Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 129109 dokumen yang sesuai dengan query
cover
; Anggi Sukma Dewi; Anggi Sukma Dewi
"Memiliki hewan pendamping atau companion animal mengalami tren kenaikan pada setiap tahunnya. Selaras dengan hal tersebut maka terdapat potensi adanya permintaan yang tinggi terkait fasilitas untuk menunjang kebutuhan hewan pendamping. Salah satu dari fasilitas penunjang kebutuhan hewan yaitu animal boarding atau tempat penitipan. Terdapat potensi ancaman polutan pada fasilitas penunjang kesehatan hewan seperti  patogen zoonosis, zat alergen, potensi meledaknya jumlah okupan sebagai penghasil polutan karbon dioksida (CO2), dan polutan dari gas amonia yang disebabkan oleh perilaku spraying dari companion animal. Di beberapa tempat, hampir setengah dari pekerja yang bekerja di fasilitas hewan telah dilaporkan mengalami gejala terkait alergi seperti rhinitis, konjungtivitis, asma, urtikaria kontak, dan jenis dermatitis alergi lainnya. Karena adanya potensi tercemarnya udara ruang dalam pada animal boarding dari polutan-polutan berbahaya, sistem penjernihan udara banyak diaplikasikan pada ruangan-ruangan yang rentan terhadap polutan di animal boarding. Dengan demikian, penelusuran mengenai mekanisme penjernihan udara pada animal boarding sangat menarik dilakukan.

Having a companion animal experiences an increasing trend every year. The number of pets worldwide has also been systematically increasing since 2010. Over the past 10 years, the pet population has grown. In line with this, it can be ensured that there is a high demand for facilities to support the well-being and health of companion animals. The presence of pollutants is one of the factors that affect Kualitas Udara Ruang Dalam. There is a potential threat of pollutants in animal  facilities such as zoonotic pathogens , allergenic substances, the potential for an increase in occupant numbers leading to carbon dioxide (CO2) emissions, and pollutants from ammonia gas caused by spraying behavior from companion animals. In some places, almost half of the workers in animal facilities have reported allergy-related symptoms such as rhinitis, conjunctivitis, asthma, contact urticaria, and other types of allergic dermatitis. Due to the potential air contamination in animal boarding from harmful pollutants, air purification systems are widely applied in rooms susceptible to pollutants in animal boarding. Therefore, exploring the mechanisms of air purification in animal boarding is highly interesting to be conducted."
[Depok;Depok;Depok;Depok, Depok]: [Fakultas Teknik Universitas Indonesia;Fakultas Teknik Universitas Indonesia;Fakultas Teknik Universitas Indonesia;Fakultas Teknik Universitas Indonesia, Fakultas Teknik Universitas Indonesia], 2023
S-pdf;S-pdf;S-pdf;S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Farah Aliya Fadhila
"Pencemaran udara ruang dan maraknya berbagai bakteri serta virus di udara memerlukan perhatian. Salah satu upaya untuk meningkatkan kualitas udara adalah dengan menggunakan alat purifikasi udara. Untuk mendapatkan unit purifikasi udara terbaik yang dapat mengurangi berbagai polutan seperti gas toksik dan polutan biologi, maka dibutuhkan kombinasi dari beberapa teknologi, yaitu teknologi fotokatalisis, UVC, dan plasma ion. Protipe alat purifikasi udara ruang terdiri dari bagian-bagian utamanya yaitu blower untuk mensirkulasi udara masuk- keluar alat, komposit fotokatalis berbasis TiO2 yang dilengkapi sinar UVC germisidal untuk mendegradasi bakteri dan virus, dan generator plasma ion negative untuk menetralkan oksigen aktif berbahaya, membersihkan partikulat serta disinfeksi bakteri dan virus yang masih tersisa. Fotokatalisis TiO2 dilapiskan pada penyangga alumunium honeycomb dan karbon. Hasil karakterisasi SEM-EDX dan XRD menunjukkan persebaran TiO2 lebih baik dengan penyangga karbon. Pada degradasi polutan gas toksik (Formaldehida, Total Volatile Organic Compounds (TVOC), dan CO) digunakan formaldehyde detector dan Gas Analyzer, dilakukan perbandingan pada kondisi alat, dan didapatkan kombinasi dari ketiga teknologi dengan penyangga karbon yang terbaik yaitu dapat menurunkan 92% konsentrasi formaldehida dan TVOC dalam waktu 15 menit dan 100% CO dalam waktu 13 menit. Uji kinerja alat untuk disinfeksi polutan biologi dilakukan dengan sampling angka kuman di udara indoor dengan Microbiology Air Sampler menunjukkan pengurangan total angka kuman hingga 73% setelah unit purifikasi udara dinyalakan selama 30 menit.

