Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 161058 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Famelasari Fitria Ramdani
"

Karies gigi berefek negatif pada aktivitas yang sedang dilaksanakan yaitu dapat mengakibatkan ketidaknyamanan dan produktivitas kerja tidak optimal, misalnya seorang atlet. Faktor resiko utama masalah kesehatan gigi atlet adalah kebiasaan konsumsi makanan atau minuman kariogenik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor resiko perilaku pencegahan karies terkait kejadian karies pada atlet remaja nasional di Sekolah Khusus Olahraga Kemenpora (SKO) Tahun 2023. Metode penelitian menggunakan pendekatan kuantitatif dengan desain cross sectional. Penelitian menggunakan seluruh populasi yang ada yaitu 50 atlet remaja nasional di SKO Kemenpora. Pengumpulan data dilakukan dengan pemeriksaan karies dan wawancara menggunakan kuesioner, kemudian dianalisis secara univariat, bivariat dan multivariat (regresi logistik). Hasil penelitian menunjukkan 64% atlet remaja mengalami karies. Faktor resiko perilaku pencegahan karies yang berhubungan dengan kejadian karies pada atlet remaja nasional adalah frekuensi makanan kariogenik (p-value 0,005) dan sikap terhadap kesehatan gigi (p-value 0,011). Faktor resiko tertinggi terkait kejadian karies pada atlet remaja di SKO Kemenpora adalah makanan kariogenik dengan nilai POR 19,432 (95% CI 2,473-152,687), jadi atlet remaja yang mempunyai frekuensi konsumsi makanan kariogenik tinggi 19,432 kali lebih beresiko mengalami karies dibanding atlet remaja yang mempunyai frekuensi konsumsi makanan kariogenik rendah. Perlu adanya edukasi pencegahan karies dengan membatasi konsumsi makanan dan minuman kariogenik.


Dental caries has a negative effect on the activity being carried out, which can result in discomfort and not optimal work productivity, for example an athlete. The main risk factor for athletes' dental health problems is the habit of consuming cariogenic food or drink. This study aims to determine the risk factors for caries prevention behavior related to the incidence of caries in national youth athletes at the Kemenpora Special Sports School (SKO) in 2023. The research method uses a quantitative approach with a cross sectional design. The study used the entire existing population, namely 50 national youth athletes at the Kemenpora SKO. Data collection was carried out by caries examination and interviews using a questionnaire, then analyzed univariately, bivariately and multivariately (logistic regression). The results showed that 64% of teenage athletes had caries. Risk factors for caries prevention behavior associated with the incidence of caries in national youth athletes are cariogenic food frequency (p-value 0.005) and attitude towards dental health (p-value 0.011). The highest risk factor related to the incidence of caries in adolescent athletes at the Ministry of Youth and Sport SKO is cariogenic food with a POR value of 19.432 (95% CI 2.473-152.687), so adolescent athletes who have a high frequency of consuming cariogenic food are 19.432 times more at risk of experiencing caries than adolescent athletes who have a high frequency of cariogenic food consumption. low consumption of cariogenic foods. There is a need for caries prevention education by limiting consumption of cariogenic food and drink.

 

