ABSTRAK
Kualitas sumber daya manusia di suatu negara dapat dilihat dari derajat kesehatan masyarakatnya. Hal ini meliputi kesehatan tubuh secara menyeluruh ataupun kesehatan gigi dan mulut secara khusus. Kesadaran akan pentingnya menjaga kesehatan gigi dan mulut di negara berkembang termasuk Indonesia tergolong masih sangat rendah. Masalah terbesar yang dihadapi penduduk Indonesia seperti juga di negara-negara berkembang lainnya dibidang kesehatan gigi dan mulut adalah karies gigi.Salah satu tujuan oral health2020 yang telah disepakati World Health Organization (WHO), Federation Dentaire Internationale(FDI) dan International Association for Dental Research(IADR) untuk penyakit gigi di Indonesia adalah mengurangi komponendecaypada usia 12 tahun. Namun, pada survey nasional Riskesdas tahun 2007 sampai dengan tahun 2018 jumlah penderita karies terus mengalami peningkatan, oleh karena itu pada penelitian kali ini difokuskan untuk melihat hubungan antara konsumsi kariogenik dan menyikat gigi terhadap pengalaman karies gigi tetap pada kelompok usia 12 tahun karena pada usia ini hampir seluruh gigi tetap telah erupsi, kecuali gigi geraham dua dan tiga. Metode:Penelitian cross-sectional pada 540 anak berusia 12 tahun melalui pemeriksaan klinis dan wawancara yang didapatkan dari data Riskesdas 2018. Hasil: Prevalensi karies gigi untuk anak usia 12 tahun adalah 65,1%. Karies memiliki perbedaan bermakna yang siginfikan (p<0,05) dengan self reported of oral health, sosial ekonomi, dan domisili. Namun, tidak memiliki perbedaan bermakna secara signifikan (p>0,05) dengan konsumsi makanan kariogenik dan menyikat gigi. Kesimpulan:tidak ada hubungan antara anak yang memiliki kebiasaan mengkonsumsi makanan kariogenik dan memiliki frekuensi menyikat gigi yang baik dengan jumlah karies gigi.
ABSTRACT