Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 134849 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Aggil Zulian
"Melinjo (Gnetum gnemon L.) mengandung senyawa bioaktif yang bermanfaat bagi kesehatan. Salah satu senyawa bioaktif pada melinjo adalah senyawa flavonoid golongan antosianin dan flavonol yang dapat berfungsi sebagai antihiperglikemia dan antihiperurisemia. Dalam penelitian ini akan dikaji kondisi operasi terbaik berdasarkan waktu dan konsentrasi pelarut. Ekstraksi dilakukan dengan metode dekoksi karena biaya yang relatif rendah, cocok untuk bahan alam dengan serat yang keras dan kuat, serta mudah dioperasikan. Pada proses ekstraksi, dilakukan penelitian dengan variasi waktu dan konsentrasi pelarut agar didapatkan kandungan total flavonoid tertinggi dengan standar kuersetin dari flavonoid kelompok flavonol. Kandungan flavonoid tertinggi diperoleh melalui ekstraksi selama 105 menit berpelarut etanol 80% sebesar 0,944 mg QE/mL. Pengujian LCMS terhadap ekstrak dari kondisi operasi terbaik menunjukkan adanya flavonoid jenis kaempferol-3-rhamnoside, quercitrin, dan quercetin 3,7 -dirhamnoside pada ekstrak. Kemampuan ekstrak sebagai antihiperglikemia dan antihiperurisemia diuji dengan metode in vitro dengan mengamati nilai inhibisi ekstrak terhadap enzim α-amilase untuk antihiperurisemia dan enzim xantin oksidase untuk antihiperurisemia. Berdasarkan pengujian in vitro antihiperglikemia dan antihiperurisemia, didapatkan  nilai inhibitory 50% (IC50) ekstrak terhadap enzim α-amilase sebesar 68,28 μg/mL dan enzim xantin oksidase sebesar 93,73 μg/mL. Nilai IC50 ekstrak terhadap enzim α-amilase dan xantin oksidase lebih lemah dibandingkan obat kimia sintetis Acarbose dengan IC50 65,37 μg/ml dan Allopurinol dengan IC50 6.75 μg/ml.

Melinjo (Gnetum gnemon L.) contains bioactive compounds that are beneficial for health. One of the bioactive compounds in melinjo is the flavonoid group, including anthocyanins and flavonols, which can function as anti-hyperglycemic and anti-hyperuricemic agents. This study aims to investigate the optimal operating conditions based on time and solvent concentration for extraction. The decoction method was employed for extraction due to its relatively low cost, suitability for natural materials with tough and strong fibers, and ease of operation. The extraction process involved variations in extraction time and solvent concentration to obtain the highest total flavonoid content with quercetin as the standard, which is a flavonol compound. The highest flavonoid content was obtained through extraction for 105 minutes using 80% ethanol as the solvent, with a value of 0.944 mg QE/mL. LCMS analysis of the extract obtained from the optimal operating conditions revealed the presence of kaempferol-3-rhamnoside, quercitrin, and quercetin 3, 7 - dirhamnoside flavonoids. The extract's ability as an anti-hyperglycemic and anti-hyperuricemic agent was evaluated through in vitro testing by observing the inhibitory values of the extract against α-amylase enzyme for anti-hyperglycemia and xanthine oxidase enzyme for anti-hyperuricemia. Based on the in vitro testing, the extract exhibited an inhibitory concentration of 50% (IC50) of 68.28 μg/mL against α-amylase enzyme and 93.73 μg/mL against xanthine oxidase enzyme. Nilai IC50 ekstrak terhadap enzim α-amilase dan xantin oksidase lebih lemah dibandingkan obat kimia sintetis Acarbose dengan IC50 65,37 μg/ml dan Allopurinol dengan IC50 6.75 μg/ml."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nadine Alifyarini
"Diabetes mellitus adalah penyakit yang terjadi akibat hiperglikemia yang berkepanjangan, yang dapat menyebabkan kondisi di mana tubuh tidak dapat memproduksi insulin dengan baik. Untuk mengelola kondisi kadar gula darah tinggi, metformin telah digunakan sebagai obat antidiabetes oral. Namun, meningkatnya konsumsi metformin dan kebutuhan resep dokter telah menumbuhkan minat pada solusi alternatif. Obat alternatif memanfaatkan fitokimia yang terdapat dalam ekstrak biji melinjo (Gnetum gnemon L.) yang memiliki sifat antidiabetes. Penelitian ini mensimulasikan produksi ekstrak melinjo dengan pelarut etanol-air menggunakan SuperPro Designer v.13. Simulasi ini memproyeksikan produksi tahunan sebesar 174.197 botol ekstrak dengan harga IDR 300.000 (USD 20) per botol. Komposisi zat aktif per kapsul dan analisis keuangan menunjukkan rasio investasi yang menguntungkan (ROI sebesar 152%, PBP sebesar 1,03 tahun, BEP sebesar 69.918 botol, IRR sebesar 112%, dan NPV sebesar IDR 54.376.500.000 (USD 3.531.000). Dapat disimpulkan bahwa ekstrak melinjo (Gnetum gnemon L.) berpotensi menjadi obat alternatif yang hemat biaya, dengan peluang industri untuk investasi di masa depan.

