Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 144624 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Crescencia Melissa Valentina
"

Zat warna procion red adalah salah satu pewarna sintesis yang paling sering digunakan dalam indusrtri tekstil dan dapat menyebabkan efek buruk terhadap ekosistem air. Degradasi limbah cair tekstil dilakukan menggunakan metode Advanced Oxidation Process (AOPs) berbasis ozonasi gelembung mikro dan hidrogen peroksida (H2O2). Gabungan metode ini dipilih untuk mengatasi nilai kelarutan ozon dalam air yang kecil dan untuk meningkatkan pembentukan radikal hidroksil. Penelitian ini dimulai dengan melakukan kuantifikasi radikal OH untuk mengetahui jumlah radikal OH yang terbentuk. Kemudian, proses pengolahan limbah dilakukan selama 1 jam dengan metode ozonasi gelembung mikro tunggal, metode H2O2, dan gabungan metode ozonasi gelembung mikro dan H2O2. Sampel dianalisis setiap 15 menit. Pengolahan limbah dengan metode kombinasi H2O2 dan ozonasi gelembung mikro memiliki kondisi optimal yaitu laju alir 6 LPM dan jumlah injeksi H2O2 sebanyak 2 kali dengan konsentrasi total 100 ppm. Hasil persentase penyisihan kadar Pt-Co, konsentrasi pewarna, COD, turbiditas, TSS, dan DO adalah sebesar 96,27%, 99,22%, dan 66,41%, 99,25%, 95,24%, dan 17,24% dalam 60 menit.


Procion red dye is one of the most used synthetic dyes in the textile industry which can cause adverse effects on aquatic ecosystems. Degradation of textile wastewater was carried out using the Advanced Oxidation Process (AOPs) method based on microbubble ozonation and hydrogen peroxide (H2O2). This combination of methods was chosen to overcome the low solubility of ozone in water and to increase the formation of hydroxyl radicals. This research was started by quantifying OH radicals to determine the amount of OH radicals formed. Then, the waste treatment process was carried out for 1 hour using the single microbubble ozonation method, the H2O2 method, and the combined H2O2 and microbubble ozonation method. The samples were analyzed every 15 minutes. Wastewater treatment using the combined method of H2O2 and microbubble ozonation has the optimum conditions of 6 LPM wastewater flowrate and 2 times injection of H2O2 with the concentration of 100 ppm. The resulting percentage of Pt-Co, dye concentration, COD, turbidity, TSS, and DO removal is 96.27%, 99.22%, dan 66.41%, 99.25%, 95.24%, dan 17.24% in 60 minutes.

"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rizky Putra Mahadika
"Salah satu pewarna sintetik yang sering digunakan adalah zat pewarna procion red yang merupakan senyawa reaktif yang digunakan sebagai pengunci warna kain tradisional. Upaya degradasi limbah pewarna dapat dilakukan dengan menggunakan metode ozonasi gelembung mikro dan hidrogen peroksida. Gabungan metode ini dipilih untuk mengatasi nilai kelarutan ozon pada air yang kecil dan meningkatkan jumlah radikal hidroksil yang terbentuk. Pada penelitian ini variasi yang digunakan adalah konsentrasi H2O2 dengan nilai 60, 80, dan 100 ppm, serta pH pada kondisi pH 4, 7, dan 10. Parameter yang ditinjau adalah Konsentrasi Procion Red, warna (Pt-Co), Chemical Oxygen Demand (COD), Total Suspended Solid (TSS), turbidity, pH, dan Dissolved Oxygen (DO). Hasil terbaik diperoleh pada metode gabungan dengan konsentrasi H2O2 100 ppm dan pH 10 yang dapat menurunkan konsentrasi procion red 99,08%, warna 95,92%, COD 44,62%, TSS 86,15%, turbidity 99,07%, pH 19,30%, dan DO mengalami kenaikan sebesar 11,54% dibandingkan dengan metode ozonasi gelembung mikro tunggal pada pH 10 dan penambahan H2O2 tunggal dengan konsentrasi 100 ppm untuk degradasi konsentrasi procion red 98,84% dan 31,25%, warna 93,78% dan 23,49%, COD 35,01% dan 5,54%, TSS 84,95% dan 61,97%, turbidity 95,77% dan 30,21%, pH 20,56% dan 11,96%, dan DO 22,10% dan 10,00%.

