Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 162205 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Rafi Alfayadh
"Indonesia merupakan negara yang dikenal memiliki banyak sekali gunungapi. Indonesia memiliki 3 tipe gunungapi yaitu gunungapi tipe A, gunungapi tipe B, dan gunungapi tipe C. Salah satu gunungapi tipe A adalah Gunung Sindoro, yang menjadi lokasi penelitian pada penelitian ini. Gunung Sindoro merupakan gunungapi aktif yang bisa kapan saja mengalami erupsi. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui bagaimana kondisi deformasi dari Gunung Sindoro selama periode 2019 hingga 2021 dan bagaimana kondisi magmatisme dari Gunung Sindoro. Pada penelitian ini menggunakan metode Interferometric Synthetic Aperture Radar (InSAR) untuk mengetahui kondisi deformasi dari Gunung Sindoro. Metode analisis petrografi juga digunakan untuk mengetahui kondisi magmatisme pada Gunung Sindoro. Hasil analisis InSAR selama periode 2019 hingga 2021 menunjukan adanya deflasi pada daerah penelitian yang disebabkan oleh adanya gempa vulkanik dalam dan gempa vulkanik dangkal. Hasil analisis petrografi didapatkan tekstur dari mineral yang menjelaskan magma mengalami penurunan tekanan, lalu mengalami konveksi secara terus menerus, mengalami fraksinasi kristal, mengalami proses pemanasan kembali, dan mengalami penurunan tekanan kembali ketika erupsi terjadi.

Indonesia is a country that is known to have a lot of volcanoes. Indonesia has 3 types of volcanoes namely type A volcano, type B volcano, and type C volcano. One of the type A volcanoes is Mount Sindoro, which is the research location in this study. Mount Sindoro is an active volcano which can erupt at any time. This research was conducted to find out how the deformation conditions of Mount Sindoro were during the period 2019 to 2021 and how the magmatism conditions of Mount Sindoro were. In this study, the Interferometric Synthetic Aperture Radar (InSAR) method was used to determine the deformation conditions of Mount Sindoro. The petrographic analysis method is also used to determine the magmatism conditions on Mount Sindoro. The results of the InSAR analysis for the period 2019 to 2021 show that there is deflation in the study area caused by deep volcanic earthquakes and shallow volcanic earthquakes. The results of the petrographic analysis obtained the texture of the minerals which explained that the magma experienced a decrease in pressure, then continuous convection, crystal fractionation, reheating process, and decompression when eruption occurs."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Daffa Shidqi
"Gunung Slamet merupakan gunung aktif tipe A, dengan catatan sejarah letusan terbaru yaitu pada Mei 2009. Sejarah letusan memiliki tempo yang berulang. Sejarah letusan Gunung Slamet ditandai dengan letusan abu vulkanik, cinder, dan juga dapat menyemburkan lava. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kondisi deformasi dan magmatisme pada tahun 2019-2021 dengan data Sentinel-1 menggunakan metode InSAR dan analisis petrografi. Hasil data olahan InSAR terbagi menjadi tiga citra yaitu citra koherens, citra interferogram dan citra displacement yang menentukan inflasi dan deflasi permukaan Gunung Slamet. Berdasarkan data kondisi deformasi Gunung Slamet pada Januari 2019 hingga Desember 2021 mengalami penurunan sebesar -0.020 m. Terdapat lima sampel batuan yang selanjutnya dilakukan analisis sayatan tipis untuk mengetahui kandungan mineral menggunakan point counting dan juga tekstur mineral. Hasil analisis sayatan tipis didominasi oleh kandungan mineral plagioklas yang memiliki mikrotekstur seperti Coarse-Sieve, Fine-Sieve, Fine-scale oscillatory zoning, Resorption surface, Synneusis, Glomerophyric, Shallow-tail, Microlites, dan Broken plagioclase crystal. Berdasarkan mineral dan tekstur yang berada pada mineral dapat diinterpretasikan bahwa, magma ini mengalami perpindahan dari dasar menuju dapur magma dangkal dan mengalami proses fraksinasi yang bersatu membentuk satu kesatuan mineral secara spasial, setelah itu magma mengalami proses pemanasan. Diinterpretasikan terjadi magma mixing selanjutnya ada proses konveksi sehingga terjadi diferensiasi magma yang mengganggu keseimbangan unsur kimia, lalu magma mengalami proses undercooling sehingga terjadi pelepasan tekanan.

