Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 159140 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Rianda Febrianti
"Autentisitas dan makna hidup penting bagi kesejahteraan psikologis individu. Namun, studi terkait autentisitas relatif sedikit dilakukan di Indonesia dan kemungkinan studi ini merupakan studi pertama yang mengangkat pengaruh perceived autenthicity terhadap makna hidup di Indonesia. Tujuan penelitian ini adalah mengungkap pengaruh perceived autenthicity terhadap makna hidup dengan mengontrol self-esteem dan afek positif pada orang dewasa di Indonesia. Studi ini melibatkan 369 partisipan orang Indonesia berusia dewasa (18-64 tahun, rata-rata 32,2 tahun). Pengumpulan data dilakukan secara daring dan menggunakan analisis regresi bertingkat untuk menguji hipotesis. Hasil studi ini menunjukkan bahwa perceived authenticity mempengaruhi makna hidup secara signifikan. Perceived authenticity pada kelompok usia 18-35 tahun ditemukan lebih rendah dibanding kelompok usia 36-45 tahun dan 46-55 tahun. Kelompok yang menikah mempersepsikan dirinya lebih autentik dibanding yang belum menikah. Temuan-temuan studi ini dapat menjadi landasan untuk studi-studi terkait autentisitas di Indonesia dan membantu membangun kesadaran tentang pentingnya autentisitas bagi individu dewasa di Indonesia.

Authenticity and meaning in life are essential for psychological well-being. However, relatively few studies related to authenticity in Indonesia, so this study is likely the first to examine the influence of perceived authenticity on the meaning of life in Indonesia. This research aims to reveal the effect of perceived authenticity on the meaning of life by controlling self-esteem and positive affect in adults in Indonesia. This study involved 369 Indonesian adults as participants (18-64 years, average 32.2 years). Data were collected online, and used hierarchical regression analysis to test hypotheses. The results of this study indicate that perceived authenticity influences the meaning of life significantly. Perceived authenticity in the 18-35 years age group was lower than the 36-45 years and 46-55 years age group, and those who are married show higher perceived authenticity than those who are not married. The findings of this study can form the basis for studies related to authenticity in Indonesia and help build awareness about the importance of authenticity for adults in Indonesia."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Prawestri Bayu Utari Krisnamurthi
"Dalam hubungan romantis berpacaran, individu menginginkan kebahagiaan dan kepuasan dalam menjalani hubungannya tersebut. Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi tingkat kepuasan individu dalam hubungan romantis, diantaranya tekanan dari luar yang menimbulkan stres sehingga berdampak negatif terhadap kepuasan hubungan. Sikap yang ditunjukan antar pasangan dalam menghadapi stres menjadi salah satu faktor yang mendorong kelanggengan hubungan romantis, dimana kedua pasangan terlibat dalam proses self-disclosure dan adanya respon yang sesuai diberikan oleh lawan bicara, disebut juga perceived partner responsiveness (PPR). Penelitian kuantitatif ini bertujuan untuk menguji efek PPR sebagai moderator antara self-disclosure dan kepuasan hubungan romantis. Sebanyak 441 dewasa muda (18-30 tahun) berpartisipasi dalam penelitian ini. Self-disclosure diukur menggunakan Self-disclosure Scale (Wheeless & Grotz, 1976); PPR diukur dengan Perceived Partner Responsiveness Scale (Reis & Shaver, 1988) dan kepuasan hubungan diukur dengan Relationship Assessment Scale (Hendrick, 1988). Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) aspek amount factor dan honesty-accuracy factor pada proses self-disclosure dapat memprediksi kepuasan hubungan secara signifikan; (2) aspek understanding dan validating pada PPR tidak signifikan memoderatori hubungan antara honesty-accuracy factor dalam proses selfdisclosure; dan (3) aspek understanding dalam PPR signifikan memoderatori hubungan antara amount factor pada proses self-disclosure dan kepuasan hubungan. Dapat disimpulakan dari hasil penelitian ini, ditemukan bahwa yang memandang pasangannya secara akurat menangkap kebutuhan (understanding) dari informasi yang diungkapkan cukup banyak dan mendalam (amount factor), maka akan memiliki tingkat kepuasan hubungan yang lebih tinggi.

