Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 161452 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Tabina Ramiza
"Isu lingkungan sudah sejak lama menjadi topik pembahasan. Salah satu perusahaan minyak dan gas paling terkemuka, Shell, adalah perusahaan yang banyak dibahas perannya dalam kerusakan lingkungan. Shell pun dalam beberapa tahun belakangan mulai membuat program-program ramah lingkungan dan memulai transisi menuju produk energi terbarukan. Shell kemudian mengiklankan program tersebut, tetapi iklan-iklan yang telah dirilis dihadapkan banyak reaksi keberatan. Masalah dari penelitian ini adalah bagaimana citra ramah lingkungan dibangun melalui kata-kata dan sistem tanda dalam iklan Shell, sehingga tujuan dari penelitian ini adalah untuk memaparkan unsur teks dan visual yang berkaitan dengan konsep ramah lingkungan dalam iklan-iklan Shell. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif sebagai metode. Teori makna referensial, sistem tanda, serta sustainable marketing digunakan untuk analisis. Penelitian ini menunjukkan bahwa kata-kata dan ilustrasi dalam iklan-iklan Shell menunjukkan unsur sustainable marketing, namun tidak ada upaya Shell untuk mengungkit isu lingkungan sehingga citra ramah lingkungan belum tercapai sepenuhnya dan diperlukan kajian lebih lanjut.

Environmental issues have been a hot topic of discussion in recent years. One of the most prominent oil and gas companies, Shell, is a company that has been widely discussed about its role in environmental damage. In recent years, Shell started making environmentally friendly programs and starting the transition to renewable energy products. Shell advertised the program, but the advertisements that were released was met with backlash. The problem of this research is how does Shell build an environmentally friendly image through words and sign systems in its advertisements, thus the purpose of this research is to describe the textual and visual elements’ relation to the concept of being environmentally friendly in Shell advertisements. This study uses a qualitative approach as a method. Referential meaning theory, sign system, and sustainable marketing are used for analysis. The finding of this study is that the words used in Shell advertisements reflect a sign system. The words and illustrations in these advertisements also show elements of sustainable marketing, but there is no attempt by Shell to bring up environmental issues, therefore an environmentally friendly image has not been fully achieved and further studies are needed."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2023
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Siti Amelia Khoironi Mustofa
"Bergesernya tren gaya hidup yang mengedepankan ramah lingkungan akibat permasalahan lingkungan yang semakin mengkhawatirkan, mulai marak digunakannya green advertisement dalam menarik konsumen. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk melihat pengaruh green advertisement terhadap green skepticism konsumen dewasa muda pada produk green skincare. Metode eksperimen pada penelitian ini menggunakan desain eksperimen randomized between-subjects two-group posttest only. Penelitian ini menggunakan poster iklan sebagai stimulus yang mewakili green advertisement. Green skepticism diukur menggunakan alat ukur dari Matthes dan Wonneberger (2014) dengan tiga item. Jumlah partisipan penelitian ini sebanyak 342 konsumen yang merupakan Warga Negara Indonesia dengan rentang usia 18—25 tahun. Peneliti memberikan perlakuan berupa dua stimulus poster green advertisement. Green skepticism konsumen diukur menggunakan alat ukur yang dikembangkan oleh Matthes dan Wonneberger (2014). Data dianalisis menggunakan metode Independent Sample t-Test untuk menguji hipotesis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan pada green skepticism konsumen kelompok 1 (M=6.85, SD=2.473) berupa poster green advertisement dengan klaim ramah lingkungan (M=6.85, dan kelompok 2 (M=13.50, SD=3.808), t(340)= -19.205, p< 0.05 yang diberikan perlakuan poster green advertisement klaim ramah lingkungan yang menyesatkan (greenwashing).

