Ditemukan 53974 dokumen yang sesuai dengan query
Shafitri Diniyah Andrayani
"Penelitian ini membahas mengenai dua hal, yang pertama adalah penggambaran konsep utilitarianisme yang mendasari tindakan tokoh protagonis, Uzumaki Naruto, dan tokoh antagonis, Uchiha Itachi dalam anime Naruto: Shipp?den (2007). Selain itu, penulis juga membahas mengenai respons penonton mengenai penggambaran konsep tersebut dalam anime Naruto: Shippuden. Analisis dilakukan dengan menggunakan konsep utilitarianisme tindakan yang dijelaskan oleh Ben Eggleston (2014), yaitu sebuah konsep yang memandang bahwa suatu tindakan dianggap benar jika tindakan tersebut menghasilkan kesejahteraan maksimal dibandingkan tindakan lain yang dapat dilakukan dalam situasi tersebut. Metode yang penulis gunakan untuk menganalisis data yaitu analisis teks dan metode sinematografi sebagai metode pendukung. Analisis yang dilakukan meliputi plot, penokohan, dan dialog dari tokoh yang diteliti serta adegan visual tindakan yang dilakukan, khususnya pada sorotan kamera, bidikan kamera, warna, dan pencahayaan dari adegan yang dianalisis. Berdasarkan analisis yang dilakukan, peneliti menemukan adanya konsep utilitarianisme tindakan yang mendasari tindakan tokoh Uzumaki Naruto dan Uchiha Itachi dalam anime Naruto: Shipp?den. Tindakan yang dilakukan oleh kedua tokoh ditunjukkan dengan penggambaran yang bertolak belakang, namun tetap dalam ranah konsep utilitarianisme. Sebagai kesimpulan, penulis berargumen bahwa konsep utilitarianisme yang mendasari tindakan kedua tokoh dapat berfungsi sebagai referensi terhadap pendidikan moral yang ditawarkan oleh sang pengarang untuk para penonton anime tersebut.
This research discusses two research aspects: firstly, the depiction of the concept of utilitarianism underlying the actions of the protagonist character, Uzumaki Naruto, and the antagonist character, Uchiha Itachi, in the anime Naruto: Shipp?den (2007). The researcher also examines the audience's response to the portrayal of this concept in Naruto: Shippuden. The analysis is conducted using the concept of act utilitarianism, as described by Ben Eggleston (2014), which views an action as morally right if it maximizes overall well-being compared to alternative actions in a given situation. The methods employed to analyze the data include textual analysis and cinematography as a supporting method. The analysis encompasses the plot, characterization, and dialogue of both characters, as well as the visual depiction of their actions, particularly focusing on camera angles, shots, colors, and lighting in the analyzed scenes. Based on the conducted analysis, the researcher discovered the presence of the concept of act utilitarianism underlying the actions of both Uzumaki Naruto and Uchiha Itachi in the anime Naruto: Shipp?den. The actions of both characters are portrayed in contrasting manners, yet still within the realm of the utilitarianism concept. In conclusion, the researcher deduces that the concept of utilitarianism underlying the actions of both characters can serve as a reference for the moral education offered by the creator to the viewers of the anime."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2023
TA-pdf
UI - Tugas Akhir Universitas Indonesia Library
Dyah Ayu Maharlikha
"Skripsi ini membahas bagaimana anime Sen to Chihiro no Kamikakushi mengglobal melalui aspek ideoscapes dan mediascapes. Pembahasan ini menggunakan konsep globalisasi yang dikemukakan oleh Arjun Appadurai. Penelitian ini difokuskan kepada anime Sen to Chihiro no Kamikakushi serta menggunakan metode kualitatif dengan teknik deskripsi analisis. Faktor utama dari mengglobalnya anime ini dan menjadi daya tarik bagi bagi penonton adalah karena adanya aspek mediascapes dan ideoscapes di dalam anime Sen to Chihiro no Kamikakushi. Tujuan penelitian ini adalah untuk menjabarkan aspek ideoscapes dan mediascapes dalam teori globalisasi Appadurai yang ada dalam anime Sen to Chihiro yang membuatnya mengglobal.
