Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 168454 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Cathleen Vania Karyadi
"Fleksibilitas kognitif merupakan kemampuan untuk mengalihkan set kognitif untuk beradaptasi terhadap stimulus lingkungan yang berubah. Penting bagi mahasiswa untuk memiliki fleksibilitas kognitif dalam menghadapi perkuliahan dan segala perubahan. Tujuan penelitian ini untuk melihat seberapa besar peran extraversion, openness to experience dan kemampuan metakognisi terhadap fleksibilitas kognitif pada mahasiswa program sarjana (S1). Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif menggunakan alat ukur Cognitive Flexibility Inventory (CFI), Metacognitive Skills Scale (MSS), dan IPIP-BFM-25 untuk mengukur variabel. Penelitian ini dilakukan pada 249 mahasiswa program sarjana di Indonesia (83 laki-laki dan 166 perempuan) berusia 18––25 tahun (M=21, SD=1,4). Hasil penelitian dengan analisis regresi linear berganda adalah extraversion, openness to experience dan kemampuan metakognitif secara simultan dan signifikan berkontribusi secara positif terhadap fleksibilitas kognitif pada mahasiswa program sarjana, Extraversion tidak berkontribusi secara signifikan terhadap fleksibilitas kognitif mahasiswa sedangkan kemampuan metakognitif memiliki peranan yang paling besar dalam memprediksi terjadinya fleksibilitas kognitif. Untuk penelitian selanjutnya diharapkan untuk memperhatikan proporsi demografi partisipan supaya lebih seimbang.

Cognitive flexibility is defined as the ability to adapt in changing environmental stimulus by switching cognitive sets. For college students, cognitive flexibility would be important to deal with academics in college studies as well as other changes. The purpose of this study is to see how significant are the roles of extraversion, openness to experience, and metacognitive skills towards the cognitive flexibility of undergraduate college students. The study used quantitative approach with Cognitive Flexibility Inventory (CFI), Metacognitive Skills Scale (MSS), and IPIP-BFM-25 to measure the variables. The study was conducted to a group of 249 undergraduate college students in Indonesia (83 males and 166 females) between the ages of 18––25 years old (M=21, SD=1,4). The result of the multiple linear regression had showed that when extraversion, openness to experience, and metacognitive skills are simultaneously regressed, it significantly gives positive contributions towards cognitive flexibility of undergraduate students. However, extraversion by itself did not prove to contribute significantly towards cognitive flexibility of undergraduate college students and on the other hand, metacognitive skills the biggest role in predicting cognitive flexibility among all variables. For the future research, it is recommended to pay attention on the demographic proportion on the participants in order for the research participants to be more balance."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sekar Ramadhan Fitriani
"Abstrak Berbahasa Indonesia/Berbahasa Lain (Selain Bahasa Inggris):
Kegagalan kognitif merupakan suatu fenomena yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari pada manusia. Kegagalan kognitif merupakan istilah yang mengacu pada segala jenis lapse secara kognitif. Pada mahasiswa, contoh dari fenomena ini adalah salah melihat jadwal kelas, lupa mengumpulkan tugas, dan salah memasuki ruang kelas. Kegagalan kognitif dapat menyebabkan berbagai dampak negatif dalam kehidupan, seperti nilai dan performa akademik yang menurun. Pada mahasiswa, kegagalan kognitif seringkali terjadi karena individu kerap kali terpapar pada situasi yang stressful karena beban akademik dan tahap perkembangan yang dilalui. Penelitian ini bertujuan untuk melihat peran conscientiousness dan kemampuan metakognisi dalam memprediksi kegagalan kognitif pada mahasiswa program sarjana. Partisipan penelitian ini adalah 249 mahasiswa program sarjana berusia 18-25 tahun yang berkuliah di Indonesia. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa conscientiousness dan kemampuan metakognisi secara simultan memiliki kontribusi terhadap kegagalan kognitif sebesar 9,8% (F(2, 246) = 13,399, p < .001, R2 = .098). Ditemukan pula bahwa kemampuan metakognisi memiliki kontribusi yang negatif dan signifikan terhadap kegagalan kognitif (B = -.313, SE = .086, p < .001) dan conscientiousness tidak memiliki kontribusi yang signifikan terhadap kegagalan kognitif. Temuan ini dapat bermanfaat untuk memperkaya literatur terkait kegagalan kognitif, conscientiousness, dan kemampuan metakognisi. Melalui penelitian ini, diharapkan individu dapat meningkat awareness terkait kegagalan kognitif beserta penyebab dan hal yang dapat mengurangi, seperti kemampuan metakognisi, agar dampak buruk dari kegagalan kognitif dapat diminimalisir. Penelitian lebih lanjut diperlukan untuk membuat temuan penelitian yang lebih representatif.

