Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 188275 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Raissa Rahma
"Salah satu bentuk komponen alami dari vitamin E adalah tokotrienol. Tokotrienol merupakan salah satu senyawa bioaktif yang memiliki banyak manfaat untuk kesehatan dan sebagai antioksidan. Tokotrienol terkandung dalam berbagai minyak nabati salah satunya adalah minyak bekatul. Minyak bekatul diperoleh melalui proses ekstraksi bekatul. Pengayaan senyawa bioaktif tokotrienol pada minyak bekatul dapat dilakukan dengan metode fermentasi padat menggunakan kapang Aspergillus terreus. Penelitian ini melakukan variasi pH medium dan variasi jenis karbon tambahan untuk mengetahui efeknya terhadap perolehan kadar tokotrienol. Pada penelitian ini, variasi pH yang dilakukan adalah 4, 5, 6, 7, dan 8 serta variasi jenis karbon tambahan yang digunakan adalah glukosa, fruktosa, dan sukrosa. Minyak bekatul diekstraksi menggunakan metode Green Bligh-Dyer dengan pelarut etil asetat, etanol, dan KCl 0,58% dalam akuades dengan perbandingan 48:17:35 (v/v/v). Kandungan senyawa dalam minyak bekatul hasil ekstraksi diuji menggunakan instrumen High-Performance Liquid Chromatography (HPLC). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa fermentasi bekatul pada pH 6 meningkatkan tokotrienol dengan perolehan kosentrasi tertinggi sebesar 23,710 ± 2,648 mg/g yakni 790 kali lebih banyak dibandingkan bekatul tanpa fermentasi namun tidak pada variasi jenis karbon tambahan. Optimasi jenis mikroorganisme dan kondisi fementasi lainnya perlu dilakukan agar didapatan kadar tokotrienol minyak bekatul yang lebih tinggi.

One of the natural component forms of vitamin E is tocotrienol. Tocotrienols are bioactive compounds that have many benefits for health and also acts as antioxidants. Tocotrienols can be obtained in various vegetable oils such as rice bran oil. Rice bran oil is obtained through the extraction of rice bran. Enrichment of the bioactive tocotrienol compounds in rice bran oil can be carried out by the solid fermentation method using Aspergillus terreus. This study is carried out with variations of the pH medium and the addition of various types of carbon to determine the effect on the production of tocotrienol. In this study, the variations used for pH are 4, 5, 6, 7, and 8. The variations used for carbon addition are 12 grams of glucose, fructose, and sucrose. Rice bran oil is then extracted using Green Bligh-Dyer method with ethyl acetate, ethanol and 0,58% KCl in distilled water with a ratio of 48:17:35 (v/v/v). The content of compounds in the extracted rice bran oil is tested using a High-Performance Liquid Chromatography (HPLC) instrument. The results of this study indicated that rice bran fermentation increased the concentration of tocotrienols to its highest at pH 6 at 23,710 ± 2,648 mg/g which is 790 times fold than unfermented rice bran however there was no increase of the tocotrienol concentration in variations of carbon addition. Optimization of the types of microorganisms and other fermentation conditions needs to be done in order to obtain higher tocotrienol concentration."
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Dokumentasi  Universitas Indonesia Library
cover
Achmad Anggawirya Alimin
"Kebijakan neutral carbon growth oleh ICAO ditahun 2050, membuat pemerintah Indonesia mengeluarkan instruksi pemerintah melaui ESDM tentang target pencampuran bahan bakar berbasis bio untuk avtur 5 ditahun 2025. Beberapa sumber potensial yang melimpah untuk dikonversi menjadi Bioavtur di Indonesia diantaranya minyak nabati pangan kelapa sawit serta minyak nabati yang juga memiliki produksi besar seperti kedelai dan biji bunga matahari dan minyak nabati non-pangan kosambi, nyamplung, kemiri sunan. Penelitian dilakukan dengan memodelkan proses hydro processing menggunakan simulator proses dengan mengoptimasi kondisi operasi pada masing-masing bahan baku dan diranking dengan menggunakan AHP berdasarkan efektifitas dan efisiensi ketersediaan, konversi, yield, suhu operasi, konsumsi H2, tekanan operasi dan harga bahan baku. Proses Hydrotreatment yang divariasikan pada tekanan 1-5 MPa dan temperatur 250°C 350°C. menunjukkan Minyak nabati yang paling baik digunakan sebagai bahan baku produksi Bioavtur adalah minyak kemiri sunan, minyak kelapa sawit dan minyak nyaplung secara berturut-turut.