Mount Slamet is an active volcano type A, with the most recent historical eruption recorded in May 2009. The history of Mount Slamet eruptions is marked by eruptions of volcanic ash, cinders, and can also lava. This study is to determine the conditions of deformation and magmatism in 2019 – 2021 with Sentinel-1 data using the InSAR method and petrographic analysis. The results of InSAR processed data are divided into three images, coherence images, interferogram images and displacement images. This three images, its possible to determine inflation and deflation on the surface of Mount Slamet. Based on data on the deformation conditions of Mount Slamet from January 2019 to December 2021 it has decreased by -0.020 m.. There are five rock samples subjected to thin section analysis to determine mineral content using point counting and also mineral texture. The results of thin section analysis are dominated by plagioclase mineral content which has microtextures such as Coarse-Sieve, Fine-Sieve, Oscillatory zoning, Resorption, Synneusis, Glomerophyric, Shallow-tail, Microlites, and Broken crystals. Based on minerals and textures, it can be interpreted that magma has moved from the deep magma chamber to shallow magma chamber and has being fractionation process that unites to form a spatial unit of minerals, after which the magma have heating process. It is interpreted that magma mixing occurs the convection process causes differentiation magma which disrupts the balance of chemical elements, then the magma has being undercooling process so that pressure is released."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Iryan Anugrah Putra
"Gunung Guntur merupakan salah satu gunungapi yang aktif di Indonesia dengan tipe A yang memiliki sejarah erupsi yang sudah lama tidak tercatat sejak 1887 sampai dengan saat ini (PVMBG, 2014). Dilakukan pengolahan data citra satelit sejak 2017 hingga 2021 dan pengambilan data sampel batuan di delapan stasiun. Fokus penelitian adalah untuk mengetahui kondisi deformasi Gunung Guntur dalam 5 tahun terakhir dan kondisi aktivitas vulkanik berdasarkan karakteristik magma pada Gunung Guntur saat ini. Metode penelitian yang digunakan berupa InSAR dan analisis petrografi. Hasil analisis InSAR menunjukan bahwa ditemukannya pola deformasi permukaan di daerah penelitian berupa inflasi pada awal tahun 2017 hingga awal tahun 2019 dan deflasi pada awal tahun 2019 hingga pertengahan 2020 yang disebabkan oleh aktivitas vulkanik berupa gempa vulkanik dangkal dan gempa vulkanik dalam. Berdasarkan analisis petrografi, didapatkan bahwa pada kedelapan sampel didominasi oleh mineral plagioklas dengan beberapa tekstur khas pada mineral yaitu glomerophyric, sieve texture, dan oscillatory zoning yang menunjukan proses aktivitas vulkanik yang terjadi berupa proses konveksi, fraksinasi dan pelelehan magma kembali pada Gunung Guntur.