Indoor air pollution and various bacteria and viruses in the air require attention. One of the efforts to improve air quality is to use an air purifier. To get the best air purification unit that can reduce various pollutants such as toxic gases and biological pollutants, a combination of several technologies is needed, namely photocatalysis technology, UVC, and ion plasma. The prototype room air purifier consists of the main parts, namely a blower to circulate air in and out of the device, a TiO2-based photocatalyst composite equipped with germicidal UVC light to degrade bacteria and viruses, and a negative ion plasma generator to neutralize harmful active oxygen, clean particulates and disinfection of remaining bacteria and viruses. Photocatalyst TiO2 superimposed on aluminum honeycomb and carbon supports. The results of SEM-EDX and XRD characterization showed better TiO2 distribution with carbon buffer. In the degradation of toxic gas pollutants (Formaldehyde, Total Volatile Organic Compounds (TVOC), and CO) a formaldehyde detector and a Gas Analyzer were used, a comparison was made on the condition of the equipment, and the combination of the three technologies with the best carbon buffer was able to reduce 92% of the formaldehyde concentration. and TVOC within 15 minutes and 100% CO within 13 minutes. The performance test of the instrument for disinfection of biological pollutants was carried out by sampling the number of germs in the indoor air with the Microbiology Air Sampler, which showed a reduction in the total number of germs up to 73% after the air purification unit was turned on for 30 minutes."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Harrison Alim
"Saat ini, kualitas udara ruangan menjadi salah satu ancaman kesehatan bagi masyarakat modern. Penelitian oleh Kleipes et.al, 2001 menujukan bahwa manusia modern menghabiskan hampir 90% waktunya dalam ruangan. Kualitas udara ruang dipengaruhi oleh berbagai macam polutan yang terdiri dari CO2, CO, VOC, Radon dan partikulat. .
Thermal Precipitator adalah salah satu alat yang dapat gunakan untuk membersihkan udara dan bekerja berdasarkan prinsip thermophoresis, yaitu gaya yang bekerja akibat adanya gradien temperatur. Untuk memahami karakteristik efek thermophoresis pada suatu thermal precipitator dengan ukuran partikel dan temperatur yang divariasikan, dilakukan suatu simulasi berdasarkan prinsip computational fluid dynamics, perpindahan kalor dan particle tracing. Variasi beda temperatur yang dilakukan adalah sebesar 30, 40, 50, 60, 70, 80 dengan ukuran partikel 0.05, 0.1, 0.25, 0.5, 0.75, 1,1.5, 2 dan 2.5 µm Simulasi tersebut dilakukan pada perangkat lunak COMSOL Multiphysics 5.4.
Hasil yang didapat berbentuk distribusi partikel, jarak tempuh partikel dan kebutuhan energi precipitator. Terdapat perbedaan yang besar yang diakibatkan perbedaan posisi plat panas dan dingin. Selain itu, pada rentang partikel 0.05-0.25 µm, thermophoresis menjadi driving force pergerakan partikel. Sedangkan efisiensi pada seluruh ukuran partikel sebesar 100% didapat pada beda temperatur diatas 50K untuk plat panas diletakan pada bagian atas dan 70K pada kasus plat panas diletakan pada bagian bawah. Sehingga, thermal precipitator berpotensi untuk menangkap partikel – partikel berukuran kecil untuk meningkatkan kualitas udara ruang. Kebutuhan energi precipitator adalah sebesar 150506.70 J/ m3 untuk beda temperatur 80 K dan 53044 J/m3 untuk beda temperatur 30 K. =
Indoor air quality has been raised as one of the most pressing health issues facing the urban society. According to Klepeis et.al, 2001 Modern human spends nearly 90% of their time in enclosed spaces or in commuting spaces. IAQ(Indoor Air Quality) is affected by various factors with pollutants ranging from CO2, CO, Radon and particulate matter.