Diabetes mellitus is a disease that occurs within the prolonged period of hyperglycemia, it will lead to a condition where the body cannot produce insulin properly. To manage high blood sugar conditions, metformin has been used as an oral anti-diabetic medicine. However, the ever-increasing consumption of metformin and obtaining it need a doctor's prescription have grown an interest in alternative solutions. The alternative medicines utilize the phytochemicals present in melinjo (Gnetum gnemon L.) seed extract that have antidiabetic properties. The study effectively simulated the production of melinjo extracts with an ethanol-water solvent using SuperPro Designer v.13. The simulation projected an estimated annual production of 174,197 extract bottles priced at IDR 300,000 (USD 20) per bottle. The composition of active substances per capsule and the financial analysis indicated favorable ratios for investment (ROI of 152%, PBP of 1.03 years, BEP of 69,918 bottles, IRR of 112%, and NPV of IDR 54,376,500,000 (USD 3,531,000). It can be concluded by melinjo (Gnetum gnemon L.) extracts might become a cost-effective alternative medicine, with industrial possibilities for future investment."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Imam Syafi'i
"Bawang dayak mengandung naphtoquinon sedangkan herba ceplukan mengandung quersetin dan physalin yang memiliki efek antihipertensi. Penelitian ini bertujuan untuk menguji efektivitas antihipertensi kombinasi ekstrak bawang dayak dan herba ceplukan. Deksametason 0,02mg dan larutan NaCl 2,5% digunakan sebagai penginduksi hipertensi. Kelompok normal: akuades, kontrol negatif: CMC-Na 1%, kontrol positif: kaptopril 0,45mg, ekstrak bawang dayak 121,5mg, ekstrak herba ceplukan 232,5mg, dosis kombinasi 1 (BD 40.5mg + HC 77,5mg), dosis kombinasi 2 (BD 81mg + HC 155mg), dan  dosis kombinasi 3 (BD 121,5 mg + HC 232,5mg). Tekanan darah dan berat badan diukur setiap minggu selama 49 hari. Hasil uji antihipertensi menunjukan bahwa, dosis kombinasi 1, 2, dan 3 efektif menurunkan hipertensi dengan p<0,05 dibandingkan dengan tekanan darah pada hari 28. Dosis kombinasi 1 menurunkan tekanan sistolik 32 mmHg (27%), diastolik 29 mmHg (37%), dan MAP 30 mmHg (33%). Dosis kombinasi 1 sudah  cukup untuk menurunkan tekanan darah, kadar angiotensin 2, malondialdehid, VEGF, dan kaveolin-1 dalam plasma serta mengurangi penebalan dinding aorta. 