Mount Guntur is one of the active volcanoes in Indonesia with type A which has a long history of eruptions that have not been recorded since 1887 until now (PVMBG, 2014). Satellite image data processing was carried out from 2017 to 2021 and rock sample data were collected at eight stations. The focus of the research is to determine the condition of the deformation of Mount Guntur in the last 5 years and the condition of volcanic activity based on the characteristics of the current magma on Mount Guntur. The research method used is InSAR and petrographic analysis. The results of the InSAR analysis show that patterns of surface deformation were found in the study area in the form of inflation in early 2017 to early 2019 and deflation in early 2019 to mid-2020 caused by volcanic activity in the form of shallow volcanic earthquakes and deep volcanic earthquakes. Based on petrographic analysis, it was found that the eight samples were dominated by plagioclase minerals with several distinctive mineral textures, namely glomerophyric, sieve texture, and oscillatory zoning which showed the process of volcanic activity that occurred in the form of convection, fractionation and magma melting back on Guntur Mountain."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Achmed Al Ridho Zulkarnaen
"Klasifikasi tipe gunung api di Indonesia dibagi menjadi tiga berdasarkan sejarah letusannya, yaitu tipe A, B , dan C. Lokasi penelitian merupakan Gunung Papandayan, Kabupaten Garut, Provinsi Jawa Barat. Gunung Papandayan merupakan gunung api stratovolcano tipe A, dengan erupsi terakhir pada tahun 2002. Fokus penelitian adalah untuk mengetahui kondisi deformasi Gunung Papandayan dalam 3 tahun terakhir dan kondisi magmatisme Gunung Papandayan saat ini. Untuk mengetahui kondisi deformasi Gunung Papandayan pada tahun 2019 hingga 2021 digunakan metode Interferometric Synthetic Aperture Radar (InSAR). Hasil dari pengolahan data mengguakan metode InSAR menunjukan ditemukan adanya deformasi permukaan selama 3 tahun terakhir yang disebabkan oleh aktivitas vulkanisme dan tektonisme yaitu pada tahun 2020 dan 2021, sedangkan pada tahun 2019 tidak ditemukan deformasi permukaan yang disebabkan oleh vulkanisme dan tektonisme. Kemudian untuk mengetahui kondisi magmatisme Gunung Papandayan digunakan metode petrologi berupa petrografi analisis sayatan tipis. Didapatkan hasil yang menunjukan bahwa terjadi proses magma mixing dan pelelehan kembali magma pada Gunung Papandayan, jenis magma juga diketahui yang merupakan magma andesitik.

The classification of volcano types in Indonesia is divided into 3, based on the history of eruptions, namely types A, B, and C. The research locations are on Mount Papandayan, Garut Regency, West Java Province, respectively. Mount Papandayan is a type A stratovolcano, which last erupted in 2002. The focus of this research is to determine the deformation conditions of Mount Papandayan in the last 3 years and the current condition of magmatism. The Interferometric Synthetic Aperture Radar (InSAR) method was used to determine the deformation conditions of Mount Papandayan from 2019 to 2021. The results from data processing using the InSAR method showed that there was surface deformation for the last 3 years caused by volcanism and tectonic activity, namely in 2020 and 2021, while in 2019 there was no surface deformation caused by volcanism and tectonicism. Furthermore, to determine the magmatism condition, a petrological method is used in the form of petrographic thin-section analysis. The results showed that there was a magma mixing and re-melting process of magma. The type of magma is also known as andesitic magma."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aditya Dhiyaa Fadhlullah
"Gunung Galunggung merupakan salah satu gunungapi aktif dengan tipe A dimana setidaknya telah terjadi erupsi setelah 1600 masehi (ESDM, 2022). Adanya aktivitas pada gunungapi menjadi pertanda aktivitas magmatik dibawah permukaan yang masih terjadi. Untuk memantau aktivitas magmatik dalam waktu yang lama digunakan metode InSAR serta analisis petrografi untuk mengetahui aktivitas magmatik pada Gunung Galunggung. Metode InSAR dapat digunakan dengan memanfaatkan citra satelit Sentinel-1 untuk menangkap gambar perkembangan deformasi pada waktu yang berbeda. Deformasi pada gunungapi dapat mengindikasikan adanya aktivitas magmatik dibawah permukaan dimana deformasi disebabkan dari proses kenaikan permukaan (inflasi) atau penurunan permukaan (deflasi). Dalam mengetahui gambaran aktivitas magmatik pada Gunung Galunggung, analisis petrografi dapat dilakukan melalui identifikasi mineral yang terbentuk pada sampel batuan Gunung Galunggung.