"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Pahmi Leni
"Penyakit gigi yang banyak diderita oleh masyarakat adalah karies dan penyakit periodontal. Pemeriksaan gigi yang dilakukan di SD Negeri 04 Jati Asih Kota Bekasi menunjukkan bahwa dari 405 siswa yang diperiksa ditemukan sebesar 352 (86,9 % ) menderita penyakit gigi dan mulut, dan karies gigi ditemukan sebanyak 164. Karies gigi merupakan penyakit yang dapat dicegah dengan menanamkan perilaku pemeliharaan kesehatan gigi sejak usia dini.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui perilaku pencegahan karies dan faktorfaktor yang berhubungan pada siswa SD Negeri 04 Jati Asih Kota Bekasi tahun 2011. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan disain cross sectional dimana variabel dependen (Perilaku pencegahan karies) dan variabel independen (Jenis kelamin, pengetahuan, ketersediaan sarana, dukungan orang tua dan dukungan guru) diteliti pada waktu yang bersamaan. Pengambilan sampel dengan cara Purposive yaitu berdasarkan pertimbangan bahwa penilaian perilaku benar menyikat gigi dinilai pada penduduk usia 10 tahun keatas, target yang ditetapkan oleh Depkes RI untuk penilaian DMF-T pada anak yaitu usia 12 tahun, dan pada usia 10-12 tahun seorang anak sudah mempunyai minat terhadap kehidupan praktis sehari-hari yang konkrit, realistik, ingin tahu dan ingin belajar, dan setelah usia 11 tahun anak sudah dapat menyelesaikan tugasnya tanpa tergantung orang lain. Sampel yang diambil adalah seluruh siswa kelas IV,V dan VI berjumlah 175 orang. Pengumpulan data dengan cara membagikan kuesioner yang diisi sendiri oleh responden.
Hasil penelitian menemukan bahwa siswa yang berperilaku buruk dalam pencegahan karies gigi sebesar 57,1 %. Variabel yang secara statistik berhubungan dengan perilaku pencegahan karies yaitu variabel pengetahuan dan dukungan orang tua. Sedangkan variabel yang paling dominan pengaruhnya terhadap perilaku pencegahan karies adalah dukungan orang tua.

Dental disease which most suffered by community were caries and periodontal disease. Dental investigation which performed in public Primary School 04 Jati Asih Bekasi City found that as much as 352 students (86,9%) suffer from dental disease and mouth one, and 164 students for caries of overall 405 students who were investigated. Caries was a disease which could be prevented by maintaining good behavior of dental health caring since the early age.
This study aims to find out about behavior of caries prevention and related factors to students of State Primary School 04 Jati Asih Bekasi City year 2011. It is a descriptive study using cross sectional design, which of dependent variable (caries prevention behavior) and independent variables (sex, knowledge, availability of facility, parent and teacher support) were inspected at the same time. Samples were obtained by purposive way, that is, based on consideration that good behavior of brushing teeth evaluated at people at age above 10 years old, and a child at age 10-12 years has had interest to concrete daily practical life, realistic, curious and study interest, after they are 11 years old, they have been able to do their own tasks by themselves without depend on other people. Taken samples are all of students of fourth, fifth and sixth class amount 175 students. Data were collected by giving a questionnaire to be filled by students.
Result study find that students which have bad behavior in preventing of caries as much as 57.1%. Statistically variables related to caries prevention behavior are knowledge and parent support. While the most influenced dominant variable to caries prevention behavior is parent support.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2011
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Pahrur Razi
"Tujuan penelitian ini untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan karies gigi pada murid SD di Kota Jambi Tahun 2014. Penelitian menggunakan desain cross sectional. Hasil penelitian diperoleh 59,3% responden karies gigi. Susunan gigi dan derajat keasaman saliva merupakan faktor yang berhubungan dengan karies gigi, dimana responden dengan derajat keasaman saliva yang tidak normal berisiko terjadi karies gigi 2,6 kali dibanding yang normal setelah dikontrol oleh susunan gigi dan kebersihan gigi dan mulut. Susunan gigi tidak teratur berisiko terjadi karies gigi 2,6 kali dibanding yang teratur, setelah dikontrol oleh derajat keasaman saliva dan kebersihan gigi dan mulut. Disarankan untuk meningkatkan upaya promotif dan preventif pada murid SD di Kota Jambi.

The purpose of this study to determine the factors associated with dental caries in primary school students in the city of Jambi 2014. The study used a cross-sectional design. The results were obtained 59.3 % of respondents dental caries. Arrangement of the teeth and saliva acidity is a factor associated with dental caries, where respondents with the degree of acidity abnormal salivary caries risk occurs 2.6 times compared to normal after controlled by the arrangement of teeth and oral hygiene. The composition of irregular teeth caries risk occurs 2.6 times compared to regular, once controlled by the acidity of saliva and oral hygiene. It is recommended to increase the promotive and preventive primary school students in the city of Jambi."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2014
T43389
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fitria Jayanti
"Perawatan gigi pada usia 5-6 tahun mempengaruhi kesehatan gigi pada tingkat usia selanjutnya. Kurangnya perawatan gigi seperti menggosok gigi dapat memicu terjadinya kerusakan gigi, salah satu diantaranya karies gigi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara perawatan gigi yaitu menggosok gigi dengan insiden karies gigi pada anak usia 5-6 tahun. Subjek penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah siswa TK At- Taubah dan TK Persistri dengan jumlah 65 orang. Penelitian ini menggunakan desain deskriptif korelatif sedangkan teknik analisis datanya menggunakan uji chi-square. Hasil penelitian menunjukan tidak ada hubungannya antara kurangnya perawatan gigi (menggosok gigi) dengan insiden karies gigi pada anak usia 5-6 tahun.

