Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 158701 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Palimbong, Victor
"Berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2018, kasus anemia pada remaja usia 15-24 tahun mengalami trend Peningkatan dari 6,90 persen (2007), 18,40 persen (2013), menjadi 32 persen pada tahun 2018. Peraturan BKKBN Nomor 12 Tahun 2021 mengamanatkan untuk menjadikan Catin sebagai sasaran intervensi sensitif dan spesifik dengan melakukan pemeriksaan kesehatan dan pendampingan kesehatan reproduksi dan edukasi gizi sejak 3 bulan pra nikah. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis hubungan antara pendampingan melalui Aplikasi Elsimil terhadap peningkatan kadar Hb pada calon pengantin Wanita anemia.

Penelitian ini menggunakan desain kohort retrospektif. Penelitian ini menggunakan data sekunder dari Data Capaian Aplikasi Elsimil Tahun 2022. Sasaran dalam penelitian ini seluruh calon pengantin wanita yang mengalami anemia dan teregistrasi di dalam Aplikasi Elsimi tahun 2022 di Indonesia.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 19.888 wanita pra nikah yang mengalami anemia, terdapat perbedaan atau peningkatan kadar Hb dari sebelum sampai sesudah pendampingan yaitu 1,92 gr/dl. Hasil analisis regresi linier menunjukkan bahwa pendampingan berpengaruh terhadap peningkatan kadar Hb pada wanita pra nikah dengan anemia (p=0,000; RR 6,19).

Pendampingan berupa pemberian informasi, bimbingan, motivasi, dan pengetahuan kepada wanita pra nikah tentang anemia dan pemberian suplemen zat besi serta evaluasi dalam mengkonsumsi tablet besi. Oleh karena itu, pemerintah memberikan fasilitas kepada setiap wanita pra nikah untuk pemeriksaan kesehatan dan pendampingan pra nikah.


Based on Basic Health Research (RISKESDAS) in 2018, adolescents aged 15-24 experienced anemia increased from 6.90 percent in 2007, to 18.40 percent in 2013, to 32 percent in 2018. National Population and Family Planning Board (BKKBN) Regulation Number 12 of 2021 mandate that prospective brides and grooms are targeted for sensitive and specific interventions by conducting medical examination and counseling for reproductive health and nutrition 3 months before marriage. This study aims to analyze the relationship between counseling through the Ready for Marriage and Pregnancy Electronic Application (Elsimil) on reducing anemia in prospective brides.

The study used a cohort retrospective. This study used secondary data from the Elsimil Application data in 2022. The population is all brides who have iron deficiency and are registered in the Elsimil Application in 2022.The targets in this study were all anemic prospective brides registered in the 2022 Elsimil application in Indonesia.

The results showed that of 19,888 women premarital with anemia, there was a difference or increase in Hb levels from before to after assistance, namely 1.92 gr/dl. The results of the linear regression analysis showed that assistance has an influence on increasing Hb levels in women premarital with anemia (p=0.000; RR 6.19).

Assistance was providing information, guidance, motivation, and knowledge to women premarital about anemia and providing iron supplements as well as evaluations in consuming iron tablets. Therefore, the government provide facilities every women premarital to medical tests and premarital assistance.

"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dedah Ningrum
"Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran rata-rata kadar Hb, prevalensi anemia, dan faktor-faktor yang berhubungan dengan kadar hemoglobin. Desain penelitian adalah cross sectional, pengambilan sampel menggunakan metode proporsional random sampling, dan total sampel sebanyak 158 siswi. Kadar Hb diukur menggunakan alat Spectrophotometer, dengan metode Cyanmethemoglobin. Analisis data meliputi analisis univariat, bivariat, dan multivariat.
Hasil penelitian menunjukkan rata-rata kadar Hb 12,9±1,1 g/dl, (95% CI: 12,7-13,0 g/dl) dan prevalensi anemia 16,5%. Lama haid merupakan faktor dominan yang berhubungan dengan kadar hemoglobin. Upaya pencegahan anemia dapat dilakukan dengan minum suplemen tablet tambah darah sesuai anjuran, menjaga asupan zat gizi sesuai kebutuhan, dan memperhatikan kombinasi makanan supaya dapat meningkatkan penyerapan zat besi.