In a romantic relationship, individuals want happiness and satisfaction in their relationship. There are several factors that affect the level of individual satisfaction in relationships, such as external pressure that cause stress which negatively impacts relationship satisfaction. The attitude that is shown between partners in dealing with stress is one of the factors that encourages the romantic relationships satisfaction, where both couples are involved in self-disclosure process and they receive responses given by their partner are in accordance with their expectations, also called perceived partner responsiveness (PPR). This quantitative study aims to examine the effect of PPR as a moderator between self-disclosure and romantic relationship satisfaction. A total of 441 young people (18-30 years) in this study. Self-disclosure is measured using the Selfdisclosure Scale (Wheeless & Grotz, 1976); PPR is measured by the Perceived Partner Responsiveness Scale (Reis & Shaver, 1988) and relationship satisfaction is measured by the Relationship Assessment Scale (Hendrick, 1988). The results showed that (1) amount factor and honesty-accuracy factor of self-disclosure significantly predicted relationship satisfaction; (2) the understanding and validation aspects of PPR do not significantly moderate the relationship between honesty-accuracy factor of self-disclosure; and (3) the understanding aspect in PPR significantly moderates the relationship between amount factor of self-disclosure process and relationship satisfaction. This study shows that individuals who perceive their partners as accurately capture their needs (understanding) of the deep and private information about themselves (the number factor), will have a higher level of relationship satisfaction."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2020
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Evita Marsha Steffiani Rinaldy
"Perkembangan hubungan interpersonal merupakan tugas penting di masa dewasa muda. Individu dewasa muda akan berfokus untuk membangun hubungan yang kuat dan intimate saat mereka mengalami ketegangan antara intimacy dan isolation. Apabila individu gagal mencapai intimacy, individu dapat mengalami isolation, kesepian, ketakutan terhadap hubungan, dan penyesuaian yang buruk. Salah satu hubungan paling penting yang terbentuk dalam kehidupan individu dewasa muda adalah hubungan romantis. Perbedaan individu dalam menjalani hubungan romantis dapat dijelaskan melalui adult attachment, yang terbentuk dari internal working models berdasarkan pola asuh yang dipersepsikan. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk menguji hubungan antara perceived parenting style dan adult attachment pada dewasa muda di Indonesia. Partisipan dalam penelitian ini terdiri dari 147 individu dewasa muda yang berusia 18-25 tahun, pernah tinggal dengan salah satu atau kedua orang tua, dan pernah atau sedang menjalin hubungan romantis. Pengukuran kedua variabel dilakukan dengan menggunakan alat ukur Parental Authority Questionnaire dan Experiences in Close Relationship Scale-Short Form. Hasil analisis korelasi menunjukkan bahwa terdapat hubungan positif antara persepsi pola asuh otoriter dan anxious attachment (r = 0,287, p < 0.001). Dengan kata lain, makin tinggi tingkat pola asuh otoriter yang dipersepsikan, makin tinggi pula tingkat anxious attachment yang dimiliki. Penelitian ini juga menemukan bahwa tidak terdapat hubungan yang signifikan antara persepsi pola asuh otoriter dan avoidant attachment. Selain itu, persepsi pola asuh otoritatif tidak memiliki hubungan yang signifikan dengan anxious maupun avoidant attachment.

The development of interpersonal relationships is an important task in emerging adulthood. Emerging adults will focus on building strong, intimate relationships as they experience the tension between intimacy and isolation. If they fail to achieve intimacy, they may experience isolation, loneliness, fear of relationships, and poor adjustment. One of the most important relationships that form in an emerging adult's life is a romantic relationship. Differences in how individuals navigate romantic relationships can be explained through adult attachment, which is formed from internal working models shaped by perceived parenting styles. Therefore, this study aims to examine the relationship between perceived parenting style and adult attachment among emerging adults in Indonesia. Participants in this study consisted of 147 emerging adults aged 18-25 years who have lived with either one or both parents and have been or are currently in a romantic relationship. The measurement of the two variables was conducted using the Parental Authority Questionnaire and the Experiences in Close Relationship Scale-Short Form. The results of the correlation analysis showed a positive relationship between perceived authoritarian parenting and anxious attachment (r = 0.287, p < 0.001). In other words, the higher the perceived level of authoritarian parenting, the higher the level of anxious attachment. This study also found no significant relationship between perceived authoritarian parenting and avoidant attachment. In addition, perceptions of authoritative parenting did not have a significant relationship with anxious or avoidant attachment."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Grace Oktaviana
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh positif antara authenticity perception dengan brand awareness, brand image dan perceived quality, serta bagaimana ketiga variabel tersebut mempengaruhi brand loyalty. Penelitian ini juga bertujuan untuk menguji dampak dari brand loyalty pada brand choice intention dari konsumen restoran khas Sunda. Data pada penelitian ini didapat dari penyebaran kuesioner secara online kepada responden yang mengunjungi restoran khas Sunda paling tidak sekali dalam kurun waktu tiga bulan terakhir. Metode yang digunakan dalam pengambilan sampel adalah metode non-probability sampling yaitu convinience sampling. Penelitian dilakukan satu kali dalam satu periode penelitian dengan menggunakan single cross sectional design. Data yang didapat diolah dengan menggunakan metode Structural Equation Modelling SEM . Hasil pada penelitian ini menunjukkan bahwa authenticity perception berpengaruh positif terhadap brand awareness, brand image dan perceived quality. Brand image dan perceived quality berpengaruh positif terhadap brand loyalty sedangkan brand image tidak memiliki pengaruh positif terhadap brand loyalty. Kemudian brand loyalty memiliki pengaruh positif yang signifikan terhadap brand choice intention konsumen.