Tooth care in child 5-6 years old effects tooth health in the next level. Less tooth care like tooth brush with right and regular can cause damage tooth, example tooth caries. Research objective to know related between tooth care like tooth brush with incident tooth caries in child 5-6 years old. Research sample is students TK At- Taubah and TK Persistri with 65 people. Research design is corelatif descriptive with technique data analysis is chi square test. Research result direct not related between tooth care like tooth brush with incident tooth caries in child 5-6 years old."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2009
TA5833
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Yova Nurfania
"Studi ini bertujuan untuk mengetahui efek aplikasi SDF pada anak usia 36-71 bulan dalam menghentikan karies aktif dan menurunkan faktor risiko karies. Sampel yang digunakan adalah anak-anak PAUD Rama-rama yang dibagi menjadi dua kelompok secara acak: kelompok kontrol dan perlakuan. Skor karies dan pH plak anak diperiksa sebelum dan tiga bulan setelah dilakukan aplikasi SDF. Kuesioner ADA Caries Risk Assessment diisi oleh ibu subjek saat baseline. Terdapat perbedaan bermakna pada jumlah karies aktif dan pH plak anak kelompok perlakuan setelah dilakukan aplikasi SDF. Dapat disimpulkan bahwa SDF berpotensi efektif dalam menghentikan karies aktif gigi sulung dan menurunkan faktor risiko karies.

The study aimed to assess the effect of SDF application to 36-71 months children in arresting active caries and decreasing caries risk factor. Samples were children at PAUD Rama-rama, randomly divided into two groups: control and intervention group. Caries score and plaque pH were examined before and three months after SDF application. ADA Caries Risk Assessment questionnaire was filled by subject’s mother. There were significant differences at number of active caries and plaque pH in intervention group after SDF application. It was concluded that SDF was potentially effective in arresting active caries on primary teeth and decreasing caries risk factor. rama randomly divided into two groups which are control and intervention group Teeth caries score and plaque pH were examined before and three months after SDF application ADA Caries Risk Assessment questionnaire was answered by subject rsquo s mother Result There were significant differences at number of active caries on decayed teeth p 0 000 mean SD 2 61 2 44 extracted teeth p 0 001 mean SD 1 10 2 80 and plaque pH p 0 008 mean SD 6 53 0 40 in control gorup compared to intervention group after SDF application Conclusion SDF was potentially effective in arresting active caries on primary teeth and decreasing caries risk factor."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2013
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Heni Suryani
"Karies merupakan penyakit gigi yang banyak dijumpai pada anak-anak usia sekolah dasar di Indonesia. Walaupun tidak menimbulkan kematian, sebagai akibat dari kerusakan gigi dan jaringan pendukung gigi, dapat mennurunkan tingkat produktivitas seseorang, karena dari aspek biologis akan dirasakan sakit, sehingga aktivitas belajar, makan dan tidur terganggu.
Penelitian ini dilakukan di Sekolah Dasar Negeri kelas 1 yang ada di Wilayah Kerja puskesmas Walantaka. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui fakor prilaku yang mempengaruhi status karies gigi pada siswa sekolah dasar dengan desain cross sectional dan alat yang digunakan untuk mengumpulkan data berupa kuesioner.
Hasil Penelitian menunjukkan bahwa 238 (69,4%) dari 343 anak yang menderita karies gigi, jenis kelamin terbanyak adalah perempuan 114 (74%). Dari penelitian ini faktor yang paling beresiko terhadap status karies gigi siswa adalah Cara anak menyikat gigi (PR = 2,557), Frekuensi sering mengkonsumsi jajanan manis (PR = 2,197), Pekerjaan ibu (PR = 2,051) dan Frekuensi sikat gigi (PR = 1,782).
Usaha untuk menurunkan angka karies gigi pada anak yaitu dengan meningkatkan kegiatan program Usaha Kesehatan Gigi Sekolah, melalui promotif dan preventif tentang kesehatan gigi dan mulut, melalui pemeriksaan gigi dan mulut secara rutin ke sekolah-sekolah sehingga dapat diambil tindakan untuk mencegah dan menanggulangi masalah kesehatan gigi dan mulut pada anak sekolah.

