Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 232030 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Nafa Shahira Anglila Syaharani
"Komplikasi kehamilan adalah salah satu penyebab kematian ibu yang dapat berdampak tidak hanya pada kesehatan ibu tetapi juga pada bayi baru lahir. Usia yang terlalu muda (<20 tahun) dan terlalu tua (>35 tahun) merupakan usia ibu hamil yang berisiko tinggi terhadap komplikasi kehamilan. Banten dan Jawa Barat berkontribusi terhadap tingginya angka wanita yang hamil pada usia risiko tinggi sekaligus juga menduduki peringkat lima tertinggi provinsi dengan persentase komplikasi kehamilan se-Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan komplikasi kehamilan berdasarkan usia ibu hamil risiko tinggi di Provinsi Banten dan Jawa Barat. Desain penelitian ini adalah cross-sectional menggunakan data sekunder dari hasil Survei Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) 2017. Sampel penelitian ini adalah 777 wanita yang melahirkan anak terakhir lahir hidup dalam kurun waktu lima tahun terakhir yang berusia muda dan tua saat hamil dan bertempat tinggal di Provinsi Banten dan Jawa Barat. Data dianalisis menggunakan uji chi-square dan uji regresi logistik ganda model prediksi yang distratifikasi berdasarkan usia ibu hamil risiko tinggi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa komplikasi kehamilan lebih banyak terjadi pada ibu hamil usia tua di kedua provinsi. Di Provinsi Banten, variabel yang berhubungan dengan komplikasi kehamilan pada ibu hamil usia muda adalah status kehamilan, umur kandungan saat pemeriksaan kehamilan pertama, jumlah pemeriksaan kehamilan, masalah akses perawatan kesehatan ibu, pengambilan keputusan perawatan kesehatan ibu, tingkat pendidikan ibu, dan indeks kekayaan dengan umur kandungan saat pemeriksaan kehamilan pertama dan masalah akses perawatan kesehatan ibu sebagai variabel yang paling berhubungan. Pada ibu hamil usia tua, variabel yang berhubungan secara signifikan adalah status kehamilan dan jumlah pemeriksaan kehamilan dengan jumlah pemeriksaan kehamilan sebagai variabel yang paling berhubungan. Di Provinsi Jawa Barat, variabel yang berhubungan secara signifikan pada ibu hamil usia muda adalah tingkat pendidikan ibu dengan status pekerjaan ibu sebagai variabel yang paling berhubungan. Untuk mencegah komplikasi kehamilan pada ibu hamil usia risiko tinggi, institusi kesehatan terkait perlu meningkatkan promosi edukasi terkait komplikasi kehamilan dan “4 Terlalu dan 3 Terlambat”; akses layanan kesehatan reproduksi; cakupan pelayanan kesehatan ibu hamil; serta deteksi komplikasi kehamilan berdasarkan faktor risiko yang berpengaruh signifikan.

Pregnancy complications are one of the causes of maternal death which can affect not only on mother’s health but also on the newborn. Ages that are too young (<20 years) and too old (>35 years) are the ages of pregnant women who are at high risk of pregnancy complications. Banten and West Java Province contribute to the high number of women who pregnant at a high-risk maternal age and are also ranked as the fifth highest province with the percentage of pregnancy complications in Indonesia. This study aims to determine the factors associated with pregnancy complications according to high-risk maternal age in the Provinces of Banten and West Java. The research design was cross-sectional using secondary data from 2017 Indonesia Demographic Health Survey (IDHS). The sample of this study was 777 women who gave birth to their last live birth within the last five years who were at young and advanced ages during pregnancy and lived in Banten and West Java Province. Data was analyzed using the chi-square test and multiple logistic regression stratified by high-risk maternal age. The results showed that pregnancy complications were more common in older pregnant women in both provinces. In Banten Province, the variables associated with pregnancy complications in young age pregnant women are pregnancy status, months pregnant at first received antenatal care, number of received antenatal care, problems accessing maternal health care, maternal health care decision-making, maternal education level, and wealth index with months pregnant at first received antenatal care and problems accessing maternal health care as the most related variables. In