Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 19674 dokumen yang sesuai dengan query
cover
James Paul Arthur Awuy
"Kajian ini mengangkat eksplorasi sistem operasi narasi atmosfer mimpi sebagai basis dalam perancangan arsitektur. Melalui eksplorasi sistem operasi ruang mimpi yang diposisikan sebagai ruang mimesis dan ruang realitas, ruang menjadi tidak terbatas hanya pada ruang nyata yang kita alami saat ini, tetapi juga ruang yang hadir dalam bentuk lain seperti ruang mimpi. Dengan adanya kehadiran ruang mimpi yang bersinggungan dengan ruang realita, kajian ini bertujuan untuk melihat kembali posisi arsitektur sebagai ruang mimesis, sebuah penciptaan terhadap kehadiran sesungguhnya. Dalam perancangan ini, penelusuran dilakukan terhadap berbagai kemungkinan berbagai karakteristik fragmen, sistem operasi, serta anatomi ruang mimpi dan ruang realita. Eksplorasi tersebut menunjukkan bahwa arsitektur dapat hadir sebagai sebuah pemrograman eksploratif yang menghasilkan konstelasi atmosfer. Flutterblink, Nigphira, Stagruel dan Luno, dan Reveclop menjadi konstelasi atmosfer yang memperlihatkan hasil koreografi kehadiran dan ketidakhadiran dari berbagai fragmen elemen maupun cara kerja yang mempunyai sifat meniru. Fragmen digunakan untuk menggambarkan secara sengaja karakteristik koeksistensi antara ruang mimpi dengan ruang realita. Demiourgos hadir sebagai arsitektur secara integral sebagai medium dari sistem operasi yang ada dan berkontribusi terhadap penjelajahan naratif. mencerminkan sebuah relasi keterhubungan melalui operasi eksploratif sistem ruang untuk mewujudkan atmosfer.

This study explores the narrative operating system of dream-like atmospheres as a basis for architectural design. By exploring the operating system of dream spaces positioned as mimetic spaces and real spaces, the concept of space expands beyond the physical spaces we currently experience, encompassing spaces that exist in other forms, such as dream spaces. By incorporating the presence of dream spaces that intersect with reality, this study aims to reexamine the position of architecture as mimetic spaces, creations of true presence. In this design process, various characteristics of fragments, operating systems, and the anatomy of dream spaces and real spaces are explored. This exploration reveals that architecture can function as an exploratory programming that generates a constellation of atmospheres. Flutterblink, Nigphira, Stagruel and Luno, and Reveclop form constellations of atmospheres that demonstrate the choreography of the presence and absence of various fragmented elements and imitative processes. Fragments are intentionally used to depict the coexistence characteristics between dream spaces and real spaces. Demiourgos is presented as an integral architectural medium, serving as the platform for the existing operating system and contributing to the narrative exploration. It reflects an interconnected relationship through the exploratory operations of the spatial system to create atmospheres."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Ufaira Sadya Ayasha
"Penulisan ini membahas atmosfer pada arsitektur yang dialami melalui medium film. Atmosfer adalah pengalaman yang dialami secara multisensori, namun ketika dialami melalui film, framing di dalam film membatasi pengalaman sensori yang bisa hadir. Pembahasan di dalam skripsi ini terbagi menjadi tiga bagian utama, yaitu 1) identifikasi elemen pembentuk atmosfer, 2) bagaimana elemen tersebut di-frame di dalam film, dan; 3) pengalaman atmosfer arsitektur apa yang diserap oleh pengamat. Bagian pertama membahas elemen pembentuk atmosfer dengan mengacu pada teori yang dikemukakan oleh Peter Zumthor. Teori tersebut menjadi parameter dalam menentukan bagaimana terbentuknya suatu atmosfer. Bagian kedua membahas proses framing atmosfer arsitektur di dalam film melalui penentuan sudut pandang, pergerakan, dan penyusunan sequence. Bagian ketiga membahas tentang aspek multi-sensori dalam mengalami atmosfer arsitektur dengan mengacu pada teori yang dikemukakan oleh Juhani Pallasmaa. Ketiga bagian ini menjadi dasar dalam menganalisis studi kasus yaitu film “Parasite”. Melalui penulisan ini didapatkan bahwa atmosfer arsitektur tetap dapat dihadirkan dan dirasakan melalui medium film dengan dibantu oleh proses framing sehingga dapat mewujudkan kehadiran manusia di dalam ruang film.

