Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 125936 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Farahdiba Noor Rachmat
"Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji kegiatan pasar abu-abu (gray market) pada digital marketplace yang dibentuk oleh jaringan sosial, melalui fenomena jual beli akun premium Netflix di platform media sosial Twitter. Studi-studi terdahulu melihat bahwa kegiatan gray market hanya sebatas berada pada pasar yang masih bersifat konvensional. Studi-studi lain juga melihat bahwa platform media sosial hanya terbatas sebagai media promosi dan cenderung di dalam media sosial hanya menciptakan online weak ties. Namun, peneliti berargumen bahwa kegiatan gray market sudah berada pada pasar yang berbasis digital dengan memanfaatkan media sosial sebagai sarana untuk bertransaksi pada gray market karena media sosial pada saat ini dapat berfungsi sebagai media jual beli (digital marketplace) yang mana didalamnya juga terdapat online strong ties. Untuk melengkapi argumen peneliti, peneliti menggunakan konsep struktur jaringan sosial yang di dalamnya terdapat tiga unsur yaitu institusi, jaringan sosial dan kerangka kognitif. Konsep tersebut digunakan dengan harapan dapat menjelaskan bagaimana keterbentukan dan mekanisme kegiatan gray market pada digital marketplace khususnya melalui fenomena jual beli akun premium Netflix pada platform media sosial Twitter.

This study aims to examine gray market activities in the digital marketplace, through the phenomenon of buying and selling Netflix premium accounts on the Twitter social media platform. Previous studies have shown that gray market activities are typically limited to conventional markets. Other studies have also indicated that social media platforms are primarily used for promotional purposes and tend to only create online weak ties in social media. However, researchers argue that gray market activities already exist in digital-based markets by utilizing social media as a transaction medium in the gray market. This is because social media currently functions as a digital marketplace where strong online ties are also present. To support the researcher's argument, the researcher uses the concept of social network structure in which there are three elements namely institutions, social networks and cognitive frameworks. This concept is utilized with the aim of explaining how gray market activities are formed and operate in the digital marketplace, particularly concerning the buying and selling of Netflix premium accounts on the Twitter social media platform."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Budhi Tjahjono Yuwono
"Perkembangan perekonomian dunia dewasa ini semakin ke arah globalisasi perdagangan. Produk yang dihasilkan suatu negara tidak hany diperdagangkan di negara tersebut, melainkan diperdagangkan pula di negara lain. Akibatnya orientasi pasar ditujukan ke seluruh dunia. produsen harus menyesuaikan disain produknya agar seseuai dengan kebutuhan global yaitu dengan menciptakan produk yang bersifat universal. Kalaupun harus dilakukan penyesuaian, maka penyesuaian itu kecil dan tidak memerlukan biaya besar.
Tersedianya media komunikasi yang canggih akan mempercepat informasi suatu produk sampai pada calom pembeli. Informasi itu tidak hanya mengenai produk saya, namun juga harga jual di tiap negara. Demikian juga pola permintaan, penawaran, pola penyaluran serta karakteristik pemakai dari suatu produk dapat diketahui dengan cepat.
Faktor-faktor diatas akan mendorong gray marketer untuk melakukan kegiatan bisnisnya. Semua kegiatan yang menyangkur penyaluran suatu produk tanpa melalui saluran distribusi yang resmi, dikenal sebgai kegiatan gray market. Kegiatan yang dilakukan adalah dengan cara mengimpor dan menjual produk yang sama dari sumber di negara lain, dapat berasal dari produsen maupun distributor resmi, kemudian menjualnya di pasar dalam negeri dengan harga bersaing.
Di samping itu gray market dapat menekan biaya pemasaran dan operasinya dengan memanfaatkan citra produk yang memang sudah dikenal oleh calon pemakainya. Dengan harga bersaing, yaitu sekitar 40% di bawah harga jual resmi, pemakai umumnya berani mengambil resiko dengan mengabaikan pelayanan purna jualnya yang mencakup jaminan, pelayanan perbaikan dan tersedianya suku cadang.
Pembahasan ini dilakukan pada industri elektronika mengingat bahwa kegiatan ini merupakan masalah utama yang dihadapi oleh industri elektronika di Indonesia. Dari pengamatan LIPI dan Gabungan Pengusaha Elektronika, jumlah produk yang berasal dari kegiatan ini berkisar antara 40-60 % dari total permintaan produk elektronika di Indonesia.
Pada masa resesi, banya produsen elektronika yang menghentikan produksinya karena menurunnya daya beli masyarakat dan mengecilnya pangsa pasar akibat kegiatan gray market. Ditambah pula, kebijakan pemerintah terhadapa industri elektronika mengenai produk komponen elektronika sehingga menyebabkan harga jual tidak bersaing.
Namun dengan dikeluarkannya Paket Kebijaksanaan 28 Mei 1990 (PAKMEI), industri elektronika di Indonesia mendapat peluang yang besar untuk melakukan perluasan usaha sehingga akan tercipta produk yang murah dengan kualitas yang baik. Akibatnya, produk yang dihasilkan oleh produsen lokal dapat bersaing dengan produk luar negeri.
Dampak selanjutnya adalah kecenderungan berkurangnya peran kegiatan gray market, sehingga distorsi terhadap mekanisme pasar akan sangar berkurang. Namun demikian hal ini tidak terjadi secara langsung. Banyak faktor yang perlu dibenahi seperti misalnya kualitas distributir produk elektronika, kualitas produk rakitan lokal dan juga peranan investasi pada industri komponen elektronika.
Melihat peluang industri elektronika yang sangat besar, terutama dalam menunjang ekspor non migas, maka prospek kegiatan gray market menjadi tidak menarik lagi. Perbedaan harga produk elektronika raktian dalam negeri cenderung menjadi lebih murah dari produk rakitan luar negeri, industri elektronika merupakan industri padat karya, sehingga komponen biaya tenaga buruh menjadi relatif lebih menguntungkan."
Depok: Universitas Indonesia, 1990
T10227
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ketton-Cremer, Robert Wyndham, 1906-
London: British Council by Longmans, Green, 1958
821.6 KET t
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Ade Mochamad Yusuf
"Sambungan kunci geser merupakan komponen penting pada gelagar jembatan pracetak segmental. Penggunaan kunci geser tidak terbatas pada material beton, namun sudah berkembang pada material logam. Pada penelitian ini, jenis kunci geser yang akan dibahas adalah kunci geser gray cast iron. Gray cast iron mempunyai beberapa keunggulan untuk dijadikan material kunci geser logam seperti mudah dibentuk dengan detail yang rumit, murah harganya, dan peredam getaran yang baik.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memperoleh gambaran perilaku sambungan kunci geser logam akibat beban vertikal statis melalui simulasi numerik pada model uji geser dengan berbagai variasi.
Hasil penelitian pada pemodelan tipe 1 dengan material linier elastis menunjukkan bahwa beban potensi retak di beton lebih dulu tercapai dibandingkan beban potensi leleh di kunci geser, dan akan semakin besar ketika mutu material beton dan gray cast iron ditingkatkan, diameter kunci geser diperbesar, gaya prategang diperbesar, dan jumlah kunci geser diperbanyak.