advanced age pregnant women, the variables that were significantly related were pregnancy status and number of received antenatal care with number of received antenatal care being the most related variable. In West Java Province, the variable that is significantly related to in young age pregnant women is maternal education level with maternal employment status as the most related variable. To prevent pregnancy complications in pregnant women of high risk age, health institutions need to increase promotion of education related to pregnancy complications and “4 Terlalu dan 3 Terlambat”; access to reproductive health services; coverage of health services for pregnant women; and detection of pregnancy complications based on risk factors that have a significant effect."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sri Sukesih
"Pengetahuan ibu hamil mengenai tanda bahaya kehamilan merupakan penapisan awal terhadap resiko yang terjadi dalam kehamilan. Cakupan deteksi resiko tinggi oleh masyarakat di Puskesmas Tegal Selatan hanya sebesar 7,23% dari 10% target SPM.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran dan faktor ? faktor yang berhubungan dengan pengetahuan ibu hamil mengenai tanda bahaya dalam kehamilan. Jenis penelitian ini adalah kuantitatif dengan desain Cross Sectional, jumlah sampel yang digunakan 84 orang ibu hamil yang mempunyai usia kandungan ≥ 12 minggu dan ≤ 37 minggu yang bertempat tinggal di wilayah Puskesmas Tegal Selatan Kota Tegal.
Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa ada hubungan yang bermakna antara karakteristik sosial ekonomi (pendidikan dan umur), keterpaparan informasi dengan pengetahuan ibu hamil mengenai tanda bahaya dalam kehamilan. Diharapkan ibu hamil mampu mengetahui tanda bahaya dalam kehamilan dan mampu melakukan deteksi dini mengenai tanda bahaya dalam kehamilan.
Maternal knowledge of danger signs of pregnancy is the early screening of the risks in pregnancy. Detection coverage of high risk communities in Puskesmas Tegal Selatan is only for 7.23% of the 10% target of SPM.
This study aims to find a descriptives of factors associated with maternal knowledge of danger signs in pregnancy. The kind of research is quantitative with Cross Sectional design, number of samples used 84 pregnant women who had a content of ≥ 12 weeks of age and ≤ 37 weeks who are resident in the territory of Puskesmas Tegal Selatan.
The results of this study indicate that there was a significant association between socio-economic characteristics (education and age), information exposure with the knowledge of pregnant women about the danger signs in pregnancy. Pregnant women are expected to be able to know about danger signs in pregnancy and do early detection of danger signs in pregnancy.
"
Depok: Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Sri Mulyanti
"Kota Pontianak merupakan kasus tertinggi HIV-AIDS pada perempuan di Provinsi Kalimantan Barat, hanya sedikit ibu hamil trimester 2 dan 3 yang melakukan pemeriksaan HIV. Penelitian ini bertujuan mengetahui hubungan variabel pendidikan, pekerjaan, pengetahuan, kerentanan, manfaat, hambatan dan sumber informasi ibu hamil trimester 2 dan 3 dengan pemeriksaan HIV di empat Puskesmas Kota Pontianak tahun 2012.Data yang dikumpulkan secara CrossSectional dilakukan pada 114 sampel ibu hamil trimester 2 dan 3 melalui wawancara langsung berpedoman pada kuesioner.
Penelitian menunjukkan 7,0% ibu hamil trimester 2 dan 3 melakukan pemeriksaan HIV.Variabel kerentanan dan sumber informasi berhubungan dengan pemeriksaan HIV (< p= 0,05).variabel yang paling dominan adalah sumber informasi tentang HIV-AIDS dimana ibu hamil trimester 2 dan 3 yang memiki sumber informasi banyak mempunyai peluang 12,03 kali melakukan pemeriksaan HIV.

Pontianak city is the highest cases of HIV / AIDS on women in the province of West Kalimantan, few pregnant women trimester 2 and 3 that conduct HIV. This study aims to determine the relationship variables of education, employment, knowledge, susceptibility, benefits, barriers and information sources trimester pregnant women 2 and 3 with the examination of HIV in four health centers in 2012 the city of Pontianak. Data collected CrossSectional performed on 114 samples of pregnant women trimesters 2 and 3 through direct interviews based on questionnaires.
