Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 101865 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Aisya Maura
"Kebiasaan memakai masker merupakan kebiasaan positif yang berdampak pada kesehatan dalam jangka waktu panjang. Di Indonesia, kebiasaan memakai masker belum terbentuk. Intervensi ini bertujuan untuk menguji efektivitas intervensi adaptif dalam membentuk kebiasaan memakai masker di kafe dibandingkan dengan intervensi tunggal. Penulis mengombinasikan tiga bentuk intervensi, yaitu fear appeal berbasis antropomorfisme, reaktansi, dan lisensi moral, yang diberikan secara bertahap berdasarkan respons partisipan. Penulis mengajukan klaim bahwa intervensi adaptif akan meningkatkan jumlah pemakaian masker saat di kafe dan membentuk kebiasaan memakai masker yang lebih tinggi dibandingkan intervensi tunggal. Klaim pertama diuji pada 135 partisipan yang tidak memakai masker saat masuk atau menunggu pesanan di kafe, sedangkan klaim kedua diuji pada 96 partisipan yang mengisi kuesioner satu minggu setelah intervensi dan berkunjung ke kafe setelah menerima intervensi. Hasilnya, intervensi adaptif maupun intervensi tunggal tidak efektif meningkatkan jumlah pemakaian masker di kafe. Pada pembentukan kebiasaan, intervensi adaptif tidak lebih unggul dibandingkan intervensi tunggal dalam meningkatkan mean post-test SRBAI (Self-Report Behavioural Automaticity Index). Kombinasi intervensi fear appeal berbasis antropomorfisme dan lisensi moral justru menunjukkan dampak negatif terhadap pembentukan kebiasaan memakai masker setelah makan-minum di kafe. Temuan mengindikasikan bahwa intervensi adaptif berpotensi meningkatkan efektivitas intervensi sosial dengan tantangannya tersendiri.

Wearing masks as a habitual practice holds significant importance due to its positive impact on long-term health. However, in Indonesia, the adoption of mask-wearing habits remains relatively low and insufficient. This intervention aims to examine the effectiveness of an adaptive intervention compared to a fixed intervention in developing mask-wearing habits in caf�s. The adaptive intervention combines three strategies: anthropomorphism-based fear appeal, reactance, and moral licensing, which are administered sequentially based on participant needs and responses. Our claims posited that the adaptive intervention would result in a greater number of mask-wearing instances and higher mask-wearing habits than the fixed intervention. The first claim is examined in a sample of 135 participants who don’t wear masks upon entering or while waiting for their orders in caf�s, while the second claim is tested on 96 participants who has completed a post-intervention questionnaire and subsequently visited a caf�. The results showed that both adaptive interventions and fixed interventions were ineffective in increasing mask usage in cafes. In terms of habit formation, adaptive interventions did not outperform fixed interventions in improving the mean post-test SRBAI (Self-Report Behavioural Automaticity Index). The combination of fear appeal interventions based on anthropomorphism and moral licensing had a negative impact on the habit formation of wearing masks after eating or drinking in cafes. These findings suggest that adaptive interventions have the potential to enhance the effectiveness of social interventions, but they come with their own challenges."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Annisa Rahmakarina
"Latar Belakang: Terdapat penelitian yang menunjukkan adanya hubungan antara faktor interaksi sosial, yaitu jenis kelamin dan tingkat pengetahuan dengan self-perceived halitosis. Masih terdapat beberapa faktor interaksi sosial lainnya yang belum diketahui hubungannya dengan self-perceived halitosis.
Tujuan: Mengidentifikasi hubungan antara faktor-faktor interaksi sosial dan self-perceived halitosis pada remaja DKI Jakarta.
Metode: Penelitian menggunakan desain cross-sectional. Self-perceived halitosis diukur melalui self-assessment halitosis menggunakan metode licking wrist dan interaksi sosial diukur menggunakan 23 pertanyaan kueioner.
