Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 52585 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Muhamad Rayhan Rasyidin
"Serangkaian perubahan kini telah terjadi di Rawa Belong yang sejatinya merupakan wilayah berlabel Betawi, juga identik dengan profesi pedagang tanaman hias dan pekerja taman. Perubahan kondisi ekonomi dan datangnya pemodal besar di Rawa Belong memaksa masyarakatnya untuk meninggalkan profesi lama mereka demi memenuhi kebutuhan sehari-hari. Sementara itu, realitas ibu kota yang dibanjiri oleh pendatang menghadirkan permintaan besar akan kebutuhan tempat tinggal. Realitas ini kemudian memunculkan praktik bisnis baru bagi orang Betawi Rawa Belong, yaitu menjual lahan dan membangun kontrakan – yang mengubah Rawa Belong secara spasial. Praktik ini kemudian menyebabkan semakin sedikit orang Betawi yang mendiami Rawa Belong dan semakin banyak pendatang yang turut menghidupi Rawa Belong. Perubahan ini mengakibatkan pergeseran praktik dan nilai sehingga berujung kepada Rawa Belong yang kini dihidupi secara berbeda. Dengan menggunakan metode observasi partisipatoris, wawancara mendalam, dan analisis deskriptif, saya berusaha mengungkap bagaimana aktor, faktor, dan proses saling berartikulasi pada perubahan ruang di Rawa Belong juga konsekuensinya terhadap bagaimana Rawa Belong dikonstruksikan oleh para penduduk aslinya – orang Betawi Rawa Belong.

A series of changes have taken place in Rawa Belong, which is originally a Betawi-labeled area, and is also associated with the profession of ornamental plant traders and landscape workers. The changes in the economic conditions and the influx of large investors in Rawa Belong have forced its community to abandon their old professions in order to meet their daily needs. Meanwhile, the reality of the capital city being flooded by migrants has created a high demand for housing. This reality has led to the emergence of new business practices for the Betawi people of Rawa Belong, namely selling land and building rental properties, which have spatially transformed Rawa Belong. As a result, fewer Betawi people inhabit Rawa Belong, while more migrants contribute to its livelihood. These changes have caused a shift in practices and values, ultimately leading to a different way of life in Rawa Belong. By using participatory observation methods, in-depth interviews, and descriptive analysis, I aim to uncover how actors, factors, and processes interact in the spatial changes in Rawa Belong, as well as the consequences for how Rawa Belong is constructed by its original inhabitants—the Betawi people of Rawa Belong."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Qanitan Aryun
"ABSTRAK<>br>
Dalam aktivitasnya manusia menciptakan titik referensi sebagai titik di mana mereka kembali setelah mereka mencapai tujuannya. Pemaknaan terhadap titik referensi ini akan menghadirkan persepsi home sebagai makna hunian karena titik referensi adalah tempat di mana manusia berhuni atau secara fisik, rumah. Berpindahnya manusia dalam skala yang lebih besar dapat mempengaruhi bagaimana ia mempersepsikan titik referensinya. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pembentukan makna hunian pada manusia yang melakukan perpindahan negara dilihat dari bagaimana mereka mengadaptasikan ruang berhuninya, interpretasi privasi, identitas dan familiaritas terhadap ruang berhuninya dan persepsi mereka pada tanah air sebagai perluasan dari makna hunian. Hasil penelitian menunjukkan bahwa makna hunian yang terbentuk adalah perkembangan dari gagasan mengenai makna hunian yang telah mereka miliki di negara asal. Mereka membawa gagasan ini ketika mereka pindah dan mengadaptasikannya dengan tempat mereka menetap saat ini. Pembentukan ini sangat dipengaruhi oleh ikatan sosial di mana dalam hal ini, kedua subyek telah melakukan pernikahan dengan warga negara Indonesia.