Dayak onions contain naphtoquinone while herba ceplukan  contain quercetin and physalin which have antihypertensive effects. This study aimed to test the antihypertensive effectiveness of a combination of dayak onion extract and herba ceplukan. Dexamethasone 0.02mg and 2.5% NaCl solution are used as inducers of hypertension. Normal group: aquades, negative control: CMC-Na 1%, positive control: captopril 0.45mg, dayak onion extract 121.5 mg, herba ceplukan  extract 232.5 mg, combination dose 1 (BD 40.5mg + HC 77.5mg), combination dose 2 (BD 81 mg + HC 155 mg), and combination dose 3 (BD 121.5 mg + HC 232.5mg). Blood pressure and weight were measured weekly for 49 days. The results of the antihypertensive test showed that the combined dose of 1, 2, and 3 was effective in reducing hypertension by p<0.05 compared to blood pressure on day 28. The combination dose 1 lowered systolic pressure by 32 mmHg (27%), diastolic by 29 mmHg (37%), and MAP by 30 mmHg (33%). A combination dose of 1 is sufficient to lower blood pressure, levels of angiotensin 2, malondialdehyde, VEGF, and kaveolin-1 in plasma and reduce thickening of the aortic wall. "
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Maily
"Latar Belakang: Prevalensi hipertensi yang terkait dengan kelainan metabolik semakin meningkat. Penelitian sebelumnya menunjukkan terdapat keterkaitan antara inflamasi yang melibatkan TNF-α sebagai sitokin pro-inflamasi dengan hipertensi dan sindrom metabolik melalui stimulasi angiotensinogen. Penggunaan bahan yang berasal dari alam telah banyak diteliti sebagai alternatif obat hipertensi yang ada saat ini, Salah satunya adalah mangiferin (Mangifera indica Linn.) yang telah diketahui memiliki aktivitas antiinflamasi. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis efek mangiferin terhadap tekanan darah dan perubahan morfologi miokardium serta ekspresi mRNA dan kadar TNF-α di jantung, pada tikus yang diinduksi dengan diit tinggi fruktosa.
Metode: Tikus jantan galur Sprague-Dawley, dibagi dalam 2 kelompok yaitu kelompok normal yang hanya diberi diit standar dan kelompok yang diberi diit standar disertai diit tinggi fruktosa. Induksi diit tinggi fruktosa dilakukan selama 6 minggu, dengan pemberian secara oral 60% fruktosa, dua kali sehari dengan dosis 1 mL per pemberian dan 10% fruktosa dalam air minum ad libitum. Kelompok diit tinggi fruktosa selanjutnya dibagi dalam 4 kelompok dengan pemberian terapi per oral selama 4 minggu sebagai berikut: kelompok pertama, sebagai kontrol negatif diberi carboxymethylcellulose 0,5% 1mL/hari; kelompok kedua diberi terapi mangiferin dosis 50 mg/kgBB/hari; kelompok ketiga diberi terapi mangiferin dosis 100 mg/kgBB/hari; dan kelompok keempat, sebagai kontrol positif diberi candersartan 10 mg/kg BB/hari. Pengukuran tekanan darah dilakukan setelah 6 minggu masa induksi dan setelah 4 minggu masa terapi. Pengukuran kadar trigliserida darah dilakukan sebelum masa induksi, setelah 6 minggu masa induksi dan setelah 4 minggu masa terapi. Pada akhir masa studi, hewan didekapitasi dan organ jantung diambil sebagian untuk pemeriksaan histopatologi dan sebagian sisanya untuk pemeriksaan ekspresi mRNA dan kadar TNF-α. Analisis kadar trigliserida dilakukan pada sampel darah.
Hasil: Pemberian mangiferin dosis 50 dan 100 mg/kgBB/hari secara bermakna dapat menurunkan kadar trigliserida, tekanan darah, ekspresi mRNA TNF-α dan cenderung menurunkan kadar TNF-α pada jantung tikus, dibandingkan kelompok kontrol. Pemberian kedua dosis mangiferin secara bermakna juga dapat memperbaiki morfologi miokardium dengan menurunkan respon hipertrofi, dibandingkan dengan kelompok kontrol.
Kesimpulan: Mangiferin mempunyai potensi untuk mengatasi hipertensi terkait kelainan metabolik melalui hambatannya terhadap TNF-α yang teraktivasi akibat diit tinggi fruktosa.

Background: Prevalence of hypertension in metabolic disorder increased. Previous study showed that there were a significant correlation between inflammation that involved TNF-α as pro-inflammation cytokine with hypertension and metabolic syndrome through stimulating angiotensinogen production. Many researches have been conducted on plant-based ingredients as alternative to the current hypertension medicines, such as mangiferin (Mangifera indica Linn.) which is well-known to have antiinflammation property. The aims of the present study is to evaluate the effect of mangiferin on blood pressure, the changes in morphology of myocardium, mRNA expression and level of TNF-α in heart tissue of rat with high fructose diet.