Hasil: self-perceived halitosis lebih tinggi pada laki-laki dibanding perempuan (p = 0,038, r = - 0,139). Selain itu, adanya pengalaman tidak menyenangkan mengenai bau mulut meningkatkan self-perceived halitosis (p = 0,011, r = 0,136) dan semakin tinggi tingkat pendidikan maka semakin tinggi self-perceived halitosis. Faktor interaksi sosial lainnya tidak memiliki hubungan dengan self-perceived halitosis (p>0,05).
Kesimpulan: terdapat hubungan antara faktor jenis kelamin, pengalaman/persepsi sosial, dan pendidikan terhadap self-perceived halitosis.

Background: There are studies that show a relationship between social interaction factors, that is gender and level of knowledge with self-perceived halitosis. There are still several other social interaction factors in which the relationships toward self-perceived halitosis have not yet known.
Objective: To identify the relationship between social interaction factors and self-perceived halitosis toward adolescents in DKI Jakarta.
Methods: The study is using cross-sectional design. Self-perceived halitosis was measured through self-assessment of halitosis using the licking wrist method and social interaction was measured using 23 questionnaire questions.
Result: self-perceived halitosis was higher in males than females (p = 0.038, r = - 0.139). In addition, having an unpleasant experience with halitosis increases self-perceived halitosis (p = 0.011, r = 0.136) and the higher the level of education, the higher the self-perceived halitosis. Other social interaction factors have no relationship with self-perceived halitosis (p>0,05).
Conclusion: There is a relationship between gender, social experience factors, and level of education on self-perceived halitosis.
"
Depok: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hasantoha Adnan
"Penelitian ini melaporkan dan mengevaluasi program peningkatan kapasitas multipihak dalam tata kelolah transportasi dan lalu lintas di kota depok. program intervensi ini dilakukan sebagai upaya untuk menamggulangi kemacetan sebagai bentuk buruknya pengelolaan transportasi dan lalu lintas yang banyak terjadi di kota kota di indonesia.
Pendekatan yang digunakan dalam intervensi ini adalah melalui proses multi-pihak yaitu dengan melibatkan sebanyak mungkin pihak-pihak yang terkait dengan pengelolaan transportasi dan lalu lintas di kota depok.
Program intervensi ini berhasil menyadarkan para pihak untuk saling bekerjasama antar pihak dan berprtisipasi dalam menyelesaikan persoalan pengelolaan transportasi dan lalu lintas.

This study reports and evaluates multistakeholder capacity building programs in transportation and traffic management in the city of Depok. This intervention program was carried out as an effort to prevent congestion as a form of poor transportation and traffic management that occurs in many cities in Indonesia.
The approach used in this intervention is through a multi-stakeholder process which involves involving as many parties as possible in the management of transportation and traffic in the city of Depok.
This intervention program succeeded in awakening the parties to cooperate with each other and participate in resolving transportation and traffic management issues.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2010
T38230
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hary Prasetya
"Komunitas Perumahan Cinta Kasih Tzu Chi merupakan komunitas yang menampung warga gusuran Kali Angke (Pejagalan dan Kapuk Muara) dalam rangka Program Kali Bersih yang dicanangkan Pemerintah Provinsi DKI. Komunitas ini masih memiliki kompetensi komunitas yang rendah, ditandai dengan rendahnya motif berprestasi yang ada dalam komunitas. Untuk membantu meningkatkan kompetensinya, dilaksanakan serangkaian kegiatan untuk meningkatkan motif berprestasi. Hal ini penting dilakukan karena motif berprestasi sangat diperlukan untuk meningkatkan kualitas hidup mereka. Target intervensi yang dituju adalah kelompok pemuda sebagai generasi penerus yang diharapkan menjadi pelopor kegiatan di komunitasnya.
Model yang dipakai dalam intervensi sosial ini adalah change management system, yang terdiri dari tiga subsistem: organisasional, komunikasi, dan target perubahan. Perubahan ini juga mengikuti filosofi perubahan yang ditawarkan oleh Albert Bandura dalam teori belajar sosialnya. Tingkah laku manusia merupakan interaksi terus menerus dan timbal balik antara faktor personal, tingkah laku, dan lingkungan. Program dirancang dalam 13 tahap kegiatan, mulai dari lobbying sampai pembuatan rencana kerja bersama. Tulisan ini menjabarkan setiap tahap pelaksanaan dengan fokus pada pelatihan meningkatkan motif berprestasi.