This study aimed to obtain the description of average hemoglobin levels, anemia prevalence, and the factors associated with hemoglobin levels. The study design was cross sectional, the sampling done with proportional random sampling method, and the total sample are 158 female students. Hemoglobin levels were measured using a spectrophotometer by Cyanmethemoglobin method. Data analysis included univariate, bivariate, and multivariate analysis.
The results showed the average hemoglobin level was 12.9 ± 1.1 g/dl (95% CI: 12.7 to 13.0 g/dl) and the prevalence of anemia was 16.5%. Duration of menstruation is a dominant factor associated with hemoglobin levels. Anemia prevention can be pursued by taking iron supplement tablet as recommended, keeping the intake of nutrients as needed, and pay attention to the combination of foods that can increase iron absorption.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2015
T44212
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Chuzaemah
"Anemia merupakan salah satu masalah gizi, yang perlu mendapat perhatian khusus. Remaja putri termasuk golongan yang rawan menderita anemia karena mengalami mensturasi setiap bulan dan sedang dalam masa petumbuhan. Tujuan penelitian untuk mengetahui perbedaan efektifitas suplementasi TTD program lama dan baru Kemenkes terhadap perubahan kadar hemoglobin siswi anemia di Kabupaten Bengkulu Utara.
Rancangan penelitian randomized control group pretest dan postest. Subyek penelitian dikelompokkan menjadi 2 kelompok perlakuan yaitu kelompok A (19 siswi) diberi suplementasi program lama (satu tablet per minggu dan satu tablet selama haid) dan kelompok B (19 siswi) diberi suplementasi program baru (satu tablet per minggu). Pemberian suplementasi TTD diminum di depan peneliti diberikan selama 8 minggu. Data asupan zat gizi diperoleh dengan kuesioner food recall, lama haid, lama menarche, kebiasaan minum teh atau kopi, pengetahuan tentang anemia dan TTD diperoleh melalui kuesioner berstruktur, kadar Hb awal dan akhir dengan cyanmethemoglobin.
Hasil penelitian menunjukkan tidak terdapat perbedaan efektifitas perubahan kadar Hb pada kedua kelompok intervensi (p=0.402) dan tidak ada hubungan bermakna antara variabel internal dan eksternal terhadap perubahan kadar hemoglobin siswi kecuali Hb awal (p=0.001) dengan rata-rata perubahan Hb siswi kelompok A sebesar 1.77 g/dl sedangkan kelompok B sebesar 1.44 g/dl.

Anemia is one of the nutritional problems, which needs to be highly concerned. Adolescent girls are included to a group which is susceptible to anaemia because of their monthly menstruation and gowth periods. This study aims to investigate difference effectiveness between old and new programs of the ministry iron supplementation in changes hemoglobin level among anemic students in Kabupaten Bengkulu Utara.
Design of this study is randomized control group pretest dan posttest.Subjects were randomized into two groups, group A (19 subjects) old program supplementation ( once per week and once per day in menstrual period) and group (B) new program supplementation (once per week). Supplementation of iron tablet was given for a consecutive 8 weeks. Nutrient intake obtained with the food recall questionnaire, days menstruation, menarche, drinking tea or kopi, knowledge anemia and iron tablet through structured questionnaire and level of hemoglobin by cymenthemoglobin.
The study shows no difference found in the change of hemoglobin level of the two groups (p=0.402) and internal and external variable were not significantly in the change of hemoglobin level except early hemoglobin with mean hemoglobin change in old program supplementation was 1.77 g/dl while in new program supplementation the change was 1.44 g/dl.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2017
T48747
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dini Suciyanti
"ABSTRAK
Anemia merupakan masalah gizi utama pada remaja putri dengan efek jangka panjang yaitu kurangnya fungsi kognitif dan rendahnya kemampuan akademik. Tujuan studi ini adalah membandingkan kadar hemoglobin dan fungsi kognitif setelah 20 minggu edukasi gizi PGS-LP. Metode intervensi yang dilakukan adalah edukasi gizi di sesi keputrian setiap minggu. Hasil studi ini menunjukkan bahwa edukasi gizi meningkatkan konsumsi makanan spesifik PGS-LP namun tidak cukup mencegah anemia yang mungkin disebabkan oleh kurangnya asupan zat besi. Dampak positif terhadap fungsi kognitif tidak ditemukan dalam studi ini.

