Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 166238 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Naurah Khairunnisa
"Peran orang tua sangat penting dalam tumbuh kembang anak, namun tidak semua anak beruntung untuk hidup dengan kondisi orang tua yang lengkap. Beberapa anak harus hidup terpisah dengan orang tuanya, lebih spesifiknya yaitu mengalami pemisahan dengan ibu yang berhadapan dengan hukum. Tidak hadirnya sosok ibu sebagai pengasuh utama pada anak ditemukan berdampak terhadap keberfungsian sosial pada anak. Kajian literatur ini mengkaji tiga penelitian yang dilakukan pada tahun 2018, 2019, dan 2021 sebagai acuan utama dalam menganalasis dampak pemenjaraan ibu pada anak. Peneliti menggunakan indikator keberfungsian sosial dan konsep child safeguarding and promoting welfare dalam melakukan kajian pada temuan dari ketiga penelitian acuan utama. Berdasarkan hasil kajian kritis yang dilakukan, ditemukan bahwa mayoritas anak dengan ibu berstatus narapidana mengalami permasalahan pemenuhan kesejahteraan emosional, akademis, serta dalam berperilaku dan mengelola emosi. Kajian mengenai anak yang memiliki ibu berstatus narapidana ini diharapkan mampu menjadi referensi tambahan dalam pembahasan mengenai perlindungan dan peningkatan kesejahteraan anak.

The role of parents is very important in children's growth and development, but not all children are lucky to live with complete parental conditions. Some children have to live separately from their parents, more specifically, experiencing separation from mothers who face the law. The absence of a mother figure as the primary caregiver in children was found to have an impact on social functioning in children. This literature review examines three studies conducted in 2018, 2019, and 2021 as the main reference in analyzing the impact of maternal imprisonment on children. Researchers used indicators of social functioning and the concept of child safeguarding and promoting welfare in conducting a study on the findings of the three main reference studies. Based on the results of critical studies conducted, it was found that the majority of children with mothers who are prisoners experience problems fulfilling emotional well-being, academics, as well as in behaving and managing emotions. The study of children who have mothers with inmate status is expected to be an additional reference in discussions about protecting and improving child welfare."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2023
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Wanda Arista Dana Paramitha
"Penelitian ini ingin melihat pengaruh keterbukaan diri dan stigma terhadap keberfungsian keluarga pada orang dengan HIV/AIDS dalam konteks kehidupan sehari-hari. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif, dengan menggunakan alat ukur The General Disclosiveness Scale yang dikembangkan oleh Wheeless dan Grotz untuk mengukur keterbukaan diri; alat ukur Berger HIV Stigma Scale yang dikembangkan oleh Berger, Ferrans, dan Lashley untuk mengukur stigma; dan alat ukur Family Assessment Device yang dikembangkan oleh Epstein untuk mengukur keberfungsian keluarga. Partisipan pada penelitian berjumlah 62 orang yang terinfeksi HIV/AIDS.
Penelitian ini menunjukkan bahwa keterbukaan diri tidak berpengaruh terhadap keberfungsian keluarga yang dimiliki orang dengan HIV/AIDS ? = 0,78, p < 0,05 . Sedangkan stigma memiliki pengaruh negatif yang signifikan terhadap keberfungsian keluarga orang dengan HIV/AIDS ? = -0,36, p < 0,05.

The aim of the study is to examine the effect of self disclosure and stigma towards family functioning on people living with HIV AIDS in daily context. This is uses The General Disclosiveness Scale developed by Wheeless and Grotz for self disclosure measurement Berger HIV Stigma Scale developed by Berger, Ferrans, and Lashley for stigma measurement and Family Assessment Device developed by Epstein for family functioning measurement. Participants totalled 62 people living with HIV AIDS.