This Study examines if authenticity perception had positively influenced brand awareness, brand image and perceived quality, as well as how these three variables will influence brand loyalty.This study also examines the impact of brand loyalty on brand choice intention for Sundanese restaurant. Questionnaires were distributed online to respondents who visited Sundanese restuarant at least once for the last three months. Sampling method used was non probability sampling specifically convenience sampling. Study were held one time in one period of time which single cross section design was used. Data were analysed using Structural Equation Modelling SEM . Findings indicate that authenticity perception is a critical determinant of brand equity and brand equity has a significant impact on brand choice intention. "
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2017
S66004
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aldo Fajar
"Agama adalah suatu hal yang memiliki banyak pengaruh dalam hidup manusia. Sementara menurut Frankl, motivasi utama manusia adalah untuk mencari dan menemukan makna hidupnya. Suatu jejak pendapat yang dilakukan Gallup menunjukkan bahwa motivasi utama seseorang untuk beragama adalah untuk memberi makna bagi hidupnya. Jejak pendapat lain menunjukkan bahwa teijadi kemerosotan yang tajam pada individu dewasa muda dalam menyikapi agama. Dari sini, penulis mempertanyakan bagaimanakah dengan individu dewasa muda yang malahan melakukan konversi menjadi tidak beragama. Bagaimanakah proses mencari dan menemukan makna hidup yang sedang teijadi padanya?
Metode penelitian yang digunakan adalah metode kualitatif, dengan cara pengumpulan data adalah wawancara mendalam kepada tiga orang subyek. Data kemudian diolah dengan analisis inlra kasus dan antar kasus. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengaiuh melakukan konversi menjadi tidak beragama menjadi sangat bervariasi antar ketiga subyek.
Penulis tidak menemukan adanya pola khusus yang dapat disimpulkan dalam hal pengaiuh konversi menjadi tidak beragama terhadap proses mencari makna hidup yang sedang dijalani individu. Tetapi penulis melihat bahwa keputusan setiap subyek dalam melakukan konversi adalah bagian dari usahanya untuk memenuhi hal apa yang dipercaya individu sebagai sesuatu yang bernilai, sehingga dapat dikatakan juga melupakan bagian dari proses mencari makna hidup. Selain itu, keputusan untuk melakukan konversi didasari oleh keinginan subyek untuk memenuhi apa yang menjadi hal penting bagi dirinya.
Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa menjadi berstatus tidak beragama juga tidak berarti bahwa individu tak memiliki spiritualisme, tetapi bentuk spiritualisme individu diteijemahkan ke dalam bentuk dan pemahaman yang berbeda bila dibandingkan dengan ajaran agama-agama secara formalitas.