One of the synthetic dyes that is often used is procion red dye which is a reactive compound used as a traditional fabric color lock. Degradation efforts of dye waste can be carried out using microbubble ozonation and hydrogen peroxide methods. This combined method was chosen to overcome the small solubility value of ozone in water and increase the number of hydroxyl radicals formed. In this study, the variations used were the concentration of H2O2 with values of 60, 80, and 100 ppm, and pH at pH conditions of 4, 7, and 10. The parameters reviewed were Procion Red concentration, color (Pt-Co), Chemical Oxygen Demand (COD), Total Suspended Solid (TSS), turbidity, pH, and Dissolved Oxygen (DO). The best results were obtained in the combined method with a concentration of 100 ppm H2O2 and pH 10 which can reduce the concentration of procion red 99.08%, color 95.92%, COD 44.62%, TSS 86.15%, turbidity 99.07%, pH 19.30%, and DO increased by 11, 54% compared to a single microbubble ozonation method at pH 10 and a single H2O2 addition with a concentration of 100 ppm for the degradation of procion red concentrations of 98.84% and 31.25%, color 93.78% and 23.49%, COD 35.01% and 5.54%, TSS 84.95% and 61.97%, turbidity 95.77% and 30.21%, pH 20.56% and 11.96%, and DO 22.10% and 10.00%."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Gunawan
"Proses pengolahan yang umum dilakukan untuk pengolahan limbah cair industri tekstil adalah koagulasi. Namun proses koagulasi jika tidak dilakukan dengan dosis yang tepat dapat menghasilkan sludge yang membutuhkan pengolahan lebih lanjut lagi yang tentunya meningkatkan biaya operasi. Ozon sebagai oksidator kuat dapat mengoksidasi senyawa-senyawa organik, meningkatkan derajat biodegrability dan menurunkan toxicity pada air limbah. Selain itu proses ozonasi dapat membantu mengurangi dosis penggunaan koagulan sehingga dapat mengurangi sludge yang terbentuk dari proses koagulasi.
Oleh karena itu perlu diketahui dosis koagulan dan lamanya waktu ozonasi yang optimum untuk mereduksi COD dan menurunkan berat sludge. Penelitian ini menguji pengaruh ozonasi terhadap peningkatan kinerja koagulasi dari suatu limbah cair industri tekstil. Pertama-tama limbah hanya dikoagulasi dengan variasi jenis koagulan inorganik dan organik. Dosis koagulan optimum ditentukan melalui metode jar-test. Proses berikutnya limbah diozonasi kemudian dilanjutkan koagulasi sambil dilakukan variasi waktu ozonasi untuk mengetahui pengaruh ozon terhadap penyisihan COD, dosis koagulan, perubahan berat sludge.
Hasil penelitian menunjukan bahwa koagulasi dengan koagulan organik (N8100) memberikan % reduksi COD yang lebih besar dan dosis yang lebih sedikit dibandingkan dengan koagulan N3276. Dosis optimum yang didapat adalah ketika menggunakan koagulan N8100 sebanyak 40 mg/L mampu mereduksi COD sebesar 62,37%. Ozonasi selama 30 menit, menurunkan penggunaan dosis koagulan N8100 menjadi 30 mg/L, mampu mereduksi COD sebesar 61,68% dan menurunkan berat sludge sebesar 16,87%. Proses variasi waktu preozonasi tidak berpengaruh secara signifikan dalam hal mereduksi COD pada penelitian ini.