Result indicated that self disclosure did not have effect to family functioning on people living with HIV AIDS 0,78, p 0,05 . However stigma have negative effect to family funtioning on people living with HIV AIDS 0,36, p 0,05.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2017
S67456
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Amalia Hana Firdausi
"ABSTRAK
Ibu bekerja dengan anak balita mengalami stres yang disebabkan oleh adanya peran ganda yang harus dijalani, baik di rumah ataupun pekerjaan, sehingga akan sulit untuk mempertahankan keberfungsian keluarga yang efektif. Oleh karena itu, penggunaan strategi coping perlu diperhatikan untuk mengatasi dampak negatif dari hal tersebut. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui perbedaan keberfungsian keluarga pada ibu bekerja dengan anak balita yang menggunakan strategi coping berfokus masalah dan strategi coping berfokus emosi. Pengukuran keberfungsian keluarga menggunakan alat ukur adaptasi dari family assessment device (Epstein, Baldwin, & Bishop, 1983) dan pengukuran strategi coping menggunakan alat ukur adaptasi dari the ways of coping checklist (Vitaliano, Russo, Carr, Maiuro, & Becker, 1985). Partisipan berjumlah 121 ibu bekerja yang memiliki anak balita. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat perbedaan keberfungsian keluarga yang signifikan pada ibu bekerja dengan anak balita yang menggunakan strategi coping berfokus masalah dan strategi coping berfokus emosi (t = 5,802, signifikan pada L.o.S 0.05). Dari hasil penelitian juga dapat dilihat bahwa kelompok partisipan yang menggunakan strategi coping berfokus masalah memiliki rata-rata skor total keberfungsian keluarga yang lebih tinggi dibandingkan kelompok partisipan yang menggunakan strategi coping berfokus emosi. Artinya, penggunaan strategi coping yang berbeda berpengaruh terhadap keberfungsian keluarga.

ABSTRACT
Working mothers with children under five years experiencing stress caused by the multiple roles that must be endured, either at home or work, so it will be difficult to maintain effective family functioning. Therefore, the use of coping strategies need to be considered to overcome the negative effects of it. This study was conducted to determine differences in family functioning among working mothers with children under five years who used problem-focused coping strategies and emotion-focused coping strategies. Family functioning was measured using an adaptation instrument named family assessment device (Epstein, Baldwin, & Bishop, 1983) and coping strategies was measured using an adaptation instrument named the ways of coping checklist (Vitaliano, Russo, Carr, Maiuro, & Becker, 1985). The participants of this study are 121 working mothers with children under five years. The results of this study indicate that there are significant differences in family functioning among working mothers with children under five years who used problem-focused coping strategies and emotion-focused coping strategies (t = 5.802, significant at LoS 0.05). From the results can also be seen that the group of participants who used problem-focused coping strategies had an average total family functioning score higher than the group of participants who used emotion-focused coping strategies. That is, the use of different coping strategies affect family functioning."
Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Hani Noor Ilahi
"ABSTRAK
Tesis ini berangkat dari fenomena peningkatan jumlah Anak yang Berkonflik dengan Hukum (ABH) di Indonesia. Adanya peningkatan jumlah ABH tersebut juga terlihat melalui maraknya pemberitaan atas ABH di berbagai media di Indonesia, yang justru menstigmatisasi kelompok ABH. Tesis ini menggunakan pendekatan penelitian metode campuran, dengan metode kualitatif sebagai metode primer dan metode kuantitatif sebagai metode sekunder. Metode kuantitatif digunakan di awal penelitian sebagai pengantar yang menggambarkan stigmatisasi media atas ABH melalui analisis isi terhadap 5 media online dan 2 stasiun televisi. Ada pun metode kualitatif digunakan
sebagai metode utama untuk menjawab pertanyaan penelitian mengenai dampak dari stigmatisasi media atas ABH terhadap proses rehabilitasi dan reintegrasi ABH. Strategi penelitian yang dipakai dalam metode kualitatif adalah dengan studi kasus terhadap ABH dalam kasus pemerkosaan dan pembunuhan di Bengkulu Tahun 2016, yang dibedah dengan menggunakan konsep felt dan enacted stigma dari Scambler dan Hopkins (1986). Hasil penelitian menunjukkan bahwa media belum menjalani perannya sebagai lembaga masyarakat yang memenuhi hak dan memberikan perlindungan bagi anak dengan stigmatisasi yang masih dilakukannya terhadap ABH. Dampak dari stigmatisasi media atas ABH tersebut, berdasarkan hasil penelitian, merugikan kepentingan terbaik bagi ABH di masa depan.