ABSTRACT<>br>
During their activities mens created points of reference as points of return after they had reached their destinations. How mens perceived their points of reference would build their perception of home because point of reference is the place where mens dwell or phisically, house. The migration of mens in a wider scale could affect how they perceived their point of references. The purpose of this study is to understand the ideas of home for mens who migrated to different countries, perceived from how they adapted their dwelling space, how they interpreted privacy, identity and familiarity in their dwelling space and their perception to homeland as the extension of home. Case study shows that the ideas of home which was built in the new country is the development from the ideas of home that the subjects had back in their original countries. The subjects brought these ideas when they migrated and adapted it with the space they are currently living. The way the ideas of home built was highly affected by deep social bond that was created by the subjects who married Indonesian citizen."
2015
S69959
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Pandu Hutama
"Ada pemikiran bahwa dengan tidak bertemu dengan orang asing akan mengurangi tindak kejahatan, namun ternyata tidak demikian. Jurnal ini dibuat untuk menjelaskan bahwa kemajuan teknologi tetap memberi peluang terhadap kejahatan. Di Jepang berdasarkan sumber referensi, masyarakat menggunakan media sosial untuk saling berkomunikasi dan mempertahankan persahabatan dengan teman yang mereka sulit temui karena adanya perbedaan jarak yang besar, kondisi, maupun pekerjaan. Dengan pendekatan metode kualitatif, maraknya penggunaan media sosial mengurangi komunikasi fisik orang Jepang, walaupun komunikasi fisik berkurang penggunaan media sosial juga dimanfaatkan untuk melakukan bullying dengan sebutan cyber-bullying. Diperkirakan hal ini disebabkan karena pelaku cyber bullying tidak mudah untuk dideteksi dan menyerang mental bukan fisik korban. Ada juga kejahatan internet yang muncul dalam berbagai bentuk seperti penipuan dan pelakunya sulit ditangkap karena jejak kejahatan internet dapat dihilangkan oleh penjahat itu, serta mudah bagi pelakunya untuk melakukannya lagi karena sering tidak terdeteksi dan mudah untuk dibuat ulang. Hal ini menimbulkan rasa takut di masyarakat Jepang terhadap orang asing di internet. Jadi perkembangan teknologi dan media sosial selain memiliki sisi baik juga memiliki sisi buruk bagi masyarakat.

There is a thought, with not meeting stranger will reduce crime, but it is not true. This journal is made to explain even with technology advances still give room for crime. In Japan based on reference, people using media social for communicating and maintaining friendship with friends who hard to meet because of distance, condition, and work. With qualitatif method approach, the use of media social reduce physical communication of Japanesepeople, even though physical communication reduced, media social can be used for bullying known as cyber-bullying. It is estimated caused by cyber-bullying suspect is hard to detect and attack the mental of the victim. There is also crime internet appear in many form like fraud and the suspect is hard to catch because they can erase their internet trace, also it is easy for the suspect to do it again because it is hard to detect and easy to remake it. this thing make fear among the Japanese about strangers in the internet. So technology and media social advance have a good side and a bad side.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2014
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2000
S7605
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Annisa Meydina Putri
"Skripsi ini membahas mengenai pengaruh kebudayaan pada pembentukan pola ruang rumah tinggal yang telah pindah keluar daerah asalnya. Pembahasan dilihat melalui perspektif arsitektur interior yang menitikberatkan pada pengaturan pola tatanan ruang dalam rumah. Pola tersebut ditinjau berdasarkan tingkatan intervensi penghuni terhadap rumahnya, organisasi ruang, tata letak elemen interior, dan pemanfaatan ruang. Studi kasus dilakukan pada dua rumah orang Betawi yang berada di Cimahi, Jawa Barat.
Hasil studi kasus menunjukkan bahwa keduanya masih mencerminkan pola kebudayaan dari daerah asal mereka, meskipun lokasinya sudah berada di luar daerah tersebut. Hal ini menunjukkan bahwa dalam subconscious mind penghuni masih tertanam pola ruang tertentu yang berasal dari kebudayaan asal dan terus terbawa sehingga mereka cenderung membentuk rumahnya sesuai dengan pola tadi.

This study discusses the influence of culture on the configuration of house’s spatial pattern that had moved outside its origin place. This discussion is observed from the interior architecture perspective that focuses on the arrangement of space order pattern in the house. The pattern review based on the level of residents’ intervention toward their house, the space organization, the layout of the interior elements, and the space utilization. The case study was carried out in two Betawis’ houses in Cimahi, West Java.
The result showed that both of them are still representing its origin pattern, although the location is not in its origin place anymore. It indicates that the specific pattern which comes from its origin culture is still embedded and involved in the residents’ subconscious mind, so that they will configure their house accordance with that pattern.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
S52562
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Siwi Sarita
"ABSTRAK
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui hubungan antara need to belong dan self-presentation yang ditunjukkan remaja di Instagram. Need to belong didefinisikan sebagai kebutuhan untuk membentuk dan mempertahankan setidaknya kualitas minimum dari hubungan interpersonal, yang biasanya telah dibawa sejak lahir dan universal bagi manusia. Self-presentation adalah proses di mana individu berusaha untuk mengontrol kesan yang diberikan orang lain kepada mereka. Pengukuran need to belong dilakukan dengan menggunakan alat ukur Need to Belong Scale (NTBS) yang dikembangkan oleh Leary, Kelly, Cottrell, & Schreindorfer (2013). Pengukuran self-presentation dilakukan dengan menggunakan alat ukur Self-Presentation Tactics Scale (SPT) yang dikembangkan oleh Lee, Quigley Nesler, Corbett, & Tedeschi (1999). Alat ukur tersebut diadaptasi agar lebih sesuai ke dalam konteks penggunaan Instagram. Partisipan penelitian berjumlah 204 remaja berusia 10-22 tahun yang menggunakan Instagram. Melalui teknik statistik Pearson Correlation, diketahui bahwa terdapat hubungan positif yang signifikan antara need to belong dan self-presentation yang ditunjukkan remaja di Instagram, khususnya pada tipe self-presentation ingratiation.