Berdasarkan penelitian, penulis menyarankan supaya ada penelitian lanjutan, untuk menemukan hal-hal baiu yang berkaitan dengan proses mencari dan menemukan makna hidup, serta kaitannya juga dengan perilaku konversi agama. Penulis mengusulkan juga penelitian-penelitian yang dipersiapkan secara lebih matang, serta berdasarkan landasan teoritis yang lebih meluas dan lebih mendalam. Dalam hal praktis, penulis mengusulkan supaya setiap individu lebih mencermati lagi dunia spiritualismenya sendiri sebagai seorang individu yang utuh dan unik, supaya spiritualismenya itu bisa membantunya dalam mencari, menemukan, lalu kemudian memenuhi makna hidupnya."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2003
S3230
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lindholm, Charles
Malden: Blackwell Publishing, 2008
306 LIN c
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Prihartomo Andimarjoko
"Makanan etnis adalah salah satu bentuk representasi budaya, dan bisnis restoran bertema etnis menunjukkan perkembangan pesat di seluruh dunia. Di Praha, sebuah tujuan utama turis di Eropa Tengah, sembilan restoran Thai beroperasi di pusat kota, dan hanya ada satu restoran Indonesia. Telah banyak studi yang mempelajari efek kualitas servis terhadap loyalitas pengunjung restoran, namun pentingnya serta efek keautentikan di restoran etnis belum sepenuhnya dimengerti. Studi-studi mutakhir atas restoran-restoran etnis di Amerika Serikat menunjukkan bahwa persepsi keautentikan makanan dan atmosfer mempengaruhi loyalitas pelanggan melalui beberapa variabel mediasi. Tesis ini mempelajari pentingnya dan efek keautentikan di antara pelanggan restoran Indonesia di Praha, dibandingkan dengan restoran Thai yang beroperasi di wilayah yang sama. Sampel sebesar 45 responden dari masing-masing restoran memungkinkan riset ini untuk mensurvei opini pelanggan segera setelah pengalaman bersantap. Data dianalisis dengan SPSS untuk menguji pentingnya keautentikan, dan Smart PLS untuk menguji model struktural. Delapan hipotesis diuji, dan empat di antaranya diterima. Pentingnya keautentikan makanan dan atmosfer ditemukan lebih tinggi di antara pelanggan restoran Indonesia, dibandingkan restoran Thai. Efek persepsi keautentikan juga berbeda di antara kedua restoran. Di restoran Indonesia, keautentikan makanan secara positif berpengaruh terhadap behavioral intention melalui positive emotion, sedangkan keautentikan atmosferik berpengaruh positif melalui perceived value. Di restoran Thai, hanya keautentikan atmosferik yang berpengaruh positif melalui positive emotion. Perbedaan hasil tersebut bisa dijelaskan oleh perbedaan tahap eksistensi kedua jenis restoran tersebut di Praha, mulai dari exotic-narrow hingga expanding-mainstream. Dengan demikian, operator restoran etnis di fase exotic-narrow seperti Indonesia perlu lebih fokus pada keautentikan makanan (penampilan, rasa, bahan pembuatan) dan atmosferik (penampilan eksterior, dekorasi, desain interior, kontribusi musik) dibandingkan restoran yang sudah lebih expanding-mainstream seperti Thai. Berbeda dengan studi-studi sebelumnya yang hanya meneliti satu jenis restoran etnis, riset ini telah berhasil membandingkan dua jenis restoran etnis di Praha.

Ethnic foods are cultural representations, and the business of ethnic-theme restaurants shows a rapid development worldwide. In Prague, a main tourist destination in Central Europe, nine Thai restaurants are operating in the city center, while only one Indonesian restaurant is in business. Many studies have been done to examine the effects of service quality to the loyalty among restaurant goers, but the importance and effects of authenticity in ethnic restaurants are not completely understood. Recent studies on ethnic restaurants in the U.S. revealed that the perceived authenticity of food and atmospherics affected customer loyalty through different mediating variables. This thesis studied the importance and effects of perceived authenticity among the customers of the Indonesian restaurant in Prague, compared to those of a Thai restaurant in the same region. Conveniently sampled 45 respondents from each restaurant allowed the research to survey the customer?s opinion immediately after the dining experience. The data was analyzed using SPSS for examining the importance of authenticity, and Smart PLS for evaluating the structural model. Eight hypotheses were verified, four of which were accepted. The importance of both food and atmospheric authenticities in the Indonesian restaurant customers was found to be higher than that of Thai restaurant. The effects of authenticity also differ between the two restaurants. In the Indonesian restaurant, food authenticity positively affects behavioral intentions through positive emotion, while atmospheric authenticity does through perceived value. In the Thai restaurant on the other hand, only atmospheric authenticity affects positive emotion. The differences can be explained by the difference stages of existence between the two restaurants, ranging from exotic-narrow to expanding-mainstream. Therefore, the operator of a more exotic-narrow restaurant such as Indonesian should be more focused on authenticity of food (appearance, taste, ingredient materials) and atmospherics (exterior appearance, décor, interior design, music contribution), compared to more expanding-mainstream one such as Thai. Different from previous studies that only researched a single type of ethnic restaurants, this study has managed to compare two types of ethnic restaurants in Prague.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2014
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ferrara, Alessandro
"It will be essential reading for all those interested in continental philosophy, political and social theory and pyschoananlysis."