The shift in lifestyle trends that prioritize environmentally friendly due to environmental problems that are increasingly worrying, the use of green advertisements is starting to be rife in attracting consumers. The purpose of this study was to see the effect of green advertisement on green skepticism of young adult consumers in green skincare products. The experimental method in this study used a randomized between-subjects two-group posttest experimental design only. This study uses advertisement posters as a stimulus that represents green advertisement. Green skepticism is measured using a measurement tool from Mathes and Wonneberger (2014) with three items. The number of participants in this study were 342 consumers who were Indonesian citizens with an age range of 18—25 years. The researcher gave treatment in the form of two stimulus green advertisement posters. Consumer green skepticism is measured using a measurement tool developed by Mathes and Wonneberger (2014). Data were analyzed using the Independent Sample t-Test method to test the hypothesis. The results showed that there was a significant effect on consumer green skepticism in group 1 (M=6.85, SD=2.473) in the form of green advertisement posters with green claims (M=6.85, and group 2 (M=13.50, SD=3.808), t (340) = -19.205, p < 0.05 which was given the green advertisement poster treatment of greenwashing claims."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Salma Ranggita Cahyariyani
"Permintaan plastik domestik di Indonesia terus meningkat, sementara limbah organik seperti Tandan Kosong Kelapa Sawit (TKKS) menawarkan potensi sebagai bahan baku Wood Polymer Composite (WPC) berbasis polietilena daur ulang (Recycled Polyethylene, rPE). Penelitian ini mengkaji pengaruh perlakuan alkalisasi dan fermentasi terhadap sifat mekanis, kimia, morfologi, dan termal TKKS sebagai filler dalam WPC. Hasil menunjukkan bahwa alkalisasi efektif menghilangkan lignin dan hemiselulosa, menghasilkan struktur serat lebih kasar yang meningkatkan interaksi dengan matriks rPE, sehingga meningkatkan kekuatan tarik dan lentur. Fermentasi menggunakan bakteri G. sichuananse mempertahankan struktur selulosa yang lebih kristalin, meningkatkan fleksibilitas dan kompatibilitas serat dengan matriks polimer. Uji termal menunjukkan alkalisasi memberikan stabilitas termal tertinggi dengan onset degradasi pada 323,37°C, sedangkan fermentasi menghasilkan flexural strength dan ultimate tensile strength optimal pada kandungan serat 10–15%. Dengan performa mekanis dan termal yang baik, WPC berbasis TKKS dan rPE berpotensi sebagai material furnitur ramah lingkungan, memberikan solusi inovatif bagi pengelolaan limbah plastik dan organik di Indonesia.

The demand for domestic plastics in Indonesia continues to increase, while organic waste such as Empty Fruit Bunches (EFB) presents potential as a raw material for Wood Polymer Composite (WPC) based on recycled polyethylene (rPE). This study examines the effects of alkali treatment and fermentation on the mechanical, chemical, morphological, and thermal properties of EFB as a filler in WPC. The results demonstrate that alkali treatment effectively removes lignin and hemicellulose, producing coarser fiber structures that enhance interaction with the rPE matrix, thereby improving tensile and flexural strength. Fermentation using G. sichuananse bacteria preserves a more crystalline cellulose structure, improving the flexibility and compatibility of fibers with the polymer matrix. Thermal analysis shows that alkali treatment provides the highest thermal stability, with a primary degradation onset at 323.37°C, while fermentation achieves optimal flexural strength and ultimate tensile strength at 10–15% fiber content. With excellent mechanical and thermal performance, WPC based on EFB and rPE holds potential as an environmentally friendly furniture material, offering an innovative solution for managing plastic and organic waste in Indonesia."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Aziz Rizal Sutisna
"Penelitian ini dilatarbelakangi oleh adanya peningkatan aktifitas operasional, ekonomi dan sosial masyarakat dalam menggunakan jasa pelabuhan untuk memenuhi kebutuhan ekonomi berpotensi menurunkan kualitas lingkungan di pelabuhan akibat adanya timbulan sampah. Tujuan utama penelitian ini membangun kerangka quasi strategi pengembangan pelabuhan perikanan ramah lingkungan untuk memberikan konsep, saran dan pemikiran terkait pengembangan pelabuhan perikanan ramah lingkungan melalui pengelolaan sampah di Pelabuhan Perikanan Nusantara Karangantu. Metode yang digunakan adalah metode campuran (mixed method) kualitatif didukung kuantitatif. Hasil dari penelitian ini adalah pengelolaan sampah dengan konsep berbasis kemitraan untuk saling memberikan keuntungan. Kesimpulan dari penelitian ini bahwa regulasi dan kemitraan pengelolaan sampah merupakan quasi strategi pengembangan pelabuhan perikanan ramah lingkungan.

