Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 86974 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Rifda Muthia Alviana
"Material high chrome austenitic stainless steel grade 253MA merupakan material yang banyak digunakan untuk aplikasi pada temperatur tinggi. Hal ini dikarenakan material ini memiliki sifat mekanis dan ketahanan creep yang sangat baik. Ketahanan creep yang cukup baik ini salah satunya disebabkan oleh kandungan karbon dan nitrogen yang tinggi. Pemakaian dalam jangka panjang dapat membuat perubahan pada struktur mikro yang berakibat pada ketahanannya akan creep (umur material menjadi lebih pendek). Oleh karenanya, penulis melakukan studi mengenai struktur mikro hasil uji creep material high chrome austenitic stainless steel grade 253MA. Pengujian creep pada temperatur 700 °C dengan pembebanan 150 MPa dilakukan setelah baja dilakukan pretreatment berupa anil dengan variasi temperatur. Ukuran butir setelah dilakukan proses heat treatment diukur untuk melihat pengaruh temperatur anil terhadap ukuran butir baja austenitic 253MA. Ukuran butir dan morfologi dari fasa setelah uji creep diamati dengan scanning electron microscope dan mikroskop optik. Hasil dari pengukuran butir menunjukkan semakin tinggi temperatur anil maka semakin besar ukuran butir. Ukuran butir terbesar yaitu ±41,51µm didapat dari baja yang dilakukan anil pada suhu 1100°C. Hasil uji creep menunjukkan resistansi creep terbaik ditunjukkan oleh material yang memiliki ukuran butir paling besar dengan waktu patah selama 282jam.

High chrome austenitic stainless-steel grade 253MA is a material that widely used for high temperature. This is due the fact this material has excellent mechanical properties and creep resistance. However, changes in microstructure can occur in long-term use, which will affect the creep resistance (shortened service life of the material). The microstructure of High Chrome Austenitic Stainless-Steel 253MA creep test specimens was investigated. Creep testing at a temperature of 700 °C with a loading of 150 MPa was carried out. The cold rolling process with 53% reduction in thickness was applied followed by annealing at 900, 1000, and 1100°C for 3600s to obtain different grain size. Grain size after annealing and after creep test was measured to see the effect of annealing temperature on the grain size of tested steel and to see its effect on creep resistance based on the creep test conducted. Grain size and morphology of the phase after creep test were observed by scanning electron microscope and optical microscope. The results of the grain measurements show that the higher the annealing temperature, the larger the grain size. The largest grain size of ±41.51µm was obtained from steel which was annealed at 1100°C. The creep test results showed that the best creep resistance was shown by the material with the largest grain size with a fracture time of 282 hours."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Moch. Syaiful Anwar
"Sejak terbitnya Undang-undang tentang Desa pada tahun 2014, desa sebagai pemerintah daerah pada tingkat terendah di Indonesia, memiliki hak otonomi untuk mengatur anggarannya. Salah satu mandat dari undang-undang ini adalah lahirnya program Dana Desa. Seperti yang dinyatakan di dalam undang-undang tersebut, tujuan dari program Dana Desa adalah untuk meningkatkan kesejahteraan dan kesetaraan pembangunan desa. Penelitian ini menganalisa pengaruh Dana Desa terhadap pembangunan desa di Kabupaten Simalungun, Provinsi Sumatera Utara, yang memiliki potensi ekonomi yang cukup baik. Desain empiris pada penelitian ini adalah pendekatan difference-in-difference seta panel data untuk 386 desa dari tahun 2014 sampai 2018. Indeks Pembangunan Desa (IPD) digunakan untuk menggambarkan pembangunan desa. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Dana desa secara parsial mempengaruhi status pembangunan desa dengan meningkatkan kualitas infrastruktur dan administrasi pemerintahan desa.