ABSTRACT
This thesis based on the phenomenon of increasing the number of Children in Conflict with Law (ABH) in Indonesia. The increase in the number of ABH is also seen through the rise of news on ABH in various media in Indonesia, which actually stigmatize the ABH group. This thesis uses a mixed method research approach, with qualitative method as primary method and quantitative method as secondary method. Quantitative methods were used at the beginning of the study as an introduction, describing media stigmatization of ABH through content analysis of 5 online media and 2 television stations. There are also qualitative methods used as the main method to answer research questions about the impact of media stigmatization on ABH on the rehabilitation and
reintegration process of ABH. The research strategy used in qualitative methods is with case studies of ABH in the case of rape and killing in Bengkulu 2016, which was explained using the felt and enacted stigma concepts of Scambler and Hopkins (1986). The results show that the media has not yet fulfilled its role as a community institution that fulfills the rights and provides protection for children with the stigmatization that they still do against ABH. The impact of media stigmatization on ABH, on the basis of research results, harms the best interests of ABH in the future."
2018
T51292
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rezky Mulyana
"Tuberkulosis paru berisiko mempengaruhi fungsi fisiologis maupun psikologis klien yang lebih mengarah pada distress psikologis terutama kecemasan dan depresi. Kondisi depresi klien banyak dipengaruhi oleh persepsi penyakit, stigma sosial, dan stigma diri. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan persepsi penyakit, stigma sosial, dan stigma diri dengan kondisi depresi pada klien tuberkulosis paru. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu cross sectional dengan jumlah sampel sebesar 282 responden. Kecamatan Tallo, Makassar, Tamalate, Rappocini, dan Panakukang menjadi lokasi penelitian setelah terpilih dengan metode cluster sampling. Analisis data menunjukkan bahwa ada hubungan yang signifikan persepsi penyakit (r=0,412), stigma sosial (r=0,607), dan stigma diri (r=0,645) dengan kondisi depresi pada klien tuberkulosis paru di Kota Makassar (p value = <0,010). Hasil uji multivariat menunjukkan bahwa faktor yang paling berpengaruh terhadap kejadian depresi pada klien tuberkulosis paru adalah stigma diri. Intervensi untuk mengurangi persespsi negatif terhadap penyakit, menurunkan stigma sosial dan stigma diri untuk meminimalkan dampak psikologis pad klien tuberkulosis paru direkomendasikan untuk dilakukan perawat di puskesmas.

