuai, sebagai bahan pertimbangan PT. KCJ menuju target 1.2 juta penumpang per hari pada tahun 2019. Metode analisis yang digunakan adalah metode elastisitas yang dapat menggambarkan efek dari perubahan tarif terhadap jumlah penumpang. Elastisitas tarif KRL Indonesia diasumsikan sebesar -0.7 saat jam sibuk, dan -1.4 saat jam lengang, melalui analisis perbandingan terhadap negara-negara lain. Tiga metode elastisitas digunakan dalam studi ini untuk mengetahui perubahan dari jumlah penumpang yaitu shrinkage ratio, mid-point arc elasticity, dan log arc elasticity.
Skenario perubahan tarif ditentukan melalui perubahan jumlah penumpang, pendapatan PT. KCJ, dan biaya operasi dari kereta KRL Jabodetabek. Dua skenario tarif yang menghasilkan pilihan terbaik, yaitu tarif Rp 4.000,00 saat jam sibuk dan Rp 2.000,00 saat jam lengang akan meningkatkan jumlah penumpang, sementara itu tarif Rp 5.000,00 saat jam sibuk dan Rp 2.000,00 saat jam lengang akan meningkatkan pendapatan dari PT. KCJ.

The aim of this study is to estimate the optimum fare, which could be applied by PT. KCJ to reach 1.2 million daily ridership in 2019. The elasticity method is utilised to obtain the impact of public transport rideship on revenue to portray the effects of fare alteration on the population of ridership. By comparing the characteristics and the elasticity of neighbouring countries, the fare elasticity of the Jabodetabek Commuter Line is assumed to be -0.7 on peaks and -1.4 on off-peaks. Three methods of elasticity namely, shrinkage ratio, mid-point arc elasticity, and log arc elasticity, are employed to calculate the changes in the population of ridership.
Several fare scenarios are tested to see the effects of fare alteration towards the ridership population, the revenue of PT. KCJ, and the operating costs of the Jabodetabek Commuter Line itself. Through a series of calculations, two alternative fares may be adopted depending on the focus of the business. A fare of Rp 4.000,00 on peak and Rp 2.000,00 on off-peak will generate more ridership, and a fare of Rp 5.000,00 on peak and Rp 2.000,00 on off-peak will generate more revenue for PT. KCJ.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
S57552
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Cynthia
"Dengue adalah salah satu penyakit endemik yang terjadi pada banyak daerah sub tropis dan tropis. Nyamuk Aedes aegypti merupakan vektor utama penyakit dengue. Jumlah insiden dengue telah meningkat secara drastis di seluruh dunia dalam beberapa dekade terakhir. Perubahan iklim dapat menyebabkan perubahan curah hujan, suhu, kelembapan, dan arah udara, sehingga dapat berpengaruh pada perkembangbiakan hidup nyamuk Aedes. Pada skripsi ini, penulis mengimplementasikan algoritma ­K-Medoids dan Fuzzy C-Means Clustering menggunakan jarak Euclidean pada data insiden dengue dan cuaca yang diambil dari kelima wilayah di DKI Jakarta pada tahun 2009 hingga 2016. Variabel yang digunakan terdiri atas rata-rata temperatur, rata-rata kelembapan udara relatif, curah hujan, dan insiden dengue. Proses implementasi dalam skripsi ini dibedakan atas 2 skenario penelitian, yaitu menggunakan 4 variabel yang telah disebutkan di atas dan 3 variabel (variabel yang sama seperti sebelumnya, namun tanpa variabel insiden dengue). Tujuan penelitian dalam skripsi ini adalah menganalisis keterkaitan antara variabel cuaca tersebut dan insiden dengue dari kelima wilayah di DKI Jakarta. Untuk menentukan jumlah klaster yang digunakan, pada metode K-Medoids Clustering dilakukan perhitungan Silhouette Coefficient dan pada metode Fuzzy C-Means Clustering dilakukan perhitungan Modified Partition Coefficient. Hasil menunjukkan bahwa terdapat korelasi yang cenderung positif antara insiden dengue dengan rata-rata kelembapan udara relatif dan jumlah curah hujan di DKI Jakarta. Sementara itu, terdapat korelasi yang cenderung negatif antara jumlah insiden dengue dengan rata-rata temperatur di DKI Jakarta. Hasil dari kedua skenario menunjukkan bahwa terdapat kemiripan nilai rata-rata temperatur yang terjadi antara Jakarta Pusat dan Jakarta Utara, serta antara Jakarta Timur, Jakarta Selatan, dan Jakarta Barat. Kemiripan nilai rata-rata kelembapan udara relatif juga terjadi pada wilayah-wilayah seperti yang telah disebutkan sebelumnya. Hasil dari kedua skenario juga menunjukkan bahwa insiden dengue yang terjadi di Jakarta Pusat dan Jakarta Utara cenderung lebih rendah dari Jakarta Timur, Jakarta Barat, dan Jakarta Selatan. Berdasarkan hasil yang diperoleh, pembentukan klaster pada skenario pertama cenderung dipengaruhi oleh jumlah insiden dengue. Sementara itu, pembentukan klaster pada skenario kedua cenderung dipengaruhi oleh jumlah curah hujan.

Dengue is an endemic disease prevalent in sub-tropical and tropical regions. The Aedes aegypti mosquito is the main vector of dengue. Dengue incidence has been rising dramatically throughout the last few decades. Climate change may lead to changes in rainfall, temperature, humidity, and wind direction, so that it can affect the breeding of Aedes mosquitoes. In this study, we employ K-Medoids Clustering and Fuzzy C-Means (FCM) Clustering algorithms using Euclidean distance on five regions in DKI Jakarta every year from 2009 to 2016. The variables used consist of average temperature, average relative humidity, rainfall, and dengue incidence. The implementation process in this study is divided into 2 research scenarios. Firstly using the 4 variables that was mentioned above, and secondly using 3 variables (the same variables as before, but without the dengue incidence variable). The purpose of this study is to analyze the relationships between these weather variables and dengue incidence in the five regions in DKI Jakarta. In order to determine the number of clusters used, for K-Medoids Clustering we determine the Silhouette Coefficient, and for Fuzzy C-Means Clustering we determine the Modified Partition Coefficient. The results show that there tends to be a positive correlation between the number of dengue incidence with average relative humidity and the amount of rainfall. On the other hand, there tends to be a negative correlation between the number of dengue incidence with the average temperature. The results of the two scenarios show that there are similarities in the average temperature between Central Jakarta and North Jakarta, as well as between the East Jakarta, South Jakarta, and West Jakarta. Similarities in the average relative humidity also occur in the areas mentioned before. The results of both scenarios also show that the dengue incidence in Central Jakarta and North Jakarta tend to be lower than in East Jakarta, West Jakarta, and South Jakarta. Based on the results, cluster formation in the first scenario tends to be influenced by the number of dengue incidence. Meanwhile, cluster formation in the second scenario tends to be influenced by the amount of rainfall."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>