The study showed 7.0% of pregnant women trimesters 2 and 3 HIV.Variabel examination of vulnerability and sources of information related to HIV testing ( < p = 0.05(. The most dominant variable is the source of information about HIV / AIDS which trimester pregnant women 2 and 3 are thinking about a lot of resources have a chance of 12.03 times conduct HIV.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
K. James, David, Author
Philadelphia: Saunders, 2006
618.3 HIG
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Sri Agustini
"Dalam rangka menurunkan angka kematian bayi, salah satu upaya yang diharapkan setiap ibu hamil dapat mengetahui tanda-tanda bahaya kehamilan secara dini yang mengarah kepada kehamilan yang berisiko, sehingga perlu adanya penelitian untuk mengetahui gambaran pengetahuan ibu dalam mengenali tanda-tanda bahaya kehamilan. Penelitian ini merupakan penelitian cross sectional terhadap ibu hamil di wilayah kerja Puskesmas Cimandala Kecamatan Sukaraja Kabupaten Bogor dengan jumlah sampel sebesar 80 orang ibu hamil. Data dikumpulkan melalui wawancara menggunakan kuesioner.
Hasil univariat menunjukkan bahwa (81,3%) ibu hamil berpengetahuan kurang. Hasil bivariat dari faktor keterpaparan informasi yang berhubungan dengan pengetahuan adalah sumber informasi media cetak dengan nilai p=0,042, sumber informasi media elektronik dengan nilai p=0,020, sumber informasi dari petugas kesehatan dengan nilai p=0,002 dan frekuensi informasi dengan nilai p=0,000. Untuk meningkatkan pengetahuan ibu hamil maka perlu pemberian informasi mengenai tanda-tanda bahaya kehamilan dari berbagai sumber media baik media cetak, elektronik, informasi langsung dari petugas kesehatan dan perlu peningkatan frekuensi dari informasi.

In order to reduce infant mortality, every pregnant woman expected to know the danger signs in early pregnancy , so research to find an overview of maternal knowledge in recognizing danger signs of pregnancy is needed. This is a cross sectional study of pregnant women in the region UPT Puskesmas Cimandala Kecamatan Sukaraja Kabupaten Bogor with samples 80 pregnant women. Data were collected through interviews using a questionnaire.
Univariate results showed that (81.3%) pregnant women are less knowledgeable. Bivariate results of the exposure factor information relating to knowledge is the source of information printed by the value p = 0.042, electronic media resources to the value of p = 0.020, the source of health information with a value of p = 0.002 and a frequency information with a value of p = 0.000. To increase the knowledge of pregnant women it is necessary to the provision of information about danger signs of pregnancy from various media sources in literature, electronic, information directly from health workers and we need to increase the frequency of information.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Pandensolang, Rivo S.
"Pendahuluan : Komplikasi kehamilan dan atau adanya penyulit persalinan umumnya merupakan indikasi dilakukannya seksio sesarea (SS). Namun dari 15,3% angka SS hasil Riskesdas 2010, 13% diantaranya terjadi pada ibu melahirkan yang tidak mengalami komplikasi kehamilan. Oleh sebab itu, penelitian ini dilakukan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan persalinan SS pada ibu tanpa komplikasi kehamilan dan atau penyulit persalinan di Indonesia.
Metode : Menggunakan disain cross sectional dengan menganalisis jawaban dari 9.485 responden, menggunakan program SPSS versi 18, melalui uji regresi logistik.
Hasil dan Kesimpulan: Proporsi SS pada ibu tanpa riwayat komplikasi kehamilan dan atau penyulit persalinan di Indonesia adalah 12,3%. Faktor yang berhubungan adalah : umur saat melahirkan, pendidikan, pengeluaran bulanan RT, wilayah tempat tinggal, umur kehamilan, jumlah ANC, paritas dan ukuran lahir anak. Sedangkan faktor yang tidak berhubungan adalah : pekerjaan dan jarak persalinan. Adapun faktor yang paling besar pengaruhnya adalah pengeluaran bulanan RT kuintil 5 dibanding kuintil 2 & 1 (OR=2,32 {95%CI : 1,89?2,83}).