Methods: Male Sprague-Dawley rats, divided in 2 groups, i.e., normal group fed with standard diet only and fructose group fed both standard and high-fructose diet. In the duration of 6 weeks, 60% fructose were given by direct oral ingestion, 1 mL twice a day and 10% fructose in drinking water ad libitum. The fructose group then divided further into 4 groups with different 4-week orally treatment. They were given: carboxymethylcellulose 0,5% 1mL/day, mangiferin at the dose of 50 mg/kgBW/day, mangiferin at the dose of 100 mg/kgBW/day, and candersartan at the dose of 10 mg/kg BW/day as positive control, respectively. The blood pressure was measured at the end of 6-week fructoce-induced and at the end of 4-week treatment. At the end of the study, all animals were decapitated. Half of the heart were taken for the histopathological assessment, and the remaining was for mRNA expression and level of TNF-α. The analysis of trigliseride level was conducted on blood samples.
Result: The administration of mangiferin decreased the trigliseride level, the blood pressure, the expression of mRNA TNF-α and tends to decrease the level of TNF-α. It also improved the histology changes caused by high fructose diet.
Conclusion: Mangiferin has a potency as antihypertension in high fructose rats at least in part related to its antiinflammation effect."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2014
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Laurentio Daniel Caesar Perdana Putra
"Hipertensi adalah penyakit dengan prevalensi yang tinggi, terutama pada kelompok lanjut usia. Obat golongan calcium channel blocker (CCB) kelompok dihidropiridin merupakan salah satu obat lini pertama dalam pengobatan hipertensi yang telah terbukti baik dari sisi efikasi dan keamanannya. Namun, efek samping yang dihasilkan adalah refleks takiaritmia sehingga dikembangkan CCB dihidropiridin generasi keempat seperti cilnidipine bertujuan untuk mengurangi efek samping ini dengan mekanisme kerja pada dua lokasi, yaitu menghambat kanal kalsium tipe L dan tipe N sehingga dapat dirancang analog-analog senyawa baru berdasarkan cilnidipine. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh prediksi potensi dari beberapa senyawa yang dirancang berdasarkan analog dari cilnidipine dan memperoleh salah satunya, yaitu senyawa dibenzil 4-(3-klorofenil)-2,6-dimetil-1,4-dihidropiridin-3,5-dikarboksilat melalui proses sintesis serta hasil uji karaterisasi. Penelitian ini diawali dengan penambatan molekuler senyawa target terhadap makromolekul tipe-L (6JP5) dan tipe-N (7VFW) dengan hasil energi bebas ikatan (ΔG) dan konstanta inhibisi (Ki) yang lebih baik dibandingkan cilnidipine pada kedua makromolekul. Senyawa target kemudian disintesis menggunakan microwave dalam pelarut etanol. Hasil sintesis dimurnikan menggunakan kromatografi lapis tipis preparatif dan diperoleh rendemen sebesar 1,02%. Elusidasi struktur dilakukan terhadap senyawa target dan diperoleh senyawa target dengan nama IUPAC dibenzil 4-(3-klorofenil)-2,6-dimetil-1,4-dihidropiridin-3,5-dikarboksilat yang telah dikonfirmasi dengan spektroskopi IR, 1H-NMR,13C-NMR, dan LC–MS/MS.