Dental caries is a disease that is common in children of primary school age in Indonesia. Although no cause of death, as a result of tooth decay and tooth supporting tissues, may lower a person's level of productivity, because of the biological aspects will be felt sick, so the learning activities, eat and sleep undisturbed.
The research was conducted at the State Primary School Grade 1st in the Work Area Walantaka clinic. This study aims to determine the behavior factor affect the status of dental caries in primary school students with the cross- sectional design and the tools used to collect data in the form of a questionnaire.
Research results showed that 238 (69.4%) of 343 children who suffer from dental caries, is the most sex women 114 (74%). From this study the risk factors for dental caries status of students is the way children brushing their teeth (PR = 2.557), frequency often consume sugary snacks (PR = 2.197), maternal work (PR = 2.051) and frequency toothbrush (PR = 1.782).
Efforts to reduce the number of dental caries in children by increasing activity UKGS program, through promotion and prevention of oral health through oral examination regularly to schools so that they can take action to prevent and addressthe problem of oral health on school children.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2013
S45011
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Febi Susanti
"Pemanfaatan pelayanan proram UKGM dipengaruhi oleh perilaku ibu dan pengelolaan program oleh Puskesmas. Karies masih termasuk dalam sepuluh penyakit terbesar dan cakupan pembinaan kesehatan gigi di masyarakat masih rendah yaitu 19,6 %. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi pemanfaatan program UKGM oleh ibu yang memiliki anak usia 2 sampai 5 tahun di Posyandu Kecamatan Medan Satria Kota Bekasi. Penelitian ini adalah penelitian sekuensial eksplanatori (mixed methods) dengan desain cross sectional dan jumlah sampel 400 responden. Untuk menggali lebih mendalam permasalahan rendahnya pemanfaatan program UKGM, penelitian ini dilengkapi dengan pendekatan kualitatif melalui wawancara mendalam kepada manajemen puskesmas dan diskusi kelompok terarah kepada kader posyandu mengenai permasalahan yang ada.
Berdasarkan hasil penelitian kuantitatif, pekerjaan, dukungan keluarga dan kebutuhan perawatan gigi dan mulut anak merupakan variabel yang berhubungan dengan pemanfaatan program UKGM di posyandu. Sedangkan sikap, dukungan keluarga dan kebutuhan perawatan gigi dan mulut anak merupakan variabel paling signifikan dalam pemanfaatan program UKGM di posyandu. Berbeda dengan hasil pendekatan kualitatif yang memperlihatkan bahwa justru fasilitas yang lebih mempengaruhi pemanfaatan program UKGM. Selain itu monitoring dan evaluasi belum dilakukan secara rutin. Rekomendasi pada penelitian ini adalah diharapkan untuk melengkapi fasilitas terutama alat peraga penyuluhan dan alat periksa gigi (diagnostic set), memberikan pelatihan UKGM pada kader posyandu serta melakukan monitoring setiap bulan dan evaluasi setiap tiga bulan sekali.

The utilization of UKGM program is influenced by maternal behavior and program management by the Puskesmas. Caries is still among the top ten diseases and the scope of dental health development in the community is still low at 19.6%. The purpose of this study was to determine the factors that influence the utilization of the UKGM program by mothers who have children aged 2 to 5 years at Posyandu, Medan Satria District, Bekasi City. This research is an explanatory sequential study (mixed methods) with a cross sectional design and a sample of 400 respondents. To find out more about the problem of the low utilization of the UKGM program, this study was supplemented by a qualitative approach through in-depth interviews with puskesmas management and focus group discussions on posyandu workers regarding existing problems.
Based on the results of quantitative research, work, family support and dental and oral care needs of children were variables related to the utilization of the UKGM program at the posyandu. Whereas attitudes, family support and children's dental and oral care needs were the most significant variables in the utilization of the UKGM program at the posyandu. It is different from the results of a qualitative approach that shows that it is precisely the facilities that influence the utilization of the UKGM program. In addition, monitoring and evaluation have not been carried out routinely. Recommendations in this study are expected to complement facilities, especially counseling teaching aids and dental kits (diagnostic set), provide UKGM training to posyandu workers and conduct monitoring every month and evaluation every three months.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2019
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tsalitsa Putri
"