Since the establishment of Indonesia’s Village Law in 2014, the village, as the lowest tier of regional government in Indonesia, has the autonomy to regulate its budget. A mandate of the Village Law is implementing the Village Fund program. As stated in the law, the objective of the Village Fund program is to improve the welfare and equity of village development. This research paper analyses the impact of the Village Fund on rural development in Simalungun District, in North Sumatera Province, which has significant economic potential. This empirical design relies on a difference-in-difference approach and panel data for 386 villages from 2014 to 2018. The Village Development index reflects rural development. The result indicates that Village Fund partially impacted the village development status by improving the quality of infrastructure and enhancing village government administration."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ahmad Fadhil
"Ketahanan korosi SS 316L pada variasi konsentrasi lingkungan NaCl diinvestigasi dengan menggunakan pengujian Electrochemical Impedance Spectroscopy (EIS). Perlakuan panas dilakukan pada suhu 1100oC. Pengamatan struktur mikro menggunakan Optical Microscope. Larutan NaCl mensimulasikan kondisi air laut tempat pengaplikasian SS316L, variasi konsentrasi larutan NaCl yaitu ; 1%, 2%, 3,5%, 4%, dan 5%. Ion klorida pada NaCl dapat menyerang lapisan pasif pada permukaan SS. Penetrasi ion klorida ini yang bepengaruh terhadap ketahanan korosi pada SS316L.
Hasilnya menunjukkan bahwa pada konsentrasi 3,5% NaCl memiliki ketahanan korosi yang paling rendah. Kelarutan oksigen dalam air paling optimum pada ion Cl 3-3,5%. Pengamatan perubahan struktur mikro menggunakan larutan 3,5% NaCl sebagai pembanding ketahanan korosi sebelum dan setelah dilakukannya perlakuan panas. Hasilnya menunjukkan ketahanan korosi sesudah diberikan perlakuan panas jauh lebih rendah. Struktur mikro saat sesudah mengalami sensitasi pada batas butirnya dan ketidaksamaan besar butir.

Corrosion resistance of Austenitic Stainless Steel 316L in variation of NaCl environment was investigated using Electochemical Impedance Spectroscopy test. Heat treatment was done at temperature 1100oC. The microstructure was studied by Optical Microscopy. NaCl solution demonstrated seawater environment, conctentrations varying from 1% to 5%. Ion chloride can penetration through passive film. The penetration of chloride affected corrosion resistance of SS316L.
The result showed that the corrosion resistance of concentration of 3,5% NaCl had the lowest corrosion resistance. Optimum oxygen dissolved occured in concentration 3 ? 3,5% NaCl. The studied of changed of microstructure used 3,5% NaCl solution to compared corrosion resistance of before and after heat treatment. The result demonstrated tha corrosion resistance after heat treatment was lower than the before one. The microstructure after heat treatment suffered sensitization and dissimilarity of grain on microstructure.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2015
S62630
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Eko Cahyono
"Penelitian efek perlakuan panas pada ketahanan korosi pitting dan struktur mikro pada lasan berulang material super duplex stainless steel UNS S32760 dievaluasi melalui uji korosi pitting, karakterisasi struktur mikro, dan analisis SEM-EDS. Spesimen yang digunakan dalam penelitian ini adalah lasan asli (OW) dan spesimen pengelasan berulang yang diberikan perlakukuan panas, yaitu lasan yang diulang sekali (HR1), lasan yang diulang dua kali (HR2), dan lasan yang diulang tiga kali (HR3).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa OW menunjukan ketidakseimbangan fraksi ferit-austenit yang signifikan yang mengurangi ketahanan korosi pitting. Perlakuan panas pada temperatur 1100 ºC secara bertahap dapat mengembalikan keseimbangan fraksi ferit-austenit dan melarutkan fasa intermetalik sehingga meningkatkan sifat ketahanan korosi pitting pada spesimen lasan berulang, HR1, HR2, dan HR3.

The effect of heat treatment on the pitting corrosion resistance and microstructure of UNS S32760 super duplex stainless steel`s repeated welds was investigated through a pitting corrosion test and microstructure characterization. The specimens include an original weld (OW) and three heat-treated specimens, namely a once-repeated weld (HR1), a twice-repeated weld (HR2), and a three-time-repeated weld (HR3).