The policy of neutral carbon growth by ICAO in 2050, has prompted the Indonesian government to issue government instruction through ESDM on the target of bio based mixing of fuels for 5 avtur by 2025. Some of the abundant potential sources to be converted to biofuel in Indonesia include vegetable oils palm oil and vegetable oils that also have large productions such as soybeans and sunflower seeds and non food vegetable oils kosambi, nyamplung, kemiri sunan. The study was conducted by modeling the hydroprocessing process using a process simulator by optimizing the operating conditions of each raw material and ranked by using AHP based on effectiveness and efficiency availability, conversion, yield, operating temperature, hydrogen consumption, operating pressure and raw material prices. Hydrotreatment process is varied at 1 5 MPa pressure and temperature 250°C 350°C. shows that vegetable oils that are best used as raw material for Bioavure production are Kemiri Sunan oil, Palm oil, and Nyaplung oil respectively."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Arnold Fedriko
"ABSTRAK
Pada penelitian ini dilakukan pengujian pada minyak nabati dengan menggunakan metode rotasi Faraday. Rotasi Faraday adalah proses terputarnya bidang getar cahaya yang melewati suatu bahan, karena dipaparkan medan magnet B. Bahan minyak nabati akan memutar sudut bidang getar cahaya terpolarisasi linear, sehingga terdapat perubahan sudut antara polarisator dan analisator. Pengukuran dilakukan dengan memberikan perbedaan sudut antara polarisator dan analisator sebesar 45, hal ini dilakukan untuk mendapatkan perubahan intensitas yang maksimal, sehingga perubahan sudut putar analisator dapat diketahui. Pada penelitian ini minyak nabati yang digunakan memiliki beberapa kondisi berbeda. Pada penelitian ini sistem instumentasi rotasi Faraday yang digunakan memiliki medan magnet sebesar 0 mT hingga 159.63 mT dan memiliki 3 panjang gelombang yaitu merah=625 nm, hijau=520 nm, dan biru=467.5 nm. Hasil dari penelitian mendapatkan nilai konstanta Verdet minyak jagung pada panjang gelombang merah=0.62062 mT/m, panjang gelombang hijau=0.52888 mT/m, panjang gelombang biru=0.34028 mT/m. Nilai konstanta Verdet minyak bunga matahari pada panjang gelombang merah=0.2791mT/m, panjang gelombang hijau=0.6612mT/m, panjang gelombang biru=0.64677mT/m. Nilai konstanta Verdet minyak kedelai pada panjang gelombang merah=0.18147 mT/m, panjang gelombang hijau=0.42724 mT/m, panjang gelombang biru=0.71146 mT/m. Minyak yang telah dipanaskan mengalami perubahan sudut yang semakin positif dengan perubahan gradien yang tidak terlalu signifikan untuk setiap panjang gelombang.

ABSTRACT
In this experiment vegetable oil has been examined by using principles of Faraday Rotation. Faraday Rotation is a phenomenon that causes the rotation of the plane of polarization when passing through a material after being exposed by magnet field B. The material, vegetable oil, will rotate the angle of plane of polarization to be linier, so that there will be angle difference between the polarizer and analyzer. The measurement is done by giving 450 degrees angle difference between the polarizer and the analyzer, this is done to get maximum intensity hence turning angle of the analizer can be obtained. This experiment uses vegetable oil of various conditions. The magnetic field in the faraday rotation instrumentation used range from 0 mT to 159.63 mT with 3 wavelengths of red=625 nm, green=520 nm, and blue=467.5 nm. The Verdet constant of corn oil for red, green, and blue wavelength are 0.62062 mT/m, 0.52888 mT/m, and 0.34028 mT respectively. While the Verdet constant of sunflower oil are 0.2791mT/m, 0.6612mT/m, 0.64677mT/m respectively. On the other hand the Verdet constant of soybean oil are 0.18147 mT/m, 0.42724 mT/m, 0.71146 mT/m respectively. The oil which is heated has angle difference that become more positive and change of gradient that is insignificant for every wavelength."
