Karies gigi berefek negatif pada aktivitas yang sedang dilaksanakan yaitu dapat mengakibatkan ketidaknyamanan dan produktivitas kerja tidak optimal, misalnya seorang atlet. Faktor resiko utama masalah kesehatan gigi atlet adalah kebiasaan konsumsi makanan atau minuman kariogenik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor resiko perilaku pencegahan karies terkait kejadian karies pada atlet remaja nasional di Sekolah Khusus Olahraga Kemenpora (SKO) Tahun 2023. Metode penelitian menggunakan pendekatan kuantitatif dengan desain cross sectional. Penelitian menggunakan seluruh populasi yang ada yaitu 50 atlet remaja nasional di SKO Kemenpora. Pengumpulan data dilakukan dengan pemeriksaan karies dan wawancara menggunakan kuesioner, kemudian dianalisis secara univariat, bivariat dan multivariat (regresi logistik). Hasil penelitian menunjukkan 64% atlet remaja mengalami karies. Faktor resiko perilaku pencegahan karies yang berhubungan dengan kejadian karies pada atlet remaja nasional adalah frekuensi makanan kariogenik (p-value 0,005) dan sikap terhadap kesehatan gigi (p-value 0,011). Faktor resiko tertinggi terkait kejadian karies pada atlet remaja di SKO Kemenpora adalah makanan kariogenik dengan nilai POR 19,432 (95% CI 2,473-152,687), jadi atlet remaja yang mempunyai frekuensi konsumsi makanan kariogenik tinggi 19,432 kali lebih beresiko mengalami karies dibanding atlet remaja yang mempunyai frekuensi konsumsi makanan kariogenik rendah. Perlu adanya edukasi pencegahan karies dengan membatasi konsumsi makanan dan minuman kariogenik.
"
Anak usia 6-12 tahun memiliki kerentanan terhadap karies gigi. Kesehatan gigi anak perlu mendapat perhatian orang tua khususnya dari ibu. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui determinan perilaku ibu dalam pencegahan karies gigi anak berdasarkan teori Health Belief Model. Penelitian ini menggunakan desain cross sectional dengan 140 ibu siswa. Terpilih enam SDN dengan teknik cluster random sampling. Jumlah sampel dihitung dengan rumus proportional sampling dan sampel diambil secara systematic random sampling. Data dikumpulkan dengan wawancara menggunakan kuesioner yang dianalisis secara univariat, bivariat dan multivariat. Hasil penelitian menunjukkan 53,6 % ibu berperilaku kurang dalam pencegahan karies gigi anak. Persepsi individu yang berhubungan dengan perilaku ibu adalah persepsi kerentanan dan efikasi diri. Efikasi diri adalah faktor paling dominan berhubungan dengan perilaku ibu, artinya ibu dengan efikasi diri rendah berpeluang 3,4 kali untuk memiliki perilaku kurang dalam pencegahan karies gigi anak dibandingkan ibu dengan efikasi diri yang tinggi setelah dikontrol oleh persepsi kerentanan dan persepsi hambatan (OR:3,475,95%CI:1,653-7,306). Untuk itu, perlu ditingkatkan efikasi diri ibu dengan edukasi dan penyuluhan serta membentuk kelompok dukungan ataupun forum online.
"