Introduction : Pregnancy and labor of complications is generally an indication of doing caesarean section (CS). But the figure of 15,3% CS outcome Riskesdas 2010, 13% of them occurred in mothers without experience of pregnancy and labor complications. Therefore, the study was conducted to determine the factors associated with childbirth by CS in mothers without experience of pregnancy and labor complications in Indonesia.
Methods : Using a cross sectional design to analyze the respons of the 9.485 respondents, using SPSS version 18, through logistic regression test.
Results and Conclusions : The proportion of CS in mothers without experience of pregnancy and labor complications in Indonesia is 12,3%. Related factors were : age at delivery, educations, monthly household expenses, area of residence, gestational age, number of ANC, parity and size of the child was born. Unrelated factors are : occupational and distance delivery. The factors that most impact is the monthly household expenditure quintile 5 compared with quintile 2 & 1 (OR=2,32 {95%CI : 1,89 to 2,83}).
"
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2012
T30433
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Putri Ashari
"Latar belakang: Secara global stroke merupakan penyebab tertinggi kematian akibat PTM dan menyumbang disability adjusted life years (DALYs) yang tinggi. Stroke menyebabkan kematian dini penduduk usia produktif. Jawa Barat merupakan provinsi dengan penduduk terbanyak di Indonesia dan sebagian besar didominasi oleh kelompok usia produktif. Tujuan: Penelitian ini memiliki tujuan untuk mengetahui faktor risiko yang berhubungan dengan kejadian stroke pada populasi usia produktif (15-64 tahun) di Jawa Barat. Metode: Desain studi potong lintang (cross-sectional) dengan analisis univariat dan bivariat digunakan dalam penelitian ini. Sampel penelitan ini ialah 46.440 penduduk berusia 15-64 tahun di Jawa Barat berdasarkan data Riskesdas 2018 sebagai data sekunder. Hasil: prevalensi kejadian stroke pada usia produktif di Jawa Barat sebesar 0,8%. Hasil analisis terhadap variabel dependen dan independen menunjukkan adanya hubungan antara usia (POR=6,48 95%CI;5,31 – 7,91), hipertensi (POR=5,93 95%CI;4,84 – 7,27), diabetes mellitus berdasarkan diagnosis dokter (POR=8,81 95%CI;6,53 – 11,89), indeks massa tubuh (POR=1,52 95%CI;1,25 – 1,85), obesitas sentral (POR=2,24 95%CI;1,84 – 2,73), mantan perokok (POR=3,28 95%CI;2,46 – 4,37) dan perilaku merokok (POR=0,73 95%CI;0,57 – 0,92) dengan kejadian stroke dan seluruhnya memiliki nilai p >0,05. Kesimpulan: Ditemukan adanya hubungan yang dignifikan antara usia, hipertensi, diabetes milletus, indeks massa tubuh, obesitas sentral dan mantan merokok dengan kejadian stroke. Sedangkan perilaku merokok memiliki hubungan protektif terhadap kejadian stroke.