This writing discusses the atmosphere in architecture that can be experienced through medium film. Atmosphere is a multisensory experienced, but when experienced through film, the framing within film limits the sensory experience. This study is divided by three main parts, which are 1) identification elements creating atmosphere, 2) how the elements being framed in films, and; 3) the architecture atmosphere experience that being absorbs by observers. The first part discusses the elements that creates the atmosphere by referring to the theory by Peter Zumthor. The theory acts as the parameter in determining how the atmosphere is formed. The second part discusses the process of framing the architectural atmosphere in film through determining the angle, movement, and the order of the sequences. The third part discusses the multi-sensory aspect of experiencing the architectural atmosphere by referring to the theory by Juhani Pallasmaa. These three parts become the basis for analyzing the case study, the film namely “Parasite”. Through this writing, it is found that the viii architectural atmosphere can still be presented and felt through the medium of film supported by the framing process so that it can revives the human presence in the filmic space"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sharfina Adani
"Kajian perancangan ini mengeksplorasi narasi memori heterotopia sebagai basis operasi dalam perancangan arsitektur. Secara spesifik, heterotopia dilihat sebagai konsep arsitektur semu yang menumpuk arsitektur fisik, di mana ruang-ruang ini berfungsi sebagai refleksi dan representasi dari ruang sosial yang ada. Konsep ini memungkinkan adanya tumpang tindih antara realitas dan imajinasi, menghasilkan sebuah ruang yang memiliki makna simbolis dan metaforik. Eksistensi dan memori tiap individu memegang andil besar dalam menciptakan heterotopia. Ketika keduanya hilang, mungkinkah manusia dapat mengabadikan dan selalu merayakan koleksi-koleksi memori dalam hidupnya? Studi ini dilakukan berbasis juxtaposing memories, yaitu menyelebrasi memori personal saya terhadap rumah nenek melalui ragam potensi penumpukan memori dalam menciptakan heterotopia baru. Secara spesifik, teknik mnemonik dilakukan untuk mengubah memori yang melekat pada benda menjadi sebuah fragmen portal pembentuk heterotopia baru. Melalui penelusuran tersebut, tercipta berbagai macam posibilitas portal yang mengantarkan kita pada heterotopia baru dari memori rumah nenek. Arsitektur berbasis penumpukan memori heterotopia ini dapat berkontribusi dalam pengembangan pendekatan perancangan arsitektur yang berlandas pada naratif.

This design study explores the narrative of heterotopic memory as the basis of architectural design. In particular, heterotopia is seen as a concept of quasi-architecture that layers physical architecture, where these spaces function as reflections and representations of existing social spaces. This concept allows for an overlap between reality and imagination, creating a space with symbolic and metaphorical meanings. The existence and memory of each individual play a significant role in creating heterotopia. If both are lost, can humans perpetuate and continually celebrate the collections of memories in their lives? This study is conducted by juxtaposing memories, celebrating my personal memories towards my grandmother’s house. Through the potential of layering the memories, such explorations will then create a new heterotopia. The mnemonic technique is used to transform the memory attached to objects into a portal fragment that forms a new heterotopia. Based on the study, various possibilities of portals are created, leading us to a new heterotopia from the memory of grandmother’s house. Such layerings of heterotopic memory can contribute to expanding the architectural design method driven by narratives."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Fiditya Daisy Charisma Aulia
"Tesis desain ini menggunakan pendekatan kolase untuk mencapai arsitektur berbasis representasi. Ide dari tesis ini berangkat dari melihat bagaimana sebuah gambar kolase hadir sebagai suatu kesatuan representasi yang utuh dengan menggabungkan bagian-bagian kecil untuk membentuk narasi dan menghilangkan makna asli dari setiap bagian sebelum dilakukan penggabungan gambar. Untuk melihat bagaimana kolase dapat membentuk narasi, dilakukan proses analisis pembongkaran kolase untuk melihat detail yang ada didalamnya, proses ini kemudian digunakan sebagai metode untuk membongkar narasi yang terdapat dibalik sebuah representasi. Dari hasil analisis tersebut ditemukan bahwa terdapat empat tahap utama dalam melakukan teknik kolase yaitu, menentukan part, menentukan skala dari masing-masing bagian, melakukan proses layering, dan menentukan fokus pada image akhir. Temuan metode ini digunakan untuk membaca fasad bangunan untuk melihat narasi dari bagian bangunan tersebut, dan kemudian mekanisme ini dijadikan metode perancangan untuk dapat membentuk sebuah representasi narasi arsitektur.