Mount Galunggung is an active volcano with type A where at least an eruption occurred after 1600 AD (ESDM, 2022). The existence of activity in the volcano is a sign of subsurface magmatic activity that is still happening. To monitor magmatic activity, the InSAR method is used and petrographic analysis is used to determine magmatic activity at Mount Galunggung. The InSAR method can be used by utilizing Sentinel-1 satellite imagery to capture images of deformation developments at different times. Deformation in volcanoes can indicate subsurface magmatic activity where the deformation is caused by a process of surface rise (inflation) or surface subsidence (deflation). In knowing the concept magmatic activity on Mount Galunggung, petrographic analysis can be carried out by identifying the minerals formed in the rock samples of Mount Galunggung."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Aldin Faturrahman
"Klasifikasi tipe gunungapi di Indonesia dibagi menjadi tiga berdasarkan sejarah letusannya, yaitu tipe A, B , dan C. Lokasi penelitian merupakan Gunung Karang, Kabupaten Pandeglang, Provinsi Banten yang merupakan gunungapi tipe B. Selain itu, ditambahkan gunungapi tipe A untuk melihat perbedaan penggunaan metode, yaitu Gunung Raung, Kabupaten Banyuwangi, Kabupaten Bondowoso, dan Kabupaten Lumajang, Provinsi Jawa Timur. Lalu, untuk melihat perubahan deformasi pada gunung tersebut dari tahun 2015 hingga 2020 digunakan metode Interferometric Synthetic Aperture Radar (InSAR). Hasil dari pengolahan data dengan menggunakan teknik InSAR menunjukan bahwa di Gunung Karang dari tahun 2015 hingga 2020 tidak menunjukan adanya deformasi yang terbentuk. Teknik ini akan lebih baik digunakan pada daerah yang minim vegetasi, karna citra interferogram yang terbentuk tidak akan menunjukan informasi jika digunakan pada daerah yang memiliki vegetasi yang tinggi.

Classification of volcanic types in Indonesia is divided into three based on the history of eruptions, namely types A, B, and C. The research location is Mount Karang, Pandeglang Regency, Banten Province which is a type B volcano. In addition, type A volcano is added to see the differences in the use of the method, namely Mount Raung, Banyuwangi Regency, Bondowoso Regency, and Lumajang Regency, East Java Province. Then, to see changes in deformation on the mountain from 2015 to 2020, the method was used Interferometric Synthetic Aperture Radar (InSAR). The results of data processing using the technique InSAR show that at Mount Karang from 2015 to 2020 there is no deformation formed. This technique would be better used in areas with minimal vegetation, because the formed interferogram image will not show information if used in areas with high vegetation."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Apriliana Cahya Khayrani
"Kerentanan merupakan derajat tingkat dimana manusia dengan sistem
lingkungannya mengalami gangguan/tekanan akibat adanya bahaya yang terjadi
dan dapat menimbulkan bencana atau tidak. Secara umum kajian terbaru tentang
kerentanan sekarang ini telah mengalami pergeseran dari penilaian kerentanan
tradisional yang hanya berkonsentrasi pada satu tekanan faktor atau sumber daya,
menjadi banyak faktor yang mempengaruhinya. Penelitian ini, mengkaji tentang
kerentanan sosial kependudukan, kerentanan ekonomi dan kerentanan fisik yang
muncul dari bahaya erupsi Gunung Sindoro-Sumbing. Metode penelitian yang
digunakan untuk menentukan tingkat kerentanan adalah pembobotan dari BNPB
dan analisis spasial dari pola persebaran permukiman. Secara keseluruhan terdapat
112 desa yang masuk dalam zona bahaya Gunung Sindoro dan Gunung Sumbing
dengan 41 desa termasuk dalam daerah administrasi Kabupaten Wonosobo dan 71
desa termasuk dalam daerah administrasi Kabupaten Temanggung.

Vulnerability is the degree to which the human environment system
disorders/stress due to hazards that occur and can lead to catastrophic or not.
Recent studies on the vulnerability is now experiencing a shift from traditional
vulnerability assessment concentrates only on one factor or resource, to a lot of
factors that influence it. This study, examines the social vulnerability, economic
vulnerability and physical vulnerability that arising from the hazard cause
eruption of Mount Sindoro-Sumbing. This study use weighting methode from
BNPB and spatial analisis of residence spread. Wholly exists 112 villages in
Mount Sindoro?s and Mount Sumbing?s dangerous zone with 41 villages includes
in Wonosobo Regency and 71 villages includes in Temanggung Regency."