One of the available technologies in air cleaning is thermal precipitators that works by utilizing thermophoresis effect. Thermophoresis effects is a force due a temperature gradient existing around a particle. To understand the characteristic and feasibility of the aforementioned technology for indoor air cleaning, a simulation based on the principle of computational fluid dynamics, heat transfer and particle tracing was done on COMSOL 5.4 Software. The parameters concerning the thermal precipitators were varied with temperature difference of 30, 40, 50, 60, 70, 80 K with particle diameter of 0.05, 0.1, 0.25, 0.5, 0.75, 1,1.5, 2 dan 2.5 µm. The simulation results in data regarding particle displacement, particle deposition count and heat transfer.
A large difference in precipitator performance was observed, due to heated plate position. Furthermore, Thermophoresis was observed as the driving force for particles ranging between 0.05 to 0.25 µm in size. An efficiency number of 100% across all particle sizes was achieved with a temperature difference of 50 K with the heated plate place above the colder plate while a temperature difference of 70K was required in order to achieve same effect when the heated plate is below the colder plate. Due to the high precipitation efficiency, themal precipitator possesses a high potential to collect fine particulate matter in order to improve indoor air quality. In addition, energy consumption was simulated, peaking at 150506 J/m3 of air cleaned with a temperature difference of 80K and 50344 J/m3 with a temperature difference of 30K"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hayfa Farhah
"Warna merupakan elemen yang digunakan oleh arsitek dan desainer interior dalam mendesain suatu ruang. Warna menjadi penting karena warna ditemukan dalam setiap objek termasuk pada permukaan ruang. Jika digunakan secara tepat, warna pada permukaan ruang tidak hanya memberikan nilai estetis tetapi juga dapat memberikan dampak bagi pencahayaan dan kondisi termal sebuah ruangan. Skripsi ini bertujuan untuk mengetahui performa warna permukaan ruang yang memenuhi standar kualitas ruang dalam berdasarkan Indoor Environmental Quality (IEQ). Penilaian IEQ dinilai berdasarkan kenyamanan visual, termal, dan kualitas udara. Metode yang digunakan dalam penulisan ini yaitu eksperimen dan pengolahan data. Eksperimen yang dilakukan dalam penulisan ini berupa suatu model ruang dalam berupa kotak. Warna permukaan di dalam kotak tersebut dapat divariasikan dengan intensitas cahaya yang terkontrol. Data nilai yang didapatkan dari eksperimen kemudian diolah berdasarkan poin-poin yang disesuaikan dengan parameter kenyamanan visual, termal, dan kualitas udara. Hasil eksperimen dan pengolahan data menunjukkan bahwa warna terbaik yang memenuhi standar IEQ tidaklah terdiri dari satu warna saja, tetapi performa suatu warna sangat bergantung pada kondisi kebutuhan ruang serta berdasarkan parameter apa warna tersebut dinilai. Warna permukaan ruang yang tepat dapat diketahui dengan melengkapi beberapa informasi pengguna seperti kegiatan yang dilakukan dalam ruang, jenis ruang, iklim ruangan tersebut berada, serta informasi mengenai keberadaan tanaman dalam ruangan tersebut. 

Color is an element used by architects and interior designers in designing a space. Color is important because color is found in every object, including on the surface of a room. If used properly, the color on the surface of the room not only provides aesthetic value but can also have an impact on lighting and temperature of a room. This thesis aims to determine the performance of the surface color of a room that meets the quality standards based on Indoor Environmental Quality (IEQ). The IEQ assessment is based on visual comfort, thermal comfort, and air quality. The method used in this paper is experimentation and data processing. The experiment is in the form of a room model in the form of a box. The color of the surface inside the box can be varied with controlled light intensity. The value data obtained from the experiment was processed based on the points adjusted for the parameters of visual comfort, thermal comfort, and air quality. Experimental results and data processing show that the best color that meets IEQ standards does not consist of just one color, but the performance of a color is very dependent on the conditions of space requirements and based on what parameters the color is assessed. The exact color of the surface of the room can be known by completing some user information such as the activities in the room, the type of room, the climate the room is in, as well as information about the presence of plants in the room."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dyah Nurwidyaningrum
"ABSTRAK
Penghuni di hunian vertikal perkotaan lebih rentan mengalami Building Related Illness karena sistem tata udara Air Conditioning (AC) yang mengalami penyusutan mutu. Ini menyebabkan Kualitas Udara Dalam Ruang (KUDR) di unit hunian perkotaan cenderung lebih buruk daripada hunian horisontal di Jakarta. Tujuan penelitian ini menyusun model dimensi manusia penghuni dan pengelola dengan pengetahuan, persepsi, dan partisipasi untuk mencapai hunian vertikal perkotaan yang sehat dan berkelanjutan dengan KUDR. Metode riset yang digunakan ialah korelasional multivariat dengan analisis PLS-SEM (Partial Least Square-Structural Equation Model) dan mengaplikasikan model dengan ANN-SOM (Artificial Neural Network-Self Organizing Map). Hasil penelitian menunjukkan kesatuan dimensi penghuni dan dimensi pengelola yang efektif untuk KUDR adalah dengan konstruk dimensi pengelola sebagai variabel penekan kepada dimensi penghuni yang mempengaruhi KUDR. Kompetensi pengelola sangat mempengaruhi penghuni untuk mengupayakan KUDR dan mendorong perubahan perilaku sehat di hunian vertikal perkotaan. Keselarasan dalam pengetahuan, persepsi, dan partisipasi. Pemenuhan kenyamanan fisik dan psikis penghuni oleh pengelola mempengaruhi perilaku partisipasi dalam kesehatan dan menggerakkan keberlanjutan hunian perkotaan.