This thesis design uses collage methods as an approach to achieve representation-based architecture. The idea of this thesis comes from seeing how a collage image presents itself as a whole representation by combining small parts to form a narrative and removing the original meaning of each part before it is combined to each other. To see how a collage can form a narrative, a process of analyzing the collage's dismantle is to be carried out to see the details that exist in it. This process is then used as a method to break down the narrative that exists behind a representation. From the results of the analysis, it was found that there are four main stages in performing the collage technique: determining parts, determining the scale of each part, performing the layering process, and determining the focus of the final image. The findings of this method are used to read the building facade to see the narrative of the building, and then this mechanism is used as a design method to be able to form a representation of the architectural narration."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Natalie Kinanthi Klayan Gusti
"Skripsi ini membahas penerapan metode perancangan ruang berdasarkan narasi pada sebuah ruang virtual berupa video musik. Video musik merupakan hasil gabungan antara lagu dan visualisasinya. Studi kasus video musik ?Red Shoes? yang terinspirasi dari sebuah cerita pendek(cerpen) The Red Shoes karya Hans Christian Andersen digunakan dalam skripsi ini untuk mengetahui proses perancangan ruang yang dilakukan. Lirik lagu dan cerpen digunakan sebagai ide awal yang kemudian diterjemahkan ke dalam elemen ruang. Analisis studi kasus membantu pembahasan tentang bagaimana proses penerjemahan pada narasi hingga menjadi elemen ruang yang dikenal dalam arsitektur untuk mendukung visualisasi lagu.

This paper discusses the application of design method based on narrative in virtual space in the form of music video. Music video results from combining a song and visualization. The case study is the music video ?Red Shoes?, inspired by short story by Hans Christian Andersen with the same name. Lyrics and stories from the song are used as the initial idea which are then translated spatial elements. Analysis of the case study helps the discussion, translating the narrative into spatial element in architecture, supporting the visualization of the song.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2015
S59070
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tafia Sabila Khairunnisa
"Dalam keseharian, pengguna berperan aktif dalam mengadaptasikan arsitektur dalam ruang dan waktu, yang mana arsitektur dikatakan baik jika dapat beradaptasi dalam ruang dan waktu.. Makna yang tercermin dari arsitektur keseharian mengindikasikan bahwa pengguna membaca dan memaknai arsitektur dengan cara berbeda. Narasi menawarkan cara membaca yang penting karena dapat membaca dan memproduksi makna dari hasil pembacaannya. Skripsi ini membahas lebih lanjut bagaimana narasi menunjukkan makna di arsitektur keseharian. Pembacaan dilakukan berdasarkan parameter conceived- perceived ruang, temporalitas waktu, dan operasi ruang. Hasil analisis menunjukkan bahwa makna ditunjukkan secara parsial-keseluruhan dari hubungan sebab akibat antara ruang, waktu, dan operasi ruang. Dengan menjadikan narasi sebagai alat membaca, disimpulkan bahwa suatu praktik keseharian tidak bisa dilihat secara terpisah, melainkan harus dilihat keterhubungannya dengan berbagai sistem dalam ruang dan waktu karena ada banyak hal yang terkesan tidak bermakna ternyata sangat penting terhadap keseluruhan proses bagaimana arsitektur beradaptasi dalam ruang dan waktu.