Hypertension is a disease with a high prevalence, especially in the elderly. The dihydropyridine group of calcium channel blocker (CCB) is one of the first-line drugs in the treatment of hypertension which has been proven in terms of efficacy and safety. However, the resulting side effect is tachyarrhythmia reflex, so the fourth generation of dihydropyridine CCBs such as cilnidipine was developed. The aim is to reduce this side effect by acting at two locations, by inhibiting type L and type N calcium channels so that new analogue compounds based on cilnidipine can be designed. This study aims to obtain potential predictions of several compounds designed based on analogues of cilnidipine and to obtain one of them, namely dibenzyl 4-(3-chlorophenyl)-2,6-dimethyl-1,4-dihydropyridine-3,5-dicarboxylate through synthesis process and characterization. This research was initiated by molecular docking of target compound to macromolecules of type-L (6JP5) and type-N (7VFW) with better bond free energy (ΔG) and inhibition constant (Ki) results than cilnidipine in both macromolecules. The target compound was then synthesized using a microwave in ethanol solvent. The synthesis results were purified using preparative thin layer chromatography with a yield of 1.02%. Structural elucidation was carried out on the target compound and the target compound with IUPAC name dibenzyl 4-(3-chlorophenyl)-2,6-dimethyl-1,4-dihydropyridine-3,5-dicarboxylate was obtained which was confirmed by IR spectroscopy, 1H-NMR, 13C-NMR, and LC–MS/MS."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Alisha Soraya Arifany
"Hiperurisemia merupakan salah satu penyakit metabolisme dimana kadar asam urat di dalam darah melebihi 7 mg/dL. Pada tahun 2017, diperkirakan terdapat 7.44 juta kasus hiperurisemia dan gout di seluruh dunia. Melinjo merupakan tanaman yang kaya akan komponen bioaktif yang memiliki fungsi antihiperurisemia yaitu flavonoid. Penelitian ini memiliki tumuan untuk menginvestigasi ekstraksi optimum berdasarkan metode ekstraksi, jenis pelarut, dan waktu ekstraksi. Metode ekstraksi yang dibandingkan adalah dekoksi dan refluks dengan jenis pelarut yang berbeda. Jumlah flavonoid terbanyak didapatkan menggunakan ekstraksi refluks selama 90 menit menggunakan pelarut ethanol 80% dengan jumlah flavonoid sebanyak 0.696 mg QE/mL. Didapatkan juga nilai perpindahan massa tertinggi menggunakan pelarut ethanol 80% menggunakan metode refluks dengan koefisien perpindahan massa sebanyak 0.822 cm/s. Analisis LC-MS juga dilakukan untuk mengetahui keberadaan flavonoid golongan kaempferol-3-rhamnoside, quercitrin, dan quercetin 3, 7 dirhamnoside. Kemampuan ekstrak sebagai agen antihiperurisemia juga dipelajari melalui uji in-silico dengan metode molecular docking menggunakan program Molecular Operating Agent (MOE) untuk mempelajari interaksi antara protein penyebab hiperurisemia dan komponen bioaktif melinjo dengan Allopurinol yang merupakan sebuah obat sediaan farmasi. Penambatan molecular menunjukkan interaksi antara protein penyebab hiperurisemia dan komponen bioaktif pada melinjo dalam bentuk pengikatan energi bebas dan konstanta inhibisi. Bentuk permodelan ini juga menunjukkan efektivitas antara tiap dosis dari ekstrak melinjo.

Hyperuricemia is a form of metabolic disorder where the uric acid level in blood is increased above 7 mg/dL. In 2017, there were estimated around 7.44 million cases of hyperuricemia and gout worldwide. Melinjo is rich in a bioactive component that has an antihyperuricemic function which is flavonoid. This research aims to investigate the optimum extraction based on extraction method, type of solvent, and extraction time. The extraction methods being compared are decoction and reflux method with a variety of solvent. The highest flavonoid content was detected through reflux extraction for 90 minutes using 80% ethanol as its solvent, having the value of 0.595 mg QE/mL. Mass transfer coefficient is also investigated here in which it unveils that reflux using 80% ethanol has the highest mass transfer coefficient with 0.822 cm/s. LC-MS analysis was then conducted which unveiled the presence of kaempferol-3-rhamnoside, quercitrin, and quercetin 3, 7 dirhamnoside flavonoids. The extract’s ability as anti hyperuricemia agent is then investigated through in-silico testing by using molecular docking with Molecular Operating Agent (MOE) program to study the interaction between hyperuricemic causing proteins with active substance of Melinjo interact in comparison with Allopurinol, a pharmaceutical drugs. Molecular docking unveils that melinjo’s active substance interacts with protein that causes hyperuricemia in the form of free binding energy and inhibition constant. This modeling also unveils the effectiveness of every dose of melinjo extract."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Regita Esmeralda Kimberi
"Tampoi (Baccaurea macrocarpa) merupakan buah lokal yang berasal dari hutan tropis Kalimantan Timur yang masih jarang dimanfaatkan. Penelitian terdahulu mengungkap bahwa ekstrak kulit buah tampoi positif mengandung senyawa metabolit sekunder flavonoid yang berkhasiat sebagai agen antibakteri. Senyawa flavonoid yang terdapat pada kulit buah tampoi diekstraksi menggunakan metode perkolasi. Proses ekstraksi dilakukan dengan memvariasikan tingkat kekeringan bahan, jenis pelarut, dan rasio massa dengan pelarut selama 3 jam. Ketiga variasi tersebut memiliki pengaruh yang signifikan terhadap rendemen ekstraksi. Hasil dari proses ekstraksi kemudian dilakukan uji fitokimia menggunakan pereaksi Wilstater dan positif mengandung senyawa flavonoid. Analisis nilai TFC (Total Flavonoid Compound) diuji menggunakan alat Spektrofotometer UV-Vis pada panjang gelombang 434 nm. Hasil ekstraksi dari kulit buah tampoi teridentifikasi aktivitas antibakterinya terhadap bakteri Staphylococcus aureus dan Escherichia coli. Dari penelitian ini didapatkan yield tertinggi sebesar 26,14% pada optimasi pengeringan sampel selama 4 hari menggunakan pelarut metanol dan rasio perbandingan massa dengan pelarut 1:20 (g/ml) dan kandungan flavonoid tertinggi sebesar 4,83 mg QE/g ekstrak pada optimasi waktu pengeringan 4 hari dengan pelarut metanol dan rasio perbandingan massa dengan pelarut 1:15 (g/ml).