Depok: Universitas Indonesia, 2012
S42421
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Naibaho, Angela Patresia
"Gunung Semeru terletak di Provinsi Jawa Timur dengan tipe stratovulkano atau kerucut merupakan salah satu Gunung Api paling aktif di Indonesia. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui kaitan antara deformasi Gunung Semeru terhadap aktivitas vulkanik yang terjadi pada tahun 2016 hingga 2022. Deformasi yang terjadi akibat adanya pergerakan magma dapat menimbulkan potensi longsor. Pada penelitian ini digunakan Interferometric Synthetic Aperture Radar (InSAR) sebagai metode untuk mengetahui pola deformasi yang terjadi di Gunung Semeru akibat aktivitas vulkanik yang cukup padat. InSAR memiliki kemampuan untuk mendeteksi deformasi permukaan yang koheren. InSAR dapat mendeteksi gangguan permukaan melalui pengukuran dekorelasi interferometri. Hasil analisis InSAR selama periode 2016 sampai dengan 2022 menunjukan adanya uplift (kenaikan permukaan tanah) yang terjadi akibat adanya peningkatan aktivitas magma serta subsidence (penurunan permukaan tanah) akibat adanya erupsi yang terjadi. Adanya deformasi yang signifikan berkisar -42,752 mm sampai dengan -25,082 mm ke arah down dan berkisar 26,833 mm sampai dengan 54,229 mm ke arah east juga menimbulkan area dengan potensi longsor yang cukup besar akibat adanya kemiringan lereng yang cukup terjal.

Mount Semeru is a stratovolcano type, located in East Java Province, which is one of the most active volcanoes in Indonesia. This research was conducted to investigate the relationship between Semeru’s deformation and volcanic activity that occurred from 2016 to 2022. Deformation resulting from magma movement can potentially trigger landslides. In this study, Interferometric Synthetic Aperture Radar (InSAR) was used as a method to determine the deformation patterns occurring at Mount Semeru due to its intense volcanic activity. InSAR has the capability to detect coherent surface deformations. It also provides a unique perspective on surface disturbances through interferometric decorrelation measurements. The results of InSAR analysis during the period from 2016 to 2022 show uplift (ground surface elevation increase) due to increased magma activity and subsidence (ground surface elevation decrease) resulting from eruptions. The significant deformation ranges from -42.752 mm to -25.082 mm downwards and from 26.833 mm to 54.229 mm eastwards also create an area with a considerable landslide potential due to the steep slope inclination."
Depok: Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Suriani Suprapto
"Ruang lingkup dan cara penelitian: Untuk mengetahui insiden, keluhan yang sering timbul, serta resiko green tobacco sickness(GTS) yang diderita oleh pemetik tembakau yang kontak dengan daun tembakau basah dan segar, dilakukan penelitian Prospektir Sederhana terhadap S4 pemetik daun tembakau di desa Bansari pergunungan Sindoro, kecamatan Parakau, Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah. Pengumpulan data dilakukan dengan cara wawancara dengan mempergunakan daftar pertanyaan yang telah di uji coba, pemeriksaan fisik, serta pemeriksaan kadar kotinin urin secara immunoassay kompetitif dengan menggunakan Coti Traq dari Serex. pengalahan secara elektrikal mempergunakan program SPSS.
Hasil dan kesimpulan: Hasil penelitian ini menemukan angka insiden GTS adalah 63.7 %. Keluhan yang sering ditemukan adalah pusing, sakit kepala serta kelelahan. Sedangkan faktor resiko yang mempengaruhi GTS adalah pengalaman kerja, letak daun yang dipetik, serta penggunaan alat pelindung. Pemetik daun tembakau yang telah lama bekerja, pemetik daun tembakau letak tengah serta pmakai baju lengan panjang sedikit terkena GTS ketimbang pemetik daun tembakau yang baru bekerja, pemetik daun letak tengah atas serta tidak memakai baju lengan panjang. Untuk tnencegah/mengurangi insiden GTS dianjurkan beberapa saran antara lain memakai alat pelindung.