ABSTRACT
This research was conducted to find the correlation between need to belong and self-presentation that adolescents show on Instagram. Need to belong defined as a need to form and maintain at least a minimum quantity of interpersonal relationship, is innately prepared (and hence nearly universal) among human beings. Self-presentation defined as the use of behavior to communicate some information about oneself to others. Need to belong was measured using an instrument named Need to Belong Scale (NTBS) developed by Leary, Kelly, Cottrell, & Schreindorfer (2013). Self-presentation was measured using Self-Presentation Tactics Scale (SPT) developed by Lee, Quigley Nesler, Corbett, & Tedeschi (1999). This instrument was adapted to the context of the use of Instagram. Participants of this research were 204 adolescents aged 10-22 years old who use Instagram. The Pearson Correlation indicates positive significant correlation between need to belong and self-presentation that adolescents show on Instagram, particularly the ingratiation tactic of self-presentation."
2016
S64823
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tsania Mahrani Isa
"Hubungan parasosial merupakan suatu fenomena yang menyerupai relasi sosial tatap muka melalui keintiman imajiner yang bersifat satu arah antara audiens dengan tokoh di media. Dalam konteks penelitian ini, hubungan parasosial diposisikan sebagai aspek yang mungkin mampu menjelaskan mekanisme yang dapat membantu manusia memenuhi kebutuhan mendasar mereka akan relasi sosial. Atas dasar ini, sejumlah penelitian telah berusaha melihat peran need to belong maupun dukungan sosial yang dipersepsikan terhadap hubungan parasosial. Mayoritas dari penelitian sebelumnya dilakukan di Amerika Serikat dan pada populasi mahasiswa. Penelitian ini dilakukan di Indonesia yang memiliki latar belakang budaya kolektivistik serta menggunakan partisipan yang lebih beragam dari segi demografis. Partisipan dalam penelitian ini adalah dewasa muda berusia 18-25 tahun yang menggemari anime (N=345). Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif yang menggunakan Parasocial Relationship Scale (PSR), Need to Belong Scale (NTBS), dan Multidimensional Scale of Perceived Social Support (MSPSS) untuk melihat pengaruh need to belong dan dukungan sosial yang dipersepsikan terhadap hubungan parasosial. Hasil analisis regresi berganda menunjukkan adanya pengaruh positif yang signifikan antara need to belong dengan hubungan parasosial. Sementara itu, terdapat pengaruh negatif yang lemah dan tidak bersignifikansi antara dukungan sosial yang dipersepsikan dengan hubungan parasosial. Temuan sebelumnya mengindikasikan bahwa dibutuhakan pengukuran dukungan sosial yang dipersepsikan yang juga melihat sumber dari karakter anime favorit responden. Kendati demikian, dari hasil penelitian ini, ditemukan bukti empiris bahwa anime dapat dijadikan sebagai salah satu medium untuk pemenuhan need to belong audiens di Indonesia