Tampoi (Baccaurea macrocarpa) is a local fruit originating from the tropical forests of East Kalimantan which is still rarely used. Previous research revealed that the tampoi fruit peel extract contained secondary metabolites flavonoid that were efficacious as antibacterial agents. The flavonoid compounds contained in the This tampoi fruit peel were extracted using the percolation method. The extraction process is carried out by varying the dryness of the material, the type of solvent, and the mass to solvent ratio for 3 hours. The three variatios have a significant effect on the extraction yield. The results of the extraction process were then carried out with phytochemical tests using Wilstater reagent and were positive for the presence of flavonoid compounds. Analysis of the value of TFC (Total Flavonoid Compound) was tested using UV-Vis Spectrophotometer at a wavelength of 434 nm. The results of the extraction of the tampoi fruit peel were identified for its antibacterial activity against Staphylococcus aureus and Escherichia coli bacteria. The highest yield of 26.14% was obtained in the optimization of drying samples for 4 days using methanol as a solvent and a ratio of mass to solvent ratio of 1:20 (g/ml) and the highest flavonoid content of 4.83 mg QE/g extract at an optimization of drying time of 4 days with methanol solvent and the ratio of mass to solvent ratio of 1:15 (g/ml)."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anisa Megantika
"Dismenore (nyeri haid) adalah aliran menstruasi yang sulit atau menstruasi yang mengalami nyeri pada bagian uterus dan merupakan salah satu penyebab utama nyeri panggul kronis. Nyeri dan efek inflamasi yang timbul diakibatkan oleh peningkatan hormon prostaglandin. Flavonoid adalah konstituen yang dapat menghambat pembentukan prostaglandin. Pada penelitian ini, ekstraksi daun lidah mertua (Sansevieria trifasciata) dilakukan dengan menggunakan metode ekstraksi enzimatik berbantuan gelombang mikro. Kondisi ekstraksi yang optimal pada penelitian ini adalah sebagai berikut: konsentrasi enzim 40 mg mL, konsentrasi etanol 70 dan waktu iradiasi gelombang mikro 15 menit. Pada kondisi tersebut, rendemen ekstrak kasar daun lidah mertua mencapai 42,53, yang merepresentasikan peningkatan sebesar 83 dibandingkan dengan kontrol percobaan (23,27). Kandungan flavonoid pada kondisi optimum sebesar 0,52 mg g ekstrak kasar, sedangkan kontrol sebesar 0,32 mg g. Pengujian aktivitas anti-inflamasi ekstrak kasar daun lidah mertua dilakukan dengan metode in vivo pada tikus putih jantan (Rattus norvegicus). Persentase inhibisi anti-inflamasi menunjukkan ekstrak daun lidah mertua pada dosis 500 mg kg BB berpotensi menginhibisi aktivitas inflamasi sebesar 70,32 terhadap Natrium Diklofenak sebagai kontrol positif. Hasil ini menunjukkan bahwa ekstraksi enzimatik berbantuan gelombang mikro adalah metode ekstraksi yang efektif untuk meningkatkan rendemen ekstrak dan kandungan flavonoid daun lidah mertua yang dapat digunakan untuk menghambat kondisi inflamasi.