Hasil evaluasi menunjukkan bahwa pelaksanaan program berjalan sesuai rancangan yang telah dibuat. Tujuan kegiatan terpenuhi, ditandai dengan tercapainya indikator keberhasilan, yaitu terjadi peningkatan motif berprestasi yang dimiliki oleh target intervensi serta mendapat sambutan positif dari peserta pelatihan."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2005
T18724
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Novita Rini Wardani
"Penelitian ini membahas tentang perilaku adaptasikomunitas lokal di 3 desa penyangga kawasan Taman Nasional Meru Betiri setelah kegiatan DA REDD+ yang difokuskan pada dampak perilaku adaptif dan aksi adaptasi. Pendekatan penelitian mempergunakan kualitatif dengan jenis deskriptif. Hasil menunjukkan bahwa adanya intervensi sosial pada Desa Curahnongko dan Andongrejo melalui program pemberdayaan masyarakat yang dilakukan oleh LSM lokal mampu meningkatkan perilaku adaptif dan aksi adaptasi komunitas lokal dalam upaya konservasi karbon hutan. Berbeda dengan Desa Wonoasri yang tidak mendapat intervensi sosial dari LSM lokal yang kegiatan pemberdayaan masyarakatnya tidak berjalan optimal.

This research is to describe the local adaption behavior in 3 villages buffering in Meru Betiri National Park following the DA REDD+ implementation which is concern on adaptive behavior impact and adaptation action. This research uses a qualitative approach with descriptive type. The result shows the effectiveness of social intervention by local NGO in Curahnongko and Andongrejo through the community development program can empower the adaptive behavior and local adaptation action to the forest carbon conservation. Different with Wonoasri which has no social intervention through the community development program from the local NGO not optimal implemented.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2014
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ni Ketut Septiaryani
"Penelitian ini memperkenalkan terapi bermain sebagai metode intervensi sosial dalam membantu anak yang mengalami kesulitan dalam emosional dan psikososial. Intervensi dilakukan terhadap tiga studi kasus pada anak yang mengalami stres, kedukaan dan keterlambatan perkembangan. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif deskriptif dengan menggunakan Single-Case Design yang menggabungkan praktek klinis dan penelitian berdasarkan evidence-based practice untuk melihat bagaimana pengaruh intervensi terapi bermain dalam mengatasi permasalahan emosional dan psikososial pada anak-anak dengan menggunakan pendekatan Multidimensional dalam pembangunan manusia.
Data-data dikumpulkan melalui pengukuran dengan menggunakan instrumen Strength and Difficulties Questionnaire (SDQ) yang memiliki aspek-aspek emotional, conduct, hyperactivity, peer dan Pro-Social; wawancara mendalam dan observasi. Asesmen dilakukan berdasarkan pengukuran skor SDQ di fase baseline. Pada fase ulasan dan fase akhir dilakukan pengukuran kembali untuk mengetahui perubahan dan pencapaian dari intervensi. Hasil penelitian ini mendeskripsikan pencapaian dan perubahan positif yang diperoleh dari anak-anak yang mendapatkan intervensi terapi bermain. Peneliti merekomendasikan spesialisasi pada pekerja sosial dalam memberikan intervensi sosial menggunakan metode terapi bermain."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2018
T49802
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Pohan, Margareth Gondosari
"Tesis ini membahas metode dalam mengukur dampak proyek yang melakukan intervensi mata pencaharian terhadap pendapatan. Studi Kasus yang digunakan adalah Proyek PULIH di Kabupaten Belu dan NTT, dimana proyek ini melakukan intervensi di 28 desa selama 26 bulan. Intervensi mata pencaharian dilakukan sebagai salah satu usaha dalam mengurangi kemiskinan dan kerentanan, khususnya di kalangan pengungsi internal (IDPs) yang tidak dapat kembali ke wilayah asalnya. Studi ini merupakan gabungan studi kualitatif dengan metode wawancara dan kunjungan lapangan serta studi kuantitiatif dengan metode regresi data panel dan metode statistik dekriptif dengan metode perbandingan rata-rata. Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor yang mempengaruhi mata pencaharian adalah musim. Sementara itu Proyek PULIH secara kualitatif telah memberi dampak positif mata pencaharian masyarakat intervensinya, khususnya dalam menghadapi kerentanan yang diakibatkan oleh musim.