Coagulation is the common process in the textile wastewater treatment. Nevertheless, if it was done with improper coagulant dosage it would produce sludge that must be treated subsequently which will raise the operational cost. Ozone as the strong oxidator is able to oxidize the organic matters, increase the biodegrability, and reduce the toxicity of wastewater. Moreover, ozonation can reduce the coagulant consumption and the sludge which is produced at the coagulation process.
Therefore, it is significant to find out the optimum coagulant dosage and duration of ozonation process for COD removal and sludge reduction. This research test the effect of ozone to the coagulation process at textile wastewater treatment. First, the textile waste water was coagulated with varying kind and dosage of coagulant which were inorganic and organic coagulant. Jartest is used to determine the optimum dosage of coagulant. At the next step, textile wastewater was ozonated with varying duration of ozonation. After the ozonation process, it was continued with coagulation process. The changing of COD and sludge mass is measured to know the effect of preozonation process to the coagulation process.
As the result, organic coagulant (N8100) at little dosage gives higher COD removal than inorganic coagulant (N3276). The optimum dosage of coagulant is reached at 40 mg/L with organic coagulant, and it gives 62,37 % of COD removal. Ozonation in 30 minute reduces the consumption of organic coagulant to 30 mg/L, gives 61,68% of COD removal, and reduces 16,87 % of the sludge mass. The variation of preozonation duration doesn't significantly effect the COD removal.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2007
S49786
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fidelis Ayodya Amba
"ABSTRAK
Sampo adalah salah satu pencemar yang terdapat pada limbah cair domestik yang biasanya dibuang langsung ke lingkungan tanpa melalui pengolahan terlebih dahulu sehingga berbahaya bagi lingkungan. Kombinasi metode oksidasi lanjut dengan ozon, H2O2 dan adsorpsi karbon aktif diketahui dapat mendegradasi kandungan senyawa organic dan anorganik berbahaya seperti COD, TDS, TOC kandungan Surfaktan, dan Logam dalam pengolahan limbah cair sampo. Penelitian ini membandingkan empat metode, yaitu ozonasi, H2O2, adsorpsi karbon aktif dan gabungan ketiganya. Untuk mengetahui kondisi optimal pengolahan limbah cair sampo, dilakukan variasi terhadap dosis ozon yaitu 1.2, 3, dan 5 g/jam dan jumlah karbon aktif yang digunakan yaitu 50, 100, dan 150 gram. Parameter yang ditinjau sebagai hasil akhir penelitian ini adalah kandungan substansi organik dan anorganik COD, TDS, TOC Surfaktan dan Logam dalam limbah cair sampo yang telah diproses. Penelitian ini ditujukan untuk melihat kinerja dari masing-masing metode ozonasi, H2O2, adsorpsi karbon aktif dan gabungan ketiganya. Hasil dari penelitian ini bertujuan memberikan solusi alternatif dan eketif dalam pengolahan limbah cair sampo. Penelitian ini menggunakan prinsip Advanced Oxidation Process (AOPs). Hasil terbaik yang diperoleh dari penelitian ini yaitu pada metode Gabungan Ozonasi, H2O2 dan adsorpsi GAC menggunakan ozonator B, dosis H2O2 1,5 mL dengan jumlah injeksi 4 kali dan jumlah GAC sebesar 150gr menurunkan nilai COD sebesar 51,43%, TOC sebesar 39,31%, Surfaktan sebesar 32,2%, dan pH sebesar 7,68%"
2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Reza Tirsadi Librawan
"Penelitian ini merupakan studi tentang kavitasi hidrodinamika menggunakan orifice plate untuk mendegradasi kandungan amonia pada limbah cair sintetik. Larutan amonia disirkulasikan menggunakan pipa biasa lalu dilakukan kuantifikasi senyawa pengoksidasi dengan titrasi Kalium Permanganat (KMnO4) melalui jumlah lubang orifice plate optimum (17 lubang) dengan variasi pH awal (4,7, dan 10). Degradasi amonia dilanjutkan dengan variasi pH operasi awal (4,7, dan 10), variasi konsentrasi reagen Hidrogen Peroksida (100 mg/L, 200 mg/L, dan 300 mg/L), dan variasi konsentrasi awal limbah amonia (10 ppm, 25 ppm, 50 ppm). Tujuan penggunaan reagen Hidrogen Peroksida (H2O2) pada penelitian kali ini adalah untuk meningkatkan produksi radikal hidroksil yang akan bereaksi dengan senyawa polutan dan berfungsi untuk meningkatkan persentase degradasi kandungan amonia pada limbah cair sintetik.