The results show that the OW represents a significant imbalance of ferrite-austenite fractions reducing the pitting corrosion resistance. Conversely, 1100 ºC heat treatment on HR1, HR2, and HR3 gradually returns the equilibrium of ferrite-austenite fractions and dissolve intermetallic phase which improves the pitting corrosion resistance.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
T53184
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bashari Rohululloh Roszardi
"Saat ini, asam sulfamat sebagai bahan industri kimia utama ada di mana-mana. Karena sifatnya yang korosif, maka perlu menggunakan wadah khususnya fungsi penukar panas yang sesuai untuk menghindari kontaminasi larutan. Perilaku korosi baja tahan karat super austenitik, duplex 2205, dan 316L yang terpapar asam sulfamat diteliti dengan menggunakan Metode Kehilangan Berat, Polarisasi dan EIS. Dalam pengujian kehilangan berat, diberikan variasi konsentrasi dan temperatur selama 1 sampai 5 hari paparan. Sedangkan metode pengujian dengan Polarisasi dan EIS dilakukan pada temperature 25°C dengan variasi konsentrasi. Untuk mendukung hasil pengujian korosi, dilakukan karakterisasi pada sampel uji maupun larutannya menggunakan XRD, AAS dan OES. Sedangkan pengamatan visualisasi permukaan produk korosi dilakukan dengan Mikroskop Optik dan SEM-EDS. Hasil penelitian menunjukkan bahwa laju korosi material cenderung meningkat dengan meningkatnya konsentrasi asam sulfamat dan menurun ketika mendekati konsentrasi 80% berat. Baja tahan karat super austenitik memiliki laju dan arus korosi paling kecil serta impedansi yang paling besar daripada duplex 2205 dan 316L. Kesimpulan menunjukkan bahwa material super austenitic stainless steel sangat cocok digunakan di lingkungan asam sulfamat dengan berbagai variasi konsetrasi dan temperatur.

Currently, sulfamic acid as the main chemical industrial ingredient is ubiquitous. Due to its corrosive nature, it is necessary to use a container especially a suitable heat exchanger function to avoid contamination of the solution. The corrosion behavior of super austenitic, duplex 2205, and 316L stainless steels exposed to sulfamic acid was investigated using the Weight Loss Method, Polarization and EIS. In the weight loss test, various concentrations and temperatures for 1 until 5 days of exposure. While the testing method with Polarization and EIS was carried out at a temperature of 25°C with various concentrations. To support corrosion test results, characterization of the sample and solution was carried out using XRD, AAS and OES. Meanwhile the observation of the surface visualization of corrosion products was carried out with an Optical Microscope and SEM-EDS. The results showed that the corrosion rate of the material tends to increase with increasing concentration of sulfamic acid and decrease when approaching a concentration of 80% by weight. Super austenitic stainless steel has the lowest corrosion rate and current and the highest impedance than duplex 2205 and 316L. The surface morphological characteristics of corrosion products are different for the three materials. In 316L, show pattern intergranular corrosion and selective dissolution patterns are seen at duplex 2205, while at SASS there is no corrosion pattern. The conclusion shows that the super austenitic stainless steel material is very suitable for use in a sulfamic acid environment in various concentrations and temperature."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Marwan Rahardjo
"Pengujian Oksidasi Temperatur Tinggi pada Baja Stainless Steel SS17-7PH Bahan Tabung Roket"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2005
T39771
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Suheni
"ABSTRAK
Super duplex stainless steel adalah baja yang memiliki ketahanan korosi dan kekuatan mekanis yang baik sehingga banyak digunakan pada industry terutama pada industry minyak, gas dan petrokimia. Dalam penggunaan dilapangan sering digunakan proses penyambungan logam dengan metoda pengelasan. Untuk menghasilkan lasan yang baik perlu diperhatikan prosedur dan parameter pengelasan yang digunakan terutama masukan panas.