This thesis discusses methods for measuring the impact of projects that carry out livelihood interventions on income. The case study used is the PULIH Project in Belu District and NTT, where the project intervened in 28 villages for 26 months. Livelihood interventions are carried out as one of the efforts to reduce poverty and vulnerability, especially among internally displaced persons (IDPs) who cannot return to their home areas. This study is a combination of qualitative studies with interview methods and field visits as well as quantitative studies using panel data regression methods and descriptive statistical methods with average comparison methods. The results of the study indicate that the factors that affect livelihoods are seasons. Meanwhile, the PULIH Project has qualitatively had a positive impact on the livelihoods of its intervention communities, particularly in dealing with vulnerabilities caused by seasons."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2009
T26276
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
"The research was focussed on the effects of production , trade and macro economic policies on the real price, level of protection and the achievement of estate crop commodities, naeley cocoa, coffee, rubber, tea and crude palm oil (CPO), in the Indonesian domestic market. The method of analyses used includes the decomposition of relative prices of estate crop commodities and direct, indirect and total protection rates. The results show that the real prices of main estate crops in the period of 1985 - 1997 experienced, a decrease compared to that 1979 - 1985. However in the period of 1997 - 2005, the real prices of cocoa and rubber, but not for coffee , tea and CPO , showed an increase compared to the preceding periods. The indirect protection , in general indicated an increase, however, the direct protection, showed a decrease. In total , the rate protection of the estate crops resulted in positive value eventhough it seamed to decrease from time to time. Term of trade of estate crops againts the importing sugar, from 1979 to 1997 showed a decrease but they were still in positive values. The decreasing performance o of main estate crops would be more significant with respect to the capacity to import. In the future , it is suggested , it is seggested that the government of Indonesia should adjust its interventions continuosly by taking into account tha international price movements of main estate crops to give incentives t to producers and exporters. in general indicated "
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Dhira Rama Haidar Prakasita
"ABSTRAK
Latar belakang: Maloklusi adalah ketidaksesuaian susunan gigi geligi, salah satu bentuknya adalah protrusi gigi anterior atas dengan overjet lebih besar dari normal (>3mm). Protrusi gigi anterior atas dapat disebabkan oleh kebiasaan buruk di rongga mulut, antara lain menghisap ibu jari, bernafas melalui mulut, dan menghisap bibir bawah. Tujuan: Mengetahui hubungan faktor kebiasaan buruk di rongga mulut dengan protrusi gigi anterior atas pada siswa-siswi kelas IV-VI SD Negeri 10 Johar Baru, Jakarta, Indonesia. Metode: Digunakan 157 anak dan dilakukan pemeriksaan intraoral dan ekstraoral terhadap dugaan kebiasaan buruk serta pengukuran overjet. Didapatkan 60 anak dengan kebiasaan buruk dan protrusi anterior atas; menghisap ibu jari 28 anak, bernafas melalui mulut 7 anak, menghisap bibir bawah 25 anak, dan 25 anak sebagai kontrol yang dipilih secara acak. Dilakukan uji korelasi padasemua kelompok. Hasil: Hasil uji korelasi kelompok kebiasaan buruk menghisap ibu jari dengan protrusi gigi anterior atas p=0.001; kelompok kebiasaan buruk menghisap bibir bawah dengan protrusi gigi anterior atas p=0.001. Besarnya overjet pada protrusi gigi anterior atas yaitu 3-6mm. Kesimpulan: Terdapat hubungan antara kebiasaan buruk di rongga mulut menghisap ibu jari dan menghisap bibir bawah dengan protrusi gigi anterior atas pada siswa-siswi kelas IV-VI SD Negeri 10 Johar Baru, Jakarta.