The incidence and risk factors of GTS among the tobacco pickers at Bansari Village, Sindoro Mountain, Parakan Subdistrict, Temanggung District, Central Java.Scope and Method : In order to obtain information regarding incidence, main symptoms plaints, and risk factors of GTS among the tobacco pickers that directly contact with fresh and wet tobacco's leaf, a simple prospective study covered 80 tobacco leaf pickers was conducted in Bansari Village, Sindoro mountain, Parakan Subdistrict, Temanggung District, Province of Central Java. The method of data collection were by interviewing with the tobacco pickers using pre-tested questioner, physical examination, and laboratory test on cotinine in the urine by competitive immunoassay method from Serex. The datas were processed by computer using SPSS PC + software.
Result and Conclusion :The study found that the incidence of GTS was 63.7%. The main symptoms were dizziness, headache, and fatigue. The risk factors of GTS were work's experience, the position of the tobacco leaf to be picked, and protection device used. The incidence of GTS among the tobacco pickers who having more work's experience and picking tobacco leaf in the middle position, and wearing long sleeves dress were less than the tobacco pickers who having less work's experience and picking tobacco leaf in the upper position, and wearing short sleeves dress. To prevent or reduce the occurrence of GTS among the tobacco pickers, some suggestions were forwarded, including using protection device.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 1996
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rheza Budi Aditya
"Rencana kebijakan energi nasional Indonesia hingga tahun 2050 yang berencana untuk menurunkan pemakaian bahan bakar minyak serta batubara dengan mengalihkannya ke energi yang lebih ramah lingkungan yaitu gas. Gas yang dalam proses distribusinya memerlukan penanganan serta infrastruktur khusus menjadi kendala utama dalam masih terkendalanya penyerapan bahan bakar gas. Salah satu metoda dalam pendistribusian gas adalah dengan meliquifikasi terlebih dahulu menjadi LNG.
Pada penelitian ini pendistribusian LNG akan menggunakan sistem Floating Storage Regasification Unit FSRU yang berfungsi sebagai tempat penyimpanan maupun untuk mengubah LNG menjadi gas kembali. Wilayah kajian yang digunakan adalah Jawa Tengah sedangkan LNG diperoleh dari LNG Plant Tangguh, pada penelitian ini akan dilakukan perhitungan keekonomian untuk melihat kelayakan dari penggunaan FSRU dalam pemenuhan kebutuhan energi di Jawa Tengah. Dari perhitungan keekonomian tersebut akan dilihat harga jual gas minimum kepada konsumen serta batas harga pembelian LNG untuk desain serta skenario yang digunakan pada penelitian ini.
Hasil dari perhitungan keekonomian tersebut diperoleh bahwa FSRU dapat diimplementasikan, ditunjukkan dengan nilai IRR yang melebihi 12,5 . Penyesuaian harga jual gas dilakukan ketika penyerapan gas kurang optimal maupun ketika biaya produksi LNG tersebut meningkat dengan tetap mempertimbangkan kepentingan konsumen maupun investor.

Indonesia national energy plan is planning to reduce oil and coal usage until 2050, and change it to a cleaner energy like gas. Distribution of gas that needs special treatments and infrastructures, become the main reasons gas consumptions is still low. One of the method for gas distributions is liquefying the gas first to become LNG.
In this experiment LNG distribution will be using a Floating Storage Regasification Unit FSRU , which can be used as a LNG storage and also to return the state of LNG into gas. The area of study in this experiment is in Central Java while LNG comes from Tangguh LNG Plant, there will be economic calculations to check the feasibility of using FSRU to comply with energy demand in Central Java.
The results from that calculations are minimum selling price of gas for consumer and also maksimum LNG buying price for design and scenario that used in this experiment. Results from economic calculations show that FSRU can be implemented in Central Java, as shown by IRR from calculations is higher than 12.5. Adjustments of gas selling price used when the usage is not optimal or when cost of LNG production increase while contemplate with consumer rsquo s and investor rsquo s interests.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2018
T49157
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>