ABSTRACT
Anemia is the major nutritional problem among adolescent girls which has long term negative consequences on cognitive function and academic performance. The aim was to compare hemoglobin level and cognitive performance between intervention and control group after 20 weeks nutrition education. The nutrition education was integrated into school rsquo s system with teachers as fasilitators. The result showed nutrition education improved dietary intake, but can not yet prevent decrease in hemoglobin which may be attributable to inadequate dietary iron intake. Positive effect on cognitive performance was not yet observed.
"
2017
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Annisa Imania
"Kehamilan merupakan salah satu bagian dalam proses reproduksi manusia. Nutrisi merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi kehamilan. Kebutuhan nutrisi saat kehamilan meningkat, salah satunya kebutuhan zat besi yang berperan dalam pembentukan sel darah merah. Secara fisiologis, pada ibu hamil terjadi peningkatan volume darah dalam jumlah besar. Apabila tidak diimbangi dengan konsumsi zat yang cukup dapat menimbulkan anemia. Tujuan dari penulisan ini yaitu memberikan analisis pelaksanaan asuhan keperawatan masalah defisit nutrisi ibu hamil dengan anemia. Anemia adalah suatu keadaan kadar Hemoglobin (Hb) darah yang lebih rendah dari kadar normal sesuai umur dan jenis kelamin. Salah satu intervensi keperawatan untuk mengatasi anemia adalah dengan memberikan jus bayam dan tomat yang mengandung zat besi. Pemberian jus bayam dan tomat dilakukan selama 10 hari. Hasil yang didapatkan menunjukkan bahwa klien mengalami peningkatan kadar hemoglobin sebesar 10,1g/dl.

Pregnancy is one part of the process of human reproduction. Nutrition is one of factors that influence pregnancy. Nutritional needs during pregnancy is increase, one of them is iron which is important in the formation of red blood cells. Physiologically, the blood volume of pregnant woman is increase in large numbers. If the consumption and needs of iron does not balanced, it can cause anemia. The purpose of this paper is to provide an analysis of the nursing care implementation of imbalance nutrition problems for pregnant women with anemia. Anemia is a situation which blood hemoglobin (Hb) levels are lower than normal levels according to age and gender. One of nursing intervention to increase blood hemoglobin levels in anemia is by giving spinach juice and tomatoes that contain rich iron substance. Spinach juice and tomatoes is given to pregnant woman for 10 days. The results obtained that the client experienced an increase in hemoglobin level of 10.1/dl."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2020
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Dina Anitasari
"Kurangnya pengetahuan ibu hamil tentang tablet tambah darah berkontribusi terhadap ketidakpatuhan terapi. Leaflet dan SMS reminder merupakan media yang dapat digunakan untuk meningkatkan kepatuhan terapi. Penelitian bertujuan untuk menilai efektifitas pemberian SMS reminder dibandingkan leaflet terhadap
kepatuhan minum tablet tambah darah dan kadar hemoglobin ibu hamil. Penelitian merupakan eksprimen semu, prospektif, menggunakan dua kelompok intervensi
yang tidak berpasangan dengan pre test-post test group design. Penelitian dilakukan di dua Puskesmas kota Depok pada bulan Maret-Mei 2016. Sebanyak 38 responden
ibu hamil di Puskesmas Sukmajaya mendapatkan leaflet dan 36 responden ibu hamil di Puskesmas Pancoran Mas mendapatkan SMS reminder. Pengukuran kepatuhan menggunakan kuesioner MMAS-8. Kadar hemoglobin diukur dengan HemoCue®. Pemberian leaflet meningkatkan kepatuhan responden secara bermakna (P = 0,018) tetapi tidak bermakna meningkatkan kadar hemoglobin ratarata
(P = 0,553). 19 responden kelompok leaflet mengalami kenaikan kadar hemoglobin dengan rata-rata kenaikan 0,6 g/dl. Pemberian SMS reminder tidak meningkatkan kepatuhan responden dan kadar hemoglobin secara bermakna (P = 0,180 dan P = 0,798). 17 responden kelompok SMS reminder mengalami kenaikan kadar hemoglobin dengan rata-rata kenaikan 1,1 g/dl. Tidak terdapat perbedaan yang bermakna antara pemberian leaflet dan SMS reminder terhadap peningkatan kepatuhan dan kadar hemoglobin responden (P = 0,576 dan P = 0,929).