2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Faustina Prima Martha
"ABSTRAK
Kebakaran yang disebabkan oleh minyak nabati merupakan salah satu jenis kebakaran yang banyak terjadi di dunia. Proses pemasakkan merupakan penyebab utama kebakaran di permukiman dan industri, dengan perkiraan 2/3 kasus kebakaran akibat proses memasak diawali dengan proses penyalaan minyak nabati. Hal tersebut mendasari pentingnya mempelajari kebakaran akibat minyak nabati, terutama karakteristik penyalaan minyak nabati yang banyak digunakan di rumah tangga maupun industri. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kisaran temperatur terjadinya penyalaan minyak nabati. Eksperimen yang dilakukan secara berulang dilakukan dalam penelitian ini untuk menguji temperature penyalaan minyak nabati. Sampel minyak yang digunakan dalam penelitian ini adalah: minyak kanola, minyak bunga matahari, minyak jagung, minyak kedelai, minyak dedak, dan minyak zaitun. Minyak sawit yang sering digunakan sebagai bahan pangan maupun campuran biofuel di Indonesia juga diuji pada penelitian ini. Selain mencari temperature pembakaran, titik asap, titik didih, dan kecepatan perambatan api setiap minyak nabati juga ditentukan dalam penelitian ini. Temperatur penyalaan setiap minyak nabati adalah: Minyak kanola 150,11oC minyak bunga matahari 175,43oC, minyak sawit 199,84oC, minyak dedak 200,06oC, minyak zaitun 200,67oC, minyak jagung 225,33oC, dan minyak kedelai 250,45oC. Minyak kanola mengalami ignition time tercepat. Minyak kedelai mengalami ignition time terlama.Kata kunci: Minyak nabati, penyalaan, ignition temperature, time to ignition

ABSTRACT
The ignition of cooking oils plays a large role in the problem of residential fires. While cooking is a leading cause of residential fires at 40 , an estimated 2 3rds of cooking fires begin with ignition of the cooking oil. The background behind the rationale for studying this topic and the broader context are introduced with national fire statistics. These emphasize the importance of the need to understand cooking oil fires, specifically the ignition characteristics of common household cooking oils. This experiment were researched to give insight into the temperatures ranges at which cooking oil will ignite. Then a repeatable experimental procedure was designed to test the ignition temperatures of liquid cooking oils. The oils tested were canola oil, sunflower oil, corn oil, soybean oil, rice barn oil, and olive oil. The experiment was also expanded to also test palm oil, as commonly used cooking oil in Indonesia. In addition to auto ignition, the flame point of canola oil was also tested. The auto ignition temperatures for the oils were determined to be as follows canola oil 150,11oC, sunflower oil 175,43oC, rice barn oil 200,06oC, palm oil 199,84oC, soybean oil 250,45oC, corn oil 225,33oC, and olive oil 200,67oC. Canola oil experienced fastest time to ignition while soybean oil experienced the slowest."
2017
S67813
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
I Gede Wahyu Widiatmika Ariasa
"Suatu eksperimen penetesan butir air (droplet) pada minyak goreng (nabati) panas dengan temperatur di bawah titik nyalanya dilakukan untuk memahami fenomena percikan dan letupan minyak goreng yang dikaitkan dengan metode pengendalian api yang berasal dari minyak goreng. Beberapa faktor yang berpengaruh berupa ketinggian penetesan, diameter droplet, temperatur minyak goreng akan memberikan fenomena yang berbeda terutama dalam hal pembentukan kawah yang terjadi, cipratan, intensitas dan kekuatan letupan serta pengaruhnya terhadap fluktuasi temperatur minyak goreng. Sebagai pembanding, penyemprotan kabut air pada minyak goreng dapat memberikan referensi analisis yang memudahkan dalam memahami fenomena yang terjadi. Penetesan droplet pada minyak goreng menghasilkan fenomena yang menarik dikarenakan temperatur minyak goreng yang jauh di atas temperatur didih droplet air. Akan ada suatu efek Leidenfrost yang mana droplet air tidak akan langsung mengalami evaporasi akibat adanya lapisan uap yang menyelimuti droplet. Sementara itu pada penyemprotan minyak goreng dengan menggunakan kabut air akan memberikan fenomena yang berbeda dimana efek cipratan dan letupan akan jauh berkurang serta letupan bisa terjadi akibat kontak antara zat cair dengan cat cair. Hal yang juga perlu diperhatikan adalah penetesan droplet akan memberikan efek berupa fluktuasi temperatur sesaat setelah letupan. Setelah itu penurunan temperatur minyak goreng akan lebih cepat dibandingkan dengan tanpa adanya penetesan.