ABSTRACT
Residents in urban vertical housing are more susceptible to Building Related Illness due to the depreciation of air conditioning (AC) systems, causing Indoor Air Quality (IAQ) in urban residential units is worse than in horizontal housing in Jakarta. The purpose of this study is to develop a model of the human dimensions of the residents and the managers with knowledge, perception, and participation to achieve the healthy and sustainable urban vertical housing with the IAQ. The research method is a multivariate correlation, analyze with Partial Least Square-Structural Equation model (PLS-SEM) and application to the model with Artificial Neural Network-Self Organizing Map(ANN-SOM). The result of the study shows the unity of the resident and manager dimensions is effective with the construct of the manager dimensions as the suppressing variable of the resident dimensions that influence IAQ. The manager competency significantly affects the residents to strive for IAQ and encourage healthy behavioral changes in urban vertical housing. The conformity of knowledge, perception, and participation then the fulfillment of the physical and psychological comfort for the residents by the managers influences the behavior of participants in health and drives the sustainability of urban housings.
"
Depok: Universitas Indonesia. Sekolah Ilmu Lingkungan, 2019
D2585
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Adhy Prasetyo Widodo
"Kualitas udara yang buruk dalam ruang dapat menimbulkan gangguan kesehatan. Pemantauan kualitas udara dalam ruang saat ini dilakukan oleh petugas kesehatan lingkungan dengan membawa alat ukur dan melakukan pengukuran langsung di lokasi. Kesulitan dalam pemantauan kualitas udara dalam ruang, keterbatasan jumlah petugas kesehatan lingkungan, dan lamanya waktu yang dibutuhkan untuk mengukur kualitas udara dalam ruang menjadi permasalahan utama dalam sistem pemantauan, pencatatan, dan pelaporan kualitas udara dalam ruang. Sistem pemantauan, pencatatan, dan pelaporan dengan metode yang lama perlu digantikan dengan sistem pemantauan kualitas udara dalam ruang berbasis lokasi dan jaringan nirkabel dengan data yang didapat secara real time.
Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan sistem pengumpul data, menyediakan database management system, dan membangun dasbor (dashboard) penyedia informasi pemantauan kualitas udara dalam ruang. Daur hidup pengembangan sistem (systems development life cycle/SDLC) adalah proses pengembangan sistem informasi yang dapat mendukung kebutuhan bisnis, merancang sistem, membangun, dan mengirimkannya kepada pengguna. Pengembangan Agile adalah salah satu metode pengembangan sistem yang dilakukan dengan cara sederhana yaitu pemilik gagasan merencanakan pengembangan dari sistem yang sudah ada.
Kerja sama dengan pengembang dilakukan untuk menganalisis sistem yang ada, pembuatan desain, dan implementasi sistem. Sistem pemantauan kualitas udara dalam ruang berbasis lokasi dan jaringan nirkabel dapat mengukur enam parameter kualitas udara dalam ruang yang meliputi partikel debu, suhu udara, kelembaban relatif, karbonmonoksida, dan senyawa mudah menguap. Pemantauan parameter tersebut dilakukan secara real time dan dapat menjadi solusi agar sistem pemantauan, pencatatan, dan pelaporan bisa dijalankan lebih cepat dengan sumber daya minimal.