Lack of knowledge among pregnant women about iron supplementation contributes to poor compliance to the therapy. The use of media such as leaflet and SMS reminder can be used to improve compliance. This study aims to assess effectiveness of SMS reminder than leaflet on compliance of iron supplementation and hemoglobin level in pregnant women. This was a quasi-experimental study, prospectives, using two intervention groups with a pretest-posttest group design. The study was conducted between March and May 2016 in two public health center in Depok city. A total of 38 respondents in Sukmajaya get a leaflet and 36 respondents in Pancoran Mas get SMS reminders. Patient's compliance was measured by MMAS-8 quesionaire. Hemoglobin level was measured by HemoCue®. Leaflet improved patient's compliance significantly (P=0,018) but did not significantly increase the average hemoglobin level (P=0,553). 19 respondents in leaflet group experienced an increase in hemoglobin levels with an average 0.6 g/dl. SMS reminder didn't improve patient’s compliance neither did hemoglobin level significantly (P=0,180 dan P=0,798). 17 respondents in SMS reminder group experienced an increase in hemoglobin levels with an average 1.1 g/dl. There were no difference between leaflet and SMS reminder to improve patient’s compliance and hemoglobin level (P=0,576 dan P=0,929).
"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2016
T45731
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
B. Hendy Budiman
"Anemia pada ibu hamil sampai sekarang masih merupakan masalah kesehatan masyarakat, karena mempunyai dampak yang buruk selain terhadap ibunya juga terhadap bayi yang dikandungnya. BBLR adalah salah satu akibat yang bisa terjadi dari ibu hamil yang menderita anemia, dimana BBLR itu sendiri merupakan suatu keadaan yang harus dicegah karena dapat memberikan dampak yang buruk terhadap kelangsungan hidup bayi selanjutnya, sehingga pada akhirnya dapat meningkatkan angka kesakitan dan angka kematian bayi.
Penelitian ini bertujuan ingin mengetahui hubungan antara kadar Hb selama kehamilan dengan kejadian BBLR dan faktor-faktor lain yang mempengaruhinya. Sebenarnya penelitian yang mempelajari hubungan tersebut telah banyak dilakukan, akan tetapi dari penelitian-penelitian tersebut tidak diperoleh informasi bagaimana perjalanan kadar Hb selama kehamilan dalam hubungannya dengan kejadian BBLR. Penelitian ini dilaksanakan di Kabupaten Garut Propinsi Jawa Barat. Pemilihan Kabupaten Garut sebagai tempat penelitian atas dasar bahwa prevalensi anemia pada ibu hamil dan angka kejadian BBLR di Kabupaten Garut masih cukup tinggi.
Rancangan penelitian ini adalah Kasus-Kontrol dengan jumlah sampel seluruhnya 184 orang yang terdiri dari 92 orang masuk kedalam kelompok kasus dan 92 orang masuk kedalam kelompok kontrol. Analisa data dilakukan dengan metoda Unconditional Logistic Regression. Sedangkan hipotesa yang diajukan adalah terdapat hubungan antara kadar Hb selama kehamilan dengan kejadian BBLR.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa OR ibu-ibu yang mempunyai kadar Hb rendah saat kehamilan dan persalinan adalah 2,61 (95% CI : 168--6,22) dibandingkan dengan ibu-ibu yang mempunyai kadar Hb tinggi saat kehamilan dan persalinan. Faktor lain yang berpengaruh terhadap kejadian BBLR adalah umur, pekerjaan ibu, paritas, pemberian tablet besi dan tekanan darah tinggi., dimana faktor yang paling berpengaruh terhadap kejadian BBLR adalah pemberian tablet besi.
Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa ibu hamil yang menderita anemia sepanjang kehamilannya yang dapat mempengaruhi kejadian BBLR, sehingga disarankan agar pemberian tablet besi hanya diberikan kepada ibu hamil dalam kelompok tersebut.

