Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 120338 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Tasya Anggia Putri
"Penurunan kinerja memori spasial pada lansia mempengaruhi ruang gerak lansia ketika beraktivitas di rumah. Permasalahan memori spasial lansia akan membuat lansia kesulitan mengingat lokasi objek. Hal tersebut dapat menghambat lansia ketika ingin melakukan pengaturan terhadap objek pada ruang. Hal ini dikarenakan terjadinya penambahan pola gerak yang akan membuat ruang gerak lansia semakin meluas. Kehadiran PIR Motion Sensor Technology yang dapat melakukan pengaturan otomatis dengan mengirim sinyal perintah kepada berbagai perangkat pintar maupun perangkat elektronik rumah tangga biasa akan memudahkan pekerjaan lansia dalam melakukan pengaturan objek. PIR Motion Sensor dapat mendeteksi kehadiran lansia melalui gelombang radiasi inframerah yang dipancarkan tubuh lansia saat bergerak. Pengaturan otomatis pada PIR Motion Sensor membuat lansia tidak perlu kesulitan dalam menggunakan memori spasialnya untuk mencapai objek yang ingin dilakukan pengaturan. Hal tersebut akan membuat ruang gerak lansia menjadi lebih kecil karena tidak adanya penambahan pola gerak untuk mencapai objek.

The decrease of spatial memory performance among the elderly affects the movement space of the elderly when engaging in activities at home. Spatial memory issues in the elderly can make it difficult for them to remember object locations. This thing can hinder the elderly when they want to arrange objects within a space. This is due to the increase in movement patterns that would expand the movement space for the elderly. The presence of PIR (Passive Infrared) Motion Sensor Technology, which can provide automatic control by sending command signals to various smart devices and household electronics, can facilitate the elderly in object arrangement tasks. PIR M otion Sensor can detect the presence of the elderly through the infrared radiation emitted by their bodies when they move. The automatic control feature of the PIR Motion Sensor eliminates the need for the elderly to rely on their spatial memory to reach objects for adjustment. Consequently, the movement space for the elderly becomes smaller since there is no need for additional movement patterns to reach the objects."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kolodko, Julian
"This comprehensive new book deals with motion estimation for autonomous systems from a biological, algorithmic and digital perspective. An algorithm, which is based on the optical flow constraint equation, is described in detail. This algorithm fits with the motion processing model, hardware and software constraints and resolves depth-velocity ambiguity, which is critical for autonomous navigation. There is also extensive coverage on the use of this algorithm in digital hardware and describes both the initial motion processing model, the chosen hardware platforms, and the global function of the system."
London: Institution of Engineering and Technology, 2005
e20451651
eBooks  Universitas Indonesia Library
cover
Herdianto Wibowo
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1999
S28524
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
New York: John Wiley & Sons, 1994
621.381 SEM
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
A. Muhamad Syaefullah
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2007
TA704
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Manurung, Robeth Viktoria
"Nitrat salah satu unsur hara utama yang diperlukan dalam pertanian. Ketersediaan nitrat di dalam tanah pertanian juga terbatas karena sifatnya yang mudah tergerus oleh air hujan sehingga proses penambahan melalui pemberian pupuk yang berlebih dapat menyebabkan pencemaran air tanah, di samping itu terjadi inefisiensi dalam pertanian jika pemberian pupuk dilakukan seragam tanpa dilakukan analisis kondisi lahan terlebih dahulu. Oleh sebab itu dibutuhkan sistem sensor untuk mengukur kandungan unsur nitrat di dalam tanah. Sistem sensor pendeteksi kadar nitrat ini terdiri atas divais sensor nitrat, rangkaian pengkondisi sinyal dan rangkaian data akusisi. Dalam tulisan ini dijelaskan proses desain dan pembuatan rangkaian pengkondisi sinyal yang di intergrasikan ke dalam sistem sensor pendeteksi kadar nitrat yang diaplikasikan pada lahan pertanian. Divais sensor ion nitrat ini menggunakan prinsip amperometrik dengan konfigurasi tiga elektroda: working, reference, dan auxiliarry dengan membran sensitif yang digunakan adalah konduktif polimer. Teknik screen printing teknologi lapisan tebal dipilih sebagai teknik fabrikasi elektroda sedangkan teknik deposisi membran menggunakan metoda elektro-polimerisasi. Pengujian kinerja divasi sensor dilakukan dengan menguji kemampuan sensor dalam mengukur larutan nitrat standar dengan rentang konsentrasi 1 μM?1 mM. Pengujian memperlihatkan respon yang baik dengan rentang arus dari 2,8?4,71 μA dengan faktor linieritas 99,65% dan waktu tanggap 250 detik.