Anak usia 6-12 tahun memiliki kerentanan terhadap karies gigi. Kesehatan gigi anak perlu mendapat perhatian orang tua khususnya dari ibu. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui determinan perilaku ibu dalam pencegahan karies gigi anak berdasarkan teori Health Belief Model. Penelitian ini menggunakan desain cross sectional dengan 140 ibu siswa. Terpilih enam SDN dengan teknik cluster random sampling. Jumlah sampel dihitung dengan rumus proportional sampling dan sampel diambil secara systematic random sampling. Data dikumpulkan dengan wawancara menggunakan kuesioner yang dianalisis secara univariat, bivariat dan multivariat. Hasil penelitian menunjukkan 53,6 % ibu berperilaku kurang dalam pencegahan karies gigi anak. Persepsi individu yang berhubungan dengan perilaku ibu adalah persepsi kerentanan dan efikasi diri. Efikasi diri adalah faktor paling dominan berhubungan dengan perilaku ibu, artinya ibu dengan efikasi diri rendah berpeluang 3,4 kali untuk memiliki perilaku kurang dalam pencegahan karies gigi anak dibandingkan ibu dengan efikasi diri yang tinggi setelah dikontrol oleh persepsi kerentanan dan persepsi hambatan (OR:3,475,95%CI:1,653-7,306). Untuk itu, perlu ditingkatkan efikasi diri ibu dengan edukasi dan penyuluhan serta membentuk kelompok dukungan ataupun forum online.


Children aged 6-12 years have vulnerabilities to dental caries. Children's dental health needs to get good attentions of parents, especially from mothers. This study aims to determine the determinants of maternal behavior in preventing dental caries in children based on the theory of the Health Belief Model. This study used a cross-sectional design on 140 students’ mothers. Six elementary schools were selected using the cluster random sampling technique. The number of samples were calculated using the proportional sampling formula and the samples were collected using systematic random sampling. Data was gathered by interviewes using questionnaires which were analyzed by univariate, bivariate and multivariate. The results showed that 53.6% of mothers had poor behaviors in preventing children dental caries. Individual perceptions related to mother's behavior are perceptions of vulnerability and self-efficacy. Self-efficacy is the most dominant factor related to maternal behavior, meaning that mothers with low self-efficacy are 3.4 times more likely to demonstrate deficiencies in preventing dental caries in children than those with high self-efficacy after being controlled by perceived vulnerability and perceived obstacles (OR: 3,475 .95%CI:1.653-7.306). For this reason, it is esenssial to increase mothers’ self-efficacy with education and counseling as well as forming support groups or online forums.

 