The Association Between Hb Content During Pregnancy And Low Birth Weight Occurrence At Garut Regency In 1995-1996Anemia in pregnant is still a public health problem, due to its ill effects on the mother or on the infant being carried. Low Birth Weight is one consequence that could happen to pregnant with anemia, where low birth weight it self is one situation that has to be prevented due to the possible ill effects on the further life of the infant, so that it can increase the infant morbidity and mortality rate.
The objective of this study is to know the association between the Hb content during pregnancy and low birth weight occurrence and other factors affecting it. Essentially, much a study this association has been done, but no information bass been acquired on the course of Hb content during pregnancy in its association to the low birth weight occurrence. This study was performed in the Garut Regency in the West Java Province. The choice of the Garut Regency as a location of study is based on the still rather high anemia prevalence in pregnant and the low birth weight occurrence in the Garut Regency.
The study design is the Case-Control by a total sample of 184 people consisting of 92 people in the case group and 92 people in the control group. The data analysis is done by the Unconditional Logistic Regression method. While the hypothesis carried forward is that there is a association between the Hb content during pregnancy and low birth weight occurrence.
The result of this study indicate that the OR of mothers having a low Hb content at time pregnancy and childbirth is 2.61 (95% CI : 1.68-6.22) compared to mothers with high Hb content at time of pregnancy and childbirth. Other factors affecting the low birth weight occurrence is age, occupation of mother, parity, the administration of iron tablets and hypertension, where the factor mostly affecting the low birth weight occurrence is the administration of iron tablets.
The conclusion of this study is that pregnant with anemia during their pregnancy can effect the low birth weight occurrence, so that it is suggested that the administration of iron tablets are only given to pregnant in this group.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 1996
T1098
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sri Nurdjunaida
"Prevalensi anemia pada anak umur 5-14 tahun di Indonesia adalah 28,3 % (SKRT,2001). Kelompok remaja putri merupakan kelompok yang rentan terhadap anemia karena mereka dalam per3iode pertumbuhan fisik yang cepat dan karena kehilangan darah pada saat siklus; menstruasi. Sementara upaya penanggulangan anemia pada remaja putri belum diprioritaskan seperti pads ibu hamil.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan pengaruh suplementasi Tablet Tambah Darah yang mengandung 60 mg Ferous Sulfat dan 0,25 mg Asam Folat satu kali per minggu dan dua kali per minggu terhadap kenaikan kadar Hb siswi kelas 1,2 dan 3 yang sudah menstruasi dan anemia di SLTP Muhamadiyah 4 Kota Tangerang.
Desain penelitian ini adalah Experimental Randomised non Blinded, Sampelnya adalah siswi yang sudah mendapat menstruasi dan anemia. Sampel dikelompokan menjadi dua kelompok vaitu: kelompok perlakuan suplementasi TTD satu kali per minggu dengan samapel 41 orang dan kelompok yang mendapat perlakuan suplementasi TTD dua kali per minggu dengan jumlah siswi 40 orang. Pemberian suplementasi TTD diberikan selama 11 minggu. Variabel dependennya adalah kenaikan kadar Hb dan variazbel independennya adalah kadar Hb awal, dengan variabel confounding :pengetahuan siswi tentang anemia dan TTD, pendidikan dan pekerjaan ibu dan ayah, jumlah keluarga, frekuensi, lama dan banyaknya haid, dan umur menarche siswi. Analisis data dilakukan dengan Paired t-test, Independent test dan Regresi Linier Ganda.
Hasil penelitian menunjukkan presentase anemia pada 254 siswi SLTP Muhamadiyah 4 Kota Tangerang adalah sebesar 31,89 %. Setelah intervensi suplementasi TTD selama 11 minggu hanya tinggal 4 orang siswi (1,6 %) yang masih anemia. Rata-rata kenaikan kadar Hb antara kadar Hb sebelum dan sesudah suplementasi TTD adalah bermakna (p,00). Rata-rata kenaikan kadar Hb siswi pada kelompok suplementasi 1 kali per minggu adalah 2,20 gr/dl, sedangkan pada kelompok suplementasi TTD yang 2 kali per minggu adalah 2,28 gr/dl. Tetapi perbedaan kenaikan kadar Hb antara kelompok intervensi suplementasi TTD I kali dan 2 kali per minggu adalah tidak bermakna (p=0,31). Variabel yang paling berpengaruh terhadap kenaikan kadar Hb siswi adalah kadar Hb awal siswi.
Suplementasi TTD selama 11 minggu dapat menaikkan kadar Hb siswi secara berrnakna. Bila kita memperhitungkan waktu dan biaya maka suplementasi TTD satu kali per minggu lebih efisien daripada yang dua kali per minggu.