Hasil percobaan menunjukkan kondisi operasi yang optimum untuk menyisihkan limbah adalah pada pH operasi asam lemah dengan tambahan konsentrasi Hidrogen Peroksida 200 mg/L dengan tingkat degradasi optimum mencapai 37,96% dan semakin efektif tingkat degradasinya apabila kandungan awal amonianya semakin berkurang.

This research is a study of hydrodynamic caviation method using Hydrogen Peroxide reagent to increase the effectiveness of ammonia degradation in synthetic wastewater. Ammonia solution was circulated using pipe and then tested the productivity of oxidizing compounds using permanganate titration by varying the initial operating pH (4, 7, and 10). Furthermore, degradation of ammonia followed by variation of initial operating pH (4, 7, and 10), variation of initial Hydrogen Peroxide concentration (100 mg/L, 200 mg/L, and 300 mg/L), and variation of ammonia initial concentration (10 mg/L, 25 mg/L, and 50 mg/L).
The results showed that the circulation using pipe can degrade ammonia by 14,02%, while using orifice plate produces most oxidizing compound in weak acid condition. From this research, ammonia is best degraded at pH of 6 (weak acid) with Hydrogen Peroxide concentration of 200 mg/L and ammonia initial concentration of 10 mg/L with 37,96% percentage of degradation.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
S54302
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Febriani Rusyda
"Limbah cair dari industri tekstil mengandung berbagai polutan seperti tingginya kandungan bahan organik, zat warna, surfaktan dan zat adiktif sehingga sulit untuk diolah menggunakan sistem pengolahan konvensional. Salah satu teknologi lanjut yang terus berkembang untuk pengolahan limbah yang bersifat non-biodegradable dan mampu menurunkan kadar COD dan warna pada limbah cair tekstil adalah AOPs. Pada penelitian ini telah dilakukan optimisasi dosis H2O2, pH dan waktu kontak yang efektif dalam mendegradasi warna dan COD pada limbah cair tekstil dengan menggunakan hidrogen peroksida dan Ultraviolet (H2O2/UV) sebagai agen oksidasi. Kandungan COD rata-rata influen limbah cair tekstil PT. JABABEKA Infrastruktur adalah 2250 ppm dan BOD rata-rata 530 ppm. Hasil penelitian menunjukkan efesiensi teknologi AOPs dalam penyisihan COD sebesar 50% dan degradasi warna sebesar 63% dengan penambahan H2O2 sebesar 0,75 ml untuk 1 liter limbah cair tekstil, pH = 7,5 dan waktu kontak 1 jam. Hasil penelitian ini memperlihatkan bahwa AOPs dapat dijadikan sebagai teknologi alternatif dalam pengolahan limbah cair industri tekstil.