Cognitive failure is a phenomenon that occurs in everyday life in humans. Cognitive failure is a term that related to all type of cognitive lapses. For students, examples of this phenomenon are looking at the class schedule incorrectly, forgetting to submit assignments, and entering the wrong classroom. Cognitive failure can cause various negative impacts in life, such as decline in academic grades and academic performance. In college students, cognitive failure often occurs because individuals are often exposed to stressful situations due to the academic load and developmental stages they go through. This study aims to look at the role of conscientiousness and metacognition ability in predicting cognitive failure in undergraduate students. The participants in this study were 249 undergraduate students aged 18-25 years studying in Indonesia. The results of this study indicate that conscientiousness and metacognition simultaneously have a significant contribution on cognitive failure by 9.8% (F(2, 246) = 13.399, p <.001, R2 = .098). It was also found that metacognitive ability had a negative and significant contribution on cognitive failure (B = -.313, SE = .086, p < .001) and conscientiousness did not have a significant contribution on cognitive failure. These findings can be useful to enrich the literature related to cognitive failure, conscientiousness, and metacognitive abilities. Through this research, it is hoped that individuals can increase awareness regarding cognitive failure and its causes and things that can reduce it, such as metacognition abilities, so that the negative effects of cognitive failure can be minimized. More research is needed to make the research findings more representative."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jihan Refkia
"Struktur keluarga ditemukan memiliki dampak terhadap outcome pendidikan anak. Penelitian menunjukkan bahwa anak yang tinggal dengan orang tua tidak kandung memiliki kemampuan kognitif yang rendah. Dengan menggunakan data IFLS 5, penelitian ini menginvestigasi apakah terdapat perbedaan yang signifikan pada kemampuan kognitif anak yang tinggal dengan kedua orang tua kandung dan anak yang tinggal dengan orang tua tidak kandung, yaitu orang tua sambung dan orang tua angkat. Hasil penelitian ini menunjukkan adanya perbedaan yang signifikan diantara skor kognitif anak yang tinggal dengan orang tua sambung dan anak yang tinggal dengan kedua orang tua kandung. Rendahnya kualitas hubungan diantara anak dan orang tua dan pengeluaran rumah tangga per kapita berpotensi menjadi penyebabnya. Penelitian ini turut menunjukkan adanya pengaruh dari karakteristik anak, orang tua dan rumah tangga dalam mempengaruhi kemampuan kognitif anak.

Family structure was found to have an impact on children's educational outcomes. Research shows that children who live with non-biological parents have lower cognitive abilities. Using data from IFLS 5, this study investigates whether there are significant differences in the cognitive abilities of children who live with both biological parents and children who live with non-biological parents, i.e. stepparents and adoptive parents. The results of this study indicate there is a significant difference between the cognitive scores of children who live with stepparents and children live with both biological parents. The low quality of the relationship between children and parents and per capita household expenditure have the potential to be the cause. This study also shows the influence of the characteristics of children, parents and households in influencing children's cognitive abilities."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tri Setyaningsih
"Penelitian ini bertujuan untuk menguraikan tentang pengaruh Cognitif Behavior Therapy (CBT) terhadap perubahan harga diri klien Gagal Ginjal Kronik (GGK) di unit hemodialisa RS H Jakarta. Penelitian dilakukan menggunakan pendekatan kuantitatif, dengan metode quasi eksperimen pre-post test without control group. Penelitian dilakukan terhadap 27 responden (klien GGK) yang sedang menjalani hemodialisis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat perubahan harga diri baik dari aspek kognitif maupun perilaku yang signifikan sesudah dilakukan intervensi CBT (p= 0,000; α= 0,05). Rekomendasi hasil penelitian CBT dijadikan salah satu terapi spesialis bagi klien GGK di unit hemodialisa pada khususnya dan klien yang mengalami gangguan psikososial pada umumnya.