In everyday, users have active role to adjust architecture in space and time as good architecture is defined by its capability in adapting with space and time. The meaning expressed in everyday architecture indicates that users have their own way of reading and interpreting. Narrative offers an important means of reading that is used both to read and produce meaning. This thesis discuss further how narrative produce meaning in everyday architecture. The reading is based on spatial operation and components of space and time. The result shows that meaning is presented from causality happened through spatial operation in a part whole way. Using narrative as means of reading gives an understanding that everyday practice shouldn rsquo t be seen separately, yet read by its relation to various aspects in space and time because many things that are ignored turns out important to the whole process of how architecture adapt with space and time."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2017
S67214
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Adriel Nathanael
"Skripsi ini bertujuan untuk menggunakan sebuah pendekatan naratif sebagai metode untuk menganalisis pengalaman arsitektur. Sebuah struktur linear spesifik digunakan untuk mengkategorisasi dan menyusun bagian-bagian yang berbeda untuk membuat pengalaman arsitektur, dengan tujuan untuk mendefinisikan pengalaman dalam bahasa yang mudah dimengerti. Skripsi ini terutama menggunakan teori yang mengelaborasikan komponenkomponen yang diperlukan untuk membangun susunan struktur dan juga metode untuk menganalisis bagaimana manusia akan mengalaminya, yaitu pergerakan dan pengalaman sensori. Konsep luas terkait pengalaman ini akan di spesifikasi menurut aspek struktural naratif, yang akan dikategorisasikan menjadi lima fase struktur linear unik, masing-masing dengan karakteristik fisik yang mempengaruhi semua orang yang melewatinya. Satu prinsip lain yang memisahkan metode naratif ini dari pengkategorian arsitektur lainnya adalah penggunaan persembunyian, pengungkapan, dan kontras, dimana fase-fase naratif akan dibedakan berdasarkan bagaimana setiap fase mengimplementasikan prinsip-prinsip tersebut. Di dalam studi kasus yang dipilih di Tanatap Coffee Ampera, pengimplementasian struktur naratif linear ini mengilustrasikan potensi penggunaan metode ini dalam bentuk arsitektur yang bervariasi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa dengan membagi sebuah arsitektur menjadi beberapa bagian, pengalaman orang juga dapat dikategorisasikan, melalui karakteristik fisik dari masing-masing bagian yang mempengaruhi orang dalam berbagai cara. Hubungan antar bagian juga menunjukkan pengaruh nya terhadap orang dan hubungan itulah yang mempersatukan fase-fase individu menjadi sebuah kesatuan pengalaman arsitektur

This thesis aims to use a narrative approach as a method of analyzing architectural experience. A particular linear structure is used to categorize and arrange the different parts that make up an architectural experience, with the purpose of defining experience in an understandable manner. This paper mainly used theories that elaborate on components needed to build the structural arrangement as well as methods to analyze how people will experience it, in this case, movement and sensorial qualities. Those broad concepts regarding experience are specified in the structural aspects of a narrative, which will be categorized into five unique phases of the linear structure, each with its own physical characteristics that affect the people that go through them. One other principle that separates this narrative method from other architectural categorizations is the usage of hiding, revealing, and contrast, in which the phases will be differentiated according to how each implements those principles. In the chosen study case at Tanatap Coffee Ampera, the implementation of this linear narrative structure illustrates the potential usage of this method in a variety of architectural forms. The result of this research showed that by dividing an architecture into several parts, people’s experiences are also able to be categorized, in that each part’s physical characteristics affect people in a different manner. The relationship between each part also showed its impact on people and it is what unites those individual phases into a whole architectural experience."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fretty CAH
"Fenomena mimpi itu begitu melekatnya dalam hidup manusia, sehingga manusia berusaha membuat mimpi menjadi sesuatu yang kelima panca indera ini dapat rasakan, menjadi sesuatu yang dapat dilihat, dicium, didengar dan disentuh. Salah satu bentuk usaha manusia yaitu melalui seni. Seni adalah penggambaran jiwa sang seniman.
Apa yang seniman rasakan, akan ia keluarkan melalui seni walau penerjamahannya dapat berbeda. Ketika seniman merasakan begitu lekatnya mimpi dan betapa mimpi itu mempengaruhi kehidupannya, Ia akan mencoba mencurahkan mimpi itu kedalam bentuk seni.
Salah satu jenis seni yang dihasilkan dan suatu konsep mimpi adalah Surealisme. Penggambaran mimpi dalam seni sering dalam bentuk yang sebenarnya adalah suatu bentuk nyata dan ada dalam keseharian kita, namun selalu penampakannya selalu terasa janggal sehingga terasa bentuk tersebul tidak nyata.
Lalu apa hubungannya dengan Arsitektur? Manusia hidup didalam seni dan seni itu berdiri sebagai bentuk dan ruang. Arsilek adalah seniman, dan bentuk dan ruang adalah seni yang ia rancang. Lalu timbulah pertanyaan ini: mimpi dan arsitektur."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2003
S48493
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Edgar Harvian Tanchurya
"Sebagai bidang interdisiplin ilmu, arsitektur banyak digunakan sebagai medium pendekatan terhadap berbagai bidang pengetahuan, salah satunya narasi. Arsitektur dirasa memiliki kekuatan untuk menyampaikan sebuah narasi dengan caranya yang unik melalui pendekatan manusia dan ruang. Melalui kajian ini, penulis mencoba melakukan pembahasan tentang isu kelangkaan identitas nasional, berupa rasa nasionalisme, sebab dan akibatnya, dengan pendekatan naratif menggunakan medium perancangan arsitektur. Dalam prosesnya, arsitektur akan dilihat sebagai kendaraan narasi yang mengantarkan pembaca menemukan metode alternatif dalam membaca sebuah identitas nasional berdasar pengalaman dan pemahaman masing-masing.