Nitrate is one of macro nutrients very important for agriculture. The availability of nitrate in soil is limited because it is very easy to leaching by rain, therefore nitrate could be contaminated ground water by over-process of fertilizer. This process could also produce inefficiency in agriculture if it happened continuesly without pre-analysis of farm field. The answer those problems, it is need to develop the ion sensor system to measure concentrations of nitrat in soil. The system is consist of nitrate ion sensor device, signal conditioning and data acquisition circuit. The design and fabrications of signal conditioning circuit which integrated into ion nitrate sensor system and will apply for agriculture. This sensor has been used amperometric with three electrodes configuration: working, reference and auxiliarry; the ion senstive membrane has use conductive polymer. The screen printing technique has been choosen to fabricate electrodes and deposition technique for ion sensitive membrane is electropolymerization. The characterization of sensor has been conducted using nitrate standard solution with range of concentration between 1 μM?1 mM. The characterization has shown that sensor has a good response with cureent output between 2.8?4.71 μA, liniearity factor is 99.65% and time response 250 second."
Depok: Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat Universitas Indonesia, 2011
AJ-Pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Yusuf Hafidzun Alim
"ABSTRAK
Pengukuran kualitas udara telah menjadi instrumen yang penting sejak
meningkatnya polusi udara. Metode untuk mengukur kualitas udara sebagian besar
menggunakan instrumen konvensional seperti spektrometer dan kromatograf gas.
Pengukuran dilakukan pada stasiun-stasiun tetap atau kendaraan pengukur kualitas
udara. Metode konvensional ini memiliki kekurangan, yakni harga instrumen yang
mahal dan lahan yang luas untuk mengoperasikannya. Mahalnya harga instrumen
dan luasnya lahan yang dibutuhkan menyebabkan pengukuran hanya bisa dilakukan
pada tempat terbatas, sehingga titik pengukuran tidak banyak.
Penulis merancang metode pengukuran baru menggunakan sensor gas.
Sensor gas dapat mengganti peran instrumen konvensional, sehingga menjadi
sebuah alternatif. Penggunaan sensor gas untuk mengukur kualitas udara memiliki
kelebihan seperti harga yang terjangkau dengan pembacaan yang kontinu. Sehingga
titik pengukuran dapat tersebar luas.
Sensor gas MQ-135 digunakan sebagai sensor dengan Modul WiFi
ESP8266-01 sebagai pengirim data sensor ke titik akses. Arduino Uno digunakan
sebagai mikrokontroler untuk memroses data yang diperoleh dari sensor. Kalibrasi,
pengukuran responsivitas dan konsumsi daya dilakukan melalui metode ini. Hasil
menunjukkan bahwa sensor butuh 11 menit untuk stabil, simpul sensor dapat
merespon hingga 102 m, dan konsumsi daya dari 0-100 m adalah 1 W.

ABSTRACT
Air quality measurement has become an important tool since air pollution
increases. Most of the method used for measurement utilizes conventional
instruments such as spectrometers and gas chromatographs. Measurements takes
place in fixed stations or mobile stations (which use large vehicle). Since wide
spaces are occupied and instruments are expensive, it is not feasible to create a
massive amount of measurement nodes and continuous measurement through this
conventional method.