Pulmonary tuberculosis that affects the physiological and psychological functions of the client, which is more directed at psychological distress, especially anxiety and depression. The condition of depression in client is much influenced by illness perception, social stigma, and self-stigma. This study aims to analyze the relationship of illness perception, social stigma, and self-stigma with the incidence of depression in clients of pulmonary tuberculosis. The research method used in this study was cross sectional with a total sample of 282 respondents. Tallo, Makassar, Tamalate, Rappocini, and Panakukang sub-districts became the location of the study after being selected using the cluster sampling method. Data analysis showed a significant relationship between illness perceptions (r=0,412), social stigma (r=0,607), and self-stigma (r=0,645) with the incidence of depression in clients of pulmonary tuberculosis in Makassar City (p value = <0,001). Multivariate test results showed the most influential factor in the incidence of depression in clients of pulmonary tuberculosis was self-stigma. Interventions to Reduce Illness Perception, Reduce Social Stigma, and Self-Stigma to minimize the psychological impact on pulmonary tuberculosis are recommended for nurses at the community health center."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2019
T55240
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aliefya Arshy Nabila Syaharani
"Penelitian ini tentang Strategi Resiliensi untuk Mempertahankan Keberfungsian Sosial pada Ibu yang Menderita Diabetes Melitus Tipe 2 yang dibahas dari disiplin Ilmu Kesejahteraan Sosial. Urgensi dilakukannya penelitian ini yaitu karena data menunjukkan bahwa 70 % kematian di Indonesia didominasi oleh penyakit tidak menular, salah satunya adalah diabetes dan diabetes merupakan penyakit penyebab kematian tertinggi ketiga di Indonesia yaitu sekitar 57,42 % kematian per 100.000 penduduk setelah stroke dan penyakit jantung. Penelitian ini berfokus pada ibu penderita diabetes melitus tipe 2 di Kabupaten Boyolali, Provinsi Jawa Tengah karena diabetes melitus merupakan penyakit dengan peringkat tertinggi kelima dengan jumlah kasus penyakit terbanyak di Kabupaten Boyolali. Maka dari itu, dibutuhkan adanya strategi resiliensi untuk mempertahankan keberfungsian sosial khususnya pada Ibu yang menderita Diabetes Melitus Tipe 2 di Kabupaten Boyolali. Adapun tujuan dari penelitian ini, yaitu: (1) Menggambarkan strategi resiliensi ibu yang menderita diabetes melitus tipe 2. (2) Menggambarkan keberfungsian sosial pada ibu yang menderita diabetes melitus tipe 2. (3) Menggambarkan bagaimana strategi resiliensi tersebut dapat mencapai keberfungsian sosial pada ibu yang menderita diabetes melitus tipe 2. Dalam menganalisis masalah, penelitian ini menggunakan beberapa konsep, diantaranya: konsep Resiliensi dan konsep Keberfungsian Sosial. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan jenis penelitian deskriptif fenomenologi. Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Agustus hingga Desember 2023. Proses pengumpulan data dilakukan menggunakan metode wawancara, dan studi literatur. Informan dalam penelitian ini terdiri dari 7 orang Ibu dengan Penderita Diabetes Tipe 2 dan 6 orang anak yang merupakan informan triangulasi. Teknis analisis data menggunakan Open Coding, Axial Coding, dan Selective Coding. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa beberapa strategi resiliensi dapat mencapai keberfungsian sosial pada ibu penyandang diabetes dalam kepuasan dalam berperan, memiliki hubungan positif dengan orang lain, dan memiliki penghargaan diri. Hasil penelitian ini diharapkan dapat berkontribusi pada pengembangan Ilmu Kesejahteraan Sosial khususnya pada mata kuliah Masalah Kesehatan pada Kesejahteraan Sosial dimana penelitian ini dapat memberikan gambaran yang mendalam mengenai strategi resiliensi untuk mempertahankan keberfungsian sosial khususnya pada Ibu yang menderita Diabetes Melitus Tipe 2 khususnya di Kabupaten Boyolali.