Dalam penelitian ini digunakan variable masukan panas dan komposisi gas pelindung untuk mengetahui seberapa besar pengaruhnya terhadap keseimbangan struktur fasa ferit-austentit pada lasan baja tahan karat super duplek SAF 2507 dengan metoda las tungsten inert gas (TIG). Masukan panas divariasikan dengan menerapkan kecepatan pengelasan yang berbeda 1, 3, 4 dan 5 mm per det sedangkan gas pelindung yang digunakan 100% argon, 98% argon + 2% nitrogen dan 95% argon + 5% nitrogen.
Dari hasil penelitian didapatkan bahwa dengan kecepatan pengelasan yang berbeda dihasilkan kedalaman dan lebar logam las yang berbeda. Demikian juga halnya dengan penggunaan gas pelindung yang berbeda akan menghasilkan perbandingan lebar dan dalam logam las yang berbeda pula. Dengan menggunakan gas pelindung 95% argon + 5% nitrogen fasa ferit-austentit yang dihasilkan pada logam las relative seimbang dibandingkan dengan yang lainnya.
Pada pengelasan yang lambat, disamping menghasilkan masukan panas yang besar, kekerasan pada logam las juga tinggi serta mempengaruhi pertumbuhan fasa autentit. Semakin tinggi masukan panas (2,280 kJ per mm) semakin rendah fasa austentit pada logam las."
1999
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Panji Aji Wibowo
"Teknologi pengolahan bijih nikel kadar rendah dengan leaching mengunakan Asam Nitrat (HNO3) telah dikembangkan dan dipatenkan oleh suatu perusahaan riset Australia, Direct Nickel. Proses ini diklaim dapat mengolah semua range bijih nikel laterit dengan % ektraksi nikel dan kobalt mencapai > 90%. Salah satu keunggulan proses ini adalah reagen leaching dapat didaur ulang kembali dan menggunakan material SS 304 pada tangki reaktor. Namun proses ini tidak menghendaki adanya ion Cl- karena dikhawatirkan dapat merusak tangki reaktor. Umumnya Cl- ini dapat berasal dari air untuk proses atau dari bijih nikel itu sendiri.
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui perilaku korosi, terutama korosi sumuran dari material SS 304 dan SS 316 dalam campuran larutan HNO3 dan NaCl. Variasi campuran larutan HNO3 yang digunakan adalah 0.17 M, 0.52 M dan 1.73 M, yang menggambarkan kondisi free-acid di dalam reaktor Sedangkan variasi campuran larutan NaCl yang digunakan adalah 0.1 M dan 1 M. Pengujian yang dilakukan meliputi pengujian dengan metode polarisasi siklik dan electrochemical impedance spectroscopy (EIS).
Dari hasil pengujian polarisasi sikilik yang dilakukan, pitting corrosion terjadi pada sampel SS 304 dan SS 316 pada perendaman dalam campuran campuran larutan 1.73 M HNO3 dan 1 M NaCl dan pada sampel SS 304 dalam campuran campuran larutan 0.52 M HNO3 dan 1 M NaCl. Hal ini juga dikonfirmasi oleh hasil dari pengujian EIS. Pengamatan terhadap potensial korosi sumuran dari setiap tipe campuran HNO3 dan NaCl, secara umum SS 316 memberikani ketahanan terhadap korosi sumuran yang lebih baik dari SS 304, terutama akibat adanya unsur pemadu Mo. Pengujian pada komposisi lapisan oksida menunjukkan bahwa walaupun ditemukan adanya unsur Cl dalam lapisan tersebut, korosi sumuran cenderung tidak terjadi pada spesimen SS316.

Processing technology of low grade ores by Nitric Acid leaching has been developed and patented by an Australian research company, Direct Nickel. This process is claimed to be able to treat all the range of laterite ore with extraction of nickel and cobalt reach > 90%. One advantage of this process is the leaching reagent can be recycled back and use the 304 SS material in the reactor tank. The presence of Cl ions in the leaching process was avoided, because it feared could damage the reactor tank. The Cl- could comes form the water fro process or even the nickel ore.