Wastewater from textile industry contains severalvarieties of pollutants, such as high content of organic materials, pigments, surfactants and addictivematter which difficult to be processed using conventional processing system. One of the advance technology that constantly to non biodegradable wastewater and ableto reduce COD concentration and color in textile wastewater is AOPs. Thisresearch has been conducted optimization of H2O2 dose, pH and contact time that effective in degrading the COD and color in textile wastewater by using hydrogen peroxide and Ultraviolet (H2O2/UV) as an oxidizing agent. Wastewater of PT. JABABEKA Infrastructure contains COD about 2250 ppm and 530 ppm of BOD. The results showed the efficiency of AOPs technology in removal COD about 50% and 63% for color degradation with addition of 0.75 ml H2O2to 1 litertextile wastewater, pH = 7.5 andcontact time of 1 hour. The results of this study can be used as an alternative technology in textile?s industry wastewater treatment for textile?s industry."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2015
S59821
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sarah Vania Ghaisani
"Senyawa fenol merupakan polutan berbahaya karena sifatnya yang beracun, korosif, dan karsinogenik. Senyawa ini banyak ditemukan dalam limbah cair industri yang jika dibuang langsung ke lingkungan tanpa pengolahan terlebih dahulu dapat memberi dampak yang sangat buruk pada lingkungan, yaitu menghambat aktivitas biota akuatik dan dapat mengakibatkan gangguan kesehatan pada tubuh. Teknologi ozonasi merupakan teknologi yang ramah lingkungan dan efektif untuk pengolahan limbah cair karena karakteristik ozon yang akan terdekomposisi dalam air membentuk oksidator-oksidator kuat, seperti radikal hidroksil. Selain itu, dilakukan pengembangan dengan teknologi ozonasi katalitik untuk mempercepat dekomposisi ozon menjadi radikal hidroksil yang memaksimalkan degradasi fenol. Pada penelitian ini, digunakan katalis ferolit karena memiliki efektivitas katalitik yang baik serta ketersediaannya yang banyak. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk untuk membandingkan efektivitas teknik ozonasi katalitik dengan teknik ozonasi tunggal untuk proses degradasi senyawa fenol dalam reaktor kolom gelembung. Variasi yang digunakan berupa laju alir udara (8, 10 , 12 L/menit) dan laju alir limbah (255, 405, 495 mL/menit) pada teknik ozonasi, serta variasi massa katalis (50, 100, 200 g) pada teknik ozonasi katalitik. Titik optimal didapatkan dengan persentase degradasi mencapai 99,48% dan penurunan COD sebesar 74,01% pada teknik ozonasi dengan kondisi operasi pH awal limbah 12, laju alir udara 10 L/menit, dan laju alir limbah 495 mL/menit. Adapun dengan penambahan 200 g katalis ferolit pada teknik ozonasi katalitik, diperoleh hasil persentase degradasi sebesar 99,12% dan penurunan COD sebesar 40,17%. Dengan demikian, kehadiran ferolit memengaruhi kinerja proses ozonasi dengan efektivitas yang lebih rendah dibandingkan dengan ozonasi non-katalitik.

Phenol compound is dangerous pollutants due to its toxicity, corrosivity, and carcinogenic effects. This compound is found in industrial wastewater which has adverse effects on the environment if discharged directly without treatment, such as inhibits the activity of aquatic biota and cause health problems in the body. Ozonation technology is an environmentally friendly and effective technology for wastewater treatment due to ozone characteristics which decompose in water to form strong oxidizers, such as hydroxyl radicals. In addition, it is improved with catalytic ozonation technology to accelerate ozone decomposition into hydroxyl radicals which maximize phenol degradation. In this study, the catalyst used is ferrolite due to its good catalytic effectiveness and has large availability. This study aims to compare the effectiveness of catalytic ozonation technique with a single ozonation technique for the degradation of phenol compounds in bubble column reactors. Variations used in this study are air flow rate (8, 10, 12 L/min) and waste flow