An experimental study of a water droplet impinging upon a pool of hot cooking oil below of auto ignition temperature has done to known splashing and explosion phenomena of a hot cooking oil and associated with cooking oil fire suppression method. Some factors that influence such as heigh of impinging droplet, droplet diameter, cooking oil temperature will give different phenomena especially for crater forming, splashing, intensity and the power of explosion and also the influence of cooking oil temperature fluctuation. For comparison, water mist suppression system for cooking oil can give analysis reference that make us easy to understand about the phenomena. Water droplet impinging upon a pool of hot cooking oil give some interested phenomena because of the cooking oil temperature is higher than boiling temperature of water droplet. There are Leidenfrost effect that make surface of the water droplet completely covered by a vapor blanket, so that the water droplet slowly boil. In the mean time, for cooking oil water mist suppressing system resulted different phenomena for less splashing and explosion effect. The explosion can also happen in contact of liquid-liquid substance. We must also concern about the faster reduction of cooking oil temperature depend without impinging water droplet."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2010
S50933
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Achmad Anggawirya Alimin
"Kebijakan neutral carbon growth oleh ICAO ditahun 2050, membuat pemerintah Indonesia mengeluarkan instruksi pemerintah melaui ESDM tentang target pencampuran bahan bakar berbasis bio untuk avtur 5 ditahun 2025. Beberapa sumber potensial yang melimpah untuk dikonversi menjadi Bioavtur di Indonesia diantaranya minyak nabati pangan kelapa sawit serta minyak nabati yang juga memiliki produksi besar seperti kedelai dan biji bunga matahari dan minyak nabati non-pangan kosambi, nyamplung, kemiri sunan. Penelitian dilakukan dengan memodelkan proses hydroprocessing menggunakan simulator proses dengan mengoptimasi kondisi operasi pada masing-masing bahan baku dan diranking dengan menggunakan AHP berdasarkan efektifitas dan efisiensi ketersediaan,konversi, yield, suhu operasi, konsumsi H2, tekanan operasi dan harga bahan baku. Proses Hydrotreatment yang divariasikan pada tekanan 1-5 MPa dan temperatur 250oC-350oC. menunjukkan Minyak nabati yang paling baik digunakan sebagai bahan baku produksi Bioavtur adalah minyak kemiri sunan, minyak kelapa sawit dan minyak nyaplung secara berturut-turut.
The policy of neutral carbon growth by ICAO in 2050, has prompted the Indonesian government to issue government instruction through ESDM on the target of bio based mixing of fuels for 5 avtur by 2025. Some of the abundant potential sources to be converted to biofuel in Indonesia include vegetable oils palm oil and vegetable oils that also have large productions such as soybeans and sunflower seeds and non food vegetable oils kosambi, nyamplung, kemiri sunan. The study was conducted by modeling the hydroprocessing process using a process simulator by optimizing the operating conditions of each raw material and ranked by using AHP based on effectiveness and efficiency availability, conversion, yield, operating temperature, hydrogen consumption, operating pressure and raw material prices. Hydrotreatment process is varied at 1 5 MPa pressure and temperature 250 C 350 C. shows that vegetable oils that are best used as raw material for Bioavure production are Kemiri Sunan oil, Palm oil, and Nyaplung oil respectively."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Naufal Giffari Rachmat
"Biodiesel adalah bahan bakar alternatif sebagai solusi dari krisis solar konvensional. Namun pabrik biodiesel di Indonesia saat ini masih menggunakan teknologi proses produksi dengan efisiensi yang rendah. Ketidakefisienan ini mengakibatkan pemborosan dari segi energi, bahan baku, air, dan emisi karbondioksida yang besar. Sehingga pada waktu yang akan datang akan mengganggu kelestarian lingkungan hidup. Proses produksi yang tidak efisien ini juga mengakibatkan biaya produksi yang mahal dan kurang menguntungkan dari segi ekonomi. Untuk mengatasi kekurangan dari pabrik biodiesel ini, maka perlu diterapkan konsep industri hijau. Penerapan konsep industri hijau dilakukan menggunakan bantuan program simulator dimana akan dibandingkan dan dianalisa antara skema proses produksi konvensional dan skema proses produksi termodifikasi.