This research is motivated by the increasing operational, economic, and social activities of the community in using port services to meet economic needs, which has the potential to degrade the environmental quality at the port due to waste generation. The main objective of this research is to construct a quasi-strategic framework for the development of an environmentally friendly fisheries port to provide concepts, recommendations, and thoughts related to the development of an environmentally friendly fisheries port through waste management at the Karangantu National Fishing Port. The method used is a mixed-method, with qualitative supported by quantitative approaches. The results of this research emphasize waste management with a partnership-based concept to mutually benefit each party. The conclusion drawn from this research is that waste management regulations and partnerships constitute quasi-strategic development for an environmentally friendly fisheries port."
Jakarta: Sekolah Ilmu Lingkungan Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bayu Andalas
"

Saat ini sektor bangunan menyerap 40% energi global, 25% air global dan turut menyumbangkan 30% emisi gas rumah kaca di dunia. Pada kota metropolitan seperti Jakarta, zonasi bangunan dengan fungsi kantor adalah salah satu fungsi mayoritas dalam Rencana Tata Ruang Wilayah serta berkontribusi signifikan terhadap luas lahan terbangun. Kantor Pemerintahan sebagai gedung dengan fungsi spesifik memiliki peran penting dalam pelayanan kepada masyarakat dan  produktivitas pengguna gedungnya terpengaruh oleh kenyamanan termal. Tujuan dari penelitian ini adalah menyusun model kenyamanan termal bagi pengguna gedung kantor pemerintah yang ramah lingkungan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Mix Method (Kuantitatif dan Kualitatif) pengukuran tingkat kenyamanan termal pada manusia menggunakan skala PMV (Predicted Mean Vote) dan Percentage Person Dissatisfied (PPD) melalui kuesioner dan pengukuran langsung pada elemen fisik gedung, Konsumsi Energi pada gedung (IKE/Indeks Konsumsi Energi Gedung), Produktivitas kerja dan Indeks pelayanan masyarakat (Kepuasan Kerja dan Kinerja Kerja) serta lokasi gedung berdasar analisis spasial berdasarkan kewilayahan administratif di Pemprov DKI Jakarta. Hasil pengukuran menunjukkan, kenyamanan termal di Jakarta Pusat adalah 27,06°C to 30,06°C, sedikit lebih rendah dibanding Jakarta Utara (27,29°C to 30,41°C) dan kenyamanan termal di Jakarta Selatan adalah pada rentang 25,92°C – 31,89°C. Populasi dalam penelitian ini terbagi 2 (dua) yaitu: Populasi gedung adalah semua Gedung dengan fungsi kantor Pemerintah/BUMD milik Pemprov DKI Jakarta sejumlah 311 Gedung kantor dan pengelola gedung sebanyak 367 orang. Data menggunakan daftar database gedung milik Pemprov DKI Jakarta dari Unit Pelaksana Teknis Jakarta Smart City. Keterkaitan antara variable diolah dengan SEM-PLS Structural Equation Modeling - Partial Least Square untuk diolah dan dibuat permodelan.  Hasil dari beberapa pengujian model didapatkan model yang cocok terhadap tujuan riset.

 