This thesis is made to examine how anime Chihiro no Kamikakushi globalized through ideoscapes and mediascapes aspect.This study utilize globalization concept presented by Arjun Appadurai. This research is mainly focused to Anime Sen to Chihiro no Kamikakushi as well as qualitative method with analytical description technique. The main factor of why this anime is globalized and has became the main attraction for many viewer is the presence of mediascapes and ideoscapes aspect in this Anime.The main purpose of this research is to elaborate edioscapes and mediascapes aspect in appadurai globalization theory found in this anime which make this anime globalized."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2011
S13947
UI - Skripsi Open Universitas Indonesia Library
Hanni Thenadiputto
"Penelitian ini berfokus pada dialek Kansai dalam anime Gokushufudo episode 1 dan 2 karya Kousuke Oono. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menjelaskan dialek Kansai yang muncul pada anime Gokushufudo. Penulis menganalisis dialek Kansai tersebut dengan teori dialektologi untuk mempelajari variasi bahasa berdasarkan kelompok sosial tertentu.
Penulis menyajikan data berupa ujaran dalam dialek Kansai. Data tersebut dikelompokkan berdasarkan bentuknya dan dianalisis berdasarkan konteks dan dipadankan ke dalam bahasa Jepang standar untuk memudahkan analisis. Dari hasil analisis dapat diketahui bahwa terdapat 28 jenis dialek Kansai yang digunakan dalam anime Gokushufudo episode 1 dan 2 dan seluruh dialek Kansai tersebut diujarkan oleh karakter yakuza. Sehingga dapat disimpulkan bahwa dialek Kansai di dalam anime Gokushufudo merupakan dialek sosial karena digunakan oleh sekelompok yakuza yang cenderung menggunakan dialek Kansai dalam percakapan sehari-hari.
This study focuses on the Kansai dialect in the anime Gokushufudo episodes 1 and 2 by Kousuke Oono. The purpose of this study is to explain the Kansai dialect that appears in the anime Gokushufudo. The researcher analyzes the Kansai dialect with dialectology to study language variations based on certain social groups.Researcher presents the data in the form of sentences in Kansai dialect. The data is grouped by form and analyzed by context and translated into standard Japanese for easy analysis. From the results of the analysis, it can be seen that there are 28 types of Kansai dialects used in the anime Gokushufudo episodes 1 and 2 and all of the Kansai dialects are spoken by yakuza characters. So it can be concluded that the Kansai dialect in the anime Gokushufudo is a social dialect because it is used by a group of yakuza that tend to use the Kansai dialect in daily conversation."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2022
TA-pdf
UI - Tugas Akhir Universitas Indonesia Library
Adhi Jansen Paul L.
"Anime (film kartun Jepang) tidak hanya menampilkan karakter/tokoh yang berbicara dengan menggunakan bahasa Jepang standar (Hyoujungo), tetapi juga karakter/tokoh yang menggunakan dialek dari daerah-daerah di Jepang. Salah satu dialek yang digunakan tersebut adalah dialek Osaka. Penelitian ini bertujuan untuk untuk menyelidiki stereotip apa saja yang tampak pada karakter-karakter berdialek Osaka dalam anime dan untuk mengetahui apakah orang Jepang juga setuju dengan stereotip tersebut. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode induktif berdasarkan Vredenbergt, yaitu cara dan proses penelitian yang dilakukan berdasarkan nilai-nilai induksi. Induksi adalah penarikan suatu kesimpulan secara umum berdasarkan sejumlah data-data yang bersifat khusus. Selain itu juga penelitian ini menggunakan pendapat Kinsui Satoshi mengenai stereotip karakter berdialek Osaka dan Teori DC Palter dan Kaoru Horiuchi yang mendefinisikan dialek Osaka dan perbedaannya dengan dialek Kansai lainnya. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa karakter berdialek Osaka memiliki bermacam-macam imej stereotip dan orang Jepang, termasuk orang Osaka sendiri, juga menyadari stereotip tersebut. Diketahui juga bahwa tanpa melihat langsung acara anime, orang Jepang sudah memiliki imej stereotip ketika menyadari pemunculan karakter berdialek Osaka dalam acara tersebut. Imej stereotip karakter berdialek Osaka ternyata bertolak belakang dengan karakter yang menggunakan bahasa Jepang standar (Hyoujungo)."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2008
S14039
UI - Skripsi Open Universitas Indonesia Library
Hutabarat, Nadia Carolina
"Informasi merupakan salah satu hal yang turut mempengaruhi kehidupan manusia. Pentingnya informasi bagi kehidupan manusia, mendorong media untuk memberitakan informasi yang akurat. Akan tetapi aktivitas pemberitaan ini tidak selalu bebas dari masalah. Persoalan etika turut masuk di dalamnya dalam menentukan mana tindakan yang benar dan yang salah. Jurnalisme yang baik umumnya dikaitkan dengan nilai kebenaran, objektivitas, dan juga autentisitas. Bukan hanya itu saja, hal yang sering dijadikan perbincangan dalam dunia jurnalisme adalah mengenai tanggung jawab dan problem privasi. Dalam hal ini, Utilitarianisme John Stuart Mill mampu bekerja dan ia merupakan jawaban atas dilema etis yang terjadi dalam media.