This research is about Resiliency Strategies to Maintain Social Functioning in Mothers Suffering from Type 2 Diabetes Mellitus which is discussed from the Social Welfare Science discipline. The urgency of this research is because the data shows that 70% of deaths in Indonesia are dominated by non-communicable diseases, one of which is diabetes and diabetes is the third highest cause of death in Indonesia, which is around 57.42% of deaths per 100,000 population after stroke and heart disease. This study focuses on mothers with type 2 diabetes mellitus in Boyolali Regency, Central Java Province. Diabetes mellitus is the fifth highest ranked disease with the highest number of disease cases in Boyolali Regency. Therefore, resilience strategies are needed to maintain social functioning, especially for mothers suffering from Type 2 Diabetes Mellitus in Boyolali Regency. The objectives of this study, namely: (1) Describing the resilience strategies of mothers suffering from type 2 diabetes mellitus. (2) Describing social functioning in mothers suffering from type 2 diabetes mellitus. (3) Describing how these resilience strategies can achieve social functioning in mothers suffering from type 2 diabetes mellitus. In analyzing the problem, this research uses several concepts, including: the concept of Resilience and the concept of Social Functioning. This research uses a qualitative approach with descriptive phenomenology research. This research was conducted from August to December 2023. The data collection process was carried out using interview and literature study methods. Informants in this study consisted of 7 mothers with Type 2 Diabetes and 6 children of diabetic mothers who were triangulation informants. Technical data analysis using Open Coding, Axial Coding, and Selective Coding. The results of this study indicate that several resilience strategies can achieve social functioning in mothers with diabetes in satisfaction in playing a role, having positive relationships with others, and having self-worth. The results of this study are expected to contribute to the development of Social Welfare Science, especially in the course of Health Problems in Social Welfare where this research can provide an in-depth description of resilience strategies to maintain social functioning, especially for mothers suffering from Type 2 Diabetes Mellitus, especially in Boyolali Regency."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rheina Audy Farrasati
"Penelitian ini didasarkan pada pentingnya memahami keberfungsian sosial ibu tunggal bekerja dilihat dari aspek pemenuhan kebutuhan sehari-hari dan dalam menjalani peranannya. Dalam upaya memenuhi kedua aspek tersebut, ibu tunggal menemui permasalahan. Cara yang dilakukan untuk menghadapi permasalahan tersebut dikenal sebagai coping mechanism. Urgensi penelitian ini adalah memberikan gambaran pemahaman tentang salah satu aspek terkait perempuan dalam dunia kerja, yang dapat membantu perumusan kebijakan terkait job requirement dan job design pekerja perempuan kerja dan dapat membantu pengembangan dan perencanaan karir pekerja perempuan. Penelitian ini dilakukan pada bulan Februari-November 2021, masa pandemi Covid-19, menggunakan pendekatan kualitatif dengan jenis deskriptif untuk memahami keberfungsian sosial ibu tunggal yang bekerja di masa pandemi Covid-19 serta mekanisme kopingnya dalam menghadapi permasalahan. Pengambilan data melalui wawancara secara daring melalui video call dengan 17 informan. Informan terbagi 3 kelompok, pertama informan utama yakni ibu tunggal, informan pendukung – relasi keluarga yakni anak dari informan utama, dan informan pendukung – relasi kerja yakni rekan kerja informan utama. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pandemi ini menyebabkan kebutuhan ibu tunggal meningkat yaitu pada kebutuhan pangan, uang transportasi, dan kebutuhan rumah tangga. Peningkatan juga terjadi pada tanggung jawab atas perannya sebagai pekerja akibat kebijakan ‘bekerja dari rumah’/work from home- WFH. Namun penelitian ini juga mengungkapkan bahwa keberfungsian sosial ibu tunggal dapat berjalan dengan baik walaupun terjadi peningkatan kebutuhan dan tanggungjawab peran, karena para informan masih mampu memenuhi keduanya. Penelitian inipun mengungkapkan bahwa permasalahan yang dihadapi para informan di masa pandemi yakni jenuh bekerja, masalah peningkatan beban pekerjaan, dan kekhawatiran beraktivitas di luar rumah. Menghadapi permasalahan tersebut, para informan ibu tunggal bekerja ini melakukan lima mekanisme koping/coping mechanism dalam 3 kategori. Tiga mekanisme dalam kategori pertama, problem-focused coping yaitu dengan mengatur keuangan, tidak keluar rumah apabila tidak ada hal mendesak, dan melakukan hobi untuk menyegarkan pikiran. Satu mekanisme dalam kategori kedua, emotion-focused coping yakni meminta dukungan dari teman dan keluarga. Satu bentuk mekanisme dalam kategori ketiga avoidance-focused coping, yakni bersantai menunda tanggung jawab dengan menonton acara dan mendengarkan musik.