This research was conducted to determine the corrosion behavior, particularly pitting corrosion of materials SS 304 and SS 316 in HNO3 and NaCl solution mixture . Variations HNO3 solution used was 0.17 M, 0.52 M and 1.73 M, which descriebd the variation of free-acid concentration in reactor. For NaCl solution using 0.1 M and 1 M concentration. The test was conducted with cyclic polarization method and electrochemical impedance spectroscopy (EIS).
From the results of cyclic polarization tests, pitting corrosion occurs on samples SS 304 and SS 316 after immersion in a mixed solution of 1.73 M HNO3 and 1 M NaCl, and the SS 304 samples in a mixed solution of 0.52 and 1 M HNO3 M NaCl. This is also confirmed by the EIS. By the observation of the pitting corrosion potential of each samples SS304 and SS316 immersed in each type of HNO3 anda NaCl solution mixture, generally SS316 provides good resistance to pitting corrosion rather than SS 304, mainly due to the presence of Mo as alloying element. Tests on the composition of the oxide layer indicates that although there is an element found in the layer Cl, pitting corrosion unlikely to have occurred on the specimen SS316."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
T42971
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
An, Sang Woo
"Studi ini membahas pengaruh penambahan mangan & nitrogen dan pengerjaan dingin pada perilaku elektrokimia baja tahan karat austenitik. Mekanisme dari berbagai makalah dievaluasi dengan uji gravimetri dan pengukuran polarisasi. Morfologi produk reaksi yang dikembangkan dalam bahan dianalisis dengan spektroskopi fotoelektron sinar-X (XPS), spektroskopi dispersif energi (EDX), dan mikroskop elektron pemindaian (SEM). Berbagai baja tahan karat austenitik dengan jumlah elemen paduan yang berbeda dievaluasi pada suhu dan lingkungan larutan yang berbeda. Penambahan mangan tidak menunjukkan pengaruh yang luar biasa pada ketahanan korosi secara umum karena kemampuannya yang tidak signifikan untuk membentuk senyawa yang tidak larut. Sementara itu, mangan menunjukkan pengaruh berlawanan terhadap ketahanan korosi lokal, biasanya karena adanya inklusi MnS yang berperan sebagai inisiator pitting. Penambahan N menurunkan celah energi bebas bahan kimia antara struktur BCC dan FCC dan meningkatkan energi kesalahan susun secara lebih signifikan. Akibatnya, N dapat membuat austenit lebih stabil secara termal tetapi memiliki efek yang lebih kecil pada stabilitas mekanik. Ditemukan bahwa nitrogen meningkatkan ketahanan korosi baja. Pengaruh berbagai intensitas deformasi plastis dilakukan dengan pengerolan dingin pada temperatur yang berbeda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pembentukan strain-induced martensite (SIM) jelas memberikan pengaruh yang signifikan terhadap korosi dan sifat mekanik.

The study addresses the effect of manganese & nitrogen addition and cold working on electrochemical behaviors of austenitic stainless steels.  The mechanism from various papers was evaluated by gravimetric tests and polarization measurements. The morphology of the reaction products developed in the material was analyzed by X-ray photoelectron spectroscopy (XPS), energy dispersive spectroscopy (EDX), and scanning electron microscopy (SEM). Various austenitic stainless steels with different amounts of alloying elements were evaluated in different temperatures and solution environments. The addition of manganese did not show a remarkable influence on the general corrosion resistance because of the insignificant ability to form insoluble compounds. Meanwhile, manganese indicated an opposite influence on localized corrosion resistance, normally due to the existence of MnS inclusion which played as pitting initiators. The addition of N decreases the chemical-free energy gap between BCC and FCC structures and raises the stacking fault energy more significantly. Consequently, N can render austenite more thermally stable but has less effect on mechanical stability. It was found that nitrogen improved the corrosion resistance of the steel. The influence of various intensities of plastic deformation is conducted by cold rolling at different temperatures. The result shows that the formation of strain-induced martensite (SIM) obviously led to a significant effect on corrosion and mechanical properties."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>