Information is one of the things that effect human life. The importance of information for human life, enforce media to report accurate informations. However, this activity of reporting does not always free from problems. Ethics involved in deciding the right or wrong action. Ethical journalism in general usually associated with the value of truth, objectivity, and also authenticity. Moreover, other things that usually be discussed is media and journalist?s responsibility, and the problem of privacy. In this case, John Stuart Mill?s Utilitarianism affords to work and it is the answer for ethical dilemma occurring in the media."
Depok: Universitas Indonesia, 2015
S59457
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Faris Naufal Abdul Majid
"Furusato Nozei merupakan sebuah program kebijakan pajak berbasis donasi untuk mengatasi masalah penurunan pendapatan daerah di wilayah rural Jepang. Program ini memberikan insentif berupa pengurangan beban pajak serta hadiah berbentuk barang yang dinamakan dengan
return gift kepada para kontributornya. Dalam penelitian ini dibahas konsep utilitarianisme tindakan yang mendasari motivasi para kontributor dalam melakukan donasi. Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori utilitarianisme menurut Ben Eggleston yang berfokus pada konsep utilitarianisme tindakan. Analisis dilakukan dengan memaparkan data jumlah kontribusi yang diterima program ini serta menganalisa rentetan tindakan yang mungkin dilakukan kontributor beserta konsekuensinya.
Furusato Nozei is a donation-based tax policy program to address the problem of decreasing regional income in rural Japan. This program provides incentives in the form of tax burden reduction and gifts in the form of goods called 'return gift' to its contributors. This research discusses the concept of 'act utilitarianism' that underlies the motivation of contributors in making donations. The theory used in this research is utilitarianism according to Ben Eggleston which focuses on the concept of act utilitarianism. The analysis is carried out by describing data on the number of contributions received by the program and analyzing the possible actions taken by the contributors along with its consequences."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2019
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja Universitas Indonesia Library
Okky Novianto
"
ABSTRAKJurnal ini membahas tentang partisipasi dari fans yang berujung kepada berkembangnya industri anime Seperti yang diketahui fans awalnya sering disebut hanya sebagai seorang konsumen yang pasif namun pada perkembangannya fans sekarang berubah menjadi konsumen yang aktif mereka tidak lagi hanya mengonsumsi produk media saja namun juga ikut turut berperan didalam perkembangan industri anime Mereka sendiri tidak menyadari bahwa apa yang mereka lakukan seperti membuat doujinshi ataupun fansub ternyata dapat membawa dampak yang positif bagi perkembangan industri anime secara global Dalam jurnal ini penulis menggunakan penelitian deskriptif dengan metode kepustakaan didalam menjelaskan hubungan diantara fans dari anime dengan industrinya terutama mengenai budaya partisipasi dari para fans yang ikut berkontribusi didalam perkembangan industri anime
ABSTRACTThis paper will discuss about the participation that fan gives to the development of anime industry As we know in the first fan is just a passive consumer but in nowdays fan has been changed into more active they are not merely consume the media product but now they are also participating in the development of anime industry They didnt realize that what they do like making doujinshi or fansub are making positive impacts globally In this paper the researcher use descriptive research to describe the relation between anime fan with the industry especially about participation culture from fans that contribute to the development of anime industry "
[, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia], 2014
MK-PDF
UI - Makalah dan Kertas Kerja Universitas Indonesia Library
Qalbin Salim Satyadarma
"Herbert Paul Grice (1913 – 1988) adalah seorang filsuf bidang bahasa asal Inggris yang mengemukakan teori prinsip kerjasama (cooperative principle) yang bertujuan untuk mengatur jalannya percakapan. Dengan teorinya, Grice menetapkan 4 aturan yang disebut empat maksim Grice (The Four Gricean Maxims). Dengan menggunakan teori Grice sebagai landasan penelitian, penulis melakukan sebuah penelitian pada anime “Tekken: Bloodline” (??????????), sebuah karya adaptasi dari permainan video berjudul “Tekken 3” (??3). Penelitian ini bertujuan untuk mencari tahu bagaimana pemenuhan dan pelanggaran terhadap prinsip kerjasama Grice diimplementasikan ke dalam plot anime tersebut. Penelitian dilakukan dengan metode kualitatif deskriptif dan dibantu dengan teknik simak catat untuk mengumpulkan data. Penulis menyimpulkan bahwa prinsip kerjasama terimplementasi dalam pengembangan alur cerita anime Tekken: Bloodline”, dengan ditemukannya pemenuhan maksim, pelanggaran yang menyesatkan (violating) dan pelanggaran yang tidak menyesatkan (flouting) yang terkandung pada tuturan tokoh-tokoh dalam anime dan berimplikasi pada keberlangsungan cerita. Maksim yang paling berkontribusi dalam jalannya plot adalah maksim kualitas, maksim kuantitas, dan maksim relasi. Di luar maksim, terdapat juga peran implikatur percakapan yang membantu menyampaikan pesan ke tokoh utama secara tersirat.