Parasocial relationship refers to a phenomenon whereby audiences feel an inkling to long-term and meaningful social relationship through a one-sided, mediated interaction with certain media personae. Through the previous framework, the current study utilizes parasocial relationship as a mechanism which could potentially help the audience at large in fulfilling or substituting their need for meaningful social relationships. In response to this, numerous studies have established the relationship between the need to belong and parasocial relationship. However, most of those studies were conducted in the United States while using college students as its sample. The current study aims to re-investigate the effect of the need to belong on parasocial relationship in Indonesia, while utilizing a broader range of participants, demographic-wise. Furthermore, this study also aims to investigate the effect of perceived social support on parasocial relationship. Participants were 18-25-year-old Indonesians (N=345) who identify themselves as anime fans. The Parasocial Relationship Scale (PSR), the Need to Belong Scale (NTBS), and the Multidimensional Scale of Perceived Social Support (MSPSS) were administered to analyze the effects of the need to belong and perceived social support on parasocial relationship. An analysis using the multiple linear regression method found that there was a positive and significant effect between the need to belong and parasocial relationship. However, there was no significant effect between perceived social support and parasocial relationship. These findings suggest that other providers of perceived social support—such as the audience’s favorite character—should be incorporated in future researches. Nevertheless, evidently, anime might be a useful source to fulfil the audience’s belongingness needs."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Febbiyanti Satyabudhi
"Program televisi berkontribusi dalam memberikan penggambaran terkait segala aspek realitas mengenai suatu ruang. Pada program Indonesia Bagus Episode Kehidupan di Atas Rawa, semua penggambaran terkait kehidupan pada Rawa Paminggir didasarkan pada persepsi pembuat dan masyarakat dalam mempersepsikan Rawa Paminggir sebagai suatu entitas ruang menggunakan metode hermeneutika. Fokus dalam penelitian ini menggunakan konsep representational of space yang mana ruang dinyatakan sebagai sesuatu yang ‘dibayangkan’ hasil ciptaan kelompok dominan. Melalui konsep representational of space, sebuah media dalam bentuk program televisi dianggap mampu menciptakan suatu citra ruang yang terbentuk oleh persepsi atau bayangan dan imajinasi si pembuatnya.. Konteks besar penelitian ini adalah mata pencaharian masyarakat.
Hasil intepretasi dalam Program Indonesia Bagus Episode Kehidupan di Atas Rawa menghasilkan 6 nilai lanskap yang tersebar di tujuh tempat pada Desa Bararawa dan Desa Sapala. 6 nilai lanskap tersebut diantaranya nilai kebudayaan, nilai rekreasi, nilai sosial, nilai subsisten, nilai ekonomi, dan nilai lingkungan. Nilai kebudayaan tersebar di seluruh elemen intangible dan tangible. Nilai rekreasi dan nilai sosial muncul di elemen intangible seperti pacuan kerbau, dan sebagian elemen tangible yakni kalang & tempat penumbuk purun. Nilai subsisten tersebar di seluruh elemen vernakular. Nilai ekonomi muncul sebagian besar pada elemen vernakular seperti sungai & rawa, padang purun, dan hutan dan sebagian pada elemen tangible yakni kalang. Nilai lingkungan muncul pada sebagian elemen vernakular yakni padang purun, sungai & rawa serta hutan. Identitas Rawa Paminggir dalam konteks nilai lanskap dimaknai sebagai suatu tempat menyambung hidup yang sarat tradisi, unik dan menarik, memiliki sumber daya yang makmur, namun secara bersamaan juga terbatas karena sifatnya yang rentan.

Television program can contribute to create an image of the space. In Indonesia Bagus Program Episode Kehidupan di Atas Rawa. All the image of the space related Rawa Paminggir’s livelihood are formed through author’s perception and people’s perceptions in interpreting Rawa Paminggir as a spatial entity. This research examines how place identity produced through those perceptions use representation of space concept used hermeneutics methods. This research always based on context, which the big context is about livelihoods. Intepretation of the narrations on Indonesia Bagus produced 6 landscape values that spread on 7 segment places in Desa Bararawa and Desa Sapala. There are 6 landscape values, it consists cultural value, recreation value, social value, economic value, subsistent value, and cultural value. Cultural value is spread all over intangible and tangible elements. Recreation value and social value are appearing on intangible element such as kerbau rawa races, and tangible elements such as kalang dan tempat penumbuk purun. Subsistent value is spread on vernacular elements. Economic value appears on tangible element such as kalang and vernacular elements such as padang purun, forest, river, and swamp. Cultural value appears on vernacular element such as padang purun, river, swamp, and forst. The identity of Rawa Paminggir produced based on those values are place to live in, full of tradition, unique, interested, prosperous but at the same time limited because the susceptibility to environments.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aghny Fitriany
"Pertumbuhan Jakarta yang semakin pesat menyebabkan pembangunan di Jakarta terus meningkat dan menimbulkan permasalahan penurunan muka tanah. Penurunan muka tanah sendiri dapat berpengaruh terhadap wilayah banjir, yakni dapat mempengaruhi kedalaman dan durasi banjir. Jakarta Barat, khususnya wilayah Rawa Buaya, merupakan salah satu wilayah yang mengalami permasalahan penurunan muka tanah dan banjir.
Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji korelasi antara penurunan muka tanah dengan wilayah banjir di Rawa Buaya.Metodologi yang digunakan adalah dengan mengkorelasikan antara data sekunder titik pengamatan penurunan tanah yang diinterpolasi dan data kedalam dan durasi banjir yang diperoleh dari hasil survei lapang.
Dengan menggunakan analisis autokorelasi spasial, korelasi antara penurunan muka tanah dengan kedalaman dan durasi banjir hanya terjadi di sebagian kecil saja dari wilayah Rawa Buaya. Hal ini ditunjukkan dengan nilai indeks Moran’s I sebesar 0,361 dan 0,378 yang berarti memiliki korelasi spasial yang lemah. Pengaruh penurunan muka tanah terhadap kedalaman dan durasi banjir yang ditunjukkan dengan nilai R2 masing-masing hanya sebesar 13,1 persen dan 14,4 persen. Wilayah yang memiliki korelasi antara penurunan tanah dan wilayah banjir ada dibagian tengah hingga utara Rawa Buaya.