The aims of this study is to describe the effects of cognitive Behavior Therapy (CBT) to changes in self-esteem of patients with Chronic Kidney Disease (CKD) in hemodialysis units H Hospital Jakarta. The study was conducted using a quantitative approach, with the method quasi experimental pre-post test without control group. The study was conducted on 27 respondents (CKD patients) who are undergoing hemodialysis. The results showed that there were changes in self-esteem in terms of both cognitive and behavioral intervention that significantly after CBT (p= 0,000; α= 0,05). Recommended studies of CBT is can be as one specialist treatments for patients CKD in Haemodialysis Unit particularly and in patients with psychosocial disturbances in generally."
Akademi Keperawatan Husada; Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2011
610 JKI 14:3 (2011)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Dewi Rochani
"Adanya inequality of opportunity dan persistensi antargenerasi, menjadi ketertarikan bagi peneliti untuk meneliti mobilitas intergenerational dalam pendapatan maupun pendidikan. Namun belum banyak yang meneliti intergenerational pada kemampuan kognitif. Penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan antara kemampuan kognitif anak dengan kemampuan kognitif orangtua, dengan variabel karkteristik rumah tangga sebagai variabel kontrol. Dengan menggunakan data IFLS5, hasil penelitian menunjukkan terdapat intergenerational kemampuan kognitif antara anak dengan orangtua. Faktor yang menunjukkan hubungan yang kuat yaitu pendidikan dan nutrisi. Sementara hubungan interaksi antara kedua orangtua dan anak, serta adanya perbedaan pandangan anak terhadap role model orangtua, penelitian ini menemukan bahwa kemampuan kognitif anak perempuan berhubungan dengan kemampuan kognitif ayah, sementara kemampuan kognitif anak laki-laki berhubungan dengan kemampuan kognitif ibu.

The existence of intergenerational transmission of inequality and its persistence became an interest for many researchers with abundant research in terms of intergenerational mobility in income and education. But not many have examined intergenerational cognitive abilities. This study aims to see the association between cognitive ability of children with parental cognitive abilities, controlling for household background. Using the IFLS5 data, it shows there is an intergenerational cognitive between the child and the parents. Where factors indicate a strong relationship is education and nutrition. Meanwhile the interaction relationship between both parents and children, as well as differences on the role model of their parents, this study found that cognitive of daughters are associated with father 39 s cognitive abilities, while cognitive ability of son is associated with mother rsquo's cognitive ability.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2018
T49850
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Wahyudin
"Sudah 15 tahun Indonesia mengalami stagnasi pertumbuhan di tingkat pendapatan menengah. Untuk menghindari middle income trap Indonesia diharuskan mengubah basis pertumbuhan ke arah produktivitas dimana pengetahuan menjadi sangat penting. Studi ini berupaya menganalisis pengaruh kemampuan kognitif terhadap keputusan berpartisipasi di pendidikan tinggi. Dengan model binomial logit menggunakan data IFLS, ditemukan adanya hubungan positif antara kemampuan kognitif dan keputusan partisipasi ke pendidikan tinggi.

Sudah 15 tahun Indonesia mengalami stagnasi pertumbuhan di tingkat pendapatan menengah. Untuk menghindari middle income trap Indonesia diharuskan mengubah basis pertumbuhan ke arah produktivitas dimana pengetahuan menjadi sangat penting. Studi ini berupaya menganalisis pengaruh kemampuan kognitif terhadap keputusan berpartisipasi di pendidikan tinggi. Dengan model binomial logit menggunakan data IFLS, ditemukan adanya hubungan positif antara kemampuan kognitif dan keputusan partisipasi ke pendidikan tinggi."
Depok: FAkultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nathaniel Aditya
"Pendahuluan: Pada tahun 2050, jumlah populasi lansia yang berusia lebih dari 65 tahun diperkirakan akan mencapai 1,5 milyar. Untuk mengatasi hal ini, dibutuhkan pergeseran paradigma dari proses penuaan kronologis menjadi proses penuaan biologis. Proses penuaan (aging) merupakan sebuah proses multifaktorial yang memiliki kaitan erat dengan stres oksidatif, sebuah fenomena yang lajunya dapat diketahui melalui kadar senyawa metabolit sekundernya, malondialdehid (MDA).
Tujuan: Studi ini meneliti efek dari tanaman obat yang sering digunakan sebagai agen antiinflamasi, Centella asiatica (CA), terhadap kadar MDA pada otak tikus Sprague-Dawley tua dan kemampuan kognitifnya.
Metode: Tikus jantan tua dibagi ke dalam 3 kelompok: Kontrol Negatif, Kontrol Positif (vitamin E 6 IU), dan CA 300 (ekstrak etanol daun CA 300 mg/kg), ditambah 1 kelompok Kontrol Pembanding tikus jantan muda yang diberi perlakuan selama 28 hari. Setiap minggunya, dilakukan uji memori jangka panjang menggunakan metode Y-maze untuk menilai fungsi kognitif tikus. Pada hari terakhir, organ otak dari setiap tikus diambil dan kadar MDA-nya diteliti.
Hasil: Pada kelompok CA 300, ditemukan kadar MDA otak yang relatif lebih rendah dibandingkan Kontrol Negatif, meskipun tidak signifikan (P = 0,5683). Pada uji memori jangka panjang Y-maze, meskipun secara statistik tidak bermakna, penurunan kemampuan kognitif pada kelompok CA 300 tidak sebesar penurunan pada Kontrol Negatif (nilai P kedua kelompok sama; P = 0,5).
Kesimpulan: Pemberian ekstrak etanol CA tidak memiliki pengaruh terhadap kadar MDA otak dan kemampuan kognitif pada tikus Sprague-Dawley jantan yang sedang mengalami proses penuaan.