A study to create an environmentally friendly model based on outdoor and indoor thermal comfort (physical and non-physical aspects) in public service buildings was conducted in Jakarta Metropolitan Area. The region is divided into 5 (five) administrative metropolitan areas (North, South, East, West, and Central areas). 367 building occupants/managers from typical government buildings (3-4 stories) with Air Conditioned and Naturally Ventilated (NV) buildings were selected for the survey. Indoor and outdoor measurements of specific air temperature and other relevant thermal elements were carried out in public service facilities in three regions (North, Central, and South). For each selected building, the occupants filled an e-questionnaire indicating the thermal response in different periods of the day by using the ASHRAE thermal comfort scale standard. Variations of air temperature and the thermal response were recorded in surrounding areas. The air temperature variation across the neighborhoods was found to be influenced by different region characteristics. The comfort temperature of subjects in Central Jakarta ranged from 27.06°C to 30.06°C, slightly lower than in the North Jakarta (27.29°C to 30.41°C) and the comfort temperature of subjects in South Jakarta ranged from 25.92°C to 31.89°C. The variations of temperature across the regions and different geographical conditions such as land elevation were found to affect indoor thermal comfort. It is concluded that the spatial/geographical locations and land elevation had an impact on the indoor comfort of building occupants. Other findings in this research is fit model suggested in literature survey, examination of the public facility energy consumption in each region and factors influencing variables of thermal comfort using model measured by Partial Least Square Structural Equation Method. These findings could lead to a better strategy in building public service facilities in a specific geographic location.

 

"
2020
D2695
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Khairunnisa Savira
"

Terdapat berbagai permasalahan lingkungan yang ada di Indonesia, salah satunya adalah masalah sampah. Salah satu cara untuk mengatasi permasalahan lingkungan adalah dengan beralih menggunakan produk ramah lingkungan. Untuk dapat memprediksi pembelian produk ramah lingkungan, penting untuk meneliti intensi membeli produk ramah lingkungan. Penelitian ini berfokus pada dua hal yang menyebabkan green purchase intention, yaitu perceived environmental responsibility dan concern for self-image pada konsumen emerging adult. Partisipan berusia 18-29 tahun mengisi kuesioner secara daring. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perceived environmental responsibility dan concern for self-image secara bersamaan memiliki pengaruh yang signifikan dalam memprediksi green purchase intention pada konsumen emerging adult. Selain itu, concern for self-image memiliki pengaruh yang lebih besar terhadap green purchase intention dibandingkan perceived environmental responsibility. Hal ini berarti bahwa pada konsumen emerging adult intensi membeli produk ramah lingkungan lebih dipengaruhi oleh kepedulian terhadap citra diri dibandingkan rasa tanggung jawab terhadap lingkungan.


Among many environmental problems in Indonesia, plastic waste is one of them. Changing from brown products to green products is one way to overcome environmental problems. It is important to know green purchase intention to predict green purchasing behavior. This study aims to examine the effect of perceived environmental responsibility and concern for self-image in emerging adult. Participants in this study are emerging adults (18-29 years old) who filled online questionaires. The result of this study indicated that perceived environmental responsibility and concern for self-image simultaneously affect green purchase intention in emerging adult consumer. The results also show that concern for self-image has stronger effect on green purchase intention than perceived environmental responsibility. Therefore, emerging adult consumer’s intention to buy green products are more influenced by concern for self-image than perceived environmental responsibility.

"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia , 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Haydira Prili Ananza
"Dibutuhkan strategi untuk menanggulangi krisis sampah plastik dari industri Fast-Moving Consumer Goods, salah satunya dengan membuat produk berbahan dasar plastik lebih ramah lingkungan. Metode penelitian menggunakan desain eksperimental two-factor within-subject. Pengukuran Perceived Value menggunakan alat ukur oleh Konuk (2018). Jumlah partisipan sebanyak 133, merupakan WNI usia 18-25 tahun. Hasil penelitian menunjukkan terdapat perbedaan signifikan pada Perceived Value konsumen saat diberikan produk sikat gigi dengan logo ramah lingkungan dan yang tidak F(1, 132) = 44.382, p < 0,001, η²p = 0.252), dan dengan teks ramah lingkungan dan yang tidak F(1,132) = 67.171, p < 0,001, η²p = 0.337). Selain itu, terdapat interaksi yang signifikan antara logo dan juga teks ramah lingkungan terhadap Perceived Value F(1, 132) = 13.892, p < 0,001, η²p = 0.095). Kesimpulannya, penggunaan eco-label (logo dan teks ramah lingkungan) dapat mempengaruhi Perceived Value konsumen. Dengan begitu pihak produsen dapat mengaplikasikan penggunaan logo dan teks pada kemasan produk ramah lingkungan untuk memaksimalkan pemasaran.