Shear key joint is an important component on the segmental precast bridge girder. The used of shear key is not limited on concrete material, but it has developed to metallic material. Type of shear key that will be discussed in this research is gray cast iron shear key. Gray cast iron has several advantages to be used as shear key material, such as castability to be complex and detail shape, cheap cost, and has good damping capacity.
The purpose of the study is to obtain behavior of metal shear key joint subjected to static vertical load by numerical simulation on shear test specimen with many variations.
The results of this study on the modelling type 1 with linear elastic material show that maximum load related to potential crack on concrete will be reached early than maximum load related to potential yield on shear key, and it will be greater when the grade of concrete and gray cast iron, the shear key diameter, confining pressure, and the numbers of shear key are increased.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2015
S58808
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Olivia Elton Heryanto
"Salah satu evaluasi mutu radiograf adalah besarnya distorsi vertikal yang terjadi. Distorsi vertikal ini relatif lebih sering terjadi pada pembuatan radiograf periapikal regio premolar satu rahang bawah.
Tujuan: Mengetahui perubahan sudut vertikal yang masih dapat ditoleransi pada pembuatan radiograf periapikal gigi premolar satu rahang bawah.
Metode: 30 gigi premolar satu rahang bawah yang sudah diekstraksi diukur panjang klinisnya, lalu dilakukan pembuatan radiograf periapikal dengan sudut vertikal 00, +100, +150, +200, -100, -150, -200. Panjang gigi dan selisih cusp radiograf diukur oleh dua orang pengamat masing-masing dua kali di waktu yang berbeda.
Hasil: Secara statistik, panjang gigi pada sudut 00, +100, +150, +200, -100, -150 nilai p>0,05, sehingga tidak terjadi perbedaan bermakna. Pada selisih cusp gigi secara statistik, nilai p<0,05 sehingga terdapat perbedaan bermakna.
Kesimpulan: Perubahan sudut vertikal sebesar 100 masih dapat ditoleransi untuk melihat panjang gigi pada radiograf intraoral periapikal gigi premolar satu bawah