Poor air indoor quality can cause health problems. Monitoring of indoor air quality is currently carried out by environmental health officer by carrying a measuring instrument and making measurements directly at the location. Difficulties in monitoring indoor air quality, the limited number of environmental health officer, and the length of time needed to measure the indoor air quality are the main problems in the monitoring, recording and reporting system of indoor air quality. The old method of monitoring, recording and reporting systems needs to be replaced with wireless and location-based indoor air quality monitoring system with data obtained in real time.
This study aims to develop a data collection system, provide a database management system, and build dashboards that provide information on monitoring indoor air quality. Systems development life cycle (SDLC) is an information system development process that can support business needs, design systems, build and send them to users. Agile development is one method of system development that is done in a simple way, the author of the idea plans the development of an existing system.
Collaboration with the developer is carried out to analyze existing systems, design system, and implement systems. Wireless and location-based indoor air quality monitoring system can measure six air quality parameters which include dust particles, air temperature, relative humidity, carbon monoxide, and volatile organic compounds. Monitoring these parameters is done in real time and it can be a solution so that the monitoring, recording and reporting systems can be done swiftly with minimal resources.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2019
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ezra Ganesha Prihardanu
"Urbanisasi terus mendegradasi komponen vital lingkungan, termasuk kualitas udara. Studi BPS menunjukkan mayoritas ventilasi udara di rumah secara nasional tidak memadai. Studi ini mengaitkan kualitas udara dalam ruang (KUDR) hunian urban dengan status sosioekonomi. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis pengaruh status sosioekonomi terhadap karakteristik penghuni yang berhubungan dengan kualitas udara lingkungan, kondisi fisik hunian, dan KUDR hunian; dan merumuskan strategi kebijakan pemerintah terkait KUDR hunian. Penentuan sampel riset di RW 10, Pasar Manggis, Jakarta Selatan, ini menggunakan stratified convenience sampling, dengan 2 tipe akses rumah. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dan mixed method. Pengambilan data dengan wawancara, observasi fisik hunian, dan pemantauan KUDR selama 12 jam untuk PM2.5, suhu, dan kelembaban. Data kualitas udara lingkungan dari stasiun pengukuran udara ambien terdekat didapat secara daring. Analisis deskriptif menunjukkan status sosioekonomi berpengaruh terhadap karakteristik penghuni yang memengaruhi KUDR. Analisis regresi linier berganda dengan Statplus dan Microsoft Excel menunjukkan tingkat pengaruh antar variabel dan menghasilkan persamaan prediksi. Temuan kesenjangan terhadap standar menjadi masukan untuk strategi kebijakan pemerintah terkait KUDR hunian. Temuan kualitatif menunjukkan komunitas hunian urban padat yang sudah tinggal bersama dalam waktu lama memiliki toleransi yang tinggi terhadap penurunan KUDR akibat akitivitas usaha tetangganya dan perilaku merokok di rumah.

Urbanization continues to degrade vital components of environment, including air quality. BPS study showed the majority of home air ventilation is not adequate. This study associates indoor air quality (IAQ) of urban residentials with socioeconomic status. The aims of this study were to analyze the influence of socioeconomic status on occupant characteristics related to the environmental air quality, residential physical condition, and IAQ; and formulate government policy strategies related to residential IAQ. Determination of the research sample in RW 10, Pasar Manggis, South Jakarta, used stratified convenience sampling, with 2 types of home access. This research used quantitative approach and mixed method. Data were collected by interviews, physical observation, and 12-hour IAQ monitoring for PM2.5, temperature, and humidity. Environmental air quality data from the nearest ambient air measurement station is obtained online. Descriptive analysis showed that socioeconomic status has an influence on occupant characteristics that affect IAQ. Multiple linear regression analysis with Statplus and Microsoft Excel showed the level of influence between variables and produced predictive equation. The finding of gaps against standards becomes input for the government's policy strategy related to residential IAQ. Qualitative findings show that dense urban residential communities who have lived together for a long time have a high tolerance for the decline in IAQ due to the businesses activities of their neighbors and home-smoking behaviour."