Introduction: It is estimated that in 2050, the number of elderly aged >65 years will reach 1.5 billion. To overcome this issue, a shift of paradigm, from chronological aging to biological aging, is urgently needed. Aging is a multifactorial process related to oxidative stress, a process in which its rate can be identified from its secondary metabolite level, malondialdehyde (MDA).
Objective: This research studied the effect of a medicinal plant known for its anti-inflammatory properties, Centella asiatica (CA), on the level of brain MDA and cognitive abilities in aged Sprague-Dawley rats.
Methods: The aged male rats were divided into three groups: Negative Control, Positive Control (vitamin E 6 IU), and CA 300 (CA leaves ethanolic extract 300 mg/kg), with one additional Comparison Group consisted of untreated young rats which were given corresponding treatments throughout 28 days. Each week, a Y-maze test assessing the long-term memory of each rats was conducted. In the last day, all rats brains were collected, and their MDA levels were measured.
Results: Compared to the Negative Control, a lower MDA level was found on the brains of the CA 300 group, although statistically not significant (P = 0.5683). In the Y-maze test, a relatively lower decline in cognitive abilities was seen in CA 300 group when compared to Negative Control, even if it was insignificant (same P value on both groups; P = 0.5).
Conclusions: CA ethanolic extract has no influence on both the brain MDA concentration and the cognitive abilities of aging Sprague-Dawley rats.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lumban Tobing, Jocelyn Odelia
"Kegagalan kognitif adalah kegagalan individu dalam mengerjakan tugas yang biasanya secara sukses dapat dilakukan oleh individu. Kegagalan kognitif merupakan hal yang dapat terjadi dalam kehidupan sehari-hari mahasiswa, sebagai contoh melupakan suatu jadwal janji bertemu dengan teman dan dosen. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk melihat besaran peran kemampuan metakognisi dan neuroticism terhadap kegagalan kognitif pada mahasiswa program sarjana (S1). Penelitian ini merupakan penelitian noneksperimental dengan pendekatan kuantitatif. Alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini adalah Cognitive Failures Questionnaire (CFQ), Metacognitive Skills Scale (MSS), dan IPIP-BFM-25. Penelitian ini dilakukan kepada 249 sampel mahasiswa program sarjana di Indonesia (83 laki-laki dan 166 perempuan) dengan rentang usia 18––25 tahun. Hasil penelitian dengan analisis regresi linear berganda menunjukkan bahwa kemampuan metakognisi dan neuroticism secara simultan dan signifikan berperan terhadap kegagalan kognitif pada mahasiswa program sarjana, (F(2, 246) = 41.778, p < 0.001, R² = 0.254). Neuroticism (β = 0.419, p < 0.001) memiliki peranan yang lebih besar dalam memprediksi terjadinya kegagalan kognitif dibandingkan dengan kemampuan metakognisi (β = -0.202, p < 0.001). Penelitian ini diharapkan dapat berkontribusi dalam menanggulangi masalah kegagalan kognitif yang dialami oleh mahasiswa