The Effect Of "TTD" Supplementation Once A Week And Twice A Week Against Increment Of Hemoglobin Content Of Students (Girls) With Had Menstruation Cycle And Anemia In Muhamadiyah 4 Junior High School City Tangerang, 2004
Prevalence of anemia in young population age 5 -- 14 years in Indonesia is 28,3 % (SKRT,2001). The groups of adolescent girls are vulnerable group with anemia, because they are in physical growth acceleration and blood losses in menstruation cycle. While preventive of anemia in adolescent girls are not priorities like in pregnancy women.
The purpose of this research is to know of effect TTD supplement (contain 60 mg Ferrous Sulfate and 0,200 mg Folic Acid) once a week and twice a week against the increment of Hemoglobin content of students(girls) with had menstruation cycle and anemia in Muhamadiyah 4 Junior High School in City Tangerang, grade 1,2 and 3.
Research design is Experiment Randomised Non Blinded. This sample were girls with had menstruation cycle and anemia_ Sample were divided into two group : group with intervention TTD supplementation once a week with sample 41 persons and group with intervention TTD suplentation twice a week with sample 40 persons. TTD supplementations were given for eleven weeks. The dependent variable of this research is the increment of Hb content girls and the independent variable are pre Hb content, with counfounding variable : girl's knowledge about TTD and anemia, education and occupation of the girls' father and mother, number of her family, frequency, duration and quantity of menstruation and age of menarche. Analysis of the data with Paired t -test, Independent test, and Double Linier Regretion.
The results of the research have demonstrated that girls with anemia were 31,89 % from 275 sample in Muhamadiyah 4 Junior High School, city Tangerang. After eleven weeks TTD supplementation intervention only four sample with anemia. Mean of the increment Hb content was significantly among pre Hb content and post TTD supplementation (p=0,00). Mean of the increment Hb content of the girl was 2,20 grldl in group TTD supplementation once a week, while in group TTD supplementation twice a week was 2,28 grldl. But the difference of increment HB content among group intervention YID supplementation once a week and twice a week was not significant (p=0,31), The most effect of the variable against to the mean increment Hb content the girl was pre lib content the girl.
TTD supplementation for eleven weeks could increase the mean of Hb content the girl significantly. If we consider time and cost, so TTD supplementation once a week more efficient than twice a week.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2004
T 12842
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Naina Ramesh Rughwani
"Anemia normositik normokromik adalah suatu kondisi di mana konsentrasi hemoglobin di darah menurun tanpa ditemukan kelainan pada sel darah merah. Prevalensi kondisi ini masih tinggi di semua pelosok dunia. Tujuan studi ini adalah untuk mencari tahu proporsi kondisi ini dalam ruang rawat inap RS Cipto Mangunkusumo dan mendeteksi adanya pola penyebaran umur dan jenis kelamin pada kelopok pasien tersebut. Data pasien sebanyak 3,160 didapatkan dari Bagian Patologi Klinik pada bulan Maret 2011. Proporsi kondisi ini yang ditemukan adalah 42.2%. Sebagian besar pasien adalah orang dewasa, paling banyak antara umur 30 hingga 50 tahun. Perbedaan yang bermakna secara statistik ditemukan antara jumlah wanita dan pria dengan kondisi ini, namun studi lebih lanjut dibutuhkan untuk mendeteksi adanya hubungan yang penting antara jenis kelamin dan anemia normositik normokromik. Berdasarkan studi ini, anemia normositik normokromik masih salah satu masalah besar di Indonesia.