Depok: Sekolah Ilmu Lingkungan Uiniversitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ario Guritno
"Sintesis dan uji kinerja katalis komposit Ag/TiO2-zeolit alam lampung-karbon aktif serta rekayasa alat untuk purifikasi udara ruang telah dilakukan. Katalis komposit ini dilapiskan ke pelat aluminium dengan metode spin coating dan selanjutnya diintegrasikan ke dalam prototipe alat purifikasi udara. Model polutan yang digunakan adalah bakteri E.coli sebagai model polutan biologis dan karbon monoksida pada asap rokok sebagai model polutan kimiawi. Karakterisasi XRD menunjukkan ukuran kristal anatase, rutile, Ag, Ag2O, dan AgO berturut-turut sebesar 20, 23, 16, 29, dan 23 nm. Hasil uji kinerja katalis menunjukkan disinfeksi bakteri mencapai 100% pada loading Ag 3,0wt% dan laju disinfeksi tertinggi pada loading 1,0wt%. Spesi ROS untuk disinfeksi dapat ditemukan pula pada udara, sehingga katalis aktif digunakan untuk purifikasi udara. Hasil uji kinerja katalis dan alat pada degradasi CO menunjukkan 80,25% CO murni pada konsentrasi tinggi terdegradasi. Produksi CO2 belum dapat diamati karena belum terjadi desorpsi oleh adsorben.

Synthesis and performance test of Ag/TiO2-lampung natural zeolite-activated carbon and prototyping for indoor air purification has been done. The composite catalysts were coated to aluminium plate by using spin coating method and then being integrated to indoor air purification prototype. E.coli bacteria as biological pollutant model and carbon monoxide in cigar smoke as chemical pollutant model were used. XRD characterization shows cristallinity size of anatase, rutile, Ag, Ag2O, dan AgO respectively 20, 23, 16, 29, dan 23 nm. Performance test of catalysts shows that bacteria disinfection up to 100% on 3,0wt% Ag loading wuth highest disinfection rate on 1,0wt% Ag loading. ROS specimen for disinfection can be found also in indoor air so the catalyst can be actively used for air purification. Performance test for catalyst and device shows that pure CO degradate up to 80,25% in high concentration. CO2 production has not been observed because of it has not been desorp by the adsorbent."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2012
S42851
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Yudhiyono
"Udara segar merupakan kebutuhan utama bagi semua mahkluk hidup. Setiap mahkluk hidup memerlukan udara bersih 10-20 m3per hari untuk bernafas (EPA, 2012). Orang Amerika rata-rata menghabiskan 90% waktunya setiap hari untuk melakukan aktivitas di dalam ruangan. Dari fakta diatas, peneliti meyakini bahwa kualitas udara dalam ruangan memberi dampak yang lebih serius bagi kesehatan mahkluk hidup bila dibandingkan dengan kualitas udara di luar ruangan. Rendahnya kualitas udara dalam ruangan terutama disebabkan oleh aktivitas memasak dan pemanasan yang dilakukan di dalam ruangan. Faktor utama lain penyebab rendahnya kualitas udara dalam ruangan adalah asap rokok. Rendahnya kualitas udara dalam ruangan menyebabkan ketidaknyamanan dan berpengaruh pada kesehatan. Salah satu polutan yang berbahaya adalah particulate matter. ketika seseorang menghirup udara yang mengandung partikel tersebut, partikel tersebut akan berpenetrasi secara mendalam ke paru - paru. Efek jangka pendek dari menghirup udara yang berkualitas rendah adalah batuk, bersin, kelelahan, sakit kepala, gangguan pernafasan akut, dan efek jangka panjang dari menghirup udara yang berkualitas rendah adalah terkena penyakit paru-paru contohnya kanker paru -paru. Untuk mengurangi resiko kesehatan yang disebabkan oleh rendahnya kualitas udara, maka perlu dilakukan tindakan untuk meningkatkan kualitas udara tersebut. Sesuai dengan EPA An Introduction to Indoor Air Quality, terdapat 3 (tiga) cara dasar untuk meningkatkan kualitas udara dalam ruangan. Ketiga cara tersebut antara lain: manajemen sumber polutan atau menghilangkan sumber polutan individual atau mengurangi emisinya, meningkatkan ventilasi atau meningkatkan aliran udara ke dalam ruangan dan menggunakan pemurni udara atau pembersih udara dalam gedung. Tujuan utama dari penelitian ini adalah untuk mendapatkan cara yang paling efektif untuk mengurangi konsentrasi partikel dalam ruangan dalam rangka meningkatkan tingkat kualitas udara. Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa mesin pemurni udara memiliki dampak yang lebih efektif bila dibandingkan dengan ventilasi.