This research underpinned by importance of the social functioning of working single mothers from the aspect of meeting their daily needs and in carrying out their roles. In an effort to fulfill these two aspects, single mothers encounter problems. The way to deal with this problem is known as a coping mechanism. This research can see how women in the world of work, can assist related parties in formulating policies related to job requirements and job design for female workers and can assist in the development and career planning of women workers.This research was conducted during the Covid-19 pandemic, namely in February-November 2021 using a descriptive type approach to understand the social functioning of single mothers who work during the Covid-19 pandemic and their coping mechanisms in dealing with problems. Collecting data through nterview using video calls with 17 informants. Informants were divided into 3 groups, first is the main informant, namely single mothers, second is supporting informants - family relations, namely the children of the main informants, and third is supporting informants - work relations, namely co-workers of the main informants. The results showed that the needs of single mothers increased during a pandemic such as food needs, transportation, and household needs. An increase in responsibilities of their roles is also seen as a result of WFH policies. However, in addition to an increase in these 2 aspects, the social functioning of single mothers can run well because they are still able to fulfill both aspects of social functioning. The problems faced during the pandemic are the increase of feeling surfeited because of working, increasing workload because of pandemic and its policy , and worry about doing activities outside the house. In dealing with her problems, single mothers do what is known as a coping mechanism. The method consists of 3 methods, first problem-focused coping, namely managing finances, not leaving the house if there is nothing urgent, and doing hobbies to refresh the mind. Second is emotion-focused coping which asking for support from friends and family. Third, avoidance-focused coping, namely relaxing in order to procrastinate by watching shows and listening to music."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anisah Khairiyyah
"ABSTRAK
Kemiskinan merupakan suatu kondisi yang berkaitan erat dengan stres pengasuhan yang dialami ibu. Dukungan sosial diduga terkait dengan stres pengasuhan yang dirasakan ibu di keluarga miskin. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya hubungan dukungan sosial dengan stres pola asuh yang dialami ibu di keluarga miskin. Partisipan dalam penelitian ini berjumlah 113 orang, dan merupakan ibu dari keluarga miskin dengan anak usia 3-5 tahun. Hasil uji statistik menunjukkan bahwa tidak ada hubungan antara dukungan sosial dengan stres pengasuhan yang dirasakan ibu pada keluarga miskin.

ABSTRACT
Poverty is a condition that is closely related to parenting stress experienced by mothers. Social support is thought to be related to parenting stress felt by mothers in poor families. This study aims to determine whether there is a relationship between social support and parenting stress experienced by mothers in poor families. Participants in this study amounted to 113 people, and are mothers of poor families with children aged 3-5 years. The results of statistical tests show that there is no relationship between social support and parenting stress felt by mothers in poor families."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Joula Timisela
"Dukungan sosial diperlukan perempuan positif HIV untuk menghadapi stigma HIV. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi hubungan antara dukungan sosial dengan stigma HIV pada perempuan positif HIV. Desain penelitian ini yaitu potong lintang analitik. Sampel penelitian berjumlah 106 perempuan positif HIV, berusia 15-60 tahun. Penilaian dukungan sosial menggunakan kuesioner MOS-SS yang telah dimodifikasi, sedangkan penilaian terhadap stigma HIV menggunakan kuesioner Berger Stigma Scale versi bahasa Indonesia.
Hasil analisis menunjukan bahwa terdapat hubungan antara dukungan sosial dengan stigma HIV (p=0,024, α:0,05). Dari kelima bentuk dukungan sosial, ditemukan dukungan instrumental (p =0,043), dukungan informasional (p˂ 0,0001), dukungan integritas sosial (p=0,011) berhubungan dengan stigma HIV. Dukungan emosional (p=0,061) dan dukungan penghargaan (p=0,881) tidak berhubungan dengan stigma HIV. Dukungan informasional merupakan bentuk dukungan sosial yang paling memengaruhi stigma HIV (OR 11,64). Dukungan sosial dapat direkomendasikan sebagai salah satu intervensi untuk mengurangi stigma HIV, dengan prioritas utama pada dukungan informasional.