Herbert Paul Grice (1913 – 1988) is an english philosopher who excels in the area of linguistics. He proposed the theory widely known as “Cooperative Principle (CP)” with a purpose of making sure that conversation between individuals is done orderly. With the aforementioned theory, Grice established the “Four Gricean Maxims”. Using the Cooperative Principle as the base theory, this paper is a research conducted on the anime “Tekken: Bloodline” (??????????), a 6-episode Original Net Anime (ONA) adaptation of a fighting game “Tekken 3” (??3). This study aims to find out how Grice’s Cooperative Principle implemented in the aforementioned anime. Datas are gathered by taking notes of certain utterances from certain episodes. This paper summarizes that Grice’s Cooperative Principle (CP) is indeed implemented in the dialogues of the anime, and the flouts and violations of the maxims found in the utterances contributed in extending the storyline in some way. In addition to the maxims, speech implicatures also played quite significant role in exposing the mystery element of the story."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2023
TA-pdf
UI - Tugas Akhir Universitas Indonesia Library
Gregory Julian Rangga Dewangga
"Dalam skripsi ini akan dibahas mengenai wacana lingkungan yang ada di dalam karya Miyazaki Hayao, yang berjudul Mononoke Hime.Untuk menunjukkan wacana lingkungan yang ada dalam anime Mononoke Hime maka akan digunakan sebuah metode khusus yang bernama critical discourse analysis. Melalui analisis yang dilakukan oleh peneliti ditemukan bahwa terdapat kemiripan antara pemikiran orang Jepang mengenai alam dengan arcadian discourse yang berkembang di barat. Akan tetapi dalam anime Mononoke Hime wacana yang dibentuk oleh Miyazaki Hayao merupakan hubungan saling menghormati antara manusia dan alam tetapi tanpa melepaskan diri dari komunitasnya masing-masing.
This scientific writing will review environmental discourse which can be found in Miyazaki Hayao's animation, Mononoke Hime.In analyzing the environmental discourse in the anime of Mononoke Hime, the writer uses a special method named critical discourse analysis.The writer finds similarities between Japanese‟s construct towards nature with the ‟Arcadian discourse‟ that is developed in the West. However, the environmental discourse in the anime of Mononoke Hime that is constructed by Miyazaki Hayao is respecting coexistence between human being and nature without deliberating themselves from their communities."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2011
S417
UI - Skripsi Open Universitas Indonesia Library
Khaira Imandiena Bahalwan
"
ABSTRAKTesis ini membahas tentang representasi dari nilai-nilai maskulinitas yang terdapat dalam anime berjudul Shuffle! dalam masyarakat kontemporer Jepang. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan metode deskriptif. Hasil penelitian menyimpulkan bahwa anime Shuffle! sebagai anime yang ditujukan untuk remaja pria, karakter di dalamnya tidak mencerminkan nilai-nilai maskulinitas tradisional secara umum namun lebih cenderung kepada sifat dan karakteristik herbivore men di Jepang
ABSTRACTThe focus of this study is about the representation of masculinity values in a Japanese anime titled Shuffle!, on Japanese contemporary society. This study is a qualitative research with descriptive method. The result of the study concludes that the characters in Shuffle! as anime for young boys don’t represent the general traditional masculinity values but tend to represent the characteristics and values of Japanese herbivore men."
2013
T-Pdf
UI - Tesis Membership Universitas Indonesia Library