Fresh air is a primary need of every human being. Every Human need a regular fresh air 10-20 m3 each day for breath (EPA, 2012). US people spend their time approximately 90% in indoor for daily activities. From that fact above, scientist believe that the indoor air quality give more serious impact for human health than the outdoor air quality. Poor Indoor Air Quality primary caused by cooking and heating inside the building. Another major cause of poor indoor air quality is a cigarette smoke. Poor Indoor Air Quality will cause discomfort and affecting to health for the occupant. One harmful pollutant is particulate matter. When people breath air that contain this particles, this particles will penetrate deep into the lungs. Short- term effect inhale Poor Indoor Air Quality are coughing, sneezing, fatigue, headache, supper respiratory congestion, and long-term effect inhale poor Indoor Air Quality may cause lung diseases for example lungs cancer. to reduce the health risks caused by poor air quality, the air quality needs to be improved. According to EPA An Introduction to Indoor Air Quality (2013) there are three basic ways to Improve Indoor Air Quality. There are: Source management or eliminate individual source of pollutant or reduce their emissions, ventilation improvement or increasing outdoor air coming indoor and using air purifier or air cleaners in the building. The aim of this experiment is to find the most effective way to reduce particles concentration in the air in order to improve air quality level. From experiment result we can conclude that air purifier machine has more effective impact than ventilation one."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
T42625
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yudhy Kurniawan
"Saat ini penggunaan ventilasi berdampak pada kesehatan dan kenyamanan hidup. Perannya dalam menjaga udara segar dan bersih sangat diperlukan. Kurangnya ventilasi yang baik akan berdampak buruk pada kesehatan. Disamping itu permasalahan konsumsi energi juga tidak bisa dibiarkan begitu saja. perubahan udara yang kadang-kadang terlalu rendah atau terlalu tinggi, aliran udara yang tidak merata, memerlukan banyak konsumsi energi. Untuk itu pada perkembangan teknologi ventilasi, perbaikan kinerjanya terus lakukan.
Dalam penelitian ini akan dilakukan percobaan untuk mengetahui karakterisasi ventilasi mekanik insuflasi (VMI) yang dilakukan pada rumah di perkotaan. Karakterisasi ini meliputi kualitas udara dalam ruangan, dan kenyamanan. Yang sudah dilakukan saat ini adalah mencoba melakukannya dengan simulasi menggunakan perangkat lunak (software) CONTAM dengan tujuan untuk memprediksi perubahan aliran udara dan perpindahan contaminan polutan dalam bangunan.
Metode penelitiannya adalah mendesain model yang kemudian dimasukkan parameter-parameter yang diperlukan, dan setelah itu dilakukan simulasi untuk melihat hasilnya berjalan baik atau tidak. Jika hasil yang diperoleh sesuai dengan yang diinginkan, maka selanjutnya dilanjutkan dengan variasi obyek. Dalam hal ini akan diketahui untuk obyek pengujian pada bangunan yang menggunakan ventilasi model lain, dan dicoba dengan menerapkan untuk daerah tropis. Sehingga diharapkan dari penelitian ini akan dapat dijadikan referensi untuk dilakukan penelitian lebih lanjut.

Today, the use of ventilation affect the health and comfort of living. His role in keeping the air fresh and clean is necessary. Insufficient ventilation will adversely affect. Besides that, the problems of energy consumption can?t go unpunished. Air changes sometimes too low or too high, the air flow is uneven, it requiring a lot of energy consumption. For that, the ventilation technology development, performance improvement continues to do.
In this research, experiments will be conducted to determine the characterization of mechanical ventilation by insufflation (VMI) is performed at home in urban areas. This characterization includes indoor air quality, and comfort. That has to do now is try to do the simulation using the software CONTAM in order to predict changes in air flow and contaminant movement of pollutants in the building.
The method of research is to design a model which included the required parameters, and after that is done the simulation to see the results running well or not. If the results are as expected, and then proceeding with a variety of objects. In this case the object will be known for testing in buildings that use other models of ventilation, and tried to apply for the tropics. It is expected that from this study will be used as a reference for further research.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
T31341
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>