Background: Globally, stroke is the highest cause of death due to NCD and a high cause of life-adjusted disability (DALYs). Stroke causes premature death of productive age. The largest population in Indonesia is in the west java province and is mainly dominated by the productive age group. Objective: This study aims to determine the risk factors associated with the incidence of stroke in the population of productive age (15-64 years) in West Java. Methods: This study used a cross-sectional study design with univariate and bivariate analysis. The sample of this research was 46,440 residents aged 15-64 years in West Java based on Riskesdas 2018 data as secondary data. Results: The prevalence of stroke at productive age in West Java is 0.8%. The results of the analysis of the dependent and independent variables show a relationship between age (POR=6.48 95%CI; 5.31 – 7.91), hypertension (POR=5.93 95%CI; 4.84 – 7.27), diabetes mellitus based on doctor's diagnosis (POR=8.81 95%CI;6.53 – 11.89), body mass index (POR=1.52 95%CI;1.25 – 1.85), abdominal obesity (POR= 2.24 95%CI;1.84 – 2.73), former smoker (POR=3.28 95%CI;2.46 – 4.37) and smoking behaviour (POR=0.73 95%CI;0 .57 – 0.92) with the incidence of stroke and each has a p-value> 0.05. Conclusions: There is a significant relationship between age, hypertension, diabetes mellitus, body mass index, central obesity, and former smoking with the incidence of stroke. While smoking behaviour has a protective relationship to the incidence of stroke."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Arifah Sarwenda
"

Hipertensi masih menjadi masalah utama penyakit tidak menular baik secara global maupun nasional. Tahun 2019 hipertensi berkontribusi terhadap 10,8 juta kematian dan 235 juta kecacatan di dunia. Hipertensi terus mengalami peningkatan di Provinsi Jawa Barat dari tahun 2013 (29,4%) hingga tahun 2018 (39,51%). Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis peranan faktor risiko level individu, rumah tangga, dan Kab/Kota secara bersamaan terhadap kejadian hipertensi. Desain penelitian ini adalah cross-sectional study dengan teknik analisis multilevel, dan pengumpulan data dilakukan secara sekunder. Penelitian ini dilaksanakan dari Maret-Juni 2024. Penelitian ini menggunakan total sampling sebanyak 46438 responden dari data survey Riskesdas 2018. Penelitian ini menunjukkan bahwa level individu merupakan level yang paling besar kontribusinya terhadap kejadian hipertensi (VPC=75,79%), adapun faktor-faktor yang meningkatkan risiko hipertensi diantaranya faktor umur (umur≥60; OR=17,57), pendidikan (pendidikan rendah; OR=1,31), dan gangguan mental emosional/GME (individu dengan GME; OR=1,10). Kemudian diikuti oleh level rumah tangga (VPC=29,40%), dan kontribusi paling kecil yaitu level kabupaten/kota (VPC=4,81%), hasil analisis terhadap variabel-variabel kontekstual di level rumah tangga dan level kabupaten/kota menunjukkan tidak adanya pengaruh yang signifikan terhadap kejadian hipertensi. Penelitian ini merekomendasikan program intervensi lebih difokuskan pada faktor-faktor di level individu yaitu berdasarkan kelompok usia, meningkatkan edukasi/kampanye terkait hipertensi, dan intervensi terhadap GME di masyarakat.


Hypertension remains a major non-communicable disease problem both globally and nationally. In 2019, hypertension contributed to 10.8 million deaths and 235 million disabilities in the world. Hypertension continues to increase in West Java Province from 2013 (29.4%) to 2018 (39.51%). This study aims to analyze the role of individual, household, and district/city-level risk factors simultaneously on the incidence of hypertension. The design of this study was a cross-sectional study with multilevel analysis techniques, and data collection was carried out secondarily. This study was conducted from March to June 2024. This study used a total sampling of 46438 respondents from the 2018 Riskesdas survey data. This study shows that the individual level is the level that contributes the most to the incidence of hypertension (VPC=75.79%), while the factors that increase the risk of hypertension include age (age ≥60; OR=17.57), education (low education; OR=1.31), and mental-emotional disorders/MED (individuals with MED; OR=1.10). Then followed by the household level (VPC=29.40%), and the smallest contribution is the district/city level (VPC=4.81%), the results of the analysis of contextual variables at the household level and district/city level showed no significant influence on the incidence of hypertension. This study recommends that intervention programs focus more on factors at the individual level, namely interventions based on age groups, improving education/campaigns related to hypertension, and interventions on mental-emotional disorders in the community."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fina Nurillah