One of the quality evaluation criteria of a radiograph is the vertical distortion. Vertical distortion is relatively more common in periapical radiographs of the mandibular premolar region.
Objective: To determine the vertical angle changes that can be tolerated in the periapical radiographs of the mandibular
premolars.
Methods: 30 mandibular first premolars that were already extracted and had the length measured clinically as well as radiographically. Periapical radiography projection were then taken with the vertical angle set at 00, +100, +150, +200, -100, -150, -200. The tooth length and the difference of the cusp height were then measured by two observers twice at different times.
Results: Statistically, tooth length at vertical angulation 00, +100, +150, +200, -100, -150 has the p value >0,05, so there is no significant difference. On the other hand, the buccal-lingual cusp difference has the p value <0,05, that means there is a significant difference.
Conclusion: In standard periapical radiography, 100 change from the normal vertical angulation could still be tolerated to measure the vertical dimension or tooth length of the mandibular first premolar tooth."
2013
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dewar, Megan
"The study of combinatorial block designs is a vibrant area of combinatorial mathematics with connections to finite geometries, graph theory, coding theory and statistics. The practice of ordering combinatorial objects can trace its roots to bell ringing which originated in 17th century England, but only emerged as a significant modern research area with the work of F. Gray and N. de Bruijn. The book begins with background material on combinatorial block designs and combinatorial orderings, including Gray codes -- the most common and well-studied combinatorial ordering concept -- and universal cycles. The central chapter discusses how ordering concepts can be applied to block designs, with definitions from existing (configuration orderings) and new (Gray codes and universal cycles for designs) research. Two chapters are devoted to a survey of results in the field, including illustrative proofs and examples. The book concludes with a discussion of connections to a broad range of applications in computer science, engineering and statistics."
New York: [Springer, ], 2012
e20419594
eBooks  Universitas Indonesia Library
cover
Auliana Salma
"Kawasan perdagangan dan transit seperti Pasar Minggu mengundang sektor informal, salah satunya Pedagang Kaki Lima (PKL), untuk menjajakkan dagangannya secara rutin, meski keberadaannya dianggap melanggar hukum. Kondisi yang abu-abu ini memunculkan sejumlah pihak yang melihat situasi ini sebagai peluang interaksi dan berstrategi secara spasial agar saling menguntungkan satu sama lain. Teori Gray Space dan strukturasi digunakan dalam merelasikan proses interaksi ini hingga diperoleh pengetahuan tentang alasan terbentuknya Gray Space oleh PKL. Kesepakatan berupa perpindahan tempat dan waktu berdagang memunculkan alat berdagang yang mereka rancang sedemikian rupa sebagai tanggapan atas penempatan ruang yang tidak permanen.

Trade and transit areas such as Pasar Minggu cause the informal sector, such as Street Vendors, to set up their commodity routinely, even though their existence is considered to be illegal. This gray condition gave rise to a number of parties who saw this situation as an opportunity for interaction and spatial strategy in order to benefit each other. Gray Space and structuration theory are used in correlating this interaction process to obtain knowledge about the reasons for the formation of Gray Space by street vendors. The agreement in the form of moving the place and time of trading creates the trading tools that they designed in such a way as a response to the impermanent spaces."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dina Rosfalia Nurlaily
"Skripsi ini membahas bagaimana novel The Picture of Dorian Gray merepresentasikan pandangan Oscar Wilde mengenai filosofi New Hedonism, yang dapat dilihat melalui analisis empat tokoh utama dalam novel yang berlatar belakang era Victoria di Inggris ini. Keempat tokoh tersebut adalah Basil Hallward, Sybil Vane, Lord Henry Wotton, and Dorian Gray. Pendekatan utama yang digunakan untuk menganalisis teks tersebut adalah teori Psikoanalisis Sigmund Freud mengenai agen-agen psikis, insting, dan mekanisme pertahanan, serta teori New Hedonism Walter Lippmann.
Penelitian ini bertujuan untuk melihat kecenderungan Oscar Wilde dalam memandang filosofi hedonisme baru dan nilai-nilai masyarakat era Victoria guna membalik persepsi pembaca pada umumnya, yang memercayai bahwa novel ini memberikan pengaruh buruk bagi moralitas masyarakat. Dengan mengkaji hal apa yang mendorong tindakan-tindakan keempat tokoh dan menghubungkannya dengan nilai moral masyarakat era Victoria, penelitian ini berusaha memahami pesan moral yang ingin disampaikan Wilde melalui tulisannya tersebut.
Kesimpulan yang diambil penulis adalah bahwa novel ini, melalui tokoh-tokohnya, menunjukkan ambivalensi Wilde dalam merepresentasikan filosofi New Hedonism dan nilai-nilai masyarakat era Victoria.

This undergraduate thesis discusses how the novel The Picture of Dorian Gray represents Oscar Wilde's perspective towards the philosophy of New Hedonism, which is analysed through the four most significant characters in this Victorian English novel, Basil Hallward, Sybil Vane, Lord Henry Wotton, and Dorian Gray. The major approaches applied in analysing the text are Sigmund Freud's psychoanalitical theories on the psychic apparatus, instincts, and defense mechanisms, and Walter Lippmann‟s philosophical theory on New Hedonism.
The research aims at determining Wilde‟s position towards the new hedonistic philosophy and the Victorian values in order to counter the general belief that this novel serves as an immoral influence for the society. By analysing the characters' motives in choosing their actions and relating them to the moral values held by the Victorian society, this research tries to understand the message Wilde wants to convey in his work.
As a conclusion, the analysis on the characters proves that the novel shows Wilde's ambivalent attitude towards the New Hedonism as well as the Victorian values.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2014
S53993
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ketton-Cremer, Robert Wyndham, 1906-
London: Longmans, Green, 1958
928.42 GRA
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
"Agricultural trade system in Indonesia, especially domestic market , is composed by nonformal relations among the actors. In imperferfect market condition, social capital is fastly growing and become a backbone of the entire trade system...."
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>