Biodiesel is an alternative fuel as a solution to the risis of conventional diesel. However, biodiesel plants in Indonesia are still using production process technology with low efficiency. This inefficiency results in wastage in terms of energy, raw materials, water, and high level of carbon dioxide emission. So that in the future would interfere with environmental sustainability. Inefficient production processes also resulted in expensive production costs and a less favorable economic terms. Waste and emissions from the plant has not been handled properly due to lack of attention from the management company. To overcome the shortcomings of this biodiesel plant, it is necessary to apply the concept of green industry. The implementation of green industry concept will be done by using simulator program then will be compared and analysed between conventional production process scheme and modificated production process scheme."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2017
S67866
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Adinda Diandri Putri
"ABSTRACT
Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh model hydrotreating minyak nabati menjadi green diesel di dalam reaktor slurry bubble column dengan katalis NiMo-P/Al2O3 dan mendapatkan kondisi operasi optimum untuk model reaktor tersebut. Persamaan-persamaan perpindahan yang dipertimbangkan adalah persamaan neraca massa fasa gas dan fasa cair dan neraca energi, pressure drop, dan distribusi katalis. Pada model kasus dasar, reaktor slurry bubble column dua dimensi aksisimetri berbentuk silinder tegak dengan diameter 2,68 m dan tinggi 7,14 m dimodelkan dengan kondisi operasi tekanan inlet 500 psi, temperatur inlet 325 C, trigliserida triolein sebanyak 5 wt dalam dodekana sebagai umpan dalam fasa cair, hidrogen sebesar 188 mol hidrogen/trigliserida sebagai umpan dalam fasa gas, kecepatan superfisial gas hidrogen sebesar 0,02 m/s, dan kecepatan superfisial cair sebesar 0,00025 m/s. Dari hasil simulasi model tersebut didapatkan konversi trigliserida triolein mencapai 97,73 , yield 83,34 wt, dan kemurnian produk 77,23 wt.

ABSTRACT
The purposes of this reasearch is to obtain hydrotreating model in slurry bubble column reactor to produce green diesel from vegetable oils over NiMo P Al2O3 catalyst in a large scale and to obtain the optimum operation condition for the model. Transport equations considered in the model are mass transport gas phase and liquid phase and energy transport, pressure drop, and catalyst distribution. In base case model, the two dimensional axisymmetry of a vertical cylinder shape slurry bubble column reactor with a diameter of 2.68 m and a length of 7.14 m was modelled under the pressure of 500 psi, the inlet temperature of 325 C, triglyceride of 5 wt in dodecane is fed as liquid phase, hydrogen of 188 mol hydrogen triglyceride is fed as gas phase, the inlet gas velocity is 0.02 m s, and the inlet liquid velocity is 0.00025 m s. Simulation results show that the vegetable oil triglyceride conversion is 97.73 , the product yield is 83.34 wt, and the product purity is 77.23 wt. "
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Syafaruddin
"Penelitian ini membandingkan distribusi suhu tungku pembakaran dari campuran minyak nabati dan bahan bakar minyak pada setiap rasio pencampuran dan pengaruh air fuel ratio (AFR). Kondisi operasi yang digunakan adalah 0.8 bar hingga 1.6 bar dengan interval 0.4 bar. Minyak nabati tidak dapat langsung dibakar karena memiliki kekentalan yang cukup tinggi. Oleh karena itu, dilakukan pencampuran dengan bahan bakar minyak agar memiliki spesifikasi yang hampir sama dengan bahan bakar minyak. Pada penelitian ini digunakan jet nosel untuk merubah cairan bahan bakar menjadi aerosol untuk mempermudah proses pembakaran. Pengukuran suhu dilakukan dengan menggunakan termokopel. Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa nilai AFR dengan suhu tertinggi sebesar 582.8 oC diperoleh dengan nilai 0.323, dengan campuran minyak jelantah dan minyak solar 40%:60%. Nilai AFR tersebut menandakan bahwa dibutuhkan 0.323 udara untuk membuat 1 bahan bakar untuk dapat terbakar. Penelitian ini berpotensi untuk mengurangi penggunaan bahan bakar minyak sebagai bahan bakar.