Dysmenorrhea (menstrual cramps) is defined as difficult menstrual flow or painful menstruation and the most important cause of chronic pelvic pain. It caused by an increase in prostaglandin which has an inflammatory and painful effect. Flavonoids are constituents that can inhibit the formation of prostaglandins. In this study, extraction of flavonoid compounds from mother in laws tounge (Sansevieria trifasciata) leaves was evaluated using Microwave-Assisted Enzymatic Extraction (MAEE) method. The optimal extraction conditions were as follows: enzyme concentration 40 mg 100 mL, 70 ethanol and MAE time 15 min. Under these conditions, the extraction rendemen of S. trifasciata achieved was 42.53, which represented an increase of 83, respectively, compared with the control experiment (23.27). The flavonoid content at optimum MAEE conditions reached 0.52 mg g extract, while the control only obtained 0.32 mg g extract. Anti-inflammatory activity test of mother in laws tongue leaves was done using in vivo method in white male rats (Rattus norvegicus). The inhibition percentage showed that S.trifasciata extract (500 mg kg BB) was potential to inhibit anti-inflammatory activity by 70.32 relative to Na Diclofenac as a positive control. This results concluded that MAEE methods was an effective extraction method to improved extraction rendemen and flavonoid content of S.trifasciata which can be used for anti-inflammatory conditions."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aida Rumaisha
"Individu dengan faktor predisposisi tertentu dapat terserang infeksi Candida Spp. Candida albicans merupakan spesies yang paling banyak ditemukan sebagai penyebab kandidiasis sedangkan Candida krusei merupakan spesies yang menyerang individu dengan imunodefisiensi yang berat. Flukonazol merupakan terapi pilihan utama kandidiasis, akan tetapi sudah banyak ditemukan resistensi pada Candida albicans dan Candida krusei sendiri memiliki resistensi intrinsik terhadap flukonazol dengan angka resistensi global sebesar 78,3%. Amfoterisin B merupakan standar terapi kandidiasis sistemik, tetapi obat ini memiliki toksisitas yang tinggi terhadap ginjal. Oleh karena itu studi lebih lanjut mengenai agen antijamur alternatif pun diperlukan. Daun dan batang ketepeng cina (Senna alata L.) telah lama dimanfaatkan secara tradisional sebagai agen antijamur. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aktivitas antijamur ekstrak etanol 70% daun dan batang ketepeng cina terhadap Candida albicans dan Candida krusei serta untuk mengetahui total kadar fenol dan flavonoid pada ekstrak etanol 70% daun dan batang ketepeng cina. Uji aktivitas antijamur dilakukan dengan metode difusi agar dan mikrodilusi. Penetapan total kadar dilakukan secara kolorimetri, dengan reagen Folin- Ciocalteu untuk penetapan total kadar fenol dan aluminium klorida untuk penetapan total kadar flavonoid. Hasil uji aktivitas antijamur menunjukkan bahwa ekstrak etanol 70% daun ketepeng cina memiliki aktivitas antijamur Candida albicans yang lemah dan bergantung pada konsentrasi uji tetapi tidak memiliki aktivitas antijamur terhadap Candida krusei. Ekstrak batang tidak memiliki aktivitas antijamur baik terhadap Candida albicans maupun Candida krusei. Kuantifikasi total kadar fenol ekstrak etanol 70% daun dan batang ketepeng cina berturut-turut memperoleh hasil sebesar 94,08±0,36 dan 88,74±0,62 mgEAG/g ekstrak. Penetapan kadar total flavonoid ekstrak etanol 70% daun dan batang ketepeng cina berturut-turut memperoleh kadar sebesar 36,02±0,33 dan 21,39±0,11 mgEK/g ekstrak.