"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ivana
"Ibu memiliki peran penting dalam keluarga, terutama dalam pembentukan perilaku kesehatan gigi dan mulut anaknya karena ibu merupakan pengasuh utama dalam keluarga. Molar permanen pertama rentan terhadap karies karena gigi ini merupakan gigi permanen yang pertama kali tumbuh dan banyak tidak mengetahui keberadaan gigi ini. Penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan perilaku kesehatan gigi-mulut ibu dengan angka karies molar permanen pertama pada anak. Disain penelitian adalah analitik deskriptif potong lintang. Variabel yang dihubungkan adalah perilaku kesehatan gigi-mulut ibu dengan angka karies molar permanen pertama. Kuisioner untuk menilai perilaku kesehatan gigi-mulut ibu melalui model Knowledge, Attiude, and Practice (KAP) dan pemeriksaan karies dilakukan secara klinis mengikuti WHO. Perilaku kesehatan gigi-mulut ibu dinilai dari pengetahuan, sikap dan tindakan kesehatan gigi-mulut ibu. Analisa statistic dengan uji komparasi Mann-Whitney dan Kruskal-Wallis, serta uji korelasi menggunakan uji korelasi Spearman. Uji komparasi antara karakteristik ibu dengan angka karies molar permanen pertama pada anak memperlihatkan ada perbedaan tidak bermakna (p ³ 0,05). Uji korelasi antara perilaku kesehatan gigi-mulut ibu dengan angka karies molar permanen pertama menunjukkan korelasi kuat (r ³ 0, 66) dan bermakna (p £ 0,05). Uji korelasi antara perilaku kesehatan gigi-mulut ibu dengan pengetahuan, sikap, dan tindakan kesehatan gigi-mulut anak yang karies dan tidak karies ditemukan korelasi kuat (r ³ 0,66) dan bermakna (p £ 0,05). Kesimpulan tidak ada hubungan antara usia ibu, tingkat pendidikan dan status pekerjaan ibu dengan angka karies molar permanen satu anak. Ada hubungan bermakna antara perilaku kesehatan gigi-mulut ibu dengan angka karies molar permanen pertama pada anak. Ada hubungan antara perilaku kesehatan gigi-mulut ibu dengan pengetahuan, sikap, dan tindakan kesehatan gigi-mulut ibu.

A mother has a very important role in the family, especially in shaping the oral health behavior of the child because mother is the main caregiver in the family. First permanent molar is susceptible to caries because these teeth were the first permanent teeth that erupt and many people not knowing the location of these teeth. The objective of the study is to analyze the relation between mother?s oral behaviors with the caries rate of child?s first permanent molar. The study design was analytic descriptive cross-sectional. The variables to correlate were the mother?s oral health behaviors with the caries rate of child?s first permanent molar. The questioner to assess the oral health behavior of the mother was through Knowledge, Attiude, and Practice (KAP) survey and the caries assessment was done according to WHO. Oral health behavior of the mother was asses from oral health knowledge, attitude and practice of the mother. Statistic analysis with Mann-Whitney dan Kruskal-Walliscomparison test, as well as Spearman correlation test was used. Comparison test between the mother?s and child?s characteristic with caries rate of first permanent molars showed there was no significant difference (p ³ 0,05). Correlation test between oral health behavior with caries rate of first permanent molar showed strong (r ³ 0, 66) and significant(p £ 0,05) correlation. Correlation test between mother?s oral health behavior and oral health knowledge, attitude and practice of the mother showed strong (r ³ 0,66) and significant (p £ 0,05) correlation.It can be concluded that there was a significant correlation between oral health behavior of the mother and caries rate of child?s first permanent molar. It also concluded that there was no correlation between mother?s age, educational level, and employment status of the mother with first permanent molar caries rate of the children. There is a significant correlation between the mother?s behavior and the first permanent molar caries rate of the child. There is a correlation between oral health behavior of the mother and the oral health knowledge, attitude, and practice of the mother."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2016
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Cornelis Novianus
"Karies gigi merupakan salah satu penyakit gigi dan mulut yang banyak dialami khususnya oleh anak umur sekolah dasar. Kejadian karies gigi pada anak diukur melalui indeks DMFT. Karies gigi berkaitan erat dengan kebiasaan anak SD dalam mengkonsumsi makanan kariogenik. Di Kota Serang, jumlah siswa SD yang menderita karies gigi tertinggi yaitu berada di wilayah kerja Puskesmas Taktakan. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui hubungan karakteristik siswa dan perilaku konsumsi makanan kariogenik dengan kejadian karies gigi pada siswa umur 11-12 tahun di SDN terpilih wilayah kerja Puskesmas Taktakan Kota Serang tahun 2015, meliputi karakteristik (jenis kelamin, uang saku, pengetahuan, sikap, pH saliva), perilaku siswa (konsumsi makanan kariogenik, kebiasaan menggosok gigi, cara menggosok gigi yang benar).
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan rancangan penelitian Cross Sectional. Penelitian dilaksanakan di SDN terpilih yang berada di wilayah kerja Puskesmas Taktakan Kota Serang dengan memakai teknik cluster random sampling yaitu SDN Drangong I, SDN I Taktakan, dan SDN Pereng. Hasil penghitungan besar sampel diperoleh sebanyak 140 orang. Pengumpulan data menggunakan kuesioner, pemeriksaan gigi, pengukuran pH saliva dan observasi cara menyikat gigi yang benar. Analisis data dilakukan dengan analisis univariat, uji bivariat dengan uji Kai Kuadrat, dan multivariat dengan Regresi Logistik.
Hasil rekapitulasi indeks DMFT bahwa frekuensi DMFT terbanyak berada pada SDN Drangong I dan SDN Pereng termasuk tingkat keparahan karies gigi tinggi. Sedangkan SDN 1 Taktakan termasuk dalam tingkat keparahan karies gigi rendah. Makanan kariogenik yang paling sering dikonsumsi siswa adalah makanan kariogeniknya tinggi yang berbentuk padat lengket dan manis. Variabel yang mempunyai hubungan bermakna dengan kejadian karies gigi dengan p value < 0,05 adalah variabel uang saku, variabel pengetahuan, variabel sikap, variabel kebiasaan menggosok gigi, variabel cara menggosok gigi yang benar, dan variabel konsumsi makanan kariogenik, sedangkan variabel yang tidak memiliki hubungan bemakna dengan kejadian karies gigi dengan p value > 0,05 adalah variabel jenis kelamin dan variabel pH saliva. Faktor paling dominan adalah variabel konsumsi makanan kariogenik berhubungan dengan kejadian karies gigi. Sedangkan variabel pengganggu yaitu variabel kebiasaan menggosok gigi dan cara menggosok gigi yang benar.
Saran bagi siswa dapat membawa bekal makanan yang tidak terlalu manis dan lengket, selain pemeriksaan gigi rutin pada semua siswa Puskesmas Taktakan bekerja sama dengan pihak sekolah untuk memberikan penyuluhan kepada orangtua siswa tentang kesehatan gigi anaknya terutama mengenai waktu yang tepat untuk anaknya menyikat gigi setelah makan makanan yang kariogenik.