Social support is needed by HIV-positive women to face the HIV stigma. This study aimed to identify the correlation between the social support and the HIV stigma in HIV-positive women. This research applied a cross sectional analytic design. The sample were 106 HIV-positive women, aged 15-60 years. The social support assessment used a modified MOS-SS questionnaire, while the assessment of the HIV stigma used the Indonesian version of Berger Stigma Scale questionnaire.
The results showed that there was a correlation between the social support and the HIV stigma (p=0,24 α: 0.05). Among five forms of social support, the instrumental support (p=0.043), informational support (p˂ 0.0001), and support for social integrity (p=0.011) were correlated to the HIV stigma. While emotional support (p=0.061) and rewarding support (p=0.881) were not correlated to the HIV stigma. The informational support was the most influencing factor of the HIV stigma (OR 11,64). Giving social support can be recommended as one of the interventions to minimize the HIV stigma, with the informational support as the priority.
"
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2016
T44818
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muthia Dwi Larasati
"Temperamen dan pengasuhan reflektif (Parental Reflective Functioning/PRF) merupakan faktor internal dan eksternal pada anak yang berkontribusi dalam memengaruhi kemampuan regulasi emosi anak. Namun belum diketahui faktor mana yang memberikan kontribusi lebih besar dalam memengaruhi regulasi emosi. Penelitian ini bertujuan untuk menemukan faktor mana di antara temperamen anak dan parental reflective functioning (PRF) ibu, beserta dimensi-dimensinya, yang memberikan kontribusi terbesar dalam memengaruhi regulasi emosi pada anak dengan Autism Spectrum Disorder (ASD), berdasarkan perspektif ibu. Desain penelitian non-experimental dan pendekatan kuantitatif digunakan dalam penelitian ini dengan total partisipan penelitian berjumlah 76 orang yang merupakan ibu yang memiliki anak dengan ASD. Alat ukur yang digunakan adalah Emotion Regulation Checklist (ERC) untuk mengkur regulasi emosi, Child Behavior Questionnaire (CBQ) untuk mengukur temperamen, dan Parental Reflective Functioning Questionnaire (PRFQ) untuk mengukur PRF. Teknik olah data statistik yang digunakan adalah hierarchical multiple regression - stepwise method. Penelitian ini menghasilkan temuan bahwa dua dimensi dari temperamen, yaitu effortful control dan negative affect, serta dua dimensi dari PRF, yaitu certainty of mental states dan interest and curiosity memberikan kontribusi secara signifikan dalam memengaruhi regulasi emosi, dengan dimensi yang memiliki kontribusi tertinggi adalah dimensi effortful control. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa faktor yang paling berkontribusi dalam memengaruhi regulasi emosi pada anak dengan ASD adalah faktor effortful control yang merupakan bagian dari temperamen.

Temperament and reflective parenting (Parental Reflective Functioning/PRF) are contributing internal and external factors that influences child's emotion regulation. However, which factor that give larger contribution is remain unknown. This study aims to see which factor between temperament and mother's PRF, along with dimensions respectively, give larger contribution on influencing emotion regulation among children with Autism Spectrum Disorder (ASD), based on mothers perspective. Using non-experimental and quantitative design, with total 76 mothers who has children with ASD age 6-12 as participant, given three parent-report instruments, which are Emotion Regulation Checklist (ERC) to measure child's emotion regulation, Child Behavior Questionnaire (CBQ) to measure child's temperament, and Parental Reflective Functioning Questionnaire (PRFQ) to measure mother's PRF. Hierarchical multiple regression - stepwise method was used in this study. Result showed that two of three dimensions of temperament which are effortful control and negative affect, also two of three dimensions of PRF which are certainty of mental states and interest and curiosity significantly contribute in influencing emotion regulation among ASD children, with effortful control as the largest contributor. Thus, it can be concluded that the most contributing factor in influencing emotion regulation among ASD children is effortful control as part/dimension of temperament."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2019
T51715
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>