Cognitive failure is an individual's failure to complete a task that normally executed successfully. Cognitive failure occurs in undergraduate students' daily lives, such as forgetting an appointment with supervisor or friend. The objective of this study is to look at the role of metacognitive skills and neuroticism towards cognitive failures among undergraduate students. This research is a non-experimental research with a quantitative approach. The measuring tools used in this study were the Cognitive Failures Questionnaire (CFQ), Metacognitive Skills Scale (MSS), and IPIP-BFM-25. This research was conducted on a sample of 249 undergraduate students in Indonesia (83 males and 166 females) with an age range of 18––25 years. The study was analyzed using multiple linear regression analysis and showed that metacognitive skills and neuroticism simultaneously and significantly contributed to cognitive failures in undergraduate students, (F(2, 246) = 41.778, p < 0.001, R² = 0.254). Neuroticism (β = 0.419, p < 0.001) has a greater role in predicting cognitive failures than metacognitive skills (β = -0.202, p < 0.001). This research is expected to contribute to overcoming the problem of cognitive failures experienced by undergraduate students."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"[Penelitian ini membahas kemampuan anak usia 7—9 tahun dalam memahami dan
menceritakan kembali narasi. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan
kemampuan mereka dalam memahami dan menceritakan kembali narasi melalui
tulisan. Partisipan dalam penelitian ini berjumlah 30 anak yang terdiri atas 19
anak perempuan dan 11 anak laki-laki. Mereka dibagi ke dalam tiga kelompok
usia, yakni kelompok usia 7 tahun, kelompok usia 8 tahun, dan kelompok usia 9
tahun. Dalam penelitian ini, anak-anak diminta mendengarkan sebuah cerita—
yang terdiri atas satu tokoh utama dan dua tokoh bawahan, serta latar dan lima
peristiwa—yang dibacakan oleh penulis, dan kemudian diminta pula untuk
menuliskannya kembali. Unsur-unsur dalam tulisan merekalah yang kemudian
dianalisis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa semakin tua usia anak, semakin
mampu pula mereka untuk menyebutkan tokoh, latar, dan peristiwa, serta
mengurutkan peristiwa., This study examines 7—9 years old children’s ability to understand and retell
narrative. The purpose of this study is to describe their ability in understanding
and retelling narrative which is examined from their writing. Thirty children, 19
girls and 11 boys participate in this study. They are sorted into three age groups,
namely, seven-year-old group, eight-year-old group, and nine-year-old group. In
this study, children have to listen a story—consisting of one main character and
two supporting ones with a setting and five events—read by the researcher, and to
write it down afterward. The elements of children’s written story are analyzed. It
is found that the older the children, the more competent they are to mention the
characters, settings, events and sequences of events.]"
Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2014
S57986
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Annisa Candrarini Budiarto
"Dalam kehidupan akademis sehari-hari, tidak jarang mahasiswa melakukan kesalahan yang pada situasi biasanya tidak akan terjadi. Sebagai contoh, mahasiswa lupa untuk melampirkan berkas tugas saat hendak mengumpulkan tugas. Kejadian semacam ini dapat terjadi karena adanya kegagalan kognitif. Kegagalan kognitif merupakan kesalahan yang terjadi pada tugas yang biasanya dapat dilakukan tanpa kendala. Penelitian ini ingin melihat peran kemampuan metakognitif dan fleksibilitas kognitif terhadap kegagalan kognitif pada mahasiswa program sarjana di Indonesia. Partisipan penelitian ini sebanyak 249 mahasiswa program sarjana di Indonesia dengan usia dari rentang 18—25 tahun. Kegagalan kognitif diukur dengan alat ukur Cognitive Failures Questionnaire (CFQ) (Broadbent et al., 1982). Kemampuan metakognitif diukur dengan Metacoginitive Skills Scale (MSS) (Alt?ndag? dan Senemog?lu, 2013) dan fleksibilitas kognitif diukur dengan The Cognitive Flexibility Inventory (CFI) (Dennis & Vander Wal, 2010). Data penelitian dianalisis menggunakan teknik statistik multiple regression atau regresi linier berganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kemampuan metakognitif dan fleksibilitias kognitif secara simultan berperan signifikan terhadap kegagalan kognitif pada mahasiswa (F(2, 246) = 32.435, p < 0.001, R2 = .209). Kemampuan metakognitif (? = -0.385, p < 0.001) lebih berpengaruh terhadap kegagalan kognitif dibandingkan dengan fleksibilitas kognitif (? = 0.362, p < 0.001).

In everyday academic life, it is not uncommon for students to make mistakes that normally would not occur. For example, students forget to attach file assignments when they want to submit the assignments. This kind of incident can occur due to cognitive failure. Cognitive failures are errors that occur in tasks that could normally be performed without constraint. This research wants to see the role of metacognitive skills and cognitive flexibility on cognitive failure in undergraduate students in Indonesia. The participants of this study were 249 undergraduate students in Indonesia with ages ranging from 18--25 years. Cognitive failure was measured using the Cognitive Failures Questionnaire (CFQ) (Broadbent et al., 1982). Metacognitive abilities were measured with the Metacognitive Skills Scale (MSS) (Alt?nda? & Senemo?lu, 2013) and cognitive flexibility were measured with The Cognitive Flexibility Inventory (CFI) (Dennis & Vander Wal, 2010). Research data were analyzed using multiple regression statistical techniques. The results showed that metacognitive skills and cognitive flexibility simultaneously and significantly contributed to cognitive failure in undergraduate students (F(2, 246) = 32.435, p <0.001, R2 = .209). Metacognitive skills (? = -0.385, p < 0.001) has a greater role in predicting cognitive failure than cognitive flexibility (? = 0.362, p < 0.001).
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>