As an interdisciplinary field of science, architecture is widely used as a medium of approach to various fields of knowledge, one of which is narration. Architecture is felt to have the power to convey a narrative through different approaches to human and space. Through this study, the author tries to discuss the issue of scarcity of  national identity, nationalism, its causes and effects, with a narrative approach using architectural design medium. In the process, architecture will be seen as a driving force for narration that leads readers to find alternative methods of reading a national identity based on their own experience and understanding.

 

"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
TA-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Rian Faisal Asqhor
"Artikel ini menginvestigasi arsitektur yang mendukung proses purifikasi dalam suatu konteks lingkungan. Proses purifikasi dalam arsitektur kerap terbatas pada pembahasan akan skin atau kulit bangunan yang mendefinisikan batasan antara inside dan outside. Tulisan ini mengangkat bagaimana proses purifikasi dalam arsitektur dapat hadir bukan hanya dari batasannya melainkan sebagai sistem menyeluruh yang membentuk permeabilitas yang menghubungkan antara ruang dalam dan luar. Pemahaman akan sistem tersebut erat terhadap pandangan ekologis yang memahami bagaimana antar organisme saling terkait dalam menciptakan purifikasi di dalam ruangnya, sehingga berpotensi mendukung pandangan baru dalam menciptakan arsitektur yang hadir sebagai sistem purifikasi. Purifikasi ekologi merupakan suatu bentuk sistem yang terjadi secara alami terjadi melalui material yang terbentuk secara organik di dalam lingkungan sehingga mampu menciptakan respon terhadap substansi yang tidak diinginkan. Melalui studi literatur, tulisan ini mengidentifikasi bagaimana konfigurasi material yang terbentuk secara organik dari berbagai macam organisme menciptakan subsistem dalam proses purifikasi. Pemahaman akan konfigurasi tersebut kemudian dieksplorasi lebih lanjut melalui studi berbagai macam organisme yang berada di sepuluh halaman rumah yang berbeda-beda. Studi tersebut kemudian mengolah berbagai konfigurasi yang hadir menjadi basis arsitektur purifikasi, membentuk program ruang yang dapat mengolah substansi yang ada sehingga terjadi adaptasi antara ruang dalam dan luar.

This article investigates architecture that supports the process of purification in an environmental context. The discussion of purification process in architecture is often limited in the discussion of skin that defines the boundary between inside and outside. This paper highlights that the process of purification in architecture is not limited on its boundary but rather exists as an integrated system that forms a connection between the inside and outside. Such understanding of system is closely related to other views on ecology of how inter-organisms create purification in their space so that this paper potentially contribute in developing architecture that exists as a purifying system. Ecological purification is a system that naturally occurs through materials that are formed organically in the environment so as to respond towards unwanted substances. Through a literature study, this article identifies the different composition of organically formed materials from a wide variety of organisms that create sub-systems in the purification process. It has an architectural skin position associated with purification that actually produces a complex system in processing existing substances.This understanding will be explored further through case studies of ten different dwelling interfaces.This study will then develop different configuration of organic materials so as to create a synthesis of systems that can be implemented as an architectural design program that generates adaptation between the outside and inside environments."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>