ABSTRACT
One form of malocclusion is maxillary protrusion of the anterior teeth and its distinctive feature such as an overjet of 3mm. It is commonly caused by bad oral habits such as thumb sucking, mouth breathing, and lower lip biting. Objective: Analyze the relationship between bad oral habits and maxillary protrusion of the anterior teeth in primary students grade 4 to 6 in SD Negeri 10 Johar Baru, Jakarta. Method: Out of 157 students who were examined, only 60 students that fits the criteria and were divided based on their bad oral habits with 28 students on thumb sucking, 7 students on mouth breathing, 25 students on lower lip biting, and 25 as case control. Correlation test is used to determine the relationship between each group. Result: Test results shows that there is a significant correlation between thumb sucking and lower lip biting toward maxillary protrusion of the anterior teeth. (p=0.001) Teeth protrusion range around 3 to 6 mm. Conclusion: Bad oral habits such as thumb sucking, and lower lip biting has significant correlation towards maxillary protrusion of the anterior teeth in primary students grade 4 to 6 in SD Negeri 10 Johar Baru, Jakarta."
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yahya
"Tesis ini pertama-tama beranjak dari pendapat Roedjito, Harper, Staveren dan den Hartog yang mengemukakan bahwa bagi masyarakat pedesaan faktor ekonomi dan keadaan lingkungan geografis merupakan faktor kunci yang menentukan status gizi mereka. Dalam kata lain, apabila kedua faktor tersebut tidak menunjang, maka warga komunitas bersangkutan terutama bayi-balita sebagai kelompok rentan gizi akan lebih banyak yang menderita kekurangan gizi. Pendapat mereka itu, didasarkan pada kenyataan bahwa masyarakat pedesaan memperoleh dan memenuhi kebutuhan makanannya melalui jalur pembelian dan dengan cara memproduksi langsung dari lingkungan alamnya.
Apabila asumsi ahli gizi tersebut dikontekstualisasikan dengan keadaan kehidupan masyarakat nelayan Bajo, maka dapat dikatakan bahwa bayi-balita Orang Baja akan lebih banyak yang menderita kekurangan gizi dibandingkan dengan yang keadaan gizinya normal. Dikatakan demikian, sebab Orang Baja yang mata pencaharian utamanya sebagai nelayan tidak berbeda keadaan sosial ekonominya dengan nelayan lainnya yang berada di Indonesia; yakni lebih miskin dari petani dan pengrajin. Keadaan itu tentu saja menyebabkan daya belinya terhadap beragam jenis bahan makanan relatif terbatas. Hal itu kemudian tidak ditunjang oleh keadaan lingkungan geografis mereka. Sebab mereka membangun pemukiman mereka di pesisir pantai di atas permukaan taut; karena itu, mereka tidak dapat melakukan kegiatan bercocok tanam bahan makanan di sekitar rumah mereka dan juga tidak dapat melakukan kegiatan beternak.
Dengan keadaan sosial ekonomi dan lingkungan geografis yang demikian itu, menyebabkan mereka sangat sulit menghadirkan makanan empat sehat lima sempurna di rumah mereka. Akan tetapi, sungguhpun keadaan ekonomi dan lingkungan geografis orang Bajo tampaknya tidak menunjang pemenuhan kebutuhan gizi mereka terutama kebutuhan gizi bayi-balita namun pada kenyataannyalebih banyak bayi-balita yang keadaan gizinya normal. Ini berarti bahwa sebagian besar orang Bajo telah berhasil mengantisipasi kendala ekonomi dan ekologis yang dihadapinya, terutama dalam hal pemenuhan kebutuhan makanan bayi-balita mereka. Kemampuan antisipatif tersebut termanifestasikan pada kebiasaan makan yang dikembangkannya.