Normocytic normochromic anemia is a condition where level of hemoglobin in the blood is reduced, without any abnormalities in the erythrocytes itself. Literature has shown that the prevalence of this condition is high all around the world. This study aims to identify the proportion of normocytic normochromic anemia the in-patient ward of Cipto Mangunkusumo Hospital and to investigate the presence of any pattern in the distribution of age and gender of those affected by this condition. A total of 3,160 patient records were obtained from the Clinical Pathology Department in March 2011. The proportion of this condition was found to be 42.2%. Majority of those affected were adults, highest at the third and fourth decades of life. Furthermore, a statistically significant difference was found between the number of males and females affected, though further studies would be required to investigate any possible associations. Based on this study, it may be deduced that normocytic normochromic anemia is still a major problem in Indonesia."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2013
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ballada Santi
"Anemia didetinisikan sebagai suatu keadaan kadar hemoglobin (Hb) dalam darah lcbih rcndah daripada nilai normal untuk kclompok orang yang bersangkutan. Anemia ibu hamil berdasarkan SKRT tahun |995 sebesar 50,9%; prevalensi anemia ibu hamil di Kabupaten Kuningan tahun 2005 sebesar 62,5 %. Salah satu upaya untuk pencegahan dan penanggulangan anemia ibu hamil dengan pemberian suplemen tablet besi-folat. Selain suplemen tablet besi folat, pemerintah daerah juga menyediakan suplemcn multivitamin mineral. Tujuan penelitian untuk mengetahui perbedaan pengaruh konsumsi supiemen tablet besi-folat dan suplemen multivitamin mineral terhadap kadar hemoglobin pada ibu hamil anemia di Kabupaten Kuningan Tahun 2006.
Penelitian ini menggunakan desain ekspcrimen dengan randomisasi, dilakukan pada ibu hamil anemia dengan umur kehamilan trimester ll (minggu kc 16 sampai minggu ke 24) yang menderita anemia di Wilayah Kabupaten Kuningan Tahun 2006. Jumlah sampel 138 terdiri : 70 diberi suplemen tablet besi folat dan 68 diberi saplemen multivitamin mineral. Data yang dikumpulkan dam primer yang diperoleh melalui wawancara dan pengukuran. Data diuji dengan 1.1851 berpasangan dan Lies! dna mean independent.
Hasil penelitian diperoleh : proporsi anemia pada ibu hamil trimester ll di Kabupaten Kuningan masih cukup tinggi (59,57 %); karakteristik ibu hamil yaitu usia ibu hamil, jamk kehamilan, paritas, latar belakang pendidikan, pekerjaan, asupan makanan, pola konsumsi makanan dan status gizi ibu hamil tidak ada perbedaan yang bermakna pada kedua kelompok pcrlakuan atau dapat dikatakan homogen; terdapat perbedaan yang bermakna kadar Hb sebelum dan setelah perlakuan; terdapat kcccndcrungan pcningkatan :ata-rata kadar Hb lebih tinggi pada ibu hamil yang dibcri suplemen tablet besi folat dibandingkan ibu hamil yang diberi suplemen multivitamin mineral, tidak ada pcrbedaan yang bcmiakna kenaikan kadar Hb antara ibu hamil yang diberi suplemen tablet besi folat dan ibu hamil yang diberi suplemen multivitamin mineral, peningkatan kadar Hb lebih tinggi pada ibu hamil anemia dengan kadar llb awal yang lebih rendah karena kebutuhan tubuh akan besi berpengaruh besar terhadap absorpsi besi.
Disimpulkan terdapat perbedaan yang bemtakna rata-rata kaclar Hb sebelum dan sesudah pcrlakuan pada ibu yang diberi suplemen tablet besi folat dan ibu yang diberi suplemen multivitamin mineral, tidak ada pcrbedaan yang bemtakna kenaikan kadar Hb ibu hamil yang diberi suplemen tablet besi folat dan ibu hamil yang diberi suplemen multivitamin mineral, kecendemngan peningkatan kadar Hb lebih tinggi pada ibu hamil anemia yang diberi suplemen tablet besi folat dibandingkan dengan ibu hamil anemia yang diberi suplemen multivitamin mineral, suplemen tablet besi folat maupun suplemen multivitamin mineral dapat meningkatkan kadar Hb ibu hamil anemia sama baiknya, peningkatan Radar Hb lebih tinggi pada ibu hamil anemia dengan kadat' Hb awal yang lebih rendah karena kebutuhan tubuh akan besi berpengaruh besar terhadap absorpsi besi.
Disarankan penanggulangan ibu hamil anemia dapat dengan pemberian suplemen tablet besi folat maupun suplemen multivitamin mineral tetapi perlu dipertimbangkan efektivitas dari segi finansial, perlu penekanan dalam keteraturan minum suplemen. Pcmilih suplemen multivitamin mineral perlu dipertimbangkan dengan kandungan besi sesuai dengan standar WI-IO (60 mg besi) dan unsur vitamin lain yang berguna untuk meningkatkan kadar Hb ibu hamil serta mengurangi efek, melakukan penyuluhan tentang asupan makanan yang mengandung zat besi. "
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2006
T34501
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>