London: Routledge, 1998
128.2 FER r
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Heru Prasetyo
"Para pekerja mengharapkan organisasi tempat mereka bekerja memperlakukan mereka dengan adil. Beberapa survey memperlihatkan bahwa masih terdapat praktik-praktik ketidakadilan ditempat kerja. Para pekerja merespon atas hal-hal yang mereka terima di dalam pekerjaannya dan tempat kerjanya. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh dari percieved injustice pada sick absences, quit intentions, work alienation, dan alcohol use yang dimediasi oleh emotional exhaustion. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan sampel pekerja formal di wilayah administratif DKI Jakarta. Penelitian ini menggunakan metode Structural Equation Modeling dengan Partial Least Square dengan software SmartPLS 2.0. Terdapat 166 karyawan yang ikut serta dalam survei ini. Hasil penelitian ini menunjukan tidak terdapat pengaruh antara percieved injustice pada sick absences, quit intentions, work alienation, dan alcohol use serta tidak ditemukan pengaruh mediasi dari emotional exhaustion

The workers expect the organization for which they work treat them fairly. surveys show that there are still injustice practices in the workplace. The workers responded to what they receive from their work in the workplace. This study aims to analyze the effect of percieved injustice on sick absences, quit intentions, work alienation, and alcohol use mediated by emotional exhaustion. The study was conducted by involving of workers in the formal administrative region of Jakarta as the samples. This research used a structural equation modeling with the Partial Least Square method and SmartPLS 2.0 software. There are 166 employees who participated in this survey. The results of this research indicate there is no effect of the percieved injustice to the sick absences, quit intentions, work alienation, and alcohol use and found no mediating effect of emotional exhaustion"
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2014
S56758
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Setia Felisiany Hadju
"Notaris adalah pejabat umum pembuat akta yang berwenang mengeluarkan akta otentik. Otentisitas akta bergantung pada pemenuhan pasal 1868 KUHPerdata dan tidak melanggar ketentuan lain mengenai Jabatan Notaris. Tesis ini membahas tentang bagaimana penerapan sanksi yang dijatuhkan atas pelanggaran Undangundang Jabatan Notaris Nomor 30 Tahun 2004 khususnya Pasal 16 Ayat 1 huruf a dan Pasal 17 huruf f. Penelitian ini adalah penelitian yuridis normatif dengan tipologi yang bersifat eksplanatoris dengan jenis data yang digunakan data sekunder dengan alat pengumpulan data berupa studi dokumen.
Hasil penelitian dari tesis pada kasus yang diangkat ini adalah tidak berwenangnya seorang Notaris dalam membuat suatu akta membuat akta tersebut menjadi tidak memiliki otentisitas dan harus segera dimintakan pembatalannya di pengadilan. Adanya kepastian hukum mengenai penerapan sanksi dalam setiap pelanggaran yang dilakukan Notaris dalam menjalankan jabatannya akan menciptakan keseragaman pendapat mengenai penerapan sanksi sehingga diharapkan bersifat tegas dan menimbulkan efek jera bagi Notaris di Indonesia.

Notary is the public official which is has competent authorities to make an authentic deed. Authenticity is depend on the fulfilment of article 1868 of Civil Law Book and also not breaches the other provisions of the rule of law about Notary Position. This thesis is discussing about how the implementation of sanction which is sentenced for the violation of The Law of Notary Position Number 30 Year 2004 especially Article 16 section 1 letter a and Article 17 section f. This research is a normative juridical research with explanatory typology and the type of the data is secondary data which is collected with the documentary study.
The result of the research related to the case is about nonauthorize of a Notary in creating a deed which is made the deed become not authentic and have to be asked for the cancellation to the court. The existence of legal certainty for the application of sanction in every violation which is done by Notary in running his position will create the same opinion about the application of the sanction in order to expected firmed and create chary effect for Notary in Indonesia.
"
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2012
T21679
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>