A strategy is needed to overcome the plastic waste crisis from the Fast-Moving Consumer Goods industry, one of which is by making plastic-based products more environmentally friendly. The research method used a two-factor within-subject experimental design. Measurement of Perceived Value using measuring tools by Konuk (2018). The number of participants are 133 Indonesian citizens aged 18-25 years. The results showed that there was a significant difference in consumers' Perceived Value when given a toothbrush product with an environmentally friendly logo and one that was not F(1, 132) = 44,382, p < 0.001, ²p = 0.252), and with environmentally friendly text and those that were not F( 1.132) = 67171, p < 0.001, ²p = 0.337). In addition, there is a significant interaction between the logo and environmentally friendly text on the Perceived Value F(1, 132) = 13,892, p < 0.001, ²p = 0.095). In conclusion, the use of eco-labels (eco-friendly logos and texts) can affect consumers' Perceived Value. That way, producers can apply the use of logos and text on environmentally friendly product packaging to maximize marketing."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Serat selulosa buatan yang paling dikenal hingga kini adalah serat rayon dari proses viskosa. Konsumsi dunia pada tahun 1994 sebesar 1,7 juta ton. Serat tersebut memiliki pangsa pasar yang kuat karena merupakan serat yang berbasis selulosa seperti halnya kapas, tetapi tidak tergantung pada faktor iklim, cuaca, kesuburan tanah, dan sebagainya. Serat rayon viskosa banyak digunakan sebagai pencampur serat sintetis lain untuk meningkatkan daya serapnya, sehingga terasa nyaman dipakai. Di samping itu, perkembangan teknologi pembuatan serat rayon viskosa telah dapat meniadakan kekurangannya dalam kestabilan dimensi dan peningkatan kekuatan basahnya, sehingga serat rayon viskosa mampu mempertahankan kedudukannya dalam sektor serat buatan."
MPI 2:2 (1999)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Adinda Dwi Wulandari
"Adanya pandemi COVID-19 menimbulkan berbagai permasalahan bagi banyak pihak, salah satunya UMKM Dua A yang berjuang untuk mempertahankan bisnisnya di tengah situasi yang serba dibatasi. Dimulai dengan upaya melakukan penjualan secara online, ternyata Dua A menghadapi kendala dimana sejumlah pelanggan mengeluh bahwa mereka menerima produk dalam keadaan yang rusak. Tidak hanya itu, adanya COVID-19 juga menimbulkan masalah penumpukan sampah akibat meningkatnya perilaku belanja online. Oleh karena itu, dalam penelitian ini akan dibahas mengenai perancangan ulang desain kemasan makanan ringan kerupuk, terutama bagi produk UMKM Dua A, agar lebih kuat, ramah lingkungan, dan juga menarik bagi pelanggan. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan pendekatan Kansei Engineering dan Fuzzy Quality Function Deployment for Environment untuk menciptakan solusi yang dapat memenuhi kebutuhan dari pihak pelanggan serta perusahaan. Dari penelitian ini, didapatkan bahwa rekomendasi kemasan yang dapat digunakan oleh UMKM Dua A adalah kemasan berbentuk kotak, terbuat dari cardboard, dan memiliki cushioning pada bagian dalam.

The existence of the COVID-19 pandemic has caused various problems for many parties, one of which is Dua A, a MSME who are struggling to maintain their business amid the chaotic situation. Starting with an effort to make their sales through online platform, it turns out that Dua A faces a problem where several customers complain that they receive damaged products. Not only that, the presence of COVID-19 has also caused the problem of accumulation of waste due to increased online shopping behavior. Therefore, in this study, we will discuss the redesign of the packaging of cracker snacks, especially for Dua A’s products, so that they are stronger, more environmentally friendly, and more attractive to customers. This research was conducted using the Kansei Engineering and Fuzzy Quality Function Deployment for Environment approach to create solutions that can meet the needs of customers and companies. From this study, it was found that the packaging recommendations that can be used by Dua A are box-shaped packaging, made of cardboard, and have cushioning on the inside."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>