A new method of measurement is proposed using gas sensor. Gas sensor has
become an alternative for air quality measurement. Through this new method
proposed, a gas sensor is used to replace the conventional instruments. Since it is
small and affordable, it is possible to create multiple sensor nodes and continuous
measurement.
MQ-135 gas sensor is used as the sensor with WiFi Module ESP8266-01 as
data transmitter. Arduino Uno works as the microcontroller to process data obtained
from sensor. Callibration, responsivity of node, and power consumption are
measured. Results have shown that gas sensor took 11 minutes to stabilize, sensor
node is able to respond up to 102 m, and power consumption of node from 0-100
m is 1 W."
2016
S63214
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Joko Budianto
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1996
S36573
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ananda Howard Nixon
"Kebakaran bangunan merupakan suatu bencana yang merugikan bagi banyak pihak yang dapat mengakibatkan kerugian materi dan berpotensi terhadap kematian yang cukup besar sehingga memerlukan perhatian akan keselamatan pengguna bangunan. Skripsi ini membahas perancangan voice alert notification pada sistem evakuasi bahaya kebakaran.
Tujuan dari perancangan sistem ini adalah untuk membantu manusia untuk mendapatkan informasi dimana zona bahaya kebakaran berasal dan mengarahkan ke jalur evakuasi yang aman secara otomatis apabila terjadi kebakaran. Voice alert notification dirancang dengan menggunakan Mikrokontroler AT89S51 dengan bahasa pemrograman assembly. Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penulisan skripsi ini adalah dengan melakukan perancangan dan pengujian alat.
Berdasarkan hasil pengujian alat , baik sensor suhu LM35, LED, Voice Speaker, Buzzer, dan rangkaian secara keseluruhan dapat bekerja dengan baik. Pada alat ini, sensor suhu LM35 mendeteksi kenaikan suhu yang kemudian diproses pada mikrokontroler, apabila suhu melebihi batas yang telah ditentukan, maka output LED, Buzzer, dan Voice dari Speaker akan bekerja secara otomatis. Sistem voice alert notification pada perancangan alat ini dapat menginformasikan lokasi bahaya kebakaran dan zona evakuasi melalui output voice speaker dan penggunaan LED bertujuan untuk mengarahkan ke jalur evakuasi yang aman tersebut.

Fire building is a disaster which detrimental for many party that may result in material losses and the potential for considerable mortality and require attention to the safety of building users. This thesis discusses the design of voice alert notification on fire danger evacuation system.
The purpose of the design of this system is to assist people to obtain information which are a fire hazard zones and directing to the safe evacuation routes automatically in case of fire hazard. Voice alert notification designed using Microcontroller AT89S51 with assembly language programming. Data collection methods that used in writing this paper is to perform design and testing tools.
Based on the results of testing tools, both LM35 temperature sensor, LED, Voice Speaker, Buzzer, and the circuit series as a whole is running well. In this tool, LM35 temperature sensor detects the temperature rise which is then processed in the microcontroller, when the temperature exceeds the limit specified in the program in the microcontroller, the output LED, Buzzer, and Voice of the Speaker will work automatically. Voice alert notification system in this design can inform the location of fire and evacuation zone through voice output speaker and use of LED aims to drive to a safe evacuation routes.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
S44032
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Iting Shofwati
"Latar belakang dari penelitian ini adalah bahwa peristiwa kebakaran dapat terjadi kapan saja dan dimana saja serta menimbulkan kerugian ekonomi maupun non ekonomi. Alasan pemilihan lokasi penelitian, yaitu karena rumah sakit merupakan bangunan umum yang rawan terhadap kebakaran dan penghuninya bervariasi dalam hal kondisi fisik, sehingga pada keadaan darurat diperlukan suatu penanganan khusus. Mengingat kondisi tersebut d iatas, maka perlu dilakukan suatu upaya pencegahan kebakaran dengan pemasangan perangkat proteksi kebakaran untuk menanggulangi secara dini suatu kejadian yang tidak diinginkan dan menghindari suatu keadaan "catasthropic".