The rapid growth of Jakarta led to construction's rise and caused land subsidence problems. Land subsidence it self can work on the flood areas, which can affect the depth and duration of flooding. West Jakarta, particularly Rawa Buaya is a region with land subsidence and flooding's problems.
This study aimed to assess the correlation between land subsidence and flood areas in Rawa Buaya. The methodology used is correlation between secondary data of land subsidence's observations points that are interpolated and data of flooding’s depth and duration that are obtained from surveys.
By using spatial autocorrelation analysis, the correlation between land subsidence and flood’s depth and duration only occurs in a small fraction of Rawa Buaya. This is indicated by the values of Moran's I index that are 0.361 and 0.378, which means having a weak spatial correlation. The influence of land subsidence on flood’s depth and duration was indicated by R2's values that are 13.1 percent and 14.4 percent. The regions that has correlation between land subsidence and flooding there in the middle region to the north of Rawa Buaya.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2014
S53591
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Farial Nurhayati
"ODHA yang masih aktif menggunakan NAPZA membutuhkan perawatan khusus oleh tenaga kesehatan profesional yang berkompeten dalam bidang HIV/AIDS dan NAPZA. Perawat sebagai bagian pelayanan kesehatan berperan penting dalam upaya promotif dan preventif. Penelitian ini bertujuan mengungkap pengalaman ODHA yang aktif menggunakan NAPZA. Desain penelitian menggunakan kualitatif dengan pendekatan fenomenologi. Partisipan penelitian berjumlah 6 orang pasien yang sedang dirawat di RSKO Jakarta. Teknik pengambilan data dengan wawancara mendalam. Tema yang dihasilkan penelitian ini adalah : (1) Ketidakefektian pola penyelesaian masalah, (2) Kenyamanan psikologis dan biologis menggunakan NAPZA (3) Depresi sampai percobaan bunuh diri, (4) Ketidakefektifan peran sosial, (5) Perilaku asosial untuk memenuhi kebutuhan NAPZA, (6) Ketidakpuasan terhadap akomodasi perawatan, (7) Harapan pelayanan bebas biaya, (8) Perbaikan prosedur birokrasi dalam pemberian ARV, (9) Dukungan bersyarat dari keluarga, (10) Gangguan interaksi dalam keluarga dan (11) Upaya menjaga kepatuhan terhadap terapi ARV. Manfaat penelitian ini untuk meningkatkan peran perawat sebagai edukator dan advokator bagi pasien HIV/AIDS yang menggunakan NAPZA dan keluarga.

PLWHA who still actively use drugs, require special care by competent health professionals in the field of. Nurses as part of health care plays an important role in the promotion and prevention .This study of qualitative research using a phenomenological approach aims to reveal the the experience of people living with HIV who are actively using drugs. Data were collected from 6 patients at RSKO Jakarta using in-depth interview. The resulting themes are (1) Ineffectiveness of problem solving pattern, (2) Comfort psychological and biological drug use (3) Depression to suicide attempts, (4) Ineffectiveness of social roles, (5) asocial behavior to meet the needs of drug,(6) dissatisfaction of care accommodation,(7) hope for free-of-charge services, (8) Improvements in the provision of ARV bureaucratic procedures, (9) the conditional support of the family, (10) Disturbance in family interaction and (11) efforts to maintain adherence to therapy ARV. Hopefully nurses learn from this study to enhance their roles as educators and advocators for HIV/AIDS patients and their families."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2013
T36068
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>