rate (255, 405, 495 mL/min) in the ozonation technique, as well as variations in catalyst mass (50, 100, 200 g) on catalytic ozonation technique. The optimal condition is obtained by degradation percentage reached 99,48% and COD reduction of 74,01% in ozonation technique evaluating with operating conditions of initial waste pH of 12, air flow rate of 10 L/min, and waste flow rate of 495 mL/min. As for the addition of 200 g ferrolite to catalytic ozonation technique, the results showed the degradation percentage of 99,12% and COD reduction was 40,17%. Thus, the presence of ferrolite affected ozonation process performance with a lower effectiveness compared to non-catalytic ozonation."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jeremia Aledakruistan Japp
"Metode degradasi limbah cair menggunakan reaktor ozonasi injeksi berganda microbubble dan nanobubble adalah teknik pengolahan limbah tekstil yang berpotensi besar untuk dikembangkan. Penelitian ini bertujuan untuk menguji kinerja reaktor ozonasi injeksi berganda microbubble dan nanobubble dalam mengolah limbah cair Remazol biru dan memperoleh kondisi operasi optimum degradasi limbah. Degradasi limbah cair dilakukan dengan proses ozonasi, di mana limbah yang disirkulasikan ke dalam reaktor menggunakan pompa akan didegradasi oleh ozon yang diinjeksikan melalui nosel nanobubble dan microbubble. Variabel tetap dalam penelitian ini adalah volume limbah cair sebanyak 20 L, konsentrasi limbah cair sebesar 100 ppm, dan pH 5. Variabel bebas yang divariasikan adalah laju alir limbah cair, laju alir udara yang diinjeksikan, jenis fluida gas yang diumpankan, dan metode injeksi ozon yang digunakan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa degradasi RBB-R optimum didapatkan pada kondisi tegangan pompa 10 V, laju alir gas 4 L/menit, jenis fluida gas oksigen, dan metode injeksi ozon ganda, yaitu sebesar 97,22%. Selain itu, total COD yang berhasil disisihkan menggunakan metode ini adalah sebesar 55,8 mg/L, kadar warna (Pt-Co) yang disisihkan sebesar 741,41 mg/L (89,26%), kandungan nitrat yang dihasilkan sebesar 88,55 mg/L, dan konsentrasi ozon terlarut dalam air mencapai 0,3896 mg/L.

Liquid waste degradation using ozone microbubble and nanobubble reactor with double injections is a method with great potential to be developed. This experiment aims to test the performance of ozone microbubble and nanobubble reactor with double injection system in treating Remazol Blue waste and obtain its optimum operating conditions. Degradation is carried out by ozonation, in which liquid waste circulated into the reactor using a pump is degraded by ozone injected through the nanobubble and microbubble nozzles. The controlled variables in this experiment are the liquid waste volume of 20 L, liquid waste concentration of 100 ppm, and a pH of 5. The independent variables manipulated in this experiment are the flow rate of liquid waste, flow rate of air injected, type of gas injected, and method of ozonation used. The results showed that the optimum degradation of RBB-R was obtained under conditions of 10 V pump voltage, 4 L/minute gas flow rate, oxygen gas, and double injection method, which was 97.22%. The total COD removed was 55.8 mg/L, the color (Pt-Co) removed was 741.41 mg/L (89.26%), the nitrate produced was 88.55 mg/L, and the concentration of dissolved ozone was 0.3896 mg/L."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nur Annisa
"ABSTRAK
Limbah tekstil akan terus meningkat seiring dengan semakin beragamnya produksi industri tekstil. Fenolik adalah salah satu kandungan dalam limbah tekstil yang dianggap dapat menyebabkan toksisitas akut dan efek karsinogenik, maka dari itu diperlukan pengolahan bagi limbah yang mengandung senyawa fenolik. Teknik ozonasi katalitik adalah metode yang efektif untuk pengolahan air limbah karena kemampuan katalis untuk menghasilkan radikal yang sangat reaktif dari dekomposisi ozon yang memaksimalkan degradasi fenol dalam limbah tekstil. Karbon aktif jenis granular digunakan sebagai katalis dalam penelitian ini karena kemampuan adsorpsinya yang baik. Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan efektivitas teknik ozonasi katalitik dengan teknik ozonasi tunggal untuk proses degradasi senyawa fenolik 4-klorofenol dan fenol dalam reaktor kolom gelembung. Dari hasil penelitian, didapatkan bahwa dalam proses degradasi 60 menit dengan teknik ozonasi tunggal untuk 4-klorofenol dapat mencapai 62,79 dalam kondisi basa pH sekitar 10 . Keberadaan GAC granular activated carbon dalam teknik ozonisasi katalitik mampu meningkatkan degradasi 4-klorofenol menjadi 100 di bawah kondisi asam atau netral pH sekitar 5 atau 7 . Kondisi optimal diperoleh ketika menggunakan laju aliran udara 12 lpm, menggunakan sistem injeksi multi ozon, dan penggunaan laju alir air limbah 250 mL/menit

ABSTRACT
Naturally, textile waste and its complexity will grow significantly in tandem with the increasingly diverse production of the textile industry. Phenolic is one of the contents in textile wastewater that considered and treated as well as may cause acute toxicity and carcinogenic effectsCatalytic ozonation techniqueis an effective method of wastewater treatment, due to catalyst rsquo s ability to produce the highly reactive radicals from the decomposition of ozone which maximize the degradation of phenol in textile wastewater. Granular activated carbon is used as catalyst in this study due to its adsorption ability. This study aims to compare the effectiveness of catalytic ozonation technique with ozonation technique to degrade phenolic compounds 4 chlorophenol and phenol in bubble column reactor. From experiment result, it was found that in 60 minutes degradation process of 4 chlorophenol with single ozonation technique can reach 62.79 under basic condition pH about 10 . The existence of GAC granular activated carbon in catalytic ozonation technique was able to increase the degradation of 4 chlorophenol to 100 under acid or neutral conditions pH about 5 or 7 . The optimum condition of the degradation process was obtained by using air flow rate 12 LPM, using a multi ozone injection system, and the use of wastewater flow rate 250 mL min. "
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hamonangan, Tigor Pantoro
"Senyawa Fenol banyak ditemukan dalam jumlah yang cukup besar mengkontaminasi air permukaan yang dapat membahayakan manusia dan lingkungan sekitarnya apabila tidak diolah dengan tepat. Penelitian ini merupakan studi tentang kavitasi hidrodinamika menggunakan orifice plate untuk mendegradasi kandungan fenol pada limbah cair sintetik. Larutan fenol disirkulasikan menggunakan pipa biasa lalu dilakukan kuantifikasi senyawa pengoksidasi dengan titrasi KMnO4 melalui jumlah lubang orifice plate optimum (17 lubang). Degradasi fenol dilanjutkan dengan perbandingan metode penginjeksian H2O2, variasi pH awal (4,7, dan 10), dan variasi konsentrasi reagen H2O2(25 mg/L, 50 mg/L, dan 75 mg/L). Tujuan penggunaan reagen H2O2 pada penelitian kali ini adalah untuk meningkatkan produksi radikal hidroksil yang akan bereaksi dengan senyawa polutan dan berfungsi untuk meningkatkan tingkat degradasi kandungan fenol pada limbah cair sintetik.

Phenol Chemicals had been found in huge amount in water in such areas that are endangered humans and enviroments if the treatment is not right. The Study is abour Hydrodynamics Cavitation method that are using Orificemeter to degrade the content of Phenol in the synthetic waste. Phenol Solutions are then circulated using a normal pipe and then we quantifiy the oxydation compound with the titration method with KMnO4, Also with 17 amount of tube from the orificemeter. Phenol Degradation is then continued with Comparison of H2O2 injection method, variations of pH 4,7, dan 10), H2O2 reagent Concentration Variations (25 mg/L, 50 mg/L, dan 75 mg/L), The Purpose of using H2O2reagent in this study is to increase the production of the hydroxyl radicals that will react with the polutans and can be useful to increase the phenol degradation in the waste."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
S58851
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>