Pada penelitian ini akan dilakukan studi evaluasi terhadap kebutuhan dan tata letak daripada sistem proteksi kebakaran yang ada khususnya fire detector. Karena sistem peringatan awal kebakaran yang cukup dan sesuai merupakan cara yang efektif untuk menghindari kebakaran yang lebih besar.
Penelitian ini dimulai dengan identifikasi elemen-elemen penyalaan api yang terdiri dari bahan bakar (material pembentuk fasilitas yang ada di ruang rawat inap) , sumber panas (energi listrik) dan oksigen dari udara bebas. Tahap selanjutnya yaitu analisa untuk menentukan jenis detektor kebakaran yang dibutuhkan berdasarkan tipe hasil pembakaran material pembentuk fasilitas yang terdapat pada masing-masing ruangan dan peraturan yang berlaku. Kemudian dilanjutkan dengan tahap evaluasi terhadap kebutuhan dan tata letak deteksi kebakaran, berdasarkan data-data pendukung diantaranya adalah luas ruangan, tinggi langit-langit, suhu ruangan dan spesifikasi teknis dari detektor yang akan dipasang. Pengkajian teknis dilakukan berdasarkan standar NFPA 72.
Hasil dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa kegiatan perumahsakitan yang berlangsung khususnya di ruang rawat inap dan koridor berpotensi terjadinya bahaya kebakaran. Hal ini dikarenakan terpenuhinya ketiga elemen dari teori segitiga api dalam suatu tempat dan saat yang bersamaan. Sedangkan jenis detektor yang terpasang tidak sesuai dengan peraturan yang berlaku, hal ini dikarenakan pada ruang rawat inap tersebut menggunakan sistem springkler dan sebagian besar material pembentuk peralatan yang ada terbuat dari kayu dan busa, dimana apabila terjadi proses pembakaran akan menghasilkan asap. Sehingga detektor kebakaran yang sesuai untuk ruang rawat inap dan koridor tersebut adalah detektor asap. Jumlah dan tata letak dari detektor yang akan dipasang diperoleh berdasarkan hasil perhitungan yang berdasarkan standar NFPA yang disesuaikan dengan kemampuan untuk melindungi suatu area tertentu dari detektor yang dipilih.

The background of this research is that the fire can occur anytime, anywhere and can cause economic and non-economic effect. Beside that, the reason choice the hospital became the location of the research, because the hospital is the public building that very potential for occurrence of fire and the physical condition of the patient is very various, so in an emergency condition need special handling. According to that condition, so need the effort of fire protection to prevent the unexpected event and prevent "catastrophic" condition.
This research will evaluate the need and the location of fire protection system specially fire detector. Because a fire detection system detects the beginning of the fire and alerts personal so they can evacuate the area immediately or attempt to extinguish the fire.
The first step of this research is to identify the elements of fire ignition that consist of fuel, heat and oxygen. The second step is to analyze a kind of fire detector that suitable according to the inpatient room's facilities and its standard regulation. The last step is to evaluate the need and the location of fire detector according to supporting data such as coverage area, height of ceiling, ambient temperature and technical specification of detector that will be set. Engineering estimation is refer to NFPA 72 standard
The conclusion of this research that the hospital's activities especially in area study (inpatient room and corridor) is very potential for fire hazard. It cause of the valuable of the three elements of fire triangle in one place and at the same time. About the hospital's fire detector, it is not suitable with the standard regulation. Because in that area study use the sprinkler system and a lot of equipment are made from wood and foam rubber that if fire happen that material can produce smoke. So the suitable detector for corridor and the room for hospitalize is smoke detector. The amount and the location of the detector that will be set is the result from engineering calculation according to NFPA standard that suited with detector's capability to coverage area.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2002
T 8573
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>