Dental caries is one disease the teeth and mouth that many experienced particularly by primary school children. The incidence of dental caries in children is measured through an DMFT index. Dental caries is closely related to elementary school children in the habit cariogenic foods consumption. In Serang City, the number of students who suffer from dental caries highest in the Puskesmas Taktakan working area. This study purpose was to determine the relationship students characteristics and cariogenic food consumption behavior with dental caries incidence at students aged 11-12 years Selected the State Elementary School At The Puskesmas Taktakan working area Serang city 2015 include characteristics (gender, pocket money, knowladge, attitude, salivary pH), student behavior (cariogenic food consumption, tooth brushing habits, tooth brushing method).
The method used in this study is using Cross Sectional design. Research conducted at Selected The State Elementary Schools located in the Puskesmas Taktakan working area serang city using cluster random sampling techniques that is Drangong I State Elementary School, Taktakan I State Elementary School and Pereng State Elementary School Calculation results of the samples Size about 140 people. Data collection using questionnaires, examination of teeth, salivary pH measurement and correct brushing method. Data was analyzed using univariate analysis, Bivariate with Chi Square Test and multivariate with Regresi Logistic test.
DMFT index recapitulation that frequency is the highest DMFT on Drangong And Pereng I State Elementary School and Pereng State Elementary School while Taktakan I State Elementary School including the severity of dental caries low Cariogenic foods most frequently consumed foods kariogeniknya students is high and sweet sticky solid. That have a significant relationship with the dental caries incidence by p value < 0,05 is pocket money, knowladge, attitude, cariogenic food consumption, tooth brushing habits, tooth brushing method and whereas variables that do not have a significant relationship with the dental caries p value > 0,05 is incidence is gender, salivary pH. The most dominant factor is cariogenic food consumption variable associated with the dental caries incidence. While the confounding variable is the tooth brushing habits variable, tooth brushing method variable.
Suggestion for students can bring food that is not too sweet and sticky, Routine dental examinations on all student Puskesmas Taktakan cooperate with the school to provide counseling to parents about their dental health, especially regarding the right time to brush her teeth after eating cariogenic foods.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2015
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>