Individuals with certain predisposing factors can be infected by Candida Sp. Candida albicans is the species most found as the cause of candidiasis, while Candida krusei is the species that attacks individuals with severe immunodeficiency. Fluconazole is the main treatment of choice for candidiasis, however, currently resistance has been found in Candida albicans and Candida krusei itself has intrinsic resistance to fluconazole. Amphotericin B is the standard therapy for systemic candidiasis, but this drug has a high toxicity to the kidneys. Therefore, further studies are needed regarding alternative antifungal agents. The leaves and stems of Senna alata L. (ketepeng cina) have long been used traditionally as an alternative treatment of fungal infections. The aim of this study is to determine the antifungal activity of the 70% ethanol extract of the leaves and stems of ketepeng cina against Candida albicans and Candida krusei and to determine the total phenolic and flavonoid content in the 70% ethanol extract of the leaves and stems of ketepeng cina leaves and stems. The antifungal activity test was carried out by agar diffusion and microdilution methods. Determination of total phenol and flavonoid content was carried out by colorimetry using Folin-Ciocalteu reagent for determination of total phenol content and aluminium chloride for determination of total flavonoid content. The antifungal activity test results showed that the 70% ethanol extract of ketepeng cina leaf have antifungal that depends on the test concentration activity against Candida albicans, but not against Candida krusei.On the other hand, the 70% ethanol extract of ketepeng cina stem did not have antifungal activity against both Candida albicans and Candida krusei. Quantification of the total phenol content of 70% ethanol extract of leaves and stems of ketepeng cina obtained results of 94.28 ± 0.36 and 88.79 ± 0.62 mgGAE/g extract, respectively. Determination of total flavonoid content of 70% ethanolic extract of leaves and stems of ketepeng cina obtained levels of 36.02±0.33 and 21.39±0.11 mgQE/g extract, respectively."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Norma Andriyani
"ABSTRAK
Lerkanidipin adalah antihipertensi generasi ketiga dari penghambat kanal kalsium
(antagonis kalsium) golongan dihidropiridin. Obat ini efektif dalam pengobatan pasien
dengan hipertensi ringan sampai sedang tanpa mempengaruhi denyut jantung. Sebagai obat
yang digunakan dalam kondisi serius, obat ini perlu dilakukan uji bioekivalensi sehingga
perlu dikembangkan metode bioanalisis yang handal, cepat, dan memiliki sensitivitas yang
tinggi. Oleh karena itu penelitian ini bertujuan untuk memperoleh metode yang optimum
dan tervalidasi untuk menganalisis lerkanidipin dalam plasma menggunakan Kromatografi
Cair Kinerja Ultra Tinggi tandem Spektrometri Massa (KCKUT-SM/SM). Pemisahan
dilakukan menggunakan kolom Waters AcquityTM UPLC C18 1,7 μm (2,1 x 100 mm)
dengan fase gerak berupa campuran asam format 0,1% - metanol (20:80 v/v) dengan elusi
isokratik, suhu kolom 30 oC, laju alir 0,2 mL/menit dan menggunakan amlodipin sebagai
baku dalam. Deteksi massa dilakukan dengan Waters Xevo TQD tipe Electrospray
Ionization (ESI) positif pada mode Multiple Reaction Monitoring. Lerkanidipin terdeteksi
pada nilai m/z 612,11 > 280,27 dan amlodipin terdeteksi pada nilai m/z 409,1 > 238,15.
Metode preparasi sampel yang optimum adalah metode ekstraksi cair-cair dengan 5 mL
campuran n-heksana ? etil asetat (50:50 v/v) sebagai pengekstraksi, pengocokan dengan
vorteks selama 3 menit, pemutaran dengan sentrifugasi 4000 rpm selama 20 menit,
evaporasi dengan gas nitrogen suhu 50 oC selama 30 menit, serta direkonstitusi dengan 100
μl fase gerak. Metode ini linear pada rentang 0,025 ? 10 ng/mL dengan r ≥ 0,9986. Akurasi
dan presisi secara intra hari dan antar hari memenuhi persyaratan dengan nilai % diff dan %
KV tidak melebihi ± 15% dan tidak lebih dari ± 20% untuk konsentrasi LLOQ. Selain itu,
metode ini memenuhi persyaratan selektivitas, carry over, stabilitas, integritas pengenceran,
dan efek matriks sesuai Guideline on Bioanalytical Method Validation oleh European
Medicines Agency tahun 2011.

ABSTRACT
For the past five years, China?s economic growth has been increased significantly.
However, public perception of the product from China is still not good. Based on
that problem, the objective of this research is to analyze the influence of the country
of origin towards the purchase intention. This research applied the quantitative
approach with 100 respondents who have the willingness to buy the Xiaomi?s
smartphone, as the sample. The result of this research indicates that the country of
origin has a significant effect towards the purchase intention."
2016
S65170
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>