This study compares the temperature distribution of combustion chamber from mixture of vegetable oil and fuel in any mixing ratio and the effect of air fuel ratio (AFR). Operating conditions used is 0.8 bar to 1.6 bar with 0.4 bar intervals. Vegetables oil can not be directly burned as it has high viscosity. Therefore, mixing with fuel oil so that the vegetable oil has the similar spesification to fuel oil. In this study used a jet nozzle to convert liquid fuel into combustion aerosol to ease the process. Temperature measurement is done by using thermocouple. The result obtained showed that the value of AFR with the highest temperature of 582.8oC was obtained with value of 0.323, with a mixture of vegetables oil and diesel oil 40%:60%. Those AFR indicates that 0.323 air needed to make 1 of fuel to be burned. This research has potential to reduce the use of fuel gas.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2016
S64170
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Matualaga, Evani Gloria Riska
"Bekatul merupakan produk samping dari proses penggilingan padi yang dimanfaatkan dalam bentuk minyak bekatul karena mengandung senyawa bioaktif yang baik untuk kesehatan, salah satunya tokotrienol. Tokotrienol merupakan salah satu komponen vitamin E yang larut dalam lemak serta memiliki sifat antioksidan yang sangat kuat. Peningkatan kandungan tokotrienol pada minyak bekatul dapat dilakukan dengan proses fermentasi menggunakan kapang Aspergillus terreus. Faktor yang memengaruhi proses fermentasi bekatul di antaranya waktu inkubasi dan rasio C/N. Penelitian ini memvariasikan waktu inkubasi pada proses fermentasi selama 3, 4, 5, 6, dan 7 hari, serta rasio C/N sebesar 25, 30, 35, 40, dan 45 melalui penambahan glukosa dan pepton. Bekatul hasil fermentasi diekstraksikan dengan menggunakan metode Green Bligh-Dyer untuk memperoleh minyak bekatul. Bekatul diekstraksikan dengan pelarut etil asetat, etanol, dan KCl 0,58% dalam aquades dengan rasio 48:17:35 (v/v/v). Kandungan tokotrienol pada minyak bekatul dianalisis menggunakan instrumen High Performance Liquid Chromatography (HPLC). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa waktu inkubasi terbaik untuk meningkatkan kadar tokotrienol dalam minyak bekatul adalah selama 5 hari, dengan peningkatan sebesar 421,74% (b/v). Sementara itu, variasi rasio C/N tidak berpengaruh terhadap peningkatan kadar tokotrienol dalam minyak bekatul.

Rice bran is a by-product of the rice milling process which is utilized in the form of rice bran oil, because it contains bioactive compounds that are good for health. One of the bioactive ingredients in bran oil is tocotrienols. Tocotrienols are a component of fat-soluble vitamin E and have very strong antioxidant properties. Enhancement of the tocotrienol content in rice bran oil can be carried out by a fermentation process using Aspergillus terreus. Some factors that affect the rice bran fermentation process are incubation time and ratio of C/N. This study varied the incubation time in the fermentation process for 3, 4, 5, 6, and 7 days, as well as a C/N ratio of 25, 30, 35, 40, and 45 through the addition of glucose and peptone. Fermented rice bran was extracted through the Green Bligh-Dyer method to obtain rice bran oil. Rice bran was extracted by ethyl acetate, ethanol and KCl 0,58% in aquades with the ratio of 48:17:35 (v/v/v). Tocotrienol content in rice bran oil was analyzed using High Performance Liquid Chromatography (HPLC) instruments. The results of this study indicated that the best incubation time for increasing tocotrienol levels was 5 days, with an increase of 421,71% (w/v). Meanwhile, variation of C/N ratio did not affect the increase in tocotrienol levels in rice bran oil."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>