Berdasar dari uraian itulah, maka tesis ini mengkaji mengenai kebiasaan makan orang Baja, terutama kebiasaan makan ibu dan bayi-balita. dengan mengkaji kebiasaan makan ibu dan bayi-balita arang Baja tersebut, maka dapat diungkapkan mengenai kontribusi kebiasaan makan terhadap adanya sebagian bayi-balita yang keadaan gizinya normal dan sebagian lainnya yang keadaan gizinya kurang.
Upaya untuk mengungkap kebiasaan makan tersebut, dilakukan penelitian lapangan selama kurang lebih enam bulan lamanya. Pengumpulan data di lapangan dilakukan dengan survey dan dengan pengamatan terlibat dan wawancara mendalam. Penelitian survey dilakukan dalam rangka mendapatkan data-data dasar yang berkaitan dengan masalah yang diteliti. Sedangkan pengamatan terlibat dan wawancara mendalam dilakukan dalam rangka mendapatkan informasi yang lebih komprehensif berkenaan dengan masalah yang diteliti.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingginya angka bayi-balita yang keadaan gizinya normal disebabkan oleh beberapa faktor, di antaranya: (i) kehadiran juragang yang selain berperan sebagai pihak yang menadah dan mendistribusikan basil tangkapan nelayan, juga selalu siaga memberikan bantuan pinjaman kepada nelayan yang memerlukan bantuannya; (ii) adanya kebiasaan saling memberi bahan makanan (reciprocity) di antara Para nelayan, khususnya sayur-sayuran dan ikan; (iii) pengolahan ikan dilakukan dengan Cara yang beragam dan salah satu di antaranya yang tidak melalui proses perapian. Variasi pengolahan ikan yang demikian itu, selain dapat merangsang selera makan setiap individu juga kondusif untuk memenuhi kebutuhan protein.
Demikian juga ikan yang diolah tanpa melalui proses perapian selain mempunyai kandungan protein yang tinggi juga mengandung vitamin A, C, dan D; (iv) umumnya keluarga prang Bajo tidak membedakan antara orang dewasa dan anak-anak dalam hal pendistribusian makanan. Konsekuensinya adalah memungkinkan bagi setiap anggota keluarga, terutama anak-anak, mendapatkan porsi makanan yang dibutuhkannya; (v) ibu hamil dan menyusui mengkonsumsi makanan yang lebih banyak dan lebih bervariasi dibandingkan dengan ketika is tidak dalam keadaan hamil dan menyusui; (vi) semua ibu menyusui yang kondisi kesehatannya baik senantiasa memberikan ASI kepada bayi-balitanya hingga berusia antara 1 s.d 3 tahun; dan (vii) umumnya bayi-balita mendapatkan makanan tambahan sejak berumur antara 3 s.d. 6 bulan. Jenis makanan tambahan yang diberikan adalah disesuaikan dengan usia bayi-balita; yakni dimulai dengan makanan lunak dan kemudian makanan semi-padat serta akhirnya disamakan dengan makanan orang dewasa.
Sementara itu, bagi bayi-balita yang keadaan gizinya kurang dipengaruhi oleh beberapa faktor, di antaranya (i) semasa bayi-balita itu masih dikandung ibunya menderita penyakit tertentu; (ii) ibu menyusui menderita penyakit tertentu sehingga is tidak dapat memberi ASI kepada bayibalitanya secara konsisten dan juga tidak dapat merawat bayi-balitanya secara baik; (iii) bayi-balita itu sendiri yang menderita penyakit tertentu, seperti penyakit balakiangi, doko ana', dan kasiwiang. Janis penyakit itu ditanggapi oleh orang Bajo sebagai penyakit yang hanya dapat disembuhkan oleh praktisi medis tradisional, dan proses penyembuhan itu dilakukan dengan memantangkan kepada penderita mengkonsumsi jenis makanan tertentu; dan (iv) bayibalita kurang mendapatkan perhatian dan perawatan, terutama dalam hal pemberian makanan. Ini terjadi di antaranya disebabkan oleh besarnya jumlah anak, ibu itu sendiri yang menangani semua urusan rumahtangganya, dan ibu itu bersikap mesa bodoh terhadap bayi balitanya."
Depok: Universitas Indonesia, 1995
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>