"Penyakit kardiovaskular menjadi penyebab dari 35% kematian di Indonesia dan penyakit jantung koroner (PJK) merupakan salah satu penyebab dominan. Jawa Barat merupakan salah satu provinsi di Indonesia yang memiliki prevalensi PJK yang tinggi. PJK dipengaruhi oleh faktor risiko yang tidak dapat dimodifikasi dan faktor risiko yang dapat dimodifikasi terkait dengan gaya hidup dan perilaku. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor risiko yang berhubungan dengan PJK pada penduduk usia ³ 15 tahun di Jawa Barat tahun 2019. Penelitian ini merupakan studi cross sectional dengan menggunakan data Posbindu PTM Jawa Barat 2019. Dari 174302 responden diperoleh prevalensi PJK sebesar 1,5%. Usia (p = 0,000; POR 2,961; 95% CI = 2,696 – 3,253), riwayat PJK pada keluarga (p = 0,000; POR 10,583; 95% CI = 9,697 – 11,550), peningkatan tekanan darah (p = 0,000; POR 1,860; 95% CI: 1,720 – 2,011), peningkatan gula darah (p = 0,000; POR 1,736; 95% CI: 1,539 – 1,959), kurang aktivitas fisik (p = 0,000; POR 1,702; 95% CI: 1,562 – 1,855), kurang konsumsi sayur dan buah (p = 0,000; POR 1,480; 95% CI: 1,363 – 1,606), dan obesitas (p = 0,000; POR 1,225; 95% CI: 1,134 – 1,324) merupakan faktor risiko yang berhubungan dengan PJK. Faktor risiko yang berhubungan dengan PJK dalam penelitian ini menyimpulkan perlu peningkatan upaya preventif dan promotif untuk menurunkan angka kesakitan dan kematian akibat PJK dan juga membutuhkan penelitian lebih lanjut untuk mengetahui faktor-faktor penyebabnya.

Cardiovascular disease is the cause of 35% of deaths in Indonesia and coronary heart disease (CHD) is one of the dominant causes. West Java is one of the provinces in Indonesia which has a high prevalence of CHD. CHD is influenced by non-modifiable risk factors and modifiable risk factors linked to lifestyle and behavior. This study aims to determine risk factors associated with CHD in population aged ³ 15 years in West Java 2019. This study was a cross sectional study using West Java Posbindu PTM data 2019. From 174302 respondents, the prevalence of CHD was 1,5%. Age (p = 0,000; POR 2,961; 95% CI = 2,696 – 3,253), family history of CHD (p = 0,000; POR 10,583; 95% CI = 9,697 – 11,550), high blood pressure (p = 0,000; POR 1,860; 95% CI: 1,720 – 2,011), high blood sugar (p = 0,000; POR 1,736; 95% CI: 1,539 – 1,959), physical inactivity (p = 0,000; POR 1,702; 95% CI: 1,562 – 1,855), low consumption of vegetable and fruit (p = 0,000; POR 1,480; 95% CI: 1,363 – 1,606), and obesity (p = 0,000; POR 1,225; 95% CI: 1,134 – 1,324) were risk factors associated with CHD. Risk factors associated with CHD in this study infers a need to increase preventive and promotive efforts to reduce morbidity and mortality due to CHD and also requires further studies to find out the causative factors."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Laura Handryani
"Hipertensi merupakan masalah kesehatan masyarakat yang harus diperhatikan karena merupakan faktor risiko utama terjadinya penyakit kardiovaskuler dan prevalensinya semakin meningkat dari tahun ke tahun. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui prevalensi hipertensi dan hubungan antara faktor risiko hipertensi dengan hipertensi pada penduduk usia produktif di Jakarta Timur pada tahun 2017. Penelitian ini menggunakan desain studi cross sectional dengan jumlah sampel sebesar 314 orang berumur 15-64 tahun. Hasil penelitian ini ini menunjukkan bahwa prevalensi hipertensi di Jakarta Timur berdasarkan data Posbindu Jakarta Timur adalah sebesar 47,1%. Faktor risiko yang memiliki hubungan bermakna dengan hipertensi adalah usia, jenis kelamin, riwayat hipertensi keluarga, dan obesitas.

Hypertension is a public health problem that must be considered because it is the major risk factor for cardiovascular disease and its prevalence is increasing year by year. This study aims to determine the prevalence of hypertension and the relationship between risk factors for hypertension and hypertension in the productive age population in East Jakarta in 2017. The study used a cross sectional study design with a total sample of 314 people aged 15-64 years. The results of this study indicate that the prevalence of hypertension in East Jakarta based on East Jakarta Posbindu data is 47.1%. Risk factors that have a significant relationship with hypertension are age, sex, family history of hypertension, and obesity."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>